Pengontrol Pada
Manajemen Asma Jangka Panjang
Pemeriksaan fisis
• Normal sampai ada tanda obstruksi: ekspirasi memanjang,
mengi, hiperinflasi
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis asma • Dasar: foto toraks normal/hiperinflasi
• APE: menurun, dengan pemberian bronkodilator meningkat ≥
20%
• VEP1/KVP <75% dengan pemberian bronkodilatir meningkat ≥ 12%
dan 200 ml
Penunjang lain
• Eosinofil total ≥ 300 (≥4%)
• Uji provokasi bronkus
• Uji kulit
• FeNO
Sangat penting untuk membuat pasien memperhatikan tujuan jangka panjang asma
8
Cek nilai kontrol dengan ACT
9
Penatalaksanaan
Asma Stabil
Pilihan pengobatan
Gejala
Eksaserbasi
Efek samping
Fungsi paru
Kepuasan pasien
Tatalaksana terhadap faktor risiko yang
dapat dimodifikasi dan penyakit penyerta
Strategi non-farmakologi
Edukasi dan latihan keterampilan
Medikasi untuk asma
PDPI,ASMA-Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, 2019
• Latihan pernapasan
• Diet sehat
• Penurunan berat badan
• Menghindari polusi udara di dalam rumah
• Vaksinasi
Intervensi • Termoplasti bronkus
Non-Farmakologis • Pengaturan stress emosi
• Imunoterapi alergen
• Menghindari alergen luar rumah
• Menghindari polusi udara luar rumah
• Menghindari makanan dan kimia makanan
Bila asma sudah Tujuan penurunan dosis: Jika dosis diturunkan Pengorangan dosis
terkontrol baik dan terlalu cepat dan kortikosteroid inhalasi
Menemukan dosis
faal paru telah pengobatan minimal yang terlalu banyak, risiko secara total
menetap selama 3 masih efektif serangan dapat dihubungkan dengan
bulan, maka obat Memotivasi pasien agar meningkat bahkan jika risiko timbulnya
pengontrol dapat melanjutkan pengobatan gejala masih dapat serangan yang
diturunkan tanpa pengontrol terkontrol bermakna
kehilangan kontrol
asma
OR
SEVERE ASTHMA
??????
Asthma
(Controlled, Partial)
Uncontrolled
Difficult to treat
Severe Asthma
DEFINITION : UNCONTROLLED
A. Symptom control
Well- Partly Uncontrolled
In the past 4 weeks, has the patient had: controlled controlled
• Daytime asthma symptoms more
than twice a week? Yes
No
• Any night waking due to asthma? Yes No None of 1-2 of 3-4 of
• Reliever needed for symptoms* these these these
more than twice a week? Yes No
• Any activity limitation due to asthma? Yes No
FEV1 <80% predicted (after appropriate bronchodilator withheld and with reduced FEV1/FVC)
DEFINITION: DIFFICULT-TO-TREAT
ASTHMA (DTA)
• Asma tetap uncontrolled meskipun tx maksimal
Faskes rujukan
DIAGNOSIS OF ASTHMA BY
DOCTOR Not
Asthma
1/
3
Asthma
Apakah diagnosis pasien sudah benar?
Josh Meyers, Jeannie Yoo, Helen Reddel. Difficult-to-treat and severe asthma in adults: Towards a new treatment paradigm.
CLINICAL 48(4) April 2019.
#2
ITACOM SASEP
Inhaler Technique
Adherence
Comorbid Drugs (b-bloker, NSAID)
Environmen
Modifiable Factors t Smoke
Allergen
SABA overuse
Side Effect
Psychology
© Global Initiative for Asthma, www.ginasthma.org
A SYSTEMATIC APPROACH TO DIFFICULT-TO-
TREAT ASTHMA
#2 ADHERENCE
50%
Poor Good
TECHNIQUE
Optimal
31%
Suboptimal
Josh Meyers, Jeannie Yoo, Helen Reddel. Difficult-to-treat and severe asthma in adults: Towards a new treatment paradigm.
CLINICAL 48(4) April 2019.
Apa faktor berikut
sudah dikontrol?
Josh Meyers ,Jeannie Yoo , Helen Reddel. Difficult-to-treat and severe asthma in adults: Towards a new treatment paradigm.
CLINICAL 48(4) April 2019.
PEMILIHAN INHALER
Capstick T & Clifton I. Expert Rev Respir Med 2012;6:91–103; Dekhuijzen P et al. Respiratory Medicine 2013;107:1817e1821; Haughney J et al. Respir Med
2010;104:1237-45; Nelson H. Ann Allergy Asthma Immunol 2016; 606-12.
A systematic approach to difficult-to-treat asthma
#2
Josh Meyers, Jeannie Yoo, Helen Reddel. Difficult-to-treat and severe asthma in adults: Towards a new treatment paradigm.
CLINICAL 48(4) April 2019.
#3 OPTIMIZE TREATMENT ESA
Education
Non-Bio Non-Phar
Switch High ICS
Add-on Non-Biologic
(LABA, LAMA, LTRA)
Smoke cessasion
Exercise
Non-Pharmacology Mucus clearance
Vaccine influenza
Weight-loss
Refe
#4
© Global Initiative for Asthma, www.ginasthma.org
© Global Initiative for Asthma, www.ginasthma.org
© Global Initiative for Asthma, www.ginasthma.org
ICS/LABA dalam
pengobatan Asma
Asma seperti fenomena gunung es
Yang Terlihat
Eksaserbasi
Gejala
Fungsi paru
Hiper-reaktivitas bronkus
Perbaikan
Perbaikan
1. The same results were first published in Woolcock AJ. Clin Exper Allergy Rev 2001;1:62−64. This graph has been independently created by GSK from the original; 2. Reddel HK et al. Eur Respir J 2000;15:226-235.
Perbaikan hiper-responsivitas saluran pernapasan terus
terjadi pada terapi ICS setelah fungsi paru stabil
110 1
FEV1 (% baseline)
100 -1
FEV1 AHR
95 -2
Baseline 3 6 12 1 bulan pasca
Durasi pengobatan (bulan; n=35) pengobatan
Fisiologi, inflamasi, dan remodelisasi saluran pernapasan saling berhubungan dan membaik dengan terapi ICS. Terapi ICS yang diperpanjang diperlukan
untuk manfaat maksimal dalam remodelisasi dan hiper-responsivitas saluran pernapasan. Penentuan dosis ICS hanya dengan merujuk pada gejala dan
fungsi paru mungkin terlalu sederhana.
AHR: airway hyper-responsiveness; PD20: Dose methacholine giving a fall in FEV 1 of 20%; FEV1:
forced expiratory volume in 1 second; FP: fluticasone propionate; ICS: inhaled corticosteroid
Hasil serupa pertama kali dipublikasikan oleh Ward C et al. Thorax 2002:57(4):309–316.
Perbandingan Penggunaan Pengontrol
Cara pemberian terapi ICS/LABA (Pengontrol)
Pasien menggunakan SABA untuk mengontrol gejala, Pasien menggunakan dosis kortikosteroid/LABA
sesuai kebutuhan, dan sebelum olahraga untuk tambahan untuk mengatasi gejala sesuai kebutuhan –
mencegah timbulnya gejala hingga 6 dosis tambahan2
Dapat diganti ke inhaler dengan dosis ICS/LABA lebih Dapat diganti ke inhaler dengan dosis ICS/LABA lebih
tinggi tinggi
– ICS: kortikosteroid inhalasi; LABA: long-acting β2-agonist; SABA: short-acting β2-agonist (misalnya #
Formoterol menghasilkan efek bronkodilasi cepat dan
salbutamol atau terbutaline); b.d. dua kali sehari tahan lama sehingga dapat digunakan sebagai LABA dan
obat pelega
1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2017;
2. British National Formulary Drug Information. Available at:
https://www.medicinescomplete.com/mc/bnf/current/PHP85578-beclometasone-with-formoterol.htm;
4x3 core presentation Insert your date / confidentiality text here 45
45
https://www.medicinescomplete.com/mc/bnf/current/PHP85580-budesonide-with-formoterol.htm;
https://www.medicinescomplete.com/mc/bnf/current/PHP85606-fluticasone-with-salmeterol.htm. Accessed: February 2017.
Metoda MART
Pasien dengan MART reaktif terhadap gejala dengan tujuan mengurangi eksaserbasi
Tujuan
Kontrol
Waktu
Terkontrol baik
44.3% 17.4%
44.3%
Tidak terkontrol
38.3% Terkontrol
sebagian
1. Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan dalam Bateman E et al. J Allergy Clin Immunol. 2010;125:600–608. Grafik ini telah dibuat secara independen oleh GSK dari data asli.. 2. GSK DoF RF/SFC/0030/17. 3. 49
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2018, tersedia dari www.ginasthma.org.
Metoda PRD
Regimen Proaktif Regular Dosing diperlukan untuk mencapai target kontrol
asma yang baik
Kontrol baik
Step up
Step up
Kontrol
Asma
Kontrol Kontrol
Parameter
total baik
Tidak terkontrol
25.5% Terbangun di malam
Terkontrol total hari krn asma
Tidak Tidak
43.9%
Eksaserbasi Tidak Tidak
≤2x
Penggunaan pelega Tidak
seminggu
30.6% ≤2x
Terkontrol baik Gejala siang hari Tidak
seminggu
Kunjungan ke UGD Tidak Tidak
(well controlled 74.5% - total control 43.9% PEF pagi hari 80% Normal N/A
= 30.6%)
Ini merupakan pengukuran kontrol mingguan. Efek samping
Pada kondisi awal, semua pasien memiliki asma yang tidak terkontrol (sesuai definisi GINA); rerata angka eksaserbasi 0.6 kejadian dalam 1 tahun terakhir pengobatan
Tidak N/A
Eksaserbasi: Asma yang membutuhkan rawat inap dan/atau pengobatan kortikosteroid oral atau antibiotik
1. Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan dalam Bateman E et al. Eur Respir J 2007;29(1):56–63 and 2. Bateman E, et al. Am J Respir Crit Care
Med 2004;170:836-44. Grafik ini dibuat secara terpisah oleh GSK berdasarkan grafik aslinya. 3. GSK DoF RF/SFC/0031/17. 4. Global Strategy for 52
Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA) 2018, tersedia dari www.ginasthma.org.
Hubungan antara inflamasi dan penggunaan SABA
Inflamasi menyebabkan bronkospasme yang memerlukan SABA
5 dari 7 6 dari 7
Hari bebas gejala Hari bebas pelega
Woodcock, et al. Primary Care Respiratory Journal 2007;16(3):151-161
PASIEN DENGAN SFC MENCAPAI KONTROL BAIK DAN
KONTROL PARSIAL LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN FP
TUNGGAL (FP, N=577; SFC, N=583)
P e ru b a h a n d a ri b a s e lin e (% )
Biopsi endobronkial Sputum yang diinduksi Inflamasi
bertambah
100
80
100
60
40
40 20
20 0
0
-20
-20
-40
-40 Mast cells Eosinofil Eosinofil
p<0.001 -60 p<0.0038
-60
Bid: dua kali sehari; Bud/form: budesonide/formoterol; neut: neutrophil; mono: monocytes; lymph: lymphocytes; ICS: inhaled corticosteroids; LABA: Long-acting
Inflamasi
β2-agonist berkurang
Hasil yang sama pertama kali dipublikasikan dalam Pavord I et al. J Allergy Clin Immunol 2009;123(5):1083–1089. 60
Grafik-grafik ini dibuat secara terpisah oleh GSK berdasarkan grafik aslinya.
SFC VS ICS/LABA LAIN
TERAPI SFC JANGKA PANJANG LEBIH SUPERIOR
DIBANDINGKAN FORM/BUD UNTUK MENGURANGI
EKSARSEBASI SEDANG/BERAT
s e d a n g /b e ra t d a la m 1 ta h u n
R e ra ta a n g k a e k s a s e rb a s i
Penurunan angka kejadian SFC (n=694) Form/Bud (n=697)
eksarsebasi terlihat pada OR: 0.70 (95% OR: 1.01 (95% OR: 0.78 (95% OR: 0.43 (95%
CI 0.48, 1.01) CI 0.61, 1.67) CI 0.45, 1.35) CI 0.23, 0.79)
kedua kelompok pengobatan. Angka eksaserbasi
Rata-rata kejadian eksaserbasi sedang/berat pada pasien asma
p=0.059 p=0.96 p=0.371 p=0.006
0.2
protokol berdasarkan
pertahun 30% lebih rendah interval penelitian. 0.15
Bioavailability (%)
20
15
10
5
0
e e IC e e P
oat nat -C n id l id M
r o es so is
o /B
e
fu
o pi /d e n P
ud u
son pr id
e
B Fl BD
a e n
tic on o
l u a s l es
F ic ic
l ut C
F
• 1. Phillips G. Resp Med. 1990; 84:19-23.; 2. Daley-Yates PW et al. Br J Clin Pharmacol. 2015;80: 372–380
PEMANTAUAN DAN
PELANGI ASMA
PEMANTAUAN RESPON DAN PENYESUAIAN PENGOBATAN
Pasien asma sebaiknya dipantau secara berkala untuk melihat kontrol gejala,
faktor risiko, kejadian serangan dan mendokumentasikan respons terhadap
perubahan pengobatan
Kebanyakan pengobatan pengontrol memerikan hasil baik di awal dalam
hitungan hari, tetapi manfaat seutuhnya terlihat setelah 3-4 bulan
Secara ideal, pasien sebaiknya berkunjung 1-3 bulan setelah pengobatan dan
setiap 3-12 bulan setelahnya
1. Barsoum, SN Comprehensive Clinical Medicine https://doi.org/10.1007/s42399-020-00310-3; 2. Abrams. THE JOURNAL OF PEDIATRICS 2020;222:221-226; 3. GINA, COVID-19: GINA Answers to Frequently Asked Questions on asthma Management, release date: March 25, 2020
Kesimpulan
• Asma seperti fenomena gunung es dimana yang terlihat hanya gejala,
eksaserbasi dan penurunan fungsi paru sementara hiperresponsivitas saluran
napas, inflamasi saluran napas serta remodeling saluran napas tidak terlihat
• Penggunaan ICS/LABA sebagai proaktif regular dosing (PRD) dapat mengatasi
inflamasi yang mendasari asma sehingga membantu pasien mencapai kontrol
asma dimana gejala teratasi dengan baik, penggunaan obat pelega lebih
minimal, tidak terbangun di malam hari karena asma dan tidak mengalami
pembatasan aktifitas karena asma serta mengurangi angka kejadian
eksaserbasi
• Pada pasien COVID-19 dengan asma, pasien harus melanjutkan semua
pengobatan inhalasi mereka, termasuk kortikosteroid inhalasi, seperti yang
diresepkan oleh dokter
Thank you