Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN TANGGUNG JAWAB KESEHATAN

MASYARAKAT DI KLINIK OLEH MAHASISWA


KEDOKTERAN
Adrian1406566703
Rotasi Pulmonologi Tahun Ajaran 2019/2020

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mewajibkan kepada setiap mahasiswa


untuk menguasai seluruh kurikulum dan kompetensi yang diberikan selama menjalankan
kegiatan perkuliahan. Salah satu kompetensi yang khusus dimiliki oleh mahasiswa FKUI
adalah manajemen pelayanan kesehatan dimana seorang lulusan dokter memiliki kemampuan
untuk berperan sebagai pemimpin yang dapat melaksanakan proses perencanaan, organisasi,
implementasi, dan penilaian dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat
memengaruhi kesehatan individu dan masyarakat (seperti faktor sosial, budaya, ekonomi,
lingkungan, serta kebijakan pemerintah).1 Mengacu kepada hal ini, peran dan pengetahuan
mengenai kesehatan masyarakat di klinik menjadi penting diketahui oleh setiap mahasiswa
kedokteran. Setelah mengetahui apa saja peran mahasiswa dalam kesehatan masyarakat,
maka baru dapat diterapkan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh mahasiswa
kedokteran.
Mahasiswa kedokteran umumnya berpikir ketika menginjakkan kaki di fakultas
kedokteran, berharap akan melewati pendidikan yang berfokus kepada prinsip diagnosis,
kuratif dan rehabilitatif dari pasien. Namun, satu hal yang jarang diperhatikan adalah ketika
seseorang memutuskan untuk menjadi mahasiswa kedokteran, berarti seseorang juga harus
siap untuk menjadi dokter yang memiliki tanggung jawab di bidang kesehatan masyarakat.
Berbeda dari ilmu kedokteran lainnya, ilmu kesehatan masyarakat berfokus kepada kesehatan
dari populasi maupun komunitas dibandingkan individu. Kesehatan masyarakat
mengutamakan prinsip preventif/pencegahan dan promosi kesehatan dalam menangani
masalah di populasi/komunitas.2 Dalam hal ini, mahasiswa kedokteran dituntut untuk
megupayakan edukasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit. Edukasi yang berupa promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan.3 Mahasiswa kedokteran yang menjalankan rotasi di klinik sebagai contoh,
dapat mengedukasi pasien dan keluarga untuk memahami penyakit umum seperti diabetes,
penyakit jantung kronik. Promosi kesehatan dapat juga berperan dalam mengedukasi perilaku
seperti cara mencuci tangan yang baik atau bagaimana mendapatkan tidur yang berkuaitas.
Sedangkan pencegahan penyakit yaitu memberikan intervensi yang bersifat individu maupun
populasi untuk melakukan pencegahan primer (perkembangan penyakit) dan sekunder
(deteksi dini) dengan tujuan meminimalisasi beban penyakit dan faktor risiko yang
berhubungan.3 Sebagai contoh, mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam tim pelayanan
kesehatan seorang pasien yang memiliki riwayat seksual aktif, melakukan edukasi cara
memakai kondom untuk mencegah infeksi menular seksual. Contoh lain misalkan, seorang
mahasiswa kedokteran yang sedang rotasi klinik di bagian kebidanan dan kandungan
melakukan tes IVA kepada wanita usia >40 tahun yang telah menikah.
Peran mahasiswa kedokteran dalam kesehatan masyarakat juga dapat diwujudkan
melalui riset kesehatan. Riset di bidang kesehatan masyarakat umumnya berfokus kepada
pendataan penyakit atau intervensi yang bersifat populasi/komunitas. Riset kesehatan
masyarakat tidak hanya wajib dilakukan oleh lulusan kesehatan masyarakat, akan tetapi
mahasiswa kedokteran juga dapat berperan aktif dalam melakukan penelitian. Sebagai
contoh, seorang mahasiswa kedokteran melakukan riset mengenai prevalensi HIV/AIDS di
suatu komunitas yang merupakan daerah dengan aktivitas seksual yang tinggi. Mahasiswa
kedokteran juga diharapkan dapat melakukan penelitian di bidang kesehatan masyarakat agar
kedepannya nanti, dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah komunitas di suatu daerah
terpencil.2
Dalam pembuatan kebijakan kesehatan, mahasiswa kedokteran juga memiliki
tanggung jawab sebagai advokat masyarakat. Sebagai perwakilan dari populasi yang awam di
bidang kesehatan, mahasiswa kedokteran dapat memberikan saran dan masukan mengenai
kebijakan kesehatan yang belum sesuai dengan yang masyarakat inginkan. Sebagai contoh,
mengenai masalah rujukan di era JKN dimana setiap rujukan dari tingkat primer harus
merujuk ke RS tipe C terlebih dahulu sedangkan tidak semua RS tipe C memiliki fasilitas dan
SDM yang bisa melayani pasien sesuai diagnosis rujukan.4 Mahasiswa kedokteran dapat
berperan dalam hal ini melalui menjadi bagian dari badan eksekutif mahasiswa (BEM)
sebagai organisasi yang aspirasinya juga didengar dalam pembuatan kebijakan kesehatan.
Sebagai kesimpulan, penerapan tanggung jawab kesehatan masyarakat di klinik oleh
mahasiswa kedokteran dapat dilakukan melalui pengupayaan promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit, penelitian di bidang kesehatan masyarakat, serta memberikan saran dan
masukan dalam pembuatan kebijakan kesehatan.
REFERENSI

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kurikulum dan kompetensi. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2012.
2. Ahmed ME, Abdelrhan SH. The role of medical students in patient education to
promote home management of diabetes mellitus on Wad Medani Town, Sudan 2003.
J Family Community Med. 2006; 13(1): 41-6.
3. WHO. Health promotion and disease prevention through population-based
interventions. WHO EMRO. 2019
4. Malik B, Ojha U, Khan H, Begum F, Khan H, Malik Q. Medical student involvement
in health policy roles. Adv Med Educ Pract. 2017; 8: 735-43.

Anda mungkin juga menyukai