Anda di halaman 1dari 17

Dr.

Hanna Cakrawati
Laboratorium Fisiologi
Fakultas Kedokteran
UMM
 Seperti denyut jantung bernapas harus
berlangsung dalam pola yg terus-menerus dan
siklik untuk mempertahankan proses –proses
kehidupan.

 Otot-ototinspirasi harus secara berirama


berkontraksi dan melemas untuk secara bergantian
mengisi paru dengan udara dan mengosongkannya.
 Aktivitas pemacu yang menciptakan irama napas
terletak di pusat kontrol pernapasan di otak, bukan di
paru atau otot pernapasan.

 Saraf yg ke sistem pernapasan sangat penting untuk


mempertahankan bernapas dan secara refleks
menyesuaikan tingkat ventilasi untuk menyamai
kebutuhan akan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2

 Aktivitas pernapasan dapat dimodifikasi secara sadar


agar kita dapat berbicara, bernyayi, bersiul, bermain
alat musik tiup atau menahan napas.
Kontrol saraf atas respirasi melibatkan tiga
komponen berbeda:
 Faktor yg menghasilkan irama inspirasi/ekspirasi
bergantian
 Faktor yg mengatur besar ventilasi (kecepatan,
kedalaman) untuk memenuhi kebutuhan tubuh
 Faktor yang memoidifikasi aktivitas pernapasan
untuk tujuan lain.
Pusat kontrol
pernapasan

Medula spinalis Pons

Pusat
Pusat
pernapasan
pneumotaksik
medula

KRD Pusat apnustik

KRV
 Menghasilkan pola bernapas
yg berirama,
 Ketika neuron motorik
diaktifkan neuron akan
mengaktifkan otot-otot
pernapasan inspirasi.

 Ketika neuron motorik tidak


menghasilkan impuls otot
inspirasi melemas 
berlangsungnya ekspirasi
Neuron inspiratorik
Kelompok respiratorik neuron motorik
dorsal (KRD) mensyarafi otot
inspirasi
Pusat respirasi medula
Neuron inspiratorik dan
Kelompok respiratorik neuron ekspiratorik,
ventral (KRV) inaktif selama bernapas
normal

 KRV diaktifkan oleh KRD sebagai mekanisme penguat saat kebutuhan


ventilasi meningkat.

 Ekspirasi aktif neuron ekspiratorik merangsang neuron motorik yg


menyarafi otot-otot ekspirasi (abdomen dan intercostal internal)

 Neuron inspiratorik KRV ketika dirangsang KRD memacu aktifitas


inspirasi ketika kebutuhan ventilasi tinggi.
 Kecepatan neuron inspiratorik KRD melepaskan
muatan secara berirama di dorong oleh masukkan
sinaptik kompleks pra-Botzinger.

 Suatuanyaman neuron yg terletak dekat dengan


ujung atas pusat respiratorik medula.
 Pusat pernapasan di pons melakukan “penyusuaian
halus” terhadap pusat di medula u/ membantu
menghasilkan inspirasi dan ekspirasi yg lancar dan
mulus.
Pusat Membantu
pneumotaksik “memadamkan” Durasi inspirasi
KRD
mengirim neuron-neuron dibatasi
impuls inspiratorik

Dorongan
Mencegah neuron-neuron
Pusat apnustik inspirasi
inspiratorik dipadamkan
meningkat
Ketika volume tidal lebih besar ( > 1 liter)

Perenggangan paru pada volume tidal yg


berlebihan

Reseptor renggang paru (lapisan otot polos


saluran napas) diaktifkan

Serat saraf aferen ke pusat medula

Refleks Hering-Breuer terpicu

Menghambat neuron inspiratorik

Mencegah inflasi paru berlebihan


Mengirim sinyal ke neuron motorik Menyesuaikan kecepatan dan
Pusat respiratorik
yg menyarafi otot-otot kedalaman ventilasi untuk
(medula)
pernapasan(berespon) memenuhi kebutuhan

Penurunan PO2

Meningkatkan ventilasi

Peningkatan PCO2

 Pusat respiratorik medula menerima masukan yg memberi


informasi mengenai kebutuhan tubuh akan pertukaran gas.
Po2
Kemoreseptor
arteri
perifer

Badan karotis Badan aorta

 Penurunan PO2 arteri


meningkatkan ventilasi
sebagai mekanisme darurat
 Kemoreseptor perifer
tidak peka terhadap
penurunan sedang PO2
arteri ( Harus! < 60
mmHg atau > 40%)
mengapa? Ingat kurva
O2-Hb!

 Kemoreseptor perifer
berespon mengirim
implus aferen ke neuron
inspiratorik medula dan
secara refleks
meningkatkan ventilasi.
PCO2 arteri berperan
kunci dlm mengatur
pernapasan

Badan karotis dan aorta


• Berperan lemah trhdp perubahan PCO2
arteri berperan kecil dlm merangsang
ventilasi secara refleks

Medula dekat pusat pernapasan (Kemoreseptor


sentral)
• Tdk memantau CO2 ttp reseptor ini peka thdp
perubahan [H] di CES otakSDO
Pada olahraga
berat

Ventilasi
alveolus dapat
meningkat 20x

Refleks yg
Peningkatan Pelepasan Impuls dari
berasal dari
suhu tubuh epinefrin korteks serebri
gerakan tubuh

Energi untuk Respon lepas-


Reseptor sendi
kontraksi otot muatan sistem
dan otot
panas saraf simpatis

Anda mungkin juga menyukai