MAULANA MILADULHAQ
Maulana Miladulhaq
NIM F34140037
ABSTRAK
MAULANA MILADULHAQ. Perubahan Sifat Fisikokimia Selama Pengolahan
Bawang Putih Tunggal Menjadi Bawang Hitam Menggunakan Rice Cooker.
Dibimbing oleh ILLAH SAILAH.
Saat ini masih belum diketahui lama pengolahan bawang putih tunggal
menjadi bawang hitam dengan metode yang sederhana dan karakteristik yang
mendekati bawang hitam komersial. Penelitian dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu pra penelitian, karakterisasi bahan baku, proses pembuatan bawang
hitam, dan karakterisasi bawang hitam. Karakterisasi fisik dan kimia bawang
hitam selama proses pemanasan meliputi pengujian kadar air, warna, gula
pereduksi (metode DNS), senyawa volatil (metode VRS), dan kandungan asam
amino. Hasil karakterisasi bawang hitam menunjukkan penurunan kadar air
sebesar 0,92% setiap 3 hari. Hasil pengukuran tingkat kecerahan (L*) pada hari
ke-3 hingga ke-18 mengalami penurunan dari 72,59% menjadi 37,07%.
Kandungan gula pereduksi mengalami peningkatan selama proses pemanasan
sampai hari ke-15 (29,17%). Sedangkan senyawa volatil mengalami penurunan
dari 43,27 μeq/g menjadi 6,99 μeq/g pada hari ke-18. Lama pemanasan yang baik
adalah 15 hari dan secara umum kandungan asam amino bawang putih sama
dengan bawang hitam.
Kata kunci: bawang putih tunggal, bawang hitam, karakteristik bawang hitam
ABSTRACT
MAULANA MILADULHAQ. The Physicochemical Properties Changing during
Single Cloves Garlic Processing into Black Garlic Using Rice Cooker. Supervised
by ILLAH SAILAH.
MAULANA MILADULHAQ
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Disetujui oleh
Dr Ir Illah Sailah, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Perubahan Sifat
Fisikokimia Selama Pengolahan Bawang Putih Tunggal Menjadi Bawang Hitam
Menggunakan Rice Cooker berhasil diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Illah Sailah, MS selaku
dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan arahan yang diberikan sehingga
karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Seluruh dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian yang telah
memberikan ilmu dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis dan seluruh Staf
Unit Pelayanan Terpadu Departemen Teknologi Industri Pertanian yang telah
membantu dalam administrasi penulis selama perkuliahan.
2. Orang tua penulis, Bapak Dadang Uci dan Ibu Aam Aminah, serta kakak
penulis, Requistiawati, dan adik-adik penulis, Sarah Nabyla, Rayhan
Arbaulhaq serta Syahla Agita Ramdhani, atas segala doa, kasih sayang,
dukungan, dan semangat yang diberikan kepada penulis.
3. Teman dekat penulis, Annisa Malik, yang selalu mendukung dan menemani
penulis selama masa perkuliahan di IPB.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya
ilmiah ini, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Maulana Miladulhaq
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Bahan 3
Alat 3
Prosedur 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Pra Penelitian 5
Karakteristik Bahan Baku 7
Karakteristik Bawang Hitam 8
Karakteristik Lanjutan Bawang 15
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 21
RIWAYAT HIDUP 31
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat dunia pada saat ini lebih cenderung untuk hidup dengan konsep
kembali ke alam (back to nature). Hal ini memberikan dampak pada pola
konsumsi obat di masyarakat. Sebagian besar masyarakat lebih memilih
menggunakan obat-obatan herbal yang terbuat dari bahan alami. Banyak yang
menganggap bahwa obat-obatan herbal tidak menimbulkan efek samping yang
negatif bagi kesehatan. Kepercayaan masyarakat terhadap obat-obatan herbal
menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, sehingga banyak produsen obat herbal
yang bermunculan. Kemendagri (2014) menyatakan bahwa nilai ekspor obat
herbal Indonesia pada tahun 2013 mencapai US$ 23,44 juta dan nilai impor obat
herbal Indonesia pada tahun 2013 menurun tiga kali lipat dibanding tahun 2012.
Salah satu bahan alami yang memiliki banyak manfaat adalah bawang putih.
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan spesies dari genus bawang yang
telah digunakan secara luas baik sebagai bumbu kuliner dan ramuan obat-obatan.
Bawang putih bisa meningkatkan nafsu makan dan membantu pencernaan.
Menurut Zhang et al. (2016), komponen utama pada bawang putih adalah
senyawa organosulfur dan enzim bioaktif. Salah satunya adalah senyawa allisin
yang terkenal dengan sifat farmakologisnya, termasuk anti bakteri,
antihiperlipidemia, aktivitas antitumor dan immuno-regulatory.
Menurut Untari (2010), bawang putih tunggal merupakan bawang putih
yang hanya memiliki satu siung. Bawang putih biasa yang tumbuh di lingkungan
yang tidak sesuai menyebabkan bawang putih tunggal tidak berkembang dengan
baik dan hanya memiliki satu suing. Bawang putih tunggal memiliki kandungan
senyawa 5-6 kali lebih tinggi dibandingkan bawang putih biasa sehingga bawang
putih tunggal lebih sering digunakan sebagai obat herbal. Kemper (2000)
menyatakan bahwa bawang putih tunggal memiliki rasa yang lebih pedas
dibandingkan bawang putih biasa. Bawang putih tunggal juga memiliki aroma
khas yang berasal dari zat aktif utama, alliin. Aroma khas tersebut muncul ketika
senyawa alliin bereaksi dengan enzim alinase dan minyak atsiri yang dihasilkan
dari umbi bawang putih. Bawang putih tunggal banyak dimanfaatkan dalam
bidang kesehatan yaitu sebagai bahan obat hipertensi, diabetes mellitus, stroke,
dan asma (Suriana 2011).
Bawang putih memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun konsumsi
bawang putih mentah terbatas. Hal tersebut disebabkan karena bawang putih
mentah memiliki aroma dan rasa yang menyengat karena mengandung senyawa
organosulfur, sehingga membuat beberapa orang tidak nyaman. Dalam beberapa
tahun terakhir, terdapat berbagai metode pengolahan bawang putih mentah, seperti
fermentasi dan pemanasan dalam waktu yang lama untuk menghilangkan bau
yang menyengat, memberikan cita rasa manis, dan meningkatkan efek
menguntungkan (Li et al. 2014).
Bawang hitam adalah produk olahan bawang putih, yang diperoleh dengan
menjaga bawang putih segar pada suhu tinggi serta kelembaban terkontrol selama
60-90 hari tanpa bahan tambahan lain (Bae et al. 2012). Melalui proses
pengolahan, kandungan S-alil-L-sistein dalam bawang hitam mencapai lima kali
lebih tinggi dari pada bawang putih mentah (Wang et al. 2010). Aktivitas
2
Tujuan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi pengujian sifat fisik dan kimia bawang
putih tunggal, pembuatan bawang hitam, pengujian sifat fisik dan kimia bawang
hitam, pengujian sifat fisik dan kimia bawang hitam komersial, serta
membandingkan antara bawang hitam hasil penelitian dengan bawang hitam
komersial sehingga diperoleh informasi mengenai lama proses pengolahan
bawang putih tunggal yang memiliki kemiripan kandungan dengan bawang hitam
komersial. Dalam rangka memudahkan pemahaman dan pembahasan, istilah
bawang putih tunggal segar akan disebut sebagai bawang putih tunggal, bawang
hitam hasil penelitian disebut sebagai bawang hitam, sedangkan bawang hitam
yang sudah ada dipasaran akan disebut bawang hitam komersial.
METODE
Bahan
Alat
Prosedur
Penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu pra penelitian, penelitian tahap I,
tahap II, dan tahap III. Pra penelitian bertujuan untuk menganalisis permasalahan
yang ada di masyarakat serta menentukan metode penelitian yang yang tepat.
Penelitian tahap I dilakukan untuk mengetahui karakteristik awal bahan baku.
Penelitian tahap II merupakan proses pembuatan bawang hitam. Penelitian tahap
III dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik bawang yang dihasilkan.
Pra Penelitian
Uji preferensi
Uji preferensi adalah pemilihan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap
produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi menunjukkan kesukaan
konsumen dari berbagai produk pilihan yang ada (Wijayanti 2011). Teknik
pelaksanaan dari uji menggunakan metode survei terhadap konsumen yang pernah
mengonsumsi bawang putih segar maupun olahan (bawang hitam). Survei
dilakukan secara online dengan menggunakan google form.
Penentuan metode
Pada pra penelitian juga dilakukan penentuan perlakuan yang akan
dilakukan untuk menghasilkan bawang hitam. Tahap ini diawali dengan
menimbang bawang putih tunggal sebanyak 500 gram. Kemudian dilakukan
pemanasan dengan menggunakan rice cooker (warm mode) yang memiliki suhu
sekitar 60-70oC selama 21 hari. Sampel yang diperoleh kemudian dibandingkan
dengan bawang hitam komersial.
4
Penelitian Tahap I
Karakterisasi awal bahan baku
Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui kandungan awal bahan baku.
Karakteristik awal bahan baku meliputi pengujian fisik dan kimia. Pengujian fisik
terdiri atas pengujian ukuran dan warna. Pengujian kimia meliputi kadar air, kadar
abu, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar gula pereduksi, dan kadar senyawa
volatil. Prosedur karakteristik awal bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 1.
Penelitian Tahap II
Proses pembuatan bawang hitam
Proses pembuatan bawang hitam diawali dengan menimbang bawang putih
tunggal seberat 100 gram sebanyak 10 bagian. Kemudian, setiap bagian bawang
putih tunggal dibungkus menggunakan kertas tisu dan aluminium foil, lalu
dimasukkan ke dalam rice cooker (warm mode) pada suhu ±60-70oC dan Rh ±60-
80% selama 18 hari. Kemudian dilakukan analisa bawang hitam setiap tiga hari.
Analisa yang dilakukan meliputi pengujian warna, penentuan kadar air, kadar gula
pereduksi, dan kadar senyawa volatil. Analisa serupa juga dilakukan terhadap
bawang hitam komersial sebagai pembanding. Kemudian hasil analisa bawang
hitam dibandingkan dengan bawang hitam komersial untuk menentukan waktu
proses terbaik. Penentuan waktu proses terbaik didasarkan pada kemiripan
karakteristik bawang hitam dengan bawang hitam komersial. Prosedur analisa
dapat dilihat pada Lampiran 1. Prosedur pembuatan bawang hitam dapat dilihat
pada Gambar 1.
Bawang Putih
Tunggal
Penimbangan
Pembungkusan
dengan tisu dan
aluminium foil
Pemanasan dengan
rice cooker (warm
mode)
Bawang Hitam
Pra Penelitian
Uji Preferensi
a. Karakteristik Responden
Jumlah responden yang bersedia mengisi formulir ini sebanyak 53 orang.
Namun, 13 orang tidak masuk kriteria karena tidak pernah mengonsumsi bawang
putih segar ataupun olahan (bawang hitam). Sehingga, responden yang dianalisis
pada uji ini berjumlah 40 orang yang telah memenuhi kriteria dan syarat dari
purpossive sampling.
e. Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen terhadap suatu produk merupakan pilihan suka atau
tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsinya. Pilihan tersebut
berbeda antara satu responden dengan responden lainnya. Hasil uji preferensi
6
Penentuan Metode
Penelitian diawali dengan melakukan serangkaian uji coba untuk
menentukan metode pengolahan bawang putih tunggal yang tepat. Proses uji coba
pertama dilakukan dengan membungkus bawang putih tunggal menggunakan
kertas tisu dan langsung dimasukkan ke dalam rice cooker dengan suhu 70±2oC.
Kemudian dipanaskan selama 21 hari dan diambil sampel setiap 3 hari. Hasil uji
coba menunjukkan bahwa warna bawang putih tunggal berubah menjadi lebih
gelap selama proses pemanasan. Namun terjadi perubahan tekstur yang tidak
diharapkan. Pada tiga hari pertama, tekstur bawang hitam menjadi lebih lunak
dibandingkan bawang putih tuggal segar. Namun, terjadi peningkatan kekerasan
bawang hitam seiring berjalannya proses pemanasan. Pada hari ke-9 dan
seterusnya, tekstur bawang hitam menjadi sangat keras.
Tekstur bawang hitam yang berubah menjadi sangat keras diduga
disebabkan karena tidak dilakukan pengontrolan Rh (dalam kondisi ini Rh rendah)
yang menyebabkan laju pengurangan kadar air yang tinggi sehingga kadar air di
dalam bawang sangat rendah dan menyebabkan bawang menjadi sangat keras.
Oleh sebab itu, pada uji coba selanjutnya dilakukan pengontrolan Rh. Peningkatan
Rh dilakukan dengan penambahan air ke dalam rice cooker serta penambahan
aluminium foil pada lapisan pembungkus paling luar. Penambahan air bertujuan
untuk menjaga Rh dalam rice cooker sehingga laju penguapan air pada bahan
tidak terlalu tinggi. Penambahan air dilakukan bersamaan dengan pengambilan
sampel, yaitu setiap 3 hari. Sedangkan penambahan alumunium foil sebagai
lapisan pembungkus bertujuan agar pemanasan lebih merata sehingga diperoleh
keseragaman bawang hitam yang dihasilkan.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa pada tiga hari pertama, tekstur bawang
hitam menjadi lebih lunak dibandingkan bawang putih tuggal segar dan terus
mengalami penurunan tingkat kekerasan hingga hari ke-21. Pada hari ke-21,
penampakan bawang putih tunggal sudah sangat hitam dan bentuknya sudah
sangat berbeda dari bawang hitam acuan sehingga diputuskan bahwa pemanasan
dilakukan selama 18 hari.
7
Perubahan Fisik
Bawang putih tunggal yang dipanaskan dengan menggunakan rice cooker
mengalami perubahan fisik berupa perubahan tekstur dan warna. Bawang putih
tunggal segar memiliki teskstur yang lebih keras dibandingkan bawang hitam.
Selama proses pemanasan, tekstur bawang putih tunggal menjadi lebih lunak. Hal
ini disebabkan karena pemanasan dengan suhu dan Rh tinggi menyebabkan
tekstur bawang putih tunggal menjadi lebih lunak. Bawang hitam memiliki tekstur
yang sama dengan bawang hitam acuan.
Gambar 3 Diagram warna CIE L*a*b* bawang putih tunggal selama proses
pemanasan
(a)
(b)
Gambar 4 Perubahan warna bawang putih tunggal selama proses pemanasan: (a)
tampak luar (b) tampak dalam
Perubahan Kimia
a. Kadar Air
Menurut Aditya et al. (2016), air merupakan komponen penting dalam
bahan pangan, karena dapat mempengaruhi penampilan, kesegaran, tekstur serta
cita rasa pangan. Uji kadar air bertujuan untuk menunjukkan banyaknya air yang
terkandung di dalam bahan. Kadar air bawang putih tunggal selama proses
pemanasan dapat dilihat pada Gambar 5.
11
Gambar 5 Perubahan kadar air bawang putih tunggal selama proses pemanasan
Gambar 5 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar air bawang selama
proses pemanasan menggunakan rice cooker. Kadar air bawang pu tih tunggal
pada hari ke-0 sebesar 58,84%. Kadar air bawang putih tunggal setelah
pemanasan selama 18 hari mengalami penurunan sampai pada angka kadar air
52,90%. Rata-rata penurunan kadar air bawang putih tunggal per tiga hari sebesar
0,92%. Pemanasan bawang putih tunggal dihentikan setelah 18 hari. Hal ini
karena kadar air pada hari ke-18 berada dibawah kadar air bawang hitam acuan
yang bernilai 53,08%. Data perubahan kadar air selama proses pemanasan dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Perubahan kadar air bawang putih tunggal selama pemanasan
Sampel Satuan Kadar Air
H0 % (b/b) 58.84
H3 % (b/b) 58.31
H6 % (b/b) 58.27
H9 % (b/b) 57.49
H12 % (b/b) 54.87
H15 % (b/b) 53.60
H18 % (b/b) 52.90
Gambar 6 Perubahan kadar gula pereduksi bawang putih tunggal selama proses
pemanasan
Tabel 5 menunjukkan bahwa kadar gula pereduksi bawang hitam pada hari
ke-15 telah mendekati bawang hitam komersial. Hal ini dapat ditunjukkan dari
data kadar gula pereduksi bawang hitam pada hari ke-15 yang mencapai 29,17%.
Sedangkan bawang hitam komersial memiliki kadar gula pereduksi sebesar
30,87%.
Gambar 7 Perubahan kadar VRS bawang putih tunggal selama proses pemanasan
Gambar 7 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar VRS bawang putih
tunggal selama proses pemanasan menggunakan rice cooker. Astuti (2009)
menyatakan bahwa pengeringan yang lama memacu penguapan senyawa volatil
sehingga kadarnya pada bahan kering menjadi rendah. Selain itu, kadar VRS
mudah menguap pada suhu tinggi dan sensitif terhadap panas sehingga semakin
lama proses pemanasan, kadar VRS bahan akan berkurang.
Kadar VRS bawang putih tunggal pada hari ke-0 sebesar 43,27 μeq/g. Kadar
VRS bawang putih tunggal setelah pemanasan mengalami penurunan. Kadar VRS
pada 3 hari pertama sebesar 37,61 μeq/g terus menurun hingga menjadi 6,99 μeq/g
pada hari ke-18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar VRS bawang pada
hari ke-9 telah lebih rendah dengan produk acuan yang memiliki kadar VRS
sebesar 20,87 μeq/g. Penurunan kadar VRS dapat dilihat pada Tabel 6.
14
protein. Terdapat 5 jenis asam amino yang tidak terdapat dalam bawang hitam,
yaitu prolin, triptofan, sistein, aspargin, dan glutamin. Perbandingan kandungan
asam amino pada bawang putih tunggal tersaji pada Tabel 8.
Tabel 8 Perbandingan kandungan asam amino bawang
Bawang putih Bawang Hitam Bawang
Asam Amino Satuan
tunggal Komersial Hitam
Apartic acid % (b/b) 0,35 0,30 0,30
Glutamic Acid % (b/b) 0,55 0,58 0,46
Serine % (b/b) 0,14 0,14 0,12
Histidine % (b/b) 0,10 0,07 0,06
Glycine % (b/b) 0,13 0,11 0,10
Threonine % (b/b) 0,10 0,08 0,07
Arginine % (b/b) 1,11 0,31 0,39
Alanine % (b/b) 0,14 0,13 0,12
Tyrosine % (b/b) 0,15 0,12 0,11
Methionine % (b/b) 0,03 0,05 0,04
Valine % (b/b) 0,16 0,15 0,16
Phenylalanine % (b/b) 0,13 0,12 0,10
I-leucine % (b/b) 0,12 0,12 0,12
Leucine % (b/b) 0,17 0,17 0,17
Lysine % (b/b) 0,08 0,04 0,06
Total % (b/b) 3,46 2,50 2,38
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Untari I. 2010. Bawang putih sebagai obat paling mujarab bagi kesehatan.
GASTER. 7(1):547-554
Wang D, Feng Y, Liu J, Yan J, Wang M, Sasaki J. 2010. Black garlic (Allium
sativum) extracts enhance the immune system. Medicinal and Aromatic Plant
Science and Biotechnology. 4:37-40
Wijayanti M. 2011. Analisis preferensi konsumen dalam membeli daging sapi di
pasar tradisonal kabupaten karanganyar [Skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Sebelas Maret
Zhang X, Li N, Lu X, Liu P, Qiao X. 2016. Effects of temperature on the quality
of black garlic. J Sci Food Agric. 96:2366-2372
21
LAMPIRAN
Penimbangan
Pemanasan dengan
rice cooker (warm
mode)
Bawang hitam
galat dibuat dengan variasi konsentrasi 0,4; 0,8; 1,2; 1,6; 2,0; dan 2,4 mg/L dan
diukur absorbansinya pada 765 nm. Prosedur pengukuran sampel dilakukan
dengan cara memasukkan 0,4 mL sampel dan 0,4 mL reagen Folin-Ciocalteu ke
dalam labu takar 10 mL. Campuran kemudian dikocok selama lima menit. Setelah
itu tambahkan 4 mL Na2CO3 7 %, tepatkan dengan akuades sampai volume 10
mL. Larutan diinkubasi selama 40 menit pada suhu 23oC dan dibaca
absorbansinya pada λ=765 nm menggunakan spektrofotometer (Hammerschmidt
dan Prett 1978). Kadar total fenol diperoleh menggunakan rumus berikut:
Hasil uji lanjut Duncan terhadap kadar gula pereduksi bawang hitam
Subset for alpha = 0.05
Waktu N
1 2 3 4 5 6
Hari ke-0 2 .0000
Hari ke-6 2 .1750
Hari ke-9 2 .2610
Hari ke-12 2 .2895
Hari ke-3 2 .2935
Hari ke-18 2 .2945
Hari ke-15 2 .3830
Produk Acuan 2 .4330
30
RIWAYAT HIDUP