Pembimbing II ttd
Annisa Nur Ichniarsyah. S.Pi.,M.Si
NIP. 19860227 201902 2 001
Diketahui:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat
rahmat dan kasih sayangnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan 1 dengan judul Kompetensi Agribisnis Sistem Tumpang Sari Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L) Dan Tanaman Cabai Keriting (Capsicum annum
L) Di CV Cantigi Farm, Desa Cikandang Lebak, Kecamatan Cikajang, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat.
Dengan selesainya laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan I (PKL I) ini
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan
kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Dr. Detia Tri Yunandae, S.P., M.Si. Selaku Direktur Polbangtan Bogor. Bapak Rudi
Hartono, S.ST., MP. selaku Ketua Jurusan Pertanian, Ibu Ait Maryani, SP., M.Pd.
selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan serta Dosen
pembimbing 1, Ibu Annisa Nur Ichniarsyah,S.TP,Msi. selaku dosen pembimbing 2,
Kedua Orang Tua yang selalu mendukung baik moril maupun materil, dan seluruh
pihak yang membantu.
Penulis menyadari, bahwa laporan PKL I dengan judul “Kompetensi
Agribisnis Sistem Tumpang Sari Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Dan
Tanaman Cabai Keriting (Capsicum annum L) Di CV Cantigi Farm, Desa
Cikandang Lebak, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat”
yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI 1
DAFTAR TABEL 3
PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Agribisnis 3
Tumpang Sari 4
Syarat Tumbuh Tanaman Kentang 4
Taksonomi Tanaman Kentang 5
Morfologi tanaman kentang 5
Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Keriting 7
Taksonomi Tanaman Cabai Keriting 7
Morfologi Tanaman Cabai Keriting 8
Good Agricultural Practices (GAP) 9
Good Handling Practices (GHP). 9
Analisa Usaha 9
METODE PELAKSANAAN 12
Waktu dan tempat 12
Materi kegiatan 12
Prosedur Pelaksanaan 13
HASIL PELAKSANAAN 15
Magang 15
Profil perusahaan 15
Budidaya sistem tumpang sari tanaman kentang dan cabai keriting 19
Strategi Pemasaran 43
Analisa usaha 45
Rencana Bisnis 49
1
A. Gambaran usaha 49
B. Analisis aspek bisnis 52
KESIMPULAN DAN SARAN 64
KESIMPULAN 64
SARAN 66
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 69
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
menggunakan rencana bisnis guna untuk mengevaluasi kegiatan budidaya juga
mengetahui kelayakan akan keberlanjutan kegiatan usha tani.
Tujuan
Manfaat
2
TINJAUAN PUSTAKA
Agribisnis
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha tani yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti yang luas. Menurut pandangan ini,
agribisnis mencakup keseluruhan perusahaan yang terkait dengan kegiatan seluruh
perusahaan yang terkait dengan kegiatan seluruh sektor produksi, pemprosesan dan
penyebaran melalui penjualan secara borongan dan eceran kepada konsumen
(Soekartawi, 2005) Agribisnis dapat dibagi mejadi tiga sub-sistem yang paling
tergantung secara ekonomis, yaitu sub-sistem masukan (input), sub sistem produksi
(farm), dan sub-sitem keluaran (output).
kegiatan usaha tani tergolong kedalam subsistem farm atau subsistem agro
produksi juga subsistem pemasaran. Sub sistem agro produksi ini mencakup
kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan
produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan
pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka
meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan
sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal
mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian
sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani
yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer
yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian
ekonomi terbuka dan subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil
usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan
utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan
market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri. Faqih, (2011).
3
Tumpang Sari
Tanaman kentang berasal dari daerah sub tropika, maka tanaman kentang di
Indonesia dibudidayakan di dataran tinggi (diatas 1000 m dpl). Daerah yang sesuai
untuk budidaya tanaman kentang adalah dataran atau daerah pegunungan dengan
ketinggian 1000 – 3000 m di atas permukaan laut. Keadaan iklim yang ideal untuk
tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata-rata harian antara
15-20°C. Kelembaban udara yang sesuai berkisaran antara 80 – 90%, cukup
mendapat sinar matahari dan curah hujan berkisar 1.500-5.000 mm/tahun. Suhu
tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15 - 18°C.
Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10°C dan
lebih dari 30°C.
Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, memiliki tekstur sedang,
gembur, subur dan berdrainase baik dengan keasaman tanah (pH) 5 – 6,5). Secara
fisik, tanah yang baik untuk budidaya tanaman kentang adalah yang remah, gembur,
banyak mengandung bahan organic, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah
tanah yang dalam (Suryana, 2013). Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol
dengan ciri-ciri solum tanah agak tebal antara 1-2 m, berwarna hitam atau kelabu
sampai coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung. Jenis
tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, produktivitas
sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral. (Setiadi, 2009) dalam
Supriatna, K. (2020).
4
Taksonomi Tanaman Kentang
1. Kingdom : Plantae
2. Divisio : Spermatophyta
3. Subdivisio : Angiospermae
4. Clasis : Dicotyledonae
5. Ordo : Solanales
6. Familia : Solanaceae
7. Genus : Solanum
8. Spesies : Solanum tuberosum Linn
5
umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar tanaman
berfungsi menyerap zat–zat yang diperlukan tanaman dan untuk memperkokoh
berdirinya tanaman.
Bunga kentang berkelamin dua (hermaphroditus) yang tersusun dalam
rangkaian bunga atau karangan bunga yang tumbuh pada ujung batang dengan tiap
karangan bunga memiliki 7–15 kuntum bunga. Warna bunga bervariasi : putih,
merah, biru. Struktur bunga terdiri dari daun kelopak (calyx), daun mahkota
(corolla), benang sari (stamen), yang masing–masing berjumlah 5 buah serta putih
1 buah. Bunga bersifat protogami, takni putik lebih cepat masak daripada tepung
sari. Sistem penyerbukannya dapat menyerbuk sendiri ataupun silang (Rukmana,
1997). Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah
dan biji–biji (Samadi, 1997). Buah kentang berbentuk bulat, bergaris tengah kurang
lebih 2,5 cm, berwarna hijau tua sampai keungu–unguan dan tiap buah berisi 500
bakal biji. Bakal biji yang dapat menjadi biji hanya berkisar 10 butir sampai dengan
300 butir. Biji kentang berukuran kecil, bergaris tengah kurang lebih 0,5 mm,
berwarna krem, dan memiliki masa istirahat (dormansi) sekitar 6 bulan.
Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar–akar. Proses
pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari
rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak.
Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air . Ayunita, R. (2020)
6
Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Keriting
7
Morfologi Tanaman Cabai Keriting
8
Good Agricultural Practices (GAP)
GHP adalah pedoman umum dalam melaksanakan pasca panen secara baik
dan benar sehingga kehilangan dan kerusakan hasil dapat ditekan seminimal
mungkin untuk menghasilkan produk yang bermutu. Dengan diterapkannya GHP,
produsen dapat membantu mengurangi resiko kontaminasi terhadap produk segar
selama penanganan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi. Sumolang, D. N.,
Mananeke, L., & Wenas, R. S. (2018).
Analisa Usaha
9
2) P : Harga (Rp)
3) Q : Jumlah Produksi
Menurut Harahap (2006) dalam Fitrianawati, D. (2012)., untuk mengetahui
besarnya pendapatan dari usaha sayuran organik dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
I = TR – TC
Keterangan:
1) I : Pendapatan (Rp)
2) TR : Total Penerimaan (Rp)
3) TC : Total Biaya (Rp)
Tahapan dalam analisa usahatani adalah sebagai berikut:
1. Input variabel. Merupakan input yang dipengaruhi oleh jumlah produksi.
Adapun yang termasuk input variabel adalah sarana produksi, dan administrasi
dan distribusi.
2. Input tetap. Merupakan input yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume
produksi. Yang termasuk kedalam input tetap adalah alat tahan lama dan upah
tenaga kerja.
3. Break event point (BEP), merupakan titik impas, adalah suatu kondisi dimana
kegiatan usahatani tidak menguntungkan tidak pula merugikan. Dalam BEP
terdapat BEP harga yaitu kondisi dimana untuk menentukan harga minimal
suatu barang agar mencapai titik impas. Dan BEP produksi, yaitu menentukan
jumlah minimal produksi agar terjadi titik impas. Rumus untuk menentukan
BEP adalah sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
a. BEP Volume Produksi = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
b. BEP Harga = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
4. Output, merupakan pendapatan kotor atau hasil jual dari produksi tanpa
dikurangi total biaya (cost). Rumus untuk menentukan nilai output adalah:
a. Output = Hasil produksi x harga
10
5. Pendapatan, merupakan laba bersih yang didapatkan oleh petani dari hasil
usahatani, yaitu hasil dari output total yang sudah dikurangi input atau cost.
Rumus menentukan pendapatan adalah:
a. Pendapatan = Output Total – Input Total
6. R/C Rasio, merupakan hasil bagi antara Revenue atau pendapatan kotor
dibagi dengan input total atau cost. R/C rasio ini dapat digunakan sebagai
parameter dalam menentukan kelayakan usahatani. Rumus dalam
menentukan R/C rasio adalah sebagai berikut:
𝑅 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
a. 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶 𝐶𝑜𝑠𝑡
11
METODE PELAKSANAAN
Materi kegiatan
12
Penanaman bibit kentang
Penyulaman
Pegendalian hama penyakit
Pengajiran dan pengikatan
Pemupukan susulan
Pembuangan tunas air pada tanaman
cabai
Seleksi buah cabai keriting
Panen cabai keriting
Pembongkaran ajir
Pemangkasan batang
Pembongkaran mulsa
Panen dan pasca panen
2 Pemasaran Segmentasi pasar
Alur pemasaran
3 Analisa usaha tani Biaya tetap
Biaya variabel
Output
Harga pokok produksi
R/C rasio
O/I rasio
BEP
Prosedur Pelaksanaan
13
dan wawancara langsung. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur,
instansi terkait, data perusahaan serta data penunjang lainnya. Setelah seluruh data
yang dibutuhkan terkumpul maka data akan diolah dan disajikan dalam bentuk
laporan, adapun parameter waktu pencapaian dalam kegiatan pelaksanaan PKL 1
yang dilaksanakan selama 49 hari yaitu sebagai berikut:
Tabel 2 Parameter waktu pelaksanaan PKL 1
No Kegiatan budidaya dan pemasaran Parameter waktu
pencapaian
1 Persiapan lahan 1 hari
2 Pengolahan tanah 5 hari
3 Pemupukan dasar 5 hari
4 Pembuatan bedengan 5 hari
5 Pemasangan dan pembolongan mulsa 1 hari
6 Pemasangan irigasi 1 hari
7 Persiapan bibit kentang dan cabai 2 hari
8 Pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit 1 hari
cabai keriting
9 Penyiraman 21 hari
10 Penanaman bibit kentang 1 hari
11 Penyulaman 2 hari
12 Pegendalian hama penyakit 21 hari
13 Pengajiran dan pengikatan 1 hari
14 Pemupukan susulan 2 hari
15 Pembuangan tunas air pada tanaman cabai 21 hari
16 Seleksi buah cabai keriting 21 hari
17 Panen dan pasca panen cabai keriting 2 hari
18 Pembongkaran ajir 1 hari
19 Pemangkasan batang 1 hari
20 Pembongkaran mulsa 1 hari
21 Panen dan pasca panen kentang 1 hari
22 Pemasaran 1 hari
23 Analisis keberlanjutan dan evaluasi kegiatan usaha 4 hari
Total 49 hari
Catatan : kegiatan dengan keterangan parameter waktu pencapaian 21 hari dan 5 hari
dilakukan bersamaan juga dilakukan tergantung pada kondisi nyata di lahan
kegiatan praktik.
14
HASIL PELAKSANAAN
Magang
Profil perusahaan
1. Latang belakang perusahaan
CV Cantigi Farm merupakan usahatani yang bergerak dibidang sayuran
eksklusif. Perusahaan ini terbentuk sejak tahun 1998, CV Cantigi Farm selama
kurun waktu 1998 sampai saat ini banyak bergelut pada budidaya tanaman
lahan luar diantaranya: Lettuce head, Tomat, Cabai, Kentang, Kubis, Selada,
dan Wortel. Sementara usaha budidaya tanaman sayuran pada lahan dalam
menggunakan screenhouse sudah dimulai sejak tahun 1997, dimana komoditas
yang diandalkan selama ini adalah Cabai Paprika. Tomat Cerry, mentimun
jepang atau mentimun jepang.
Kegiatan lain yang dilakukan CV Cantigi Farm adalah tempat penelitian
beberapa Intansi Pemerintah terkait, seperti Dinas Pertanian Kabupaten Garut,
Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP), Balai Pengawasan Sertifikasi Benih
(BPSB), Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Holtikultura,
Perusahaan swasta, dan BBI. Selain itu, setiap tahun Perusahaan Cantigi
menjadi lokasi Praktek Kerja Lapangan SMK, Studi Banding, dan Magang
beberapa Intansi Pendidikan antara la in: Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Tanjung Sari, Politeknik
Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor, Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) 1 Cipaku, Universitas Majalengka, Insitut Pertanian Bogor
(IPB), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Winaya Mukti
(UNWIM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung,
Universitas Garut (UNIGA) dan Universitas Diponegoro (UNDIP).
Selama menjalankan usaha budidaya tanaman sayuran lahan luar dan
lahan dalam, CV Cantigi Farm menjalin mitra kerja sama dengan beberapa
supplier diantaranya adalah PT. Saung Mirwan (Bogor), PT. Alamanda, PT.
Lumbung padi, Amazing farm, Ude Rini DJogjakartakarta dan lain-lain.
Dengan semakin meningkatnya permintaan pasokan sayuran dari mitra-mitra
tersebut CV Cantigi Farm berusaha meningkatkan skala produksi guna
15
memenuhi permintaan. Saat ini CV Cantigi Farm memiliki tanam pada lahan
luar kurang lebih 2,5 Hektar dengan status hak milik pribadi dan sewa.
Selebihnya merupakan usaha kemitraan dengan petani-petani binaan.
Sementara untuk lahan dalam CV Cantigi Farm memiliki 10 buah
screenhouse dengan luas 10.000 m². Adapun usaha yang menjadi fokus dari
program CV Cantigi Farm adalah budidaya tanaman paprika, tomat cherry dan
mentimun jepang pada lahan dalam menggunakan (screenhouse), karena
berdasarkan data produksi dan pemasaran dari tahun 1997 sampai saat ini usaha
budidaya pada lahan dalam relatif sangat stabil dan menguntungkan. Di dalam
Tim CV Cantigi Farm terdiri dari sumberdaya manusia yang berkualitas dan
berpengalaman, baik dalam budidaya tanaman sayuran, pengendalian hama
dan penyakit, analisis usaha, hingga manajemen investasi yang dapat
diandalkan dengan tujuan profitable (menguntungkan) dan sustaitable
(berkelanjutan).
2. Struktur organisasi
Struktur organisasi perusahaan CV Cantigi Farm, terdiri atas pemegang
sumber dana yaitu para investor yang menanamkan modal dan para pemilik
screenhouse. Kemudian beberapa penanggung jawab (mandor) untuk satu
bagian blok yang terdiri atas 1 sampai 5 screenhouse dan beberapa orang
karyawan, setiap kepala blok dihubungkan dengan garis koordinasi dengan
kepala line/mandor besar. Kepala line langsung bertanggung jawab kepada
pimpinan Perusahaan yaitu Ir. Risa Winaya. Kepengurusan selanjutnya yaitu
beberapa orang yang memegang kegiatan dan bertanggung jawab sebagai
pengelola, baik itu pengelola pada bagian kebun, pengelola pada bagian
pemasaran, pengelola pada bagian keuangan, pengelola pada bagian akuntansi,
serta pengelola pada bagian logistik. Struktur organisasi CV Cantigi Farm
dapat dilihat pada gambar 1.
16
Teknik dan Manajemen
Budidaya Tanaman
17
a. Lokasi Perusahaan
3. Lokasi perusahaan
Lokasi budidaya tanaman sayuran eksklusif tersebut bertempat di
Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan
Cikajang terletak di sebelah selatan kabupaten Garut, terletak diantara
kaki gunung Cikuray dan gunung Papandayan. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten
Garut adalah 25 Km, dan 85 Km jarak dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, yaitu
Bandung. Sementara apabila dari Ibu Kota Jakarta terpaut jarak 220 Km.
Kondisi tanah di Kecamatan Cikajang relatif subur karena
merupakan bentukan dari pasir dan material vulkanik muntahan gunung berapi.
Dengan jenis tanah sebagian besar andosol dan juga latosol serta podsolik merah
kuning yang kaya akan unsur hara. Struktur tanah sebagian besar kasar dengan
tekstur pasir berlempung juga banyak mengandung monmorillonit . Dengan
kondisi agroekologi seperti tersebut di atas, maka Kecamatan Cikajang memiliki
keuntungan lain yaitu merupakan daerah akumulasi bentukan hujan karena
terletak pada dualembah kaki gunung, sehingga intensitas hujan relative tinggi.
Berdasarkan klasifikasi Schmidt & Ferguson, Kecamatan Cikajang termasuk ke
dalam wilayah tipe B yaitu tipe basah. Rata‐rata lama penyinaran 8 ‐ 9 jam per
hari, kondisi ini sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena memperoleh
suplai air dan sinar matahari yang mencukupi.
4. Visi dan misi
Visi dan misi dari perusahaan CV Cantigi Farm adalah sebagai berikut:
Visi
Mewujudkan usahatani yang maju, mandiri, dan professional
dengan menjalin mitra kerjasama strategis.
Misi
Mengembangkan usaha pertanian yang sudah berjalan menjadi
lebih baik dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dengan
budidaya tanaman hortikultura yang bermutu dan berdaya saing, dan
mendukung program pemerintah dalam pengembangan kawasan sayuran.
18
5. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja inti di CV Cantigi Farm sebanyak 13 orang
pegawai tetap dan beberapa tenaga kerja harian.
a. Teknik dan Manajemen lapangan : 1 orang
b. Perencanaan strategis dan Pelaporan : 1 orang
c. Pascapanen dan Pemasaran : 1 orang
d. Kemitraan dan Humas : 1 orang
e. Pengembangan dan Analisa Usaha : 1 orang
f. Administrasi dan Keuangan : 1 orang
g. Tenaga Pemeliharaan : 7 orang
19
kentang dan cabai keriting penyerangan hama dan penyakit tidak akan terlalu
tinggi, selain dari pada itu ketersediaan tenaga kerja cukup tinggi karena tidak
sedikit warga setempat yang berprofesi sebagai buruh tani.
2. Pengolahan tanah
20
selaras dengan pernyataan yang di gagaskan oleh Fuady, (2010) dalam
Istiqomah, N., Mahdiannoor, M., & Rahman, F. (2016) untuk mendapatkan
keadaan tanah yang baik, salah satu caranya adalah dengan pengolahan tanah
yaitu penggemburan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi
mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Penggemburan tanah dapat dilakukan menggunakan
cangkul atau traktor, dalam kegiatan ini lapisan tanah sub soil akan terangkat
keatas dan lapisan tanah top soil akan berindah kebawah, lapisan tanah sub soil
merupakan lapisan tanah yang memiliki unsur hara lebih tinggi dibandingkan
dengan lapisan tanah top soil karena lapisan tanah sub soil merupakan tanah
yang tidak teroksidasi sehingga tidak adanya penguapan dan penguraian unsur
hara karena kondisi lingkungan luar, selain dari pada itu dengan membalikan
tanah sub soil dan top soil tujuannya diharapkan pada lapisan tanah sub soil
tersebut tidak terdapat penyakit yang dapat menyerang tanaman kentang.
Berdasarkan caranya terdapat 3 cara pengolahan tanah diantaranya yaitu : (1)
tanpa olah tanah (zero tillage), (2) pengolahan tanah minimum (minimum
tillage), dan (3) pengolahan tanah maksimum (maximum tillage). (Raintung,
2010) dalam Istiqomah, N., Mahdiannoor, M., & Rahman, F. (2016) teknik
yang digunakan untuk budidaya tanaman kentang itu sendiri adalah teknik
pengolahan maximum tillage hal tersebut dilakukan karena tanaman kentang
adalah tanaman sayuran umbi, sehingga kedalaman tanah yang gembur
menjadi salah satu kunci utama keberhasilan kegiatan budidaya, semakin
dalam tanah yang gembur dan remah maka semakin mudah akar tumbuh dan
berkembang begitupun dengan calon umbi dan umbi kentang.
Pembuatan galur dilakukan setelah kegiatan penggemburan tanah, dalam
pembuatan galur membutuhkan alat bantu lainnya agar bedengan dapat
terbentang dengan rapih dan lurus, alat yang biasa digunakan yaitu ajir yang di
berikan tali, lalu tali dibentangkan sesuai dengan jarak dan arah bedengan yang
diinginkan, pembuatan galur dilakukan bertujuan untuk membentuk dasar
bedengan, jalur irigasi dan juga membuat alur untuk pemberian pupuk dasar,
galur pupuk dasar biasanya berada di atas calon bedengan.
21
3. Pemupukan dasar
22
4. Pembuatan bedengan
23
sehingga denga keelastisan tersebut dapat menekan kebutuhan mulsa juga
dapat memaksimalkan penutupan bedengan oleh mulsa. Agar mulsa dapat
terpasang dengan baik dibutuhkan kayu dengan panjang 1 meter dan pasak
bumi sepanjang 15 cm. pasang bumi dipasang pada pinggiran mulsa dengan
jarak antar pasak sepanjang 1 meter, setelah mulsa terpasang rapih, mulsa akan
di caplak menggunakan alat yang terbuat dari banbu dan paku yang memiliki
jarak sesuai dengan jarak tanam yang inginkan, untuk jarak tanam kentang
sendiri yaitu 40 x 60 cm dan cabai keriting yaitu 40 cm. Mulsa yang telah
dicaplak akan memiliki tanda berupa lubang kecil yang di sebabkan oleh paku
pada caplak, lubang kecil tersebut yang akan menjadi acuan saat pembolongan
mulsa yang dilakukan menggunakan alat pembolong mulsa atau cemplongan.
6. Pemasangan instalasi irigasi
24
7. Persiapan bibit kentang dan cabai
Persipan bibit merupakan kegiatan penyediaan bibit yang bermutu tinggi
untuk dipakai sebagai bahan tanam saat melakukan kegiatan budidaya atau
usaha tani. Berbicara perihal persiapan bibit sejatinya terdapat tiga perlakuan
yang dapat dilakukan diantaranya penyortiran, penyapihan dan seleksi,
penyortiran adalah kegiatan dimana bibit di sortir berdasarkan keinginan dan
kebutuhan dimana jika terdapat bibit yang tidak sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan akan di buang. Lalu penyapihan adalah suatu kegiatan dimana bibit
di sesuaikan berdasarkan keseragaman seperti jumlah daun, tinggi tanaman,
akan tetapi penyapihan tidak berlaku pada persiapan bibit kentang, kegiatan ini
digantingan dengan kegiatan seleksi spruit atau tunas, seleksi pohon dan seleksi
umbi merupakan kegiatan pemilihan dan pemisahan bibit yang sehat dan tidak
sehat, untuk bibit kentang itu sendiri biasanya dilakukan kegiatan seleksi
sebanyak tiga kali guna untuk memastikan bibit berupa umbi yang di gunakan
benar-benar sehat.
a. Bibit kentang
25
beberapa tunas atau calon batang akan memberikan dampak baik bagi
perkembangan umbi kentang dimasa generatif nanti dimana bintik akar
atau calon umbi berjumlah cukup banyak dan ukuran umbi relatif besar.
Bibit kentang yang sudah memiliki spruit atau tunas memiliki
kemungkinan tumbuh sebanyak 98%, dalam kegiatan sortir bibit kentang
dilakukan pembuangan bibit yang tidak sesuai atau memiliki varietas yang
berbeda dengan keinginan yang akan di tanam, dan pada kegiatan seleksi
dilakukan untuk mebuang bibit yang tidak sehat. Melihat latar belakang
benih dengan status bibit bersertifikat maka jarang sekali ditemukan bibit
yang berbeda varietas juga bibit yang tidak sehat.
b. Bibit cabai
Bibit cabai yang digunakan adalah bibit cabai yang telah di semai
dan berasal dari benih yang bersertifikat. Bibit yang di tanam adalah bibit
yang siap tanam. Untuk mengetahui bibit siap tanam dapat dilihat dari
umur semai dan keadaan fisik atau morfologi pada tanaman, bibit cabai
yang siap tanam berumur 3-4 minggu setelah tanam dan sudah memiliki
5-7 daun dengan ketinggian batang berkisar 5 – 10 cm, untuk menentukan
bibit siap tanam atau tidak, keadaan morfologi tanaman dapat di jadikan
sebagai tolak ukur bibit siap tanam dan merupakan penentu yang baik
dibandingkan dengan menjadikan umur tanaman sebagai tolak ukur,
karena penyeleksian berdasarkan morfologi tanaman dapat menghasilkan
tanaman yang seragam saat ditanam. Bibit yang digunakan adalah bibit
dari penangkar yang sudah siap tanam dan memiliki kemungkinan tumbuh
sebanyak 98%
8. Pembuatan lubang tanam dan penanaman
26
Gambar 12 penanaman cabai keriting
Pembuatan lubang tanam dilakukan guna untuk mempermudah proses
penanaman dengan cara ditugal, untuk waktu penanaman kentang dan cabai
keriting itu sendiri berbeda, cabai keriting di tanam 2 minggu sebelum kentang
di tanam maka dari itu pada saat penugalahan untuk penanaman tanaman cabai
keriting bagian yang ditugal hanya bagian yang akan di tanami tanaman cabai
keriting saja, yaitu pada barisan tengah bedengan. Tanam itu sendiri berartikan
suatu kegiatan pemindahan bibit pada lahan tanam agar bibit tersebut dapat
tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan produksi dan tanaman dapat
berkembang biak.
sistem penanaman tanaman cabai keriting dan kentang yaitu 2:1 dimana
tanaman cabai berada di titik tengah keempat tanaman kentang, lubang tanam
dibuat sedalam 5 cm, tiap lubang tanam akan di tanamani 2 bibit cabai keriting
yang telah diseleksi di sapih dan di sortir. Sama halnya dengan penanaman bibit
cabai, saat penanaman bibit kentang tempat tanam dilubangi terlebih dahulu
sedalam 5-10 cm, tiap lubang di tanamani 1 knol bibit yang telah diseleksi
umbi, disortir, dan seleksi tunas, setelah bibit ditanam lakukan penyiraman agar
bibit tidak kekeringan.
9. Penyiraman
Gambar 13 penyiraman
27
Penyiraman adalah kegiatan pemberian air pada tanaman baik
menggunakan irigasi tetes atau disiram secara langsung menggunakan selang
yang diarahkan pada tanaman yang akan disiram, penyiraman dilakukan agar
kebutuhan air pada tanaman tercukupi dan tanaman tidak mengalami
kekeringan, pada kegiatan budidaya sistem tumpang sari tanaman kentang dan
tanaman cabai kegiatan penyiraman dilakukan jika tidak adanya hujan dan
kelembaban tanah rendah akan tetapi jika tidak terjadinya hujan maka
penyiraman dilakukan menggunakan irigasi tetes sebanyak dua kali sehari pada
pagi dan sore hari dengan kurun waktu 30 menit per 1 kali siram.
10. Penyulaman
Penyulaman merupakan suatu kegiatan penggantian tanaman mati atau
rusak menggunakan tanaman yang sejenis dan tanaman pengganti memiliki
umur yang sama dengan tanaman yang mati, kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mempertahankan populasi tanaman. Interval waktu penyulaman
itu sendiri sebanyak 7-14 hari setelah tanam.
11. Pegendalian hama penyakit
28
dianjurkan digunakan untuk tanama tertentu, untuk mengetahui anjuran dapat
diketahui melalui labeb pada kemasan produk. 3) tepat dosis dimana dosisi
yang digunakan sesuai dengan anjuran pemakaian 4) tepat waktu yaitu dimana
pengaplikasian pestisida dalam waktu atau jam yang sesuai dengan karakter
hama juga pestisida itu sendiri dan 5) tepat cara dimana pengaplikasian
pestisida sesuai dengan kebutuhan Pada umumnya penggunaan pestisida
diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Namun demikian, tidak semua jenis
OPT dapat dikendalikan dengan cara disemprot. Pada jenis OPT tertentu dan
tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat dilakukan dengan cara penyiraman,
perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan, dll. Informasi tersebut
dapat diperoleh dari brosur atau label kemasan pestisida. pada masa produksi
tanaman kentang dan tanaman cabai keriting terdapat beberapa hama dan
penyakit yang menyerang tanaman diantaranya.
a. Hama tanaman kentang
1) Kutu daun atau Myzus persicae merupakan hama yang sifat
penyerangannya yaitu menghisap cairan dan menginfeksi tanaman
hingga daun menjadi rusak,kutu daun juga dapat menularkan virus.
Adapun pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan mulsa
plastik hitan perak, memasang yellow trap, memotong dan membakar
daun yang terinfeksi, serta penyemprotan menggunakan insektisida
racun sistemik dan racun kontak berbahan aktif abamectin
2) Ulat grayak. Ulat grayak merupakan ulat yang menyerang daun
dengan cara memakan atau menggrogoti daun pada tanaman kentang.
Pengendalian yang dapat digunakan untuk mengendalian hama ulat
grayak ini yaitu dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur
dan dilakukan penyemprotan insektisida seperti insek curacron
3) Orong-orong (Gryllotalpa Sp) atau anjing tanah merupakan hama
yang menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda
akibatnya umbi dan tanaman menjadi rusak juga peka terhadap infeksi
bakteri. Pengendalian hama ini dapat dilakuan dengan cara
pengaplikasian insektisida berbahan aktif carbofuran pada saat
pengolahan lahan
29
4) Hama trip ( Thrips tabaci ) merupakan hama yang menyerang daun
dengan cara menusuk dan menghisap, pada daun yang diserang hama
ini akan terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-
abu perak dan mengering, penyerangan dimulai dari ujung-ujung daun
yang masih muda. Pengendalian yang dapat dilakukan diantaranya
yaitu, menggunakan mulsa plastik hitan perak, memangkas bagian
daun yang terserang dan mengaplikasikan insektisida berbahan aktif
abamectin
5) Uret merupakan hama yang menyerang umbi kentang dengan cara
melukai dan membologi kentang yang masih berada di dalam tanah,
pengendalian yang dapat dilakukan yaitu pengendalian secara
prepentif dengan cara mengaplikasikan insektisida berbahan aktif
carbopuran dengan merek dagang puradan pada saat pengolahan
lahan
6) Kepik. Pada dasarnya kepik merupakan musuh alami dari hama kutu
dan lalat, akan tetapi kepik ini berpotensi menjadi hama tanaman
kentang jika populasi kutu yang dapat ia makan sedikit atau bahkan
tidak ada, dengan demikian kepik akan memakan daun tanaman
kentang. Potensi kepik untuk menjadi hama tanaman sangatlah kecil
maka dari itu hanya diperlukan pengematan secara rutin perihal
pergerakan dan pertumbuhan kepik di lahan budidaya
7) Phthorimaea operculella. Hama ini sering dikenal sebagai hama
penggerek daun. Gejala tanaman kentang terkena hama Phthorimaea
operculella bisa dilihat dari daun yang berwarna merah kecoklatan dan
menggulung. Jika gulungan daun dibuka akan ditemukan larva
didalamnya. Biasanya gulungan daun ada dibagian pucuk daun.
Gejala lain juga ditunjukkan pada kotoran putih atau merah pada
bagian kulit kentang. Pengendalian dapat dilakukan menggunakan
insektisida denga bahan aktif abamectin
8) Liriomyza huidobrensis. Hama Liriomyza huidobrensis biasanya
merusak tanaman dengan cara menggorok bagian daun hingga dermis.
Lalat Liriomyza dewasa bekerja dengan bertelur dan menyimpannya
30
di dalam jaringan daun. Hingga pada saat menetas telur-telur dari lalat
tersebut akan bermetamorfosis menjadi larva dan memakan daun dari
dalam jaringan. Gejala yang ditimbulkan dari hama ini pada tinggat
keparahan ditunjukkan melalui warna yang merah kecoklatan. Hal ini
dikarenakan tindakan hama yang menghisap cairan didaun ini, maka
menyebabkan tanaman kentang akan hancur dan tidak dapat tumbuh.
Pengendalian yang dapat digunakan yaitu dengan cara
mengaplikasikan insektisida berbahan aktif abamectin, dan
penggunaan yellow trap
9) Agrotis ipsilon. Hama Agrotis ipsilon adalah hama ulat tanah yang
biasa menyerang daun muda dan membuat daun-daun menjadi
berlubang karena dimakan ulat. Sedangkan jika ulat semakin
bertambah besar, ia dapat masuk ke dalam tanah dan menyerang
batang tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan
insektisida dengan bahan aktif abamectin.
10) Hama Thrips pami. Hama Thrips pami termasuk hama tanaman
kentang yang tergolong berat jika menyerang tanaman kentang. Jika
tanaman kentang terserang hama Thrips pami maka akan
menunjukkan tanda seperti daun berkerut dan kering, serta berwarna
kuning kemerahan.pengendalian dapat dilakukan dengan
menggunakan insektisida berbahan aktif abamectin.
b. Penyakit
1) Rizoktonia solani, merupakan penyakit yang disebabkab oleh Jamur
R. solani, gejala serangaan ditandai dengan tanaman yang layu serta
umbi batang dan daun yang busuk, penyakit ini biasanya berkembang
pada umbi kentang, penyakit ini dapat hadir dikarenakan kegiatan
perlakuan benih yang tidak baik sehingga benih yang rusak
dipaksakan ditanam hingga akhirnya benih akan membusuk dan
tanaman layu hingga mati, pengendalian yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara menggunakan benih yang sehat dan melakukan kegiatan
seleksi benih dengan teliti juga slektif.
31
2) Layu bakteri. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia
solanacearum. Patogen ini ditularkan melalui air. Gejala awal ialah
tanaman menjadi layu yang dimulai dari pucuk menjalar ke bagian
bawah tanaman sampai seluruh daun layu dan akhirnya tanaman mati.
Gejala tambahan pada pembuluh batang kentang menjadi berwarna
cokelat, bila potongan batang ditekan maka batang akan
mengeluarkan lendir berwarna keabu–abuan. Pengendalian penyakit
layu bakteri dengan melakukan sanitasi kebun, pergiliran tanaman,
Pengendalian penyakit secara kimia dengan menggunakan pestisida
kimia yang berbahan aktif mangcozeb.
3) Busuk daun fitoftora. Penyakit busuk daun fitoftora yang disebabkan
oleh cendawan Phytophthora infestans. Patogen ditularkan melalui
udara dan air. Gejala awal berupa bercak kebasah-basahan pada
bagian tepi atau tengah daun. Bercak selanjutnya melebar dan
terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Bercak dikelilingi
oleh masa sporangium yang berwarna putih dengan latar belakang
hijau kelabu. Serangan dapat menyebar ke batang, tangkai, umbi dan
buah. Serangan penyakit ini dapat berkembang dengan cepat pada
musim hujan dengan kelembaban di sekitar kanopi >95% dengan suhu
sekitar 20o C. penyakit ini dapat ditanggulangi dengan pengaplikasian
fungisida berbahan aktif mangcozeb
4) Bercak daun alternaria. Penyakit bercak daun alternaria atau penyakit
bercak kering disebabkan oleh cendawan Alternaria sp. Patogen
ditularkan melalui udara. Gejala awal timbulnya bercak kecil di daun-
daun bagian bawah, kemudian berkembang dengan diameter
mencapai ± 15 mm. Warna bercak coklat dengan lingkaran-lingkaran
sepusat. Masa konidia yang berwarna kelabu sampai hitam terlihat di
atas bercak. Suhu optimum untuk perkembangan penyakit ini berkisar
antara 28-30o C dengan kelembaban tinggi. penyakit ini dapat
dikendalikan dengan fungisida berbahan aktif mangcozeb
5) Penyakit virus kompleks Penyakit virus kompleks dapat disebabkan
oleh berbagai jenis virus, seperti virus mosaik, virus daun
32
menggulung, virus Y, dll. Pada umumnya penyakit virus ditularkan
oleh serangga vektor seperti kutudaun atau oleh tangan, peralatan
pertanian, dll. Gejala serangan virus kompleks sangat bervariasi.
Namun demikian gejala umum yang tampak pada daun-daun muda
terdapat gambaran mosaik yang mempunyai beberapa corak. Bagian
daun yang klorosis dapat berwarna hijau muda sampai kuning, bahkan
mendekati putih. Seringkali permukaan daun menjadi tidak rata atau
tampak mempunyai lekuk-lekuk hijau tua.
c. Hama tanaman cabai
1) Lalat buah. serangan hama lalat buah bisa terlihat langsung oleh mata
telanjang. Gejala serangan ditandai dengan tangkai buah cabai akan
menguning dan buah berguguran, jika telur lalat buah di letakkan di
ujung buah maka buah cabai akan terlihat menguning dan busuk serta
sedikit basah, pada buah cabai yang terserang hama lalat buah akan
terdapat titik hitam bekas tusukan lalat buah untuk meletakkan
telurnya, dan jika buah dibelah akan terlihat larva lalat seperti ulat
berwarna putih. Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan
oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh
cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke
tanah. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pengaplikasian
insektisida berbahan aktif abamectin, dan pemasangan yellow trap.
2) Trip. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan
permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan
ditandai dengan adanya bercak keperak-perakkan. Daun yang
terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau
keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat menyebabkan daun,
tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti
tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk
tanaman menjadi mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan
menggunakan mulsa plasik hitam perak, tanaman refugia dan
insektisida
33
3) Kutu kebul. Kerusakan secara langsung dapat menimbulkan gejala
keriting daun, klorosis (menguning), belang (mozaik), serta jika
serangan sudah parah dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan
tidak produktif. Untuk kerusakan tidak langsung di tanaman yang
disebabkan oleh kutu kebul adalah kutu kebul dapat berperan sebagai
vektor penyebar virus penyakit kuning (gemini virus). Virus gemini
ini ditularkan secara persisten yang artinya sekali kutu kebul makan
tanaman yang mengandung virus kuning, maka selama hidupnya
dapat menularkan virus kuning. Pengedalian alami yang dapat
dilakukan yaitu dengan cara memelihara kelestraian musuh alami
dengan meminimalisir segala tindakan yang dapat membunuhnya .
populasi musuh alami kutu kebul yaitu predator dan parasitoid ).
Melakukan rotasi tanaman. Tujuannya untuk menghentikan atau
memutus siklus hidup hama kutu kebul (Bemisia tabaci). Teknik
pergiliran tanaman dilakukan dengan menanam tanaman yang bukan
sejenis atau bukan tanaman inang kutu kebul. Cara ini cukup efektif
untuk mengurangi populasi kutu kebul dan menghambat
perkembangbiakannya.) dan Pengendalian dengan insektisida
berbahan aktif abamectin.
4) Kutu daun persik. Kutu daun yang berada pada permukaan bawah
daun mengisap cairan daun muda dan bagian tanaman yang masih
muda. Daun yang terserang akan tampak berbercak-bercak. Hal ini
akan menyebabkan daun menjadi keriting. Pada bagian tanaman yang
terserang akan didapati kutu yang bergerombol. Bila terjadi serangan
berat daun akan berkerutkerut (menjadi keriput), tumbuhnya kerdil,
berwarna kekuningan, daun-daunnya terpuntir, menggulung
kemudian layu dan mati. Kutu daun persik merupakan hama yang
menjadi hama utama karena beberapa alasan diantaranya mampu
bertahan hidup pada hampir semua tanaman budidaya, merupakan
penular yang paling efisien dibandingkan hama lainnya.
Pengendalian hama kutu daun ini dapat dilakukan dengan
penyemprotan insektisida berbahan aktif abamectin, bila populasi
34
tinggi (ambang batas), yaitu lebih dari 50 setiap tanaman pada
tanaman muda, tanaman pindahan, hampir panen. Musuh alami kutu
daun ini dapat berupa parasitoid yaitu Diaretiella rapae , sedangkan
predator yang berfungsi sebagai musuh alami dari hama ini seperti
kumbang macan, laba-laba, larva dari syrphid, dan belalang sembah.
d. Penyakit tanaman cabai
1) Layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
jamur patogen Fusarium oxysporum. Pada musim hujan jamur
Fusarium oxysporum mudah berkembang biak dan mudah menyebar
dari satu tanaman ketanaman lainnya. Tingkat kelembaban udara yang
tinggi sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan jamur ini,
terlebih lagi jika terjadi genangan air hujan dilahan, Daun yang
terserang mengalami kelayuan mulai dari bagian bawah, menguning
danmenjalar ke atas ke ranting muda. Bila infeksi berkembang
tanaman menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi
coklat. Pengandalian dapat dilakukan dengan cara pengaplikasian
bakterisida berbahan aktif mangcozeb.
2) Antraknosa. Penyakit antraknosa pada cabai disebabkan oleh
jamur Colletotrichum capsici. Jamur ini berkembang pesat pada
kelembaban di atas 90% dan suhu di bawah 320C.
Jamur Colletotrichum capsici dapat bertahan hidup di dalam tanah,
sisa-sisa tanaman atau buah yang telah terinfeksi. Sementara
penularan penyakit antraknosa dapat disebabkan oleh hembusan
angin, alat-alat pertanian, percikan air hujan dan penyemprotan
pestisida, serta manusia. Antraknosa umumnya menyerang hampir di
semua bagian tanaman, mulai dari ranting, cabang, daun hingga buah.
Fase serangannya pun beragam, bisa dimulai dari fase vegetatif
(perkecambahan) atau pun fase generatif (pembuahan). Gejala yang
terlihat apabila tanaman terinfeksi oleh penyakit ini adalah pada buah
terdapat tanda bercak melingkar cekung berwarna coklat pada
pusatnya serta berwarna coklat muda pada sekeliling lingkarannya.
Pada perkembangannya, bercak tersebut akan meluas kemudian
35
menyebabkan buah membusuk, kering dan jatuh. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara memetik buah cabai yang terserang dan
membuang atau membakar buah cabai pada tempat yang jauh dari
lokasi budidaya, dapat juga dikendalikan menggunakan fungisida
berbahan aktif mangcozeb
3) Virus kuning, penyakit virus kuning merupakan penyakit di dibawa
atau divektori oleh kutu kebul, gejala serangan awal kutu yang
menyebabkan virus kuning ini yaitu daun-daun cabai akan mengerut,
pucung daun akan kering dan gosong, lalu seluruh daun akan layu dan
mati, setelah itu akan mucul tunas atau calon daun baru yang berwarna
kuning kehijauan adapun gejala lainnya yaitu dimana Helai daun
mengalami vein clearing dimulai dari daun pucuk berkembang
menjadi warna kuning jelas, tulang daun menebal dan daun
menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari gemini virus menyebabkan
daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak
berbuah. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan membasmi
vector yang dapat menyebarkan virus kuning yaitu kutu kebul
menggunakan insektisida berbahan aktif abamectin, Melakukan
sanitasi lingkungan terutama tanaman inang seperti ciplukan, terong,
gulma bunga kancing, Pemupukan tambahan untuk meningkatkan
daya tahan tanaman sehingga tanaman tetap berproduksi walaupun
terserang virus kuning. Dan jika virus sudan menyerang dengan skala
tinggi maka pengendalian dapat dilakukan degan cara mekanin yaitu
mencabut tanaman dan di buang atau dibakar di daerah yang jauh dari
lahan budidaya.
4) Bercak daun, Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cescospora
capsici. Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada daun, batang dan
akar. Gejala serangan penyakit ini mulai terlihat dari munculnya
bercak bulat berwarna coklat pada daun dan kering, ukuran bercak
bisa mencapai sekitar 1 inci. Pusat bercak berwarna pucat sampai
putih dengan warna tepi lebih tua. Bercak yang tua dapat
menyebabkan lubang-lubang. Penyakit ini dapat menyerang tanaman
36
cabai di persemaian dan tanaman cabai yang sudah tua, akan tetapi
lebih banyak menyerang tanaman yang sudah tua, penyakit ini dapat
menyebabkan kerusakan totoal pada daun sehingga mengganggu
kegiatan fotosintesis tanaman yang berakibat pada pembentukan dan
produktifitas buah cabai. Pengendalian dapat dilakukan dengan
pengaplikasian fungisida berbahan aktif mangcozeb
12. Pengajiran dan pengikatan
37
vegetatif tanaman kentang yaitu pada umur 35 hari setelah tanaman dengan
dosis ZA 90 kg, kcl 45 kg dan TSP 56,25 kg dan pada tanaman kentang
berumur 65 hari atau saat masa generatif dengan dosisi yang sama.
Masa generatif tanaman kentang merupakan masa pembentukan akar
batang daun juga bintil akar atau calon umbi sedangkan masa generative
merupakan masa pembentukan dan pembesaran umbi. Sedangkan pemupukan
susulan pada cabai keriting dilakukan setelah pemanenan tanaman kentang
dengan dosis dengan dosis ZA 45 kg, kcl 56,5 kg dan TSP 45 kg, dan
pemupukan kedua dengan dosis yang sama.
14. Pembuangan tunas air pada tanaman cabai
Pembuangan tunas air atau biasa di sebut dengan pewiwilan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengatur dan mengurangi cabang dan tunas air
di ketiak daun, kegiatan ini dilakukan guna Untuk mendapatkan hasil yang
optimal hal tersebut dapat terjadi karena dengan adanya pembuangan tunas air
tanaman tidak akan memberikan nutrisi pada daun tersebut sehingga nurtisi
atau hara akan diberikan pada daun utama.
15. Seleksi buah cabai keriting
38
kedalam kantong plastik lalu dibuang pada tempat yang jauh dari lokasi
budidaya agar tidak terdajadi penularan penyakit.
16. Pembongkaran ajir
Pembongkaran ajir adalah suatu kegiatan pelepesasan tali dan
pencabutan ajir yang berada di sekitar tanaman kentang, pembogkaran ajir
dilakukan untuk mempermudah proses pemanenan dan dilakukan pada saat
tanaman kentang akan di panen.
17. Pemangkasan batang
39
Pembongkaran mulsa merupakan kegiatan pelepasan pasak bumi dan
mulsa dari bedengan, pembongkaran mulsa ini dilakukan guna untuk
mempermudah proses penggalian dan pengambilan umbi kentang yang berada
dalam bedengan, pada saat pembongkaran mulsa, tidak seluruh mulsa di lepas
akan tetapi hanya mulsa yang menempel pada pinggir bedengan, saat pasak
bumi di cabut atau dilepas mulsa akan digulung ke bagian tengah, hal tersebut
dilakukan karena pada bagian tengah terdapat tanaman cabai yang masih
produktif.
19. Panen, pasca panen kentang dan cabai keriting
Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok
tanam) dimana kegiatan pemungutan (pemetikan) hasil sawah, kebun atau
ladang dilakukan, panen juga merupakan awal dari pengerjaan pasca panen,
yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran, sedangkan
pasca panen merupakan tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil
pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen.
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi
baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku
pengolahan.
a. Panen kentang
40
tanam, daun dan batang kentang terkulai dan menguning, bagian batang
menjadi kopong dan mudah di rusak, serta bedengan yang membengkak
akibat umbi yang membesar. Saat kegaiatan pemanenan kentang yang
telah digali disimpan dipermukaan tanah lalu di jemur selama 1-2 jam agar
umbi menjadi kering dan tanah yang menempel pada umbi kentang akan
luruh, sehingga saat umbi diberi perlakuan pasca panen, umbi sudah dalam
keadaan bersih.
b. Pasca panen kentang
terdapat 5 penanganan pasca panen kentang diantaranya sebagai
berikut:
1) Sortasi. Sortasi merupakan kegiatan pemilihan atau penyeleksian hasil
panen berdasarkan tingkat kerusakan produk, seperti umbi kentang
yang rusak karena penyakit, jamur, hama atau kerusakan akibat proses
pemanenan, sehingga hasil produksi yang dipasarkan merupakan
prodak yang berkualitas dan bermutu baik.
2) Grading. Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas tujuan
dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga
yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standard yang
digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masing kualitas
tergantung dari permintaan pasar. Dalam kegiatan grading kentang
dikelas kan menjadi 4 kelas yaitu AL= 200 – 500 gr, AB=150 – 200
gr, ABC= 80 – 150 gr, dan untuk umbi kentang dengan ukuran 80 gr
kebawah akan dijadikan sebagai bibit pada produksi selanjutnya
3) Seleksi. Seleksi merupakan pengelompokan hasil panen yang telah
degrading berdasarkan segmentasi pasar.
4) Pengemasan, pengemasan merupakan kegaiatan pemindahan kentang
yang telah di sortasi grading juga seleksi kedalam waring untuk
ditimbang.
5) Pengangkutan. Pengangkutan dilakukan setelah proses pengemasan
dimana kentang dari lahan akan di angkut dengan menggunakan
sepeda motor lalu akan dimasukan kedalam bak mobil untuk
dipasarkan dan disimpan di gudang
41
c. Panen cabai keriting
42
2) Sortasi, merupakan kegiatan penyeleksian berdasarkan kualitas mutu
prodak dimana buah cabai keriting yang sehat dan yang tidak sehat
seperti terkena penyakit bakteri atau jamur akan dipisahkan lalu buah
cabai keriting yang sehat dan berkualitas akan di grading.
3) Grading merupakan kegiatan pengelompokan dan pengelasan buah
cabai keriting berdasarkan warna, terdapat 2 warna cabai keriting yang
dapat dipasarkan diantaranya warna hijau dan warna merah. Grading
pada pasca panen cabai ini bersifat pengecekan, untuk memastikan
cabai keriting berwana hijau dan merah berada dalam wadah yang
berbeda
4) Pengemasan merupakan kegiatan untuk memasukan cabai keriting
yang telah di grading kedalam plastik putih berukuran 50 x 80 , cabai
dimasukan dengan cara ditata dengan rapih hingga tidak ada ruang
kosong dapat menyebabkan cabai patah ataupun lecet.
5) Pengangkutan atau pendistribusian dari gudang ke market place dimana
cabai yang telah dikemas akan di angkut menggunakan mobil untuk
dipasarkan.
Strategi Pemasaran
1. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah pengklasifikasian pasar berdasarkan kriteria
tertentu. Segmentasi pasar yang dilaksanakan di CV Cantigi ini adalah
berdasarkan segmentasi geografis. Terdapat tiga pasar yang menjadi lokasi
pemasarannya, yaitu pasar pasar induk Jogjakartakarta, pasar lokal Cikajang,
dan pasar lokal Guntur. Hasil produksi yang didistribusikan pada pasar induk
Jogjakarta merupakan hasil panen dengan tipe grade AL. Persentase hasil yang
dikirim ke pasar induk dari hasil total grad AL adalah 20% atau sekitar 2500
kg. Harga yang dipatok adalah Rp. 10.000/kg. Dan hasil produksi yang
didistribusikan pada pasar lokal Cikajang merupakan hasil panen dengan tipe
grade AB. Persentase hasil panen yang didistribusikan ke pasar lokal cikajang
adalah 30% atau sekitar 11.182,5 kg. Dengan harga jual sebesar Rp. 8.000/kg.
Lalu Pada pasar lokal Guntur, barang yang dikirim merupakan hasil panen
dengan tipe grade AB dan ABC. Persentase hasil panen yang dikirim ke pasar
43
lokal Guntur adalah 30% untuk AB yaitu sebanyak 11.182,5 kg dan 20% untuk
ABC sebanyak 27.406 kg. Dengan harga jual AB Rp. 8.000/kg dan ABC Rp.
7.000/kg. dan untuk cabai sendiri didistribusikan di pasar lokal yang sama yaitu
pasar lokal Cikajang sebanyak 50% dan Guntur sebanyak 50% baik cabai hijau
ataupun merah dengan jumlah total sebnayak 17.557 kg.
2. Rantai pemasaran.
Rantai pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan CV Cantigi Farm
dalam pemasaran kentang adalah rantai pemasaran 2 saluran dengan rincian
sebagai berikut:
a) Pasar Induk Jogjakarta
konsumen
44
yang tidak mudah busuk, sehingga tahan untuk jangka waktu lebih lama
daripada sayuran daun.
Analisa usaha
1. Komoditi : Kentang dan cabai keriting
2. Luas lahan : 10.000 m²
3. Efektivitas lahan : 90%
4. Populasi : 37.500 dan 18.750
5. Bibit cadangan : 3.826 knol dan 1.913 pohon
6. Input variabel
Tabel 3 tabel input variabel
No. Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Harga Total (Rp)
(Rp)
45
4 Pipa pvc 1 90 Buah/ 12. 000 135,000 15,000 150,000
ich meter
5 Selang 9 Pcs/10 1.600. 000 1,080,000 120,000 1,200,000
irigasi 00 m
6 Screen 1 Buah 75. 000 7,031 781 7,813
filter
7 Krat 15 Buah 50.000,- 56,250 6,250 62,500
8 Pompa air 1 Buah 3. 000. 000 160,714 17,857 178,571
9 Congklong 10 Buah 35,000 26,250 2,917 29,167
an
10 Power 1 Buah 3.000.000,- 160,714 17,857 178,571
sprayer
11 Cerulit 10 Buah 27. 000 20,250 2,250 22,500
12 Gunting 5 Buah 8.000,- 3,375 375 3,750
13 Timbangan 1 Buah 3. 000. 000 225,000 25,000 250,000
14 Mulsa 12 Roll 600. 000 2,700,000 300,000 3,000,000
15 Ajir 46.875 Batang 115 1,010,742 112,305 1,123,047
16 Sambungan 1 Buah 5,500 688 76 764
pipa 1,5
inch
17 Sambungan 2 Buah 10. 000 2,500 278 2,778
pipa 1,5 ke
1 inch
18 Stop keran 2 Buah 9. 000 2,250 250 2,500
1 inch
19 Stop keran 1 Buah 16. 000 2,000 222 2,222
1,5 inch
Jumlah 6.904.362
8. Biaya upah tenaga kerja
Tabel 5 tabel upah tenaga kerja
No Kegiatan Jumlah pengulangan Upah (Rp) Total (Rp)
SDM kegiatan
(HOK)
1 Pengolahan tanah 178 1 32. 500 5.785. 500
2 Persiapan benih 10 3 32. 500 325. 000
3 Pemasangan mulsa dan 75 1 32. 500 2.437. 500
pembolongan mulsa
4 Pemasangan irigasi 30 1 32. 500 975. 000
5 Penanaman cabai 15 1 32. 500 487.500
keriting
6 Penanaman kentang 20 1 32. 500 650. 000
7 Penyulaman 10 2 32. 500 650. 000
8 Pengendalian OPT 18 15 32. 500 8.775. 000
9 Pengajiran 20 1 32. 500 650. 000
10 Pemupukan susulan 35 2 32. 500 2.275. 000
11 Pembongkaran ajir dan 25 1 32. 500 812. 500
pemangkasan
12 Pembongkaran mulsa, 100 1 32. 500 3.250. 000
Panen dan pasca panen
kentang
46
13 Panen dan pasca panen 50 2 32. 500 3.250. 000
cabai keriting
Jumlah 30.323. 000
9. Input total
Tabel 6 tabel total input
Input variabel Rp. 77.183.863
Input tetap Rp. 6.904.362
Upah tenaga kerja Rp. 30.323. 000
Jumlah Rp. 114.411.225
10. Output
Tabel 7 tabel output
No Komoditi Harga/satuan Jumlah hasil Total
(Rp) produksi (Rp)
1. Kentang AL : 10. 000 AL : 2.520 kg AL : 25. 200. 000
AB : 8. 000 AB : 22.365 kg AB : 178. 920. 000
ABC : 7. 000 ABC : 2.520 kg ABC : 17. 640. 000
2. Cabai Merah : 4. 909 kg Merah : 63.817. 000
keriting Hijau : 3.273 kg Hijau : 32.730. 000
panen ke 1 Merah : 13. 000
3. Cabai Hijau : 10. 000 Merah : 6. 562,5 kg Merah :85. 312 500
keriting Hijau : 2. 813 kg Hijau : 28. 130.000
panen ke 2
Jumlah 431.745.500
= 3,77
47
Artinya setiap menginvestasikan biaya sebesar Rp. 1.000 maka akan
memperoleh hasil sebesar Rp. 3.770 atau mendapatkan keuntungan sebesar
Rp. 2.770.
13. Break Even Point
tabel 8 tabel break even point
Biaya/unit
Biaya tetap/unit Biaya variabel/unit
37.227.362 77.183.863
= =
44.962,5 44.962,5
= 877/𝑢𝑛𝑖𝑡 = 1.716/unit
BEP unit
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
=
𝑝−𝑣
37.227.362
=
11.833 − 1.716
37.227.362
=
10.117
= 3.679 kg
BEP harga
37.227.362
=
1.716
1 − 11.833
37.227.362
=
0,85
= 43.796.896
Usaha tani tumpang sari tanaman kentang dan cabai dengan jumlah
biaya tetap sebanyak Rp. 37.227.362 akan mendapatkan titik impas atau
titik minimum keuntungan berdasarkan jumlah unit yaitu jika hasil
produksinya mencapai 3.679 kg dan akan mendatkan titik impas atau titik
minimum keuntungan berdasarkan jumlah pendapatan (Rp) yaitu jika
hasilnya mencapai Rp. 43.796.896.
48
Rencana Bisnis
49
dijadikan sebagai bibit untuk kegiatan budidaya, juga disertai dengan kettidak
adaannya balai benih kentang atau penangkar benih kentang di daerah
Kecamatan Pasir jambu dan sekitarnya.
selaras dengan keadaan dan kondisi tersebut juga beberapa hal yang
telah dijabarkan sebelumnya bahwasannya bibit atau benih yang bermutu
akan menghasilkan produk yang bermutu, dengan demikian bibit kentang
yang sehat dengan kemurnian akan varietas kentang sangat dibutuhkan maka
dari itu peluang untuk mejalankan usaha dalam bidang pembibitan tanaman
kentang sangatlah manjanjikan.
2. Profil perusahaan
Kentang patuha merupakan bentuk usaha yang akan dijalankan
berbentuk CV (Commanditaire Vennootschap) bidang yang diusahakan yaitu
benih kentang kelas G-1, kentang patuha berperan sebagai penangkar benih
dimana sumber benih yang dikembangkan berasal dari Balai Benih Kentang
dengan kelas G-0. Benih pokok (BP) atau G-1 merupakan hasil perbanyakan
dari G-0 atau perbanyakan dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan
G-1 dilaksanakan didalam rumah kasa kedap serangga dan harus memiliki
standar mutu. Benih ini diberi label berwarna ungu.
a. Data perushaan
Nama Perusahaan : Kentang Patuha
Bidang Usaha : Produksi Benih
Jenis Produk/Jasa : Benih Kentang Kelas G-1
Alamat Perusahaan : Des. Sugihmukti Kec. Pasir Jambu Kab.
Bandung Prov. Jawa Barat
Nomor Telepon : 085-759-129-233
Alamat E-mail : kentangpatuha@Gmail.com
Bentuk Badan Hukum : Commanditaire Vennootschap
b. Biodata pemilik/pengurus
Nama : Restu Amelia Puteri
Jabatan : Founder
Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 15 Desember 2001
Alamat : Kp. Sindangkerta Rt/02 Rw/01 Des. Cintakarya
50
Kab. Bandung Barat Prov. Jawa Barat
Nomor Telepon : 085-759-129-233
Alamat E-mail : restuaputri@gmail.com
Pendidikan Terakhir : D4
Pengalaman Kerja :-
c. Struktur organisasi
President director
51
3. Visi dan misi
Visi
Menjadi Pelaksana Teknis Yang Handal Dalam Mengakselerasi
Ketersediaan Benih Kentang Berkualitas Tinggi Kec. Pasir jambu Yang
Dinamis, Mandiri Dan Sejahtera
Misi
a. Meningkatkan produksi benih kentang kelas G-1 dengan cara melakukan
kegiatan perbanyakan yang sesuai dengan standar oprasional prosedur
yang ditetapkan oleh SNI tentang perbanyakan benih kentang kelas G-1
b. Menyediakan benih kentang kelas G-1 berkualitas tinggi.
c. Menjaga jaminan mutu produk dengan menggunakan label mutu benih
bersertifikat yang diberikan melalui pemeriksaan sertifikasi benih
bermutu oleh BPSBTPH
4. Tujuan
a. Menghasilkan benih kentang Kelas G-1 yang berkualitas tinggi
b. Mendistribusikan benih sumber kepada petani, sehingga dapat
menghasilkan umbi kentang yang bermutu sesuai dengan segmentasi
pasar yang dituju juga capaian output yang diinginkan
5. Manfaat
a. Tersedianya benih kentang kelas G-1 untuk petani Desa Sugihmukti
Kecamatan Pasir jambu dan sekitarnya
b. Dapat meningkatkan produksi kentang ditingkat petani.
c. meningkatkan pelayanan kepada petani tentang informasi teknologi
perbenihan kentang.
d. Meningkatnya kesadaran petani dalam penggunaan benih kentang
bermutu
52
Dalam pangsa pasar ini, perusahaan kentang patuha akan menganalisis
luasan lahan kentang di Kecamatan Pasir Jambu, Menurut BPS Dalam
Angka Tahun 2020 luasan lahan yang ditanami tanaman kentang yaitu
sebanyak 3 ha, dengan demikian jumlah benih yang dibutuhkan cukup
tinggi sehingga kentang patuha dapat berkontribusi sebagai agroinput
dalam kegiatan agroproduksi para petani
b. Strategi pemasaran
Dalam membuat rancangan strategi pemasaran melalui penentuan
segmentasi pasar maka dari itu konsumen dikelompokan terlebih dahulu,
dengan mengelompokan konsumen atau sasaran secara langsung kita
dapat menganalisis latar belakang konsumen sehingga kita dapat
menentukan stategi pemasaran yang selaras dengan latar belakang
konsumen, dengan demikian pengelompokan dilakukan menggunakan
variabel sebagai berikut:
1) Segmentasi Geografis. Pada pemasaran benih kentang berdasarkan
segmentasi geografis, produk yang diproduksi oleh kentang patuha itu
sendiri difokuskan pada pemenuhan kebutuhan benih kentang petani
yang berada di wilayah Kecamatan Pasir Jambu, Kecamatan Ciwidey,
Kecamatan Ranca Bali dan sekitarnya dengan kata lain yaitu wilayah
terdekat dengan lokasi perusahaan. Pembelian dapat dilakukan
dengan cara langsung mendatangi gudang hasil perbanyakan, ataupun
menghubungi nomor perushaan untuk memboking ataupun pesan
antar.
2) Segmentasi Demografis. Yaitu dimana Pasar dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti usia,
ukuran keluarga, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial.
Sebagian besar para petani kentang di Kecamatan Pasir Jambu,
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Ranca Bali sudah berumur dengan
pengalaman bertani yang sudah cukup tinggi di bidang hortikultura,
dengan demikian petani denganlatar belakang tersebut biasya
memiliki tingkat adopsi yang cukup rendah sehingga promosi yang
harus dilakukan yaitu menggunakan metode pendekatan dan shering
53
atau bertukar informasi, menjalin pembicaraan dua arah sehingga
dalam perbincangan secara tidak langsung terdapat kegiatan
pemasaran atau promosi.
3) Segmentasi Psikografis. Produk yang dijual oleh kentang patuha
merupakan produk bermutu tinggi sehingga benih kentang terhindar
dari hama penyakit ataupun virus yang dimana saat petani
menggunakan benih kentang dari kentang patuha akan mendapatkan
produktifitas yang tinggi, salah satu contoh benih akan terhindar dari
penyakit rizoktonia solani, penyakit tersebut merupakan penyakit
yang banyak dijuampai oleh petani dalam kegiatan budidaya. Hal
tersebut dapat diinformasikan kepada petani pada saat promosi dan
penjualan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para petani
untuk membeli benih kentang yang di produksi oleh kentang patuha
4) Segmentasi Perilaku dimana Pembeli dibagi ke dalam kelompok-
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan
pembeli terhadap suatu produk. Dalam segi ini memiliki keterkaitan
dengan aspek demografis khususnya berdasarkan usia, karakter dan
latar belakang, para petani yang telah membeli produk dari kentang
patuha akan diberikan wadah untuk melakukan complain, usulan,
ataupun pertanyaan-pertanyaan terkait produk, pemeliharaan atau pun
teknik budidaya yang berkaitan dengan benih kentang. Wadah ini
akan disediakan secara online juga ofline. Dengan cara mengirim
pertanyaan dan complain pada email yang tertera, website perusahaan,
ataupun akun sosial media, dan untuk complain secara online dapat
dilakukan secara langsung dengan cara mendatangi dan menjumpai
pihak perusahaan yang terkait.
c. Taktik/bauran/marketing mix
Strategi pemasaran sangat diperlukan dalam memulai suatu bisnis.
Dalam hal ini perencana menentukan strategi bauran pemasaran yang akan
diterapkan di kentang patuha diantaranya yaitu produk, harga, tempat dan
promosi.
54
Produk yang akan dihasilkan adalah benih kentang dengan grade
sebagai berikut:
1) LL untuk ukuran berat > 120 gram
2) L untuk ukuran berat > 90 – 119 gram
3) M untuk ukuran berat > 30 – 89 gram
4) S untuk ukuran berat > 10 – 29 gram
5) SS untuk ukuran berat < 10 gram
Harga jual yang ditetapkan dalam penjualan benih kentang seluruh
grad disama ratakan atau dengan kata lain benih kentang dijula per knol
atau umbi, oleh karena itu semakin banyak umbi yang terdapat dalam satu
tanaman maka akan semakin tinggi output yang akan didapatkan, adapun
jumlah harga per knol yaituseharga Rp. 1.500,-
Benih kentang ini dapat dibeli langsung di lokasi perusahaan,
dengan cara mengunjungi perusahaan secara langsung, selian dari pada itu
dapat juga dengan sisitem delivery atau antar barang dengan jasa kirim
sesuai dengan jumlah barang dan jarak dari perusahaan ke lokasi dengan
cara menghubungi nomor perusahaan yang tertera.
Promosi produk dilakukan dengan cara mendatangi langsung untuk
menawarkan produk akan tetapi menggunakan metode pendekatan dengan
para petani, seperti anjang sana atau obrolan santai, sebelum menawarkan
produk perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pengetahuan petani agar
dapat menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan petani saat melakukan
edukasi sehingga petani dapat tertarik pada produk yang dipasarkan.
2. Aspek yuridis
a. Produk
Produk yang dijual atau dipasarkan oleh CV. Kentang patuha
merupakan benih kelas G-1 yang bermutu dan berkualitas tinggi yang
dibudidayakan dalam screen house atau ruangan kedap serangga, kegiatan
perbanyakan dilakukan sesuai dengan standar oprasional prosedur juga
melalui proses pemeriksaan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Pada tahapan pemeriksaan
benih yang dilakukan oleh BPSBTPH terdapat empat tahapan, yaitu :
55
pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan fisik pertama, pemeriksaan fisik
kedua dan pemeriksaan ubi.
b. Badan usaha.
Bentuk usaha yang akan dijalankan yaitu berbentuk CV
(Commanditaire Vennootschap). Dimana perusahaan tidak memiliki
badan hukum atau perundang undangan
c. Kegiatan usaha
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh kentang patuha meliputi
kegiatan budidaya atau perbanyakan benih kentang hingga pemasaran
benih kentang dan juga terdapat pembelajaran atau edukasi yang akan
disebarkan pada petani sekitar perihal pentingnya benih yang digunakan
dalam kegiatan budidaya guna untuk mencapai hasil produksi yang
maksimal. Dalam kegiatan perbnayakan itu sediri terdapat beberapa
serangkaian kegiatan diantaranya yaitu
1) Persiapan benih sumber atau benih kelas G-0
2) Pengolahan lahan meliputi, sanitasi screen house, pengolahan tanah,
sterilisasi media tanam cocopeat dan pupuk kandang menggunakan
steam boyler, pencampuran media tanam, pembuatan bedengan,
pemberian PGPR.
3) Penanaman dengan jarak tanam bedengan 15 x 15 cm
4) Pemeliharaan yang meliputi, penyiraman, pembumbunan,
penyiangan, pemupukan, rouging, pemasangan tali dan ajir,
pengamatan hama dan penyakit, pengendalian hama dan penyakit.
5) pemeriksaan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH)
6) panen sample
7) pemangkasan batang
8) panen dan pasca panen
9) penggudangan
56
3. Aspek teknis
Aspek teknis perusahaan kentang patuha fokus utamanya bergerak
bidang agroinput. Dengan perbanyakan benih kentang dan penjualan benih
kentang sebagai poin utama yang dijalankan. Dalam hal pemasaran benih
kentang kelas g-1 ini kentang patuha berkomitmen senantiasa menjaga
kualitas, kuantitas serta kontinuitas produksi barang sesuai permintaan
konsumen. Kualitas dan kuantitas barang diimbangi dengan prinsip Good
agricultural practices (GAP) yang digagas oleh kebijakan pemerintah
indonesia agar dalam hal pengelolaan bidang usaha manajemen tetap
memperhatikan konservasi lahan yang ada serta untuk kontinuitas produksi,
manajemen akan senantiasa memasok barang sesuai permintaan kebutuhan
konsumen dengan standar yang telah disepakati.
4. Aspek organisasi dan manajeman
Aspek manajeman organisasi yang diterapkan yaitu menggunakan
budaya manajemen proporsional dimana upaya penyeimbangan pemenuhan
hak dan kewajiban dalam menciptakan keprofesionalan kerja menjadi hal
yang utama sehingga akan terciptanya hubungan yang damai dan tentram
antar divisi pekerja serta manajemen perusahaan.
Terlepas dari budaya manajemen terdapat pula asas yang dibangun di
kentang patuha itu sendiri yaitu asas kekeluargaan. Hal ini dibangun karena
mengkaji daripada sistem kerja karakteristik petani indonesia adalah
kekeluargaan sehingga budaya ciri khas karakteristik kerja petani indonesia
tidak boleh dihilangkan sehingga dengan terciptanya asas hubungan kerja
tersebut akan memberikan aura positif bagi ketenangan kerja dalam diri
pribadi manusia.
Dalam hal manajeman pengorganisasian, manajemen menetapkan
struktur organisasi yang sederhana pada awal pendirian karena beberapa
faktor sesuai keadaan, kemudian dibuatnya AD/ART daripada struktur
organisasi sehingga semua akan optimal dalam hal pekerjaan dan sesuai
dengan tupoksi masing-masing serta perekrutan pekerja sesuai dengan
kebutuhan dan keahlian bidang.
57
5. Aspek dampak lingkungan
Dampak lingkungan dari hadirnya atau dibangunnya perusahaan
dibidang benih kentang ini tentunya akan memberikan dampak bagi
lingkungan sekitar, khususnya terhadap sosial ekonomi para petani juga
warga setempat yang berada di Kecamatan Pasir Jambu Kecamatan ciwidey
dan sekitarnya, melalui penyaluran benih yang baik diharapkan dapat
meningkatkan hasil produksi para petani, dengan adanya perusahaan kentang
patuha para petani kentang akan mendapatkan pasokan benih yang maksimal
dengan biaya akomodasi yang rendah, juga meningkatnya pengetahuan petani
perihal bibit kentang yang layak digunakan sebagai bahan tanam. Selain dari
pada itu, hadirnya kentang patuha dapat mengurangi angka pengangguran di
daerah sekitar, masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan akan tetapi
memiliki keterampilan dibidang pertanian dapat melamar pekerjaan dan
dipekerjakan di perusahaan kentang patuha. Selain dari pada dampak positif,
adapun dampak negatif dari hadirnya perusahaan kentang patuha, diantaranya
limbah hasil produksi, akan tetapi perusahaan memiliki analisis manajeman
resiko sehingga perusahaan sudah memiliki konsep untuk mengatasinya.
6. Manajeman resiko
Manajeman resiko dilakukan guna untuk menanggulangi rekiso atau
kemungkinan yang bersifat negatif, mengancam dan membahayakan dalam
kelangsungan kegiatan usaha, adapun beberapa hal yang memungkinkan
terjadi dan penganggulannya diantaranya sebagai beriku:
a. Risiko penurunan produksi. Untuk menanggulangi kemungkinan
penurunan produksi maka dilakukan kegiatan perbanyakan yang sesuai
dengan standar oprasional prosedur, memastikan tanaman kentang tidak
kekurangan unsur hara serta memastikan ketinggian media tanam atau
bedengan juga tingkat kegemburan tanah, agar umbi dapat berkembang
dengan baik.
b. Risiko Penurunan Mutu Produk. Untuk menanggulangi resiko penurunan
mutu prodak maka dilakukan kegiatan sterilisasi screen dan media tanam,
juga perlakuan pengendalian hama penyakit secara prepentif atau
pencegahan, selain dari pada itu kegiatan rouging atau seleksi tanaman
58
yang terserang hama atau penyakit juga dilakukan dengan teliti dan
teratur.
7. Finansial
a. Kebutuhan modal
Usaha yang dijalankan kentang patuha yaitu pada lahan datar seluas
648 m² dengan 1 unit kontruksi bangunan Screen house dengan luasan
screen sebesar 528 m². Modal yang dibutuhkan berupa modal jangka
panjang dan modal selama perode musim tanam. Adapun rincian dari
modal-moda yang dibutuhkan diantaranya biaya instalasi screen house,
biaya tetap, biaya variabel dan biaya tenaga kerja.
b. Biaya total
input screen house
tabel 9 tabel input screen house
No Uraian satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp)
1 Tiang
2 Palang dada
3 Kuda-kuda
4 Usuk Batang 172 15. 000 2.580. 000
5 Siku-siku
6 Reng
7 Jarukjuk
8 Polinet Roll 7 350.000 2.450. 000
9 Plastik uv Roll 2 5.800. 000 11.600. 000
10 Paku (3,5,7,10) kg 35 16.000 560. 000
11 Kawat bentang kg 35 16.000 560. 000
12 Upah kerja m² 528 22.000 11.616. 000
borong
Total biaya 29.366. 000
Penyusutan JUE 5 thn (10 periode tanam) 2,408,012
Input Variabel
Tabel 10 tabel input variabel
No Barang Jumlah Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Bibit Kentang 14.080 Knol 1.750 24.640.000
2 Pupuk Kandang 1.000 Kg 700 700.000
3 Cocopeat 10.000 Kg 550 5.500.000
4 Lysol 120 Ml 250.000 30.000
5 Curacron 500 EC 100 Ml/500 130.000 26.000
6 PGPR 4 Liter 25.000 100.000
7 Solar 50 Liter 10.000 500.000
8 Tali Nilon 2 Roll 30.000 60.000
9 Ajir 8 Ikat 30.000 240.000
10 Stemplet 1 kaleng 40.000 40.000
11 Bensin 10 Liter 8.000 80.000
59
12 Urea 12 Kg 1.800 21.600
13 SP-36 29 Kg 2.500 72.500
14 KCL 11 Kg 2.500 27.500
15 AB-MIX 2 Kg 25.000 50.000
16 Marshall 200 EC 128 Ml 67.500 17.280
17 Agrimex 18 EC 32 Ml 135.000 43.200
18 MIPCINTA 1250 Gr 25.000 62.500
19 Daconil 75 WP 96 Gr 87.500 16.800
20 Furadan 3 G 2,56 Kg 38.000 48.640
21 Apsa 128 ml 135.000 17.280
22 Listrik 32.300 KWH 1.467 196.064
Total biaya sarana produksi 32.489.364
Input tetap
Tabel 11 tabel input tetap
No Jenis alat Harga satuan Penyusutan Bunga Jumlah Satuan Jumlah (Rp)
(Rp) (Rp) modal (Rp) barang
1 Selang 3.000 18.000 6.600 100 m 24.600
2 Cangkul 50.000 3.000 1.100 1 Buah 4.100
3 Ember 10.000 1.500 2.20 2 Buah 3.440
4 Handsprayer 500.000 30.000 4.400 1 Buah 34.400
5 Sprinkle 25.000 1.500 5.50 3 Buah 6.150
6 Powersprayer 5.000.000 150.000 110.000 1 Buah 260.000
7 Steam boiler 400.000.000 12.000.000 8.800.000 1 Buah 20.800.000
8 Drum 30 lt 35.000 2.100 770 2 Buah 5.740
9 Gelas ukur 10.000 3.000 220 1 Buah 3.220
10 Krat 50.000 3.000 1.100 50 Buah 205.000
11 Lampu TL 25.000 3.750 550 2 Buah 8.600
12 Thermometer 60.000 6.000 1.320 1 Buah 7.320
60
2 Sterilisasi screen 5 1 40. 000 200. 000
3 Persiapan media tanam 5 1 40. 000 200. 000
4 Penanaman 5 1 40. 000 200. 000
5 Penyiraman 1 45 10. 000 450. 000
6 Pemberian nutrisi 4 6 40. 000 1. 200. 000
7 Penyiangan 5 1 40. 000 200. 000
8 Pembumbunan 5 1 40. 000 200. 000
9 Rouging 3 16 40. 000 1. 920. 000
10 Pengendalian OPT 3 16 40. 000 1. 920. 000
11 Pemasangan ajir 4 1 40. 000 160. 000
12 Pemasangan tali 4 3 40. 000 480. 000
13 Panen sampel 4 1 40. 000 160. 000
14 Pemangkasan batang 4 1 40. 000 160. 000
15 Panen 5 1 40. 000 200. 000
16 Pasca panen 5 1 40. 000 200. 000
Jumlah 8. 050. 000
Total biaya input
Tabel 14 tabel biaya input total
Input variabel Rp. 32.489.364
Input tetap Rp. 23.917.006
Upah tenaga kerja Rp. 58.050.000
Jumlah Rp. 114.456.370
Artinya setiap mengeluarkan Rp.1000,- maka akan mendapatkan
hasil Rp.1.360,- yang artinya akan mendapatkan keuntungan sebesar
Rp.360,-
c. Sumber modal
Sumber dana yang digunakan perencana adalah modal sendiri dan
hibah dari orangtua. Untuk kebutuhan modal lahan sendiri itu merupakan
lahan hak milik sendiri.
d. Penerimaan
Penerimaan usaha benih kentang kelas G-1 diperoleh dari total
produksi kentang yang dihasilkan selama satu musim tanam dikalikan
dengan harga standar yang sesuai dan dialami oleh responden. Harga
standar ini merupakan harga yang ditetapkan sesuai harga jual pada
umumnya. Berikut ini adalah perhitungan perkiraan pendapatan rencana
penjualan benih kentang kelas G-1
Tabel 15 tabel penerimaan
Panen satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
140. 080 knol 1.500 211.200.000
61
e. Keuntungan
Tabel 16 tabel keuntungan
Output Rp. 211.200.000
Input total Rp. 114.456.370
Total Rp. 96.743.630
f. Reveneu-Cost Ratio (R/C)
Tabel 17 tabel R/C
Output Rp. 211.200.000
Input total Rp. 114.456.370
Total 1,845
Artinya setiap menginvestasikan biaya sebesar Rp. 1.000 maka akan
memperoleh hasil sebesar Rp.1.845 atau mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 845
g. Break Even Point (BEP) dalam Rp
Tabel 18 tabel BEP
Biaya/unit
BEP unit
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
=
𝑝−𝑣
81.967.006
=
1.500 − 232
37.227.362
=
1.628
= 64.643 𝑘𝑛𝑜𝑙
BEP harga
81.967.006
=
232
1−
1.500
81.967.006
=
0,84
= 97.579.769
62
Usaha tani perbanyakan benih kentang kelas G-1 dengan
jumlah biaya tetap sebanyak Rp. 81.967.006 akan mendapatkan
titik impas atau titik minimum keuntungan berdasarkan jumlah unit
yaitu jika hasil produksinya mencapai 64.643 𝑘𝑛𝑜𝑙 dan akan
mendatkan titik impas atau titik minimum keuntungan berdasarkan
jumlah pendapatan (Rp) yaitu jika hasilnya mencapai Rp.
97.579.769.
h. Titik Pulang Pokok (Payback Period)
1. Penjualan = 211.200.000
2. Biaya (cost)
a. Biaya tetap = 81.967.006
b. Biaya variabel = 32.489.364
Jumlah (a + b) = 114.456.370
1. 81.967.006 211.200.000 - 1 4
63
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
64
pendapatan dibagi pengeluaran, dan hasil perhitungan menunjukan nilai sebesar
3,77 yang artinya yaitu setiap menginvestasikan biaya sebesar Rp. 1.000 maka akan
memperoleh hasil sebesar Rp. 3.770 atau mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
2.770.
Terkait kompetensi yang di pelajari dibuatlah rencana bisnis yang selaras
dengan kegiatan yang dilakukan selama PKL, dalam pembuatan rencana bisnis,
penulis mengambil sektor agroinput yaitu perbanyakan benih kentang kelas G-1
sebagai kegiatan usaha yang akan dilakukan, perusahaan yang akan didirikan diberi
nama kentang ppatuha, perusahaan aakan didirikan di daerah Des. Sugihmukti Kec.
Pasir Jambu Kab. Bandung. Adapun kebutuhan atau jumlah biaya yang dijadikan
sebagai modal atau input yaitu sebanyak Rp. 114.456.370 dengan jumlah input
tersebut sudah dapat menjalankan kegiatan usaha tani perbanyakan benih kentang
kelas G-1, benih kentang yang dihasilan merupakan benih kentang yang berkualitas
dan bermutu tinggi tentunya dengan teknik penanaman yang sesuai dengan standar
oprasional prosedur beserta melalui pemeriksaan oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Adapun output
yang didapatkan dari kegiatan usaha ini yaitu sebesar Rp. 211.200.000, kegiatan
usaha dapat dikatakan layak untuk dilanjukan karena nilai output lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai input adapaun perhitungan yang dapat menyatakan
usaha layak dilanjutkan atau tidak yaitu melalui perhitungan R/C rasio. R/C rasio
paad kegiatan usaha ini yaitu sebesar 1,845 yang artinya setiap menginvestasikan
biaya sebesar Rp. 1.000 maka akan memperoleh hasil sebesar Rp.1.845 atau
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 845. Adapun perhitungan yang menunjukan
jumlah titik impas atau BEP pada kegiatan usaha ini diantaranya BEP unit sebanyak
64.643 𝑘𝑛𝑜𝑙 dan BEP harga sebanyak Rp. 97.579.769. yang artinya jika usaha tani
perbanyakan benih kentang kelas G-1 dengan jumlah biaya tetap sebanyak Rp.
81.967.006 akan mendapatkan titik impas atau titik minimum keuntungan
berdasarkan jumlah unit yaitu jika hasil produksinya mencapai 64.643 𝑘𝑛𝑜𝑙 dan
akan mendatkan titik impas atau titik minimum keuntungan berdasarkan jumlah
pendapatan (Rp) yaitu jika hasilnya mencapai Rp. 97.579.769. dan untuk playbsck
period atau menutupi pengeluaran awal (inpestsi awal) dapat di dapatkan pada
65
periode pertanama selama 4 bulan atau 1 musim tanam. Berdasarkan hasil
keseluruhan dapat disimpulkan bahwasannya kegiatan usaha dapat dilakukan.
SARAN
Dari hasil pengkajian yang dituangkan dalam laporan praktik kerja lapangan,
penulis mempunyai saran bahwa usahatani tumpang sari tanaman kentang dan cabai
keriting perlu ditindak lanjuti dengan mepemfokuskan kegiatan budidaya tanaman
kentang untuk menghasilkan grad AL lebih banyak dibandingkan dengan grad
lainnya, karena kentang dengan kualitas super memiliki pangsa pasar yang luas juga
memberikan keuntungan yang tinggi, dan untuk tanama tumpang sari dapat
dipadukan dengan tanaman lain selain cabai keriting seperti tanaman jagung atau
buncis, dengan menjadikan tanman jagung atau buncir sebagai tanaman pangar atau
pinggiran, selain berperan sebagai tanaman tumpang sari, kedua tanaman tersebut
dapat berperan sebagai tanaman kultur teknis.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
Istiqomah, N., Mahdiannoor, M., & Rahman, F. (2016). Metode Pengolahan Tanah
Terhadap Pertumbuhan Ubi Alabio (Dioscorea alata L.). Ziraa'ah Majalah
Ilmiah Pertanian, 41(2), 233-236.
Fitrianawati, D. (2012). STUDI BIAYA PRODUKSI DAN PEMASARAN
SAYURAN ORGANIK DI FAM ORGANIC KECAMATAN
PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT.
68
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
JURUSAN PENYULUHAN PRTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2021
69
70
71
72
73
74
LAMPIRAN GAMBAR
75
panen kentang pengemasan kentang panen cabai keriting
Diskusi
76