Anda di halaman 1dari 47

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM

PENGADAAN BENIH PUPUK PESTISIDA PADI SAWAH


DI KECAMATAN HANTARA
KABUPATEN KUNINGAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RUSTANO
020121468

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)


PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023

i
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM
PENGADAAN BENIH PUPUK PESTISIDA PADI SAWAH
DI KECAMATAN HANTARA
KABUPATEN KUNINGAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RUSTANO
020121468

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar profesional


Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)
pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)


PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Judul : Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Pengadaan


Benih Pupuk Pestisida Padi Sawah di Kecamatan Hantara
kabupaten Kuningan
Nama : Rustano
NIM : 020121468
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Disetujui oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. Drs. H. Lukman Effendy, M.Si
NIP. 195808011986031001

Pembimbing II
Rifa Rafi’atu Sya’bani Wihansah, S.Pt, M.Si
NIP. 199401292019022001

Pembimbing III

Wawan Ruswanda, SP.


NIP. 197203312009011001

Diketahui oleh:
Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Ait Maryani, SP., M.Pd.
NIP. 195910091982022001

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia- Nya, penulis dapat
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini dengan baik dan benar sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Proposal Tugas Akhir ini berjudul “Partisipasi
Anggota Kelompok Tani Dalam Pengadaan Benih Pupuk Pestisida Padi Sawah di
Kecamatan Hantara yaitu di Desa Citapen, Pakapasan Girang dan Tundagan.
Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, yang senantiasa komitmen kepada ajaranya dan senantiasa
komitmen pada larangannya, aamiinn.
Penyusunan Proposal ini tentunya tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya dukungan moril maupun materil serta bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Prof. Dr.
Drs. H. Lukman Effendy, M.Si selaku Dosen mata kuliah Metode Penelitian
Penyuluhan (MPP), Ait Maryani, SP. M.Pd selaku Ketua Program Studi, Dr.
Wahyu Trisnasari, SST, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Pertanian, Prof. Dr. Drs. H.
Lukman Effendy, M.Si sebagai Pembimbing I dan Rifa Rafi’atu Sya’bani
Wihansah, S.Pt, M.Si selaku pembimbing II. Wawan Ruswanda, SP sebagai
Pembimbing III yang senantiasa memberikan motivasi dan mendo’akan serta
materil dan Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal ini masih banyak
kekurangan, sehingga penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan Proposal ini. Akhirnya penulis berharap semoga proposal
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Bogor, Januari 2023
Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 4
Tujuan 4
Manfaat 4
TINJAUAN PUSTAKA 6
Pengertian Partisipasi 6
Karakteristik Petani 9
Umur 10
Pendidikan 10
Luas Lahan 10
Tanggungan Keluarga 11
Pengadaan 11
Pengadaan Benih 11
Pengadaan Puouk 12
Pengadaan Pestisida 12
Pengertian Benih 12
Pengertian Pupuk 14
Jenis Jenis Pestisida 17
Faktor Eksternal 18
Pengertian Kelompok Tani 18
Fungsi Kelompok Tani 19
Sarana dan Prasarana 20
Akses Informasi 20
Penyuluhan 21
Perencanaan 23
Pelaksanaan 23

iii
Evaluasi 24
Kerangka Berpikir 24
METODE PENELITIAN 27
Waktu dan Tempat 27
Populasi dan Sampel Populasi 27
Instrumen Uji Validitas 30
Uji Reliabilitas 30
Karakteristik Anggota Kelompok Tani 31
Pengadaan 31
Partisipasi 32
Pengumpulan Data dan Analisa Data 33
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN 37

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Populasi Kelompok 24
Tabel 2. Jumlah Sampel per Kelompoktani 25
Table 3. Indikator, parameter dan skala pengukuran karakteristik 27
anggota kelompok tani
Tabel 4. Indikator, Parameter dan skala pengukuran pengadaan 28
Tabel 5. Indikator, Parameter dan skala pengukuran partisipasi 28
anggota Kelompok tani

iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian hingga saat ini dan masa akan datang masih merupakan
sektor andalan pembangunan ekonomi di Jawa barat. Akan tetapi kegiatan
pertanian lahan sawah di Jawa barat didominasi oleh usaha skala kecil, dimana
sekitar 72 persen keluarga tani memiliki lahan kurang dari 0,50 ha. Walaupun
dengan rata-rata pemilikan lahan yang sempit, Jawa barat merupakan salah satu
pemasok utama beras nasional dengan kontribusi sekitar 18,3 persen. Produksi
padi pada tahun 1999 sekitar 9 juta ton gabah kering giling (GKG) yang
dihasilkan dari areal pertanaman 1,76 juta ha dan produktivitas 51,25
kw/ha .Produktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan yang dihasilkan 10 tahun
yang lalu, yaitu 51,06 kw/ha pada tahun 1989. Akan tetapi peningkatan
produktivitas tersebut masih belum optimal karena masih beragamnya hasil yang
diperoleh antara petani satu dengan lainnya. Selain itu peningkatan produktivitas
belum sepenuhnya sejalan dengan peningkatan pendapatan petani akibat kurang
efisiennya usahatani. Hal ini diduga akibat penggunaan input yang tidak tepat
waktu dan sasaran, bahkan beberapa jenis input seperti pupuk N digunakan secara
berlebihan. Akibat lebih jauh, produk pertanian di dalam negeri belum mampu
bersaing dengan harga produk pertanian dari luar negeri. Dalam rangka
meningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi, telah tersedia rakitan
teknologi budidaya dan pemupukan spesifik lokasi (Suwono et al., 1999 dan
2000). Akan tetapi rakitan tersebut belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh
petani. Belum optimalnya produktivitas dan kurang efisiennya usahatani skala
kecil disebabkan karena petani sebagai manajer belum mampu secara penuh
menerapkan rakitan teknologi usahatani padi spesifik lokasi. Akar
permasalahannya berasal dari tingkat pendidikan petani yang rendah, modal dan
informasi teknologi baru masih kurang, pengadaan sarana produksi dilakukan
secara sendiri-sendiri sehingga harganya menjadi mahal dan penggunaan per
satuan luas relatif lebih banyak, kurang efisiensinya penggunaan tenaga kerja
karena sempitnya lahan yang dikelola, dan pemasaran hasil yang dilakukan secara
perorangan sehingga tidak mempunyai kekuatan daya tawar.

1
Tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek pendekatan
kelompok, agar lebih berperan dalam penggunaan. Aktifitas usaha tani yang lebih
baik dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam produktifitas usaha tani yang
pada gilirannya akan meningkatkan pendapat petani sehingga akan mendukung
terciptannya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya.
Keberadaan kelompok tani diharapkan dapat memfasilitasi antara petani
dengan program penyuluhan pertanian yang mempuyai tujuan selaras yaitu
peningkatan pendapatan dan kesejahteraaan petani, oleh karena itu pembinaan
kelompok tani perlu dilaksanaan secara lebih intensif, terarah dan terencana
sehingga mampu meningkatkan peran dan fungsinya.
Peranan kelompok tani akan semakin meningkat apabila dapat
menumbuhkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dalam kelompok itu sendiri
untuk dapat menggerakkan dan mendorong perilaku anggotanya kearah
pencapaian tujuan kelompok, sehingga kelompok tani tersebut akan berkembang
menjadi lebih dinamis. Agar kelompok tani dapat berkembang secara dinamis,
maka harus didukung oleh seluruh kegiatan yang meliputi inisiatif, daya kreasi
dan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan oleh pengurus dan anggota kelompok
tani dalam melaksanakan rencana kerja anggota kelompok tani yang telah di
sepakati bersama. Pada dasarnya dinamika anggota kelompok tani secara serentak
dan bersamaan. dalam melaksanakan seluruh kegiatan anggota kelompok tani
dalam mencapai tujuannya, yaitu peningkatan hasil produksi dan mutunya yang
pada gilirannya akan meningkatkan pendapat mereka (Suhardiono, 1992).
Partisipasi petani merupakan keikutsertaan dari petani baik secara individu
maupun secara kelompok dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam
bidang usaha pertanian. Partisipasi juga merupakan faktor yang sangat penting
dalam melaksanakan berbagai aktivitas ataupun program pertanian. Partisipasi
tersebut dapat berupa partisipasi dalam tahap pembentukan keputusan, partisipasi
dalam tahap pelaksanaan, partisipasi dalam tahap evaluasi.
Partisipasi anggota dari masing-masing kelompok tani sangat dibutuhkan
di setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok tani agar sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yakni dapat meningkatkan produksi dalam setiap

2
kegiatan usahatani yang dilakukan, dengan adanya partispasi anggota dari setiap
kelompok tani, dapat dilihat bagaimana dinamika yang terbentuk dalam suatu
kelompok tani tersebut di dalam mengikuti kegiatan atau mengikuti program
penyuluhan yang dilakukan. Dengan kata lain dengan adanya partispasi yang baik
dari anggota di dalam suatu kelompok tani dan suatu dinamika di dalam kelompok
tersebut akan mempengaruhi dari hasil atau produksi usaha tani yang dijalankan
oleh anggota (petani) dari masing-masing kelompok tani tersebut.

Pestisida dikelompokkan ke dalam pestisida hayati, nabati, dan sintetis.


Peran pestisida sintetis masih sangat dominan dalam mendukung peningkatan
produksi pertanian di dunia. Namun, karena banyak efek negatifnya, maka
penggunaan pestisida sintetis makin diminimalkan antara lain dengan
meningkatkan peran pestisida hayati dan nabati. Tulisan ini memaparkan
kompatibilitas berbagai pestisida dan keefektifannya dalam mengendalikan hama
dan penyakit tanaman (OPT) terutama pestisida hayati dan nabati yang semakin
marak dikembangkan dan diperdagangkan. Banyak di antaranya dapat digunakan
secara bersamaan atau bergiliran karena bersifat kompatibel satu sama lain,
bahkan dengan pestisida sintetis. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
Bacillus thuringiensis dapat digunakan bersamaan dengan parasitoid Diadegma
semiclausum, Cotesia (Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian)
Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama tanaman yang
penggunaannya relatif mudah, mempunyai daya kerja yang cepat, dapat
diaplikasikan dalam setiap tempat dan waktu pada areal yang luas serta waktu
yang singkat. Pestisida mempunyai berbagai macam jenis, yang penggunaannya
dipilih tergantung dari sasarannya. Menurut Departemen Kesehatan 1998,
persentase penggunaan pestisida di Indonesia adalah sebagai berikut insektisida
55,42%, herbisida 12,25%, fungisida 12,05%, repelen 3,61%, bahan pengawet
kayu 3,61%, zat pengatur pertumbuhan 3,21%, rodentisida 2,81%, bahan
perata/perekat 2,41%, akarisida 1,4%, moluskisida 0,4%, nematisida 0,44%, dan
0,40% ajuvan serta lain-lain berjumlah 1,4%.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang


“Partisipasi Anggota Kelompok tani Dalam Pengadaan benih, pupuk, dan

3
pestisida padi sawah Di Desa Citapen, Pakapasan Girang, dan Tundagan
Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang
penelitian, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana Tingkat Partisipasi Anggota kelompok Tani dalam pengadaan benih,
pupuk, pestisida padi sawah di Desa citapen, pakapasan girang, tundagan
Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan.
1. Bagaimana partisipasi anggota kelompok tani dalam pengadaan benih,
pupuk, pestisida padi sawah
2. Faktor apa saja yang memengaruhi partisipasi anggota kelompok tani
dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah
3. Bagaimana strategi untuk meningkatkan partisipasi anggota kelompok
tani dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah?

Tujuan

Tujuan yang akan dilakukan dalam kajian ini adalah untuk mengetahui Tingkat
Partisipasi Anggota Kelompok tani dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida padi
sawah di Desa citapen, pakapasan girang, tundagan Kecamatan Hantara
Kabupaten Kuningan
1. Mendeskripsikan partisipasi anggota kelompok tani dalam pengadaan
benih, pupuk, pestisida padi sawah.
2. Menganalisis faktor apa saja yang memengaruhi partisipasi anggota
kelompok tani dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah
3. Menyusun strategi agar partisipasi anggota kelompok tani dalam
pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah terlaksana.

Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam kajian
ini, maka kegunaan dari kajian ini adalah:

4
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat Meningkatkan Identifikasi Partisipasi anggota kelompok
tani dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah
b. Dapat menambah wawasan mengenai analisis Partisipasi anggota
kelompok tani dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida padi
sawah.
2. Bagi Anggota Kelompok Tani
a. Sebagai sumbangan informasi bagi anggota kelompok tani agar
dapat menjadi bahan pemikiran dalam partisipasi pada pengadaan
benih, pupuk, pestisida padi sawah.
b. Sebagai ajang pembelajaran bagi anggota kelompok tani dalam
partisipasi pada pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah
c. Memberikan motivasi kepada anggota kelompok tani dalam partisipasi
pada pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah
3. Bagi Intansi Terkait
a. Memperoleh informasi tentang kondisi faktual mengenai tingkat
Partisipasi anggota kelompok tani dalam pengadaan benih, pupuk,
pestisida padi sawah
b. Memperoleh informasi dalam merumuskan kebijakan untuk
mengatasi permasalahan faktual mengenai lemahnya Partisipasi
anggota kelompok tani dalam pengadaan benih, pupuk, pestisida
padi sawah

5
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Partisipasi

Menurut Adjid (1985) partisipasi adalah manifestasi perilaku seseorang atau


sekelompok masyarakat dalam mewujudkan perannya sesuai dengan harapan
masyarakat dalam mencapai tujuan tertentu. Dusseldorp dalam Mardikanto (2005)
menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga
masyarakat dapat berupa:
1. Menjadi anggota kelompok Tani
2. Melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok
3. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakkan
partsipasi anggota kelompok tani yang lain
4. Menggerakan anggota kelompok tani yang lain
5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan
6. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan anggota kelompok
tani

Agar lebih memusatkan perhatian pada tasiran yang keempat, partisipasi


petani dalam pengambilan keputusan, tetapi tetap akan memperhatikan tasiran
kedua dan ketiga. Partisipasi menurut tafsiran kelima dan keenam akan di
perhatikan saat mendiskusikan kerja organisasi swasta dan swastanisasi orgaisasi
penyuluhan. Dapat diketahui bahwa partisipasi melalui pengikutsertaan petani
dapat menjadi cara yang lebih efisien untuk mencapai tujuan pengadaan benih,
pupuk , pestisida padi sawah.
Menurut Charles (2003), partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak
di perlukan, tanpa adanya partsipasi masyarakat pembangunan hanyalah
menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat
merasa tidak memiliki dan acu tak acu terhadap program pembangunan yang ada.
Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga
masyarakat akan berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga pemanfaatan dan evaluasi program. Terlebih apabila kita akan melakukan
pendekatan pembangunan dengan semangat loyalitas. Masyaraat loyal menjadi

6
bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu masukan
yang sangat berharga.

Partisipasi anggota diperlukan sebagai pengawasan yang demokratis di


dalam suatu organisasi. Arti pentingnya partisipasi juga berkaitan dengan loyalitas
anggota. Semakin anggota berpartisipasi semakin tinggi kecenderungan mereka
menunjukkan loyalitas. Partisipasi sangat berperan dalam pengembangan
organisasi, dengan aktifnya anggota di dalam suatu asosiasi maka akan terjadi
pertukaran pendapat, komunikasi yang lebih erat (Slamet, 1994).
Partisipasi berdasarkan tingkat keterlibatan Anggota kelompok tani yang
selama ini telah dilakukan dalam pembangunan adalah keterlibatan dalam bentuk
yang pasif. Partisipasi yang sesungguhnya adalah partisipasi dalam bentuk aktif
dan kreatif dimana masyarakat terlibat dalam seluruh proses kegiatan dari suatu
program. Keterlibatan masyarakat dimulai dari tahap pembuatan.
Keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan evaluasi,
sehingga dapat menumbahkan daya kreatif dalam diri kelompok, yang dapat
mengembangkan kemampuannya untuk mewujudkan dan mempengaruhi arah
serta pelaksanaan suatu pengadaan.
Kedua adalah didorong keinginan untuk meningkatkan harga diri,
persamaan hak yang biasanya yang terdapat pada perempuan berpendidikan dan
dan perempuan perkotaan. Di dunia pertanian partisipasi wanita tani sangat jelas
terlihat, sehingga dengan adanya spesifikasi pekerjaan antara yang banyak
menggunakan otot dan wanita tani bekerja untuk kegiatan yang banyak memakan
waktu (Taryono,2004).
Astuti (2009), membedakan pastisipasi menjadi empat jenis yaitu: pertama,
partisipasi dalam pembuatan keputusan (perencanaan). Setiap proses
penyelenggaraan, terutama dalam kehidupan bersama masyarakat harus melewati
tahap penentuan kebijakan. Partisipasi masyarakat dalam tahap ini sangat
mendasar sekali. Terutama keputusan politik yang menyangkup nasibnasib
mereka secara keseluruhan. Program atau proyek pembangunan idealnya
melibatkan masyarakat dalam perencanaan. Masyarakat sudah semestinya diajak
untuk mendefinisikan apa kebutuhan atau masalah mereka, mendiskusikan

7
bagaimana cara yang tepat untuk memecahkan masalah atau pemenuhan
kebutuhan tersebut dilakukan, serta merundingkan bagaimana menilai
keberhasilan atau penyelesaian masalah atau pemenuhan kebutuhan. Kedua,
partisipasi dalam kegiatan pelaksanaan. Partisipasi alam pelaksanaan merupakan
kelanjutan dalam rencana yang telah digagas.
Secara singkat partisispasi menurut Astuti (2009) dijelaskan dalam tahap-
tahap sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan, yaitu penentuan alternatif dengan masyarakat
untuk menuju kesepakatan dari berbagai gagasan yang menyangkut
kepentingan bersama.
2. Pelaksanaan, yaitu penggerak sumber daya dan dana. Dalam
pelaksanaan merupakan penentu keberhasilan program yang di
laksanakan
3. Pengambilan manfaat, yaitu partisipasi berkaitan dengan kualitas hasil
pelaksanaan program yang bisa dicapai
4. Evaluasi, yaitu berkaitan dengan pelaksanaan program secara
menyeluruh.

Partisipasi ini bertujuan mengetahui bagaimana pelaksanaan program berjalan.

Dorongan individu untuk melakukan aktivitas dalam kelompok atau


masyarakat akan dipengaruhi oleh suatu proses yang tidak nampak dalam diri
individu yang disebut faktor internal, yang dibedakan dengan proses yang dating
dari luar individu (lingkungannya) yang disebut faktor eksternal (Sarwono, 1987).
Lebih lanjut dijelaskan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan
terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terdapat tiga faktor utama yang
mendukung yang terbagi atas faktor eksternal dan internal.
Pertama, kemauan dan kedua, kemampuan merupakan faktor yang sifatnya
internal, sedangkan yang ketiga, kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi
merupakan faktor eksternal.
Kemauan partisipasi masyarakat bersumber pada faktor psikologi yang
berkaitan dengan emosi dan persamaan yang melakat pada diri manusia. Faktor
yang menyangkut emosi dan perasaan ini sangat kompleks sifatnya, akan tetapi

8
selalu ada pada setiap individu dan merupakan motor penggerak perilaku manusia.
Dalam proses pembangunan, faktor-faktor yang akan mempengaruhi segi emosi
dan perasaan itu adalah motif atau keinginan yang dapat menimbulkan pengaruh
positif terhadap usaha yang dilaksanakannya.
Partisipasi bukanlah proses alami, tetapi melalui proses pembelajaran
sosialisasi. Ada beberapa bentuk partisipasi, antara lain:
1. Inisiatif atau spontan, yaitu masyarakat secara spontan melakukan aksi
bersama.
2. Fasilitasi, yaitu suatu partisipasi masyarakat disengaja, yang dirancang
dan didorong sebagai proses belajar dan berbuat oleh masyarakat untuk
membantu menyelesaikan masalah bersama.
3. Induksi, yaitu masyarakat dibujuk berpartisipasi melalui propaganda
atau mempengaruhi melalui emosi dan patriotisme.
4. Koptasi, yaitu masyarakat dimotivasi untuk berpartisipasi untuk
keuntungan-keuntungan materi dan pribadi yang telah disediakan untuk
mereka.
5. Dipaksa, yaitu masyarakat berpartisipasi dibawah tekanan atau
sanksisanksi yang dapat diberikan penguasa (Daniel, Darmawati dan
Nieldalina, 2006).
Kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan
dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling beritegrasi, terutama faktor
ketersediaan sarana dan prasrana yang diperlukan untuk keberlangsungannya
dalam proses pembangunan, kelembagaan yang mengatur interkasi warga
masyarakat dalam proses pembangunan.

Karakteristik Petani
Menurut Abdul Halim dkk, 1992 menerangkan bahwa karakteristik individu
merupakan ciri-ciri yang dimiliki seseorang dengan semua aspek dan
lingkungannya dan terbentuk oleh faktor biologis dan sosio-psikologis.
Karakteristik individu merupakan salah satu faktor yang penting untuk diketahui
dalam rangka mengetahui suatu perilaku dalam masyarakat. Serta didalam
karakteristik individu ini mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat individual yang
berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungan seseorang. Dalam

9
karakteristik individu ini dapat diidentifikasi maupun dilihat dari beberapa hal
diantaranya umur, pendidikan, dan luas lahan. Karakteristik petani sangat
menentukan hasil pemahaman terhadap informasi.

Umur
Umur merupakan suatu indikator umum tentang kapan suatu perubahan
harus terjadi. Di dalam umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang
sehingga terdapat keragaman tindakannya berdasarkan usia yang dimiliki (Halim,
2000). Menurut Rakhmat (2001), mengatakan bahwa kelompok orangtua
melahirkan pola tindakan yang pastinya berbeda dengan anak-anak muda serta
kemampuan mental tumbuh lebih cepat pada masa anak-anak sampai dengan
pubertas, agak lambat sampai awal dua puluhan, dan merosot perlahan-lahan
sampai tahun-tahun terakhir. Kelompok usia yang dikatakan produktif adalah
petani yang secara potensial sudah memiliki kesiapan dan dapat menghasilkan
pendapatan untuk mendukung kehidupan dirinya, keluarganya dan masyarakat
akan tetapi kenyataannya tidak sedikit jumlah kelompok usia produktif yang
belum berperan produktif (belum mampu menghidupi dirinya sendiri) dalam
hidupnya.

Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu faktor yang menentukan dalam mendapatkan
pengetahuan yang menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan derajat ilmu
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pendidikan menunjukkan tingkat daya pikir
seseorang, semakin tinggi pendidikannya maka tingkat pengetahuannya semakin
luas, sehingga dengan adanya pendidikan akan memudahkan seseorang dalam
memahami suatu hal dan lebih cepat dalam bertindak. Pendidikan mempunyai dua
sasaran yaitu pelatihan serta pengajaran (Russell 1983). Pendidikan ini pada
dasarnya untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan yang ada di dalam
diri sehingga dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman serta cara bertindak
dengan baik.

Luas Lahan

10
Penguasaan lahan adalah status lahan yang digarap oleh individu untuk
usaha. Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi relief, iklim, tanah,
hidrologi dan vegetasi yang saling mempengaruhi potensi penggunaannya
(Deptan, 1997). Luas lahan usahatani merupakan luas lahan yang digarap oleh
para petani untuk usahataninya dan aset bagi petani dalam menghasilkan produksi
total sekaligus sumber pendapatan (Mardikanto 1993). Luas lahan petani ini
mempengaruhi nilai maupun produksi yang dihasilkan dalam usahataninya
sehingga dengan memiliki lahan yang luas akan meningkatkan pendapatan yang
dihasilkan. Hal ini berpengaruh terhadap status sosial masyarakat semakin luas
lahan yang dimiliki maka semakin tinggi status sosialnya, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas karena proses penyerapan inovasi baru lebih cepat
dari pada petani yang memiliki lahan sempit.

Tanggungan Keluarga

Yang dimaksud dengan jumlah tanggungan adalah berapa banyak anggota


keluarga (sesuai Kartu Keluarga) tanpa pekerjaan atau penghasilan. Misalnya,
dalam satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Bila ayah saja yang
bekerja, berarti ada ibu dan tiga orang anak yang menjadi jumlah tanggungan
keluarga. Tanggungan anggota keluarga adalah anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Pengadaan

Pengadaan merupakan proses pembelian barang atau jasa dan biasanya


mengacu pada pengeluaran perusahaan. Pengadaan mencakup berbagai kegiatan
yang terlibat dalam memperoleh barang atau jasa untuk mendukung operasional
harian perusahaan. Secara umum tujuannya adalah untuk mendapatkan pasokan
dengan harga bersaing yang memberikan nilai paling tinggi. Pengadaan
mencakup semua tahapan, mulai dari identifikasi barang, mencari pemasok,
negosiasi, membuat syarat pembayaran, dan menerima dan memeriksa barang.

Pengadaan Benih

11
Pengadaan benih bertujuan menyediakan benih bermutu dalam jumlah yang
cukup. Pengadaan benih dilakukan melalui produksi benih yang berasal dari
sumber benih Sumber benih bisa berupa penangkaran, kios-kios saprotan dan
tempat-tempat lain yang memiliki potensi menghasilkan benih berkualitas.
Pengadaan Pupuk
Terjadinya kelangkaan pupuk selama ini sebenarnya bukan akibat
produksi yang rendah, atau adanya gangguan di lini produksi. Tapi penyebabnya
justru pada kegiatan distribusi dan penyaluran hingga pada tingkat petani di
daerah. Untuk menjamin pengadaan dan kelancaran penyaluran serta mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pendistribusian pupuk, Menperindag Luhut B.
Pandjaitan telah mengeluarkan kebijakan yang diyakininya dapat menjamin
penyaluran pupuk urea kepada petani tanpa harus menghentikan kegiatan ekspor
komoditas itu. Dengan demikian kebutuhan pupuk urea di dalam negeri dapat
terpenuhi, dan devisa dari ekspor pupuk urea pun tetap dapat diperoleh.
Pengadaan Pestisida
Pengadaan Pestisida bertujuan menyediakan Pestisida dalam jumlah yang
cukup untuk kebutuhan kegiatan pengendalian OPT. Pengadaan Pestisida
dilakukan Ketika tanaman terindikasi adanya serangan OPT Hal ini untuk
mencegah terjadinya kesalahan jenis pestisida pada saat pengaplikasian di
lapangan. Pestisida di peroleh dari kios-kios resmi sehingga dapat menghindari
peredaran pestisida palsu.
Padi Sawah
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat
Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar
petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
kegiatan menanam padi di sawah.

Pengertian Benih

Benih merupakan faktor penting pada suatu pertanaman karena benih


merupakan awal kehidupan dari tanaman yang bersangkutan. Benih adalah biji
tanaman yang sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga

12
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya.
Benih adalah symbol dari suatu permulaan. Benih merupakan inti dari kehidupan
di alam karena kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman. Biji
merupakan bagian terbesar benih, sehingga ilmu biji perlu dipelajari. Dengan biji,
ketidaktergantungan generasi berikut suatu tanaman dimulai. Biji mengandung
tanaman mini, yang dilengkapi dengan struktur dan fisiologi yang sesuai dengan
perannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan. Di samping itu telah
dilengkapi secara sempurna dengan cadangan makanan, untuk mendukung
tanaman muda sampai dia mampu memenuhi kebutuhan sendiri sebagai
organisme autotrophic.
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian,
berdasarkan fungsi dan cara produksi, benih terdiri atas benih inti, benih sumber,
dan benih sebar. Benih inti adalah benih awal yang penyediaannya berdasarkan
proses pemuliaan dan atau perakitan suatu varietas tanaman oleh pemulia pada
lembaga penyelenggara pemuliaan (Balai Penelitian Komoditas). Benih inti
merupakan benih yang digunakan untuk perbanyakan atau menghasilkan benih
penjenis (breeder seed/BS). Benih sumber terdiri atas tiga kelas, yaitu benih
penjenis (breeder seed/BS), benih dasar (BD), dan benih pokok (BP). Dalam
Suena (2009) Benih penjenis (BS) merupakan perbanyakan dari benih inti, yang
selanjutnya akan digunakan untuk perbanyakan benih kelas-kelas selanjutnya,
yaitu benih dasar dan benih pokok. Benih penjenis diproduksi dan dikendalikan
langsung oleh pemulia (breeder) yang menemukan atau diberi kewenangan untuk
mengembangkan varietas tersebut. Benih dasar adalah benih sumber yang
diproduksi oleh produsen benih (BBI, BPTP, perusahaan benih BUMN/swasta
yang profesional) dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BPSB atau
Sistem Manajemen Mutu). Benih dasar merupakan benih sumber untuk
perbanyakan/produksi benih pokok (BP). Benih pokok adalah benih sumber yang
diproduksi oleh produsen penangkar benih di daerah dan pengendalian mutunya
melalui sertifikasi benih (BPSB atau Sistem Manajemen Mutu). Benih sebar
(extension seed/ES) disebut benih komersial karena merupakan benih turunan dari
benih pokok. Benih inilah yang siap digunakan oleh petani dalam proses produksi.
Benih sebar yang biasa digunakan ditingkat petani padi terdiri dari :

13
1. Benih Hibrida
Benih hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung
(generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu
spesies yang berbeda latar belakang genetiknya (disebut populasi
pemuliaan atau populasi tangkaran). Syarat populasi pemuliaan untuk
dapat dipakai sebagai tetua dalam varietas hibrida adalah homogen
dalam penampilan (fenotipe) namun tidak perlu homozigot. Persilangan
untuk penciptaan varietas hibrida dapat terjadi pada pemuliaan tanaman
maupun pemuliaan hewan.
2. Benih Inbrida
Benih padi inbrida merupakan tanaman menyerbuk sendiri, sehingga
secara alami varietas yang terbentuk berupa galur murni. Benih padi
hibrida merupakan tanaman hasil perkawinan dua tetua tanaman padi
yang berbeda genotipenya.
3. Benih Lokal
Benih Varietas Lokal adalah Benih yang diproduksi dari Varietas Lokal.
Varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk
tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang
dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

Pengertian Pupuk
Pupuk adalah suatu bentuk bahan yang memiliki sifat organik atau sifat
anorganik, bila ditaburkan ke tanah ataupun di ujung tanaman pupuk dapat
menambah unsur hara serta mampu memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi
tanah ataupun kesuburan tanah.

Sedangkan pengertian pemupukan adalah cara pemberian pupuk ke dalam


tanah. Jadi dalam hal ini pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah
cara pemberiannya.

Pengertian Pupuk Menurut Para Ahli, Banyak ahli di bidang pertanian yang
memberi definisi pupuk, antara lain:

1. Arisman (1981)

14
Dalam bukunya menjelasakan bahwa pupuk adalah bahan-bahan yang
mengandung zat hara dalam upaya meningkatkan atau mengembalikan
kesuburan tanah.

2. Sutedjo (1999)
Pupuk adalah bahan organik maupun anorganik yang diberikan ke dalam
lahan pertanian khususnya tanah yang dilakukan guna mengganti ataupun
memaksimalkan kesuburuhan yang ada dalam lapisan tanah tersebut.

Jenis dan Macam pupuk, antara lain;


1. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa
makhluk hidup yang kemudian dilakukan pengelolahan melalui sebuah proses
dekomposisi (pembusukan) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos
dan pupuk kandang. Pupuk kompos ini biasanya berasalmula dari sisa-sisa
tanaman, dan atau pupuk kandang berasal dari kotoran ternak (seperti sapi,
kambing, atau lainnya).

Oleh karena itulah ada yang menyebutkan jilaklau untuk jenis pupuk
organik ini mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang bisa dikatakan
lengkap, meskipun begitu untuk jumlah tiap jenis unsur hara yang ada dalam
pupuk organik rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya tinggi
dibandaingkan dengan pupuk an-organik.

2. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat atau di produksi di pabrik
secara kimia, seperti Pupuk Urea, Pupuk Sriwijaya, atau lainnya. Pupuk
anorganik ini dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah hara yang
penyusunanya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

Pupuk tunggal merupakan pupuk anorganik yang mengandung hanya satu


unsur hara. Sedangkan untuk pupuk majemuk merupakan pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur yang ada di dalamnya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No. 08/Permentan/SR.140/2/2007, pupuk

15
memenuhi syarat sebagai pupuk majemuk NPK apabila total pupuk N,
P 2 O 5 dan K 2O minimal 30%.

3. Pupuk Organik Cair


Pupuk organik cair dalam pembahasan ini mengacu pada pengertian pupuk
organik dan pupuk kompos yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya.
Secara singkat bisa dikatakan pupuk organik cair adalah pupuk berfasa cair
yang dibuat dari bahan-bahan organik melalui proses pengomposan.

Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses
pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara
melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air.
Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk
kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini
karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja
wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh
yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.

Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah
mengendap. Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu
lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya
dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar
tanaman, tidak disemprotkan ke daun.

Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik
yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme
hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan.
Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar
berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap.
Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair
yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air.

16
Jenis-jenis Pestisida

Klasifikasi atau penggolongan pestisida dapat dibagi menjadi 4 macam,


yaitu berdasarkan organisme target sasaran, cara pembuatan pestisida, struktur
kimia senyawa penyusunnya dan cara kerjanya dalam membasmi hama.
Banyaknya penggolongan ini disebabkan karena terdapat beragam jenis hama
sehingga diperlukan jenis racun spesifik untuk mengatasi hama tertentu.
Penggolongan jenis-jenis pestisida yang paling umum adalah berdasarkan
organisme targetnya. Pestisida jenis ini antara lain terdiri dari herbisida, fungisida,
insektisida, rodentisida, akarisida, moluskisida, nematisida, dan sebagainya.
Jenis Pestisida Berdasarkan Organisme Target Sasaran (OPT) 
Berikut ini adalah contoh jenis-jenis pestisida menurut organisme target
sasaran atau organisme pengganggu tananaman (hama):

1. Insektisida 
Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membunuh hama yang
berupa serangga pengganggu tanaman (insect) seperti belalang, kaper, ulat
grayak, wereng, dan kaper.
2. Herbisida 
Herbisida adalah racun untuk mengatasi gulma, herbisida digunakan untuk
membunuh rumput-rumput liar yang mengganggu tanaman utama seperti
padi, jagung dan sebagainya.
3. Akarisida, adalah racun pembunuh tungau atau kutu kecil.
4. Fungisida, adalah zat kimia yang dapat membunuh atau menghambat
jamur atau cendawan.
5. Nematosida, adalah racun pembunuh nematoda, pembasmi cacaing
nematoda
6. Rodentisida 
Rodentisida adalah racun yang digunakan untuk mengatasi hewan
pengerat, seperti tikus. Biasanya racun rodentisida ini digunakan dengan
cara dicampur dengan umpan. Ketika hama memakan umpan, maka hama
akan keracunan. 
7. Moluskisida,adalah membunuh bekicot

17
8. Ovisida, adalah racun untuk membunuh telur
9. Alqisida, adalah racun pembunuh gangang.
10. Avisida, merupakan pembunuh/menolak burung, aves.
11. Bakterisida, adalah senyawa kimia yang mampu membunuh atau
menghancurkan bakteri, pembasmi bakteri.
12. Larvasida, yaitu pembunuh larva
13. Mitisida, artinya pengendali tungau.
14. Predikulisida, merupakan racun kutu/caplak.
15. Piscisida, adalah racun pembunuh ikan.
16. Silvisida, adalah bahan kimia pembunuh pohon.
17. Termitisida, adalah pestisida pembasmi rayap.

Faktor Eksternal
Lingkungan sosial meliputi semua faktor atau kondisi dalam masyarakat
yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan sosiologis (suprayitno 2011).
Dukungan lingkungan sosial terdiri dari Kelompok tani, keberadaan lembaga
tersebut menjadi motivasi terhadap petani dalam pengadaan benih, pupuk dan
pestisida, kelembagaan tersebut juga dapat memfasilitasi petani dalam
mendapatkan akses informasi teknologi, dan menunjang ketersediaan sarana dan
prasarana.

Pengertian Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara nonformal


seperti sosial, ekonomi, sumber daya, keakraban, kepentingan bersama dan saling
percaya serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama
(BPLPP,1990).
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung
mengorganisasi para petani dalam mengembangkan usaha taninya. Kelompok tani
merupakan organisasi yang dapat dikatakan berfungsi dengan cara nyata,
disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan
anggotanya. Beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti

18
gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha tani
(Hermanto,2007) Mardikanto dalam Asari (2010) memberi tiga alasan utama
dibentuknya kelompok tani, yang mencakup :
1. Kelompok tani dibentuk untuk memanfaatkan secara lebih baik
(Optimal) semua sumber daya yang tersedia.
2. Kelompok tani dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat
pembangunan.
3. Adanya alasan ideologis yang mewajibkan para petani untuk terikat
oleh suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok
taninya.

Selanjutnya anggota kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan


petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan dan dapat merupakan dasar
untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluhan. Anggota kelompok
tani yang telah menerima teknologi baru kiranya dapat mengikuti dan mengubah
tingkah lakunya, sehingga mampu untuk melaksanakan usaha tani sesuai dengan
rekomendasi yang telah ditentukan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengertian
kelompok tani tersebut mengandung unsur:
1. Kelompok tani merupakan wadah sekumpulan petani yang mempunyai
kepentingan bersama dalam mencapai tujuan.
2. Atas dasar kesadaran, keakraban, kepentingan bersama dan saling
percaya dan mempercayai merupakan dasar terbentuknya anggota
kelompok tani
3. Sebagai wadah pernyataan aspirasi yang murni dari petani tersebut.

Fungsi Kelompok Tani

Menurut Kartasapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar


kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki
terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani yang optimal dan keluarga tani tani
yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar
berpandangan sama, berminat yang sama atas dasar kekeluargaan. Dari uaraian
diatas, dapat dikatakan bahwa anggota kelompok tani berfungsi sebagai wadah

19
terpeliharanya dan perkembangannya, pengertian pengetahuan dan keterampilan
serta kegotong-royongan berusaha tani para anggotanya. Fungsi tersebut
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian
bersama
2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya.
3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan, pengendalian hama, penyakit
secara terpadu.
4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana
yang menunjang usaha taninya
5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan
demonstrasi cara bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama
yang dilakukan bersama penyuluh.
6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya
kualitas.

Menurut Marzuki (2001), ada tiga peranan penting dalam kelompok tani,
yaitu sebagai berikut:
1. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis.
2. Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluh
pertanian.
3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai
dengan keinginan petani sendiri.

Sarana dan Prasana


Prasarana yang dimaksud meliputi akses pembiayaan dan perlindungan usaha
pertanian, air untuk pertanian, ketersediaan lahan untuk pertanian. Sarana yang
dimaksud meliputi benih, pupuk dan pestisida pertanian serta alat dan mesin
(alsintan) pertanian.

Akses Informasi

20
Teknologi informasi merupakan seperangkat alat yang dapat membantu
seseorang dalam proses bekerja sehingga memudahkan dalam memperoleh ilmu
serta informasi maupun tugas tugas yang akan dilaksanakan (Haag dan Keen,
1996). Peranan teknologi informasi pada saat ini tidak hanya digunakan untuk
organisasi melainkan juga untuk kepentingan maupun kebutuhan individu
sehingga dengan adanya teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja
individual dalam pencapaian tujuan. Individu yang banyak memperoleh informasi
akan semakin dinamis dalam menjalankan suatu usaha maupun kegiatan apapun,
hal ini menandakan bahwa seseorang individu tersebut dengan adanya teknologi
informasi dapat menyesuaikan dengan aktivitas yang akan /sedang dijalankan.
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2013, menerangkan
bahwa informasi yang dimaksud harus akurat, tepat waktu dan dapat diakses
dengan mudah oleh petani, pelaku usaha maupun masyarakat. Salah sau faktor
yang dapat mempengaruhi kapasitas petani yaitu aksesibilitas informasi (Subagio,
2008). Menurut Herawati (2018), sumber informasi utama petani biasanya
diperoleh dari penyuluh pertanian, sesama petani dan pedagang sarana produksi
pertanian. Hal ini mencerminkan bahwa komunikai yang paling intensif yaitu
dengan penyuluh, antar sesama petani serta penyedia sarana produksi, karena
lebih mudah melayani dan memberikan informasi. Sumber informasi lain
diperoleh dari internet, televisi, radio serta buku, namun tingkat penerapannya
masih rendah. Adanya dukungan teknologi informasi dalam suatu usahatani
sangat diperlukan guna pengambilan keputusan yang tepat serta pengembangan
usaha tani supaya berkelanjutan.

Penyuluhan
Penyuluh pertanian pada dasarnya sebagai mediator, pendidik atau
penasehat yang mengabdi untuk kepentingan para petani, nelayan serta
keluarganya dengan memberikan motivasi, bimbingan dan mendorong para
petani-nelayan mengembangkan swadaya dan kemandiriannya dalam berusaha
tani yang lebih menguntungkan menuju kehidupan yang lebih bahagia dan
sejahtera, untuk itu seorang penyuluh pertanian dituntut untuk dapat
mengembangkan program dan materinya dalam melaksanakan penyuluh agar

21
kinerja penyuluh lebih maksimal. Program penyuluh pertanian dimaksudkan
untuk memberikan arahan, pedoman, dan sebagai alat pengendali pencapaian
tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, program penyuluhan pertanian
terdiri dari program penyuluhan pertanian desa, program penyuluhan pertanian
kecamatan, program penyuluhan pertanian kabupaten atau kota, program
penyuluhan pertanian provinsi dan program penyuluhan pertanian nasional.
(Undang-undang No 16 Tahun 2006).
Program kerja penyuluhan pertanian adalah hasil pemikiran tentang sesuatu
yang akan dilakukan dalam kegiatan penyuluh pertanian di suatu tempat tertentu,
sebagai langkah lanjutan untuk kegiatan usahatani atau pengelolaan pertanian
yang masa datang di tempat tersebut dengan harapan apa yang dilakukan atau
kegiatan penyuluhan yang perlu dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah
digariskan. Tujuan yang telah digariskan adalah peningkatan teknologi
pengolahan pertanian agar tercapai peningkatan produksi, pendapatan, dan
kesejahteraan hidup para petani beserta keluarganya (Kartasapoetra, 1991).
Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa untuk mengetahui seberapa jauh
perencanaan program yang dirumuskan itu telah baik, maka beberapa acuan
tentang pengukurannya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis fakta dan keadaan Perencanaan program yang baik harus
mengungkapkan hasil analisis fakta dan keadaan yang lengkap yang
menyangkut keadaan sumber daya alam, sumberdaya manusia,
kelembagaan, tersedianya sarana atau prasarana, dan dukungan
kebijaksanaan, keadaan sosial, keamanan, dan stabilitas politik.
2. Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan Perumusan masalah
perlu dipusatkan pada masalah-masalah nyata yang telah di rasakan
masyarakat. Artinya, perumusan masalah hendaknya dipusatkan pada
masalah-masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinya
kebutuhan nyata masyarakat yang telah dapat dirasakan oleh manusia.
3. Jelas dan menjamin keluwesan Perencanaan program harus jelas
sehingga tidak menimbulkan keraguraguan dan kesalah pengertian
dalam pelaksanaannya. Setiap perencanaan juga harus luwes
(memberikan peluang untuk dimodifikasi) sebab jika tidak, program

22
tersebut tidak dapat dilaksanakan dan pada gilirannya justru tidak dapat
mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan
masyarakat.
4. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan
kepuasan Tujuan yang ingin dicapai haruslah menjanjikan perbaikan
kesejahteraan atau kepuasan masyarakat penerima manfaatnya. Jika
tidak, program semacam ini tidak mungkin menggerakkan motivasi
masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya.
5. Menjaga keseimbangan Setiap perencanaan program harus mampu
mencakup kepentingan sebagian besar masyarakat dan bukan demi
kepentingan sekelompok kecil masyarakat saja.
6. Pekerjaan yang jelas Perencanaan program, harus merumuskan
prosedur dan tujuan sasaran kegiatan yang jelas, yang mencakup:
masyarakat penerima manfaatnya; tujuan, waktu, dan tempat; metode
yang akan digunakan; tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak
yang terkait; pembagian tugas atau kegiatan yang harus di laksanakan
oleh setiap kelompok personel; serta ukuran-ukuran yang digunakan
untuk evaluasi kegiatannya.
7. Proses yang berkelanjutan Perumusan masalah, pemecahan masalah,
dan tindak lanjut (kegiatan yang dilakukan) pada tahapan berikutnya
harus dinyatakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan.
8. Merupakan proses belajar dan mengjar Semua pihak yang terlibat
dalam perumusan, pelaksanaan dan evaluasi program perlu mendapat
kesempatan “belajar” dan “mengajar”
9. Merupakan proses koordinasi Perumusan masalah, tujuan, dan cara
mencapai tujuan harus melibatkan dan mau mendengarkan kepentingan
semua pihak didalam masyarakat. Oleh karena itu, penting adanya
koordinasi untuk menggerakkan semua pihak untuk berpartisipasi
didalamnya.
10. Memberikan kesempatan evaluasi proses dan hasilnya Perencanaan
progam harus memuat dan memberi kesempatan untuk dapat

23
dilaksanakannya evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun
hasilnya.

Partisipasi Anggota Kelompok Tani

Perencanaan

Perencanaan adalah fungsi manajemen yang pertama dan terpenting. Itu


dibutuhkan di setiap tingkat manajemen. Dengan tidak adanya perencanaan,
semua kegiatan bisnis organisasi akan menjadi tidak berarti. Pentingnya
perencanaan semakin meningkat mengingat ukuran organisasi yang semakin besar
dan kompleksitasnya.

Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah kegiatan meliputi menentukan, mengelompokan,


mencapai tujuan, penugasan orang-orang dengan memperhatikan lingkungan
fisik, sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh


mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara
keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan
dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2005).

Kerangka Berfikir
Seiring dengan perkembangan pembangunan pertanian, agar efektif
menjalankan pengadaan benih, pupuk, pestisida padi sawah, maka dibentuklah
kelompok-kelompok tani yang diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah yang
dapat memotivasi petani sebagai anggotanya untuk lebih aktif dan berperan dalam
berbagai kegiatan guna mengembangkan dan meningkatkan usahataninya.
Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai upaya
percepatan sasaran yaitu petani yang banyak jumlahnya dan kawasan pedesaan

24
yang tersebar dan luas, sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan tumbuh
cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usaha tani
sekarang menjadi usahatani masa depan yang cerah.

Ketersediaan benih, pupuk dan pestisida padi sawah di desa citapen,


pakapasan girang, tundagan masih kurang maximal di bandingkan dengan desa
lain yang ada di kecamatan hantara.
Skala likert merupakan suatu skala yang yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang 22 tentang
fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut di jadikan sebagai titik
tolak ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. Penilaian skala likert skor tertinggi dengan jumlah skor 4 yakni
responden dengan jawaban. sangat aktif (4) aktif (3) Kurang aktif(2) tidak aktif
( 1). Skor terendah yakni 1 untuk responden dengan jawaban tidak aktif .

25
VARIABEL INTERNAL (X1)
1. Umur
2. Pendidikan
3. Luas Lahan
4. Lama barusaha tani
5. Jumlah tanggungan
keluarga
PARTISIPASI
ANGGOTA
PENGADAAN (X2) KELOMPOK STRATEGI
1. Benih TANI (Y) PARTISIPASI
ANGGOTA
2. Pupuk
1. Perencanaan KELOMPOK
3. Pestisida TANI
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi

VARIABEL EXTERNAL (X3)


1. Fungsi kelompok
2. Sarana Prasarana
3. Akses Informasi
4. Kegiatan penyuluhan

Gambar 2.8. Kerangka Pikir Partisipasi Anggota Kelompok Tani


Dalam Pengadaan Benih, Pupuk dan Pestisida Padi Sawah

Hipotesis

H1 : Terdapat hubungan secara Parsial antara Variabel internal (X1),


dengan partisipasi anggota kelompok (Y).

H2 : Terdapat hubungan secara simultan antara Pengadaan benih, pupuk


dan Pestisida (X2), dengan partisipasi anggota kelompok (Y).

H3 : Terdapat hubungan secara Parsial antara Variabel external (X3),


dengan partisipasi anggota kelompok (Y).

26
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Kegiatan Penugasan Akhir akan dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada
bulan April 2023 s.d bulan Juni 2023 yang bertempat di Kecamatan Hantara
Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.

Populasi dan Sampel


Populasi

Menurut Morissan (2012) populasi adalah sekumpulan orang, hewan atau


tumbuhan atau benda yang memiliki karakteristik tertentu yang akan kita teliti.
Menurut Sugiono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
di miliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus
betul-betul refresentatif atau memiliki populasi yang di teliti.
Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak
memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi
tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti:
keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari
sampel tersebut maka akan mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan
untuk Populasi. Oleh karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi memang
harus benar-benar representatif (mewakili).Arikunto (2006), Sampel adalah
sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti. Jika penelitian yang
dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut
adalah penelitian sampel.Nana Sudjana dan Ibrahim (2004), Sampel adalah
sebagian dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama
dengan populasi yang diambil sampelnya tersebut.
Populasi  itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah
organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel
dalam hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan
populasi.Dengan kata lain Populasi dan Sampel merupakan dua hal yang saling
terkait dan tidak terpisahkan. Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui

27
karakter dari sejumlah subjek pada satu tempat tertentu. Misalnya ketika ingin
meneliti karakter 170 orang dalam belajar, maka peneliti cukup mengambil
sejumlah sampel dari 170 orang tadi untuk diteliti. Sehingga melalui sampel yang
diambil akan diketahui karakter dari 170 orang tersebut.
Populasi dipilih berdasarkan kriteria yaitu kelompoktani kurang aktif dalam
tingkat partisipasi pengadaan benih, pupuk, pestisida, dengan baik. Berdasarkan
kriteria tersebut didapatkan enam kelompoktani yang tersebar di Desa Citapen,
Desa Pakapasan Girang, Desa Tundagan. Dari enam kelompoktani tersebut
terdapat jumlah populasi yaitu sebanyak 170 orang seperti yang terdapat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Populasi Kelompok.

Jumlah anggota
No Desa Kelompok tani
(orang)
Mekar Tani 1 30
1 Citapen
Mekar Tani 2 32

Putra Walahir 1 25
2 Pakapasan Girang
Putra Walahir 2 25
Harapan Mukti 1 30
3 Tundagan
Harapan Mukti 3 28
Jumlah populasi 170
Sumber : BPP Ciniru 2021
Sampel
Untuk penentuan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
Slovin, sebagai berikut :
N
n 2
1+ N (e)
Dimana :
N : Besaran populasi
n : Besaran sampele : Presentasi kelonggaran ketidaktelitian (presisi) karena
kesalahan pengambilan sampel (7%)

28
Sehingga dengan rumus tersebut diperoleh sampel sebanyak :
Diketahui :
N : 170 orang
e : 7%
Ditanya n ??
170 170
Perhitungan: n= = =92,74 = 93 Orang
1+170.(0,0049) 1,833

Selanjutnya untuk mendapatkan sampel dari masing-masing kelompoktani


dilakukan secara proporsional dengan menggunakan rumus Rubin and Luck,
sebagai berikut :
Nk
¿= xn
N
Dimana :
ni : Jumlah sampel masing-masing kelompoktani
Nk : Jumlah populasi masing-masing kelompoktani
N : Jumlah total populasi
n : Jumlah sampel dari populasi
Tabel 2. Jumlah Sampel Per Kelompoktani

Jumlah
Populasi
No Desa Kelompoktani Proporsional sampel sampel
(orang)
(pembulatan)
1 Citapen Mekar Tani 1 30 30 / 170 X 93 = 16,4 17
Mekar Tani 2 32 32 / 170 X 93=17,5 18

2 Pakapasan Putra Walahir 1 25 25 / 170 X 93 = 13,6 14


Girang Putra Walahir 2 25 25 / 170 X 93 = 13,6 14
3 Tundagan Harapan Mukti 1 30 30 / 170 X 93 = 16,4 17
Harapan Mukti 3 28 28 / 170 X 93 = 15,3 15
Jumlah 170 95

Jadi jumlah sampel dalam kajian ini yaitu sebanyak 95 orang anggota
kelompoktani. Pengambilan sampel pada tiap kelompok ditentukan secara Simple

29
Random Sampling. Menurut Sugiyono (2013), bahwa simple secara acak adalah
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen.

Instrumen
Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2013), bahwa valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Uji validitas
menggunakan korelasi product moment pearson (r), dengan bantuan software.
Sebelum suatu instrumen digunakan pada responden yang sesungguhnya, maka
instrumen diuji kevalidannya kepada responden yang tidak termasuk dalam
sampel kajian.

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada kajian ini dengan menggunakan metode Cronbach’s
alpha perhitungannya dengan bantuan Software SPSS versi 24. Instrumen
dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha> 0,70 (Sugiyono, 2009).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas padainstrument yang terdiri atas 96 pertanyaan
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70 setiap variabelnya, nilai ini
dikatakan reliable. Oleh karena itu, instrument ini dinyatakan layak digunakan
sebagai alat ukur.
Pengukuran kajian didasarkan atas pemahaman tentang variabel, indikator
dan parameter yang telah disusun sesuai dengan arah kajian. Dalam kajian ini,
partisipasi anggota kelompok petani sebagai variabel (Y1) meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan, dan evaluasi. Karakteristik petani sebagai variable
internal (X1) meliputi umur, pendidikan formal, lama berusahatani, luas lahan
usahatani, dan tanggungan keluarga, Pengadaan benih, pupuk dan pestisida (X 2),
dan variable external (X3) meliputi fungsi kelompok, sarana prasarana, akses
informasi, dan kegiatan penyuluhan.
Skala pengukuran menggunakan skala modifikasi likert yang diberi numeric
antara 1 - 4 yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu ;
1. Nilai 4 : Sangat Aktif

30
2. Nilai 3 : Aktif
3. Nilai 2 : Kurang Aktif
4. Nilai 1 : Tidak Aktif
Dalam kajian ini data yang digunakan yaitu berupa data ordinal dan data
interval dengan nilai 1 s.d 4. Dimana nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi
adalah 4.

Karakteristik anggota kelompok tani


Dalam kajian ini, karakteristik petani sebagai variabel (X1) meliputi umur,
tingkat pendidikan formal, lama berusaha tani, luas lahan dan jumlah tanggungan
keluarga.
Tabel 3 Indikator, parameter dan skala pengukuran karakteristik anggota
kelompok tani

Skala
No Indikator Parameter
pengukuran
Jumlah tahun sejak responden lahir
1 Umur Ordinal
sampai sekarang dengan satuan tahun
Tingkat Jumlah tahun responden mengiktu
2 Ordinal
Pendidikan Formal pendidikan.
Jumlah tahun sejak awal berusahatani
3 Lama berusahatani Ordinal
sampai sekarang.
Jumlah areal/tempat usahatani diatas
4 Luas lahan sebidang tanah dengan satuan meter Ordinal
persegi.
Jumlah Jumlah anggota keluarga
5 tanggungan yangmenjadi tanggungan kepala Ordinal
keluarga keluarga

Pengadaan
Dalam kajian ini, pengadaan sebagai variabel (X2) meliputi,pengadaan
benih, pupuk,dan pestisida untuk padi sawah.

31
Tabel 4 Indikator, parameter dan skala pengukuran pengadaan.

Skala
No Indikator Parameter
pengukuran
1 Akses Informasi Melalui internet dan penyuluhan 1,2,3,4
yang diberikan oleh penyuluh
2 Pemimpin Peran pemimpin kelompoktani 1,2,3,4
Informal maupun tokoh masyarakat

Partisipasi
Dalam kajian ini, yang dimaksud dengan partisipasi anggota kelompok tani
adalah keterlibatan anggota kelompok tani dalam situasi baik secara mental,
pikiran/ emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
dalam usaha mencapai tujuan variabel (Y1) meliputi, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
Tabel 5 Indikator, parameter dan skala pengukuran partisipasi anggota kelompok
tani dalam pengadaan benih, pupuk dan pestisida padi sawah.

Skala
No Indikator Parameter
pengukuran
1 Perencanaan 1. Keaktifan dalam mengikuti 1,2,3,4
pertemuan
2. Keaktifan dalam memberikan
masukan pada saat pertemuan

2 Pelaksanaan 1. Keaktifan dalam pengadaan benih 1,2,3,4


2. Keaktifan dalam pengadaan pupuk
3. Keaktifan dalam pengadaan
pestisida
3 Evaluasi 1. Keterlibatan dalam penentuan 1,2,3,4
kegiatan kelompok.
2. Keterlibatan dalam mengukur
berbagai hasil kegiatan usaha tani

32
Pengumpulan Data dan Analisis Data

Data yang digunakan dalam kajian ini terdiri atas primer dan data sekunder.
Data primer berupa data hasil inventarisasi variabel-variabel yang berhubungan
langsung dengan responden. Data primer ini diperoleh melalui observasi dan
wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner tertutup.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui inventarisasi data pendukung berupa
kondisi potensi wilayah, demografi, dokumentasi poktan, dokumentasi BPP
Ciniru.
Teknik analisis data yang digunakan dalam kajian ini yaitu menggunakan
analisis deskriptif dan regresi.
1. Deskriptif
Deskriptif adalah suatu penggambaran, penjabaran, atau penjelasan
terhadap kelompotani dalam pengadaan benih, pupuk dan pestisida padi
sawah.
Analisis deskriptif merupakan penggambaran dan penjabaran dari variabel
yang telah terkumpul dan penyajiannya berupa tabel dan persentase. Untuk
karakteristik petani yang meliputi umur, tingkat pendidikan formal, lama
berusaha tani, luas lahan, dan tanggungan keluarga.
Pengkategorian faktor internal adalah sebagai berikut:
Faktor Internal Kategori
Umur Muda : 20-30 tahun
Cukup Muda : 31-40 tahun
Sedang : 41-50 tahun
Tua : 51-60 tahun
Pendidikan Rendah: SD
Cukup : Rendah SMP
Sedang : SMA/SMK
Tinggi : Perguruan Tinggi
Luas Lahan Usaha Tani Sempit : 0,1 ha - 0,75 ha
Cukup : 0,76 ha -1,4 ha
Luas : 1,5 ha - 2,05 ha

33
Sangat Luas : 2,06 ha - 2,7 ha

Pengalaman Berusaha tani Rendah : 1-8 tahun


Cukup rendah : 9-16 tahun
Sedang : 17-24 tahun
Tinggi : 25-32 tahun

2. Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Karakteristik anggota kelompok tani
dalam pengadaan variabel internal (X1), Pengadaan Benih, Pupuk dan
Pestisida (X2) dan variable exsternal (X3)
terhadap variable dependen partisipasi (Y). Persamaan regresi yang
dipakai adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2017):
Y= a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3
Keterangan :
Y = Partisipasi
b1 = Koefisien regresi dari variable X1 (internal)
X1 = karakteristik anggota kelompok tani
B2 = Koefisien regresi dari variable X2 (benih, pupuk dan pestisida)
X2 = Pengadaan
B3 = Koefisien regresi dari variable X3 (external)
X3 = karakteristik kelompok tani

Untuk menemukan model dan strategi menggunakan hasil analisis regresi


linier berganda dan dianalisis kembali menggunkan analisis deskriptif mulai
dari yang terendah hingga yang tertinggi berdasarkan sekala prioritas hasil
terendah akan dijadikan acuan untuk melakukan penyuluhan tentang
partisipasi dalam upaya pengadaan benih, pupuk, pestisida kepada anggota
kelompok tani.

34
DAFTAR PUSTAKA
Achdiyat, Siti Fatimah Annisa. 2022 “Tingkat Partisipasi Petani Dalam
Pemanfaatan Limbah Jerami Padi Sebagai Pupuk Kompos” Jurnal
Penyuluhan Pertanian Vol. 17 No.2, 29 November 2022.( Available online
at https://jurnal.polbangtan-bogor.ac.id/index.php/jpp 76 )
Adjid, D.A,. 1985. Pola Partisipasi Masyarakat Pedesaan Dalam Pembangunan
Pertanian Berencana. Orba Sakti, Bandung
Anis, S. M., Effendy, L., Muslihat, E. J., Tinggi, S., & Pertanian, P (2014).
Partisipasi Anggota Kelompoktani Dalam Penyusunan Rencana Definitif
Kelompok / Rencana Definitif.Jurnal Penyuluhan Pertanian, 9 No 37–42
BPLPP, 1990. Dinamika kelompok tani. PT Bumi Aksara, Jakarta
A., Morissan M., dkk. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Daniel, M., Darmawati, dan Nieldalina. 2006. PRA (Participatory Rural Appraisal
Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam
Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 164
Hal
[Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia
No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan. Jakarta: Departemen Pertanian

Effendy Lukman dan Sudiro.2020 “ Model Peningkatan Partisipasi Petani


Dalam Penerapan Pemupukan Berimbang Padi Datar di Kecamatan
Cikoneng Ciamis”Jurnal Internasional Seni dan Ilmu Sosial I Volume 3
Edisi 1, Januari-Februari 2020
Effendy Lukman , Yetsi Apriani. 2018. Motivasi anggota kelompok tani dalam
peningkatan fungsi kelompok .Jurnal Ekonomi Pembangunan. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor dan Dinas Pertanian Kabupaten Empat
Lawang. Vol 4 No 1 (2018) 10-24
Effendy Lukman Fajar Gumelar 2020. “Tingkat Adopsi Penggunaan Pupuk
Organik untuk. Padi Sawah di Kecamatan Cikoneng Ciamis” Jurnal
Sains dan Penelitian Internasional (IJSR) www.ijsr.net Volume 9 Edisi
4, April 2020

35
Effendy Lukman, Dimas Badri “2020. Model Peningkatan Kapasitas Petani
Pada Implementasi Sawah Berimbang pemupukan di Kecamatan
Sindangkasih Ciamis” Jurnal Ilmu Sosial April 2020 Volume 48
Nomor 2
Effendy, L. (n.d.). Pemberdayaan kelompok tani dalam penyediaan pupuk pada
usahatani padi sawah ( Oryza sativa L .). 89–97
Mardikanto. 2005. Konsep dan Penerapan Perhutanan Sosial. Pusat
Pengembangan
Marzuki S. 2001. Pembinaan kelompok. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Jakarta.

36
LAMPIRAN

Instrumen Kegiatan Partisipasi anggota kelompok tani dalam pengadaan


benih,pupuk,pestisida padi sawah di Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan
propinsi Jawa Barat.

A. Identitas Responden
isilah dengan jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan kondisi anda
saat ini.
Nama :

No. Hp :

Alamat :

Nama kelompok :

A. Karakteristik Petani

1 2

No Pertanyaan Jawaban

1 Umur : ............Tahun

2 Pendidikan Terakhir : ............Tahun

3 Lama Usah tani : ............Tahun

4 Luas lahan Usaha Tani ............ M2

5 Jumlah Anggota Keluarga : ............Orang

B. Pengadaan Benih, Pupuk dan Pestisida (X2)

No Pernyataan Skor
Benih
1 Anggota kelompok tani berperan dalam perencanaan kebutuhan 1 2 3 4
sarana produksi benih berlabel.
2 Anggota kelompok tani berperan dalam pelaksanaan pengadaan 1 2 3 4
benih berlabel.
3 Anggota kelompok tani berperan dalam evaluasi pengadaan benih 1 2 3 4
berlabel.
4 Apakah ada dukungan dari pemerintahan desa setempat ? 1 2 3 4
5 Apakah penyuluh pertanian ada motivasi dan mempasilitasi 1 2 3 4
pengadaan benih berlabel ?

37
6 Apakah penggunaan benih lokal masih menjadi pilihan utama? 1 2 3 4
7 Apakah bapak ibu mengetahui varitas padi hibrida 1 2 3 4
8 Ada berapa macam benih padi inbrida yang bapak ibu ketahui 1 2 3 4
Pupuk
1 Anggota kelompok tani berperan dalam perencanaan pengadaan 1 2 3 4
kebutuhan pupuk.
2 Anggota kelompok tani berperan dalam pelaksanaan pengadaan 1 2 3 4
pupuk.
3 Anggota kelompok tani berperan dalam evaluasi pengadaan pupuk. 1 2 3 4
4 Apakah petani diluar kelompok tani tertarik untuk berpartisipasi 1 2 3 4
pengadaan pupuk ?
5 Apakah kelompok tani berperan dalam pengadaan kebutuhan sarana 1 2 3 4
produksi pupuk?
6 Apakah penyuluh pertanian ada motivasi dan mempasilitasi 1 2 3 4
pengadaan pupuk ?
7 Apakah bapak/ibu dapat memproduksi pupuk organik sendiri ? 1 2 3 4
8 Apakah bapak /ibu dalam aplikasi pupuk sudah sesuai anjuran? 1 2 3 4
9 Apakah bapak/ibu tahu dampak pemumpukan melebihi dosis? 1 2 3 4
10 Apakah bapak/ibu mengetahui POC (pupuk organic cair) 1 2 3 4
11 Apakah bapak/ibu tahu manpaat dan kelebihan dari POC ? 1 2 3 4
Pestisida
1 Anggota kelompok tani berperan dalam perencanaan pengadaan 1 2 3 4
kebutuhan pestisida.
2 Anggota kelompok tani berperan dalam pelaksanaan pengadaan 1 2 3 4
pestisida.
3 Anggota kelompok tani berperan dalam evaluasi pengadaan pestisida. 1 2 3 4
4 Apakah bapak/ibu dapat memproduksi pupuk pestisida nabati 1 2 3 4
sendiri ?
5 Apakah penyuluh pertanian ada motivasi dan mempasilitasi 1 2 3 4
pengadaan pestisida ?
6 Apakah ada dukungan material dari kantor pemerintahan desa 1 2 3 4
setempat untuk pengadaan pestisida ?
7 Apakah ada dukungan tehadap keberadaan organisasi kelompok 1 2 3 4
tani ?
8 Apakah bapak/ibu tahu dampak penggunaan herbisida yang 1 2 3 4
berlebihan?
9 Apakah bapak/ibu tahu kegunaan fungisida? 1 2 3 4
10 Apakah bapak/ibu tahu kegunaan festisida? 1 2 3 4
11 Apakah bapak/ibu mengetahui dampak bahaya bagi Kesehatan 1 2 3 4
manusia?

38
C. Faktor Eksternal (X3)
Faktor eksternal (X.3)
1 Bagaimana peran kelompok tani terhadap rencana pengadaan saprodi 1 2 3 4
pertanian?
2 Bagaimana peran distributor saprodi pertanian di desa setempat 1 2 3 4
mencukupi ?
3 Mudahkah untuk mendapatkan akses informasi pertanian? 1 2 3 4
4 Apakah penyuluh pertanian ada motivasi dan mempasilitasi 1 2 3 4
pengadaan benih,pupuk dan pestisida ?
5 Apakah sarana transportasi menuju kota kabupaten dengan 1 2 3 4
kondisinya baik ?
6 Apakah ada pertemuan rutin kelompok? 1 2 3 4
7 Berapa kali pertemuan kelompok dalam sebulan? 1 2 3 4
8 Bagaimana dengan kelengkapan administrasi kelompok? 1 2 3 4
9 Bagaimana respon dari pengurus kelompok tentang pengadaan 1 2 3 4
benih,pupuk,dan festisida?

D. Partisipasi

No Pernyataan Skor
(Y1)
1 Apakah ada dukungan dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi 1 2 3 4
dalam pengadaan benih,pupuk,dan pestisida ?
2 Apakah ada keinginan yang muncul berdasarkan pengalaman 1 2 3 4
keberhasilan dari kelompok lain ?
3 Apakah lingkungan sekitar mayoritas mendukung ? 1 2 3 4
4 Apakah persepsi bahwa partisipasi pengadaan benih,pupuk,pestisida 1 2 3 4
sudah tepat ?

39
JURNAL PALANG KIPA

“Partisipasi anggota kelompoktani Dalam Pengadaan Benih Pupuk Pestisida


Padi Sawah di Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa
Barat “
Waktu Pelaksanaan KIPA : 02 Januari s/d Juli 2023

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul


1 Survei
2 Penyusunan
Proposal
3 Perbaikan proposal
4 Pembuatan makalah
dan Ppt Proposal
5 Seminar Proposal
6 Pengambilan Data
Lapang
7 Pengolahan dan
Analisis Data
8 Penulisan Draft
KIPA
9 Seminar Hasil

40
KUISIONER ANGGOTA KELOMPOK TANI

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PENGADAAN


BENIH PUPUK PESTISIDA PADI SAWAH
(Kasus Partisipasi anggota kelompok dalam pengadaan benih pupuk
pestisida Kecamatan HantaraKabupaten Kuningan).

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Anggota kelompok Tani

Di tempat

Peneliti memohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i

berkenan untuk mengisi kuisioner dalam rangka penelitian kami di Kelompok

………………….… Desa …………………….…. Kecamatan Hantara Kabupaten

Kuningan.

Sebelum mengisi Kuisioner ini, Bapak/ibu dimohon untuk memperhatikan

hal-hal berikut :

1. Bapak/Ibu dapat mengisi identitas sebagai responden.

2. Bapak/Ibu dapat memberikan tanda cheklist ( √ ) untuk jawaban kuesioner

yang paling sesuai pada kolom yang telah disediakan.

Atas bantuan dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

RUSTANO
(02.01.21.468)

41

Anda mungkin juga menyukai