FAJAR FATURRAHMAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir dengan judul “Pemupukan
Kopi Robusta (Coffea canephora) di Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX
Semarang Jawa Tengah” adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Fajar Faturrahman
J3T116022
RINGKASAN
FAJAR FATURRAHMAN. Pemupukan Tanaman Kopi Robusta (Coffea
Canephora) di Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX Semarang, Jawa Tengah.
[Fertilizing Robusta Coffe (Coffea canephora) at PT Perkebunan Nusantara IX
Gatera Garden Semarang, Central Java]. Dibimbing oleh LILI DAHLIANI.
FAJAR FATURRAHMAN
Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan
Disetujui oleh
Pembimbing :
Dr. Ir. Lili Dahliani, M.M, M.Si.
NPI. 201807196307252001
Diketahui oleh
Fajar Faturrahman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Klasifikasi Tanaman Kopi 2
2.2 Morfologi Tanaman Kopi 2
2.3 Syarat Tumbuh 3
2.4 Pemupukan Tanaman Kopi 3
III METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 5
3.1 Tempat dan Waktu 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan 5
3.4 Metode Analisis Data dan Informasi 7
3.5 Pelaporan 7
IV KONDISI UMUM LOKASI PKL 8
4.1 Sejarah Perusahaan 8
4.2 Letak Gorgrafis 8
4.3 Keadaan Tanah, Iklim dan Topografi 8
4.4 Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Tanah 8
4.5 Keadaan Pertanaman dan Produksi 9
4.6 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9
V PELAKSANAAN KEGIATAN PKL 11
5.1 Aspek Teknis 11
5.2 Manajemen Pemupukan 17
5.3 Aspek Manajerial 23
VI PEMBAHASAN 31
VII SIMPULAN DAN SARAN 33
7.1 Simpulan 33
7.2 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 35
RIWAYAT HIDUP 54
DAFTAR TABEL
1 Tata Guna Lahan Kebun Getas 9
2 Luas Areal Produksi dan Produktivitas Kopi Kebun Getas 9
3 Dosis Rekomendasi Pupuk 18
4 Jumlah Pupuk 18
5 Jenis Pupuk yang Digunakan di Kebun Getas 21
6 Jarak Alur Pupuk Dengan Tanaman 21
7 Dosis Pupuk yang Diaplikasikan 22
8 Realisasi Pemupukan di Kebun Getas 23
DAFTAR GAMBAR
1. Pembibitan 11
2. Sambung stek 12
3. Penjarangan 12
4. Pemeliharaan bibit 13
5. Penanaman sulaman kopi 14
6. Pengendalian gulma kimiawi 15
7. Pemangkasan 15
8. Pengendalian HPT 16
9. Cangkok lamtoro 17
10. Struktur Organisasi Pemupukan 19
11. Pencampuran Pupuk 20
12. Pembuatan Alur Pupuk dan Pemupukan di Alur Pupuk 22
13. Pemupukan Menggunakan Mangkuk 23
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jurnal Harian Sebagai Karyawan Harian Lepas 36
2. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor 40
3. Jurnal Harain Sebagai Pendamping Asisten 44
4. Peta Penggunaan Lahan Kebun Getas 48
5. Data Curah Hujan Kebun Getas 49
6. Struktur Organisasi Kebun Getas 50
7. Deskripsi Kopi Klon BP 409 51
8. Data Hasil Taksasi Panen 52
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi. Produk dari kopi berupa minuman memiliki
penggemar yang banyak dari berbagai kalangan. Dari data ICO (International
coffee organization), konsumsi kopi dunia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini menyebabkan permintaan pasar terhadap kopi terus meningkat (ICO
2015).
Kopi Arabika dan kopi Robusta memasok sebagian besar perdagangan
kopi dunia. Indonesia merupakan produsen kopi urutan keempat di dunia setelah
Brazil, Vietnam dan Kolombia. Ekspor kopi menjadi salah satu penyumbang
devisa negara yang cukup besar. Pada tahun 2015, perolehan devisa dari
komoditas kopi menghasilkan nilai ekspor sebesar US$ 1.2 milyar dengan
volume ekspor sebesar 502 juta kg (Ditjenbun atau Agromedia 2017).
Jenis kopi yang diperdagangkan secara komersial yaitu kopi Arabika dan
kopi Robusta (Rahardjo 2012). Biji kopi Robusta dianggap inferior dan dihargai
lebih rendah dibanding Arabika . Secara global produksi Robusta menempati
urutan kedua setelah Arabika. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
kopi Robusta terbesar di dunia. Sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia
ditanami jenis Robusta, sisanya Arabika,Liberika, dan Excelsa ( Rahardjo 2017)
Perkembangan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2015
sampai dengan 2017 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015 produksi kopi
sebesar 36.98 ribu ton menurun menjadi 31.87 ribu ton pada tahun 2016 atau
terjadi penurunan sebesar 13.84%. Tahun 2017 produksi kopi menurun menjadi
30.29 ribu ton atau terjadi penurunan sebsar 4.95%. Produksi Perkebunan
Rakyat (PR) dari tahun 2015 sampai 2017 cenderung mengalami peningkatan
setiap tahun. Produksi pada tahun 2015 sekitar 602.37 ribu ton, pada tahun 2016
menjadi 632 ribu ton atau terjadi peningkatan sebesar 4.92%. Pada tahun 2017
mencapai 636.7 ribu ton atau terjadi peningkatan sebesar 0.74% dibandingkan
dengan tahun 2016. Hal tersebut terjadi karena luas areal PR setiap tahunnya
bertambah sedangkan luas areal PB tetap (BPS 2017).
Salah satu pemeliharaan tanaman yang dapat meningkatkan produksi
tanaman kopi yaitu pemupukan. Pemupukan diperlukan oleh tanaman kopi
karena persediaan hara dalam tanah yang sedikit. Penggunaan hara terus
menerus oleh tanaman kopi menyebabkan berkurangnya kandungan hara dalam
tanah. Selain itu, hujan dapat menyebabkan pencucian unsur hara dalam tanah
sehingga kandungan hara berkurang. Pemupukan berguna untuk memperbaiki
kondisi tanaman, penambahan unsur hara dalam tanah dan meningkatkan
produksi dan mutu hasil.
1.2 Tujuan
Tujuan umum kegiatan PKL adalah mahasiswa dapat memperoleh dan
meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam pemupukan pada
perkebunan kopi. Tujuan khusus mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah
serta mencari solusi dalam memecahkan masalah teknis dan manajerial yang ada
saat pemupukan kopi di PT Perkebunan Nusantara IX kebun Getas, Semarang
Jawa Tengah.
2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Kopi
Tanaman kopi merupakan genus Coffea. Ada empat jenis kopi yang
dikenal yaitu kopi Robusta (Coffea canephora), kopi Arabika (Coffea arabica),
kopi Liberika (Coffea liberica), dan kopi Ekselsa (Coffea excelsa). Taksonomi
kopi dijelaskan secara lengkap sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan penghasil biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua/dikotil)
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp.
Genus coffea mencakup hampir 70 spesies, namun yang ditanam dalam
skala luas di seluruh dunia hanya dua spesies yaitu kopi Arabika dan kopi
Robusta. Sekitar 2% produksi kopi di dunia dari spesies lainnya yaitu kopi
Liberika dan kopi Ekselsa (Rahardjo 2012).
tanaman kopi biasanya dilakukan dua kali yaitu awal musim hujan dan akhir
musim hujan. Pada bulan Oktober atau November biasanya dilakukan
pemupukan setengah dosis. Pada akhir musim hujan yang terjadi pada bulan
April atau Mei dilakukan kembali pemupukan setengah dosisnya.
Cara pemberian pupuk menentukan efektivitas dan efisiensi penyerapan
pupuk oleh tanaman kopi (Rahardjo 2012). Pupuk akan lebih efektif dan efisien
diserap oleh tanaman kopi pada lokasi perakaran tanaman kopi. Hal ini
memaksimalkan penyerapan hara oleh tanaman kopi dan meminimalkan pupuk
yang hilang karena tidak dimanfaatkan oleh tanaman maupun hilang akibat
penguapan.
Kebutuhan pupuk pada tanaman kopi berdasarkan pengamatan empiris
jangka panjang dan perhitungan matematis yang telah diuji (Rahardjo 2017).
Cara penentuan kebutuhan pupuk dapat dilihat dari gejala kasat mata (visual
symptom). Cara ini digunakan untuk mengatasi masalah di lapangan secara cepat
dan bersifat sementara. Cara lain yang digunakan yaitu hasil percobaan. Cara ini
dinilai akurat dan besifat spesifik. Penggantian hara yang hilang dan terangkut
hasil panen juga digunakan untuk penentuan kebutuhan pupuk tanaman. Selain
metode-metode yang sudah disebutkan, penentuan kebutuhan pupuk
menggunakan metode penentuan status hara yang terkandung dalam media
tumbuh.
5
curah hujan, luas areal, tata guna lahan, organisasi dan manajemen, peta lokasi,
dan data pemupukan.
Pengumpulan data diutamakan sesuai dengan pengamatan terhadap aspek
kegiatan PKL yang dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode survei
dan observasi. Metode survei di lapangan dapat digunakan untuk mengetahui
jenis pupuk, memperoleh data waktu pemupukan dan cara aplikasi pupuk.
Metode obervasi dilakukan dengan pengamatan defisiensi hara pada tanaman
kopi.
Peubah yang akan diamati dalam kegiatan PKL adalah sebagai berikut:
a. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan dihitung mulai dari persiapan
pemupukan hingga proses pemupukan selesai. Pengamatan dilakukan sebanyak
5 kali aplikasi pemupukan. Jumlah penabur yang dibutuhkan dapat dihitung
dengan cara:
luas areal (ha) Jumlah tenaga kerja = standar prestasi kerja (HK/ha)
TK =
populasi/ha Kebutuhan pupuk (kg) = dosis rekomendasi (kg/tanaman)
b. Kebutuhan pupuk
𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛
kebutuhan pupuk= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 (𝑘𝑔/𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛)
ℎ𝑎
3.5 Pelaporan
Pelaporan kegitan PKL yang dilakukan di Kebun Getas selama 12 minggu
dilaporkan dalam bentuk jurnal haria, jurnal periodik dan Laporan Tugas Akhir.
Jurnal harian diisi setiap hari dan jurnal periodik diisi sekali dalam tiga minggu.
Jurnal yang telah dikerjakan diperiksa oleh pembimbing lapangan setiap harinya
dan dijelaskan melalui presentasi di kebun. Jurnal yang telah dikerjakan
dilaporkan dalam bentuk tugas akhir dan dikumpulkan setelah kegiatan PKL
selesai.
8
melaporkan kegiatan kerja UUS yang telah dilakukan dalam bentuk laporan
manajemen.
Wakil manajer. bertugas melaksanakan pengawasan operasional
terhadap asisten tanaman, asisten teknik dan pengolahan, membantu manajer
dalam menyusun rencana kerja triwulan (Permintaan Pelaksanaan Anggaran
Perusahaan atau PPAP), Tahunan (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan
jangka panjang (RJP).
Asisten administrasi. keuangan dan umum (Asaku) bertugas
menghimpun RKAP dari masing-masing bagian, melaksanakan pengawasan
bidang keuangan dan umum dengan mengontrol laporan harian, membuat
laporan harian, validasi keabsahan bukti pengeluaran dan penerimaan uang,
memeriksa dan mengeluarkan upah karyawan tiap pertengahan dan akhir bulan,
membayar pajak dan iuran jamsostek, menghimpun dan membuat PPAP
triwulan serta RKAP tahunan, membuat neraca laba/rugi triwulan dan tahunan.
Asisten tanaman. bertugas mengawasi dan memeriksa pelaksanaan rol
karyawan, mengontrol kesiapan kondisi peralatan kerja dan bahan, mengawasi
pelaksanaan kerja, menghimpun laporan hasil kerja, memeriksa dan
menandatangani laporan harian pekerjaan, mengevaluasi hasil kerja hari ini dan
menyusun rencana kerja untuk hari esok, membuat rencana kerja bulanan,
mengevaluasi hasil kerja bulanan, mengajukan permintaan, melaksanakan
pembayaran upah karyawan, menyusun dan melaporkan pencapaian produksi
harian, bulanan dan tahunan, menyusun RKAP bagian tahunan dan PPAP bagian
triwulan. Standard tenaga kerja untuk perkebunan kopi Robusta yaitu 1.38
orang/ha. Tenaga kerja di kebun Getas berada di bawah standar tenaga kerja
seharusnya, untuk memenuhi standar tenaga kerja diakukan kerja lembur mulai
dari pukul 13;00 – 17;00 dengan jumlah tenaga kerja yang sama.
11
a b
a b c
Gambar 2. Sambung stek (a) pemotongan batas atas, (b) pemberian ZPT, (c)
penanaman di polybag
Penjarangan. Penjarangan dilakukan untuk memudahkan pemeliharaan
bibit kopi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberi jarak tanam antar
polybag. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 25 cm. Kegiatan pertama
yang dilakukan dengan memasang ajir untuk memisahkan antar bedengan.
Langkah selanjutnya yaitu membuat jarak tanam menggunakan tali dan mistar.
Jarak tanam tersebut dicangkul untuk didudukkan polybag agar tidak mudah
roboh. Dudukan polybag memiliki kedalaman 5-10 cm. Polybag diletakkan di
lubang (dudukan) dengan cara satu dudukan terdapat satu polybag. Prestasi kerja
karyawan yaitu 1.000 polybag/HOK, sedangkan prestasi kerja mahasiswa yaitu
642 polybag/HOK. Kegiatan penyulaman disajikan pada Gambar 3.
a b c
Gambar 3. Penjarangan (a) Mistar untuk mengatur jarak tanam, (b) Polybag
diletakkan pada lubang dudukan, (c) Pembuatan dudukan
13
a b c
Gambar 4. Pemeliharaan bibit (a) pasang geer, (b) geer, (c) menyiang manual
kopi (berbentuk persegi). Proses penanaman tanaman sulam dapat dilihat pada
Gambar 5.
a b
Gambar 5. Penanaman sulaman kopi (a) polybag disobek (b) kopi ditanam
dan diberi petakan
5.1.3 Pemeliharaan Tanaman Kopi
Pemeliharaan tanaman kopi dilakukan pada Tanaman Menghasilkan (TM)
dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Tanaman belum menghasilkan yang
terdapat di kebun Getas merupakan tanaman sulaman. Pemeliharaan tanaman
kopi meliputi pengendalian gulma, pemupukan, dan wiwil.
Pengendalian gulma manual. Jenis gulma yang dikendalikan yaitu gulma
berdaun lebar (Mikania micrantha) dan jenis rerumputan. Istilah pengendalian
gulma secara manual yaitu jombret. Jombret dilakukan menggunakan alat yang
disebut panjang dan bantol. Panjang adalah alat berbentuk seperti parang dengan
ukuran kurang lebih 60 cm, sedangkan bantol adalah alat yang terbuat dari kayu
untuk membantu menyingkap gulma. Kegiatan ini dilakukan dengan memotong
gulma di sekitar tanaman kopi hingga ketinggian 5 sampai 10 cm di atas
permukaan tanah. Prestasi pekerja yaitu 0.2 ha/HOK. Gulma Mikania micrantha
melilit pada tanaman kopi. Pemberantasan gulma Mikania micrantha dilakukan
dengan memotong batang gulma tersebut dengan tujuan agar gulma mati dengan
sendirinya lalu layu. Prestasi pekerja yaitu 0.05 ha/HOK.
Pengendalian gulma kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi yang
dilakukan di afdeling Assinan-kempul, kebun Getas dikenal dengan sebutan CW
(Chemical Weeding). Kegiatan CW ini menggunakan alat knapsack sprayer solo
dengan kapasitas 15 l larutan. Pengaplikasian herbisida ini menggunakan nozzle
warna biru dengan lebar semprot 1.25 m. Zat kimia yang digunakan dalam
kegiatan CW yaitu glyphosat. Bahan kimia ini bekerja secara sistemik terhadap
gulma. Bahan aktif tersebut digunakan untuk semua jenis gulma yang ada pada
areal kebun. Herbisida dilarutkan terlebih dahulu sebelum pengaplikasian. Air
dituangkan ke dalam tangki knapsack sampai setengah tangki terisi kemudian
herbisida dilarutkan sebanyak 75 ml. Air dimasukkan kembali sampai tangki
terisi penuh lalu larutan herbisida diaplikasikan. Dosis glyphosat yang
digunakan yaitu 1 l/ha. Penulis sebagai mahasiswa memiliki prestasi kerja 0.1
ha/HOK. Pekerja memiliki prestasi kerja 0.5 ha/HOK. Prestasi kerja sesuai
standar perusahaan yaitu 0.5 ha/HOK. Pengendalian gulma secara kimia
ditunjukkan Gambar 6.
15
a b
a b
a b c
a b
c
digunakan dalam satu hari yaitu kebutuhan pupuk dibagi kapasitas truk sehingga
didapatkan sebanyak 2.7 truk. Rencana penggunaan truk sebagai pengangkut
pupuk ke kebun yaitu sejumlah 2 truk. Truk yang digunakan dapat dibagi
menjadi 2 luasan lahan yang akan dipupuk sehingga satu truk dapat mengangkut
pupuk untuk luasan lahan 12.7 ha. Luasan tersebut dapat dihitung dengan luasan
lahan yang akan dipupuk dalam satu hari dibagi jumlah truk yang dibutuhkan.
Pengorganisasian
Pengorganisasian yaitu kegiatan membagi dan mengelompokkan jenis-
jenis pekerjaan. Organisasi juga membagi pekerjaan kepada karyawan sesuai
dengan proporsi. Pekerjaan - pekerjaan dalam kegiatan pemupukan dibagi dalam
lima jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan tersebut adalah membuat persipuk,
mencampur pupuk, mengecer pupuk, menabur pupuk dan menutup persipuk.
Setiap jenis pekerjaan diawasi dan dikoordinasi oleh satu mandor. Tenaga kerja
pemupukan dibagi dua kegiatan yaitu tenaga untuk persiapan pemupukan dan
tenaga kerja aplikasi pupuk. Jenis pekerjaan mencampur pupuk, mengecer
pupuk, menabur pupuk dan menutup alur pupuk dijadikan satu pekerjaan tetapi
masing-masing pekerjaan diawasi oleh satu mandor.
Organisasi pekerjaan ini dilakukan oleh asisten tanaman sebagai pimpinan
afdeling dan mandor sebagai pengawas kegiatan. Asisten tanaman memberikan
pengarahan kepada para mandor terkait pemupukan saat roll pagi. Asisten
tanaman membagi jobdesk kepada mandor-mandor pemupukan. Organisasi
pemupukan di kebun Getas dapat dilihat pada Gambar 10.
Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan fungsi manajemen dalam mengarahkan karyawan
agar bekerja dengan baik. Pelaksanaan juga kegiatan yang dilaksanakan di
lapangan. Pelaksanaan pemupukan harus menerapkan prinsip 4T (tepat jenis,
tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu).
a. Tepat Jenis
Pemupukan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penentuan
jenis pupuk yang digunakan sudah diuji dan ditentukan oleh Puslitkoka (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao). Jenis pupuk yang diperlukan untuk pemupukan di
kebun Getas dicantumkan pada Lampiran 9. Penerapan jenis pupuk yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.
21
b. Tepat Cara
Persiapan pemupukan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan.
Persiapan pemupukan meliputi pembersihan gulma dan pembuatan alur pupuk
(persipuk). Pembersihan gulma dilakukan agar pupuk yang diaplikasikan dapat
terserap oleh tanaman kopi dengan baik. Alur pupuk yang digunakan yaitu alur
pupuk berbentuk huruf “ I “. Posisi alur pupuk dibuat seragam pada setiap
tanaman kopi. Apabila alur pupuk dibuat di samping sebelah timur kopi, maka
semua alur dibuat di samping sebelah timur tanaman kopi. Panjang alur pupuk
yaitu 90 cm dengan kedalaman 5 cm – 10 cm. Jarak alur pupuk dengan tanaman
kopi yaitu selebar tajuk atau 65 cm - 100 cm dari tanaman kopi. Alur pupuk yang
dibuat dekat dengan tanaman kopi disebabkan karena tanaman kopi masih muda
atau tanaman sulam. Jarak alur pupuk dengan tanaman yang diterapkan dapat
dilihat pada Tabel 6.
Rata-rata 46.4
Sumber : Pengamatan (2019)
Pemupukan dilakukan 2 hari setelah persiapan pemupukan dilakukan.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur. Pupuk dicampur terlebih dahulu
sebelum ditabur. Setelah pencampuran pupuk dilakukan, pupuk harus segera
ditabur agar unsur-unsur dalam pupuk tidak hilang karena panas atau hujan.
Pupuk ditabur sepanjang alur pupuk. Alur pupuk ditutup kembali dengan tanah
setelah pupuk ditabur.
22
Jarak alur pupuk dengan tanaman yang sudah sesuai dengan jarak yang
dianjurkan adalah sampel 5. Sebanyak 9 dari 10 sampel menggunakan jarak dari
tanaman ke alur pupuk kurang dari 75 cm. Persentase ketepatan cara yaitu 10%.
Jarak ini dibuat karena lebar tajuk tanaman kopi masih sempit dan tanaman
tersebut masih berusia muda (tanaman sulam). Oleh karena itu, alur pupuk dibuat
sesuai dengan kanopi tanaman kopi. Pembuatan alur pupuk seperti ditampilkan
pada Gambar 12.
d. Tepat Waktu
Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun yaitu awal musim
hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan pada saat tanah dalam
keadaan cukup basah. Pemupukan dilakukan pada pukul 07.00 – 12.00 WIB.
Pemupukan tidak boleh dilakukan saat kondisi terlalu panas agar pupuk tidak
menguap sebelum diaplikasikan. Apabila kondisi hujan, kegiatan pemupukan
tetap harus dilakukan hari itu juga. Pupuk yang sudah dicampur tidak boleh
kembali ke gudang penyimpanan. Pupuk yang sudah dicampur tersebut ditutup
dengan terpal saat hujan. Pemupukan dilakukan kembali saat hujan reda.
agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan baik. Organizing atau
mengorganisasikan seluruh kegiatan yang sudah dibuat pada saat pembuatan
perencanaan. Mengorganisasikan kegiatan harus berdasarkan kondisi lapang dan
keterampilan dari para karyawan sehingga dapat membuat kinerja menjadi lebih
efektif. Actuating yaitu pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang mana
membutuhkan sebuah pengawasan atau controlling untuk setiap kegiatannya.
Pengawasan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan cara mengikuti karyawan
bekerja di lapangan dan memberi contoh apabila karyawan tersebut kurang
mahir untuk melakukan sebuah pekerjaan.
Aspek manajerial yang dilakukan adalah menjadi pendamping mandor dan
pendamping asisten tanaman. Terdapat dua macam pendamping mandor yaitu
pendamping mandor pembibitan dan pendamping mandor pemeliharaan,
kegiatan pemeliharaan mencakup pengendalian gulma (manual dan kimiawi),
pengendalian hama PBKo, pemangkasan, serta persiapan pemupukan dan
pemupukan.
5.3.1 Pendamping Mandor Pembibitan
Kegiatan yang dilaksanakan pada saat penulis menjadi pendamping
mandor pembibitan yaitu melaksanakan kegiatan apel pagi pukul 05.00 WIB
dengan memeriksa kehadiran para karyawan pembibitan dan mencatat di buku
mandor kemudian memberikan pengarahan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan. Penulis melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap para
karyawan pembibitan dengan cara mengikuti dan membantu para karyawan
apabila diperlukan. Kegiatan dalam pembibitan yang penulis awasi antara lain
pengisian media tanam ke dalam polybag, pembuatan bahan tanam berupa stek
sambung pucuk, pembuatan sungkup untuk stek sambung pucuk, salur atau
distribusi bibit ke lapangan, dan pembuatan bambu untuk naungan.
Perencanaan. Perencanaan dilakukan oleh mandor pembibitan dan
asisten tanaman setiap bulannya. Perencanaan kegiatan pembibitan mencakup
segala kegiatan yang akan dilakukan pada pembibitan tanaman kopi Robusta
seperti merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan menghitung jumlah kebutuhan
biaya yang akan digunakan. Kegiatan perencanaan harus dilakukan dengan tepat
agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengorganisasian. Pengorganisasian di pembibitan kopi Robusta
dilakukan oleh mandor dengan cara membagi pekerjaan sesuai dengan jenis
kelamin. Para pekerja laki-laki mencari bambu untuk pembuatan naungan
sedangkan pekerja perempuan mengisi media tanam dan menyusun polybag di
bedengan yang sudah dibuat oleh pekerja laki-laki.
Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan pembibitan harus sesuai dengan
kegiatan perencanaan agar pelaksanaan pembibitan dapat berjalan dengan baik.
Pelaksanaan kegiatan pembibitan di Kebun Bangelan sudah sesuai dengan
perencanaan yang dibuat oleh mandor dan asisten tanaman.
Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor pembibitan yaitu
dengan melihat secara teliti pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan.
Mandor memberikan contoh apabila karyawan salah dalam melaksanakan
pekerjaan yang dilakukan.
Evaluasi. Evaluasi terhadap karyawan dilakukan oleh mandor pembibitan
di lapangan. Mandor pembibitan mencatat hasil kinerja karyawan di buku
25
dilaksanakan pada hari itu, lalu mandor menuju ke kantor untuk mengisi absen
di buku mandor.
Perencanaan. Mandor CW (Chemical Weeding) bertanggung jawab atas
semua kegiatan menyiang kimiawi yang mencakup perencanaan terkait
pencarian tenaga kerja dan supir untuk mengemudikan truk pengangkut tangki
air dan alat knapsack sprayer.
Pengorganisasian. Pengorganisasian harus dilakukan oleh mandor
dengan tepat agar kinerja karyawan dapat maksimal. Pengorganisasian dalam
kegiatan menyiang kimiawi dengan cara mengatur penempatan kerja karyawan
dan mengatur dosis untuk herbisida. Pembagian karyawan untuk kegiatan
menyiang kimiawi yaitu sesuai dengan jenis kelamin. Pekerja laki-laki
mengangkut air dan mengangkut herbisida ke areal yang akan disemprot. Pekerja
wanita melakukan kegiatan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer.
Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan menyiang kimiawi harus dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat agar dapat memenuhi prestasi kerja
yang telah ditetapkan Kebun Getas.
Pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh mandor dengan cara
mengawasi kinerja karyawan di lapangan dengan teliti. Mandor penyiangan
kimiawi sudah melakukan kegiatan pengawasan dengan baik sehingga
penyemprotan berjalan dengan efektif.
Evaluasi. Evaluasi dilakukan mandor penyiangan kimiawi di lapangan,
setelah mengevaluasi hasil kinerja karyawan mandor menuju kantor untuk
mencatat dan melaporkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada juru
tulis afdeling dan kemudian mengikuti evaluasi bersama asisten tanaman.
Kendala yang terjadi pada saat menjadi pendamping mandor kegiatan
penyiangan secara kimiawi yaitu sering terjadi turun hujan pada saat penyiangan
secara kimiawi akan dilakukan sehingga kondisi jalan menuju areal yang akan
disemprot menjadi rusak dan berakibat roda truk pengangkut tangki air
tergelincir. Mandor kegiatan penyiangan gulma secara kimiawi mengatasi
kendala dengan baik. Solusi yang dilakukan oleh mandor yaitu dengan
mengganti areal yang disemprot dengan memilih areal yang mudah untuk
dilewati oleh truk.
Pendamping mandor persipuk (persiapan pemupukan). Kegiatan
sebagai pendamping mandor persipuk dimulai dari melaksanakan kegiatan apel
pagi pada pukul 05.00 WIB dan mengabsen kehadiran para karyawan, setelah
itu memberikan pengarahan kepada para karyawan tentang pekerjaan yang akan
dilaksanakan pada hari itu, lalu mandor menuju kantor untuk mengisi buku absen
mandor.
Perencanaan. Mandor persipuk bertanggung jawab atas semua kegiatan
pada saat persipuk mencakup perencanaan terkait pencarian tenaga kerja serta
perencanaan alat dan bahan.
Pengorganisasian. Mandor persipuk mengatur posisi kerja karyawan agar
dapat menghasilkan kinerja yang efektif sehingga dapat mencapai prestasi kerja
yang telah ditetapkan perusahaan.
Pelaksanaan. Pelaksanaan persipuk harus dilakukan satu hari sebelum
pemupukan berlangsung. Pelaksanaan persipuk harus sesuai dengan rencana
agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
27
dilakukan dengan matang agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan
baik. Asisten tanaman membuat perencanaan kegiatan setiap bulannya atau biasa
disebut Rencana Kerja Bulanan (RKB). Pembuatan RKB mencakup komponen-
komponen yang dibutuhkan dalam kegiatan afdeling satu bulan seperti
kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya, kebutuhan sarana dan prasarana, dan
target yang akan dikerjakan selama satu bulan. Perhitungan kebutuhan setiap
komponen yang terdapat di dalam pembuatan RKB harus tepat agar dapat
menekan biaya pengeluaran afdeling. Perencanaan kegiatan yang dilakukan
asisten tanaman harus dibuat dalam bentuk rincian biaya yang kemudian akan
diajukan kepada manajer untuk meminta persetujuan. Manajer menentukan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada setiap bulan. Kegiatan yang tidak perlu
dilakukan pada bulan tersebut bisa dipangkas atau dihilangkan oleh manajer
dengan tujuan untuk menekan biaya produksi. Pengajuan estimasi biaya
dilakukan jika pembuatan RKB telah selesai dibuat. Manajer akan menyetujui
dan memberikan dana kepada asisten tanaman sesuai dengan kebutuhan kegiatan
yang diperlukan di afdeling.
Pengorganisasian (organizing). Pembagian pekerjaan dilakukan oleh
asisten tanaman dengan menentukan kegiatan yang terpenting terlebih dahulu.
Asisten tanaman melakukan pembagian mandor kegiatan berdasarkan
kemampuan dari setiap mandor sehingga mandor dapat melakukan pekerjaannya
dengan efektif dan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan Kebun Getas.
Pelaksanaan (actuating). Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan pembibitan
dan pemeliharaan tanaman kopi Robusta dilakukan dengan mengacu kepada
perintah dari asisten tanaman. Kegiatan budi daya dilakukan setiap hari dibawah
pengawasan asisten tanaman.
Pengawasan (controlling). Asisten tanaman mengawasi para mandor
dengan keliling kebun setiap harinya. Asisten tanaman akan datang tanpa
sepengetahuan dari mandor sehingga dapat mengetahui kualitas kinerja dari
masing-masing mandor kegiatan. Asisten tanaman akan menegur mandor bila
mandor tidak melakukan pengawasan dengan benar kapada karyawan yang
sedang bekerja.
Evaluasi (evaluation). Asisten tanaman akan mengevaluasi kinerja
mandor kegiatan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan di
Kantor Afdeling. Asisten tanaman akan menilai hasil dari pekerjaan para mandor
setiap harinya dan memberikan solusi serta saran atas kendala yang dihadapi
selama proses kegiatan berlangsung. Asisten tanaman akan bertanya mengenai
prestasi kerja dari setiap kegiatan yang telah diawasi oleh mandor kegiatan, jika
terdapat kegiatan yang di bawah standar prestasi kerja maka asisten tanaman
akan memberikan saran dan masukan kepada mandor agar dapat mengatur
karyawannya dengan baik sehingga dapat meningkatkan prestasi kinerja para
karyawan.
31
VI PEMBAHASAN
Setiap kegiatan yang dilaksanakan manusia untuk mencapai suatu tujuan
agar dapat dilaksanakan secara efektif. Kegiatan yang melibatkan kerja sama
antar orang selalu memerlukan manajemen dan pemimpin (manajer).
Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan, menggerakkan orang dan setiap
kegiatan diawasi (Firdaus 2010). Setiap kegiatan kerja yang menggunakan
manajemen untuk mencapai tujuan perlu dilaksanakan secara sistematik dan
terencana.
Pemupukan yaitu menambah ketersediaan unsur hara tanah yang
dibutuhkan tanaman, meningkatkan pertumbuhan dan produksi. Pemupukan
memerlukan manajemen agar pemupukan dapat dilaksanakan secara efektif.
Tujuan tersebut dapat tercapai jika fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik.
Fungsi manajemen ada empat yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan.
Pemupukan dapat dicapai dengan memerhatikan prinsip 4T (tepat jenis,
tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu). Fungsi-fungsi manajemen untuk
kegiatan pemupukan perlu berdasarkan prinsip tersebut.
Tepat Jenis. Tanaman kopi untuk tumbuh dan berkembang baik
membutuhkan unsur hara yang cukup. Unsur hara tersebut meliputi unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak, sedangkan unsur hara mikro yaitu unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara makro meliputi
unsur N, P, dan K. Unsur hara mikro meliputi unsur B, Fe, Mo, S, dll.
Penambahan unsur hara N, P, K menggunakan pupuk urea, TSP (Triple
superphospat), dan KCl. Pupuk-pupuk tersebut memiliki manfaat masing-
masing untuk tanaman. Jenis pupuk yang diaplikasikan oleh pemulis di kebun
Getas yaitu Urea, TSP dan KCl.
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebanyak 45-46 %. Penambahan
nitrogen memiliki manfaat meningkatkan pertumbuhan vegetatif khususnya
daun. Unsur nitrogen juga memiliki manfaat bagi tanaman dalam merangsang
pertunasan dan mempertinggi kandungan protein (Jumin 2008).
Pupuk TSP mengandung unsur hara P sebanyak 46 % P2O5. Unsur P
berguna untuk memperbaiki perkembangan perakaran. Unsur P berperan juga
dalam pemasakan buah dan resistensi tanaman terhadap penyakit.
Pupuk KCl berperan menambah unsur K. Pupuk KCl mengandung 60 %
K2O. Unsur K memiliki manfaat yang sama dengan unsur P yaitu memperbaiki
perkembangan perakaran dan resistensi terhadap penyakit. Unsur K mampu
mengatur keseimbangan pupuk nitrogen dan fosfat. Unsur K mendukung dalam
pembentukan klorofil (Jumin 2008).
Tepat Dosis. Jumlah pupuk yang diberikan ke tanaman harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Pengaplikasian setiap jenis pupuk jumlahnya tidak
sama. Jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai dengan dosis rekomendasi oleh
lembaga terkait. Jumlah pupuk yang diberikan mampu mempengaruhi kondisi
tanaman. Dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan mendukung
pertumbuhan tanaman. Apabila jumlah pupuk yang diberikan berlebihan/
kurang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Kekurangan maupun kelebihan pupuk akan menyebabkan tanaman
kopi mengalami gangguan.
32
7.2 Saran
Kegiatan pemupukan di kebun Getas lebih baik menekankan pada
pengawasan. Pengawasan lebih ditingkatkan terutama pada saat pemupukan
berlangsung oleh mandor atau asisten tanaman bertujuan agar pupuk dapat
diterapkan sebagaimana mestinya. Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan
pemupukan harus dipersiapkan secara matang, perawatan kebersihan pada areal
pemupukan perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan presentase keberhasilan
pemupukan tanaman kopi dan memberi dampak yang baik pada saat hasil
produksinya
34
DAFTAR PUSTAKA
[ICO] International Coffee Organization. 2015. Domestic Consumption by all
Exporting Countries [internet] [diunduh 2017 November 28]. Tersedia pada
http://www.ico.org/historical/1990520onwards/PDF/1a-total-
production.pdf
[PTPN XII] PT Perkebunan Nusantara XII. 2013. Buku Pedoman Budidaya
Tanaman Kopi Robusta. Surabaya
Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka. [Ditjenbun]
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan
Firdaus M. 2010. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Bumi Aksara.
Indonesia 2015-2017 (Kopi) [internet] [diunduh 2017 Oktober 11]. Tersedia pada
http://ditjenbun.pertanian.go.id/
Jumin B.H. 2008. Dasar – Dasar Agronomi. Jakarta : Rajawali Pers. [Kementan]
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Kopi Komoditas Pertanian
Nurhakim Y.I dan Rahayu S. 2014. Perkebunan Kopi Skala Kecil Cepat Panen.
Depok : Infra Pustaka.
Rahardjo P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahardjo P. 2017. Berkebun Kopi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Subsektor Perkebunan [internet] [diunduh 2017 Desember 16]. Tersedia pada
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/outlook/2016/Perkebuna
n/OUTLOOK%20KOPI%202016/files/assets/common/downloads/OUTL
OOK%20KOPI%202016.pdf
Suwarto, Octavianty Y, Hermawati S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Jakarta.: Penebar Swadaya.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kopi Indonesia 2017 . [internet]
[diunduh 2019 Mei 28]. Tersedia pada file://D:DATA%20 PKL/materi
TA/1990520onwards/PDF/1a-total-.pdf
35
LAMPIRAN
36
Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian
Kegiatan
22/01/19 Perenalan - - - Kebun Perkenalan
staf kebun Getas dengan sonder,
Asinan pendamping
Kempul lapang, karyawan
kebun
23/01/19 Perkenalan - - - Kebun Berkeliling
lapangan Getas kebun kopi
Asinan
Kempul
24/01/19 Penyampaian - - - Kantor Mempelajari/
materi pembibitan kebun getas penyampaian
materi pembibitan
25/01/19 Menyiapkan 100 100 200 Kebun Menyiapkan
lahan pembibitan Pembibitan lahan untuk
Asinan pembibitan
Kempul
26/01/19 Pembibtan 100 100 200 Kebun Menghitung
Pembibitan prakiraanjumlah
Asinan bibit buah yang
Kempul akan didapat
37
Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
28/01/19 Pembibitan 50 50 200 Kebun Pembibitan Mengisi polybag
Asinan Kempul untuk media tanam
29/01/19 Pengendalian gulma 250 600 600 Kebun Pembibitan Membersihkan
pada pembibitan Asinan Kempul gulma pada media
pembibitan yang
telah dibuat kuang
lebih 1 bulan
30/01/19 Pengendalian gulma 210 600 600 Kebun Pembibitan Membersihkan
pada pembibitan Asinan Kempul gulma pada media
pembibitan yang
telah dibeli kurang
lebih 1 bulan
31/01/19 Pembibitan 100 200 200 Kebun Pembibitan Mengisi polybag
Asinan Kempul untuk media tanam
01/02/19 Pembibtan 100 200 200 Kebun Pembibitan Memudahkan dan
Asinan Kempul merapihkan polybag
yang sudah diisi
02/02/19 Kegiatan diliburkan - - - - -
karena hujan
38
Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
18/02/19 Penyampaian - - - Kantor kebun Mengetahui, cara, dosis serta
materi getas asinan sasaran pemupukan
pemupukan kempul
19/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blokkp 71-72 Mengetahi cara melakukan
pemupukan
20/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blok ak 21-22 Mencampur pupuk,
mengaplikasikan pada alur
pupuk dan langsung ditutup
21/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blok ak 23-24 Mencampurr pupuk
22/02/19 Pemeliharaan 15 1,2 6 Blok kp 21 Mangaplikasikan pada alur
tanaman kopi pupuk dan langsung ditutup
23/02/19 Pengendalian 1,5 1 6 Blok kp 22 Membersihkan dari gulma
penyakit menggunaan cangkul
41
Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
11/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 1 Menghitung prakiraan
bobot buah yang didapat
pada saat panen
12/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 2 Menghitung prakiraan bibit
buah yang didapat pada saat
panen
13/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 3 Menghitung prakiraan bibit
buah yang didapat pada saat
panen
14/03/19 Pengendalian 2 - 6 Kebun Membersihkan gulma pada
gulma manual pembibita polybag
n
15/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 6 Menghitung prakiraan
bobot buah yang didapat
pada saat panen
16/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 23 Menghitung jumlah
gelondongan
44
Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan Hasil kegiatan
08/04/19 Oprek karyawan - - 6 Ebun getas asinan Pengendalian Mengetahui
kempul gulma dilakukan tahapan
oleh 15 orang penerimaan
karyawan tetap
09/04/19 Pengendalian 1 1,5 6 Kebun Pengendalian Bibit bebas dari
gulma manual pembibitan gulma dilakukan gulma
oleh 15 orang
10/04/19 Melengkapi data - - 6 Kantor kebun Pengendalian Mendapatkan data
getas gulma dilakukan
oleh 15 orang
11/04/19 Ujian tertulis - - 6 Kantor kebun Pemeliharaan dan Evaluasi hasil tes
getas cara menempel
ranting rindang
12/04/19 Presentasi hasil - - 6 Kantor kebun Pemeliharaan dan -
kegiatan PKL getas cara menempel
ranting rindang
13/04/19 administrasi - - - Kantor induk Pemeliharaan dan Tutup buku
kebun getas cara menempel
ranting rindang
48
Jumlah
semua
Tahun Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Luas (Ha)
tanam
JAN FEB MAR JUMLAH APRIL MEI JUN JUMLAH JUL AGS SEP JUMLAH OKT NOV DES JUMLAH
1975 34.57 - - - - - 402 3 417 3 819 15 376 15 376 3 829 34 581 - - - - 38 400
1976 16.43 - - - - - 165 1 401 1 566 6 307 6 307 1 570 14 184 - - - - 15 750
1978 47.36 - - - - - 587 4 992 5 579 22 463 22 463 5 595 50 521 - - - - 56 100
53
1979 56.22 - - - - - 578 4 917 5 495 22 127 22 127 5 511 49 675 - - - - 55 260
1980 33.55 - - - - - 377 3 202 3 579 14 407 14 407 3 587 32 401 - - - - 35 980
1981 71.80 - - - - - 950 8 077 9 027 36 346 36 346 9 051 81 743 - - - - 90 770
1982 52.19 - - - - - 571 4 851 5 422 21 831 21 831 5 436 49 098 - - - - 54 520
2010 19.44 - - - - - 231 1 962 2 193 8 826 8 826 2 195 19 847 - - - - 22 040
Rata-rata
349.82 - - - - - 4 000 34 000 38 000 153 000 153 000 38 100 34 4100 - - - - 34 736
54
RIWAYAT HIDUP
Fajar Faturrahman dilahirkan di Kabupaten Lebak,
Provinsi banten pada tanggal 5 Agustus 1998. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak
Wawan Rusmawan dan Ibu Suniah. Penulis
menyelesaikan pendidikannya di SD Negeri 2
Tamansari pada tahun 2010. Pada tahun 2013, penulis
menyelesaikan pendidikannya di SMP Negeri 1
Banjarsari dan lulus SMA Negeri 1 Rangkasbitung pada
tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai
mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
pada Program Studi Teknologi dan Manajemen
Produksi Perkebunan melalui jalur undangan (Usmi).
Penulisan Karya ilmiah ini ditulis oleh penulis untuk memperoleh gelar Ahli
Madya melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama 3
bulan mulai tanggal 22 Januari 2019 Sampai dengan 13 Apri 2019 di
Semarang, Jawa Tengah dengan judul tugas akhir “Pemupukan Kopi Robusta
(Coffea canephora L) di Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX Semarang
Jawa Tengah”. Penulis dibimbing oleh dosen pembimbing Ibu Dr Ir Lili
Dahliani, M.M., M.Si dan Bapak Eko Suprayagi, S.P. sebagai pembimbing
lapang selama PKL di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang Jawa tengah.