Anda di halaman 1dari 66

PEMUPUKAN TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora)

DI KEBUN GETAS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX


SEMARANG JAWA TENGAH

FAJAR FATURRAHMAN

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir dengan judul “Pemupukan
Kopi Robusta (Coffea canephora) di Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX
Semarang Jawa Tengah” adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2021

Fajar Faturrahman
J3T116022
RINGKASAN
FAJAR FATURRAHMAN. Pemupukan Tanaman Kopi Robusta (Coffea
Canephora) di Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX Semarang, Jawa Tengah.
[Fertilizing Robusta Coffe (Coffea canephora) at PT Perkebunan Nusantara IX
Gatera Garden Semarang, Central Java]. Dibimbing oleh LILI DAHLIANI.

Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki


nilai ekonomi yang cukup tinggi. Permintaan pasar dunia terhadap kopi sekitar 85%
kopi Arabika, 10% kopi Robusta dan 5% kopi Ekselsa (Rahardjo 2017). Produksi
kopi Robusta Indonesia mengalami fluktuasi. Peningkatan produksi kopi
dipengaruhi oleh faktor-faktor budidaya. Salah satu faktor budidaya yang
mempengaruhi peningkatan produksi kopi yaitu pemeliharaan tanaman kopi. Salah
satu pemeliharaan tanaman kopi Robusta yang mampu meningkatkan produksi kopi
yaitu pemupukan. Pemupukan diperlukan oleh tanaman kopi Robusta karena
persediaan hara dalam tanah yang sedikit. Pemupukan berguna untuk memperbaiki
kondisi tanaman, penambahan unsur hara dalam tanah dan meningkatkan produksi
dan mutu hasil. Kegiatan PKL bertujuan untuk menambah pengetahuan,
pengalaman dan meningkatkan keterampilan dalam budidaya komoditas kopi baik
dari aspek teknis maupun aspek manajerial. Tujuan khusus pelaksanaan kegiatan
PKL yaitu menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai kegiatan
pemupukan kopi dan manajemen pemupukan tanaman kopi.
Kegiatan PKL dilaksanakan dari bulan Januari hingga April 2019 di
Kebun Kopi Getas Afdeling Asinan-Kempul terletak di Desa Assinan, Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan selama PKL yaitu
pengamatan dan melakukan kegiatan langsung di lapangan sebagai KHL,
pendamping mandor, dan pendamping asisten tanaman.
Manajemen pemupukan diperlukan agar pemupukan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Fungsi manajemen pemupukan ada empat yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Pemupukan dapat
dicapai dengan memerhatikan prinsip 4T (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan
tepat waktu). Fungsi manajemen untuk kegiatan pemupukan perlu berdasarkan
prinsip 4T. Tepat jenis yaitu menentukan jenis pupuk yang diperlukan oleh tanaman
kopi Robusta. Tepat dosis berkaitan dengan jumlah pupuk yang diberikan ke
tanaman harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tepat cara merupakan prinsip
pemupukan dalam hal cara pemupukan. Tepat waktu untuk kegiatan pemupukan
dilakukan dua kali setahun dan dilakukan pada pukul 07.00-12.00. Manajemen
pemupukan yang dilakukan di kebun Getas masih terdapat kekurangan. Manajemen
pemupukan masih kurang efektif dan efisien.

Kata kunci : Manajemen, pemupukan, prinsip pemupukan


2021
PEMUPUKAN TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora)
DI KEBUN GETAS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX
SEMARANG JAWA TENGAH

FAJAR FATURRAHMAN

Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Penguji pada ujian Laporan Akhir: Restu Puji Mumpuni, S.P., M.Si.
Judul Laporan : Pemupukan Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) di Kebun
Getas PT Perkebunan Nusantara IX Semarang Jawa Tengah
Nama : Fajar Faturrahman
NIM : J3T116022

Disetujui oleh

Pembimbing :
Dr. Ir. Lili Dahliani, M.M, M.Si.

NPI. 201807196307252001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi:


Ade Astri Muliasari, S.P., M.Si.
201807198703072001
Dekan Sekolah Vokasi:
Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec.
196106181986091001

Tanggal Ujian: Tanggal Lulus:


(tanggal pelaksanaan ujian) (tanggal penandatanganan oleh Dekan Sekolah
Vokasi)
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-nya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan, Shalawat
serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para
sahabat dan keluarga beliau yang telah memberikan tauladan dalam menjalani
kehidupan dunia dan akhirat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Lili Dahliani, M.M, M.Si.
selaku dosen pembimbing, Ibu Ade Astri Muliasari, S.P., M.Si. selaku ketua
program studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan, seluruh staf
pengajar Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatan perkulihaan, manajer dan seluruh staf kebun Getas PT Perkebunan
Nusantara IX atas izin melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
Orang tua yang telah memberikan doa serta dukungan materi dalam penulisan
Tugas Akhir (TA), Bapak Eko Suprayagi, S.P. sebagai pembimbing lapangan
selama PKL, rekan-rekan mahasiswa Institut Pertanian Bogor, khususnya
mahasiswa program studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan
angkatan 53 yang telah berjuang bersama, Semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan proposal PKL yang tidak bisa disebut satu persatu.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan ilmu yang menjadi
pedoman untuk kedepannya. Demikian laporan tugas akhir ini dibuat. Semoga
laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.

Bogor, November 2021

Fajar Faturrahman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Klasifikasi Tanaman Kopi 2
2.2 Morfologi Tanaman Kopi 2
2.3 Syarat Tumbuh 3
2.4 Pemupukan Tanaman Kopi 3
III METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 5
3.1 Tempat dan Waktu 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan 5
3.4 Metode Analisis Data dan Informasi 7
3.5 Pelaporan 7
IV KONDISI UMUM LOKASI PKL 8
4.1 Sejarah Perusahaan 8
4.2 Letak Gorgrafis 8
4.3 Keadaan Tanah, Iklim dan Topografi 8
4.4 Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Tanah 8
4.5 Keadaan Pertanaman dan Produksi 9
4.6 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9
V PELAKSANAAN KEGIATAN PKL 11
5.1 Aspek Teknis 11
5.2 Manajemen Pemupukan 17
5.3 Aspek Manajerial 23
VI PEMBAHASAN 31
VII SIMPULAN DAN SARAN 33
7.1 Simpulan 33
7.2 Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 35
RIWAYAT HIDUP 54
DAFTAR TABEL
1 Tata Guna Lahan Kebun Getas 9
2 Luas Areal Produksi dan Produktivitas Kopi Kebun Getas 9
3 Dosis Rekomendasi Pupuk 18
4 Jumlah Pupuk 18
5 Jenis Pupuk yang Digunakan di Kebun Getas 21
6 Jarak Alur Pupuk Dengan Tanaman 21
7 Dosis Pupuk yang Diaplikasikan 22
8 Realisasi Pemupukan di Kebun Getas 23

DAFTAR GAMBAR
1. Pembibitan 11
2. Sambung stek 12
3. Penjarangan 12
4. Pemeliharaan bibit 13
5. Penanaman sulaman kopi 14
6. Pengendalian gulma kimiawi 15
7. Pemangkasan 15
8. Pengendalian HPT 16
9. Cangkok lamtoro 17
10. Struktur Organisasi Pemupukan 19
11. Pencampuran Pupuk 20
12. Pembuatan Alur Pupuk dan Pemupukan di Alur Pupuk 22
13. Pemupukan Menggunakan Mangkuk 23

DAFTAR LAMPIRAN
1. Jurnal Harian Sebagai Karyawan Harian Lepas 36
2. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor 40
3. Jurnal Harain Sebagai Pendamping Asisten 44
4. Peta Penggunaan Lahan Kebun Getas 48
5. Data Curah Hujan Kebun Getas 49
6. Struktur Organisasi Kebun Getas 50
7. Deskripsi Kopi Klon BP 409 51
8. Data Hasil Taksasi Panen 52
1

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi. Produk dari kopi berupa minuman memiliki
penggemar yang banyak dari berbagai kalangan. Dari data ICO (International
coffee organization), konsumsi kopi dunia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini menyebabkan permintaan pasar terhadap kopi terus meningkat (ICO
2015).
Kopi Arabika dan kopi Robusta memasok sebagian besar perdagangan
kopi dunia. Indonesia merupakan produsen kopi urutan keempat di dunia setelah
Brazil, Vietnam dan Kolombia. Ekspor kopi menjadi salah satu penyumbang
devisa negara yang cukup besar. Pada tahun 2015, perolehan devisa dari
komoditas kopi menghasilkan nilai ekspor sebesar US$ 1.2 milyar dengan
volume ekspor sebesar 502 juta kg (Ditjenbun atau Agromedia 2017).
Jenis kopi yang diperdagangkan secara komersial yaitu kopi Arabika dan
kopi Robusta (Rahardjo 2012). Biji kopi Robusta dianggap inferior dan dihargai
lebih rendah dibanding Arabika . Secara global produksi Robusta menempati
urutan kedua setelah Arabika. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
kopi Robusta terbesar di dunia. Sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia
ditanami jenis Robusta, sisanya Arabika,Liberika, dan Excelsa ( Rahardjo 2017)
Perkembangan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2015
sampai dengan 2017 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015 produksi kopi
sebesar 36.98 ribu ton menurun menjadi 31.87 ribu ton pada tahun 2016 atau
terjadi penurunan sebesar 13.84%. Tahun 2017 produksi kopi menurun menjadi
30.29 ribu ton atau terjadi penurunan sebsar 4.95%. Produksi Perkebunan
Rakyat (PR) dari tahun 2015 sampai 2017 cenderung mengalami peningkatan
setiap tahun. Produksi pada tahun 2015 sekitar 602.37 ribu ton, pada tahun 2016
menjadi 632 ribu ton atau terjadi peningkatan sebesar 4.92%. Pada tahun 2017
mencapai 636.7 ribu ton atau terjadi peningkatan sebesar 0.74% dibandingkan
dengan tahun 2016. Hal tersebut terjadi karena luas areal PR setiap tahunnya
bertambah sedangkan luas areal PB tetap (BPS 2017).
Salah satu pemeliharaan tanaman yang dapat meningkatkan produksi
tanaman kopi yaitu pemupukan. Pemupukan diperlukan oleh tanaman kopi
karena persediaan hara dalam tanah yang sedikit. Penggunaan hara terus
menerus oleh tanaman kopi menyebabkan berkurangnya kandungan hara dalam
tanah. Selain itu, hujan dapat menyebabkan pencucian unsur hara dalam tanah
sehingga kandungan hara berkurang. Pemupukan berguna untuk memperbaiki
kondisi tanaman, penambahan unsur hara dalam tanah dan meningkatkan
produksi dan mutu hasil.

1.2 Tujuan
Tujuan umum kegiatan PKL adalah mahasiswa dapat memperoleh dan
meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam pemupukan pada
perkebunan kopi. Tujuan khusus mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah
serta mencari solusi dalam memecahkan masalah teknis dan manajerial yang ada
saat pemupukan kopi di PT Perkebunan Nusantara IX kebun Getas, Semarang
Jawa Tengah.
2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Kopi
Tanaman kopi merupakan genus Coffea. Ada empat jenis kopi yang
dikenal yaitu kopi Robusta (Coffea canephora), kopi Arabika (Coffea arabica),
kopi Liberika (Coffea liberica), dan kopi Ekselsa (Coffea excelsa). Taksonomi
kopi dijelaskan secara lengkap sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan penghasil biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua/dikotil)
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp.
Genus coffea mencakup hampir 70 spesies, namun yang ditanam dalam
skala luas di seluruh dunia hanya dua spesies yaitu kopi Arabika dan kopi
Robusta. Sekitar 2% produksi kopi di dunia dari spesies lainnya yaitu kopi
Liberika dan kopi Ekselsa (Rahardjo 2012).

2.2 Morfologi Tanaman Kopi


Tanaman Kopi Robusta tumbuh rimbun dan membentuk pohon perdu kecil
(Rahardjo 2012). Percabangan tanaman kopi pada umumnya memiliki dua tipe
yaitu cabang ortotrop dan cabang plagiotrop. Cabang ortotrop tumbuh ke arah
vertikal sedangkan cabang plagiotrop tumbuh ke arah horizontal. Percabangan
pada tanaman kopi Robusta lentur dan berdaun tipis.
Perakaran tanaman kopi adalah akar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan
kuat. Akar tunggang tersebut berasal dari bibit semai sambung (okulasi) yang
batang bawahnya berasal dari bibit semai. Tanaman kopi yang berasal dari bibit
stek, cangkok, atau okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit stek tidak
memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah (Suwarto et al. 2014).
Tanaman Kopi Arabika memiliki perakaran yang lebih dalam daripada Kopi
Robusta. Hal ini menyebabkan Kopi Arabika lebih tahan kering dibandingkan
Kopi Robusta. Tanaman dapat berakar lebih dalam pada tanah normal, tetapi
90% perakaran tanaman kopi berada pada lapisan tanah di atas 30 cm (Rahardjo
2012).
Tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun. Mula-mula
bunga keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang
reproduksi. Biasanya bunga tersebut tidak berkembang menjadi buah dan
jumlahnya terbatas dan hanya duhasilkan oleh tanaman muda. Tanaman kopi
yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan bunga
(Suwarto et al 2014).
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau. Kulit buah kopi akan
menguning ketika sudah tua kemudian menjadi merah tua. Pembentukan bunga
hingga buah matang, tanaman kopi membutuhkan waktu 6-11 bulan tergantung
jenis dan faktor lingkungan.
3

2.3 Syarat Tumbuh


Kopi Robusta dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 meter di atas
permukaan laut (mdpl), namun demikian yang sebaiknya kopi ditanam di atas
700 mdpl, curah hujan yang sesuai untuk kopi adalah 1 500–2 500 mm per tahun,
dengan rata-rata bulan kering satu sampai tiga bulan dan suhu rata-rata 15-25oC.
(Suwarto et al. 2014).
Kopi menghendaki sinar matahari yang teratur. Umumnya kopi tidak
menyukai penyinaran matahari langsung karena dapat mempengaruhi proses
fotosintesis jika dalam jumlah banyak. Angin mempunyai peranan yang besar
dalam proses penyerbukan. Angin juga dapat mengakibatkan rusaknya tajuk
tanaman atau mengugurkan bunga. Angin cepat pada musim kemarau akan
mempercepat terjadinya penguapan air dari daun dan tanah (evapotranspirasi)
sehingga mengakibatkan kekeringan. Secara umum, tanaman kopi menghendaki
tanah yang subur dan kaya akan bahan organik. Oleh karena itu, tanah di sekitar
tanaman harus diberi pupuk organik agar selalu subur dan gembur. Selain itu,
tanaman kopi juga menghendaki tanah yang agak masam. Kisaran untuk kopi
Arabika adalah 5–6.5. Pemberian kapur tanah yang terlalu banyak tidak perlu
dilakukan karena tanaman kopi tidak menyukai tanah yang terlalu basa (Suwarto
et al. 2014).

2.4 Pemupukan Tanaman Kopi


Pemupukan merupakan salah satu aspek dalam budidaya suatu komoditas
yang penting. Definisi dari pemupukan yaitu kegiatan penambahan bahan
organik dan anorganik ke dalam tanah dengan tujuan untuk menyediakan unsur-
unsur hari yang dibutuhkan oleh tanaman kopi (Rahardjo 2012). Pemupukan
dilakukan guna memelihara tanaman karena tanaman mendapatkan asupan
makanan dari pemupukan.
Pupuk yang digunakan dalam kegiatan ini ada dua jenis yaitu pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari
pelapukan bahan-bahan organik berupa sisa-sisa tanaman, fosil hewan dan
manusia, kotoran hewan dan batu-batuan organik yang terbentuk dari tumpukan
kotoran hewan selama ratusan tahun (AgroMedia 2007), sedangkan pupuk
anorganik merupakan pupuk yang diperoleh bukan dari sumber-sumber organik.
Pupuk anorganik ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan. Pupuk
anorganik dari alam berupa fosfat alam, kapur (CaCO3), dan dolomit. Pupuk
anorganik buatan sengaja disintesis dengan bahan baku dari alam seperti urea,
TSP, SP-36, KCl dan kieserite (Rahardjo 2012).
Pemupukan dapat memperbaiki kondisi tanaman, meningkatkan produksi
dan mutu hasil serta menstabilkan produksi. Jumlah penambahan pupuk
ditentukan oleh dua faktor yaitu pengambilan hara oleh tanaman kopi dan
persediaan kandungan hara dalam tanah. Dalam penentuan jenis dan dosis pupuk
dilakukan beberapa analisis terlebih dahulu. Analisis daun, analisis tanah, dan
percobaan lapangan merupakan langkah awal dalam penentuan dosis dan jenis
pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pemupukan harus memperhatikan waktu pemberian pupuk untuk
efektivitas pemupukan. Pemupukan dilakukan saat kondisi tanah masih cukup
basah. Hal ini dilakukan agar penyerapan hara oleh tanaman dapat dilakukan
secara optimal dan hara yang terbuang menjadi minim. Pemupukan pada
4

tanaman kopi biasanya dilakukan dua kali yaitu awal musim hujan dan akhir
musim hujan. Pada bulan Oktober atau November biasanya dilakukan
pemupukan setengah dosis. Pada akhir musim hujan yang terjadi pada bulan
April atau Mei dilakukan kembali pemupukan setengah dosisnya.
Cara pemberian pupuk menentukan efektivitas dan efisiensi penyerapan
pupuk oleh tanaman kopi (Rahardjo 2012). Pupuk akan lebih efektif dan efisien
diserap oleh tanaman kopi pada lokasi perakaran tanaman kopi. Hal ini
memaksimalkan penyerapan hara oleh tanaman kopi dan meminimalkan pupuk
yang hilang karena tidak dimanfaatkan oleh tanaman maupun hilang akibat
penguapan.
Kebutuhan pupuk pada tanaman kopi berdasarkan pengamatan empiris
jangka panjang dan perhitungan matematis yang telah diuji (Rahardjo 2017).
Cara penentuan kebutuhan pupuk dapat dilihat dari gejala kasat mata (visual
symptom). Cara ini digunakan untuk mengatasi masalah di lapangan secara cepat
dan bersifat sementara. Cara lain yang digunakan yaitu hasil percobaan. Cara ini
dinilai akurat dan besifat spesifik. Penggantian hara yang hilang dan terangkut
hasil panen juga digunakan untuk penentuan kebutuhan pupuk tanaman. Selain
metode-metode yang sudah disebutkan, penentuan kebutuhan pupuk
menggunakan metode penentuan status hara yang terkandung dalam media
tumbuh.
5

III METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN


3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan di Kebun Kopi Getas
Afdeling Asinan-Kempul terletak di Desa Assinan, Kecamatan Bawen,
Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan PKL dilaksanakan
selama 12 minggu dimulai sejak tanggal 13 Januari sampai 13 April 2019.

3.2 Metode Pelaksanaan


Kegiatan PKL dilakukan dengan cara praktik kerja langsung di lapangan
dengan mengikuti jenjang posisi jabatan di kebun mulai menjadi Karyawan
Harian Lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten kebun.
Kegiatan yang dilaksanakan mencakup:
1. Pelaksanaan Kegiatan Teknis Lapangan
Kegiatan yang dilakukan selama empat minggu sebagai KHL adalah
seluruh kegiatan/aspek budidaya tanaman kopi yang ada di Kebun Kalisat
Jampit PTPN IX. Kegiatan tersebut meliputi pembibitan, persiapan bahan
tanam, persiapan tanam dan penanaman, side grafting, pemeliharaan kopi
(pengendalian gulma, hama penyakit, pemupukan dan pemangkasan) dan panen
kopi. Jurnal harian sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Pelaksanaan Kegiatan Manajerial
Kegiatan yang dilakukan selama empat minggu sebagai pendamping
mandor adalah membantu mandor dalam mengawasi pekerjaan KHL. Kegiatan
yang dilakukan sebagai mandor adalah membuat rencana kerja esok hari,
pengawasan terhadap karyawan dan mengisi administrasi sebagai pendamping
mandor pupuk, hama, semprot, panen dan mandor satu. Jurnal harian sebagai
pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2.
Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten selama empat
minggu adalah membantu asisten mengorganisasikan pekerjaan afdeling.
Kegiatan tersebut meliputi menyusun rencana kerja baik harian maupun bulanan
dan menentukan teknis yang akan dilakukan di lapangan. Kegiatan lain yang
dilakukan sebagai pendamping asisten selain di lapangan yaitu melaksanakan
kegiatan di kantor besar seperti pengecekan buku kegiatan. Jurnal harian sebagai
pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.
Kegiatan sosial yang ada di lingkungan kebun yang diikuti antara lain
kegiatan olahraga, kerja bakti, kegiatan keagamaan dan acara perpisahaan.
Kegitan sosial ini bertujuan untuk melatih diri dalam beradaptasi dan
bersosialisasi dengan masyarakat.

3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan


Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan selama mengikuti kegiatan
PKL. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung di
lapangan. Data primer dapat berupa opini secara individual atau kelompok. Data
primer juga dapat diperoleh dengan melakukan diskusi dengan mandor dan
asisten kebun dengan pendekatan masalah aspek pemupukan, hasil pengamatan,
kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian.
Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen kebun, arsip kebun dan
wawancara. Data sekunder yang diperoleh adalah letak geografis, tanah, iklim,
6

curah hujan, luas areal, tata guna lahan, organisasi dan manajemen, peta lokasi,
dan data pemupukan.
Pengumpulan data diutamakan sesuai dengan pengamatan terhadap aspek
kegiatan PKL yang dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode survei
dan observasi. Metode survei di lapangan dapat digunakan untuk mengetahui
jenis pupuk, memperoleh data waktu pemupukan dan cara aplikasi pupuk.
Metode obervasi dilakukan dengan pengamatan defisiensi hara pada tanaman
kopi.
Peubah yang akan diamati dalam kegiatan PKL adalah sebagai berikut:
a. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan dihitung mulai dari persiapan
pemupukan hingga proses pemupukan selesai. Pengamatan dilakukan sebanyak
5 kali aplikasi pemupukan. Jumlah penabur yang dibutuhkan dapat dihitung
dengan cara:
luas areal (ha) Jumlah tenaga kerja = standar prestasi kerja (HK/ha)
TK =
populasi/ha Kebutuhan pupuk (kg) = dosis rekomendasi (kg/tanaman)

b. Kebutuhan pupuk
𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛
kebutuhan pupuk= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 (𝑘𝑔/𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛)
ℎ𝑎

c. Kesesuaian dosis pemupukan.


Pemupukan yang dilakukan di lapangan dengan pengamatan sepuluh
sampel dan tiga ulangan. Sampling dilakukan dengan cara mengambil pupuk
kemudian dilakukan kalibrasi jumlah pupuk yang digunakan. Apabila cara
memupuk menggunakan cawan, cawan ditimbang dan cawan berisi pupuk
ditimbang. Cara ini untuk mengetahui jumlah pupuk yang digunakan. Apabila
cara pemupukan dengan menabur menggunakan tangan, pupuk diambil
segenggam kemudian ditimbang.
d. Kesesuaian cara pemupukan
Pengumpulan data untuk mengetahui cara penerapan pupuk pada tanaman
kopi Arabika dengan cara mengamati sepuluh tanaman. Tanaman contoh
diamati cara pemupukannya. Cara pemupukan yang diamati yaitu pemupukan
dengan cara dialur atau disebar. Sebanyak sepuluh tanaman contoh tersebut
diamati jarak pupuk ke tanaman kopi.
e. Kesesuaian jenis pupuk
Pengamatan jenis pupuk yang digunakan dengan mengamati jenis pupuk
pada tiga blok berbeda. Pada blok pertama diamati jenis pupuk yang digunakan.
Cara yang sama dilakukan pada kedua blok lainnya.
f. Kesesuaian waktu pemupukan
Pengamatan waktu pemupukan dilakukan dengan cara mengamati
pemupukan dilakukan pada pagi hari atau siang hari. Waktu pemupukan juga
diamati apakah pemupukan dilakukan setelah hujan atau sebelum hujan.
g. Pengamatan terhadap prestasi kerja pemupuk pada lahan
Kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memupuk areal yang
dipupuk dapat diamati dengan cara sebagai berikut
Prestasi kerja = jumlah tenaga kerja penabur pupuk
luas areal yang dipupuk.
7

3.4 Metode Analisis Data dan Informasi


Data diperoleh berdasarkan kegiatan yang dilakukan setiap hari. Data
kemudian diolah dan dianalisis sehingga mudah dipahami. Data yang dianalisis
menggunakan analisis kuantitatif maupun deskriptif. Analisis kuantitatif diolah
menggunakan statistik yang sederhana seperti mencari rata-rata, persen dan
frekuensi. Setiap data yang diperoleh selama menjadi KHL, pendamping mandor
dan pendamping asisten dibandingkan dengan Standar Operasional Perusahaan
(SOP) untuk diamati kesesuaiannya. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik.

3.5 Pelaporan
Pelaporan kegitan PKL yang dilakukan di Kebun Getas selama 12 minggu
dilaporkan dalam bentuk jurnal haria, jurnal periodik dan Laporan Tugas Akhir.
Jurnal harian diisi setiap hari dan jurnal periodik diisi sekali dalam tiga minggu.
Jurnal yang telah dikerjakan diperiksa oleh pembimbing lapangan setiap harinya
dan dijelaskan melalui presentasi di kebun. Jurnal yang telah dikerjakan
dilaporkan dalam bentuk tugas akhir dan dikumpulkan setelah kegiatan PKL
selesai.
8

IV KONDISI UMUM LOKASI PKL


4.1 Sejarah Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara IX yang selanjutnya disebut PTPN IX
merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan status Perseroan Terbatas yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PTPN IX
didirikan sebagai penggabungan dari eks PT Perkebunan XXIII, PT Perkebunan
XXVI dan PT Perkebunan XXIX berdasarkan PP nomor 17 tahun 1996 yang
dituangkan dalam akte Notaris Harun Kamil, SH dengan nomor 45 tanggal 11
Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
SK nomor : C.22-8340 HT.01.01. tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996
selanjutnya dilakukan perubahan Anggaran Dasar dengan akte perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan nomor 62 tanggal 24 Mei 2000 yang dibuat oleh
Notaris Justisia Soetandioa, SH dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan
Perundang-undangan Republik Indonesia dengan SK nomor : C.22950 HT.01.04
tahun 2000 tanggal 23 Oktober 2000. Selanjutnya, Akte Notaris nomor 62
diubah menjadi Akte Nombib Adjie, SH, M.Hum tanggal 16 Agustus 2008.

4.2 Letak Gorgrafis


Kebun Kopi Getas Afdeling Asinan-Kempul terletak di Desa Assinan,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang dengan luas area 341.54 hektar,
ketinggian 300-800 meter di atas permukaan laut dengan topografi datar sampai
bergelombang dan sedikit berbukit. Secara astronomis letak geografis kabupaten
semarang berada di antara 110º 14’ 54.7”-10º 39’ 33.3” Bujur Timur dan 7º
3’57”-7º 30’00” Lintang Selatan.

4.3 Keadaan Tanah, Iklim dan Topografi


Kebun Getas terletak pada ketinggian 1 100 – 1 550 m di atas permukaan
laut. Topografi kebun Getas yaitu datar dan sebagian lainnya pegunungan.
Kemiringan lahan kebun Getas yaitu 30 – 40 % dan sebagian 70 – 80 % dengan
lembah curam dan terjal. Tipe tanah pada kebun Getas yaitu Andosol, Regosol
dan Alluvial. Tingkat kemasaman tanah di kebun Getas rata-rata 6.02. Suhu rata-
rata kebun Getas yaitu 18◦ C. Rata-rata curah hujan selama 5 tahun terakhir
(2013-2017) yaitu 1 425 mm per tahun dengan rata-rata hari hujan yaitu 112 hari
(Kebun Getas 2017). Tipe iklim kebun Getas menurut Schmidt-Ferguson yaitu
tipe D atau sedang (Lampiran 5). Tipe iklim yang cocok untuk tanaman kopi
adalah tipe iklim B dan tipe iklim C (Rukmana 2014). Kopi Robusta dapat
ditanam pada ketinggian 700 – 1700 meter di atas permukaan laut.
4.4 Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Tanah
Kebun Getas memiliki 5 Afdeling, meliputi Afdeling Tembir, Afdeling
Galardowo, Afdeling Begosari, Afdeling Assinan Kempul, dan Afdeling Bandel.
Total seluruh areal Kebun Getas adalah 2 216.060 ha, sedangkan luas untuk
tanaman kopi 401.06 Ha. Luas konsesi untuk kebun kopi yaitu 424.58 ha, terdiri
atas 401.060 ha Kebun kopi dan 23.520 ha untuk pembibitan, kebun percobaan,
kebun entres, dan kantor. Data luas areal konsesi dapat dilihat pada Tabel 1.
9

Tabel 1. Tata Guna Lahan Kebun Getas


Areal konsesi Luas areal (ha)
Lain-lain
Total (ha)
TBM TM (ha)
Karet 363.390 931.790 124.540 1 420.720
Kopi - 401.060 23.520 424.580
Kakao 162.750 199.810 8.200 370.760
Total (ha) 527.140 1.532.660 156.260 2 216.060

4.5 Keadaan Pertanaman dan Produksi


Tanaman kopi di kebun Getas merupakan kopi jenis Robusta. Beberapa
varietas yang ditanam di kebun Kalisat Jampit yaitu USDA, HDT, Typika, Kate
dan Lini S. Jarak tanam yang digunakan bervariasi tergantung varietas. Jarak
tanam yang digunakan untuk varietas USDA yaitu 2.5 m x 2.5 m dan 1.25 m x
1 x 3 m. Varietas HDT dan Lini S menggunakan jarak tanam 2.5 m x 2 m,
sedangkan Typica menggunakan jarak tanam 1.75 m x 1.75 m. Varietas Kate
menggunakan jarak tanam 1.25 m x 2 m.
Tanaman penaung yang digunakan yaitu Tephrosia sp. sebagai penaung
sementara dan Leucaena sp. (Lamtoro) sebagai penaung tetap. Tanaman
pelindung yang digunakan di kebun Getas yaitu tanaman sengon sebagai wind
breaker.
Produksi biji kopi Robusta di Kebun Getas mengalami fluktuasi dalam
kurun waktu 2013 - 2017. Produksi kopi Robusta di kebun Getas mencapai
angka tertinggi selama 5 tahun pada tahun 2014. Produksi kopi Robusta pada
tahun 2014 yaitu 1 144.461 kg dan menurun sampai tahun 2016. Produksi kopi
pada tahun 2017 mengalami peningkatan kembali setelah mengalami penurunan
produksi. Produksi dan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal Produksi dan Produktivitas Kopi Kebun Getas


Produktivitas
Tahun Luas areal (ha) Produksi (kg) (kg/ha)
2014 385.42 2 014 578 1155
2015 360.39 1 498 494 984
2016 352.82 294 841 191
2017 346.82 1 506 968 191
2018 341.54 1 087 287 779

4.6 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan


Struktur organisasi PTPN IX Kebun Getas menganut sistem organisasi
hirarkis. Dipimpin oleh seorang manajer dan wakil manajer. Manajer memiliki
wewenang terhadap wakil manajer, asisten administrasi, keuangan dan umum,
asisten tanaman dan asisten teknik dan pengolahan (Lampiran 6). Keterangan
tentang tugas masing-masing karyawan dijelaskan sebagai berikut:
Manajer. bertugas mengontrol dan melaporkan capaian produksi, mutu,
rendemen, mengendalikan penggunaan modal kerja, menyusun rencana kerja
bulanan UUS (Unit Usaha Strategi), mengajukan permintaan modal kerja,
10

melaporkan kegiatan kerja UUS yang telah dilakukan dalam bentuk laporan
manajemen.
Wakil manajer. bertugas melaksanakan pengawasan operasional
terhadap asisten tanaman, asisten teknik dan pengolahan, membantu manajer
dalam menyusun rencana kerja triwulan (Permintaan Pelaksanaan Anggaran
Perusahaan atau PPAP), Tahunan (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan
jangka panjang (RJP).
Asisten administrasi. keuangan dan umum (Asaku) bertugas
menghimpun RKAP dari masing-masing bagian, melaksanakan pengawasan
bidang keuangan dan umum dengan mengontrol laporan harian, membuat
laporan harian, validasi keabsahan bukti pengeluaran dan penerimaan uang,
memeriksa dan mengeluarkan upah karyawan tiap pertengahan dan akhir bulan,
membayar pajak dan iuran jamsostek, menghimpun dan membuat PPAP
triwulan serta RKAP tahunan, membuat neraca laba/rugi triwulan dan tahunan.
Asisten tanaman. bertugas mengawasi dan memeriksa pelaksanaan rol
karyawan, mengontrol kesiapan kondisi peralatan kerja dan bahan, mengawasi
pelaksanaan kerja, menghimpun laporan hasil kerja, memeriksa dan
menandatangani laporan harian pekerjaan, mengevaluasi hasil kerja hari ini dan
menyusun rencana kerja untuk hari esok, membuat rencana kerja bulanan,
mengevaluasi hasil kerja bulanan, mengajukan permintaan, melaksanakan
pembayaran upah karyawan, menyusun dan melaporkan pencapaian produksi
harian, bulanan dan tahunan, menyusun RKAP bagian tahunan dan PPAP bagian
triwulan. Standard tenaga kerja untuk perkebunan kopi Robusta yaitu 1.38
orang/ha. Tenaga kerja di kebun Getas berada di bawah standar tenaga kerja
seharusnya, untuk memenuhi standar tenaga kerja diakukan kerja lembur mulai
dari pukul 13;00 – 17;00 dengan jumlah tenaga kerja yang sama.
11

V PELAKSANAAN KEGIATAN PKL


Kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan di kebun Getas
meliputi aspek teknis dan aspek manajerial. Kegiatan aspek teknis meliputi
kegiatan persiapan lahan, persiapan bahan tanam, pemeliharaan tanaman kopi,
penanaman tanaman naungan. Persiapan lahan yang dilakukan yaitu
pemasangan ajir untuk penanaman. Persiapan bahan tanam yang dilakukan
penulis meliputi pengisian polybag dengan tanah, penanaman kepelan,
pemeliharaan dan pengangkutan bahan tanam ke lapangan. Pemeliharaan
tanaman yang dilakukan penulis yaitu pemupukan tanaman kopi, berantas
mekania, wiwil kasar dan wiwil halus, pengendalian gulma (chemical weeding).

5.1 Aspek Teknis


5.1.1 Pembibitan
Kegiatan pembibitan di afdeling Assinan-kempul, kebun Getas dilakukan
dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan dengan generatif digunakan
untuk tanaman sulam. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan sambung stek.
Perbanyakan vegetatif digunakan untuk Tanaman Tahun Akan Datang (TTAD).
Pembibitan kopi Robusta berfungsi sebagai persiapan bahan tanam yang akan
ditanam di lapangan.
Penanaman dan penyulaman bibit. Penanaman bibit yang dilakukan di
Afdeling Assinan-kempul, Kebun Getas digunakan untuk sulaman tanaman kopi
di lapangan. Bibit yang digunakan yaitu kepelan dari kebun semai. Penyulaman
dilakukan pada tanaman kopi yang mati dan terserang hama penyakit. Benih
kopi untuk perbanyakan dideder terlebih dahulu di bedengan berukuran lebar
120 cm dan panjang menyesuaikan kontur lahan. Benih dideder sampai berumur
1 bulan. Benih yang sudah berumur 1 bulan kemudian dipindah ke polybag
ukuran 20 cm x 30 cm. Media tanam yang digunakan yaitu tanah yang sudah
dicampur dengan pupuk kandang dengan komposisi 1:1. Bibit siap salur ke
lapangan setelah berumur 11 bulan setelah tanam. Alat yang digunakan untuk
menanam bibit yaitu coblong. Coblong digunakan untuk membuat lubang tanam
sedangkan. Setelah lubang tanam dibuat, bibit dimasukkan ke dalam lubang
kemudian tutup kembali lubang tanam dengan tanah menggunakan sohlet. Saat
menutup tanah, sohlet diposisikan miring. Tujuan posisi sohlet miring agar tanah
menutup akar secara sempurna sehingga bibit tidak mudah roboh. Prestasi kerja
karyawan untuk menyulam yaitu 1000 polybag/HOK, sedangkan prestasi kerja
mahasiswa yaitu 400 polybag/HOK. Lubang tanam dan alat yang digunakan
untuk menyulam terdapat pada Gambar 1.

a b

Gambar 1. Pembibitan (a) lubang tanam, (b) Sohlet


12

Sambung stek. Sambung stek yang dilakukan oleh penulis adalah


kegiatan untuk pembelajaran. Sambung stek merupakan cara perbanyakan
vegetatif yang menyambungkan dua individu kopi kemudian menanamnya
dengan cara distek. Sambung stek berasal dari batang bawah kopi Robusta dan
batang atas kopi Arabika. Batang bawah berasal dari kebun entres dan dari klon
BP 308. Batang atas berasal dari tunas air kopi Arabika (varietas bebas). Batang
bawah dibelah untuk sambungan. Batang atas bagian bawah dipotong meruncing
untuk disambung. Batang atas dan batang bawah disambung kemudian diikat
rapat menggunakan plastik. Batang bawah tempat pertumbuhan akar diberi ZPT
(roton) untuk merangsang pertumbuhan akar. Langkah terakhir yaitu sambungan
ditanam pada polybag ukuran 20 cm x 30 cm. Tingkat keberhasilan sambung
stek yang dilakukan karyawan yaitu 80% sedangkan keberhasilan sambung stek
yang dilakukan mahasiswa yaitu 4%. Prestasi kerja karyawan yaitu 100 sambung
stek/HOK. Sambung stek yang dibutuhkan dalam 1 ha yaitu 1600 stek, maka
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan sambung stek yaitu 16
orang.

a b c
Gambar 2. Sambung stek (a) pemotongan batas atas, (b) pemberian ZPT, (c)
penanaman di polybag
Penjarangan. Penjarangan dilakukan untuk memudahkan pemeliharaan
bibit kopi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberi jarak tanam antar
polybag. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 25 cm. Kegiatan pertama
yang dilakukan dengan memasang ajir untuk memisahkan antar bedengan.
Langkah selanjutnya yaitu membuat jarak tanam menggunakan tali dan mistar.
Jarak tanam tersebut dicangkul untuk didudukkan polybag agar tidak mudah
roboh. Dudukan polybag memiliki kedalaman 5-10 cm. Polybag diletakkan di
lubang (dudukan) dengan cara satu dudukan terdapat satu polybag. Prestasi kerja
karyawan yaitu 1.000 polybag/HOK, sedangkan prestasi kerja mahasiswa yaitu
642 polybag/HOK. Kegiatan penyulaman disajikan pada Gambar 3.

a b c

Gambar 3. Penjarangan (a) Mistar untuk mengatur jarak tanam, (b) Polybag
diletakkan pada lubang dudukan, (c) Pembuatan dudukan
13

Penyaluran bibit siap salur. Berdasarkan pedoman pengelolaan


budidaya tanaman kopi Robusta PT Perkebunan Nusantara IX, bibit siap salur
berusia 12 bulan dan memiliki empat cabang primer. Penyaluran bibit siap tanam
ke lapangan dilakukan menjelang musim hujan dan dilakukan seleksi akhir,
penyiraman air hingga tanah jenuh terlebih dahulu. Penyaluran bibit juga harus
memerhatikan beberapa hal, yaitu daun/cabang jangan sampai rusak/patah, tanah
dalam polybag tidak pecah atau tumpah, tiap varietas harus diangkut secara
terpisah, bibit tidak dalam keadaan flush, bibit sudah harus dipupuk dan penyakit
sudah dikendalikan, dan bibit tidak boleh diangkat pada batangnya untuk
menghindari bibit lepas dari polybag.
Pemeliharaan. Pemeliharan bibit tanaman kopi yang dilakukan oleh
penulis di afdeling Assinan-kempul yaitu penyiangan gulma dan pemupukan
dengan geer. Geer merupakan pupuk cair buatan untuk persemaian (PTPN IX
2013). Bahan untuk pupuk geer adalah pupuk urea (0.5 kg sampai 1 kg), pupuk
kandang (20kg). dan air (100 l). Geer dibuat dengan mencampur bahan-bahan
tersebut dalam drum kapasitas 200 l hingga homogen. Drum ditutup dengan
plastik setelah bahan dicampur. Campuran tersebut difermentasi selama 10-15
hari. Pupuk geer dituang ke bibit kopi sebanyak 200 ml/polybag menggunakan
gayung. Geer diaplikasikan pada saat bibit berumur 6 MST. Penyiangan
dilakukan untuk mematikan gulma yang ada pada polybag. Penyiangan juga
berfungsi agar tidak ada persaingan perebutan nutrisi antara bibit kopi dan
gulma. Penyiangan gulma yang terdapat di polybag dicabut secara manual.
Pemeliharaan bibit disajikan pada Gambar 4.

a b c

Gambar 4. Pemeliharaan bibit (a) pasang geer, (b) geer, (c) menyiang manual

5.1.2 Penanaman Tanaman Kopi


Penanaman yang dilakukan di afdeling Assinan-kempul, kebun Getas
yaitu penanaman tanaman kopi sulaman. Cara penanaman tanaman kopi
sulaman ini yaitu membuat lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm
terlebih dahulu. Lubang tanam diluruskan dengan tanaman kopi di depannya.
Polybag dipotong di bagian permukaan bawah untuk mempertahankan tanah.
Akar di bagian bawah dipotong. Bibit kopi diletakkan di dalam lubang tanam
kemudian polybag bagian samping disobek dan diangkat. Bibit ditutup kembali
dengan tanah dan dipadatkan. Langkah terakhir yaitu membuat petakan di sekitar
14

kopi (berbentuk persegi). Proses penanaman tanaman sulam dapat dilihat pada
Gambar 5.

a b

Gambar 5. Penanaman sulaman kopi (a) polybag disobek (b) kopi ditanam
dan diberi petakan
5.1.3 Pemeliharaan Tanaman Kopi
Pemeliharaan tanaman kopi dilakukan pada Tanaman Menghasilkan (TM)
dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Tanaman belum menghasilkan yang
terdapat di kebun Getas merupakan tanaman sulaman. Pemeliharaan tanaman
kopi meliputi pengendalian gulma, pemupukan, dan wiwil.
Pengendalian gulma manual. Jenis gulma yang dikendalikan yaitu gulma
berdaun lebar (Mikania micrantha) dan jenis rerumputan. Istilah pengendalian
gulma secara manual yaitu jombret. Jombret dilakukan menggunakan alat yang
disebut panjang dan bantol. Panjang adalah alat berbentuk seperti parang dengan
ukuran kurang lebih 60 cm, sedangkan bantol adalah alat yang terbuat dari kayu
untuk membantu menyingkap gulma. Kegiatan ini dilakukan dengan memotong
gulma di sekitar tanaman kopi hingga ketinggian 5 sampai 10 cm di atas
permukaan tanah. Prestasi pekerja yaitu 0.2 ha/HOK. Gulma Mikania micrantha
melilit pada tanaman kopi. Pemberantasan gulma Mikania micrantha dilakukan
dengan memotong batang gulma tersebut dengan tujuan agar gulma mati dengan
sendirinya lalu layu. Prestasi pekerja yaitu 0.05 ha/HOK.
Pengendalian gulma kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi yang
dilakukan di afdeling Assinan-kempul, kebun Getas dikenal dengan sebutan CW
(Chemical Weeding). Kegiatan CW ini menggunakan alat knapsack sprayer solo
dengan kapasitas 15 l larutan. Pengaplikasian herbisida ini menggunakan nozzle
warna biru dengan lebar semprot 1.25 m. Zat kimia yang digunakan dalam
kegiatan CW yaitu glyphosat. Bahan kimia ini bekerja secara sistemik terhadap
gulma. Bahan aktif tersebut digunakan untuk semua jenis gulma yang ada pada
areal kebun. Herbisida dilarutkan terlebih dahulu sebelum pengaplikasian. Air
dituangkan ke dalam tangki knapsack sampai setengah tangki terisi kemudian
herbisida dilarutkan sebanyak 75 ml. Air dimasukkan kembali sampai tangki
terisi penuh lalu larutan herbisida diaplikasikan. Dosis glyphosat yang
digunakan yaitu 1 l/ha. Penulis sebagai mahasiswa memiliki prestasi kerja 0.1
ha/HOK. Pekerja memiliki prestasi kerja 0.5 ha/HOK. Prestasi kerja sesuai
standar perusahaan yaitu 0.5 ha/HOK. Pengendalian gulma secara kimia
ditunjukkan Gambar 6.
15

a b

Gambar 6. Pengendalian gulma kimiawi (a) herbisida dengan bahan aktif


glyphosat dan alat takar (b) kegiatan penyemprotan

Pemangkasan. Kegiatan pemangkasan dilakukan untuk mengatur


sirkulasi udara, mengatur cahaya yang masuk, mengatur kelembaban, dan
mempermudah saat panen. Jenis kegiatan pemangkasan yaitu Pangkas Lepas
Panen (PLP), Wiwil Kasar (WK) dan Wiwil Halus (WH). PLP yaitu
pemangkasan yang dilakukan setelah panen. PLP dilakukan dengan membuang
cabang tua/berbuah lebih dari tiga kali (B3). PLP juga memeliharan B0, B1, B2.
Wiwil kasar dilakukan dengan membuang tunas air yang tidak dibutuhkan.
Wiwil halus adalah pekerjaan membuang cabang balik, cabang kering, cabang
cacing dan cabang sakit. Norma kerja wiwil kasar yaitu 0.2 ha/HOK, sedangkan
norma kerja wiwil halus yaitu 0.1 ha/HOK. Pemangkasan ditunjukkan pada
Gambar 7.

a b

Gambar 7. Pemangkasan (a) wiwil kasar (b) wiwil halus

Pengendalian HPT. HPT yang terdapat di kebun Getas yaitu Cortisium,


KDK (Karat Daun Kopi) dan hama bubuk buah (Hypothenemus hampei).
Cortisium merupakan penyakit pada tanaman kopi yang menyerang buah.
Penyakit ini disebabkan oleh Cortisium salmonicolor. Buah yang terserang akan
berwarna hitam (seperti terbakar). Pengendalian cortisium ini dilakukan dengan
memangkas cabang buah yang sudah terserang cortisium kemudian membakar
cabang tersebut. Karat daun merupakan penyakit tanaman kopi yang menyerang
daun. Karat daun dapat menghambat proses fotosintensis. Karat daun ini
disebabkan oleh Hemileia vastatrix. Penyakit ini dikendalikan menggunakan
pestisida berbahan aktif Triadimefon 250 g/l. Alat yang digunakan untuk
pengendalian KDK yaitu mist blower. Triadimefon dengan konsentrasi 0.42%
16

digunakan untuk mengendalikan penyakit ini. Larutan disemprotkan pada


bagian bawah daun. Hama yang menyerang tanaman kopi yaitu PBKo
(Penggerek Buah Kopi). Hama ini menyebabkan buah kopi yang sudah merah
menjadi busuk. Pengendalian hama yang dilakukan yaitu dengan memetik buah
yang terserang. Pengendalian HPT tersaji pada Gambar 8.

a b c

Gambar 8. Pengendalian HPT (a) Pemotongan Cabang Yang Terkena


Cortisium (b) Pengendalian Dengan Dibakar (c) Pengendalian KDK
Menggunakan Mist Blower

5.1.4 Penanaman Tanaman Naungan Tetap


Tanaman naungan tetap yang ditanam adalah pohon lamtoro. Naungan
tetap ini berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya tanaman kopi. Tanaman
kopi membutuhkan sinar matahari dengan intensitas 70% (Nurhakim dan
Rahayu 2014). Bahan tanam untuk naungan tetap berasal dari cangkok tanaman
lamtoro yang sudah berusia sekitar tiga bulan. Cangkok merupakan perbanyakan
secara vegetatif. Cangkok lamtoro telah memiliki akar serabut sebelum ditanam
sehingga saat ditanam lamtoro lebih cepat dalam memperoleh nutrisi. Tujuan
penanaman cangkok untuk tanaman naungan yaitu agar pertumbuhan/tunas
lamtoro tumbuh lebih cepat daripada menggunakan bahan tanam generatif.
Bagian tanaman lamtoro yang dicangkok sebagai bahan tanam yaitu cabang
lamtoro. Penanaman cangkok dimulai dengan membuat lubang tanam. Lubang
tanam berada diantara tanaman kopi dan dapat menaungi empat tanaman kopi.
Lubang tanam dibuat dengan kedalaman sekitar 30 cm. Plastik pembungkus
tanah pada cangkok dilepas dan tanah harus tetap padat. Cangkok lamtoro
diletakkan di dalam lubang tanam. Cangkok ditutup kembali dengan tanah dan
dipadatkan. Penanaman naungan tetap selain tanaman lamtoro yaitu tanaman
rete. Tanaman ini merupakan tanaman sejenis lamtoro. Bahan tanam tanaman
naungan ini berasal dari pembibitan. Penanaman rete sebagai naungan tetap
karena daun rete yang beracun bagi ternak sapi/kambing. Tujuan penanaman rete
ini sebagai alternatif agar peternak sapi/kambing tidak merempes cabang/ranting
lamtoro yang dapat menyebabkan tanaman naungan menjadi gundul. Cara tanam
tanaman naungan ini yaitu membuat lubang tanam ukuran 20 cm x 20 cm x 20
cm kemudian bibit ditanam. Bibit kemudian ditimbun kembali dengan tanah.
Sekeliling tanaman rete diberi ajir sebagai tanda agar tidak terkena racun saat
kegiatan pengendalian gulma kimiawi dilakukan. Proses penanaman cangkok
lamtoro dapat dilihat pada Gambar 9.
17

a b
c

Gambar 9. Cangkok lamtoro (a) pemotongan cangkok lamtoro, (b) bahan


tanam/cangkok lamtoro, (c) penanaman lamtoro

5.1.5 Taksasi Buah


Taksasi buah merupakan kegiatan untuk memperkirakan jumlah produksi
kopi. Cara melakukan taksasi yaitu dengan mengambil sampel tiap blok. Setelah
sampel ditentukan, sampel dipancang tiang dan bendera sebagai penanda
kemudian dihitung jumlah buah yang terdapat di setiap cabang menggunakan
hand counter. Selanjutnya, jumlah buah yang sudah dihitung ditulis beserta
nomor sampel dan nama blok lalu ditali di cabang untuk pengawasan. Kegiatan
taksasi buah dilakukan pada Afdeling Tembir, Galardowo dan Getas.

5.2 Manajemen Pemupukan


Pemupukan merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman dengan
menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
Kegiatan pemupukan memerlukan manajemen agar pemupukan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien. Manajemen pemupukan meliputi perencanaan
sebelum kegiatan pemupukan, organisasi, pelaksanaan pemupukan meliputi 4T
(tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu). Manajemen pemupukan
dilakukan pada tingkat mandor dan asisten tanaman.
Perencanaan
Perencanaan merupakan serangkaian kegiatan berdasarkan semua faktor
yang terlibat dan mengarah pada tujuan khusus (Firdaus 2010). Kegiatan yang
dilakukan sebelum kegiatan pemupukan yaitu merencanakan perihal yang
dibutuhkan saat kegiatan pemupukan. Kegiatan perencanaan ini dibutuhkan
supaya memiliki arah dan target yang harus dicapai dalam kegiatan pemupukan.
Perencanaan juga menentukan hasil yang dicapai dan berkaitan dengan biaya.
Perencanaan pemupukan meliputi perencanaan jumlah kebutuhan pupuk,
kebutuhan sarana pemupukan dan perencanaan waktu serta lokasi pemupukan.

1. Perhitungan Jumlah kebutuhan pupuk


Pengadaan pupuk yang dibutuhkan berdasarkan daftar areal, inventarisasi
tanaman dan rekomendasi dosis pupuk yang diberikan oleh Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao (Puslitkoka). Dasar kebutuhan pupuk dilakukan dengan analisis
daun atau analisis tanah yang dilakukan oleh Puslitkoka agar sesuai jenis dan
dosis yang dibutuhkan tanaman kopi. Analisis daun dilakukan satu tahun sekali
sedangkan analisis tanah dilakukan lima tahun sekali. Analisis daun tidak
dilakukan pada tahun kelima dan cukup analisis tanah yang dilakukan. Kebun
18

menyusun rencana pemupukan selama setahun. Prosedur pengajuan pupuk yaitu


kebun mengajukan permintaan pupuk ke direksi dengan AU 31A (PTPN IX
2013). Pemupukan direncanakan untuk dua semester. Pengajuan pupuk untuk
semester 1 diajukan bulan Desember tahun sebelumnya, sedangkan semester 2
diajukan bulan Juni tahun berjalan. Pelaksanaan pemupukan semester 1
direncanakan pada bulan Maret – April dan pelaksanaan pemupukan semester 2
direncanakan pada bulan November. Pemupukan yang dilakukan oleh penulis
pada Afdeling Begosari sejumlah dua blok dan Afdeling Assinan-kempul
sejumlah tiga blok. Dosis rekomendasi pupuk disajikan pada Tabel 4.

Tabel 3. Dosis Rekomendasi Pupuk


Afdeling Blok Luas Jumlah Dosis (g/tanaman)
(ha) Pohon Urea TSP KCL
Assinan- AK 1 12 24.000 161 75 113
Kempul AW 1 16,64 33.091 161 75 113
MK 22,7 51.117 215 100 150
GB 26,29 76.290 200 75 125
STM 24 44.878 150 56 94
Sumber: Kebun Getas (2018)

2. Kebutuhan Sarana Pemupukan


Kegiatan pemupukan memerlukan peralatan-peralatan. Alat-alat yang
dibutuhkan yaitu cangkul, bakul/ember, mangkuk, terpal, karung dan truk.
Cangkul digunakan untuk membuat persipuk, menutup tanah dan mencampur
pupuk. Bakul/ember digunakan untuk menampung pupuk. Mangkuk digunakan
untuk menabur pupuk agar sesua dosis yang dianjurkan. Terpal digunakan untuk
mencampur pupuk. Karung digunakan untuk mengecer pupuk. Truk digunakan
untuk pengangkutan pupuk ke kebun. Kuantum pupuk merupakan kebutuhan
pupuk pertanaman dikali jumlah tanaman. Pada Tabel 5 menunjukkan kebutuhan
pupuk yang dibutuhkan yaitu 87.66 ton. Truk yang disediakan yaitu truk yang
mampu mengangkut muatan 8 ton. Oleh karena itu, jumlah truk yang dibutuhkan
untuk mengangkut pupuk yaitu 10-11 truk. Jumlah kuantum pupuk yang
dibutuhkan tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Pupuk


Luas Jumlah Kuantum Pupuk (kg)
Jumlah
Afdeling Blok (ha) Pohon Urea TSP KCl (kg)
Assinan- AK 1 12 24.000 3.870 1.800 2.700 8.370
Kempul AW 1 16,64 33.091 5.336 2.482 3.723 11.541
MK 22,79 51.117 10.990 5.112 7.668 23.770
GB 26,29 76.290 15.258 5.722 9.536 30.516
STM 24 44.878 6.732 2.524 4.207 13.463
Jumlah 229.376 42.186 17.640 27.834 87.660
Sumber: Kebun Getas (2018)

Pemupukan dikerjakan selama 4 hari, maka kebutuhan pupuk dalam satu


hari dihitung dengan cara jumlah kebutuhan pupuk dibagi empat hari.
Kebutuhan pupuk dalam satu hari yaitu 21.9 ton. Truk berkapasitas 8 ton yang
19

digunakan dalam satu hari yaitu kebutuhan pupuk dibagi kapasitas truk sehingga
didapatkan sebanyak 2.7 truk. Rencana penggunaan truk sebagai pengangkut
pupuk ke kebun yaitu sejumlah 2 truk. Truk yang digunakan dapat dibagi
menjadi 2 luasan lahan yang akan dipupuk sehingga satu truk dapat mengangkut
pupuk untuk luasan lahan 12.7 ha. Luasan tersebut dapat dihitung dengan luasan
lahan yang akan dipupuk dalam satu hari dibagi jumlah truk yang dibutuhkan.

Pengorganisasian
Pengorganisasian yaitu kegiatan membagi dan mengelompokkan jenis-
jenis pekerjaan. Organisasi juga membagi pekerjaan kepada karyawan sesuai
dengan proporsi. Pekerjaan - pekerjaan dalam kegiatan pemupukan dibagi dalam
lima jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan tersebut adalah membuat persipuk,
mencampur pupuk, mengecer pupuk, menabur pupuk dan menutup persipuk.
Setiap jenis pekerjaan diawasi dan dikoordinasi oleh satu mandor. Tenaga kerja
pemupukan dibagi dua kegiatan yaitu tenaga untuk persiapan pemupukan dan
tenaga kerja aplikasi pupuk. Jenis pekerjaan mencampur pupuk, mengecer
pupuk, menabur pupuk dan menutup alur pupuk dijadikan satu pekerjaan tetapi
masing-masing pekerjaan diawasi oleh satu mandor.
Organisasi pekerjaan ini dilakukan oleh asisten tanaman sebagai pimpinan
afdeling dan mandor sebagai pengawas kegiatan. Asisten tanaman memberikan
pengarahan kepada para mandor terkait pemupukan saat roll pagi. Asisten
tanaman membagi jobdesk kepada mandor-mandor pemupukan. Organisasi
pemupukan di kebun Getas dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Struktur Organisasi Pemupukan


Asisten tanaman juga mengarahkan para mandor pemupukan agar
pemupukan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Asisten tanaman
mengarahkan agar pemupukan dilaksanakan sesuai prosedur. Kegiatan awal saat
pengaplikasian pupuk yaitu pupuk diambil dari gudang induk kemudian diecer
ke pos-pos/ tiap blok. Pengambilan pupuk menggunakan kartu gudang
(Lampiran 7).Pupuk urea, TSP dan KCl dicampur terlebih dahulu di atas terpal.
Pupuk harus segera ditaburkan di alur pupuk dan ditutup kembali dengan tanah.
Pencampuran pupuk terdapat pada Gambar 11.
20

Gambar 11. Pencampuran Pupuk

Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi tenaga kerja persiapan pemupukan


dan tenaga pengaplikasi pupuk. Tenaga persiapan pemupukan (persipuk) telah
disiapkan dua hari sebelum pemupukan. Tenaga persipuk berjumlah 3 orang
untuk mengerjakan 1 ha. Tenaga ecer pupuk, pencampur pupuk, penabur pupuk
dan penutup alur pupuk membutuhkan tenaga berjumlah 5 orang untuk
mengerjakan pemupukan 1 ha. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan semisal
luas areal pemupukan 20 ha, maka dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
Luas Areal (ha) 20 ha
𝑇𝐾 = =
Standar Prestasi Kerja (HK) 0,2 ha/HK

Tingkat mandor juga mengorganisasikan kebutuhan alat dan bahan yang


dibutuhkan. Alat-alat yang disediakan yaitu terpal dan truk. Sebagian alat
pemupukan sudah dimiliki oleh karyawan sendiri. Mandor mengorganisasikan
terpal ditempatkan pada pos-pos pencampur pupuk. Truk kapasitas 8 ton dapat
mengangkut pupuk sebanyak dua kali (asumsi luas areal 20 ha dan kebutuhan
pupuk 16 ton).

Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan fungsi manajemen dalam mengarahkan karyawan
agar bekerja dengan baik. Pelaksanaan juga kegiatan yang dilaksanakan di
lapangan. Pelaksanaan pemupukan harus menerapkan prinsip 4T (tepat jenis,
tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu).

a. Tepat Jenis
Pemupukan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penentuan
jenis pupuk yang digunakan sudah diuji dan ditentukan oleh Puslitkoka (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao). Jenis pupuk yang diperlukan untuk pemupukan di
kebun Getas dicantumkan pada Lampiran 9. Penerapan jenis pupuk yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.
21

Tabel 5. Jenis Pupuk yang Digunakan di Kebun Getas


Afdeling TYB Blok Jenis
Urea TSP KCL
Assinan- AK1 V V V
Kempul AW1 V V V
MK V V V
GB V V V
STM V V V
Sumber : Pengamatan Penulis (2019)

b. Tepat Cara
Persiapan pemupukan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan.
Persiapan pemupukan meliputi pembersihan gulma dan pembuatan alur pupuk
(persipuk). Pembersihan gulma dilakukan agar pupuk yang diaplikasikan dapat
terserap oleh tanaman kopi dengan baik. Alur pupuk yang digunakan yaitu alur
pupuk berbentuk huruf “ I “. Posisi alur pupuk dibuat seragam pada setiap
tanaman kopi. Apabila alur pupuk dibuat di samping sebelah timur kopi, maka
semua alur dibuat di samping sebelah timur tanaman kopi. Panjang alur pupuk
yaitu 90 cm dengan kedalaman 5 cm – 10 cm. Jarak alur pupuk dengan tanaman
kopi yaitu selebar tajuk atau 65 cm - 100 cm dari tanaman kopi. Alur pupuk yang
dibuat dekat dengan tanaman kopi disebabkan karena tanaman kopi masih muda
atau tanaman sulam. Jarak alur pupuk dengan tanaman yang diterapkan dapat
dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jarak Alur Pupuk Dengan Tanaman


Sampel Jarak (cm)
1 45
2 65
3 40
4 60
5 90
6 56
7 58
8 65
9 68
10 65

Rata-rata 46.4
Sumber : Pengamatan (2019)
Pemupukan dilakukan 2 hari setelah persiapan pemupukan dilakukan.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur. Pupuk dicampur terlebih dahulu
sebelum ditabur. Setelah pencampuran pupuk dilakukan, pupuk harus segera
ditabur agar unsur-unsur dalam pupuk tidak hilang karena panas atau hujan.
Pupuk ditabur sepanjang alur pupuk. Alur pupuk ditutup kembali dengan tanah
setelah pupuk ditabur.
22

Jarak alur pupuk dengan tanaman yang sudah sesuai dengan jarak yang
dianjurkan adalah sampel 5. Sebanyak 9 dari 10 sampel menggunakan jarak dari
tanaman ke alur pupuk kurang dari 75 cm. Persentase ketepatan cara yaitu 10%.
Jarak ini dibuat karena lebar tajuk tanaman kopi masih sempit dan tanaman
tersebut masih berusia muda (tanaman sulam). Oleh karena itu, alur pupuk dibuat
sesuai dengan kanopi tanaman kopi. Pembuatan alur pupuk seperti ditampilkan
pada Gambar 12.

Gambar 12. Pembuatan Alur Pupuk dan Pemupukan di Alur Pupuk


c. Tepat Dosis
Pemupukan di kebun Getas menggunakan mangkuk sebagai takaran.
Mangkuk tersebut sudah dikalibrasi agar sesuai dosis rekomendasi. Dosis pupuk
standart/ sesuai SOP perusahaan terdapat pada Lampiran 9. Aplikasi pemupukan
di kebun Getas yang dilakukan oleh karyawan ditulis dalam Tabel 7.

Tabel 7. Dosis Pupuk yang Diaplikasikan


Ulangan (g) Rata-rata
Sampel 1 2 3 (g/tanama)
1 400 350 400 383,3
2 400 500 400 433,3
3 300 300 250 283,3
4 400 450 500 450
5 300 400 500 400
6 600 450 600 550
7 450 400 500 450
8 300 250 200 250
9 400 350 450 400
10 500 500 450 483,3
Sumber : Pengmatan (2019)

Pupuk yang ditaburkan berdasarkan Tabel 7 merupakan pupuk yang sudah


dicampur diantaranya Urea 200 gram, TSP 75 gram dan KCl 125 gram . Dosis
dalam satu mangkuk 400 – 500 g/tanaman. Karyawan yang telah memberikan
pupuk dengan tepat dosis yaitu sebanyak 7 karyawan. Persentase ketepatan dosis
yaitu 70%. Aplikasi pemupukan menggunakan mangkuk disajikan pada Gambar
13.
23

Gambar 13. Pemupukan Menggunakan Mangkuk


Dari Tabel 8, dosis pupuk rata-rata yang sesuai dengan dosis rekomendasi
terdapat 7 sampel sedangkan 3 sampel tidak sesuai dosis rekomendasi.
Pemupukan yang tidak sesuai dosis ini menunjukkan manajemen pemupukan
masih kurang. Realisasi pemupukan di Afdeling Assinan-Kempul dan Begosari
disajikan pada Tabel 8 dan Lampiran

Tabel 8. Realisasi Pemupukan di Kebun Getas


Afdeling Blok Dosis (g/tanaman) Realisasi (g/tanaman)
urea TSP KCl Urea TSP KCl
Assinan-
kempul AK 1 161 75 113 161 75 113
AW 1 161 75 113 161 75 113
MK 215 100 150 215 100 150
GB 200 75 125 200 75 125
STM 150 56 94 150 56 94
Sumber : Kebun Getas (2018)

d. Tepat Waktu
Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun yaitu awal musim
hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan pada saat tanah dalam
keadaan cukup basah. Pemupukan dilakukan pada pukul 07.00 – 12.00 WIB.
Pemupukan tidak boleh dilakukan saat kondisi terlalu panas agar pupuk tidak
menguap sebelum diaplikasikan. Apabila kondisi hujan, kegiatan pemupukan
tetap harus dilakukan hari itu juga. Pupuk yang sudah dicampur tidak boleh
kembali ke gudang penyimpanan. Pupuk yang sudah dicampur tersebut ditutup
dengan terpal saat hujan. Pemupukan dilakukan kembali saat hujan reda.

5.3 Aspek Manajerial


Aspek manajerial merupakan aspek yang digunakan untuk memahami
mengenai pembelajaran POAC (Planning, Organizing, Actuating, and
Controlling). Planning merupakan kegiatan awal dalam aspek manajerial
dimana perencanaan (planning) dijadikan sebagai acuan untuk kegiatan
selanjutnya. Segala kegiatan harus memiliki sebuah perencanaan yang matang
24

agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan baik. Organizing atau
mengorganisasikan seluruh kegiatan yang sudah dibuat pada saat pembuatan
perencanaan. Mengorganisasikan kegiatan harus berdasarkan kondisi lapang dan
keterampilan dari para karyawan sehingga dapat membuat kinerja menjadi lebih
efektif. Actuating yaitu pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang mana
membutuhkan sebuah pengawasan atau controlling untuk setiap kegiatannya.
Pengawasan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan cara mengikuti karyawan
bekerja di lapangan dan memberi contoh apabila karyawan tersebut kurang
mahir untuk melakukan sebuah pekerjaan.
Aspek manajerial yang dilakukan adalah menjadi pendamping mandor dan
pendamping asisten tanaman. Terdapat dua macam pendamping mandor yaitu
pendamping mandor pembibitan dan pendamping mandor pemeliharaan,
kegiatan pemeliharaan mencakup pengendalian gulma (manual dan kimiawi),
pengendalian hama PBKo, pemangkasan, serta persiapan pemupukan dan
pemupukan.
5.3.1 Pendamping Mandor Pembibitan
Kegiatan yang dilaksanakan pada saat penulis menjadi pendamping
mandor pembibitan yaitu melaksanakan kegiatan apel pagi pukul 05.00 WIB
dengan memeriksa kehadiran para karyawan pembibitan dan mencatat di buku
mandor kemudian memberikan pengarahan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan. Penulis melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap para
karyawan pembibitan dengan cara mengikuti dan membantu para karyawan
apabila diperlukan. Kegiatan dalam pembibitan yang penulis awasi antara lain
pengisian media tanam ke dalam polybag, pembuatan bahan tanam berupa stek
sambung pucuk, pembuatan sungkup untuk stek sambung pucuk, salur atau
distribusi bibit ke lapangan, dan pembuatan bambu untuk naungan.
Perencanaan. Perencanaan dilakukan oleh mandor pembibitan dan
asisten tanaman setiap bulannya. Perencanaan kegiatan pembibitan mencakup
segala kegiatan yang akan dilakukan pada pembibitan tanaman kopi Robusta
seperti merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan menghitung jumlah kebutuhan
biaya yang akan digunakan. Kegiatan perencanaan harus dilakukan dengan tepat
agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengorganisasian. Pengorganisasian di pembibitan kopi Robusta
dilakukan oleh mandor dengan cara membagi pekerjaan sesuai dengan jenis
kelamin. Para pekerja laki-laki mencari bambu untuk pembuatan naungan
sedangkan pekerja perempuan mengisi media tanam dan menyusun polybag di
bedengan yang sudah dibuat oleh pekerja laki-laki.
Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan pembibitan harus sesuai dengan
kegiatan perencanaan agar pelaksanaan pembibitan dapat berjalan dengan baik.
Pelaksanaan kegiatan pembibitan di Kebun Bangelan sudah sesuai dengan
perencanaan yang dibuat oleh mandor dan asisten tanaman.
Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor pembibitan yaitu
dengan melihat secara teliti pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan.
Mandor memberikan contoh apabila karyawan salah dalam melaksanakan
pekerjaan yang dilakukan.
Evaluasi. Evaluasi terhadap karyawan dilakukan oleh mandor pembibitan
di lapangan. Mandor pembibitan mencatat hasil kinerja karyawan di buku
25

catatan mandor dan kemudian mengikuti evaluasi bersama asisten tanaman di


Kantor Afdeling Kebun Getas.
Kendala pada saat menjadi pendamping mandor pembibitan yaitu penulis
belum bisa mengatur karyawan dengan baik karena masih kurangnya
pengalaman dalam hal tersebut. Mandor pembibitan mengatur karyawannya
dengan baik sehingga kegiatan pembibitan berjalan dengan lancar. Mandor
pembibitan membagi pekerjaan setiap harinya seperti kegiatan pencarian bambu
untuk naungan dilaksanakan oleh karyawan laki-laki. Kegiatan pengisian media
tanam dilaksanakan oleh karyawan perempuan.

5.3.2 Pendamping Mandor Pemeliharaan


Pendamping mandor penyiangan gulma manual. Kegiatan dimulai
dengan mengabsen karyawan pada saat apel pagi pada pukul 05.00 WIB
kemudian memberikan arahan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan pada
hari itu, kemudian mandor menuju kantor untuk mengisi daftar hadir di buku
mandor.
Perencanaan. Kegiatan perencanaan dalam penyiangan gulma manual
yaitu perencanaan terkait pencarian tenaga kerja dan merencanakan strategi
pekerjaan agar dapat mencapai prestasi kerja.
Pengorganisasian. Pembagian tenaga kerja di lapangan dilakukan sesuai
urutan nama karyawan yang tercatat di buku absensi karyawan. Pembagian
pekerjaan dilakukan agar dapat mencapai prestasi kerja yang ditetapkan
perusahaan. Jumlah tenaga kerja untuk penyiangan gulma manual yaitu 17
orang. Karyawan membawa alat sendiri untuk menyiang manual.
Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan menyiang manual harus sesuai
dengan strategi yang telah direncanakan oleh mandor agar dapat mencapai
prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh mandor dengan cara mengikuti
karyawan di lapangan agar apabila karyawan salah dalam melakukan
penyiangan bisa langsung ditegur dan memberikan contoh kepada karyawan
yang salah dalam melakukan penyiangan manual.
Evaluasi. Evaluasi dengan karyawan dilakukan setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan. Mandor memberikan teguran serta saran kepada karyawan yang
salah dalam melaksanakan kegiatan penyiangan manual. Mandor kembali ke
Kantor Afdeling untuk melaksanakan evaluasi bersama asisten tanaman.
Kendala yang terjadi pada saat kegiatan pengendalian gulma secara manual yaitu
kurangnya pengawasan mandor kegiatan terhadap kinerja karyawan sehingga
pada saat kegiatan berlangsung masih terdapat beberapa karyawan yang tidak
mematuhi peraturan dengan tidak melaksanakan kegiatan secara tepat. Kendala
lain yaitu masih terdapat beberapa karyawan yang tidak menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) sehingga dapat menimbulkan kecelakaan pada saat
bekerja. Solusi agar kendala tersebut tidak terjadi yaitu mandor kegiatan harus
menegur karyawan yang melakukan kesalahan serta mengawasi para karyawan
dengan teliti agar kegiatan pengendalian gulma secara manual dapat memenuhi
target atau prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pendamping mandor penyiangan gulma secara kimiawi. Kegiatan
dimulai pada pukul 05.00 WIB yaitu melaksanakan apel pagi dan mengabsen
karyawan kemudian memberikan arahan mengenai pekerjaan yang akan
26

dilaksanakan pada hari itu, lalu mandor menuju ke kantor untuk mengisi absen
di buku mandor.
Perencanaan. Mandor CW (Chemical Weeding) bertanggung jawab atas
semua kegiatan menyiang kimiawi yang mencakup perencanaan terkait
pencarian tenaga kerja dan supir untuk mengemudikan truk pengangkut tangki
air dan alat knapsack sprayer.
Pengorganisasian. Pengorganisasian harus dilakukan oleh mandor
dengan tepat agar kinerja karyawan dapat maksimal. Pengorganisasian dalam
kegiatan menyiang kimiawi dengan cara mengatur penempatan kerja karyawan
dan mengatur dosis untuk herbisida. Pembagian karyawan untuk kegiatan
menyiang kimiawi yaitu sesuai dengan jenis kelamin. Pekerja laki-laki
mengangkut air dan mengangkut herbisida ke areal yang akan disemprot. Pekerja
wanita melakukan kegiatan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer.
Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan menyiang kimiawi harus dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat agar dapat memenuhi prestasi kerja
yang telah ditetapkan Kebun Getas.
Pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh mandor dengan cara
mengawasi kinerja karyawan di lapangan dengan teliti. Mandor penyiangan
kimiawi sudah melakukan kegiatan pengawasan dengan baik sehingga
penyemprotan berjalan dengan efektif.
Evaluasi. Evaluasi dilakukan mandor penyiangan kimiawi di lapangan,
setelah mengevaluasi hasil kinerja karyawan mandor menuju kantor untuk
mencatat dan melaporkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada juru
tulis afdeling dan kemudian mengikuti evaluasi bersama asisten tanaman.
Kendala yang terjadi pada saat menjadi pendamping mandor kegiatan
penyiangan secara kimiawi yaitu sering terjadi turun hujan pada saat penyiangan
secara kimiawi akan dilakukan sehingga kondisi jalan menuju areal yang akan
disemprot menjadi rusak dan berakibat roda truk pengangkut tangki air
tergelincir. Mandor kegiatan penyiangan gulma secara kimiawi mengatasi
kendala dengan baik. Solusi yang dilakukan oleh mandor yaitu dengan
mengganti areal yang disemprot dengan memilih areal yang mudah untuk
dilewati oleh truk.
Pendamping mandor persipuk (persiapan pemupukan). Kegiatan
sebagai pendamping mandor persipuk dimulai dari melaksanakan kegiatan apel
pagi pada pukul 05.00 WIB dan mengabsen kehadiran para karyawan, setelah
itu memberikan pengarahan kepada para karyawan tentang pekerjaan yang akan
dilaksanakan pada hari itu, lalu mandor menuju kantor untuk mengisi buku absen
mandor.
Perencanaan. Mandor persipuk bertanggung jawab atas semua kegiatan
pada saat persipuk mencakup perencanaan terkait pencarian tenaga kerja serta
perencanaan alat dan bahan.
Pengorganisasian. Mandor persipuk mengatur posisi kerja karyawan agar
dapat menghasilkan kinerja yang efektif sehingga dapat mencapai prestasi kerja
yang telah ditetapkan perusahaan.
Pelaksanaan. Pelaksanaan persipuk harus dilakukan satu hari sebelum
pemupukan berlangsung. Pelaksanaan persipuk harus sesuai dengan rencana
agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
27

Pengawasan. Mandor persipuk mengawasi kinerja karyawan dengan cara


mengikuti karyawan bekerja dan mengawasi dengan teliti. Mandor menegur
karyawan yang melakukan kesalahan dan memberikan contoh pekerjaan yang
benar kepada karyawan.
Evaluasi. Mandor mengevaluasi kinerja karyawan setelah selesai
melaksanakan kegiatan persipuk. Mandor kembali ke kantor untuk mencatat dan
melaporkan hasil kegiatan yang telah diselesaikan kepada juru tulis afdeling lalu
mengikuti evaluasi bersama asisten tanaman.
Kendala pada saat kegiatan persipuk yaitu kondisi lahan yang curam dan
terjal sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja dari karyawan persipuk.
Mandor kegiatan persipuk menempatkan karyawan sesuai dengan nomor
karyawan yang terdapat pada buku absen karyawan. Penempatan karyawan
diatur sesuai usia. Karyawan yang masih muda ditempatkan di lereng paling
bawah sedangkan karyawan yang sudah lanjut usia ditempatkan di lereng paling
atas sehingga dapat mengimbangi kinerja karyawan yang masih muda.
Pendamping mandor pemupukan. Kegiatan diawali dengan mengikuti
apel pagi pada pukul 05.00 WIB dan mengabsen karyawan untuk diberikan
pengarahan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu kemudian
mandor menuju kantor untuk mengisi absen di buku mandor.
Perencanaan. Mandor pemupukan bertanggung jawab atas segala
kegiatan pemupukan yang mencakup perencanaan terkait pencarian tenaga
kerja, memastikan alat dan bahan dengan baik dari mulai pencampuran pupuk di
pabrik sampai pupuk tersedia di lapangan, mengatur dosis pemupukan sesuai
standar dan arahan dari asiten tanaman.
Pengorganisasian. Pembagian pekerja dilakukan berdasarkan urutan
nama karyawan di buku catatan mandor. Strategi pengaturan pemupukan pada
areal curam biasanya dengan menempatkan pekerja usia muda di bawah lereng
dan menempatkan pekerja lanjut usia di atas sehingga dapat memenuhi standar
kerja untuk kegiatan pemupukan.
Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan pemupukan dilaksanakan satu hari
setelah dilaksanakan kegiatan persipuk. Pelaksanaan harus sesuai dengan
perencanaan dan prinsip 5T (Tepat dosis, Tepat tempat, Tepat cara, Tepat waktu,
dan Tepat jenis).
Pengawasan. Mandor mengawasi kinerja karyawan pemupukan dengan
cara mengikuti karyawan dan mengawasi dengan teliti kinerja karyawan.
Mandor akan menegur dan memberikan saran kepada karyawan yang melakukan
kesalahan di lapangan.
Evaluasi. Mandor mengevaluasi kegiatan setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan. Mandor kembali ke kantor untuk mengisi dan melaporkan hasil
kegiatan kepada juru tulis afdeling dan kemudian mengikuti evaluasi bersama
asisten tanaman.
Kendala yang terjadi pada saat kegiatan pemupukan yaitu masih terdapat
pupuk yang menggumpal sehingga pada saat kegiatan penaburan pupuk
dilaksanakan tidak sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Solusi yang harus
dilakukan yaitu proses kegiatan pencampuran pemupukan harus dilakukan
dengan benar sehingga pada saat kegiatan pemupukan berlangsung tidak terjadi
kendala.
28

Pendamping mandor pemangkasan. Kegiatan diawali dengan


mengikuti apel pagi pada pukul 05.00 WIB dan mengecek daftar hadir dari
karyawan, kemudian memberikan pengarahan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan pada hari itu. Penulis mengikuti mandor dari jenis pemangkasan
yang berbeda-beda, penulis menjadi pendamping mandor pemangkasan wiwil
kasar dan wiwil halus serta pemangkasan bentuk.
Perencanaan. Mandor kegiatan pemangkasan bertanggung jawab atas
segala kegiatan pemangkasan yang mencakup perencanaan terkait menyiapkan
tenaga kerja dan memeriksa alat yang digunakan seperti gunting pangkas dan
gergaji.
Pengorganisasian. Pengorganisasian dilakukan dengan cara membagi
pekerjaan secara langsung di lapangan pada saat kegiatan apel pagi
dilaksanakan. Mandor menempatkan karyawan berdasarkan urutan nama
karyawan di buku mandor.
Pelaksanaan. Karyawan harus melaksanakan kegiatan pangkas dengan
benar. Pemangkasan merupakan kegiatan yang dapat menurunkan produtivitas
kopi bila dilaksanakan secara tidak tepat. Karyawan harus secara terampil
menentukan cabang yang dipangkas dan wajib bertanya kepada mandor apabila
ragu dalam menentukan cabang yang akan dipangkas.
Pengawasan. Mandor mengawasi kinerja karyawan dan memberikan
contoh pemangkasan yang baik kepada karyawan bila karyawan melakukan
kesalahan. Mandor harus mengawasi dengan teliti agar tidak terjadi salah
pangkas tanaman kopi Robusta.
Evaluasi. Mandor mengevaluasi kinerja karyawan setelah kegiatan selesai
dilaksanakan. Mandor kembali menuju kantor untuk mengisi buku prestasi kerja
dan melaporkan hasil kegiatan yang telah diselesaikan kepada juru tulis afdeling,
dan kemudian mengikuti evaluasi harian bersama asisten tanaman.
Kendala pada saat menjadi pendamping mandor pemangkasan yaitu
kurangnya pengalaman penulis dalam hal pemangkasan sehingga pada saat
terdapat beberapa karyawan yang melakukan kesalahan penulis tidak dapat
memberikan contoh yang benar. Mandor pemangkasan mengatur karyawan
pemangkasan dengan baik. Karyawan pemangkasan bekerja sesuai perintah dari
mandor dan karyawan pemangkasan melaksanakan kegiatan dengan baik.
Pendamping mandor pengendalian hama PBKo. Terdapat tiga macam
pengendalian hama PBKo yaitu secara manual, mekanis, dan biologi. Secara
manual yakni dengan melakukan petik bubuk buah, secara mekanis dengan
melakukan trapping, dan secara biologi dengan penyemprotan cendawan
Beauveria bassiana di lapangan.
Perencanaan. Mandor membuat perencanaan terkait penyiapan tenaga
kerja untuk kegiatan petik bubuk buah, trapping, dan penyemprotan Beauveria
bassiana, serta menyiapkan karung untuk hasil petikan.
Pengorganisasian. Mandor menempatkan karyawan sesuai urutan nama
karyawan yang terdapat di buku mandor. Mandor memberikan pengarahan
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat apel pagi berlangsung.
Pelaksanaan. Karyawan melaksanakan kegiatan pengendalian hama
harus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat agar dapat mencapai standar
kerja yang telah ditetapkan Kebun Getas.
29

Pengawasan. Mandor mengawasi jalannya kegiatan petik bubuk buah,


trapping, dan juga penyemprotan Beauveria bassiana di lapangan. Mandor
mengawasi dengan cara memperhatikan kinerja karyawan dengan teliti.
Evaluasi. Mandor mengevaluasi karyawan di lapangan setelah kegiatan
pengendalian hama selesai dilaksanakan. Mandor memberikan teguran dan saran
perbaikan kepada karyawan yang melakukan kesalahan. Mandor kembali ke
kantor untuk mencatat hasil dari petik bubuk buah dan melaporkan kepada juru
tulis kantor afdeling.
Kendala yang terjadi pada saat menjadi pendamping mandor kegiatan
pengendalian hama secara manual yaitu masih terdapat beberapa buah yang
sudah merah tapi tidak dipanen karena terlewat dan kurang teliti. Solusi yang
harus dilakukan yaitu dengan melaksanakan kegiatan panen petik bubuk buah
secara teliti sehingga tidak ada buah yang terlewat dan akan menjadi inang untuk
hama PBKo.

5.3.3 Pendamping Assiten Tanaman


Asisten tanaman merupakan jabatan tertinggi di afdeling. Kebun
Bangelan memiliki dua asisten tanaman yaitu asisten tanaman untuk afdeling
besaran dan kampung baru. Masing-masing asisten tanaman bertanggung jawab
atas afdelingnya dan semua kebun yang terdapat dalam satu afdeling dimulai
dari areal pembibitan, kebun TBM, dan kebun TM. Tugas asisten tanaman
terdapat dua macam yaitu administrasi dan lapang. Asisten tanaman dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh dua juru tulis sedangkan untuk di lapang
dibantu oleh mandor besar dan mandor pelaksana kegiatan. Asisten tanaman
harus menguasai tentang kondisi tanaman setiap kebun dalam satu afdeling agar
dapat merencanakan kegiatan administrasi secara efektif dan sesuai dengan fakta
di lapangan.
Kegiatan asisten tanaman setiap harinya dimulai dari memimpin apel pagi
dengan memeriksa hasil absensi dari mandor kemudian memberikan pengarahan
kepada mandor untuk kegiatan yang akan dilaksanakan agar berjalan dengan
efektif dan efisien. Kegiatan pengawasan dilakukan asisten tanaman dengan cara
controlling keliling kebun dan memeriksa pekerjaan KHL yang diawasi oleh
mandor pelaksana kegiatan. Asisten tanaman memimpin kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan di kantor afdeling setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan.
Tugas administrasi seorang asisten tanaman yaitu membuat Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP). RKAP terdiri dari empat tahap yaitu Program
Permintaan Anggaran Perusahaan (PPAP), program keja bulanan, program kerja
mingguan, dan program kerja harian. Setiap membuat rencana kerja bulanan
tercantum total estimasi modal kerja yang akan diajukan kepada manajer.
Estimasi dana tersebut akan terealisasi menjadi otorisasi dana apabila disetujui
oleh manajer.
Seorang asisten tanaman harus menguasai prinsip POAC (Planning,
Organizing, Actuating, and Controlling). Prinsip tersebut merupakan prinsip
mendasar yang digunakan untuk menguasai aspek manajerial dalam perkebunan.
Asisten tanaman memiliki tanggung jawab atas segala kegiatan yang
berlangsung di dalam perkebunan.
Perencanaan (Planning). Planning merupakan kegiatan yang sangat
mendasar dan menjadi penentu keberhasilan setiap kegiatan. Perencanaan harus
30

dilakukan dengan matang agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan
baik. Asisten tanaman membuat perencanaan kegiatan setiap bulannya atau biasa
disebut Rencana Kerja Bulanan (RKB). Pembuatan RKB mencakup komponen-
komponen yang dibutuhkan dalam kegiatan afdeling satu bulan seperti
kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya, kebutuhan sarana dan prasarana, dan
target yang akan dikerjakan selama satu bulan. Perhitungan kebutuhan setiap
komponen yang terdapat di dalam pembuatan RKB harus tepat agar dapat
menekan biaya pengeluaran afdeling. Perencanaan kegiatan yang dilakukan
asisten tanaman harus dibuat dalam bentuk rincian biaya yang kemudian akan
diajukan kepada manajer untuk meminta persetujuan. Manajer menentukan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada setiap bulan. Kegiatan yang tidak perlu
dilakukan pada bulan tersebut bisa dipangkas atau dihilangkan oleh manajer
dengan tujuan untuk menekan biaya produksi. Pengajuan estimasi biaya
dilakukan jika pembuatan RKB telah selesai dibuat. Manajer akan menyetujui
dan memberikan dana kepada asisten tanaman sesuai dengan kebutuhan kegiatan
yang diperlukan di afdeling.
Pengorganisasian (organizing). Pembagian pekerjaan dilakukan oleh
asisten tanaman dengan menentukan kegiatan yang terpenting terlebih dahulu.
Asisten tanaman melakukan pembagian mandor kegiatan berdasarkan
kemampuan dari setiap mandor sehingga mandor dapat melakukan pekerjaannya
dengan efektif dan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan Kebun Getas.
Pelaksanaan (actuating). Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan pembibitan
dan pemeliharaan tanaman kopi Robusta dilakukan dengan mengacu kepada
perintah dari asisten tanaman. Kegiatan budi daya dilakukan setiap hari dibawah
pengawasan asisten tanaman.
Pengawasan (controlling). Asisten tanaman mengawasi para mandor
dengan keliling kebun setiap harinya. Asisten tanaman akan datang tanpa
sepengetahuan dari mandor sehingga dapat mengetahui kualitas kinerja dari
masing-masing mandor kegiatan. Asisten tanaman akan menegur mandor bila
mandor tidak melakukan pengawasan dengan benar kapada karyawan yang
sedang bekerja.
Evaluasi (evaluation). Asisten tanaman akan mengevaluasi kinerja
mandor kegiatan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Evaluasi dilaksanakan di
Kantor Afdeling. Asisten tanaman akan menilai hasil dari pekerjaan para mandor
setiap harinya dan memberikan solusi serta saran atas kendala yang dihadapi
selama proses kegiatan berlangsung. Asisten tanaman akan bertanya mengenai
prestasi kerja dari setiap kegiatan yang telah diawasi oleh mandor kegiatan, jika
terdapat kegiatan yang di bawah standar prestasi kerja maka asisten tanaman
akan memberikan saran dan masukan kepada mandor agar dapat mengatur
karyawannya dengan baik sehingga dapat meningkatkan prestasi kinerja para
karyawan.
31

VI PEMBAHASAN
Setiap kegiatan yang dilaksanakan manusia untuk mencapai suatu tujuan
agar dapat dilaksanakan secara efektif. Kegiatan yang melibatkan kerja sama
antar orang selalu memerlukan manajemen dan pemimpin (manajer).
Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan, menggerakkan orang dan setiap
kegiatan diawasi (Firdaus 2010). Setiap kegiatan kerja yang menggunakan
manajemen untuk mencapai tujuan perlu dilaksanakan secara sistematik dan
terencana.
Pemupukan yaitu menambah ketersediaan unsur hara tanah yang
dibutuhkan tanaman, meningkatkan pertumbuhan dan produksi. Pemupukan
memerlukan manajemen agar pemupukan dapat dilaksanakan secara efektif.
Tujuan tersebut dapat tercapai jika fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik.
Fungsi manajemen ada empat yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan.
Pemupukan dapat dicapai dengan memerhatikan prinsip 4T (tepat jenis,
tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu). Fungsi-fungsi manajemen untuk
kegiatan pemupukan perlu berdasarkan prinsip tersebut.
Tepat Jenis. Tanaman kopi untuk tumbuh dan berkembang baik
membutuhkan unsur hara yang cukup. Unsur hara tersebut meliputi unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak, sedangkan unsur hara mikro yaitu unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara makro meliputi
unsur N, P, dan K. Unsur hara mikro meliputi unsur B, Fe, Mo, S, dll.
Penambahan unsur hara N, P, K menggunakan pupuk urea, TSP (Triple
superphospat), dan KCl. Pupuk-pupuk tersebut memiliki manfaat masing-
masing untuk tanaman. Jenis pupuk yang diaplikasikan oleh pemulis di kebun
Getas yaitu Urea, TSP dan KCl.
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebanyak 45-46 %. Penambahan
nitrogen memiliki manfaat meningkatkan pertumbuhan vegetatif khususnya
daun. Unsur nitrogen juga memiliki manfaat bagi tanaman dalam merangsang
pertunasan dan mempertinggi kandungan protein (Jumin 2008).
Pupuk TSP mengandung unsur hara P sebanyak 46 % P2O5. Unsur P
berguna untuk memperbaiki perkembangan perakaran. Unsur P berperan juga
dalam pemasakan buah dan resistensi tanaman terhadap penyakit.
Pupuk KCl berperan menambah unsur K. Pupuk KCl mengandung 60 %
K2O. Unsur K memiliki manfaat yang sama dengan unsur P yaitu memperbaiki
perkembangan perakaran dan resistensi terhadap penyakit. Unsur K mampu
mengatur keseimbangan pupuk nitrogen dan fosfat. Unsur K mendukung dalam
pembentukan klorofil (Jumin 2008).
Tepat Dosis. Jumlah pupuk yang diberikan ke tanaman harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Pengaplikasian setiap jenis pupuk jumlahnya tidak
sama. Jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai dengan dosis rekomendasi oleh
lembaga terkait. Jumlah pupuk yang diberikan mampu mempengaruhi kondisi
tanaman. Dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan mendukung
pertumbuhan tanaman. Apabila jumlah pupuk yang diberikan berlebihan/
kurang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Kekurangan maupun kelebihan pupuk akan menyebabkan tanaman
kopi mengalami gangguan.
32

Pengaplikasian pupuk oleh karyawan yang ditunjukkan pada Tabel 7


menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian dosis pupuk yang diberikan.
pupuk yang diberikan tidak sesuai dosis karena beberapa karyawan mengambil
pupuk dengan mangkuk tidak terisi penuh. Dari data tersebut, rata-rata dari 10
sampel menunjukkan pemberian pupuk dengan dosis 483.3 g/pohon. Ketidak
tepatan dosis yang dilakukan karyawan dapat diantisipasi dengan pengawasan
oleh mandor dan asisten tanaman. Sanksi berupa teguran dapat dilakukan agar
karyawan memupuk sesuai dosis anjuran. Jika menggunakan rata-rata dosis
483.3 g/pohon, maka pemberian pupuk rata-rata sudah sesuai dosis rekomendasi.
Pupuk yang tidak sesuai dosis ini menyebabkan ketidakseimbangan dosis pupuk
per tanaman dalam luasan tertentu.
Jika tanaman kopi kekurangan unsur N, tanaman akan menunjukkan gejala
daun menguning dan mudah rontok. Kekurangan unsur N juga memicu tanaman
menjadi kerdil dan pertumbuhan akar terhambat. Kelebihan unsur N akan
merangsang pertumbuhan vegetatif sehingga memperlambat pemasakan buah
(generatif). Kelebihan unsur N juga menyebabkan tanaman lemah dan mudah
rebah. Tanaman yang kekurangan unsur P dan unsur K akan menunjukkan
tanaman akan lambat pada fase generatif.
Tepat Cara. Pemupukan pada tanaman kopi Robusta menggunakan satu
larikan di samping tanaman membentuk huruf “ U “. Jarak alur pupuk dengan
tanaman kopi yaitu 75-100 cm. Jarak alur pupuk pada tanaman masih muda
dibuat selebar tajuk. Jarak ini diterapkan karena lebar tajuk sama dengan
perakaran tanaman kopi Arabika. Pupuk diberikan dengan jarak tersebut
diharapkan pupuk dapat terserap dan dimanfaatkan tanaman secara sempurna.
Setelah pupuk ditebar pada alur pupuk, alur ditutup kembali dengan tanah.
Penutupan kembali dengan tanah bertujuan agar pupuk tidak menguap terkena
cahaya matahari.
Dari Tabel 5, jarak alur pupuk dengan tanaman pokok yang sudah sesuai
dengan jarak 75-100 cm hanya ada 1 sampel. Apabila jarak alur pupuk dengan
tanaman terlalu dekat, maka tanaman kopi tersebut masih muda/ tanaman sulam.
Tanaman kopi yang masih muda memiliki tajuk yang masih sempit sehingga
jarak alur pupuk dengan tanaman pokok dibuat lebih sempit dan tidak sesuai
jarak yang dianjurkan. Rata-rata dari 10 sampel menunjukkan jarak alur dengan
tanaman yaitu 46.4 cm. Rata-rata ini masih menunjukkan ketidaksesuaian jarak
alur pupuk dengan tanaman kopi.
Tepat Waktu. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu awal
musim hujan dan akhir musim. Pemupukan dilakukan pada pagi hari pukul 07.00
hingga siang pukul 12.00. Pemupukan dilakukan pada waktu tersebut bertujuan
menghindari pupuk yang diberikan menguap karena terik matahari. Penguapan
pupuk menyebabkan konsentrasi pupuk jadi pekat. Keadaan ini menyebabkan
daun tanaman terbakar. Pemupukan juga tidak disarankan dilakukan saat hujan.
Pupuk dapat tercuci oleh air hujan sebelum pupuk diserap oleh tanaman.
(AgroMedia 2007). Pupuk juga dapat hilang melalui proses alam seperti
denitrifikasi. Nitrogen dalam tanah dapat kembali ke atmosfir sehingga
ketersediaan unsur N berkurang. Sedangkan di kebun Getas pengaplikasian
masih terus dilakukan ketika sedang hujan dan lewat dari jam 12 siang.
Pemupukan menjadi sia-sia bila dilakukan saat hujan.
33

VII SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan
Kegiatan PKL dilakukan agar penulis bertambah wawasan mengenai
budidaya tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex Froehner). Hasil
Praktik Kerja Lapangan (PKL) menunjukkan bahwa manajemen pemupukan
yang dilakukan di kebun Getas masih terdapat kekurangan. Manajemen
pemupukan masih kurang efektif. Masih terdapat karyawan yang belum
menerapkan prinsip pemupukan yaitu tidak sesuai dosis rekomendasi. Jarak alur
pupuk yang diterapkan masih terdapat yang tidak sesuai dengan anjuran.

7.2 Saran
Kegiatan pemupukan di kebun Getas lebih baik menekankan pada
pengawasan. Pengawasan lebih ditingkatkan terutama pada saat pemupukan
berlangsung oleh mandor atau asisten tanaman bertujuan agar pupuk dapat
diterapkan sebagaimana mestinya. Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan
pemupukan harus dipersiapkan secara matang, perawatan kebersihan pada areal
pemupukan perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan presentase keberhasilan
pemupukan tanaman kopi dan memberi dampak yang baik pada saat hasil
produksinya
34

DAFTAR PUSTAKA
[ICO] International Coffee Organization. 2015. Domestic Consumption by all
Exporting Countries [internet] [diunduh 2017 November 28]. Tersedia pada
http://www.ico.org/historical/1990520onwards/PDF/1a-total-
production.pdf
[PTPN XII] PT Perkebunan Nusantara XII. 2013. Buku Pedoman Budidaya
Tanaman Kopi Robusta. Surabaya
Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka. [Ditjenbun]
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan
Firdaus M. 2010. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Bumi Aksara.
Indonesia 2015-2017 (Kopi) [internet] [diunduh 2017 Oktober 11]. Tersedia pada
http://ditjenbun.pertanian.go.id/
Jumin B.H. 2008. Dasar – Dasar Agronomi. Jakarta : Rajawali Pers. [Kementan]
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Kopi Komoditas Pertanian
Nurhakim Y.I dan Rahayu S. 2014. Perkebunan Kopi Skala Kecil Cepat Panen.
Depok : Infra Pustaka.
Rahardjo P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahardjo P. 2017. Berkebun Kopi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Subsektor Perkebunan [internet] [diunduh 2017 Desember 16]. Tersedia pada
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/outlook/2016/Perkebuna
n/OUTLOOK%20KOPI%202016/files/assets/common/downloads/OUTL
OOK%20KOPI%202016.pdf
Suwarto, Octavianty Y, Hermawati S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Jakarta.: Penebar Swadaya.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kopi Indonesia 2017 . [internet]
[diunduh 2019 Mei 28]. Tersedia pada file://D:DATA%20 PKL/materi
TA/1990520onwards/PDF/1a-total-.pdf
35

LAMPIRAN
36

Lampiran 1. Jurnal Harian Sebagai Karyawan Harian Lepas

Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian
Kegiatan
22/01/19 Perenalan - - - Kebun Perkenalan
staf kebun Getas dengan sonder,
Asinan pendamping
Kempul lapang, karyawan
kebun
23/01/19 Perkenalan - - - Kebun Berkeliling
lapangan Getas kebun kopi
Asinan
Kempul
24/01/19 Penyampaian - - - Kantor Mempelajari/
materi pembibitan kebun getas penyampaian
materi pembibitan
25/01/19 Menyiapkan 100 100 200 Kebun Menyiapkan
lahan pembibitan Pembibitan lahan untuk
Asinan pembibitan
Kempul
26/01/19 Pembibtan 100 100 200 Kebun Menghitung
Pembibitan prakiraanjumlah
Asinan bibit buah yang
Kempul akan didapat
37

Lampiran 1. Jurnal Harian Sebagai Karyawan Harian Lepas (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
28/01/19 Pembibitan 50 50 200 Kebun Pembibitan Mengisi polybag
Asinan Kempul untuk media tanam
29/01/19 Pengendalian gulma 250 600 600 Kebun Pembibitan Membersihkan
pada pembibitan Asinan Kempul gulma pada media
pembibitan yang
telah dibuat kuang
lebih 1 bulan
30/01/19 Pengendalian gulma 210 600 600 Kebun Pembibitan Membersihkan
pada pembibitan Asinan Kempul gulma pada media
pembibitan yang
telah dibeli kurang
lebih 1 bulan
31/01/19 Pembibitan 100 200 200 Kebun Pembibitan Mengisi polybag
Asinan Kempul untuk media tanam
01/02/19 Pembibtan 100 200 200 Kebun Pembibitan Memudahkan dan
Asinan Kempul merapihkan polybag
yang sudah diisi
02/02/19 Kegiatan diliburkan - - - - -
karena hujan
38

Lampiran 1. Jurnal Harian Sebagai Karyawan Harian Lepas (Lanjutan)


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
04/02/19 Pembibitan 100 100 200 Kebun Pembibitan Menngisi polybag untuk
Asinan Kempul media tanam
05/02/19 Libur tahun baru - - - - -
Imlek
06/02/19 Penyetekan dan 150 600 600 Kebun Pembibitan Mempersiapkan stek
pembibitan Asinan Kempul untuk ditanam di polybag
serta penyungkupan
07/02/19 Penyetekan dan 150 600 600 Kebun Pembibitan Menyiapkan ste untuk
pembibitan Asinan Kempul ditanam dipolybag serta
penyungkupan
08/02/19 Penyampaian - - - Kantor Kebun Asinan Mempelajari dan
materi tentang Kempul memahami cara
pemangkasan penyetekan
09/02/19 Pemangkasan - - - Blok A1 Asinan Memoyong cabang balik
Kempul
39

Lampiran 1. Jurnal Harian Sebagai Karyawan Harian Lepas (Lanjutan)


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
11/02/19 Penyiangan 10 40 50 Blok kp 71- Memotong ranting
tanaman 72 dahan pohon lamtoro
pelindung
12/02/19 Pemotogan 10 40 50 Blok ak 01 Memotong cangkok
cangkok lamtoro lamtoro
13/02/19 Pemotongan 10 40 50 Blok ak 02 Memotong cangkok
cangkok lamtoro lamtoro
14/02/19 Wiwil kasar 50 100 100 Blok aw 12 Wiwil kasar
dilakukan dengan
memotong tunas air
15/02/19 Wiwil kasar 50 100 100 Blok Aw 13 Memotong cabang
kering, cabang balik
16/02/19 Melengkapi data - - - Kantor Melengkapi data
kebun getas
40

Lampiran 2. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor

Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
18/02/19 Penyampaian - - - Kantor kebun Mengetahui, cara, dosis serta
materi getas asinan sasaran pemupukan
pemupukan kempul
19/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blokkp 71-72 Mengetahi cara melakukan
pemupukan
20/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blok ak 21-22 Mencampur pupuk,
mengaplikasikan pada alur
pupuk dan langsung ditutup
21/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blok ak 23-24 Mencampurr pupuk
22/02/19 Pemeliharaan 15 1,2 6 Blok kp 21 Mangaplikasikan pada alur
tanaman kopi pupuk dan langsung ditutup
23/02/19 Pengendalian 1,5 1 6 Blok kp 22 Membersihkan dari gulma
penyakit menggunaan cangkul
41

Lampiran 2. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor (Lanjutan)


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
25/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blok ak 26 Kontroling
pemupukan
26/02/19 Pemupukan 15 1,5 6 Blok ak 30 Kontroling
pemupukan
27/02/19 Unjungan praktik - - 3 Pabrik kopi Mengetahui alur
kopi banaran Banaran pengelolaan kopi
28/02/19 Pemupukan 15 2 6 Blok kp 82 Kontroling
pemupukan
01/03/19 Pemupukan 15 2 6 Blok kp 82 Kontroling
pemupukan
02/03/19 Pemupukan 15 1,5 6 Blok kp 83 Kontroling
pemupukan
42

Lampiran 2. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor (Lanjutan)


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
04/03/19 Penyiangan 3 1,5 6 Blok ak 20 Memotong dahan dan
naungan rantingpohon
05/03/19 Penanaman 3 1 6 Blok ak 15 Menanam cangkok
cangkok lamtoro lamtoro yang telah
ditebang
06/03/19 Penanaman 3 1 6 Blok ak 7 Menanam cangkok
cangkok lamtoro lamtoro yang telah
ditebang
07/03/19 Libur Nyepi - - - - -
08/03/19 Pemangkasan 10 1,5 6 Blok kp 73 Malakukan
pemangkasan cabang
kopi
09/03/19 Persiapan laksasi 3 1 6 Blok kp 72 Menghitung jumlah
gelondongan
43

Lampiran 2. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Mandor (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan
11/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 1 Menghitung prakiraan
bobot buah yang didapat
pada saat panen
12/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 2 Menghitung prakiraan bibit
buah yang didapat pada saat
panen
13/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 3 Menghitung prakiraan bibit
buah yang didapat pada saat
panen
14/03/19 Pengendalian 2 - 6 Kebun Membersihkan gulma pada
gulma manual pembibita polybag
n
15/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 6 Menghitung prakiraan
bobot buah yang didapat
pada saat panen
16/03/19 Taksasi panen 3 1 6 Blok kp 23 Menghitung jumlah
gelondongan
44

Lampiran 3. Jurnal Harain Sebagai Pendamping Asisten


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan Hasil kegiatan
18/03/19 Taksasi panen 1 1 6 Blok kp Menghitung Mengetahui
11 prakiraan bobot jumlah
buah yang akan gelondongan
didapat yang akan
dipanen
19/03/19 Pemangkasan 1 1,5 6 Blok ak 7 Kontroling Mengetahui
pemangkasan kinerja ph
20/03/19 Pemangkasan 1 1,5 6 Blok ak 8 Kontroling Mengetahui
pemangkasan kinerja ph
21/03/19 Taksasi panen 1 1 6 Blok kp Menghitung Mengetahui
10 prakiraan jumlah jumlah
gelondongan yang gelondongan
akan didapat
22/03/19 Taksasi panen 1 1 6 Blok kp 9 Menghitung Mengetahui
prakiraan jumlah jumlah telur
gelondongan yang organ
akan didapat
23/03/19 Pemangkasan 1 1 6 Blok ak 9 Kontoling Mengetahui
pemangkasan kinerja ph
45

Lampiran 3. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Asisten (Lanjutan)


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan Hasil kegiatan
25/03/19 Pembibitan tanaman 1 1,5 6 Kebun Melakukan Mengetahui
kopi ekselsa pembibitan pembibitan kopi jenis kopi
ekselsa ekselsa
26/03/19 Pembukaan sungkup 1 1,5 6 Kebun Membuka sungkup Bibit kopi
sambung pucuk pembibitan hasil sambung
pucuk
27/03/19 Pembukaan sungkup 1 1,5 6 Kebun Membuka sungkup Bibit kopi
sambung pucuk pembibitan hasil sambung
pucuk
28/03/19 Taksasi panen 1 1 6 Blok kp 6 Menghitung Mengetahui
jumlah jumlah
gelondongan gelondongan

29/03/19 Taksasi panen 1 1 6 Blok kp 4 Menghitung Mengetahui


jumlah jumlah
gelondongan gelondongan

30/03/19 Pemangkasan 1 1 6 Blok kp 3 Menghitung Mengetahui


jumlah jumlah
gelondongan gelondongan
46

Lampiran 3. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Asisten (Lanjutan)


Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan Hasil kegiatan
01/04/19 Pengendalian 1 2 6 Blok Pengendalian Membuat larutan
gulma kimiawi gembol 17 gulma dilakukan dengan dosis 12/ha
oleh 15 orang dan semprot
menggunakan
knapseek sprayer
02/04/19 Pengendalian 1 2 6 Blok Pengendalian Membuat larutan
gulma kimiawi gembol 23 gulma dilakukan dengan dosis 12/ha
oleh 15 orang dan semprot
menggunakan
knapseek sprayer
03/04/19 Pengendalian 1 2 6 Blok Pengendalian Membuat larutan
gulma kimiawi gembol 29 gulma dilakukan dengan dosis 12/ha
oleh 15 orang dan semprot
menggunakan
knapseek sprayer
04/04/19 Pemeliharaan - 1,5 6 Blok ak 28 Pemeliharaan dan Menempel dan
naungan cara menempel mengikat lamtoro 50
ranting rindang pohon
05/04/19 Pemeliharaan - 1,5 6 Blok ak 30 Pemeliharaan dan Menempel dan
naungan cara menempel mengikat lamtoro 50
ranting rindang pohon
06/04/19 Pemeliharaan - 1,5 6 Blok ak 27 Pemeliharaan dan Menempel dan
naungan cara menempel mengikat lamtoro 50
ranting rindang pohon
47

Lampiran 3. Jurnal Harian Sebagai Pendamping Asisten (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Tanggal Kegiatan Mahasiswa Karyawan Standar Lokasi Uraian Kegiatan Hasil kegiatan
08/04/19 Oprek karyawan - - 6 Ebun getas asinan Pengendalian Mengetahui
kempul gulma dilakukan tahapan
oleh 15 orang penerimaan
karyawan tetap
09/04/19 Pengendalian 1 1,5 6 Kebun Pengendalian Bibit bebas dari
gulma manual pembibitan gulma dilakukan gulma
oleh 15 orang
10/04/19 Melengkapi data - - 6 Kantor kebun Pengendalian Mendapatkan data
getas gulma dilakukan
oleh 15 orang
11/04/19 Ujian tertulis - - 6 Kantor kebun Pemeliharaan dan Evaluasi hasil tes
getas cara menempel
ranting rindang
12/04/19 Presentasi hasil - - 6 Kantor kebun Pemeliharaan dan -
kegiatan PKL getas cara menempel
ranting rindang
13/04/19 administrasi - - - Kantor induk Pemeliharaan dan Tutup buku
kebun getas cara menempel
ranting rindang
48

Lampiran 4. Peta Penggunaan Lahan Kebun Getas


49

Lampiran 5. Data Curah Hujan Kebun Getas

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018


BULAN H H H H H H H
CH HH CH CH CH CH CH HH CH CH CH
H H H H H H H
JANUARI 347 23 202 12 352 25 463 17 204 14 251 12 176 10 255 11 253 15
FEBRUARI 235 18 96 6 209 18 232 13 235 16 151 13 334 16 239 20 474 18
MARET 674 20 248 20 132 8 345 15 263 16 210 13 197 14 191 11 214 15
APRIL 398 17 273 19 238 14 345 19 350 15 204 16 168 9 184 11 253 15
MEI 338 24 299 15 58 3 352 13 100 8 131 8 104 10 89 6 253 15
JUNI 186 10 22 1 46 4 232 15 185 6 15 1 54 4 177 8 75 3
JULI 223 12 81 2 2 1 129 10 68 5 - - 294 6 18 3 - -
AGUSTUS 118 6 - - - - 15 1 12 3 - - 31 2 - - - -
SEPTEMBER 291 10 25 2 - - - - - - - - 157 10 22 4 - -
OKTOBER 261 16 99 15 176 13 71 5 20 3 - - 255 15 111 13 93 2
NOVEMBER 272 19 273 25 154 13 139 17 257 18 96 11 305 21 308 17 253 15
DESEMBER 284 19 290 13 402 19 403 25 233 15 274 11 304 14 246 15 253 15
13 11 2 11 13 11 11
Jumlah 3 627 194 1 908 1 770 150 1 927 1 332 85 2 379 1 840 2 121
0 8 726 9 1 9 3
50

Lampiran 6. Struktur Organisasi Kebun Getas


51

Lampiran 7. Deskripsi Kopi Klon BP 409

Ciri-ciri morfologi klon BP 409 :


a. Perawakan : besar kokoh
b. Percabangan : kokoh, kuat, ruas agak panjang
c. Wujud serta warna daun : membulat, besar, hijau gelap, helai daun layaknya belulang, begelombang tegas, pupus hijau muda
d. Buah : agak besar, diskus kecil runcing, buah muda beralur, masak merah hati
e. Biji : medium-besar
f. Produktivitas : 1 000-2 300 kg kopi biji/ha/tahun.
52

Lampiran 8 Data Hasil Taksasi Panen

RENCANA PRODUKSI KOPI AFDELING ASSINAN


TAHUN 2019

Jumlah
semua
Tahun Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Luas (Ha)
tanam
JAN FEB MAR JUMLAH APRIL MEI JUN JUMLAH JUL AGS SEP JUMLAH OKT NOV DES JUMLAH

1974 6.78 - - - - - 79 672 751 3 023 3 023 753 6 799 - - - - 7 550

1975 34.57 - - - - - 402 3 417 3 819 15 376 15 376 3 829 34 581 - - - - 38 400

1976 16.43 - - - - - 165 1 401 1 566 6 307 6 307 1 570 14 184 - - - - 15 750

1977 4.76 - - - - - 54 456 510 2 054 2 054 512 4 620 - - - - 5 130

1978 47.36 - - - - - 587 4 992 5 579 22 463 22 463 5 595 50 521 - - - - 56 100
53

1979 56.22 - - - - - 578 4 917 5 495 22 127 22 127 5 511 49 675 - - - - 55 260

1980 33.55 - - - - - 377 3 202 3 579 14 407 14 407 3 587 32 401 - - - - 35 980

1981 71.80 - - - - - 950 8 077 9 027 36 346 36 346 9 051 81 743 - - - - 90 770

1982 52.19 - - - - - 571 4 851 5 422 21 831 21 831 5 436 49 098 - - - - 54 520

1989 6.72 - - - - - 6 53 59 240 240 61 541 - - - - 600

2010 19.44 - - - - - 231 1 962 2 193 8 826 8 826 2 195 19 847 - - - - 22 040

Rata-rata
349.82 - - - - - 4 000 34 000 38 000 153 000 153 000 38 100 34 4100 - - - - 34 736
54

RIWAYAT HIDUP
Fajar Faturrahman dilahirkan di Kabupaten Lebak,
Provinsi banten pada tanggal 5 Agustus 1998. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak
Wawan Rusmawan dan Ibu Suniah. Penulis
menyelesaikan pendidikannya di SD Negeri 2
Tamansari pada tahun 2010. Pada tahun 2013, penulis
menyelesaikan pendidikannya di SMP Negeri 1
Banjarsari dan lulus SMA Negeri 1 Rangkasbitung pada
tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai
mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
pada Program Studi Teknologi dan Manajemen
Produksi Perkebunan melalui jalur undangan (Usmi).
Penulisan Karya ilmiah ini ditulis oleh penulis untuk memperoleh gelar Ahli
Madya melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama 3
bulan mulai tanggal 22 Januari 2019 Sampai dengan 13 Apri 2019 di
Semarang, Jawa Tengah dengan judul tugas akhir “Pemupukan Kopi Robusta
(Coffea canephora L) di Kebun Getas PT Perkebunan Nusantara IX Semarang
Jawa Tengah”. Penulis dibimbing oleh dosen pembimbing Ibu Dr Ir Lili
Dahliani, M.M., M.Si dan Bapak Eko Suprayagi, S.P. sebagai pembimbing
lapang selama PKL di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang Jawa tengah.

Anda mungkin juga menyukai