Anda di halaman 1dari 74

PENGENDALIAN PENYAKIT KELAPA SAWIT TANAMAN

MENGHASILKAN (Elaeis guineensis Jacq.) di PT SARI ADITYA


LOKA 1 MERANGIR, JAMBI

DODI JULIANTO PAKPAHAN

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan leporan tugas akhir dengan judul “ Pengendalian
Penyakit Tanaman Kelapa Sawit (E.guineensis.Jacq.) di kebun Muara PT Sari Aditya
Loka 1 Merangir, Jambi” adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguran tinggi manapun. Sumber
informasi yang diperoleh atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
laporan ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya saya kepada Intitut
Pertanian Bogor (IPB).

Bogor, ..............2018

Dodi Julianto Pakpahan


J3T115029
ABSTRAK

DODI JULIANTO PAKPAHAN. Pengendalian Penyakit Tanaman Kelapa Sawit


(E.guineensis.Jacq.) Di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi Di bimbing oleh Dr Titiek Siti
Yualiani, SU
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3
bulan, mulai tanggal 28 februari sampai tanggal 28 Mei 2018 di PT Sari
Aditya Loka 1 Merangin, Jambi.
ABSTRACT
RINGKASAN
PENGENDALIAN PENYAKIT KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) di PT SARI ADITYA LOKA 1
MERANGIR, JAMBI

DODI JULIANTO PAKPAHAN

Laporan Tugas Akhir


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul : Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di PT Sari Aditya Loka 1 Merangir, Jambi
Nama : Dodi julianto pakpahan
Nim : J3T115029

Disetujui oleh

Dr Titiek Siti Yualiani,SU


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr Dr Ir Suwarto, MSi


Direktur Koordinator Program Keahlian

Tanggal lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis tuturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kebaikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang berjudul “Pengendalian penyakit kelapa sawit (elaeis
guineensis jacq.)” di PT Sari Aditya Loka 1 Merangin, Jambi.
Penulisan Tugas Akhir PKL ini bertujuan sebagai media pengajuan diri untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan penyusunan laporan Tugas Akhir. Praktik
Keja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Diploma pada Program Keahlian Teknologi dan Manajamen Produksi
Perkebunan, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimaksih kepada :
1. Dr Ir Titiek Siti Yuliani, SU sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan saran selama proses penulisan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan.
2. Dr Ir Suwarto, MSi selaku Koordinator Program Keahlian Teknologi dan Manajemen
Produksi Perkebunan.
3. Para dosen dan staf pengajar Program Diploma Intitut Pertanian Bogor atas ilmu dan
pengetahuan, serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
4. Para pimpinan dan staf PT Sari Adtya Loka 1, Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir
Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
5. Kepada ibunda dan keluarga yang telah mendukung dalam doa dan materi selama ini.
6. Kepada Ibu masak yang sudah memberikan perhatian dan asupan makanan setiap
harinya.
7. Dan tidak lupa teman-teman mahasiswa Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan Angkatan 52 yang teah memberi saran dalam pembutan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, Kritik dan saran sangat diharapkan
penulis untuk perbaikan di waktu yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

Bogor, Mei 2018

Dodi Julianto Pakpahan


1

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL 2
DAFTAR LAMPIRAN 3
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Morfologi Kelapa Sawit 2
2.2 Syarat Tumbuh 3
2.3 Penyakit Kelapa Sawit 4
2.3.1 Pengendalian Penyakit 5
3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 5
3.1 Tempat dan Waktu 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 6
3.4 Metode Analisis Data 8
3.5 Metode Pelaporan 8
4 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 9
4.1 Letak wilayah Administratif 9
4.2 Keadaan Iklim dan Wilayah 9
4.3 Luas Areal dan Tata Guna Lahan 10
4.4 Keadaan Tanaman dan Produksi 11
4.5 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 13
5 PELAKSANAAN KEGIATAN PKL 15
5.1 Aspek Teknis 15
5.1.1 Pruning 16
5.1.2 Pemupukan 17
5.1.3 Pemupukan An-organik 19
5.1.4 Pengendalian Gulma 24
5.1.5 Hama 27
5.1.6 Penyakit 29
5.1.7 Penyakit busuk pucuk 31
5.1.8 Pemanenan 32
5.2 Aspek Manajerial 34
5.2.1 Mandor 34
5.2.2 Pendamping Asisten Afdeling 36
6 PEMBAHASAN 37
6.1 Pengendalian Penyakit 37
6.1.1 Penyakit Busuk Pangkal Batang 37
6.1.2 Penyakit Busuk Pucuk 39
7 SIMPULAN DAN SARAN 40
7.1 Simpulan 40
2

7.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 44
RIWAYAT HIDUP 53

DAFTAR TABEL

1. area konsesi PT Sari Aditya Loka I 10


2. Tata guna lahan Kebun Inti I 11
3. Populasi tanaman kelapa sawit di Afdeling Brafo 12
4. Luas panen, produksi, dan produktivitas kebun PT Sari Aditya Loka 13
5. . Jumlah Tenaga Kerja PT Sari Aditya Loka I 14
6. Hasil Kalibrasi Pupuk Organik (TKKS) 18
7. Hasil kalibrasi takaran dosis pupuk NPK 15-6-24 22
8. Ketepatan waktu pemupukan 24

DAFTAR GAMBAR

1. Cara pengambilan sampel 7


2. Kegiatan Apel Pagi 15
3. Kegiatan Pruning Tanaman Menghasilkan: (a) Pemotongan pelepah,
(b) Tempat penyusunan pelepah ke gawang mati 16
4. (a) Helm dan Garuh, (b) Winkos, (c) Angkong 17
5. Kalibrasi Dosis pupuk (TKKS) 18
6. (a) Pengisian Pupuk Organik (TKKS)(b) penyusunan Pupuk Organik
(TKKS), (c) Ukuran Pengamplikasian pupuk organik (TKKS) 19
7. Alur pengamplikasian pupuk per jalur dari pasr kontrol 20
8. Kegiatan proses pemupukan tanaman kelapa sawit: (a) Apel pagi
dengan Mandor 1 dan mandor pupuk beserta karyawan pupuk,
(b) Pengeceran pupuk 21
9. (a) Borang/Bon pupuk, (b) Gudang susunan pupuk, (c) Proses muat 21
10. Kalibrasi dosis pupuk NPK 15-6-24 22
11. Pengaplikasian pupuk: (a) piringan, (b) akar,(c) lubang 23
12. mekanisasi pupuk : (a). Pembukaan karung, (b). Penuangan 23
13. Knapsack sprayer di PT Sari Aditya Loka 1 25
14. Pengendalian Gulma: (a) Penyemprotan, (b) Garlon 670 EC (c) 26
3

15. Kegiatan pengendalian gulma dan alat: (a). Sebelum di garu, 27


16. (a).Penangkaran Sycanus dichotomus, (b) Sycanus 29
17. Gejala proses serangan penyakit Ganoderma : (a). Tanaman yang
terserang, pelepah patah dan daun mengering, (b). Mulai muncul miselium
(bakal Ganoderma sp.), (c). Miselium semakin besar,
(d). Tubuh buah ( basidiokarp) pada pangkal batang, (e). Bagian dalam
batang berwarna cokelat muda dan bergaris-garis tidak beraturan 30
18. Penyakit busuk pucuk (Spear Rot) 32
19. Pemanenan: (a). Pemotongan buah sawit, (b). Pengumpulan TBS,
(c).Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) 33
20. Proses panen: (a). Pemotongan buah, (b). Pembuatan Cangkam kodok,
(c). Pemberian stempel 33
21. Proses Infield: (a). Penurunan TBS dari Transpoter, (b). Penyusunan
TBS di Path, (d). Pemasukan brondolan ke Karung 34
22. Sistem penanganan penyakit busuk pangkal batang : (a). Pemusnaan tubuh
buah pada pangkal batang atau batang, (b). Penumbangan pohon yang
terserang, (c). Membuat parit isolasi lingkaran, (d). Penaburan cendawan
Antagonnis (Gliocadium sp), dan Trichoderma 39

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jurnal harian kegiatan PKL Sebagai Karyawan Harian di


PT Sari Aditya Loka 1, Jambi 41
2. Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Pendamping Mandor di
PT Sari Aditya Loka 1, Jambi 43
3. Jurnal Harian Kegiatan PKL sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling
di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi 45
4. Data curah hujan dan hari hujan tahun 2008 – 2017 di PT SAL-1, Jambi 41
5. Peta Kebun Inti 1, PT Sari Aditya Loka 1, Jambi 42
6. Struktur Organisasi PT Sari Aditya Loka 1, Jambi 43
7. Jobdesk Mandor 1 PT Sari Aditya Loka 1, Jambi 44
8. Jobdesk Mandor panen PT Sari Aditya Loka 1 Jambi 45
9. Jobdesk Mandor rawat PT Sari Aditya Loka 1 Jambi 47
10. Jobdesk Asisten PT Sari Aditya Loka 1 Jambi 49
11. Buku kontrol berjenjang Asisten PT Sari Aditya Loka 1 Jambi 51
12. Form kontrol rutin (gemba) PT SAL-1 52
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman multiguna.


Tanaman ini mulai banyak menggantikan posisi penanaman komoditas perkebunan
lain, yaitu tanaman karet. Tanaman sawit kini tersebar di berbagai daerah di
Indonesia (Suwarto 2010).
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari benua Afrika.
Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis negara Kamerun, Pantai Gading.
Penanaman kelapa sawit umumnya dilakukan di negara beriklim tropis yang memiliki
curah hujan minimum 1 600 mm per tahun. Minyak kelapa sawit mengandung
karotenoid yang cukup tinggi yang menghasilkan zat warna merah, selain itu terdapat
komponen utama yaitu asam lemak jenuh palmitat yang menyebabkan minyak
bertekstur kental-semi padat dan menjadi lemak padat di daerah beriklim sedang.
Kelapa sawit sebagai sumber penghasil minyak nabati memegang peranan penting
bagi perekonomian negara (Lubis dan Widanarko 2011)
Kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Pada
tahun 2015, produksi CPO (crude palm oil) sebesar 31 070 015 ton meningkat
menjadi 35 359 384 ton atau mengalami peningkatan 13,6%. Produktivitas kelapa
sawit mengalami peningkatan yang cukup memuaskan yaitu 3 625 kg/ha pada tahun
2015 menjadi 3 817 kg/ha pada tahun 2017 atau mengalami peningkatan 5,2%
(Direktorat Jenderal Perkebunan 2017).
Salah satu kendala dalam usaha budidaya tanaman kelapa sawit adalah adanya
organisme pengganggu tanaman (OPT). Seperti serangan hama, penyakit dan
gangguan gulma. OPT tersebut dapat mempengaruhi produksi yang sangat besar
hingga dapat menggulung tikar untuk perusahaan. Pengendalian penyakit merupakan
upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan (Pardamean 2008).
Penyakit dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar pada bibit, TBM, dan
TM. Untuk itu harus dilakuan pengendalian dengan baik dan benar. Pengendalian
penyakit dapat dilakukan dengan cara manual, kimia, atau biologi sesuai hama dan
penyakit yang ada ( Lubis 2011).
Serangan penyakit dapat menyerang pada TBM dan TM. penyakit dapat
menurunkan produksi maupun produktivitas tanaman serta mutu kelapa sawit
(menyebabkan kerugian ekonomis). Pada kondisi kritis dapat membunuh tanaman
tersebut (Hartanto 2011).
Hama dan penyakit merupakan salah satu permasalahan yang dapat
menghambat dan menurunkan produksi perkebunan sawit. Serangan hama dan
penyakit pada tanaman sawit umumnya menimbulkan gejala kerusakan pada bagian
tanaman seperti akar, batang, dan daun. Jika gejala serangan tersebut dibiarkan begitu
saja, maka kerusakan yang terjadi akan semakin parah dan dapat mengakibatkan
kematian pada tanaman.
2

Selain masalah penurunan produksi, masalah biaya pengendalian yang tinggi


juga perlu diperhitungkan agar tidak semakin merugikan perusahaan (Standar
Operational Procedure (SOP) First Resources Group 2012)

1.2 Tujuan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini secara umum bertujuan untuk
memperoleh pengalaman, menambah wawasan, keterampilan kerja, serta sebagai
perbandingan antara pengetahuan yang diterima selama kuliah dengan kegiatan teknis
yang ada di lapangan dalam pengelolaan budidaya tanaman kelapa sawit.
Tujuan khusus dari kegiatan (PKL) ini adalah agar mahasiswa dapat menegerti
cara-cara pengendalian penyakit pada kelapa sawit khususnya penyakit busuk
pangkal batang (Ganoderma boninense), dan busuk pucuk (Spear rot)

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious).


Artinya, bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-
masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga
betina. Bentuk bunga jantan lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak
meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil. Sementara itu, bentuk bunga betina
agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar (Suwarto dan
Octaviany 2012).
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang, pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa
sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Pada batang terdapat
pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko 2008).
Batang kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat
kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua,
pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas sehingga
batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas (Hartanto 2011).
Daun kelapa sawit mirip daun kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun–daun membentuk satu pelepah yang
panjangnya mencapai lebih dari 7,5–9 m. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar
antara 250–400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat (Fauzi
2008).
3

Tanaman kelapa sawit berumur 3 tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan
penyerbukan silang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu
dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin atau
serangga penyerbuk (Sunarko 2008).
Tandan buah tumbuh di ketiak daun, semakin tua umur kelapa sawit
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, maka buah terbentuk semakin menurun. Hal
ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin
besar. Kadar minyak yang dihasilkan akan semakin tinggi. Berat tandan buah kelapa
sawit bervariasi, dari berat 1 kg - 30 kg (Setyamidjaja 2006).
Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu pertama adalah
perikaprium, yang terdiri dari epikaprium dan meskaprium, sedangkan kedua adalah
biji, yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan embrio (Fauzi et al. 2008).
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di
daerah antara 1200 Lintang Utara - 1200 Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang
diperlukan antara 2 000 - 2 500 mm per tahun, dengan pembagian yang merata
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimal antara 5-7 jam per hari dan
suhu optimum berkisar 240 - 3800 C. Ketinggian di atas permukaan laut yang
optimum berkisar 0-500 m (Setyamidjaja 2006).

2.2 Syarat Tumbuh

Produktivitas tanaman menjadi lebih baik jika unsur hara dan air tersedia dalam
jumlah yang cukup dan seimbang. Selain itu, tanaman kelapa sawit juga
membutuhkan kondisi tumbuh yang baik agar dapat berproduksi secara maksimal.
Kondisi iklim dan tanah merupakan faktor utama di samping faktor lainnya seperti
faktor genetik dan perlakuan yang diberikan (Pahan 2008).
Jumlah curah hujan yang optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2 000-3
000 mm per tahun. Berdasarkan teori Schmidt-Ferguson, curah hujan pada budidaya
tanaman kelapa sawit termasuk iklim tipe A (curah hujan>200 mm/bulan). Suhu
tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada kisaran 24-28ºC. Daerah
sekitar khatulistiwa, tanaman sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada 1 300 m
dari permukaan laut. Tanaman kelapa sawit diperkirakan masih dapat tumbuh dengan
baik sampai kisaran suhu 20ºC, tetapi pertumbuhannya akan terhambat pada suhu
15ºC (Pahan 2008).
Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup
tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenil dan pre-nursery.
Panjang penyinaran yang diperlukan kelapa sawit yaitu 5-12 jam/hari dengan kondisi
kelembaban udara 80%. Tanaman kelapa sawit di perkebunan komersial dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-28ºC. Produksi TBS yang tertinggi didapat
dari daerah yang rata-rata suhu tahunannya berkisar 25-27ºC (Pahan 2008).
4

Kelapa sawit sebaiknya ditanam di lahan yang memiliki kemiringan 0 - 12º atau
21 %. Pertumbuhan kelapa sawit yang ditanam di kemiringan lahan 13º-25º atau 46
% diperkirakan kurang baik. Lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 25º tidak
perlu dipilih sebagai lokasi penanaman kelapa sawit, karena berisiko terhadap bahaya
erosi dan menyulitkan dalam pengangkutan buah (Sunarko 2009).
Sifat kimia tanah yang merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya kelapa
sawit adalah pH tanah dan ketersediaan hara. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH
4,0-6,0, namun pH yang optimal adalah 5-5,5. Pada pH yang terlalu rendah,
ketersediaan hara makro utama seperti P, Ca, dan Mg akan sangat rendah, dan
sebaliknya unsur-unsur lain seperti Al dan Fe justru menjadi terlalu tinggi sehingga
bersifat beracun. Pada tanah yang dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut,
kedalaman mineral pirit juga harus diperhatikan sehingga tidak teroksidasi dan
mengakibatkan kemasaman tanah tinggi. Secara umum, tanah mineral yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan memiliki potensi sulfat masam pada
kedalaman lebih dari 1,5 meter masih potensial untuk budidaya kelapa sawit dengan
syarat tinggi muka air tanah tetap dipertahankan pada kedalaman sekitar 75 cm
sehingga parit tetap dalam keadaan tereduksi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2006).

2.3 Penyakit Kelapa Sawit

Penyakit busuk pangkal batang disebabkan jamur Ganoderma boninense,


yaitu sekelompok cendawan putih, cendawan ini bersifat lignolitik. Oleh sebab itu,
cendawan ini mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dalam mendegradasi lignin di
bandingkan kelompok lain, komponen penyusun dinding sel tanaman adalah lignin,
setelah lignin berhasil didegradasi, selain itu karbohidrat sepeerti zat pati dan pektin,
diperoleh meskipun dalam jumlah kecil. Pengendalian penyakit busuk pangkal batang
ini secara umum belum di temukan cara pengendaliannya. Hanya saja yang dapat di
lakukan adalah pencegahan secara alami dan mekanis (Susanto 2002).
Penyakit busuk pucuk terutama terjadi pada tanaman muda di lapangan
sampai umur 5 tahun kerusakan akibat serangan penyakit dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman kerdil bahkan mati. Kerusakan pada daun pucuk/daun tombak
dapat turun ke pangkal pelepah daun dan menuju titik tumbuh. Kerusakan pada titik
tumbuh akibat kontaminasi dengan jamur dan bakteri dapat menyebabkan
pembusukan dan kematian tanaman.Gejala serangan awal adalah ditunjukkan adanya
pembusukan pada pangkal daun tombak, saat tersebut daun tombak dengan mudah
dapat dicabut. Pada stadium tersebut, jaringan yang terserang menunjukkan gejala
busuk basah dan berwarna coklat gelap. Daun tombak akan jatuh dan menggantung
diantara pelepah yang sehat.Pembusukan menyebar ke jaringan titik tumbuh dan
mengeluarkan bau busuk yang kuat. Apabila pembusukan berhenti maka
pertumbuhan daun pucuk yang baru tidak normal dengan pelepah dan anak-anak daun
yang sangat pendek (Amri 2009).
5

2.3.1 Pengendalian Penyakit


Ganoderma boninense: Upaya pengendalian penyakit (BPB) Ganoderma
boninense kelapa sawit telah banyak dilakukan oleh pekebun kelapa sawit.
Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan sejak proses tanam ulang, yaitu
melalui sanitasi sisa-sisa batang dan akar yang terinfeksi Ganoderma. Sanitasi
sumber inokulum ini dapat meminimalkan kontak antara akar sehat dan sisa-sisa akar
terinfeksi yang merupakan salah satu mekanisme utama penyebaran Ganoderma di
lapangan (Paterson 2007).
Penyakit busuk pucuk: Apabila pohon telah menunjukkan gejala daun tombak
mati, maka tindakan yang diambil adalah: Mencabut daun tombak yang mati
Menyiramkan larutan fungisida, insektisida dan bakterisida pada bekas pangkal daun
tombak.

3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kebun PT Sari Aditya Loka, Jambi.
Kegiatan akan dilaksanakan selama 12 minggu yang dimulai pada tanggal 5 Februari
2018 sampai 28 April 2018.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kerja yang telah dilakukan selama melaksanakan praktik


kerja lapangan adalah mengikuti secara aktif seluruh kegiatan pengelolaan kebun
sesuai dengan posisi jabatan di kebun dan mengamati secara langsung kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan ini dibagi dalam 3 tahap yaitu 4 minggu
sebagai KHL, 4 minggu sebagai pendamping mandor dan 4 minggu sebagai
pendamping asisten.
Tahap ke-1 sebagai seorang KHL, kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi
berbagai pekerjaan yang bersifat teknis atau melaksanakan secara langsung bertujuan
agar penulis memiliki keterampilan dalam melakukan kegiatan teknis budidaaya di
lapangan seperti pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit
serta pemanenan. Tahap sebagai KHL selanjutnya adalah melakukan pekerjaan yang
akan dilaksanakan atas perintah asisten devisi dalam hal pengendalian penyakit
kelapa sawit serta mengisi jurnal harian PKL sebagai KH.
6

Tahap ke-2 sebagai pendamping mandor, kegiatan yang telah dilaksanakan


yakni melakukan perencanaan kegiatan/kerja harian, menentukan jumlah karyawan
yang dibutuhkan, melakukan pengawasan terhadap karyawan, mengikuti arahan
pagi/lingkar pagi (briefing), hingga melakukan diskusi dengan mandor dan mengisi
jurnal harian PKL sebagai pendamping mandor.
Tahap ke-3 sebagai pendamping asisten afdeling, kegiatan yang telah
dilakukan, adalah melakukan kegiatan pengawasan mandor dan tenaga kerja,
mempersiapkan program kerja harian dan pembuatan laporan kebun melakukan
diskusi dengan asisten serta mengisi jurnal harian sebagai pendamping asisten.

3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data

Selama mengikuti kegiatan PKL, metode pengamatan dan pengumpulan data


yang telah penulis lakukan yaitu dengan mengamati dan mengikuti seluruh kegiatan
pengendalian HPT pada tanaman kelapa sawit. Teknik dalam pengumpulan data
terbagi menjadi dua cara, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder.
Pengumpulan data primer telah dilakukan secara langsung dari kegiatan teknis
di lapangan sesuai dengan obyek yang diamati. Pengambilan data primer dapat
diambil secara individu maupun hasil diskusi dengan karyawan, mandor, dan asisten.
Pengamatan data primer meliputi jenis penyakit, tingkat serangan penyakit, intensitas
serangan penyakit, jenis dan dosis pestisida, dan prestasi tenaga kerja. Penulis juga
mengambil data prestasi dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.
Data sekunder dikumpulkan sebagai pendukung data primer. Data sekunder
diperoleh dari data yang tersedia di perusahaan, tentang kondisi umum kebun seperti
sejarah perusahaan, letak geografis, keadaan kebun dan tanaman, struktur organisasi,
keadaan iklim dan kondisi tanah, dan penyakit utama yang menyerang TM di kebun,
populasi tanaman, dan norma kerja pengendalian penyakit.
Metode untuk pengamatan sendiri yaitu melakukan sensus penyakit pada 3 blok
sensus dengan sistem yang telah direncanakan dan mengamati serangan yang
disebakan oleh penyakit. Metode pengamatan penyakit ganoderma dan busuk pucuk
yaitu melakukan sensus penyakit pada areal TM. Sensus penyakit telah dilakukan
pada seluruh jumlah jalur dalam blok tersebut.
Pengamatan yang telah dilakukan yaitu mengamati jenis penyakit, jumlah
kejadian penyakit, serangan penyakit kemudian dihitung intensitas serangan yang
meliputi kejadian penyakit (insidensi). Dalam melakukan sensus penyakit tersebut
dimulai dari arah barat lalu memulai pokok dari baris ke 1 sampai baris terakhir dan
mengamati pokok yang terserang pada batang maupun pucuk kelapa sawit, lalu
menghitung kategori serangan. Cara yang dilakukan untuk menghitung kejadian
penyakit adalah sebagai berikut dan dspat dilihat pada Gambar 1.

Total pokok yang terserang


Kategori serangan (100%) = X 100 %
Total yang pokok diamati
7

Kip: Kejadian penyakit


n : Jumlah tanaman yang terserang penyakit
N : Total tanaman yang diamati U

X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X

Gambar 1 Cara pengambilan sampel

Metode pengamatan prestasi tenaga kerja dengan menghitung jumlah tenaga


kerja pengendalian penyakit, populasi tanaman yang dikendalikan, dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Data prestasi kerja kemudian
dibandingkan dengan norma kerja pengendalian penyakit berdasarkan standar
perusahaan.
Prestasi kerja dilakukan selama 6 hari dalam pengamatan dan pengendalian
penyakit pada setiap blok. dimana pekerjaan pengamatan dan pengendalian penyakit
dilakukan oleh karyawan dan akan dilaporkan kepada mandor HPT untuk sebagai
laporan ke kantor kebun sebagai bukti untuk mengetahui kondisi dalam setiap blok.
Adapun metode perhitungan prestasi keja adalah :
Jumlah Tenagakerja
Prestasi kerja=
Jumlah pokok yang diamati/dikendalikan

Jumlah tenaga kerja untuk pengamatan dan pengendalian penyakit di kebun


muara dikerajakan oleh 1 orang setiap hari dalam 6 hari kerja. Adapun metode
8

perhitungan pada tenaga kerja PT SAL 1 adalah


jumlah tenaga kerja= jumlah pokok dikendalika/diamati∗Standar prestasi kerja

3.4 Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan penulis dari kegiatan PKL yaitu berupa hasil
pengamatan berkaitan dengan kegiatan teknis dilapangan dan data prestasi kerja
penulis selama menjadi KHL serta analisis secara deskriptif. Selanjutnya data – data
yang diperoleh dari data primer dibandingkan dengan data sekunder pada pendekatan
statistik yaitu membandingkan dengan data sekunder pada pendekatan statistik yaitu
membandingkan target yang telah ditetapkan oleh kebun yang dilakukan dilapangan
dan sesuai dengan Standar Operasional Procedure (SOP).
Data dan informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan
gambar serta proses mendeskripsikan suatu kondisi sehingga dapat mudah dimengerti
serta membahas permasalahan yang dapat dihadapi ( kelamahan dan kuatan) dari
aspek teknis maupun aspek manejerial sehingga penulis dapat memberkan
rekomendasi perbaikan pada perusahaan tempat PKL. Demi mendapatkan kesimpulan
, maka data yang diperoleh diusahakan lengkap dan jelas.
Selain data pengamatan, data yang diambil yakni data prestasi penulis selama
menjadi KHL. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan standar prestasi kerja
karyawan sesuai kegiatan teknis yang dulakukan. Dari perbandingan tersebut maka
diperoleh kesimpulan mengenai produktivitas kerja penulis selama menjalankan
legiatan menjadi KHL.

3.5 Metode Pelaporan

Selama melaksanakan kegiatan PKL di PT Sari Aditya Loka 1, penulis


membuat laporan berupa jurnal harian dan jurnal mingguan. Bentuk jurnal harian
yang penulis buat terdapat pada lampiran 1. Sebagai Karyawan Harian Lepas ( KHL),
lampiran 2. Sebagai pendamping mandor, dan lampiran 3. Sebagai pendamping
asisten.
Jurnal harian dan jurnal mingguan yang penulis buat kemudian dilaporkan
dalam bentuk tugas akhir dan dicantumkan ke dalam lampiran. Selain jurnal harian
dan mingguan yang sudah dibuat penulis juga membuat laporan lain yang berbentuk
presentasi kepada perusahaan tempat dilaksanakannya PKL. Presentasi yang dibuat
oleh penulis bertujuan untuk menyampaikan kepada perusahaan mengenai ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh selama kegiatan PKL.
9

4 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

4.1 Letak wilayah Administratif

Perkebunan PT Sari Aditya Loka I (PT SAL I) merupakan perusahaan swasta


yang termasuk kedalam lingkup andalas III di PT ASTRA Agro Lestari Tbk. Secara
Administratif, kebun terletak di desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan,
Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi. Dari PT SAL I ke kota berjarak ± 480 km
dalam waktu selama ± 5 jam, dan ke kota Bangko ± 80 km dalam waktu ± 1 jam.
Secara geografis PT SAL I terletak dibagian utara berada di Desa Tanjung, di sebalah
Timur berbatasan dengan Desa Pematang Kabau, di sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Bunga Antoi, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sinar
Gading. Secara geografis lokasi PT SAL I terletak antara 2°0,6’36”-1°52’48”Lintang
Selatan dan antara 102°28’12 Bujur Timur.

4.2 Keadaan Iklim dan Wilayah

Keadaan iklim di kebun PT Sari Aditya Loka 1 berdasarkan klasifikasi iklim


Schmidth-ferguson termasuk kedalam kategori ikllim tipe A ( Tipe A= 0% ≤143%)
daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropis. Rata – rata Curah Hujan
( CH) 10 tahun terakhir dari 2008 – 2017 adalah 2 547.5 mm/tahun dan hari hujan
rata – rata selama 10 tahun terakhir adalah 212.3 hh/tahun. Bulan Basah tertinggi
terdapat pada bulan Desember (323.1 mm) dan Bulan Basah terendah pada blan
Agustus (111.1 mm). Data Curah Hujan dari tahun 2008 – 2017 dapat dilihat pada
lampiran 4.
Kondisi topografi pada kebun PT Sari Aditya Loka 1 merupakan lahan datar
(0-3%) hingga bergelombang dengan kemiringan (3-8%) Dengan ketinggian 80-90
meter diatas permukaan laut. Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan kelapa sawit,
kebun PT SAL I digolongkan dalam kelas lahan sesuai (Suitabable 2 S2) karena suhu
udara di wilayah perkebunan PT Sari Aditya Loka I berkisar 22 0-320C dan pada
umumnya jenis tanah di PT Sari Aditya Loka I yaitu jenis tanah Podsolik Merah
Kuning (PKM) dan gambut.
10

4.3 Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Kebun PT Sari Aditya Loka 1 memiliki areal konsesi seluas 15 377.25 ha


dengan total 25 afdeling. Kebun Inti I yaitu 3 499.28 ha,yang terdiri dari 6 afdeling
yaitu Alpha (OA), Brafo (OB), Carli (OC), Delta (OD), Eko (OE), dan Afdeling
Fanta (OF), Kebun Inti II seluas 1 845.03 ha, terdiri dari 3 afdeling yaitu OG, OH,
dan OI dan kebun Plasma seluas 8 972.08 ha, yang terdiri dari 12 afdeling yaitu AI,
BI, CI, DI, EI, F1I, F2I, GI, HI, II dan KI serta kebun KKPA seluas 1 060.86 ha,
ysng terdiri dari 4 afdeling yaitu CK, GK, JK, dan KK.
Pembagian luas dan tanam berbeda-beda untuk masing-masing afdeling dan
blok. Kebun PT Sari Aditya Loka I dilengkapi dengan unit pengolahan kelapa sawit.
Baik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan berkapasitas pengolahan 60 ton TBS/jam
dan fasilitas pendukungnya dibangun Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan,
Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dengan luas areal bangunan utama 6 271 m2.
Berikut adalah rincian luas areal kebun PT Sari Aditya Loka I dapat dilihat pada
(Tabel 1) dan (Tabel 2) Tata Guna Lahan. Peta Kebun Inti I dan Kebun Inti 2 dapat
dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 1 area konsesi PT Sari Aditya Loka I

Jumlah
Kebun Luas (ha) Jumlah Pokok
Blok
Produksi
Areal Tanaman
Inti I 129 3 499.28 3 338.30 420 821
Inti II 69 1 845.03 1 741.86 221 225
Plasma 285 8 972.08 8 972.08 1 132 286
KKPA 42 1 060.86 1 060.86 134 559
Total 525 15 377.25 15 113.10 1 908 891
Sumber: Kantor Besar PT Sari Aditya Loka I

Tabel 2 Tata guna lahan Kebun Inti I

No. Jenis Penggunaan Luas (ha)


11

1. Jalan utama (Main road) 13.24


2. Jalan koleksi (Collection road) 77.91
3. Perumahan OA/OB 10.22
4. Perumahan OC/OD 11.86
5. Perumahan OE/OF 13.53
6. Perumahan teknik 13.77
7. Perumahan staff 9.82
8. Gudang pupuk 3.49
9. Workshop (bengkel) teknik 4.65
10. Timbangan truk dan TBS (Loading) 2.49
11. Tanaman 3 338.30
Tota 3 499.28
l
Sumber: Kantor besar PT Sari Aditya Loka I

4.4 Keadaan Tanaman dan Produksi

Pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun PT Sari Aditya Loka I merupakan
jenis tenera varietas marihat. Jarak tanam yang digunakan di kebun PT Sari Aditya
Loka I adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m sehingga populasi per ha nya adalah 136
pokok/ha. Populasi tanaman Afdeling Brafo rata-rata adalah ± 127 pokok/ha,
berkurangnya tanaman karena terdapat pokok yang tidak produktif, pokok roboh,
terserang penyakit, dan pokok abnormal yang pada akhirnya mati. Populasi tanaman
pada Afdeling Brafo dapat dilihat pada (Tabel 3).

Tabel 3 Populasi tanaman kelapa sawit di Afdeling Brafo


12

Jumlah
Satuan Per
Blok Tahun tanam Luas (ha) populasi
Hektar (SPH)
(pokok)
OB 1 2001 33,01 4.525 137
OB 2 1998 25,85 2.452 95
OB 3 2000 23,00 3.027 132
OB 4 2004 26,20 3.493 133
OB5 2001 24,26 3.133 129
OB 6 2001 26,43 3.223 122
OB 7 2000 19,88 2.501 126
OB 8 1999 21,45 2.844 133
OB 9 2004 24,60 3.147 128
OB 10 1999 24,71 3.458 140
OB 11 2002 25,14 3.221 128
OB 12 1998 24,83 3.079 124
OB 13 1999 27,04 3.401 126
OB 14 2004 31,42 4.341 115
OB 15 2000 37,66 4.527 120
OB 16 2000 24,20 2.962 122
OB 17 2000 23,72 3.127 132
OB 18 2004 26,16 3.282 125
OB 19 1998 14,10 2.315 165
OB 20 1999 14,51 1.831 126
OB 21 2002 23,21 2.858 123
OB 22 2001 24,96 3.045 122
OB 23 1999 33,76 4.045 120
Total 580.1 73 837 127
Sumber: Kantor Afdeling Brafo (2017)
Produksi dan produktivitas dari suatu tanaman adalah sangat penting bagi
perusahaan. Jika hasil produksi dan produktivitas yang didapat perusahan tinggi
maka, keuntungan perusahaan akn meningkat dan lebih besar. Hasil produksi dan
produktivitas rata-rata pada perkebunan PT Sari Aditya Loka I pada 5 tahun terakhir
adalah Produksi 116 971 276 kg dan produktivitas 22 995.63 kg. Luas panen,
produksi, dan produktivitas kebun PT Sari Aditya Loka 1, 5 tahun terkahir dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Luas panen, produksi, dan produktivitas kebun PT Sari Aditya Loka
Tahu Luas Luas Pokok Produksi Produktivitas
13

produktif
n area (ha) Panen (ha) (kg) (kg/ha)
(Pokok)
2013 5 344.31 5 076.73 646 895 122 264 010 24 083.22
2014 5 344.31 5 089.31 647 369 114 216 510 22 442.44
2015 5 344.31 5 089.31 647 369 94 187 040 18 506.84
2016 5 344.31 5 089.31 639 770 150 629 640 29 597.26
2017 5 344.31 5 089.31 647 369 103 559 180 20 348.37
Sumber: PT Sari Aditya Loka I

4.5 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Perkebunan PT Sari Aditya Loka I adalah anak perusahan PT Astra Agro


Lestari, Tbk. PT Sari Aditya Loka I dipimpin oleh seorang Administratur, yang
bertanggung jawab secara langsung kepada direktur area. Administratur bekerja dan
bertanggung jawab dengan tugasnya dibantu oleh Kepala Tata Usaha (KTU), Kepala
Kebun, Kepala Teknik (Infrastruktur), dan kepala comunity development CDO).
Struktur organisasi PT Sari aditya Loka 1 dapat dilihat pada lampiran 6.
Perusahan PT Sari Aditya Loka I memiliki 3 kepala kebun yaitu: Kepala Kebun
Inti I, Kepala Kebun Inti II, dan Kepala Kebun Plasma dan KKPA. Tugas dan
tanggung jawab kepala kebun yaitu berkoordinasi baik melalui atasan (Administratur)
dalam rencana pelaksanan kegiatan budidaya hingga menghasilkan produksi,
mengadakan rapat atau riview dengan seluruh staff, kontrol kebun yang dilakukan
dalam setiap sekali dalam seminggu, memberikan penilain kerja kepada karyawan
atas pecapain kerja, membuat rencana tahunan (MRT) atau yang biasa dsebut Master
Budge, dan melakukan blusukan kepada karyawan untuk menjalin kerja sama antar
karyawan sehingga termotivasi untuk bekerja serta mengadakan kegiatan dalam
organisasi kebun seperti perayaan agama dan melaksanakan perlombaan.
Administratur PT Sari Aditya Loka 1 membawahi 3 orang kepala kebun, yaitu
masing-masing 1 orang untuk Kepala Kebun Inti I, Kepala Kebun Inti II, serta Kepala
Kebun Plasma (Hitam Ulu) dan KKPA. Kepala kebun bertugas mengkoordinasikan
pelaksanaan teknis dalam pengelolaan produksi tanaman yang tugasnya dibantu oleh
beberapa kepala afdeling.
Kepala Afdeling bertanggung jawab langsung kepada kepala kebun atas
pelaksanaan kegiatan pada areal yang tugasnya dibantu oleh beberapa kepala
Afdeling. Kepala afdeling bertanggung jawab langsung kepada kepala kebun atas
pelaksanaan kegiatan pada areal yang dipimpinnya.
Dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan di lapangan, Asisten Afdeling dibantu
oleh Mandor I dan beberapa mandor lainnya, sedangkan untuk kegiatan administrasi
di kantor dipegang oleh Krani Afdeling.

Pengelolaan sarana dan prasarana kebun seperti bangunan, infrastruktur jalan


dan jembatan, mesin-mesin, instalasi listrik, air, dan transportasi dipegang oleh
Kepala Teknik yang dibantu oleh 3 orang Asisten teknik yang masing-masing
14

bertugas sebagai kepala bidang operasional, kepala bidang plan and control, dan
kepala bidang support. Masing-masing asisten teknik dibantu oleh supervisor untuk
mengawasi kegiatan di lapangan. Pengelolaan administrasi dipegang oleh Kepala
Tata Usaha yang dibantu oleh kepala bagian personalia/umum (HRGA), Kepala
bagian gudang, dan Kepala bagian keuangan. Jumlah tenaga kerja PT Sari Aditya
Loka 1 dapat di lihat pada Tabel 5.

Tabel 5 . Jumlah Tenaga Kerja PT Sari Aditya Loka I


No. Status Jabatan Jumlah (Orang)
1. Staf
 Administratur 1
 Kepala Tata Usaha 1
 Asisten Afdeling 9
2. Karyawan Non staf 473
3. Karyawan Kontrak 93
Total 579
Sumber: Kepala Bagian HRGA, Kantor Besar PT Sari Aditya Loka 1

Berdasarkan tabel Ketenaga kerjaan diatas dapat dihitung Indeks Tenaga Kerja
(ITK) dimana perkebunan Inti 1 dan Inti 2 PT Sari Aditya Loka 1 memiliki jumlah
579 orang karyawan dan luas areal yang ditanamiseluas 5 080.16 ha, maka dapat
diperoleh ITK sebagai berikut:
Jumlah tenagakerja 579
ITK = = =0.11 orang/ha
Luas lahan ( ha ) 5343.31
Standar Indeks Tenaga Kerja (ITK) di perkebunan kelapa sawit adalah 0.2
orang/ha (Pahan 2012). Maka berdasarkan hasil Indeks Tenaga Kerja (ITK) diatas
dapat disimpulkan bahwa PT Sari Aditya Loka 1 (SAL-1) untuk Indek Tenaga Kerjaa
lebih rendah dari standar perkebunan, meskipun rendah perkebuan PT Sari Aditya
Loka 1 dapat menyelesaikan perkejaan kebun.
PT Sari Aditya Loka 1 memiliki 7 jam kerja dengan 6 hari kerja dalam
seminggu. Dalam pngganjian karyawan dilakukan dalam waktu 25 hari kerja dalam
sebulan, dilakukan dengan melalui ATM masing-masing karyawan. Gaji yang
dimiliki karyawa berupa gaji pokok dan premi. Gaji pokok PT Sari Aditya Loka 1
adalah Rp 2 273 000/bulan dalam waktu 25 hari kerja efektif. Fasilitas yang didapat
oleh karyawan harian tetap ( SKU) di PT Sari Aditya Loka 1 yakni: tempat tinggal
(Rumah), air, jaminan kesehatan (BPJS), poliklinik kebun (Polibun), serta tunjangan
beras 15 kg/bulan untuk perkerja, 9 kg/bulan untuk istri dan 7.5 kg/bulan untuk anak,
maksimal anak yang mendapat tunjangan sebanyak 3 orang.
15

5 PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

5.1 Aspek Teknis

Kegiatan PKL yang dilakukan di PT Sari Aditya Loka 1, Kebun Inti 1 Afdeling
Bravo yakni memiliki aspek teknis selama 4 minggu sebagai KHL mulai dari tanggal
6 Februari 2018 sampai dengan 28 April 2018. Waktu menjadi KHL penulis
melakukan kegiatan mulai dari apel atau biasa disebut lingkar pagi padda pukul 06.00
wib – 06.15 wib dan dilakukan bersama Asisten lapangan dan semua Mandor dan
pada pukul 06.15 – 6.30 wib apel pagi dengan karyawan.
Apel pagi dengan Asisten dan Mandor membahas membahas mengenai hasail
pekerjaan dan mengevaluasi hasil kerja kemarin, serta menanyakan kelengkapan alat,
baik alat panen, alat angkut TBS, serta alat perlindungan diri (APD) karyawan selama
bekerja. Pada apel pagi dengan mandor dengan karyawan membahas tentang
pekerjaan yang akan dilakukan, penggunaan alat, target yang akan dicapai, mengenai
alat pelindung diri (APD), serta menekankan kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
dan dilanjutkan oleh mandor 1 untuk memeberi arahan mengenai hasil produksi yang
di capai hari kemarin serta memeberi motivasi untuk selalu tetap menjaga kestabilan
saat bekerja. Dan dilanjut untuk Asisten memberi pengarahan mengenai standar
Operating Procedure (SOP) perusahaan, mengenai helm saat bekerja dan untuk
berkendara harus Standar Nasional Indonesia (SNI) baik didalam kebun maupunn
diluar kebun.
Untuk arahan tambahan yang disampaikan saat apel adalah mengenai kualitas
buah, penyusunan buah, pemberian cap (kode panen), pengutipan brondolan, dan
memasukan brondolan kedalam karung. Serta tidak lupa untuk penyampain sosial
masyarakat mengenai kebersihan pekarangan rumah, pembuatan pagar kolam, serta
mengingatkan untuk kesehatan anak-anak ke posyandu. Kegiatan apel pagi mandor
dengan asisten dan mandor dengan karyawan dapat dilihat pada Gambar 2.

a b.

Gambar 2 Kegiatan Apel Pagi (a). Apel pagi mandor dan Asisten ,(b). Apel pagi
mandor, Asisten dan Karyawwan
16

Kegiatan penulis selama menjadi KHL di PT Sari Aditya Loka 1, Kebun Inti
1, Afdeling Brafo yakni: pengendalian gulma, pemupukan, pruning, pengendalian
hama dan penyakit serta panen. Waktu yang dimulai dari pukul 07.00 – 14.00 WIB (7
jam kerja).

5.1.1 Pruning
Pruning adalah menjaga atau mengatur jumlah pelepah di pokok sesuai
kebutuhan pada tingkat umur tanaman dengan cara membuang pelepah yang tidak
berguna bagi tanaman sevara selektif. Yang bertujuan untuk menjaga suplai hara dan
air tidak terus menerus mengalir ke jaringan pelepah yang tidak produktif lagi. Bila
dibiarkan akan mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman, dan memudahkan
pekerjaan panen dan perawatan, serta meninngkakan efektifitas penyerbukan
(Polination).
Pekerjaan pruning di PT Sari Aditya Loka 1, Kebun Inti 1 Afdeling Brafo
dilakukan secara rutin setiap bulan dan juga merupakan pelaksanaan MRT. Standar
pelepah yang ditingalkan di pokok tergantung umur tanaman. Kondisi umur tanaman
yang ada di Afdeling Brafo yaitu >12 tahun maka standar pelepahnya 40-48 pelepah,
alat yang digunakan utnuk pruning adalah eggrek, dodos, karena ada beberapa
tanaman yang doyon ke tanah akibat kurang kuatnya stuktur tanah di lahan gambut,
sehingga masih dibutuhkan dodos.
Kegiatan pruning dilakukan dengan baik dan benar pemotongan dilakukan
sedekat mungkin dengan batang tanamn (mepet). Hal ini bertujuan untuk menjaga
agar brondolan tidak menyangkut di ketiak pelepah yang dipotong. Pelepaha yang
sudah dipotong dari pokok lalu dipotong lagi menggunakan kapak menjadi dua,
tujuannya untuk memermudah penyusunan di gawang mati. Dalam kegiatan pruning
kebun PT Sari Aditya Loka 1 memakai norma 0,2 HK/ha dalam kondisi pruning
ringan. Tetapi realisasi pruning di lapangan adalah 0.4 HK/ha. Hal ini disebabkan
tidak sesuai dengan kenyataan. Hasil kerja penulis pada kegiatan pruning tidak ada,
karena pihak kebun tidak memperbolehkan penulis untuk menggunakn eggrek.
Penulis hanya membantu dalam penyusunan pelepah di gawangan mati. Proses
Pruningdapat dilihat pada Gambar 3.

a
b
a. Pemotongan pelepah (pruning) b. Tempat penyusunan pelepah ke
gawang mati.
Gambar 3 Kegiatan Pruning Tanaman Menghasilkan: (a) Pemotongan pelepah,
(b) Tempat penyusunan pelepah ke gawang mati
17

5.1.2 Pemupukan
Pemupukan adalah usaha dalam memberikan unsur hara yang dibutuh oleh
tanaman agar produksi dan mutu hasil tanaman dapat meningkat. Tujuan pemupukan
adalah meningkatkan produktifitas dan kualitas kelapa sawit. Pemupukan Jenis pupuk
yang digunakan di Afdeling Brafo adalah pupuk organik dan an-organik. Untuk
pupuk organik yang digunakan adalah abu Boiler dan tandan kosong (TKKS) dan
pupuk yang digunakan untuk an-organik adalah pupuk NPK 17-7-21, NPK 15-6-24,
Kieserit, Dolomite, Kaptan, CuEDTA, ZnEDTA, dan Borate. Untuk melakukan
pemupukan didasarkan pada pengambilan sampel daun/leaf sampling unit (LSU)
setiap 1 tahun dan sampel tanah setiap 5 tahun

5.1.2.1 Pemupukan Organik


Pemupukan tandan kosong (TKKS) adalah proses pemberian tandan
kosong ke blok secara manual. Yang bertujuan untuk mengambalikan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Pemupukan organik yang dilakukan pada kebun
PT Sari Aditya Loka 1 adalah pemupukan tandan kosong (TKKS). Dimana
pemupukan tersebut dilakukan dengan cara manual dan mekanis. Alat yang
digunakan untuk pemupukan tandan kosong yaitu: Winkos, Angkong, Garuh,
dan perlengkapan APD seperti, sepatu booth, masker, helm. Dan sarung tangan.
Alat dan APD pemupukan organik (TKKS) dapat dilihat pada Gambar 4.

a b c
Gambar 4 (a) Helm dan Garuh, (b) Winkos, (c) Angkong

Dalam pengaplikasian pupuk tandan kosong dilakukan dalam setiap 1 tahun


sekali. Pupuk organik ini sangat mendukung untuk menamah unsur hara pada tanah,
pemupukan organik pada Afdeling Brafo dilakukan per Blok By Blok, yang dimaksud
adalah dilakukan setiap blok dengan tuntas. Sebelum melakuan pemupukan tandan
kosong perlu dilakukan kalibrasi dosis per pokok yang sudah di rekomendasikan oleh
perusahan. Hasil kalibrasi pupuk organik (TKKS) dapat di lihat pada Tabel 6.
18

Tabel 6 Hasil Kalibrasi Pupuk Organik (TKKS)

No Dosis (Kg)
Ulangan 1 235
Ulangan 2 240
Ulangan 3 230
Rata-rata 235
Sumber : Hasil Kalibrasi penulis (2018)

Pada pemupukan organik (TKKS) dilakukan setelah apel pagi selesai,


kemudian dilakukan pengaplikasian pupuk organik. SOP dalam pemupukan organik
adalah membuat planing pemupukan serta terget dalam penyelesaian pemupukan,
pupuk di ambil dari hasil pengolahan TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Mandor
pupuk menerima borang/bon dari supir transport yang sudah direkomendasikan
dibuat oleh Mandor 1 dan ditanda tangani oleh Asisten, Kepala Kebun,
Administratur, Kepala Pabrik, dan Kepala Tranport. Kalibrasi dosis pupuk dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Kalibrasi Dosis pupuk (TKKS)

Peletakan pupuk yang dibawa oleh tarnsport di arahakan oleh mandor pupuk,
dan ditumpukan sesuai kebutuhan lapangan dalam per blok. Berat pupuk organik
(TKKS) adalah berbeda-beda, rata rata dalam 1 truk mencapai 5.000 kg (5 ton).
Kebutuhan pupuk terantung jumlah luas lahan dalam satu blok. Dosis pupuk organik
per pokok adalah 230 kg/pokok, sehingga untuk kebutuhan dalam satu blok dapat
dikalikan dengan jumlah satuan tanam per hektare.
Untuk pengamplikasian pupuk organik dilakukan oleh karyawan pupuk, untuk
peletakan pupuk organik berada diantar baris pokok tanaman kelapa sawit, atau di
gawangan mati. Pengamplikasian pupuk organik dapat dilakukan dengan alat manual
dan mekanis tergantung jenis areal lahan kebun.
19

Standar Operasional Procedure di PT Sari aditya Loka 1 untuk aplikasi


pemupukan organik yaitu 1 HK/trip ( TKKS) untuk alat manual angkong, dan untuk
alat mekanis standar yang di butuhkan adalah 1 HK/1trip. Pengamplikasian pupuk
organik dapat dilihat pada Gambar 6.

a b

3m

c 2M

Gambar 6 (a) Pengisian Pupuk Organik (TKKS)(b) penyusunan Pupuk Organik


(TKKS), (c) Ukuran Pengamplikasian pupuk organik (TKKS)

5.1.3 Pemupukan An-organik


Dalam pengamplikasian pupuk an-organik dengan mekanis di PT Sari Aditya
Loka 1 menggunakan 2 cara yaitu: manual dengan menggunnakan mangkok/takaran
dan sendok dan mekanis menggunakan Conycom dan Fertilizer Spreader. Alat
pengaplikasian pupuk yang digunakan di kebun Afdeling Brafo adalah Fertilizer
Spreader.
Dalam pemupukan di kebun PT Sari Aditya Loka 1 menggunakan sistem Blok
Manuring Sysitem (BMS) dengan pengaplikasian pupuk terfokus dalam satu wilayah
dan dikerjakan blok per blok, serta menggunakan karyawan gabungan antar Afdeling
Alfa - Bravo dan Charli. Bertujuan agar mempermudah perkerjaan dan mempercepat
target pemupukan yang sudah di planing serta pengawasan yang terjaga.
Karyawan pupuk memiliki ancak masing masing tergantung berapa jumlah
karyawan dalam melakukan pemupukan, dan mengambil pupuk dalam jaluran yang
sudah diecer oleh pemuat, serta metode pengaplikasiannya mulai dari pasar kontrol
(tengah) hingga ke depan.
20

Prinsip pemupukan di Kebun PT Sari Aditya Loka 1 menggunakan prinsip 4 T,


yaitu tepat jenis, tepat cara, tepat dosis, dan tepat waktu, bertujuan agar kebutuhan
hara terpenuhi dengan baik. Prinsip tersebut sangat berpenagaruh terhadap biaya yang
dikeluarkan Perusahaan untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Dalam melakukaan pengamplikasian pupuk harus sesuai dengan SOP yang
sudah di terapkan perusahaan sehingga pupuk dilakukan dengan maskimal. Jalur
pengaplikasian pupuk dapat dilihat pada Gambar 7.

Jalan koleksi (Colection Road)

X X X X X X Jalan
X utama
X (MainXRoad) X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X

Jalan koleksi (Colection Road)

Gambar 7 Alur pengamplikasian pupuk per jalur dari pasr kontrol

Pemupukan dilakukan setelah apel pagi dengan mandor 1 dan mandor pupuk
Kemudian melakukan arahan dengan mandor kepada karyawan mengenai jenis
pupuk yang akan di tabur, dosis pupuk, dan cara pengaplikasiannya. Pemupukan
dilakukan mulai dari pasar kontrol, kemudian mandor 1 dan mandor pupuk mengecek
kelengkapan alat dan APD yang digunakan oleh pemupuk. Kegiatan proses
pemupukan tanaman kelapa sawit terdapat pada Gambar 8.
21

a. b.
Gambar 8 Kegiatan proses pemupukan tanaman kelapa sawit: (a) Apel pagi dengan
Mandor 1 dan mandor pupuk beserta karyawan pupuk, (b) Pengeceran
pupuk
Mandor pupuk mendampingi untuk pengambilan pupuk kegudang dan
beberapa karyawan pupuk untuk memuat pupuk ke truk dan membawa borang/bon
permintaan barang yang sudah di planingkan dan di tanda tangani oleh Asisten
Afdeling, Kepala Kebun, Admistratur, Kepala Tata Usaha, dan di akhir di acc oleh
Kepala Gudang pupuk. Kemudian manodr pupuk mengahkan karyawan pupuk untuk
memuat dan mengecer pupuk ke dalam blok.
Pupuk lalu diecer oleh pemuat dengan mengikuti intruksi dari mandor pupuk.
Pupuk diecer dan di letakan di depan jalur/path dengan pembagian yang sudah di
arahkan oleh mandor pupuk dengan jumlah yang sudah ditentukan. Penaburan pupuk
pada setiap pringan (Circle) di letakan sesuai dengan jenis pupuk dan dosis yang
direkomendasikan. Pemupukan dilakukan dari pasar tengah/pasar kontrol.
Pemupukan dimulai dari pembukaan karung, pengisia ke dalam ember pupuk, dan
penaburan pupuk serta pengumpulan karung, kemudian karung dicuci dan di jemur
lalu dikembalikan ke gudang. Proses pengambilan pupuk dan memuat ke
transportasi/truk dapat dilihat pada Gambar 9.

a. b. c.

Gambar 9 (a) Borang/Bon pupuk, (b) Gudang susunan pupuk, (c) Proses muat

Selama kegiatan PKLpenulis mengikuti kegiata pemupukan yakni NPK 15-6-


24, Kaptan, CuEDTA, ZnEDTA, dan Borate. Penggunaan ukuran dosis dalam
pemupukan berbeda beda mulai dari skala kecil sampai skala besar sesuai dengan
dosis dan jenis pupuk yang di aplikasikan. Untuk skala besar menggunakan mangkok
dan skala kecil menggunakan sendok dan takaran deterjen Smart.
22

Dalam pengaplikasian pupuk hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan


dosis hal ini bertujuan untuk memaksimalkan jumlah pupuk yang akan di tabur.
Sehingga pemupukan harus dilakukan dengan efektif dan efesien. Untuk menentukan
ukuran atau dosis pupuk perlu dilakukan kalibrasi takaran pupuk terlebih dahulu.
Yang bertujuan untuk ketepatan dalam dosis perpokok tanaman dilapangan. Dalam
melakukan kalibrasi takaran dosis pupuk di PT sari Aditya Loka 1 dilakukan oleh
mandor pupuk sehari sebelum proses pemupukan dilakukan.
Penulis mengkalibrasi takatan pupuk berskala besar yaitu mangkok berbahan
plastik yang biasa digunkan karyawan pupuk. Untuk jenis pupuk yang penulis
kalibrasi adalah pupuk NPK 15-6-24 dan Kaptan (CaCo3). Hasil Kalibrasi takaran
pupuk dengan menggunakan mangkok plastik dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar
10.

Tabel 7 Hasil kalibrasi takaran dosis pupuk NPK 15-6-24

Jenis Ulangan Berat mangkok Berat Rata-


Pupuk Bersih rata (g)
1 (g) 2 (g) 3 (g) 1 (g) 2 (g) 3 (g)
NPK 15-
550 540 530 50 40 45 1485 495
6-24
Kaptan
520 540 530 50 45 40 1455 485
(CaCO3)
Sumber: Hasil pengamatan penulis (Februari 2018)

Gambar 10 Kalibrasi dosis pupuk NPK 15-6-24

Tujuan untuk kalibrasi pupuk dilakukan agar mengetahui dosis dan keteapatan
pupuk yang akan diaplikasikan dalam tanaman yang direkomendasi perusahaan.
Sehingga pada waktu pemupukan berlangsung, dosis yang sudah di rekemondasikan
dapat diaplikasikan dengan tepat, tanpa ada kelebihan atau kekurangan pupuk.
23

Pemupukan juga perlu dilakukan dengan ketapatan cara mupuk, minimal jarak
pengaplikasian pupuk 150 cm dari batang tanaman. Pengamplikasian pupuk
dipringan dengan menggunakan jenis pupuk (NPK 15-6-24, Kaptan, Dolomite, dan
Kieserit) dan pengaplikasian di akar jenis pupuk (Borate), dan pengaplikasian pupuk
dengan cara membuat lubang dan menanam adalah jenis pupuk CuEDTA dan
ZnEDTA. Untuk pengaplikasian pupuk dapat dilihat pada Gambar 11.

a. b. c.

Gambar 11 Pengaplikasian pupuk: (a) piringan, (b) akar,(c) lubang

Pengamplikasian pupuk Anorganik di PT Sari Aditya Loka 1 dengan


menggunakan mekanis yaitu speader, alat mekanisasi ini digunakan di Afdeling
Brafo. Cara kerja alat ini dengan menyemburkan pupuk ke setiap gawan mati. Dalam
pengaplikasian pupuk ini tidak tepat pada tempat pemupukan yaitu dipiringan.
Penggunaan alat mekanis ini adalah faktor utama perusahaan tidak menggunakan
prinsip tepat tempat. Speader digunakan dalam jenis tanah mineral. Adapun
kelebihan dari alat ini peninngkatan produktifitas hasil kerja, efisien waktu dan biaya
(cost), dan yang paling penting hemat tenaga kerja. Norma pengaplikasian pupuk
mekanis adalah 0,1 HK/ha. Alat pengaplikasian pupuk mekanis dapat dilihat pada
Gambar12.

a. b.

Gambar 12 mekanisasi pupuk : (a). Pembukaan karung, (b). Penuangan

Dalam pengaplikasian pupuk di PT sari Aditya Loka1 di aplikasikan atas dasar


rekomendasi dari kantor pusat. Pemupukan dilakukan waktu awal musim hujan.
Waktu pemupukan diatur oleh perusahaan dengan baik, agar waktu pengaplikasian
24

pupuk tepat pada waktu yang ditetapkan. Ketepatan waktu pemupukan dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Ketepatan waktu pemupukan
Bulan
Jenis Pupuk
Perencanaan Realisasi
NPK 15-6-24 Februari – April Februari – Maret
NPK 17-7-21 Februari – April Februari – Maret
Kaptan (CaCO3) Februari – April Februari – Maret
Borate Februari – April Februari – Maret
CuEdta Februari – April Maret – April
ZnEdta Februari – April Maret – April
Sumber: Kantor Besar PT Sari Aditya Loka 1
perhitungan kebutuhan tenaga kerja pengaplikasian pupuk pada 1 blok dalam
jumlah dosis pupuk yang berbeda-beda, dosis 2kg dan 4 kg. Berikut dihitung dengan
rumus:

a) Dosis 2 kg = norma 0.2 HK/ha


Kebutuhan tenaga kerja = Luas lahan OB 13 x norma pemupukan
= 27.04 ha x 0.2 HK/ha
= 5.4 HK atau di 5 HK
b) Dosis 4 kg = norma 0.3 HK/ha
Kebutuhan tenaga kerja = Luas lahan OB 13 x norma pemupukan
= 27.04 ha x 0.3 HK/ha
= 8.1 HK atau di 8 HK
Karyawan pupuk diupah sesuai dengan gaji pokok yang dirapkan perusahaan
yaitu Rp 90 920/hari. Premi didapat jika jumlah HK perencanaan lebih kecil dari
realisasi di lapangan.

5.1.4 Pengendalian Gulma


Gulma adalah tanaman yang kehadiranya tidak diinginkan pada lahan pertanian
karena menurunkan hasil yang bisa di capai oleh tanaman utama sehingga perlu
dilakukan pengendalian. Dalam pemeliharaan tanaman menghasilkan khususnya
pengendalian gulma faktor yang sangat penting dalam dunia perkebunan kelapa
sawit.
Pengendalian gulma bertujuan untuk mengurangi persaingan antara tanaman
vegetasi dan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, air, dan cahaya serta
mempermudah proses kegiatan kebun. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
cara manual dan kimiawi. Perebunan di PT Sari Aditya Loka 1 melakukan
pengendalian gulma dengan cara kimiawi dan manual. Meliputi menyemprot pasar
pikul (gawangan), pasar tengah (kontrol), piringan, dan semprot tumbuhan lihar yang
berada di gawangan mati.
25

Herbisida yang dilakukan dalam pengendalian gulma secara kimia adalah


herbisida kontak. Herbisida kontak adalah herbisida yang bekerja secara efektif
dengan mematikan jaringan tumbuhan yang terkena semprot melalui daun dan batang
dan masih mengalam fotosintesis. Pengaplikasian herbisida dilakukan dengan cara
penyemprotan menggunakan Knapsack sprayer jenis SOLO dengan kapasitas 15
liter dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Knapsack sprayer di PT Sari Aditya Loka 1

Penyemprotan untuk pengendalian gulma harus sesuai dosis, jenis herbisida,


dan sasaran gulma yang akan di kendalikan. Alur penyemprotan searah dengan
barisan atau jalur tanaman dari gawan ke gawang yang lain. Pengendalian gulma
merupakan kegiatan yang rutin dilakuakan secara berulang. Pengendalian gulma di
PT SAL-1 dilakukan atas dasar penerapan manajemen rawat terpadu (MRT) dengan
rotasi 90 hari (4 kali setahun).
Rotasi MRT diberi simbol Huruf sesuai abjad yaitu: rotasi A, B, C, dan D.
MRT adalah sistem pelaksanaan pekerjaan rawat TM (Circle, Gawangan, dan
Prunning) yang dikerjakan secara tuntas/selesai dalam waktu yang sama pada setiap
blok yang dikerjakan. Kegiatan MRT ini bertujuan untuk memperbaiki sistem rawat
dan kontrol dengan pola rawat terpadu dengan harapan dapat memperbaiki beberapa
aspek seperti: kontrol supervisi (Mandor) yang lebih efektif, kualitas hasil kerja
standar, produktivitas kerja meningkat, dan efisiensi penggunaan supervisi.
Pengendalian gulma secara kimia di gawangan (Weeding chemis) menggunakan
herbisida Gramoxone dan Garlone dengan masing-masing dosis 350cc/ha. Dalam
teknik pengendalian gulma (Weeding chemis) norma yang dilakukan adalah 0.26
HK/ha atau 3.8 ha/HK (1 ha= 2,5 jalur). Karyawan dapat menyelesaikan lebih dari
3.8 ha dan penulis 1 ha atau 2,5 jalur. Pengendaian gulma di TPH dilakukan secara
kimiawi menggunakan herbisida gramoxone.untuk norma pengendalian di TPH
adalah 0.03 HK/ha. Pengendalian gulma dan herbisida yang digunakan dapat dilihat
pada Gambar 14.
26

a. b. c.

Gambar 14 Pengendalian Gulma: (a) Penyemprotan, (b) Bahan pestisida


sistemik (c). Bahan pestisida kontak

Pengendalian gulma secara manual yaitu garuk piringan, babat gawangan. Alat
yanng digunakan untuk pengendalian gulma manual adalah parang babat, garuk
(berbentuk seperti cangkul). Parang babat digunakan untuk membabat pakis yang
sudah tinggi dan tidak boleh di pangkas habis karena pakis berfungsi sebagai penutup
tanah, kemudian membabat anak sawit dan anak kayu, kerisan, keladi, bambu dan
gulma berdaun lebar. Penebasan gulma dilakukan dengan menebas hingga tersisa
sampai 5-10 cm dari permukaan tanah. Untuk norma pengendalian gulma
digawangan (Weeding manual dan dongkel anak kayu) yaitu 1 HK/ha. Karyawan
mendapat prestasi kerja sesuai norma yang diberikan perusahaan (1 HK/ha). Untuk
prestasi penulis 0.5 ha.
Untuk pengendalian dengan garuk (Circle weeding manual/ CWM), yang
berfungsi untuk membersihkan areal dalam piringan ke luar piringan. Diameter untuk
menggaruk piringan minimal 1.5 m dari pangkal batang tanaman. Piringan
dibersihkan dari semua jenis gulma daserasah bekas pelepah kering. Norma untuk
CWM adalah 2 HK/ha ( 1 ha = 2,5 jalur). Prestasi karyawan dalam pengendalian
gulma dipirangan sesuai dengan norma yang di tetapkan perusahaan dengan
kerapatan gulma yang cukup tinggi. Kegiatan garu piringan dan alat pengendalian
gulma manual dapat dilihat pada Gambar 15.

a. b.

c. d.
27

Gambar 15 Kegiatan pengendalian gulma dan alat: (a). Sebelum di garu, (b). Proses
penggaruan, (c). Hasil penggaruan, (d). Alat Pengendalian

5.1.5 Hama
Hama adalah organisme yang dapat menurunkan hasil produksi dan tidak
diinginkan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit. Hama yang menyerang tanaman
kelapa sawit dapat menimbulkan kerusakan berat bahkan menyebakan kematian
tanaman. Akibat kerusakan hama dan penyakit perlu dilakukan pemberantasan dan
pengendalian hama.
Pemeberantasan yang dimaksud adalah memberantas semua populasi hama
yang ada didalam kebun, sedangkan pengendalian adalah mengurangi, menekan
perkembangan hama sampai dibawah batas ambang ekonomi. Pengendalian hama
dilakukan setelah diketahui besar atau kecilnya tingkat serangan hama tersebut.
Kebun PT Sari Aditya Loka 1 merapkan sistem peringatan dini atau EWS
(Early Warning System) yang dilakukan mandor HPT untuk melihat intesitas
serangan hama yang menyerang tanaman kelapa sawit, khususnya ulat api. EWS
dilaksanakan dengan cara mendeteksi perkembangan ulat api melalui sensus ulat api.
Sensus tersebut akan memberikan hasil mengenai jenis ulat, intesitas serangan, dan
luas serangan. Berdasarkan data tersebut maka dapat ditentukan waktu dan teknik
pengendaliannya.
Cara sensu untuk mendeteksi serangan hama dan penyakit dilakukan dengan
menetukan Titik Sampel (TS) da Pohon Sampel (PS) terlebih dahulu. Dalam
penentuan sampel 1 pokok mewakili 1 hektare, dalam selang baris 13 baris
berikutnya.
Penentuan baris dimulai pada baris ke-3 dan tanaman ke-5 dari pinggir blok dan
menyesuaikan luas lahan tersebut. Titik sampel tersebut brtujuan untuk mendeteksi
serangan hama ulatapi, daun yang diamati menjadi sampel yaitu daun ke-17 dengan
menggunakan alat eggrek. Pengamatan EWS terdiri dari 3 tahap yaitu deteksi rutin,
deteksi spesial, dan deteksi ulang.
Deteksi rutin merupakan pengamatan sampel yang dilakukan setiap bulannya
secara rutin. Deteksi spesial dilakukan selama 3 hari jika terdapat serangan pada pohon
sampel, dengan demikian dapat dilihat secara detail kondisi serangan sehingga dapat
ditentukan pengendalian yang akan dilakukan. Pengamatan pada deteksi spesial
dilakukan kembali pada 7 hari, 14 hari, dan 21 hari setelah ditemukannya serangan.
Pada deteksi ulang, dapat diketahui persentase penurunan hama setelah
dilakukannya pengendalian dan memberikan pencegahan atau pengendalian dengan
menanam tanaman inang Turnera Subulata dan Casia Sp. Norma pengamatan hama
adalah 0.03 HK/ha. Klasifikasi hama ulat api dan ulat kantung dapat dilihat pada
Tabel 9.
28

Tabel 9. Klasifikasi tingkat serangan ulat api dan ulat kantung


TBM TM
Jenis Ulat
Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat
S. nitens <3 3–4 ≥5 <7 7–9 ≥ 10
T. asigna <3 3–4 ≥5 <7 7 -9 ≥ 10
T. bisura < 7 7–9 ≥ 10 < 15 15 - 19 ≥ 20
Ulat api
P. didugta < 7 7 -9 ≥ 10 < 15 15 - 19 ≥ 20
Dama < 15 15 – 24 ≥ 25 < 35 36 - 49 ≥ 50
trima
Mahasena < 3 3–4 ≥5 <7 7–9 ≥ 10
corbeti
Ulat
M. plana < 25 25 – 34 ≥ 35 < 50 50 – 69 ≥ 70
kantong
C. < 30 30 – 34 ≥ 35 < 65 65 – 89 ≥ 90
pendula
Sumber: Petugas HPT, PT Sari Aditya Loka 1 kebun inti 1

Pengamatan hama ulat api dan ulat kantung yang dilakukan penulis selama
menjadi KHL di Blok Brafo (OB) 12 bersama mandor, hasilnya adalah nihil atau
tidak ada hama tetapi serangan sedikit. Hama ulat api dikendalikan dengan
menggunakan musuh alami yaitu Sycanus dichotomus. Musuh alami ini banyak
ditemukan di tanaman Antigonon sp. Kebun Inti 1 memiliki penangkaran Sycanus
dichotomus yang terletak di perumahan Afdeling Fanta. Berikut tempat penangkaran
Sycanus dichotomus dan tanaman Turnera cubulata dan Antigonon sp. dapat dilihat
pada Gambar 16.

b.
a.
29

c d.
b.
Gambar 16 (a).Penangkaran Sycanus dichotomus, (b) Sycanus, (c) Turnera
subulata, (d). Antigonon sp.

5.1.6 Penyakit
Penyakit adalah adalah Organisme pengganggu tanaman yang berasal dari
Jamur, bakteri dan virus yang dapat merugikan secara ekonomi bahkan dapat
menyebabkan kematian pada tanaman. Penyakit yang ada dikebun PT Sari Aditya
Loka 1 di kebun Inti 1 Afdeling Brafo adalah penyakit busuk pangkal batang
(Ganoderma boninense.) dan penyakit busuk pucuk (Spear Rot). Penyakit busuk
pangkal batang disebabkan oleh Ganoderma boninense. Sedangkan penyakit busuk
pucuk disebabkan oleh Cendwan (Phytophthora palmivorus), (Cerocytis paradoxa)
dan Bakteri (Erwiniea carotovora).

5.1.6.1 Penyakit busuk pangkal batang


Penyakit ganoderma sering disebut dengan penyakit lahan, karena pengusahaan
lahan monokultur secara berulang dengan jangka waktu yang panjang, dan dapat
menurunkan kualitas lahan yang disebakan oleh terjadinya penurunan kualitas fisik
tanah, biologi dan kimia tanah. Kondisi yang mendukung serangan Ganoderma
boninense. Terdapatnya resting body atau sumber inokulum lain serta kondisi lahan
yang memungkinkan terjadinya serangan, infeksi sekunder oleh akar tanaman
terserang, menurunnya populasi dan keragaman mikrobaantagonis dan penurunan
status hara tanaman yang menyebabkan ketahanan tanaman menurun.
Gejala serang busuk pangkal batang dimulai dari daun patah dan menggantung
atau daun tidak membuka, daun mengering dan mati, mulai muncul miselium (bakal
jamur) pada pangkal batang dan di batang, kemudian tumbuh tubuh buah
(basidiokarp) pada pangkal batang dan di batang serta penampang bagian dalam
batang pangkal batang berwarna cokelat muda dengan jalur – jalur tidak beraturan
berwarna lebih gelap (pseudosklerotium). Berikut gambar proses serangan penyakit
ganoderma dapat dilihat pada Gambar 17.
30

a. b. c.

d. e.
Gambar 17 Gejala proses serangan penyakit Ganoderma : (a). Tanaman yang
terserang, pelepah patah dan daun mengering, (b). Mulai muncul
miselium (bakal Ganoderma sp.), (c). Miselium semakin besar,
(d). Tubuh buah ( basidiokarp) pada pangkal batang, (e). Bagian
dalam batang berwarna cokelat muda dan bergaris-garis tidak
beraturan

Pada hasil pengamatan penulis dalam sensus penyakit Ganoderma boninense


pada blok OB 22, 8, 10 selama 3 bulan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengamatan penulis dalam sensus peyakit Ganoderma boninense Blok OB
22, 8, 10
Luas Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Persentase
Blok lahan pokok pokok pokok
pokok/blok (100 %)
(ha) mati sampel terserang
22 24.96 3 045 32 3 013 7 0.2
8 21.45 2 844 28 2 824 14 0.5
10 24.71 3 458 16 3 442 3 0.08
Total 71.12 9 347 76 9 271 24 0.81
Sumber: Hasil pengamatan Penulis selama PKL PT Sari Aditya Loka 1

Cara sensus Ganoderma boninense adalah menjalani setaip baris tanaman


dimulai dari pinggir lahan bagian (Barat) pada baris pertama sampai bagian (Timur)
31

baris terakhir. Form data sensus Ganoderma boninense. Sensus global dilakukan
dengan bantuan pemanen. Pada saat panen, pemanen wajib melaporkan pokok yang
mempunyai gejala serangan Ganoderma boninense seperti adanya badan buah pada
pokok dan pangkal batang dan pelepah menggantung mengering kepada mandor
panen kemudian dilaorkan kepada Kepala Afdeling Asisten lapangan an Asisten
HPT.
Sistem monitoring penyakit busuk pangkal batang diklasifikasikan dalam tingkat
serangan Ganoderma boninense berdasarkan tingkat/kondisi serangan dapat dilihat
pada Tabel 11.

Kriteria Penyakit Ganoderma


Warna Simbol Keterangan
Tanaman sehat dan tidak terdapat gejala seragan pada
Hijau H pangkal batangnya. Atau tanaman mengalami
peyembuhan menjadi sehat dan normal.
Tanaman tanpak sehat dan tidak merana tetapi pada
Kuning K pangkalnya terdapat gejala atau tanda serangan
Ganoderma.
Tanaman tanapak sakit dan merana, gejala atau tanda
Merah M serangan Ganoderma dapat dilihat pada panngkal batang
dan pada tajuk.
Tanaman tumbang dan sisa-sisa tunggulnya masih dapat
Hitam T
ditemukan tubuh buah Ganoderma.
Tanaman tumbang dan sisa-sisa tunggulnya sudah tidak
Putih P
berbekas.
Tabel 11. Klasifikasi tingkat serangan Ganoderma boninense

Pemanen terlebih dahulu diberikan sosialisasi mengenai gejala serangan


Ganoderma boninense oleh Kepala Kebun, dan Asisten lapangan maupun Asisten
HPT. Asisten HPT menyusu laporan hasil sensus yang sudah dipetakkan sesuai
masing-masing kategori. Hasil peta sensus dilaporkan kepada kepala kebun masing-
masing dan selanjutnya dilakukan verifikasi bersama dengan bagian Proteksi
Tanaman untuk memastikan ada atau tidaknya gejala serangan Ganoderma boninense
sesuai laporan yang ada, hasil sensus poko yang terinfeksi Gaoderma boninense
selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam tindakan pengendalian dan segera
dilakukan pengendalian.

5.1.7 Penyakit busuk pucuk


Penyakit busuk pucuk atau disebut istilah ( Spear rot) merupakan penyakit
yang menyerang tanaman kelapa sawit bagian kuncup. Penyakit ini menyebabkan
tanaman tidak normal, tumbuh menjadi kerdil, pertumbuhan menjadi lambat dan
tidak akan membentuk buah. Pada umum nya penyakit ini menyerang tanaman muda,
tetapi ada juga dalam tanaman tua. Penyebab utama penyakit adalah serangga yang
32

menyerang daun tombak seperti Oryctes. Infeksi serangga tersebut diikuti oleh
beberapa jenis jamur atau bakteri pembusuk. Hasil isolasi dari bagian tanaman yang
terinfeksi dijumpai beberapa jenis jamur seperti botryodiplodia, phomopsis dan
phytopthora dan dari bakteri pseudomonas, erwinia sp. Gejala dan ciri-ciri serangan
penyakit busuk pucuk pada tanaman kelapa sawit adalah yang ditandai dengan
mengering pada pupus, bagian kuncup daun akan membengkok atau melengkung,
bagian pelepah tengah patah. Dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Penyakit busuk pucuk (Spear rot)

Pada hasil pengamatan penulis dalam sensus penyakit Busuk pucuk pada blok
OB 22, 8, 10, selama 3 bulan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengamatan penulis dalam sensuspeyakit Busuk pucuk Blok OB 3, 7, 17


Luas Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Persentase
Blok lahan pokok pokok pokok
pokok/blok (100 %)
(ha) mati sampel terserang
3 23.00 3 027 12 3 015 3 0.09
7 19.88 2 501 15 2 486 0
17 23.72 3 127 12 3 115 2 0.06
Total 66.6 8 655 39 8 616 5 0.15

5.1.8 Pemanenan
Panen merupakan suatu kegiatan memotong seluruh buah yang layak panen
oleh karyawan pemanen dan mengumpulkan buah ke Tempat Pengumpulan Hasil
(TPH) sampai proses pengangkutan hasil ke pabrik dengan efektif dan efesien. Dapat
dilihat pada Gambar 19.
33

a. b. c.
Gambar 19 Pemanenan: (a). Pemotongan buah sawit, (b). Pengumpulan TBS,
(c).Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

Panen merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit yang
bertujuan untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak
dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya
panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur
produktif yang lama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan antara lain,
pelaksanaan ketentuan panen baik sistem panen, rotasi panen, kriteria buah matang,
dan persentase brondolan, pelaksanaan angkutan panen sesegera mungkin ke pabrik,
dan pelaksanaan pengolahan secepat mungkin.
Rotasi merupakan faktor yang menentukan untuk mendapatkan hasil panen
yang tinggi dan biaya semaksimal mungkin. Dalam kegiatan panen di kebun PT Sari
Aditya Loka 1 meliputi persiapan panen, rotasi panen, peralatan panen, kriteria
matang panen dan kualitas buah serta basis atau ouput panen.
Kriteria matang panen panen pada perkebunan PT Sari Aditya Loka 1 adalah 1
butir brondolan lepas secara alami di piringan atau asal membrondol. Rotasi panen
yang digunakan adalah rotasi 6/7 untuk kerapatan panen normal dan untuk kerapatan
yang rendah rotasi tertinggi adalah 8/10.

Pemanenan dimulai dari persiapan alat panen seperti: eggrek, kapak,


cap/stempel. Pemotongan pelepah dan TBS sesuai dengan keriteria matang panen,
pelepah disusun di gawangan mati, TBS dan brondolan diletakan di path, tangkai
TBS dipotong seperti bentuk huruf V (Cangkam Kodok) maksimal panjang tangkai 2
cm, TBS diberi stempel/kode pemanen, dan selanjutnya berlangsung seperti semula.
Dapat dilihat pada Gambar 20.

a. b. c.

Gambar 20 Proses panen: (a). Pemotongan buah, (b). Pembuatan Cangkam kodok,
(c). Pemberian stempel
34

Stempel memberikan fungsi sebagai kode pemanen, jika ada pelanggaran yang
dilakukan pemanen, pengambilan buah mentah. Maka akan diberikan sangsi kepada
karyawan, melihat seberapa besar pelanggaran dilakukan. Pengambilan buah mentah
akan diberikan sangsi maksimal Rp 3000/buah.
Standar luas panen pada Kebun PT Sari Aditya Loka 1 khususnya Afdeling
Brafo adalah norma 5 ha/HK, jika lebih maka pemanen mendapatkan premi. Norma
dan basis panen berbeda-beda tergantung dari bobot janjangan rata-rata setiap blok.
Setelah pemotongan selesai TBS dan Brondolan akan diangkut oleh Infield ke
Path menggunakan alat mekanis (Transpoter) dan (Wintor) maupun manual dengan
memakai angkong. Alat Transpoter digunakan pada jenis tanah gambut sedangkan
wintor digunakan pada lahan mineral, dan angkong digunakan untuk sebagai
pembantu alat mekanis.
Norma atau basis pekerja Infield untuk Transpoter adalah 4.5 ton/HK dan target
alat 8 ton dengan coverage area 15 ha, sedangkan Wintor adalah 4.5 ton/HK x 2
HK= 9 ton dan target alat 10 ton dari coverage area 20 ha. Pekerja Infield memiliki
tugas untuk menyusun buah di TPH dan brondolan dimasukan dalam karung yang
sudah di berika oleh mandor panen, dapat dilihat pada Gambar 21.

a. b. c.

Gambar 21 Proses Infield: (a). Penurunan TBS dari Transpoter, (b). Penyusunan
TBS di Path, (d). Pemasukan brondolan ke Karung

5.2 Aspek Manajerial

Kegiatan menejerial yang dilaksanakan penulis di PT Sari Aditya Loka 1


adalah sebagai pendamping mandor sampai pendamping asisten. Dalam kegiatan
menejerial penulis memulai kerja dari pukul 07.00- 17.30, istirahat pukul 13.00 untuk
“Isoma” sampai pukul 14.00. Kegiatan yang dilakukan dilapangan pada kegiatan
menejerial meliputi pengawasan karyawa saat bekerja dan pengecekan hasil kerja
karyawan dilapangan.

5.2.1 Mandor
Mandor adalah karyawan non staf yang bertugaas untuk mengawasi karyawan
harian dalam melakukan pekerjaan rutin dilapangan baik membimbing, memberi
motivasi, dan mengatur serta bertanggung jawab langsung terhadap pekerjaan yang di
mandorinya. Mandor biasanya diangkat dari karyawan harian yang selalu
mendapatkan nilai yang baik dalam pelaksanaan kerja dan memenuhi penilaian
35

terhadap Kepala Kebun dan Asisten Lapangan. Di PT Sari Aditya Loka 1 Afdeling
brafo mandor dibagi menjadi 4, yaitu mandor 1, mandor panen, mandor rawat,
mandor HPT.

Mandor 1. Mandor 1 bertanggung jawab melaporkan segala kegiatan, masalah-


masalah yang ada dilapangan, dan melaporkan buah yang belum terangkut dalam
lapangan, serta merekap seluruh hasil pekerjaan pada hari itu kepada Asisten
lapangan, untuk sebagai laporan harian dan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan
yang ada di lapangan sesuai dengan standar dan peraturan perusahaan serta menerima
hasil laporan kegiatan dari mandor-mandor dan memeriksa hasil kerja pada hari itu.
Mandor 1 juga melakukan review setiap harinya di kantor Afdeing bersama Asisten
terhadap hasil pekerjaan. Jobdes mandor 1 dapat dilihat pada lampiran 7.
Mandor Panen. Mandor panen bertugas untuk mengorganisasikan dan
mengawasi karyawan dalam pemanenan, agar buah yang dipanen berkualitas baik.
Dalam pemanenan buah matang harus dipanen dan tidak ada buah yang mentah, buah
yang lewat matang, brondolan tinggal, buah tinggal di pohon, penyusunan buah di
TPH pelepah kering harus dipotong, penyusunan pelepah digawangan mati dan buah
harus dicangkam kodok serta pembuatan stempel pada pangkal tandan buah.
Pada saat kegiatan menjadi pendamping mandor penulis juga ikut dalam kegiatan
pengawasan da kontrol. Penulis menemukan beberapa hal yang tidak SOP seperti
penyusunan buah di TPH, buah mentah dipanen, buah lewat panen, pelepah tidak di
susun dan tidak dipotong menjadi 2, brondolan tidak dikutip serta tidak menggunakan
cakam kodok.
Kegiatan mandor yang dilakukan dilapangan selain kontrol, mandor juga
melakukan grading buah pada saat panen. Tujuannya untuk mengetahui mutu buah
yang dipanen pada TPH dan mutu hancak pemanen (kualitas panen). Setelah proses
pemanenan selesai, mandor melakukan sensus buah dan menghitung AKP pada blok
panen tersebut, dan melaporkan kepada asisten untuk membuat taksasi produksi,
menentukan HK panen serta basis pemanen.
Setelah kegiatan panen selesai mandor merekap hasil panen (TBS) dengan
menggunakan alat “Digital Counter” untuk di laporkan kepada Mandor transpot, dan
mengisi buku kegiatan mandor. Jobdes mandor panen dapat dilihat pada lampiran 8.
Mandor Rawat. Mandor rawat di Afdeling Brafo berjumlah 2 orang. Mandor
rawat memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memberikan arahan, serta
mengontrol kegiatan rawat seperti, pruning, pengendalian gulma, dan pemupukan.
Penulis melakukan kegiatan menjadi pendamping mandor membantu untuk
mengawasi pruning, dan pemupukan.
Mandor pengendalian gulma memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
mempersiapkan bahan material harbisida dari gudang. Mandor menghitung jumlah
kebutuhan bahan herbisida yang akan digunakan, serta menghitung jumlah tenaga
kerja yang harus dipersiapkan untuk bekerja. Mandor mengawasi pekerjaan
pengendalian gulma dilapangn dan tidak memperbolehkan karyawan untuk membawa
36

bahan herbisida sendiri, mandor bertanggung jawab dalam membawa herbisida ke


lapangan dan memberikan kepada karyawan saat dibutuhkan serta memeriksa
kelengkapan APD dan alat semprot.
Mandor pruning bertanggung jawab terhadap dalam kegiatan pruning yang
dilapangan. Mandor terlebih dahulu memberikan arahan kepada karyawan mengenai
target yang akan dicapai. Penulis ikut dalam kegiatan pengawasan pruning yang
dimulai dari pagi pukul 07.00 sampai pukul 14.00. mandor
Mandor pupuk bertanggung jawab unutuk memastikan pupuk ada di gudang dan
siap untuk di ecer kelapangan, dan memastikan karyawan pupuk sudah ada
dilapangan dan memberikan arahan mengenai cara pengaplikasian pupuk pada blok
tersebut. Mandor bertugas mengumpulkan karung pupuk yang sudah habis dan
mencuci dan menjemur, serta mengembalikan ke kantor Afdeling. Jobdes mandor
rawat dapat dilihat pada lampiran 9.
Mandor HPT. Mandor HPT bertanggung jawab dalam menjaga seluruh blok
dari serangan hama dan penyakit. Serta melakukan kegiatan sensus (EWS) dalam
semua blok, dengan menggunakan aplikasi perusahan sensiri yaitu “Astra Agro
Lestari (AAL) “. Setelah melakukan EWS, hasilnya akan dikirim kekantor Kebun
untuk di input kembali oleh Asisten HPT.

5.2.2 Pendamping Asisten Afdeling


Asisten pada PT Sari Aditya Loka 1 memiliki tugas dan tanggung jawab atas
segala kegiatan teknis yang berlangsung dilapangan, baik kegiatan pemupukan,
pengendalian gulma, dan pemanenan. Adapun tugas-tugas asisten meliputi dalam
melakukan perencanaan kerja, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Seluruh perencanaan pekerjaan di buat dalam Lembar rencana kerja (LRK).
Pembuatan LRK bertujuan untuk memudahkan dalam penetuan jumlah tenaga kerja.
Assiten harus mencapai target yang sudah ditentukan dari atasan, serta dapat
mengatur dan mengawasi karyawan maupun mandor. Dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja kepada Kepala Kebun.

Rencana kerja pertama yang dibuat adalah rencana kerja tahunan yang dibuat
oleh asisten dengan persetujuan dari seorang manajer. Rencana kerja bulanan dibuat
tiap bulan dan mengacu terhadap rencana kerja tahunan yang telah disetujui,
sedangkan RKH adalah rencana yang dibuat mengacu pada rencana kerja bulanan
yang disusun sehari sebelum hari kerja. Jobdes Asisten dapat dilihat pada lampiran
10.
Penulis selama menjadi pendamping asisten yaitu mengikuti dan mengawasi
kegiatan-kegiatan mandor dilapangan mulai dari mandor 1, mandor panen, dan
mandor rawat. Pengawasan terhadap mandor 1 yaitu memastikan mandor 1 berada di
lapangan untuk kontrol kinerja mandor panen dan mandor rawat. Kegiatan penulis
pada saat menjadi pendamping asisten yaitu melakukan pemeriksaaan terhadap
kualitas TBS yang di panen oleh karyawan. Pengecekan dilakukan di TPH pada blok.
Hal-hal yang diperiksa adalah penyusunan buah di TPH, buah mentah, tangkai
37

panjang (tangkai harus berbentuk huruf V), dan brondolan dikarung. Asisten Afdeling
juga memiliki buku kontrol berjenjang dapat dilihat pada lampiran 11.
Selain kegiatan pengawasan di lapangan, penulis juga melakukan kegiatan
pengolahan data perencanaan dan realisasi kerja panen dan rawat. Kegiatan ini
dilakukan dengan memasukkan data-data rencana pelaksanaan panen dan rawat yang
dibandingkan dengan realisassi di lapangan. Hal yang terkait dengan data tersebut
adalah blok, luas blok, total luas, jenis pekerjaan, bulan dan tahun perencanaan dan
realisasi. Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten di afdeling Brafo telah
sesuai dengan job descriptions PT SAL-1.
Kegiatan pengawasan atau kontrol di Kebun Inti 1 dilakukan setiap minggu
pada hari kamis. Kegiatan kontrol kebun ini disebut sebagai kegiatan “Gemba
Kebun”. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kualitas blok (piringan, gawangan,
pruning), kualitas TBS, TBS dan brondolan tinggal di path dan kondisi pemupukan
sesuai dosis atau tidak. Kegiatan kontrol kebun ini dilakukan mulai dari Kepala
Kebun, seluruh asisten kebun, dan perwakilan mandor panen dan mandor rawat.
Kegiatan kontrol kebun disetiap afdeling dilakukan secara bergilir dengan 2 afdeling
setiap kontrol kebun. Form kontrol kebun dapat dilihat pada lampiran 12.

6 PEMBAHASAN

6.1 Pengendalian Penyakit

Pada hasil pengamatan penulis dalam melaksanakan PKL di kebun PT Sari


Aditya Loka 1 penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit yaitu, penyakit Busuk
pangkal batang yang disebabkan oleh Cendawan (Ganoderma boninense) dan busuk
pucuk ( Spear rot) yang disebabkan oleh jamur (phytophtora) dan bakteri (Erwiniea
Sp.).
Penyakit pada tanaman kelapa sawit merupakan masalah yang serius yang di
hadapi oleh kebun PT Sari Aditya Loka 1 Merangir, Jambi khusus nya penyakit
busuk pangkal batang (Ganoderma boninense). Karena dapat menurun kan hasil
prosuksi dan mengurangi jumlah populasi tanaman per hektarenya. Oleh karena itu
pengendalian sangat perlu dilakukan secepat mungkin untuk menghindari
penyebaran penyakit yang meluas kesetiap tiap blok.

6.1.1 Penyakit Busuk Pangkal Batang


Penyakit busuk pangkal batang adalah penyakit yang disebabkan oleh
cendawan (Ganoderma boninense). Penyakit busuk pangkal batang adalah penyakit
utama pada kebun PT Sari Aditya Loka 1 dapat dilihat pada tabel 10. Pengendalian
penyakit busuk pangkal batang yang dilakukan adalah secara manual dan biologi.
Pengendalian penyakit secara manual hanya menggunakan alat seperti cangkul dan
38

dodos. Sedangkan cara pengendalian dengan biologi adalah dengan menggunakan


penaburan cendawan antagonis ganoderma pemberian belerang, yaitu 150 gram
Gliocadium sp. atau Trichoderma sp dalam tiap pokok terinfeksi. yang telah
dicampur dengan kompos/solid perbandingan 1 : 10.
Dalam penentuan kriteria serangan dilakukan dengan melihat gejala serangan
pada tanaman seluruh blok. Pada setiap blok yang di sensus memiliki jenis lahan
yang berbeda, pada blok OB 22 adalah jenis tanah (semi gambut), OB 8 jenis tanah
(gambut) dan OB 10 jenis tanah (mineral). Setiap jenis tanah, tingkat serangan
penyakit berbeda-beda.
Sistem monitoring atau sensus penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma
boninense) dilakukan oleh 1 mandor dan bersama penulis, dalam melakukan sensus
menggunakan form data sensus Ganoderma boninense yang di sediakan oleh kebun.
Pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu mengamati seluruh tanaman
yang ada pada blok 22 (semi gambut), blok 8 (gambut), dan blok 10 (mineral).
Intesitas serangan penyakit busuk pangkal batang yang tertinggi terdapat pada blok 8
(gambut) dengan nilai intesitasnya 0.5 %, dan yang terendah pada blok 10 (mineral)
dengan nilai intesitasnya 0.08 % dari total tanaman seluruhnya.
Sensus Ganoderma boninense melakukan pengamatan secara dini melalui sitem
EWS. Hasil laporan EWS yang menunjukan adanya gejala serangan Gaoderma
boninense di ikuti dengan sensus global (pokok per pokok) untuk mengetahui jumlah
pokok yang terinfeksi Ganoderma boninense dalam blok tersebut.
Standar Operasional procedure (SOP) penanganan busuk pangkal batang yang
dilakukan pada perusahan PT Sari Aditya Loka 1 adalah memusnahkan tubuh buah
yang ditemukan pada pangkal batang tanaman dengan kategori K (kuning) dan M
(merah), menumbang tanaman degan kategori M (merah) yang sudah tidak ekonomis,
membongkar dan eradikasi gumpalan sistem perakaran yang melekat dibongkol
secara manual, dan titik tanaman kosong dengan kategori P (putih) dan areal tanaman
terinfeksi dibuat parit isolasi mengeliling pokok infeksi sedalam 60-80 cm dengan
jarak 1.5-2 m dari pokok infeksi atau canopy daun. Serta menjaga sanitasi dengan
menaburi parit isolasi dengan belerang secara merata pada parasit isolasi dengan
dosis ( ± 3 kg).
kemudian ditutup dengan tanah bekas galian selama 1 minggu. Setelah 1
minggu kemudian parit dibuka sedalam (± 40 cm) dan dibiarkan terbuka selama 1
minggu. Penaburan cendawan antagonis Ganoderma boninense setelah perlakuan
pemberian belerang, yaitu 150 gram Gliocaddium boninense atau Trichoderma sp.
dalam tiap pokok terinfeksi, yang telah dicampur dengan kompos/solid dengan
perbandingan 1:10, dimana 1 kg solid dan 10 gram Trichoderma sp. Sistem penangan
penyakit busuk pankal batang dan waktu kalibrasi pengendalian dapat dilihat pada
Gambar 22 dan Tabel 12.
39

b.
a.

e.

c. d.

Gambar 22 Sistem penanganan penyakit busuk pangkal batang : (a). Pemusnaan


tubuh buah pada pangkal batang atau batang, (b). Penumbangan pohon
yang terserang, (c). Membuat parit isolasi lingkaran, (d). Penaburan
cendawan Antagonnis (Gliocadium sp), dan Trichoderma

Tabel 12. Waktu pengendalian penyakit busuk pangkal batang Blok 22,8 dan 10
waktu (menit)
No Membuat Menebang Mencincang Mengumpulka Istirahat
Lingkara n
n
Ulangan 1 1 30' 15" 45' 40" 1 45' 50" 30' 60'
Ulangan 2 1 40' 30" 48' 10" 1 40' 20" 40' 60'
Ulangan 3 1 10' 20" 45' 20" 1 30' 30" 30' 1 30'

Berdasarkan hasil pengematan penulis, waktu yang dibutuhkan dalam


mengendalikan penyakit yang dilakukan oleh karawan mendapatkan hasil yang
maksimal, diamana target yang di berikan tercapai dengan norma 1 pokok/HK.

6.1.2 Penyakit Busuk Pucuk


Penyakit busuk pucuk pada umumnya mulai menyerang tanaman belum
menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Pengendalian penyakit busuk pucuk harus
dilakuakan secara dini, untuk mencegah penularan ke tanaman lainnya. Berdasarkan
hasil diskusi penulis dengan Asisten HPT, penyakit busuk pucuk disebabkan oleh
cendawan seperti Phytophthora palmivora, Cerocytis paradoxa dan oleh bakteri
Erwenia carotovora.
40

Pada hasil pengamatan penulis pengendalian penyakit busuk pucuk pada kebun
PT Sari Aditya Loka 1 tidak dilakukan, karena menejeman pada pengendalian
tersebut tidak di rencanakan, dan beberapa latarbelakang yang dapat memicu karena
pada kondisi tanaman pada kebun PT Sari Aditya Loka 1 sudah berusia rata-rata 18
tahun, dan pohon sudah cukup tinggi, serta adanya pemikirian mandor mengenai
kerugian jika tanaman yang terserang dikendalikan langsung, dimana posisi buah
pada pohon masih ada.

Menurut pengamatan penulis bahwa penyakit busuk pucuk yang ada dikebun
PT Sari Aditya Loka 1, dimana dalam perblok hanya ditemukan rata-rata 1 pokok
sehingga dikatakan masih dibawah batas abang ekonomi serta dikategorikan tingkat
serangan rendah. Tetapi bukan berarti dibiarkan dan tidak ada perawatan. Untuk
mencegah terjadinya penyebaran penyakit busuk pucuk ini hanya dilakukan kegitan
pemeliharaan pelepah (Pruning) dan pegendalian hama oryctes.
Penyakit busuk pucuk penyebarannya bersifat sporadis atau penyebarannya
tidak merata, oleh karena itu pengamatan tidak dilakukan hanya pada tanaman
sampel. Pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu mengamati seluruh tanaman
yang ada di blok 3, blok 7, dan blok 17. Intesitas serangan penyakit busuk pucuk
yang tertinggi terdapat pada blok 3 dengan nilai intesitasnya 0.09 %, dan yang
terendah pada blok 7dengan nilai intesitasnya 0.06 % dari total tanaman seluruhnya.
Penyakit ini mulai diamati pada bulan Maret sampai April, dimana Asisten
HPT dalam penempatan baru di Kebun PT Sari Aditya Loka 1. Oleh karena itu,
sensus penyakit busuk pucuk masih dalam tahap proses dalam proyek Asisten dan
mandor. Penulis melakukan pengamatan didampingi oleh mandor dan berdiskusi
dengan Asisten.

7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Kegiatan pengendalian penyakit merupakan sarana untuk pencegahan


penyebaran penyakit yang meluas. Pengendalian penyakit yang dilaksanakan pada PT
Sari Aditya Loka 1 adalah dilakukan dengan secara terpadu dengan cara memadukan
beberapa teknik yaitu secara manual, dan biologi. Penyakit yang menyerang pada PT
Sari Aditya Loka 1 adalah penyakit busuk pangkal batang dan busuk pucuk kelapa
sawit.
Pengendalian penyakit busuk pangkal batang memusnahkan tubuh buah yang
ditemukan pada pangkal batang tanaman dengan kategori K (kuning) dan M (merah),
menumbang tanaman dengan kategori M (merah) yang sudah tidak ekonomis,
41

membongkar dan eradikasi gumpalan sistem perakaran yang melekat dibongkol


secara manual.
pengendalian penyakit busuk pucuk pada kebun PT Sari Aditya Loka 1 tidak
dilakukan, karena menejeman pada pengendalian tersebut tidak di rencanakan, dan
beberapa latarbelakang yang dapat memicu karena pada kondisi tanaman pada kebun
PT Sari Aditya Loka 1 sudah berusia rata-rata 18 tahun, dan pohon sudah cukup
tinggi, serta adanya statment mengenai kerugian jika tanaman yang terserang
dikendalikan langsung, dimana posisi buah pada pohon masih ada.
7.2 Saran

Pengendalian penyakit busuk pangkal batang agar selalu di perhatikan dalam


setiap waktu untuk menjaga kebeehasilan penyebaran penyakit tersebut, dan
diharapkan dalam teknik pengendalian perlu diterapkan APD yang lengkap. Untuk
menghindari terjadinya kecelakaan dalam pengendalian penyakit busuk pangkal
batang.
Pengendalian busuk pucuk sebaikanya dilakukan pengendalian secara rutin,
dengan membongkar tanaman tersebut. Agar penyebaran penyakit busuk pucuk tidak
meluas yang disebabkan serangga yang menyerang daun tombak seperti Oryctes.
Infeksi serangga tersebut diikuti oleh beberapa jenis jamur atau bakteri pembusuk.
42

DAFTAR PUSTAKA

Amri C. 2009.Buku Panduan Penyakit Kelapa Sawit, Swadaya 1874. Dinas


Perkebunan Jakarta.
Djoehana Setyamidjja.2006. Budidaya Kelapa Sawit.Kanisius. Yogyakarta.
[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan 2013-2017:
Kelapa Sawit. Jakarta (ID) : Sekretariat Direktorat Jendral Perkebunan,
Kementeriana Pertanian.
Fauzi Y, Yustina EW, Imam S, Rudi H. 2008. Kelapa Sawit: Budi daya
Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya. 168 hal.
Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit Budidaya, Pemanfaatan Hasil Limbah, Analisa Usaha
dan Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Fauzi Y, Yustina E, Widyastuti I, Satyawibawa R, Hartono. 2012. Kelapa Sawit.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Hartanto H. 2011. Sukses Besar Budi daya Kelapa Sawit (Cetakan ke I). Yogyakarta
(ID): Penerbit Citra Media Publishing.
Pahan I, 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lubis RE, Wiidanarko A. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agro Media
Pustaka.
Pardamean M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Pahan, I. 2008. Panduan Teknis Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Paterson RRM. 2007. Ganoderma disease of oil palm—a white rot perspective
necessary for integrated control. Crop Protect. 26(2007):1369–1376. DOI:
http:// dx.doi.org/10.1016/j.cropro.2006.11.009.
Pracaya. 2007. Hama& Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta
[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa sawit. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri
Kelapa Sawit di Indonesia. Dalam Latif, S (Ed). Potensi dan Peluang Investasi
Industri Kelapa Sawit di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Rukmana, R dan Saputra Sugandi., 1995. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian,
Bumi aksara, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.
Semangun, H. 1990. Penyakit Tanaman Kebun di Indonesia. Gajah Mada University
Press Jogyakarta.
43

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budi daya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Susanto, A, Sudharto, PS, Daisy T. 2002. Hiperparasitisme Beberapa Agens
Biokontrol Terhadap G. boninense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan. 10:2. 63-69p.
Suwarto. 2010. Budidaya Tanaman Unggulan Perkebunan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Suwarto, Octaviany Y. 2012. Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
44

LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan PKL Sebagai Karyawan Harian di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
Melapor ke kantor
03 Februari 2018 - - - Kantor Besar PT SAL-1
HRD
Melapor ke KA Inti
05 Februari 2018 - - - Kantor Kebun Inti 1
1
06 Februari 2018 Control panen 1 blok 1 blok Blok OB 3
Pemmupukan
07 Februari 2018 10 plong 78 plong (3HK) 26 plomg/HK Blok OB 10
tankos
Pemmupukan
08 Februari 2018 6 plong 72 plong (3 HK) 26 plong/HK Blok OB 10
tankos
Pengendalian
1 ha 4 ha 0.26 HK/ha Blok OB 2
09 Februari 2018 gulma (WDC)
- - - Blok OF 6
Penyemprotan
10 Februari 2018 dengan bahan - 4.3 ha/HK 0.26 HK/ha Blok OB 15
paraquat
12 Februari 2018 Sensus HPT (EWS) - 1 blok (Mandor) 1 blok Blok OB 12
Sensus penyakit
13 Februari 2018 53 jalur - - OB 8
Gonoderma
Presentasi
14 Februari 2018 - - - Kantor Kebun
mingguan

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Karyawan Harian di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
15 Februari 2018 Kegiatan Gemba - - - Blok OC 4/5/8
Melakukan cek
17 Februari 2018 1 blok - 1 blok Blok OB 179
Losis
19 Februari 2018 Pruning 1 jalur 4 jalur/HK 2.5 halur/HK Blok OB 21
20 Februari 2018 Pemupukan - 4ha/HK - Blok OB 14/15
21 Februari 2018 Pemupukan NPK - 3.5 ha/HK 0.3 HK/ha Blok OB 17
22 Februari 2018 Pemanenan - 5 ha/HK 5 ha/HK Blok OB 17/22/18/21
23 Februari 2018 Pemupukan - 3.5Ha?HK 3.5 ha/HK Blok OB 5/23
24 Februari 2018 Gemba Afdeling - - - Blok OB 3/13/8/14/7
26 Februari 2018 Pemupukan Tankos - 80 plong/3 HK 3.5 HK/ha Blok OB 3
27 Februari 2018 Pemupukan Tnakos 8 plong 28 plong/HK 3.5 ha/HK Blok OB 3
28 Februari 2018 Pemanenan - 5 ha/HK 5 ha/HK Blok OB 17/22

Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Pendamping Mandor di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Prestasi Kerja Penulis Lokasi
Jumlah KH Luas Areal yang Lama
Tanggal Uraian Kegiatan yang Diawasi (ha) Kegiatan
diawasi (jam)
(orang)
01 Maret 2018 Gemba kebun - - - Afd Eko-Fanta
02 Maret 2018 Mengawasi panen 4 26.43 7 Blok OB 65
03 Maret 2018 Olahraga Staf - - 3 Kantor Besar
05 Maret 2018 Gemba Staf - - - Afd Carli-Delta
06 Maret 2018 Mengawasi Panen 24.60/24.83/25.14/ Blok OB 9/12/11/
4 7
14.10/24.71 19/10
07 Maret 2018 Mengawasi panen 14.10/14.51/23.21/ Blok OB 19/20/21/18/
4 7
26.16/24.96/23.72 22/17
08 Maret 2018 Mengawasi panen 22.06/24.20/ Blok OB 18/16/15/23
4 7
37.66/33.76
09 Maret 2018 Sensus penyakit busuk Blok OB 10
3 24.71 7
pucuk
10 Maret 2018 Olahraga Staf - - 3 Kantor besar PT SAL-1
12 Maret 2018 Gemba kebun - - 5 Afd Alfa-Brafo
13 Maret 2018 Mengawasi garu Blok OB 14/15
9 31.42/37.66 7
piringan
14 Maret 2018 Mengawasi panen 23.72/24,46/ Blok OB 17/22/18/
4 7
13.16/23.21/33.76 21/23
15 Maret 2018 Deteksi OPT ulat api - 24.02 7 Blok OB 16
16 Maret 2018 Olahraga bersama Staff - - 3 Kantor besar

Lampiran 2. . Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Pendamping Mandor di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi (Lanjutan)
Prestasi Kerja Penulis
Jumlah KH Luas Areal yang Lama Kegiatan
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi (ha) (jam)
diawasi (orang)
17 Maret 2018 Gemba kebun - - - Afd Eko-Fanta
19 Maret 2018 Gemba Afdeling dan 27.04/23.00/26.20 Blo OB 13/3/4/9/12
4 7
mengawasi panen /24.60/24.83
20 Maret 2018 Mengawasi Pemupukan 3 24.71 7 Blok OB 10
21 Maret 2018 Sensus penyakit Blok OB 8
- 21.45 7
ganoderma
22 Maret 2018 Gemba Afdeling - - 8 Afdeling OC-OD
23 Maret 2018 Mengawasi infield/ Blok OB 1dan 6
1 23.01/26.43 7
Transfoter
24 Maret 2018 Mengawasi pruning 1 24.71 7 Blok OB 10
26 Maret 2018 Gemba Afdeling dan Blok OB 1
16 33.01 7
mengawasi pemupukan
27 Maret 2018 Mengawasi pruning 3 24.71 7 Blok OB 10
28 Maret 2018 Mengawasi pupuk 25.85/23.00/26.2 Blok OB 2/3/4
16 7
0
29 Maret 2018 Mengawasi panen 4 14.01/14.51 7 Blok OB 19/20
30 Maret 2018 Sensus penykit busuk Blok OB 10
- 24.71 7
pucuk
31 Maret 2018 Olaharaga Staf - - 3 Kantor Besar

Lampiran 3 Jurnal Harian Kegiatan PKL sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Prestasi Kerja Penulis
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi
diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
02 April 2018 Sensus penyakit - 24.96 7 Blok OB 22
Ganoderma
03 April 2018 Mengawasi panen 2 49.20 7 Blok OB 3 dan 4
04 April 2018 Mengawasi panen 2 48.49 7 Blok OB 8 dan 13
05 April 2018 Gemba Afdeling - - 8 Afdeling OE dan OF
06 April 2018 Mengawasi pupuk Blok OB 11
2 25.14 7
mekanis
07 April 2018 Olahraga Staf - - - Kantor Besar
09 April 2018 Supervisi Dosen - - - Kantor Kebun Inti 1
10 April 2018 Supervisi Dosen - - - Kantor Kebun Inti 1
11 April 2018 Sensus penyakit busuk Blok OB 22
1 24.96 7
pucuk
12 April 2018 Mengawasi panen 2 48.68 7 Blok OB 22 dan 17
13 April 2018 Sensus busuk pucuk 1 24.71 7 Blok OB 10
14 April 2018 Olahraga Staf - - 3 Kantor Besar
16 April 2018 Mengawasi panen 2 59.44 7 Blok OB 1 dan 6
17 April 2018 Mengawasi EWS ulat Blok OB 16
1 24.20 7
api
18 April 2018 Kontrol lapangan - 19.88 7 Blok OB 7
19 April 2018 Gemba Staf - - 8 Afdeling Brafo
20 April 2018 Mengawasi
pengendalian penyakit 1 27.04 7 Blok OB 13
ganoderma

Lampiran 3 Jurnal Harian Kegiatan PKL sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi (Lanjutan)
Prestasi Kerja Penulis
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi
diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
21 April 2018 Olahraga Staf - 3 Kantor Besar
23 April 2018 Sensus Penyakit Busuk Blok OB 8
1 21.85 7
pucuk
24 April 2018 Mengawasi pupuk 3 14.10 7 Blok OB 19
25 April 2018 Sensus penyakit Blok OB 22
1 24.96 7
Ganoderma
26 April 2018 Sensus penyakit busuk Blok OB 22
1 24.96 7
pucuk
27 April 2018 Presentasi Akhir
dengan aAdministratur Kantor Kebun Inti 1
- - 7
Kepala Kebun dan
Asisten lapangan/HPT
Lampiran 4 Data curah hujan dan hari hujan tahun 2008 – 2017 di PT SAL-1, Jambi
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bulan CH CH CH CH CH CH CH CH CH CH
HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm)
Januari 12 393.5 9 141 17 362 15 168.5 8 117.5 16 445.5 19 308 12 136 21 321.5 14 197.2

Februari 6 94 7 85 15 453 19 208.5 22 473.3 13 234.8 7 122.1 16 251 20 256.7 16 173.7

Maret 15 332 14 242 17 382 20 181.8 10 185.3 14 185.5 8 116,9 23 299.5 26 335.7 16 265

April 10 261 14 289 17 159.4 15 331.5 21 257.3 17 311 18 198.5 24 371 26 323.3 15 219.6

Mei 9 169 8 147.5 14 142.9 11 119.3 12 147.8 18 206.8 17 328.6 11 255.6 18 175.7 20 447.4

Juni 8 276 2 17 16 387.5 7 142.8 5 146.3 8 76 8 98.3 11 138.4 7 57.9 11 39

Juli 7 103 3 77 14 136.3 10 180.8 11 141.5 13 197.8 13 167 - - 14 80.2 15 128.6

Agustus 10 175 5 114 16 189.3 6 86.8 3 14.3 5 85.3 18 143.8 3 37.5 14 135.2 15 129.9

September 9 175 8 22.8 11 142 10 214.5 6 51.8 13.8 304.5 6 26.1 3 20.3 16 160.9 24 160.8

Oktober 10 229 13 176 16 287.3 14 262 14 426 13 150,8 10 103.4 5 30.9 15 148.2 19 148.3

November 12 252 19 220 16 282.3 15 292 20 255 21 374.9 25 266.4 19 349.3 19 456.2 25 223

Desember 12 305 15 485 13 176.5 17 416.5 18 698.8 20 300.6 23 330.9 18 215.8 9 94.9 20 206.9
12 11 18 15 15 171. 17 14 20 21
2 764 2 016.3 3 100.3 2 604.8 2 914.5 2 873.3 2 209.9 2 105.5 2 546.5 2 339.3
Total 0 7 2 9 0 8 2 5 5 0
Rata-Rata 10 230 10 168 15 258 13 217 13 243 14 239 14 184 12 175 17 212 18 195
BB   11   8   12   11   10   10   10   9   9   11
BK   0   2   0   0   2   0   1   2   1   1
Sumber: Kantor Besar PT SAL-1 Rata−rata BK
Keterangan : HH : Hari Hujan (hr) Tipe Iklim ( Q )= x 100 %
Q = Rata-rata BK x 100 % Rata−rata BB
CH : Curah Hujan (mm) = 0.9/10.1x 100%
BB : Bulan Basah (> 100 mm)
BK : Bulan Kering (< 60 mm) = 8.91%
Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson, PT SAL-1 termasuk ke dalam tipe iklim A = 0 % ≤ Q < 14.3 % perhumid dengan vegetasi hutan Tropis
Lampiran 5 Peta Kebun Inti 1, PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
P T. S ARI ADITYA LOKA - 1
P ETA KERJA
KE BUN INTI - 1 Ke SPG

1 POS SA TPAM 2

4 3

5 6

8 7

9 AFD. A 10

13 12 11

14 15 16

19 18 17

1 2 3

6 5 4
E mpla s me nt A,B
7 8 9 10
E m pla s me nt
14 AFD. B 13 12 11

15 16 17 18 19

23 22 21 20

1 2 3 4

8 7 6 5

9 10 11 AFD. C 12

16 15 14 13

17 18 19 20

24 23 22 21

1 2 3 4

8 7 AFD. D 6 5

9 10 11 12

16 15 E m pla s m e nt C,D
14 13

17 18 19 20

1 2 3 4

8 7 6 5

9 AFD. E 10 11
U
14 13 12

15 16 17

20 19 18

21 22 23

1 2 3

6 5 4

7 AFD. F 8 9

12 11 10
KE TE RANGAN :
Ja la n P oros 13 14
S unga i 15
Ana k S unga i 16 E m pla s me nt E ,F
P OS S ATP AM
E mpla s m e nt 17 18
Je mba ta n/Gorong-gorong
20 19 Ke S P . I, Inti-2
POS SA TPAM

Ke SP.C /Kantor Besar/POM

File : M.E xc e l :\MIR A-te k \P e ta P e rk e ras an J alan

Sumber: Kantor Besar PT SAL-1


Lampiran 6 Struktur Organisasi PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Lampiran 7 Jobdesk Mandor 1 PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
PT. SARI ADITYA LOKA-1
DOKUMEN UMUM INTERNAL
JOB DESCRIPTION MANDOR 1 No. Dokumen DOC-PKS/HR-077 Halaman dari
PANEN Edisi / Revisi 1/0 Berlaku Efektif Maret 2015
Lampiran 8 Jobdesk Mandor panen PT Sari Aditya Loka 1 Jambi
PT. SARI ADITYA LOKA-1   DOKUMEN UMUM INTERNAL      
No.
DOC-PKS/HR-078 Halaman dari
JOB DESCRIPTION Dokumen
PENGAMAT EWS Edisi /
1/0 Berlaku Efektif Maret 2015
Revisi

NO JABATAN JOB DESCRIPTION


                     
Pengamat
1 EWS 1. Gambaran Tugas secara umum                
a. Membantu PIC. Protan PT dalam menjaga agar kondisi OPT aman dan terkendali
    di kebun.  
b. Membantu PIC. Protan PT dalam pengembangbiakan agen biologi : burung hantu , Euphorbia heterophyla
    dan
    Neprolepis sp secara baik.  
    a. Kegiatan apa yang anda lakukan sehari hari :  
    1. Apel Pagi
    2. Verifikasi petugas EWS dalam pelaksanaan EWS sesuai dengan tanda sampel dilapangan.
    3. Membantu memonitoring dan verifikasi kondisi OPT yang ada dirayonnya.  
    4. Verifikasi lokasi inang/tempat/sumber inokulum dari OPT  
    5. Membantu PIC Protan PT dalam monitoring dan pelaksanaan pengendalian OPT  
    6. Membantu PIC Protan PT dalam verifikasi penggunaan jumlah HK dan material pengendalian OPT  
    7. Mengumpulkan laporan dan rekap hasil pengamatan EWS harian untuk dilaporkan ke PIC. Protan PT  
    8. Monitoring dan verifikasi pelaksanaan PDCA petugas pengamat EWS dirayonnya.  
       
Lampiran 8 Jobdesk Mandor panen PT Sari Aditya Loka 1 Jambi (Lanjutan)
NO JABATAN JOB DESCRIPTION
b. Kegiatan apa yang anda lakukan secara
    berkala :  
1. Membantu PIC Protan PT dalam pelaksanaan pengembangbiakan agen biologi
    di rayonnya.  
2. Membantu PIC. Protan PT dalam penyusunan rencana pengendalian OPT
    dirayonnya.  
3. Membantu PIC Protan PT dalam penyusunan dan evaluasi hasil pengendalian [form K-3]
    secara rutin  
    4. Membantu PIC. Protan untuk riview petugas pengamat EWS
5. Membantu persiapkan data yang diminta oleh PIC Protan PT, misalnya laporan bulanan
    proteksi tanaman.  
6. Membantu untuk membuat plan EWS dan PDCA petugas
    pengamat EWS  
    7. Melakukan riview petugas pengamat EWS.  
       
    b. Wewenang  
    1. Wewenang yang ada di jabatan anda :  
Verifikasi hasil kerja pengamat
    EWS  
    Memberikan teguran pada para pengamat  
DIBUAT DIPERIKSA DISETUJUI
         
       
       
       
A.JANSEN DEDI KUSTIAWAN FARID MA'RUF
KABAG. HRGA KTU ADMINISTRATUR

Lampiran 9 Jobdesk Mandor rawat PT Sari Aditya Loka 1 Jambi


PT. SARI ADITYA
LOKA-1
  DOKUMEN UMUM INTERNAL  
No.
JOB DESCRIPTION DOC-PKS/HR-082 Halaman dari
Dokumen
MANDOR RAWAT
Edisi /
CHEMIST 1/0 Berlaku Efektif Maret 2015
Revisi
NO JABATAN JOB DESCRIPTION
MANDOR
1 RAWAT Tugas dan Tanggung jawab            
  CHEMIST 1. Memberikan arahan secara langsung atas hasil evaluasi karyawan semprot untuk mengoptimalkan
    kinerja karyawan semprot            
    2. Melakukan kontrol operasional pekerjaan chemist setiap hari untuk memastikan kualitas hasil
    semprot yang baik              
                     
    AKTIVITAS UTAMA              
    1. RENCANA SEMPROT H-1            
    a. Melakukan koordinasi dengan Mandor 1 Rawat mengenai rencana kerjarawat  
    b. Melakukan check kesiapan alat semprot        
                     
    2. OPERASIONAL SEMPROT H+0          
    a. Mengikuti apel pagi dan melakukan absensi kehadiran karyawan semprot anggotanya                
    b. Mandor Chemist melakukan evaluasi hasil dan pembinaan kerja H-1    
    (Coaching and Counselling) kepada karyawan di kemandorannya.    
    c. Membagi ancak bagi karyawan, dan memastikan setiap ancak sudah terisi oleh karyawan
    d. Mengecek kelengkapan safety atau APD (masker, rompi, sepatu safety dan sarung
    tangan) untuk karyawan            
    e. Mengecek perlengkapan alat kerja (knapsack solo sprayer/intersprayer)  
    f. Memastikan karyawan sudah sampai pada ancaknya pada blok yang akan dirawat  
Lampiran 9 Jobdesk Mandor rawat PT Sari Aditya Loka 1 Jambi (Lanjutan)
    g. Menggiring karyawan berdasarkan urutan pasar pikul pada blok yang dirawat  
    h. Memastikan ketuntasan pekerjaan rawat        
    i. Mencatat jumlah material herbisida yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan luas yang
    dikerjakan dalam buku mandor rawat          
    3. Evaluasi dan pelaporan            
    a. Mengecek kualitas hasilpekerjaanminimal 50% pathdi Buku Mandor Rawat  
    b. Mendokumentasikan proses pengecekan lapangan dengan buku Mandor Rawat.  
    c. Berkoordinasi untuk mengcrosscheck hasil pekerjaan rawat dengan Mandor Panen
    dan mandor infield              
4. Menyerahkan Form  
Administrasi (Absensi
KaryawanRawat dan pada
    H+1              
    Buku MandorRawat) ke Krani Administrasi tanaman      
    4. Wewenang jabatan :            
    1. Membagi ancak kepada karyawanrawat          
    2. Memberikan evaluasi kinerja karyawan rawat dalam tim kemandoranya  

DIBUAT DIPERIKSA DISETUJUI


         
       
       
       
Arnoldus Jansen Dedi Kustiawan Farid Ma'ruf
KABAG. HRGA KTU ADMINISTRATUR

Lampiran 10 Jobdesk Asisten PT Sari Aditya Loka 1 Jambi


PT. SARI ADITYA LOKA-1   DOKUMEN UMUM INTERNAL      
No.
DOC-PKS/HR-076 Halaman dari
JOB DESCRIPTION Dokumen
ASISTEN PANEN Edisi /
1/0 Berlaku Efektif Maret 2015
Revisi
Lampiran 10 Jobdesk Asisten PT Sari Aditya Loka 1 Jambi (Lanjutan)

DIBUAT DIPERIKSA DISETUJUI


         
       
       
       
A.JANSEN DEDI KUSTIAWAN FARID MA'RUF
KABAG. HRGA KTU ADMINISTRATUR
Lampiran 11 Buku kontrol berjenjang Asisten PT Sari Aditya Loka 1 Jambi
Lampiran 12 Form kontrol rutin (gemba) PT SAL-1
GEMBA RUTIN PANEN RAYON
Blok :
Tanggal :
Baris :
Sensus Butir Brondol
Piriringan Buah tinggal
Janjang Tinggal
PKK TPPN
PAT PAT
BH BM BRS KTR PIR H PKK H
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
Tota
l
Keterangan : PKK: Pokok
TPNN: Tapak Panen PIR: Piringan
BH: Buah Hitam PATH: Gawangan HIdup
BM: Buah Merah
RIWAYAT HIDUP

Dodi Julianto Pakpahan lahir pada tanggal 18 Juli 1997 di Huta


Ganjang, Pardomuan Nauli, Pematang Bandar, Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara. Penulis terlahir dari pasangan bapak
Abner Pakpahan dan ibu Rena Gultom. Penulis anak kelima dari 5
bersaudara.
Penulis menyelesaikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2003-2009
di SD Negeri 1 Pardomuan Nauli, Kabupaten Simalungun. Tahun
2009-2012 penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP Negeri 1 Pematang Bandar, Kabupaten
Simalungun dan menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun
2012-2015 di SMK Negeri 1, Pematang Raya, Kabupaten Simalungun. Tahun 2015
penulis diterima menjadi mahasiswi Program Diploma IPB Institut Pertanian Bogor
dengan program keahlian Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan. Penulis
masuk melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI).
Penulisan karya ilmiah ini ditulis oleh penulis untuk memperoleh gelar Ahli
Madya melalui praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama 3 bulan mulai
tanggal 05 Februari 2018 sampai dengan 28 April 2018 di Provinsi Jambi dengan
judul tugas akhir “Pengendalian penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
PT Sari Aditya Loka 1, Jambi”. Penulis dibimbing oleh dosen pembimbing ibu Dr
Titiek Siti Yualiani,SU dan bapak Eko Irwandi SP sebagai pembimbing lapangan
selama PKL di PT Sari Aditya Loka 1.

Anda mungkin juga menyukai