PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan leporan tugas akhir dengan judul “ Pengendalian
Penyakit Tanaman Kelapa Sawit (E.guineensis.Jacq.) di kebun Muara PT Sari Aditya
Loka 1 Merangir, Jambi” adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguran tinggi manapun. Sumber
informasi yang diperoleh atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
laporan ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya saya kepada Intitut
Pertanian Bogor (IPB).
Bogor, ..............2018
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNAN PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul : Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di PT Sari Aditya Loka 1 Merangir, Jambi
Nama : Dodi julianto pakpahan
Nim : J3T115029
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis tuturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kebaikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang berjudul “Pengendalian penyakit kelapa sawit (elaeis
guineensis jacq.)” di PT Sari Aditya Loka 1 Merangin, Jambi.
Penulisan Tugas Akhir PKL ini bertujuan sebagai media pengajuan diri untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan penyusunan laporan Tugas Akhir. Praktik
Keja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Diploma pada Program Keahlian Teknologi dan Manajamen Produksi
Perkebunan, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimaksih kepada :
1. Dr Ir Titiek Siti Yuliani, SU sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan saran selama proses penulisan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan.
2. Dr Ir Suwarto, MSi selaku Koordinator Program Keahlian Teknologi dan Manajemen
Produksi Perkebunan.
3. Para dosen dan staf pengajar Program Diploma Intitut Pertanian Bogor atas ilmu dan
pengetahuan, serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
4. Para pimpinan dan staf PT Sari Adtya Loka 1, Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir
Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
5. Kepada ibunda dan keluarga yang telah mendukung dalam doa dan materi selama ini.
6. Kepada Ibu masak yang sudah memberikan perhatian dan asupan makanan setiap
harinya.
7. Dan tidak lupa teman-teman mahasiswa Teknologi dan Manajemen Produksi
Perkebunan Angkatan 52 yang teah memberi saran dalam pembutan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, Kritik dan saran sangat diharapkan
penulis untuk perbaikan di waktu yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL 2
DAFTAR LAMPIRAN 3
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Morfologi Kelapa Sawit 2
2.2 Syarat Tumbuh 3
2.3 Penyakit Kelapa Sawit 4
2.3.1 Pengendalian Penyakit 5
3 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 5
3.1 Tempat dan Waktu 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data 6
3.4 Metode Analisis Data 8
3.5 Metode Pelaporan 8
4 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 9
4.1 Letak wilayah Administratif 9
4.2 Keadaan Iklim dan Wilayah 9
4.3 Luas Areal dan Tata Guna Lahan 10
4.4 Keadaan Tanaman dan Produksi 11
4.5 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 13
5 PELAKSANAAN KEGIATAN PKL 15
5.1 Aspek Teknis 15
5.1.1 Pruning 16
5.1.2 Pemupukan 17
5.1.3 Pemupukan An-organik 19
5.1.4 Pengendalian Gulma 24
5.1.5 Hama 27
5.1.6 Penyakit 29
5.1.7 Penyakit busuk pucuk 31
5.1.8 Pemanenan 32
5.2 Aspek Manajerial 34
5.2.1 Mandor 34
5.2.2 Pendamping Asisten Afdeling 36
6 PEMBAHASAN 37
6.1 Pengendalian Penyakit 37
6.1.1 Penyakit Busuk Pangkal Batang 37
6.1.2 Penyakit Busuk Pucuk 39
7 SIMPULAN DAN SARAN 40
7.1 Simpulan 40
2
7.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 44
RIWAYAT HIDUP 53
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini secara umum bertujuan untuk
memperoleh pengalaman, menambah wawasan, keterampilan kerja, serta sebagai
perbandingan antara pengetahuan yang diterima selama kuliah dengan kegiatan teknis
yang ada di lapangan dalam pengelolaan budidaya tanaman kelapa sawit.
Tujuan khusus dari kegiatan (PKL) ini adalah agar mahasiswa dapat menegerti
cara-cara pengendalian penyakit pada kelapa sawit khususnya penyakit busuk
pangkal batang (Ganoderma boninense), dan busuk pucuk (Spear rot)
2 TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit berumur 3 tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan
penyerbukan silang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu
dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin atau
serangga penyerbuk (Sunarko 2008).
Tandan buah tumbuh di ketiak daun, semakin tua umur kelapa sawit
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, maka buah terbentuk semakin menurun. Hal
ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin
besar. Kadar minyak yang dihasilkan akan semakin tinggi. Berat tandan buah kelapa
sawit bervariasi, dari berat 1 kg - 30 kg (Setyamidjaja 2006).
Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu pertama adalah
perikaprium, yang terdiri dari epikaprium dan meskaprium, sedangkan kedua adalah
biji, yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan embrio (Fauzi et al. 2008).
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di
daerah antara 1200 Lintang Utara - 1200 Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang
diperlukan antara 2 000 - 2 500 mm per tahun, dengan pembagian yang merata
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimal antara 5-7 jam per hari dan
suhu optimum berkisar 240 - 3800 C. Ketinggian di atas permukaan laut yang
optimum berkisar 0-500 m (Setyamidjaja 2006).
Produktivitas tanaman menjadi lebih baik jika unsur hara dan air tersedia dalam
jumlah yang cukup dan seimbang. Selain itu, tanaman kelapa sawit juga
membutuhkan kondisi tumbuh yang baik agar dapat berproduksi secara maksimal.
Kondisi iklim dan tanah merupakan faktor utama di samping faktor lainnya seperti
faktor genetik dan perlakuan yang diberikan (Pahan 2008).
Jumlah curah hujan yang optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2 000-3
000 mm per tahun. Berdasarkan teori Schmidt-Ferguson, curah hujan pada budidaya
tanaman kelapa sawit termasuk iklim tipe A (curah hujan>200 mm/bulan). Suhu
tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada kisaran 24-28ºC. Daerah
sekitar khatulistiwa, tanaman sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada 1 300 m
dari permukaan laut. Tanaman kelapa sawit diperkirakan masih dapat tumbuh dengan
baik sampai kisaran suhu 20ºC, tetapi pertumbuhannya akan terhambat pada suhu
15ºC (Pahan 2008).
Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup
tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenil dan pre-nursery.
Panjang penyinaran yang diperlukan kelapa sawit yaitu 5-12 jam/hari dengan kondisi
kelembaban udara 80%. Tanaman kelapa sawit di perkebunan komersial dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-28ºC. Produksi TBS yang tertinggi didapat
dari daerah yang rata-rata suhu tahunannya berkisar 25-27ºC (Pahan 2008).
4
Kelapa sawit sebaiknya ditanam di lahan yang memiliki kemiringan 0 - 12º atau
21 %. Pertumbuhan kelapa sawit yang ditanam di kemiringan lahan 13º-25º atau 46
% diperkirakan kurang baik. Lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 25º tidak
perlu dipilih sebagai lokasi penanaman kelapa sawit, karena berisiko terhadap bahaya
erosi dan menyulitkan dalam pengangkutan buah (Sunarko 2009).
Sifat kimia tanah yang merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya kelapa
sawit adalah pH tanah dan ketersediaan hara. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH
4,0-6,0, namun pH yang optimal adalah 5-5,5. Pada pH yang terlalu rendah,
ketersediaan hara makro utama seperti P, Ca, dan Mg akan sangat rendah, dan
sebaliknya unsur-unsur lain seperti Al dan Fe justru menjadi terlalu tinggi sehingga
bersifat beracun. Pada tanah yang dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut,
kedalaman mineral pirit juga harus diperhatikan sehingga tidak teroksidasi dan
mengakibatkan kemasaman tanah tinggi. Secara umum, tanah mineral yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan memiliki potensi sulfat masam pada
kedalaman lebih dari 1,5 meter masih potensial untuk budidaya kelapa sawit dengan
syarat tinggi muka air tanah tetap dipertahankan pada kedalaman sekitar 75 cm
sehingga parit tetap dalam keadaan tereduksi (Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2006).
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kebun PT Sari Aditya Loka, Jambi.
Kegiatan akan dilaksanakan selama 12 minggu yang dimulai pada tanggal 5 Februari
2018 sampai 28 April 2018.
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
Data yang dikumpulkan penulis dari kegiatan PKL yaitu berupa hasil
pengamatan berkaitan dengan kegiatan teknis dilapangan dan data prestasi kerja
penulis selama menjadi KHL serta analisis secara deskriptif. Selanjutnya data – data
yang diperoleh dari data primer dibandingkan dengan data sekunder pada pendekatan
statistik yaitu membandingkan dengan data sekunder pada pendekatan statistik yaitu
membandingkan target yang telah ditetapkan oleh kebun yang dilakukan dilapangan
dan sesuai dengan Standar Operasional Procedure (SOP).
Data dan informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan
gambar serta proses mendeskripsikan suatu kondisi sehingga dapat mudah dimengerti
serta membahas permasalahan yang dapat dihadapi ( kelamahan dan kuatan) dari
aspek teknis maupun aspek manejerial sehingga penulis dapat memberkan
rekomendasi perbaikan pada perusahaan tempat PKL. Demi mendapatkan kesimpulan
, maka data yang diperoleh diusahakan lengkap dan jelas.
Selain data pengamatan, data yang diambil yakni data prestasi penulis selama
menjadi KHL. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan standar prestasi kerja
karyawan sesuai kegiatan teknis yang dulakukan. Dari perbandingan tersebut maka
diperoleh kesimpulan mengenai produktivitas kerja penulis selama menjalankan
legiatan menjadi KHL.
Jumlah
Kebun Luas (ha) Jumlah Pokok
Blok
Produksi
Areal Tanaman
Inti I 129 3 499.28 3 338.30 420 821
Inti II 69 1 845.03 1 741.86 221 225
Plasma 285 8 972.08 8 972.08 1 132 286
KKPA 42 1 060.86 1 060.86 134 559
Total 525 15 377.25 15 113.10 1 908 891
Sumber: Kantor Besar PT Sari Aditya Loka I
Pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun PT Sari Aditya Loka I merupakan
jenis tenera varietas marihat. Jarak tanam yang digunakan di kebun PT Sari Aditya
Loka I adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m sehingga populasi per ha nya adalah 136
pokok/ha. Populasi tanaman Afdeling Brafo rata-rata adalah ± 127 pokok/ha,
berkurangnya tanaman karena terdapat pokok yang tidak produktif, pokok roboh,
terserang penyakit, dan pokok abnormal yang pada akhirnya mati. Populasi tanaman
pada Afdeling Brafo dapat dilihat pada (Tabel 3).
Jumlah
Satuan Per
Blok Tahun tanam Luas (ha) populasi
Hektar (SPH)
(pokok)
OB 1 2001 33,01 4.525 137
OB 2 1998 25,85 2.452 95
OB 3 2000 23,00 3.027 132
OB 4 2004 26,20 3.493 133
OB5 2001 24,26 3.133 129
OB 6 2001 26,43 3.223 122
OB 7 2000 19,88 2.501 126
OB 8 1999 21,45 2.844 133
OB 9 2004 24,60 3.147 128
OB 10 1999 24,71 3.458 140
OB 11 2002 25,14 3.221 128
OB 12 1998 24,83 3.079 124
OB 13 1999 27,04 3.401 126
OB 14 2004 31,42 4.341 115
OB 15 2000 37,66 4.527 120
OB 16 2000 24,20 2.962 122
OB 17 2000 23,72 3.127 132
OB 18 2004 26,16 3.282 125
OB 19 1998 14,10 2.315 165
OB 20 1999 14,51 1.831 126
OB 21 2002 23,21 2.858 123
OB 22 2001 24,96 3.045 122
OB 23 1999 33,76 4.045 120
Total 580.1 73 837 127
Sumber: Kantor Afdeling Brafo (2017)
Produksi dan produktivitas dari suatu tanaman adalah sangat penting bagi
perusahaan. Jika hasil produksi dan produktivitas yang didapat perusahan tinggi
maka, keuntungan perusahaan akn meningkat dan lebih besar. Hasil produksi dan
produktivitas rata-rata pada perkebunan PT Sari Aditya Loka I pada 5 tahun terakhir
adalah Produksi 116 971 276 kg dan produktivitas 22 995.63 kg. Luas panen,
produksi, dan produktivitas kebun PT Sari Aditya Loka 1, 5 tahun terkahir dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Luas panen, produksi, dan produktivitas kebun PT Sari Aditya Loka
Tahu Luas Luas Pokok Produksi Produktivitas
13
produktif
n area (ha) Panen (ha) (kg) (kg/ha)
(Pokok)
2013 5 344.31 5 076.73 646 895 122 264 010 24 083.22
2014 5 344.31 5 089.31 647 369 114 216 510 22 442.44
2015 5 344.31 5 089.31 647 369 94 187 040 18 506.84
2016 5 344.31 5 089.31 639 770 150 629 640 29 597.26
2017 5 344.31 5 089.31 647 369 103 559 180 20 348.37
Sumber: PT Sari Aditya Loka I
bertugas sebagai kepala bidang operasional, kepala bidang plan and control, dan
kepala bidang support. Masing-masing asisten teknik dibantu oleh supervisor untuk
mengawasi kegiatan di lapangan. Pengelolaan administrasi dipegang oleh Kepala
Tata Usaha yang dibantu oleh kepala bagian personalia/umum (HRGA), Kepala
bagian gudang, dan Kepala bagian keuangan. Jumlah tenaga kerja PT Sari Aditya
Loka 1 dapat di lihat pada Tabel 5.
Berdasarkan tabel Ketenaga kerjaan diatas dapat dihitung Indeks Tenaga Kerja
(ITK) dimana perkebunan Inti 1 dan Inti 2 PT Sari Aditya Loka 1 memiliki jumlah
579 orang karyawan dan luas areal yang ditanamiseluas 5 080.16 ha, maka dapat
diperoleh ITK sebagai berikut:
Jumlah tenagakerja 579
ITK = = =0.11 orang/ha
Luas lahan ( ha ) 5343.31
Standar Indeks Tenaga Kerja (ITK) di perkebunan kelapa sawit adalah 0.2
orang/ha (Pahan 2012). Maka berdasarkan hasil Indeks Tenaga Kerja (ITK) diatas
dapat disimpulkan bahwa PT Sari Aditya Loka 1 (SAL-1) untuk Indek Tenaga Kerjaa
lebih rendah dari standar perkebunan, meskipun rendah perkebuan PT Sari Aditya
Loka 1 dapat menyelesaikan perkejaan kebun.
PT Sari Aditya Loka 1 memiliki 7 jam kerja dengan 6 hari kerja dalam
seminggu. Dalam pngganjian karyawan dilakukan dalam waktu 25 hari kerja dalam
sebulan, dilakukan dengan melalui ATM masing-masing karyawan. Gaji yang
dimiliki karyawa berupa gaji pokok dan premi. Gaji pokok PT Sari Aditya Loka 1
adalah Rp 2 273 000/bulan dalam waktu 25 hari kerja efektif. Fasilitas yang didapat
oleh karyawan harian tetap ( SKU) di PT Sari Aditya Loka 1 yakni: tempat tinggal
(Rumah), air, jaminan kesehatan (BPJS), poliklinik kebun (Polibun), serta tunjangan
beras 15 kg/bulan untuk perkerja, 9 kg/bulan untuk istri dan 7.5 kg/bulan untuk anak,
maksimal anak yang mendapat tunjangan sebanyak 3 orang.
15
Kegiatan PKL yang dilakukan di PT Sari Aditya Loka 1, Kebun Inti 1 Afdeling
Bravo yakni memiliki aspek teknis selama 4 minggu sebagai KHL mulai dari tanggal
6 Februari 2018 sampai dengan 28 April 2018. Waktu menjadi KHL penulis
melakukan kegiatan mulai dari apel atau biasa disebut lingkar pagi padda pukul 06.00
wib – 06.15 wib dan dilakukan bersama Asisten lapangan dan semua Mandor dan
pada pukul 06.15 – 6.30 wib apel pagi dengan karyawan.
Apel pagi dengan Asisten dan Mandor membahas membahas mengenai hasail
pekerjaan dan mengevaluasi hasil kerja kemarin, serta menanyakan kelengkapan alat,
baik alat panen, alat angkut TBS, serta alat perlindungan diri (APD) karyawan selama
bekerja. Pada apel pagi dengan mandor dengan karyawan membahas tentang
pekerjaan yang akan dilakukan, penggunaan alat, target yang akan dicapai, mengenai
alat pelindung diri (APD), serta menekankan kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
dan dilanjutkan oleh mandor 1 untuk memeberi arahan mengenai hasil produksi yang
di capai hari kemarin serta memeberi motivasi untuk selalu tetap menjaga kestabilan
saat bekerja. Dan dilanjut untuk Asisten memberi pengarahan mengenai standar
Operating Procedure (SOP) perusahaan, mengenai helm saat bekerja dan untuk
berkendara harus Standar Nasional Indonesia (SNI) baik didalam kebun maupunn
diluar kebun.
Untuk arahan tambahan yang disampaikan saat apel adalah mengenai kualitas
buah, penyusunan buah, pemberian cap (kode panen), pengutipan brondolan, dan
memasukan brondolan kedalam karung. Serta tidak lupa untuk penyampain sosial
masyarakat mengenai kebersihan pekarangan rumah, pembuatan pagar kolam, serta
mengingatkan untuk kesehatan anak-anak ke posyandu. Kegiatan apel pagi mandor
dengan asisten dan mandor dengan karyawan dapat dilihat pada Gambar 2.
a b.
Gambar 2 Kegiatan Apel Pagi (a). Apel pagi mandor dan Asisten ,(b). Apel pagi
mandor, Asisten dan Karyawwan
16
Kegiatan penulis selama menjadi KHL di PT Sari Aditya Loka 1, Kebun Inti
1, Afdeling Brafo yakni: pengendalian gulma, pemupukan, pruning, pengendalian
hama dan penyakit serta panen. Waktu yang dimulai dari pukul 07.00 – 14.00 WIB (7
jam kerja).
5.1.1 Pruning
Pruning adalah menjaga atau mengatur jumlah pelepah di pokok sesuai
kebutuhan pada tingkat umur tanaman dengan cara membuang pelepah yang tidak
berguna bagi tanaman sevara selektif. Yang bertujuan untuk menjaga suplai hara dan
air tidak terus menerus mengalir ke jaringan pelepah yang tidak produktif lagi. Bila
dibiarkan akan mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman, dan memudahkan
pekerjaan panen dan perawatan, serta meninngkakan efektifitas penyerbukan
(Polination).
Pekerjaan pruning di PT Sari Aditya Loka 1, Kebun Inti 1 Afdeling Brafo
dilakukan secara rutin setiap bulan dan juga merupakan pelaksanaan MRT. Standar
pelepah yang ditingalkan di pokok tergantung umur tanaman. Kondisi umur tanaman
yang ada di Afdeling Brafo yaitu >12 tahun maka standar pelepahnya 40-48 pelepah,
alat yang digunakan utnuk pruning adalah eggrek, dodos, karena ada beberapa
tanaman yang doyon ke tanah akibat kurang kuatnya stuktur tanah di lahan gambut,
sehingga masih dibutuhkan dodos.
Kegiatan pruning dilakukan dengan baik dan benar pemotongan dilakukan
sedekat mungkin dengan batang tanamn (mepet). Hal ini bertujuan untuk menjaga
agar brondolan tidak menyangkut di ketiak pelepah yang dipotong. Pelepaha yang
sudah dipotong dari pokok lalu dipotong lagi menggunakan kapak menjadi dua,
tujuannya untuk memermudah penyusunan di gawang mati. Dalam kegiatan pruning
kebun PT Sari Aditya Loka 1 memakai norma 0,2 HK/ha dalam kondisi pruning
ringan. Tetapi realisasi pruning di lapangan adalah 0.4 HK/ha. Hal ini disebabkan
tidak sesuai dengan kenyataan. Hasil kerja penulis pada kegiatan pruning tidak ada,
karena pihak kebun tidak memperbolehkan penulis untuk menggunakn eggrek.
Penulis hanya membantu dalam penyusunan pelepah di gawangan mati. Proses
Pruningdapat dilihat pada Gambar 3.
a
b
a. Pemotongan pelepah (pruning) b. Tempat penyusunan pelepah ke
gawang mati.
Gambar 3 Kegiatan Pruning Tanaman Menghasilkan: (a) Pemotongan pelepah,
(b) Tempat penyusunan pelepah ke gawang mati
17
5.1.2 Pemupukan
Pemupukan adalah usaha dalam memberikan unsur hara yang dibutuh oleh
tanaman agar produksi dan mutu hasil tanaman dapat meningkat. Tujuan pemupukan
adalah meningkatkan produktifitas dan kualitas kelapa sawit. Pemupukan Jenis pupuk
yang digunakan di Afdeling Brafo adalah pupuk organik dan an-organik. Untuk
pupuk organik yang digunakan adalah abu Boiler dan tandan kosong (TKKS) dan
pupuk yang digunakan untuk an-organik adalah pupuk NPK 17-7-21, NPK 15-6-24,
Kieserit, Dolomite, Kaptan, CuEDTA, ZnEDTA, dan Borate. Untuk melakukan
pemupukan didasarkan pada pengambilan sampel daun/leaf sampling unit (LSU)
setiap 1 tahun dan sampel tanah setiap 5 tahun
a b c
Gambar 4 (a) Helm dan Garuh, (b) Winkos, (c) Angkong
No Dosis (Kg)
Ulangan 1 235
Ulangan 2 240
Ulangan 3 230
Rata-rata 235
Sumber : Hasil Kalibrasi penulis (2018)
Peletakan pupuk yang dibawa oleh tarnsport di arahakan oleh mandor pupuk,
dan ditumpukan sesuai kebutuhan lapangan dalam per blok. Berat pupuk organik
(TKKS) adalah berbeda-beda, rata rata dalam 1 truk mencapai 5.000 kg (5 ton).
Kebutuhan pupuk terantung jumlah luas lahan dalam satu blok. Dosis pupuk organik
per pokok adalah 230 kg/pokok, sehingga untuk kebutuhan dalam satu blok dapat
dikalikan dengan jumlah satuan tanam per hektare.
Untuk pengamplikasian pupuk organik dilakukan oleh karyawan pupuk, untuk
peletakan pupuk organik berada diantar baris pokok tanaman kelapa sawit, atau di
gawangan mati. Pengamplikasian pupuk organik dapat dilakukan dengan alat manual
dan mekanis tergantung jenis areal lahan kebun.
19
a b
3m
c 2M
X X X X X X Jalan
X utama
X (MainXRoad) X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
Pemupukan dilakukan setelah apel pagi dengan mandor 1 dan mandor pupuk
Kemudian melakukan arahan dengan mandor kepada karyawan mengenai jenis
pupuk yang akan di tabur, dosis pupuk, dan cara pengaplikasiannya. Pemupukan
dilakukan mulai dari pasar kontrol, kemudian mandor 1 dan mandor pupuk mengecek
kelengkapan alat dan APD yang digunakan oleh pemupuk. Kegiatan proses
pemupukan tanaman kelapa sawit terdapat pada Gambar 8.
21
a. b.
Gambar 8 Kegiatan proses pemupukan tanaman kelapa sawit: (a) Apel pagi dengan
Mandor 1 dan mandor pupuk beserta karyawan pupuk, (b) Pengeceran
pupuk
Mandor pupuk mendampingi untuk pengambilan pupuk kegudang dan
beberapa karyawan pupuk untuk memuat pupuk ke truk dan membawa borang/bon
permintaan barang yang sudah di planingkan dan di tanda tangani oleh Asisten
Afdeling, Kepala Kebun, Admistratur, Kepala Tata Usaha, dan di akhir di acc oleh
Kepala Gudang pupuk. Kemudian manodr pupuk mengahkan karyawan pupuk untuk
memuat dan mengecer pupuk ke dalam blok.
Pupuk lalu diecer oleh pemuat dengan mengikuti intruksi dari mandor pupuk.
Pupuk diecer dan di letakan di depan jalur/path dengan pembagian yang sudah di
arahkan oleh mandor pupuk dengan jumlah yang sudah ditentukan. Penaburan pupuk
pada setiap pringan (Circle) di letakan sesuai dengan jenis pupuk dan dosis yang
direkomendasikan. Pemupukan dilakukan dari pasar tengah/pasar kontrol.
Pemupukan dimulai dari pembukaan karung, pengisia ke dalam ember pupuk, dan
penaburan pupuk serta pengumpulan karung, kemudian karung dicuci dan di jemur
lalu dikembalikan ke gudang. Proses pengambilan pupuk dan memuat ke
transportasi/truk dapat dilihat pada Gambar 9.
a. b. c.
Gambar 9 (a) Borang/Bon pupuk, (b) Gudang susunan pupuk, (c) Proses muat
Tujuan untuk kalibrasi pupuk dilakukan agar mengetahui dosis dan keteapatan
pupuk yang akan diaplikasikan dalam tanaman yang direkomendasi perusahaan.
Sehingga pada waktu pemupukan berlangsung, dosis yang sudah di rekemondasikan
dapat diaplikasikan dengan tepat, tanpa ada kelebihan atau kekurangan pupuk.
23
Pemupukan juga perlu dilakukan dengan ketapatan cara mupuk, minimal jarak
pengaplikasian pupuk 150 cm dari batang tanaman. Pengamplikasian pupuk
dipringan dengan menggunakan jenis pupuk (NPK 15-6-24, Kaptan, Dolomite, dan
Kieserit) dan pengaplikasian di akar jenis pupuk (Borate), dan pengaplikasian pupuk
dengan cara membuat lubang dan menanam adalah jenis pupuk CuEDTA dan
ZnEDTA. Untuk pengaplikasian pupuk dapat dilihat pada Gambar 11.
a. b. c.
a. b.
pupuk tepat pada waktu yang ditetapkan. Ketepatan waktu pemupukan dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Ketepatan waktu pemupukan
Bulan
Jenis Pupuk
Perencanaan Realisasi
NPK 15-6-24 Februari – April Februari – Maret
NPK 17-7-21 Februari – April Februari – Maret
Kaptan (CaCO3) Februari – April Februari – Maret
Borate Februari – April Februari – Maret
CuEdta Februari – April Maret – April
ZnEdta Februari – April Maret – April
Sumber: Kantor Besar PT Sari Aditya Loka 1
perhitungan kebutuhan tenaga kerja pengaplikasian pupuk pada 1 blok dalam
jumlah dosis pupuk yang berbeda-beda, dosis 2kg dan 4 kg. Berikut dihitung dengan
rumus:
a. b. c.
Pengendalian gulma secara manual yaitu garuk piringan, babat gawangan. Alat
yanng digunakan untuk pengendalian gulma manual adalah parang babat, garuk
(berbentuk seperti cangkul). Parang babat digunakan untuk membabat pakis yang
sudah tinggi dan tidak boleh di pangkas habis karena pakis berfungsi sebagai penutup
tanah, kemudian membabat anak sawit dan anak kayu, kerisan, keladi, bambu dan
gulma berdaun lebar. Penebasan gulma dilakukan dengan menebas hingga tersisa
sampai 5-10 cm dari permukaan tanah. Untuk norma pengendalian gulma
digawangan (Weeding manual dan dongkel anak kayu) yaitu 1 HK/ha. Karyawan
mendapat prestasi kerja sesuai norma yang diberikan perusahaan (1 HK/ha). Untuk
prestasi penulis 0.5 ha.
Untuk pengendalian dengan garuk (Circle weeding manual/ CWM), yang
berfungsi untuk membersihkan areal dalam piringan ke luar piringan. Diameter untuk
menggaruk piringan minimal 1.5 m dari pangkal batang tanaman. Piringan
dibersihkan dari semua jenis gulma daserasah bekas pelepah kering. Norma untuk
CWM adalah 2 HK/ha ( 1 ha = 2,5 jalur). Prestasi karyawan dalam pengendalian
gulma dipirangan sesuai dengan norma yang di tetapkan perusahaan dengan
kerapatan gulma yang cukup tinggi. Kegiatan garu piringan dan alat pengendalian
gulma manual dapat dilihat pada Gambar 15.
a. b.
c. d.
27
Gambar 15 Kegiatan pengendalian gulma dan alat: (a). Sebelum di garu, (b). Proses
penggaruan, (c). Hasil penggaruan, (d). Alat Pengendalian
5.1.5 Hama
Hama adalah organisme yang dapat menurunkan hasil produksi dan tidak
diinginkan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit. Hama yang menyerang tanaman
kelapa sawit dapat menimbulkan kerusakan berat bahkan menyebakan kematian
tanaman. Akibat kerusakan hama dan penyakit perlu dilakukan pemberantasan dan
pengendalian hama.
Pemeberantasan yang dimaksud adalah memberantas semua populasi hama
yang ada didalam kebun, sedangkan pengendalian adalah mengurangi, menekan
perkembangan hama sampai dibawah batas ambang ekonomi. Pengendalian hama
dilakukan setelah diketahui besar atau kecilnya tingkat serangan hama tersebut.
Kebun PT Sari Aditya Loka 1 merapkan sistem peringatan dini atau EWS
(Early Warning System) yang dilakukan mandor HPT untuk melihat intesitas
serangan hama yang menyerang tanaman kelapa sawit, khususnya ulat api. EWS
dilaksanakan dengan cara mendeteksi perkembangan ulat api melalui sensus ulat api.
Sensus tersebut akan memberikan hasil mengenai jenis ulat, intesitas serangan, dan
luas serangan. Berdasarkan data tersebut maka dapat ditentukan waktu dan teknik
pengendaliannya.
Cara sensu untuk mendeteksi serangan hama dan penyakit dilakukan dengan
menetukan Titik Sampel (TS) da Pohon Sampel (PS) terlebih dahulu. Dalam
penentuan sampel 1 pokok mewakili 1 hektare, dalam selang baris 13 baris
berikutnya.
Penentuan baris dimulai pada baris ke-3 dan tanaman ke-5 dari pinggir blok dan
menyesuaikan luas lahan tersebut. Titik sampel tersebut brtujuan untuk mendeteksi
serangan hama ulatapi, daun yang diamati menjadi sampel yaitu daun ke-17 dengan
menggunakan alat eggrek. Pengamatan EWS terdiri dari 3 tahap yaitu deteksi rutin,
deteksi spesial, dan deteksi ulang.
Deteksi rutin merupakan pengamatan sampel yang dilakukan setiap bulannya
secara rutin. Deteksi spesial dilakukan selama 3 hari jika terdapat serangan pada pohon
sampel, dengan demikian dapat dilihat secara detail kondisi serangan sehingga dapat
ditentukan pengendalian yang akan dilakukan. Pengamatan pada deteksi spesial
dilakukan kembali pada 7 hari, 14 hari, dan 21 hari setelah ditemukannya serangan.
Pada deteksi ulang, dapat diketahui persentase penurunan hama setelah
dilakukannya pengendalian dan memberikan pencegahan atau pengendalian dengan
menanam tanaman inang Turnera Subulata dan Casia Sp. Norma pengamatan hama
adalah 0.03 HK/ha. Klasifikasi hama ulat api dan ulat kantung dapat dilihat pada
Tabel 9.
28
Pengamatan hama ulat api dan ulat kantung yang dilakukan penulis selama
menjadi KHL di Blok Brafo (OB) 12 bersama mandor, hasilnya adalah nihil atau
tidak ada hama tetapi serangan sedikit. Hama ulat api dikendalikan dengan
menggunakan musuh alami yaitu Sycanus dichotomus. Musuh alami ini banyak
ditemukan di tanaman Antigonon sp. Kebun Inti 1 memiliki penangkaran Sycanus
dichotomus yang terletak di perumahan Afdeling Fanta. Berikut tempat penangkaran
Sycanus dichotomus dan tanaman Turnera cubulata dan Antigonon sp. dapat dilihat
pada Gambar 16.
b.
a.
29
c d.
b.
Gambar 16 (a).Penangkaran Sycanus dichotomus, (b) Sycanus, (c) Turnera
subulata, (d). Antigonon sp.
5.1.6 Penyakit
Penyakit adalah adalah Organisme pengganggu tanaman yang berasal dari
Jamur, bakteri dan virus yang dapat merugikan secara ekonomi bahkan dapat
menyebabkan kematian pada tanaman. Penyakit yang ada dikebun PT Sari Aditya
Loka 1 di kebun Inti 1 Afdeling Brafo adalah penyakit busuk pangkal batang
(Ganoderma boninense.) dan penyakit busuk pucuk (Spear Rot). Penyakit busuk
pangkal batang disebabkan oleh Ganoderma boninense. Sedangkan penyakit busuk
pucuk disebabkan oleh Cendwan (Phytophthora palmivorus), (Cerocytis paradoxa)
dan Bakteri (Erwiniea carotovora).
a. b. c.
d. e.
Gambar 17 Gejala proses serangan penyakit Ganoderma : (a). Tanaman yang
terserang, pelepah patah dan daun mengering, (b). Mulai muncul
miselium (bakal Ganoderma sp.), (c). Miselium semakin besar,
(d). Tubuh buah ( basidiokarp) pada pangkal batang, (e). Bagian
dalam batang berwarna cokelat muda dan bergaris-garis tidak
beraturan
Tabel 10. Pengamatan penulis dalam sensus peyakit Ganoderma boninense Blok OB
22, 8, 10
Luas Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Persentase
Blok lahan pokok pokok pokok
pokok/blok (100 %)
(ha) mati sampel terserang
22 24.96 3 045 32 3 013 7 0.2
8 21.45 2 844 28 2 824 14 0.5
10 24.71 3 458 16 3 442 3 0.08
Total 71.12 9 347 76 9 271 24 0.81
Sumber: Hasil pengamatan Penulis selama PKL PT Sari Aditya Loka 1
baris terakhir. Form data sensus Ganoderma boninense. Sensus global dilakukan
dengan bantuan pemanen. Pada saat panen, pemanen wajib melaporkan pokok yang
mempunyai gejala serangan Ganoderma boninense seperti adanya badan buah pada
pokok dan pangkal batang dan pelepah menggantung mengering kepada mandor
panen kemudian dilaorkan kepada Kepala Afdeling Asisten lapangan an Asisten
HPT.
Sistem monitoring penyakit busuk pangkal batang diklasifikasikan dalam tingkat
serangan Ganoderma boninense berdasarkan tingkat/kondisi serangan dapat dilihat
pada Tabel 11.
menyerang daun tombak seperti Oryctes. Infeksi serangga tersebut diikuti oleh
beberapa jenis jamur atau bakteri pembusuk. Hasil isolasi dari bagian tanaman yang
terinfeksi dijumpai beberapa jenis jamur seperti botryodiplodia, phomopsis dan
phytopthora dan dari bakteri pseudomonas, erwinia sp. Gejala dan ciri-ciri serangan
penyakit busuk pucuk pada tanaman kelapa sawit adalah yang ditandai dengan
mengering pada pupus, bagian kuncup daun akan membengkok atau melengkung,
bagian pelepah tengah patah. Dapat dilihat pada Gambar 18.
Pada hasil pengamatan penulis dalam sensus penyakit Busuk pucuk pada blok
OB 22, 8, 10, selama 3 bulan dapat dilihat pada Tabel 11.
5.1.8 Pemanenan
Panen merupakan suatu kegiatan memotong seluruh buah yang layak panen
oleh karyawan pemanen dan mengumpulkan buah ke Tempat Pengumpulan Hasil
(TPH) sampai proses pengangkutan hasil ke pabrik dengan efektif dan efesien. Dapat
dilihat pada Gambar 19.
33
a. b. c.
Gambar 19 Pemanenan: (a). Pemotongan buah sawit, (b). Pengumpulan TBS,
(c).Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
Panen merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit yang
bertujuan untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak
dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya
panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur
produktif yang lama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan antara lain,
pelaksanaan ketentuan panen baik sistem panen, rotasi panen, kriteria buah matang,
dan persentase brondolan, pelaksanaan angkutan panen sesegera mungkin ke pabrik,
dan pelaksanaan pengolahan secepat mungkin.
Rotasi merupakan faktor yang menentukan untuk mendapatkan hasil panen
yang tinggi dan biaya semaksimal mungkin. Dalam kegiatan panen di kebun PT Sari
Aditya Loka 1 meliputi persiapan panen, rotasi panen, peralatan panen, kriteria
matang panen dan kualitas buah serta basis atau ouput panen.
Kriteria matang panen panen pada perkebunan PT Sari Aditya Loka 1 adalah 1
butir brondolan lepas secara alami di piringan atau asal membrondol. Rotasi panen
yang digunakan adalah rotasi 6/7 untuk kerapatan panen normal dan untuk kerapatan
yang rendah rotasi tertinggi adalah 8/10.
a. b. c.
Gambar 20 Proses panen: (a). Pemotongan buah, (b). Pembuatan Cangkam kodok,
(c). Pemberian stempel
34
Stempel memberikan fungsi sebagai kode pemanen, jika ada pelanggaran yang
dilakukan pemanen, pengambilan buah mentah. Maka akan diberikan sangsi kepada
karyawan, melihat seberapa besar pelanggaran dilakukan. Pengambilan buah mentah
akan diberikan sangsi maksimal Rp 3000/buah.
Standar luas panen pada Kebun PT Sari Aditya Loka 1 khususnya Afdeling
Brafo adalah norma 5 ha/HK, jika lebih maka pemanen mendapatkan premi. Norma
dan basis panen berbeda-beda tergantung dari bobot janjangan rata-rata setiap blok.
Setelah pemotongan selesai TBS dan Brondolan akan diangkut oleh Infield ke
Path menggunakan alat mekanis (Transpoter) dan (Wintor) maupun manual dengan
memakai angkong. Alat Transpoter digunakan pada jenis tanah gambut sedangkan
wintor digunakan pada lahan mineral, dan angkong digunakan untuk sebagai
pembantu alat mekanis.
Norma atau basis pekerja Infield untuk Transpoter adalah 4.5 ton/HK dan target
alat 8 ton dengan coverage area 15 ha, sedangkan Wintor adalah 4.5 ton/HK x 2
HK= 9 ton dan target alat 10 ton dari coverage area 20 ha. Pekerja Infield memiliki
tugas untuk menyusun buah di TPH dan brondolan dimasukan dalam karung yang
sudah di berika oleh mandor panen, dapat dilihat pada Gambar 21.
a. b. c.
Gambar 21 Proses Infield: (a). Penurunan TBS dari Transpoter, (b). Penyusunan
TBS di Path, (d). Pemasukan brondolan ke Karung
5.2.1 Mandor
Mandor adalah karyawan non staf yang bertugaas untuk mengawasi karyawan
harian dalam melakukan pekerjaan rutin dilapangan baik membimbing, memberi
motivasi, dan mengatur serta bertanggung jawab langsung terhadap pekerjaan yang di
mandorinya. Mandor biasanya diangkat dari karyawan harian yang selalu
mendapatkan nilai yang baik dalam pelaksanaan kerja dan memenuhi penilaian
35
terhadap Kepala Kebun dan Asisten Lapangan. Di PT Sari Aditya Loka 1 Afdeling
brafo mandor dibagi menjadi 4, yaitu mandor 1, mandor panen, mandor rawat,
mandor HPT.
Rencana kerja pertama yang dibuat adalah rencana kerja tahunan yang dibuat
oleh asisten dengan persetujuan dari seorang manajer. Rencana kerja bulanan dibuat
tiap bulan dan mengacu terhadap rencana kerja tahunan yang telah disetujui,
sedangkan RKH adalah rencana yang dibuat mengacu pada rencana kerja bulanan
yang disusun sehari sebelum hari kerja. Jobdes Asisten dapat dilihat pada lampiran
10.
Penulis selama menjadi pendamping asisten yaitu mengikuti dan mengawasi
kegiatan-kegiatan mandor dilapangan mulai dari mandor 1, mandor panen, dan
mandor rawat. Pengawasan terhadap mandor 1 yaitu memastikan mandor 1 berada di
lapangan untuk kontrol kinerja mandor panen dan mandor rawat. Kegiatan penulis
pada saat menjadi pendamping asisten yaitu melakukan pemeriksaaan terhadap
kualitas TBS yang di panen oleh karyawan. Pengecekan dilakukan di TPH pada blok.
Hal-hal yang diperiksa adalah penyusunan buah di TPH, buah mentah, tangkai
37
panjang (tangkai harus berbentuk huruf V), dan brondolan dikarung. Asisten Afdeling
juga memiliki buku kontrol berjenjang dapat dilihat pada lampiran 11.
Selain kegiatan pengawasan di lapangan, penulis juga melakukan kegiatan
pengolahan data perencanaan dan realisasi kerja panen dan rawat. Kegiatan ini
dilakukan dengan memasukkan data-data rencana pelaksanaan panen dan rawat yang
dibandingkan dengan realisassi di lapangan. Hal yang terkait dengan data tersebut
adalah blok, luas blok, total luas, jenis pekerjaan, bulan dan tahun perencanaan dan
realisasi. Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten di afdeling Brafo telah
sesuai dengan job descriptions PT SAL-1.
Kegiatan pengawasan atau kontrol di Kebun Inti 1 dilakukan setiap minggu
pada hari kamis. Kegiatan kontrol kebun ini disebut sebagai kegiatan “Gemba
Kebun”. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat kualitas blok (piringan, gawangan,
pruning), kualitas TBS, TBS dan brondolan tinggal di path dan kondisi pemupukan
sesuai dosis atau tidak. Kegiatan kontrol kebun ini dilakukan mulai dari Kepala
Kebun, seluruh asisten kebun, dan perwakilan mandor panen dan mandor rawat.
Kegiatan kontrol kebun disetiap afdeling dilakukan secara bergilir dengan 2 afdeling
setiap kontrol kebun. Form kontrol kebun dapat dilihat pada lampiran 12.
6 PEMBAHASAN
b.
a.
e.
c. d.
Tabel 12. Waktu pengendalian penyakit busuk pangkal batang Blok 22,8 dan 10
waktu (menit)
No Membuat Menebang Mencincang Mengumpulka Istirahat
Lingkara n
n
Ulangan 1 1 30' 15" 45' 40" 1 45' 50" 30' 60'
Ulangan 2 1 40' 30" 48' 10" 1 40' 20" 40' 60'
Ulangan 3 1 10' 20" 45' 20" 1 30' 30" 30' 1 30'
Pada hasil pengamatan penulis pengendalian penyakit busuk pucuk pada kebun
PT Sari Aditya Loka 1 tidak dilakukan, karena menejeman pada pengendalian
tersebut tidak di rencanakan, dan beberapa latarbelakang yang dapat memicu karena
pada kondisi tanaman pada kebun PT Sari Aditya Loka 1 sudah berusia rata-rata 18
tahun, dan pohon sudah cukup tinggi, serta adanya pemikirian mandor mengenai
kerugian jika tanaman yang terserang dikendalikan langsung, dimana posisi buah
pada pohon masih ada.
Menurut pengamatan penulis bahwa penyakit busuk pucuk yang ada dikebun
PT Sari Aditya Loka 1, dimana dalam perblok hanya ditemukan rata-rata 1 pokok
sehingga dikatakan masih dibawah batas abang ekonomi serta dikategorikan tingkat
serangan rendah. Tetapi bukan berarti dibiarkan dan tidak ada perawatan. Untuk
mencegah terjadinya penyebaran penyakit busuk pucuk ini hanya dilakukan kegitan
pemeliharaan pelepah (Pruning) dan pegendalian hama oryctes.
Penyakit busuk pucuk penyebarannya bersifat sporadis atau penyebarannya
tidak merata, oleh karena itu pengamatan tidak dilakukan hanya pada tanaman
sampel. Pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu mengamati seluruh tanaman
yang ada di blok 3, blok 7, dan blok 17. Intesitas serangan penyakit busuk pucuk
yang tertinggi terdapat pada blok 3 dengan nilai intesitasnya 0.09 %, dan yang
terendah pada blok 7dengan nilai intesitasnya 0.06 % dari total tanaman seluruhnya.
Penyakit ini mulai diamati pada bulan Maret sampai April, dimana Asisten
HPT dalam penempatan baru di Kebun PT Sari Aditya Loka 1. Oleh karena itu,
sensus penyakit busuk pucuk masih dalam tahap proses dalam proyek Asisten dan
mandor. Penulis melakukan pengamatan didampingi oleh mandor dan berdiskusi
dengan Asisten.
7.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budi daya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
Susanto, A, Sudharto, PS, Daisy T. 2002. Hiperparasitisme Beberapa Agens
Biokontrol Terhadap G. boninense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan. 10:2. 63-69p.
Suwarto. 2010. Budidaya Tanaman Unggulan Perkebunan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Suwarto, Octaviany Y. 2012. Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan PKL Sebagai Karyawan Harian di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
Melapor ke kantor
03 Februari 2018 - - - Kantor Besar PT SAL-1
HRD
Melapor ke KA Inti
05 Februari 2018 - - - Kantor Kebun Inti 1
1
06 Februari 2018 Control panen 1 blok 1 blok Blok OB 3
Pemmupukan
07 Februari 2018 10 plong 78 plong (3HK) 26 plomg/HK Blok OB 10
tankos
Pemmupukan
08 Februari 2018 6 plong 72 plong (3 HK) 26 plong/HK Blok OB 10
tankos
Pengendalian
1 ha 4 ha 0.26 HK/ha Blok OB 2
09 Februari 2018 gulma (WDC)
- - - Blok OF 6
Penyemprotan
10 Februari 2018 dengan bahan - 4.3 ha/HK 0.26 HK/ha Blok OB 15
paraquat
12 Februari 2018 Sensus HPT (EWS) - 1 blok (Mandor) 1 blok Blok OB 12
Sensus penyakit
13 Februari 2018 53 jalur - - OB 8
Gonoderma
Presentasi
14 Februari 2018 - - - Kantor Kebun
mingguan
Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Karyawan Harian di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
15 Februari 2018 Kegiatan Gemba - - - Blok OC 4/5/8
Melakukan cek
17 Februari 2018 1 blok - 1 blok Blok OB 179
Losis
19 Februari 2018 Pruning 1 jalur 4 jalur/HK 2.5 halur/HK Blok OB 21
20 Februari 2018 Pemupukan - 4ha/HK - Blok OB 14/15
21 Februari 2018 Pemupukan NPK - 3.5 ha/HK 0.3 HK/ha Blok OB 17
22 Februari 2018 Pemanenan - 5 ha/HK 5 ha/HK Blok OB 17/22/18/21
23 Februari 2018 Pemupukan - 3.5Ha?HK 3.5 ha/HK Blok OB 5/23
24 Februari 2018 Gemba Afdeling - - - Blok OB 3/13/8/14/7
26 Februari 2018 Pemupukan Tankos - 80 plong/3 HK 3.5 HK/ha Blok OB 3
27 Februari 2018 Pemupukan Tnakos 8 plong 28 plong/HK 3.5 ha/HK Blok OB 3
28 Februari 2018 Pemanenan - 5 ha/HK 5 ha/HK Blok OB 17/22
Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Pendamping Mandor di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Prestasi Kerja Penulis Lokasi
Jumlah KH Luas Areal yang Lama
Tanggal Uraian Kegiatan yang Diawasi (ha) Kegiatan
diawasi (jam)
(orang)
01 Maret 2018 Gemba kebun - - - Afd Eko-Fanta
02 Maret 2018 Mengawasi panen 4 26.43 7 Blok OB 65
03 Maret 2018 Olahraga Staf - - 3 Kantor Besar
05 Maret 2018 Gemba Staf - - - Afd Carli-Delta
06 Maret 2018 Mengawasi Panen 24.60/24.83/25.14/ Blok OB 9/12/11/
4 7
14.10/24.71 19/10
07 Maret 2018 Mengawasi panen 14.10/14.51/23.21/ Blok OB 19/20/21/18/
4 7
26.16/24.96/23.72 22/17
08 Maret 2018 Mengawasi panen 22.06/24.20/ Blok OB 18/16/15/23
4 7
37.66/33.76
09 Maret 2018 Sensus penyakit busuk Blok OB 10
3 24.71 7
pucuk
10 Maret 2018 Olahraga Staf - - 3 Kantor besar PT SAL-1
12 Maret 2018 Gemba kebun - - 5 Afd Alfa-Brafo
13 Maret 2018 Mengawasi garu Blok OB 14/15
9 31.42/37.66 7
piringan
14 Maret 2018 Mengawasi panen 23.72/24,46/ Blok OB 17/22/18/
4 7
13.16/23.21/33.76 21/23
15 Maret 2018 Deteksi OPT ulat api - 24.02 7 Blok OB 16
16 Maret 2018 Olahraga bersama Staff - - 3 Kantor besar
Lampiran 2. . Jurnal harian kegiatan PKL sebagai Pendamping Mandor di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi (Lanjutan)
Prestasi Kerja Penulis
Jumlah KH Luas Areal yang Lama Kegiatan
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi (ha) (jam)
diawasi (orang)
17 Maret 2018 Gemba kebun - - - Afd Eko-Fanta
19 Maret 2018 Gemba Afdeling dan 27.04/23.00/26.20 Blo OB 13/3/4/9/12
4 7
mengawasi panen /24.60/24.83
20 Maret 2018 Mengawasi Pemupukan 3 24.71 7 Blok OB 10
21 Maret 2018 Sensus penyakit Blok OB 8
- 21.45 7
ganoderma
22 Maret 2018 Gemba Afdeling - - 8 Afdeling OC-OD
23 Maret 2018 Mengawasi infield/ Blok OB 1dan 6
1 23.01/26.43 7
Transfoter
24 Maret 2018 Mengawasi pruning 1 24.71 7 Blok OB 10
26 Maret 2018 Gemba Afdeling dan Blok OB 1
16 33.01 7
mengawasi pemupukan
27 Maret 2018 Mengawasi pruning 3 24.71 7 Blok OB 10
28 Maret 2018 Mengawasi pupuk 25.85/23.00/26.2 Blok OB 2/3/4
16 7
0
29 Maret 2018 Mengawasi panen 4 14.01/14.51 7 Blok OB 19/20
30 Maret 2018 Sensus penykit busuk Blok OB 10
- 24.71 7
pucuk
31 Maret 2018 Olaharaga Staf - - 3 Kantor Besar
Lampiran 3 Jurnal Harian Kegiatan PKL sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
Prestasi Kerja Penulis
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi
diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
02 April 2018 Sensus penyakit - 24.96 7 Blok OB 22
Ganoderma
03 April 2018 Mengawasi panen 2 49.20 7 Blok OB 3 dan 4
04 April 2018 Mengawasi panen 2 48.49 7 Blok OB 8 dan 13
05 April 2018 Gemba Afdeling - - 8 Afdeling OE dan OF
06 April 2018 Mengawasi pupuk Blok OB 11
2 25.14 7
mekanis
07 April 2018 Olahraga Staf - - - Kantor Besar
09 April 2018 Supervisi Dosen - - - Kantor Kebun Inti 1
10 April 2018 Supervisi Dosen - - - Kantor Kebun Inti 1
11 April 2018 Sensus penyakit busuk Blok OB 22
1 24.96 7
pucuk
12 April 2018 Mengawasi panen 2 48.68 7 Blok OB 22 dan 17
13 April 2018 Sensus busuk pucuk 1 24.71 7 Blok OB 10
14 April 2018 Olahraga Staf - - 3 Kantor Besar
16 April 2018 Mengawasi panen 2 59.44 7 Blok OB 1 dan 6
17 April 2018 Mengawasi EWS ulat Blok OB 16
1 24.20 7
api
18 April 2018 Kontrol lapangan - 19.88 7 Blok OB 7
19 April 2018 Gemba Staf - - 8 Afdeling Brafo
20 April 2018 Mengawasi
pengendalian penyakit 1 27.04 7 Blok OB 13
ganoderma
Lampiran 3 Jurnal Harian Kegiatan PKL sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Sari Aditya Loka 1, Jambi (Lanjutan)
Prestasi Kerja Penulis
Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Luas Areal yang Lama Kegiatan Lokasi
diawasi (orang) Diawasi (ha) (jam)
21 April 2018 Olahraga Staf - 3 Kantor Besar
23 April 2018 Sensus Penyakit Busuk Blok OB 8
1 21.85 7
pucuk
24 April 2018 Mengawasi pupuk 3 14.10 7 Blok OB 19
25 April 2018 Sensus penyakit Blok OB 22
1 24.96 7
Ganoderma
26 April 2018 Sensus penyakit busuk Blok OB 22
1 24.96 7
pucuk
27 April 2018 Presentasi Akhir
dengan aAdministratur Kantor Kebun Inti 1
- - 7
Kepala Kebun dan
Asisten lapangan/HPT
Lampiran 4 Data curah hujan dan hari hujan tahun 2008 – 2017 di PT SAL-1, Jambi
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bulan CH CH CH CH CH CH CH CH CH CH
HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm) HH (mm)
Januari 12 393.5 9 141 17 362 15 168.5 8 117.5 16 445.5 19 308 12 136 21 321.5 14 197.2
Maret 15 332 14 242 17 382 20 181.8 10 185.3 14 185.5 8 116,9 23 299.5 26 335.7 16 265
April 10 261 14 289 17 159.4 15 331.5 21 257.3 17 311 18 198.5 24 371 26 323.3 15 219.6
Mei 9 169 8 147.5 14 142.9 11 119.3 12 147.8 18 206.8 17 328.6 11 255.6 18 175.7 20 447.4
Agustus 10 175 5 114 16 189.3 6 86.8 3 14.3 5 85.3 18 143.8 3 37.5 14 135.2 15 129.9
September 9 175 8 22.8 11 142 10 214.5 6 51.8 13.8 304.5 6 26.1 3 20.3 16 160.9 24 160.8
Oktober 10 229 13 176 16 287.3 14 262 14 426 13 150,8 10 103.4 5 30.9 15 148.2 19 148.3
November 12 252 19 220 16 282.3 15 292 20 255 21 374.9 25 266.4 19 349.3 19 456.2 25 223
Desember 12 305 15 485 13 176.5 17 416.5 18 698.8 20 300.6 23 330.9 18 215.8 9 94.9 20 206.9
12 11 18 15 15 171. 17 14 20 21
2 764 2 016.3 3 100.3 2 604.8 2 914.5 2 873.3 2 209.9 2 105.5 2 546.5 2 339.3
Total 0 7 2 9 0 8 2 5 5 0
Rata-Rata 10 230 10 168 15 258 13 217 13 243 14 239 14 184 12 175 17 212 18 195
BB 11 8 12 11 10 10 10 9 9 11
BK 0 2 0 0 2 0 1 2 1 1
Sumber: Kantor Besar PT SAL-1 Rata−rata BK
Keterangan : HH : Hari Hujan (hr) Tipe Iklim ( Q )= x 100 %
Q = Rata-rata BK x 100 % Rata−rata BB
CH : Curah Hujan (mm) = 0.9/10.1x 100%
BB : Bulan Basah (> 100 mm)
BK : Bulan Kering (< 60 mm) = 8.91%
Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson, PT SAL-1 termasuk ke dalam tipe iklim A = 0 % ≤ Q < 14.3 % perhumid dengan vegetasi hutan Tropis
Lampiran 5 Peta Kebun Inti 1, PT Sari Aditya Loka 1, Jambi
P T. S ARI ADITYA LOKA - 1
P ETA KERJA
KE BUN INTI - 1 Ke SPG
1 POS SA TPAM 2
4 3
5 6
8 7
9 AFD. A 10
13 12 11
14 15 16
19 18 17
1 2 3
6 5 4
E mpla s me nt A,B
7 8 9 10
E m pla s me nt
14 AFD. B 13 12 11
15 16 17 18 19
23 22 21 20
1 2 3 4
8 7 6 5
9 10 11 AFD. C 12
16 15 14 13
17 18 19 20
24 23 22 21
1 2 3 4
8 7 AFD. D 6 5
9 10 11 12
16 15 E m pla s m e nt C,D
14 13
17 18 19 20
1 2 3 4
8 7 6 5
9 AFD. E 10 11
U
14 13 12
15 16 17
20 19 18
21 22 23
1 2 3
6 5 4
7 AFD. F 8 9
12 11 10
KE TE RANGAN :
Ja la n P oros 13 14
S unga i 15
Ana k S unga i 16 E m pla s me nt E ,F
P OS S ATP AM
E mpla s m e nt 17 18
Je mba ta n/Gorong-gorong
20 19 Ke S P . I, Inti-2
POS SA TPAM