Disusun oleh:
Kelompok: 3
Bagian: Penyakit Akibat Kerja/Kecelakaan Kerja*
Anggota Kelompok:
1. dr. Afif Ferdian
2. dr. Alief Mabrur Rahmatullah
3. dr. Rifky Alvin Imawan
4. dr. Baiq Intan Febriyeni Putri
5. dr. Bonanza Vidya Rashmi Nugroho
6. dr. Chusnia Wardani
7. dr. Hen Sania
8. dr. Ifat
9. dr. Fauziah Awaliyanti
10. dr. Ruru Indrawati
11. dr. Sabrina Annisa
12. dr. Safira Idofia Jakfar
Dengan diberikannya tugas ini, sangatlah baik dan berguna bagi setiap peserta
pelatihan mendapatkan suatu gambaran yang nyata dalam menjajaki dunia kerja dan
menerapkan apa-apa yang telah didapatkan dari pelatihan pada pekerjaan yang digeluti,
sehingga bila mereka terjun ke dunia kerja tidak mendapatkan kesulitan untuk menyesuaikan
Pada dasarnya, tujuan dibuatnya tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
Pelatihan Hiperkes dan KK bagi Dokter Perusahaan serta melatih peserta membiasakan diri
untuk membaca dan memahami lingkungan dunia kerja. Dalam penyusunan tugas ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis
1. Bapak dan Ibu Pemateri Pelatihan Hiperkes yang telah memberi bekal materi dan ilmu
2. Orang tua yang memberikan dorongan dan perhatian untuk kelancaran penulis.
Dengan tersusunya tugas ini penulis berharap dapat mengetahui lebih dalam mengenai
dunia usaha/industri terutama dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja serta dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis meminta maaf apabila
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
Ringkasan 1
RINGKASAN
merupakan anak perusahaan dari holding company Bima Sakti Group yang didirikan dari
hasil pengembangan perusahaan sebelumnya. Perusahaan ini di bangun tahun 2008 dengan
nama UD Phalosari Unggul Jaya. Tahun 2008 Phalosari diambil dari bahasa sansekerta yang
berarti kejujuran. Pemberian nama ini diharapkan dapat menjadi doa, dimana pekerjaan yang
dilandasi kejujuran akan dapat unggul dan berjaya, perushaan yang didirikan pada tahun 2008
ini terus berkembang hingga sekarang berganti nama menjadi PT Phalosari Unggul Jaya.
beralamatkan di Jalan Sumojoyo Prawiro No. 07 Dusun Bulak Desa Mojokrapak Kecamatan
Tembelang Kabupaten Jombang. PT. Phalosari Unggul Jaya merupakan perusahaan swasta
nasional yang bergerak dalam bidang perunggasan yang memproduksi pembesaran ayam
hidup secara internal (Own Farm-Closed House) dan RPA (Rumah Potong Ayam). dengan
kapasitas potong ayam hidup mencapai ±8.000 ekor / jam (±90.000 kg / hari), fasilitas
penyimpanan beku (Cold Storage) dengan kapasitas ±1.000 ton, 16 ruang Air Blast Freezer
PT. Phalosari Unggul Jaya terletak di Jombang dengan jenis usaha potong ayam.
Lokasi perusahaan berada pada lokasi yang cukup strategis karena akses transportasi untuk
menjangkaunya mudah, berdekatan dengan berbagai supplier bahan baku, serta ketersediaan
berbagai sarana pendukung lainnya (listrik, air, tenaga kerja, penanganan limbah) yang baik.
PT. Phalosari Unggul Jaya dibangun dengan satu lantai dan sebagian besar
memerlukan alat untuk melakukan pekerjaannya. Alat itu baik pemotong ayam, pemanas,
hingga alat untuk menggerakkan ayam dari satu tempat ke tempat lainnya (conveyor).
Ruang perendaman ayam memiliki suhu yang relatif lebih hangat dan lembab
sehingga dapat memicu mudahnya pertumbuhan bakteri dan jamur namun perusahaan ini
selalu berupaya untuk menjaga kebersihan. Selain itu, ventilasi udara yang kurang baik pada
beberapa bagian dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri, jamur dan virus antar pekerja
perusahaan meski para pekerja sudah menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.
Mesin yang digunakan pada peruahaan ini merupakan mesin buatan negara lain
sehingga pada proses pengoperasian, tombol yang berada pada mesin produksi tidak sesuai
dengan tinggi badan para pekerja. Pada beberapa bagian proses tampak pegawai berada pada
posisi berdiri sepanjang jam kerja. Pemindahan beberapa bahan baku dan hasil produksi
sudah dibantu menggunakan alat sehingga tidak menimbulkan masaah Kesehatan pada
pekerja namun terdapat bagian tertentu, seperti pada proses pemotongan ayam, pencabutan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Pengertian tenaga
kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun –
64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga
kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan
Hasil observasi dan analisa dari video tentang proses produksi di ban di PT. Phalosari
Unggul Jaya adalah Penanganan kebakaran dan emergency response sudah meliputi fire
detector, APAR, hydrant, dan jalur evakuasi serta tim evakuasi. Program keselamatan kerja
dilihat dari aspek perilaku kerja didapatkan kurangnya sikap dan kesadaran pekerja dalam
penggunaan APD standard. Selain itu terdapat beberapa lokasi dengan pencahayaan kurang
baik. Hal ini menunjukkan program kurang berjalan dengan baik. Faktor kimia yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja tidak ditemukan pada video. Faktor fisik
yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja adalah kebisingan, debu, getar
dan suhu yang panas. Faktor biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja adalah kontaminasi bakteri, jamur dan virus Faktor ergonomi kurang baik pada
karyawan karena posisi pengerjaan berdiri dan membungkuk, gerakan tangan yang berulang
dan cepat, pengangkatan beban berat, dan alat kerja yang penempatannya tidak ergonomis.
Penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi meliputi LBP, combutio/burn injury, NIHL, dan
CTS. Kurangnya sistem managemen dalam hal pengadaan alat kerja yang ergonomis, klinik
PENDAHULUAN
merupakan anak perusahaan dari holding company Bima Sakti Group yang didirikan dari
hasil pengembangan perusahaan sebelumnya. Perusahaan ini di bangun tahun 2008 dengan
nama UD Phalosari Unggul Jaya. Tahun 2008 Phalosari diambil dari bahasa sansekerta yang
berarti kejujuran. Pemberian nama ini diharapkan dapat menjadi doa, dimana pekerjaan yang
dilandasi kejujuran akan dapat unggul dan berjaya, perushaan yang didirikan pada tahun 2008
ini terus berkembang hingga sekarang berganti nama menjadi PT Phalosari Unggul Jaya.
Timur. PT. Phalosari Unggul Jaya merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang perunggasan yang memproduksi pembesaran ayam hidup secara internal (Own
Farm-Closed House) dan RPA (Rumah Potong Ayam). dengan kapasitas potong ayam hidup
mencapai ±8.000 ekor / jam (±90.000 kg / hari), fasilitas penyimpanan beku (Cold Storage)
dengan kapasitas ±1.000 ton, 16 ruang Air Blast Freezer (ABF) serta ruang penyimpanan
Dalam proses produksi PT. Phalosari Unggul Jaya dimulai pada pukul 6 pagi dengan
mendatangkan ayam hidup dari peternakan, sebelum masuk proses produksi ayam akan
diistirahatkan terlebih dahulu selama 15 menit. Setelah itu dilakukan proses quality control
untuk pemeriksaan kesehatan, keseragaman ukuran berat dan memastikan apakah ada yang
cacat atau memiliki kelainan bawaan. Ayam yang telah lolos tahap quality control akan
mengaliri arus listrik rendah ke dalam tubuh ayam selama 5 detik, apabila terdapat ayam
yang mati maka akan dipisahkan dan akan dibuang sebagai bangkai. Kemudian ayam yang
masih pingsan tadi akan dibawa ke proses penyembelihan. Proses penyembelihan dilakukan
oleh pria muslim dan sesuai dengan kaidah islam supaya halal untuk dikonsumsi.
Tahap berikutnya ayam akan direndam pada air panas dengan suhu 58-60C dengan jangka
waktu 80-120 detik, proses ini disebut scalding yaitu untuk memanaskan tubuh ayam supaya
memudahkan pencabutan bulu ayam. Selanjutnya ayam tersebut akan masuk kedalam mesin
pencabut bulu, apabila terdapat sisa bulu maka petugas akan mencabuti bulu yang tersisa
pisau diawali dengan bagian kepala dan leher, lalu akan dipisah dan dikemas sesuai dengan
permintaan pelanggan. Selanjutnya yaitu mengeluarkan isi jeroan ayam (eviscerasi) dan akan
dikemas sebagai produk sampingan. Langkah berikutnya yaitu pemotongan kaki dan ceker
ayam yang dilakukan oleh mesin dan tubuh ayam akan otomatis masuk ke wadah serta
Tubuh ayam yang telah terpotong bagian kepala, jeroan dan kakinya disebut karkas.
Karkas ini harus bersih, tersanitasi dan hygenis dengan dicuci menggunakan water chiller
bersuhu 0-5C. Selanjutnya masuk ke bagian kreding karkas yang bertujuan untuk
memisahkan karkas sesuai spesifikasi dan kualitasnya. Selanjutnya akan dilakukan packing
produk jadi serta dipotong bagian-bagiannya seperti bagian sayap, dada dan paha lalu akan
dikemas dengan plastik dan iberi label masa kadaluarsa, berat produk dan tanggal produksi.
Tahap selanjutnya yaitu penyimpanan produk fresh didalam chilling room yang bertujuan
untuk menjaga kualitas produk segar minimal 3 hari, temperatur chilling room dijaga pada
suhu 0-4C. Untuk produk ayam olahan yang akan dibekukan masuk ke proses pembekuan
atau blastizer. Produk ayam olahan dibekukan pada suhu minus 35C selama beberapa jam.
Selanjutnya produk dimasukkan ke dalam karton atau karung bersih kemudian akan di
Setelah semua produksi ayam potong selesai selanjutnya akan dipasarkan dan dimuat
dengan menggunakan kontainer atau mobil box berpendingin dan akan di kirim ke wilayah
PT. Phalosari Unggul Jaya terletak di Jombang dengan jenis usaha potong ayam.
Lokasi perusahaan berada pada lokasi yang cukup strategis karena akses transportasi untuk
menjangkaunya mudah, berdekatan dengan berbagai supplier bahan baku, serta ketersediaan
berbagai sarana pendukung lainnya (listrik, air, tenaga kerja, penanganan limbah) yang baik.
PT. Phalosari Unggul Jaya dibangun dengan satu lantai dan sebagian besar
memerlukan alat untuk melakukan pekerjaannya. Alat itu baik pemotong ayam, pemanas,
hingga alat untuk menggerakkan ayam dari satu tempat ke tempat lainnya (conveyor).
cukup baik hal ini dapat di lihat dari dinding pabrik yang terbuat dari tembok yang tinggi ±5
meter dari permukaan lantai dengan luas ruangan yang cukup besar. Terdapat beberapa
bagian ruangan yang memiliki ventilasi kurang baik serta memiliki suhu yang lebih tinggi
terutama pada ruang perendaman ayam. Lantai pabrik dan dinding yang sebagian besar
terbuat dari keramik memudahkan dalam proses pembersihan, relatif kedap air dan
mempunyai daya tahan yang kuat sehingga tidak mudah rusak. Hampir semua proses
produksi pada pabrik ini menggunakan mesin yang menghasilkan bising dan getaran mesin.
Ruang perendaman ayam memiliki suhu yang relatif lebih hangat dan lembab
sehingga dapat memicu mudahnya pertumbuhan bakteri dan jamur namun perusahaan ini
selalu berupaya untuk menjaga kebersihan. Selain itu, ventilasi udara yang kurang baik pada
beberapa bagian dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri, jamur dan virus antar pekerja
perusahaan meski para pekerja sudah menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.
Mesin yang digunakan pada peruahaan ini merupakan mesin buatan negara lain
sehingga pada proses pengoperasian, tombol yang berada pada mesin produksi tidak sesuai
dengan tinggi badan para pekerja. Pada beberapa bagian proses tampak pegawai berada pada
posisi berdiri sepanjang jam kerja. Pemindahan beberapa bahan baku dan hasil produksi
sudah dibantu menggunakan alat sehingga tidak menimbulkan masaah Kesehatan pada
pekerja namun terdapat bagian tertentu, seperti pada proses pemotongan ayam, pencabutan
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Pengertian tenaga
kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun –
64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga
kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan
PT. Phalosari Unggul Jaya menerapkan sistem karyawan staff dan karyawan non-
staff, dimana karyawan staff akan ditempatkan dibagian yang strategis yang membutuhkan
kemampuan tinggi untuk melakukan pekerjaannya serta jumlah orang yang tersedia di pasar
tenaga kerja sedikit, sebagai contoh adalah manager fungsional, administrasi, staff tata usaha.
Sedangkan untuk karyawan non-staff akan ditempatkan dibagian yang strategis tetapi tidak
membutuhkan kemampuan tinggi dan jumlah orang dipasar tenaga kerja sangat banyak,
sebagai contoh adalah satpam, cleaning service, karyawan produksi harian, raw material.
Sistem penjadwalan di perusahaan PT. Phalosari Unggul Jaya dibagi berdasarkan jam
kerja harian dimulai dari pukul 06.00 dengan truk pengangkut ayam pembawa bahan baku
masuk pabrik. Program dan Kegiatan terkait Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja :
dengan satuan pengamanan yang siap melindungi karyawan selama berada di area
kerja Perseroan.Selain itu, untuk area kerja, juga dilengkapi dengan fire detector,
alat pemadam api ringan (APAR), hydrant, jalur evakuasi, tim evakuasi dan ahli
K3.
Karyawan
sama dalam berkarir tanpa membedakan gender, suku, agama maupun ras dan
Tenaga kerja merupakan aset yang berharga, untuk itu perlu memberikan perhatian
kepada tenaga kerja dan senantiasa membina hubungan yang baik antara manajemen dan
karyawan. Tenaga kerja bagian produksi menggunakan APD masker, sepatu dan sarung
tangan.
BAB II
ANALISIS RISIKO
Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
tulang, serta kondisi ayam tidak cacat atau kelainan bawaan.Unsur tersebut penting
untung pemenuhan asas ASU. Setelah itu ayam yang lolos akan digantung pada
shelter conveyor untuk dilakukan penghitungan dan proses lebih lanjut. Sementara
2. Menyembelih
air untuk mengalirkan arus listrik rendah sealama 5 detik dengan tujuan untuk
menurunkan tingkat stress pada ayam sebelum penyembelihan. Apabila ada ayam
yang mati dipisahkan dan dibuang seabagai bangkai. Proses penyembelihan
kiblat dan juru potong laki-laki beragama islam. Ayam yang sudah dipotong tetap
Proses ini bertujuan untuk memudahkan pencabutan bulu ayam. Suhu air yang
Petugas menggunakan pisau bagian kepala dan leher dan dibersihkan dengan
air dingin. Kemudian kepala dan leher dikemas sesuai permintaan. Selanjutnya
pemisahan bagian isi jeroan ayam/eviscerating seperti usus, empela, dan tembolok
pemotongan ceker ayam, ayam yang masih tergantung di shelter konveyor nanti
akan melewati piringan pisau yang digerakkan oleh motor sehingga ayam yang
tergantung kakinya akan terpotong secara otomatis. Sementara badan ayam jatuh
ke dalam drum dan dilakukan pencucian. Potongan kaki ayam dimasukan dalam
mesin blower yang berguna untuk pengelupasan kulit kaki dan dikemas sesuai
permintaan pelanggan.
Tubuh ayam yang sudah bersih dan terpotong disebut karkas. Karkas harus bersih,
tersanitasi, dan higienis sehingga harus dilakukan pencucian dengan water ciller
dengan suhu 0-5oC dalam drum. Selanjutnya, karkas dipisahkan sesuai spesifikasi
dan beratnya.
5. Packing dan labeling
Selain itu juga, diberikan label yang berisi jenis karkas, ukuran karkas, jumlah,
berat produk dan tanggal produksi. Setelah karkas keluar dari drum dilakukan
4oC.
6. Proses lanjut
pelanggan. Proses tersebut antara lain skinless (pengelupasan kulit dada sampai
tuntas), parting (karkas dipotong menjadi bagian sesuai standart dan spesifikasi
sesuai permintaan), marinasi (karkas diproses dalam mesin tumblr dan bumbu
diambil bagian dada dan paha). Hasil-hasil tersebut lalu dikemas sesuai
spesifikasinya.
dimasukan dalam chilling room sesuai jenis produk dan dijaga dengan suhu hingga
sah, order dan produk yang akan dibekukan. Produk yang akan dibekukan masuk
Produk dimasukan dalam karton dan karung bersih dan diberi label sesuai
kualitas produk beku minimal selama 3 bulan produk beku yang sudah di packing
tahap sekunder tersebut dimasukan dalam cool storage dengan suhu -18 sampai -
20OC.
Dengan bantuan mobil container atau mobil box dengan pendingin untuk
diedarkan ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan, pemasaran produk sudah ke
a mi
- Tidak
1 Peng- 1. - Tidak 1.
ditemuk
. adaan Pencahaya Suara ditem Petugas
an
bahan an kurang bising ukan tampak
muatan karan
ayam, muatan
pada suatu ayam
ruangan yang
berisiko
2. Lantai
menjadi
pabrik
penyebab
yang licin
penyakit
berisiko
akibat
terpeleset
kerja
3.APD
yang
kurang
memadai
pada
petugas
pembongk
aran
muatan
ayam
seperti
tidak
memakai
sarung
tangan,
safety
helmet,
masker,
sepatu
boots, dan
goggle.
kurang asi n
2.
memadai, bakteri, pencabutan
Gerakan
dan mesin jamur, bulu ayam
tangan
produksi dan dengan
berulang
yang virus temperature
secara
menghasil 58-60
cepat
kan suhu derajat
saat
tinggi celcius
pencabut
dapat dalam
menggang waktu an bulu
gu perendaman
3.
sirkulasi selama 90-
Peminda
udara 120 detik.
han hasil
4. Mesin -Suara proses
dan alat mesin produksi
produksi produksi yang
memiliki menimbulka memiliki
beban n suara beban
berat yang bising berat
berisiko secara
terjadinya manual
tangan oleh
terjepit petugas
5. APD
yang tidak
lengkap
seperti
tidak
adanya
google,
face
shield,
rain coat,
safety
helmet,
earmuff
saat
berada di
mesin
bersuhu
tinggi dan
mengeluar
kan suara
bising
diruangan selalu
tertutup berdiri
dan berisiko
dingin terjadi
untuk penyakit
menguran akibat
gi kerja
kontamin
asi
PT. Phalosari Unggul Jaya berdiri pada tahun 2008 yang didirikan pertama kali oleh
H. Warsubi, SH. MSI atau sebagai Presiden Direktur. Terdapat 2 unit RPA dengan kapasitas
potong 4.800 ekor/jam atau setara dengan 90.000 kg/jam. Kapasitas penyimpanan beku
sebanyak 2.000 Ton dengan 20 ruangan mesin air Blast Freezer dan 3 ruangan penyimpanan.
Karyawan mulai bekerja pada pukul 06.00 pagi dari hari senin sampai dengan hari sabtu.
Dari hasil pengamatan video beberapa penyakit akibat kerja dapat terjadi seperti NIHL, LBP,
.
1. COVID- SARS CoV-2
letaknya.
(Belinda, et al., 2019; Choi & Johnson, 2011, Wu, et al., 2019)
terinfeksi
penyebaran patogen
(Klein, et al., 2007; Perio, et al., 1989; Poulsen, et al., 2017; Wadepohl, et
al., 2020)
Pain (LBP)
Mayoritas pekerja bekerja dengan posisi berdiri statis dan bersifat
L, 2015).
ayam. Alat pelindung diri yang digunakan oleh para pekerja kurang
Hearing Loss
Mengoperasian mesin menimbulkan suara dengan kapasitas tinggi
(NIHL)
dalam periode cukup panjang dapat menyebabkan pekerja yang tidak
parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau
Syndrome
Pada bagian produksi pengemasan ayam terlihat pekerja melakukan
(CTS)
gerakan tangan berlebihan secara terus menerus. CTS yang
berhubungan dengan pekerjaan meliputi kegiatan yang
BAB 3
PEMBAHASAN
K3 yang ada
di lapangan
kerja
dapat dilaporkan,
- Handscoon
3 Tanning / ayam Petugas tidak
dikarenakan data
- Masker
dibuat pingsan masker
yang kurang
- Headcap
dengan baik
dan benar
-
4 Penyembelihan Petugas tidak
memakai
Handscoon
pelindung
- Masker
tangan
- Headcap
-
5 Ayam di Petugas tidak
pencabutan memakai
Masker
bulu google dan
Headcap masker
dengan baik
Goggle
dan benar
Sepatu boots
Celemek
dan benar
Celemek
ayam(karkas) memakai
Masker
masker
dan benar
labelling memakai
Masker
sarung tangan
Headcap
memakai
Masker
masker
Headcap
Kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang
berada di tempat kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan dari pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
adalah upaya yang dilakukan agar para pekerja, pemberi kerja, pengurus atau pengelola
tempat kerja, tahu, mau, dan mampu mempraktikkan budaya sehat dan selamat di tempat
kerja serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja yang sehat dan aman (Peraturan
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi
membahayakan para pekerja. Penyakit akibat kerja (PAK) menurut Permenaker dan
Transmigrasi adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Dengan demikian, PAK merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. Penyakit
akibat kerja dapat ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja.PAK dapat disebabkan lingkungan kerja yang tidak aman dan kurang kondusif
sehingga sangat penting untuk mengetahui lingkungan kerja yang baik (Kementerian
Kesehatan Indonesia,2016).
Beberapa pabrik di Indonesia pada umumnya kurang memperhatikan
(Depkes) menunjukkan, sekitar 74% pekerja hingga saat ini belum terjangkau
pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor fisik,
faktor kimia, dan faktor biologis. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat
perekonomian yang semakin membaik hingga saat ini (Tyastanti & Ardyanto, 2014).
A. COVID-19
Pada karyawan PT. Phalosari Unggul Jaya dapat timbul masalah kesehatan yang
termasuk dalam golongan infeksius seperti Covid-19 dikarenakan beberapa tenaga kerja
tidak mematuhi aturan protokol kesehatan yaitu, memakai masker namun tidak menutupi
hidung, kurangnya kesadaran tenaga kerja terhadap konsep higienitas, dan beberapa
tenaga kerja yang telah memasuki usia tua. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
Covid-19 adalah virus jenis baru Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
19, 2020). Masa inkubasi COVID-19, yaitu waktu antara pajanan pada virus dan
munculnya gejala, rata-rata 5-6 hari, tetapi bisa sampai 14 hari (Yu P, Zhu J, Zhang Z,
Han Y, 2020). Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19 dari tetesan kecil
(droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian
jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang
sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau
Tidak ada batasan usia untuk orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini
(COVID-19). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah
tinggi) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah (Panduan Pencegahan
Penularan dan Penanganan Covid-19, 2020). Penggunaan masker merupakan bagian dari
Masker dapat digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai untuk
melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi) atau untuk
mengendalikan sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk mencegah penularan
B. Avian Influenza
Pada karyawan PT. Phalosari Unggul Jaya dapat timbul masalah kesehatan yang termasuk
dalam golongan infeksius lain yaitu Avian Influenza. Avian influenza merupakan
penyakit zoonosis pada manusia yang disebabkan oleh strain virus flu burung (H5N1)
yang sangat mematikan. Suatu studi yang dilakukan oleh Kim pada tahun 2011 mengenai
pengetahuan pekerja pabrik terkait virus H5N1 menunjukkan bahwa pengetahuan terkait
virus tersebut masih kurang. Pekerja perlu mengetahui dan waspada terutama apabila
kontak erat dalam waktu kurang dari 7 hari dengan pekerja yang mengalami gejala
demam, sesak, batuk, nyeri tenggorokan dan pilek serta memiliki riwayat kontak erat atau
disekitar wilayahnya terdapat banyak ungas (ayam, burung, bebek, angsa, entok) yang
mati diduga atau terbukti flu burung (H5N1). Perusahaan dapat memberikan sosialisasi
terhadap pekerja mengenai flu burung, serta tetap melakukan upaya pencegahan sesuai
dengan pedoman pengendalian flu burung dari kementrian kesehatan yaitu cuci tangan
dengan sabun setelah kontak dengan ungags mati, bersihkan kandang dan peralatan
dengan desinfektan (air sabun/detergen) minimal 1 kali satu minggu, melaporkan kepada
ada ungags yang mati mendadak, musnahkan unggas dengan cara dibakar atau kuburkan
bangkai dengan kedalaman galian setinggi lutut orang dewasa, serta gunakan alat
pelindung (masker, sarung tangan, sepatu bot, baju lengan panjang, celana panjang dan
topi). Bersihkan badan sesudahnya dan cuci semua pakaian dengan sabun.
C. Diare
Masalah Kesehatan lain yang dapat muncul adalah diare karena kurangnya kesadaran
tenaga kerja terhadap higienitas (cuci tangan), kurangnya sarana tempat cuci tangan atau
handscrub, dan tenaga kerja yang tidak memakai handscon. Hygienes adalah ilmu yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau
untuk memperbaiki Kesehatan. Kebersihan tangan tenaga kerja perlu dijaga setiap saat.
Tangan harus dicuci dengan sabun untuk menghilangkan bakteri yang ada. Sebab tangan
merupakan jembatan yang memindahkan bakteri kepada makanan (Yulianto, 2015). Selain
itu, penerapan secara signifikan meningkatkan kepuasan karyawan dan pengetahuan serta
perilaku kebersihan tangan. Temuan ini mendukung rekomendasi dari banyak organisasi
non-farmasi utama untuk mengurangi beban kesehatan dan ekonomi penyakit dan
Penerapan K3 di Indonesia belum dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini terlihat
karena masih tingginya angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi di
Indonesia dan memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2018, tercatat sebanyak 157.313
kecelakaan kerja, dan 40.694 kejadian penyakit akibat kerja (Pusdatin RI)
Tingginya angka penyakit akibat kerja menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja,
perusahaan, dan pemerintah. Kerugian bagi pekerja adalah kurang terlindungi, dan dapat
mengalami cacat permanen, bagi perusahaan apabila banyak pekerja mengalami PAK dapat
PT. Phalosari Unggul Jaya merupakan salah satu perusahan swasta yang bergerak
dalam bidang pemotongan ayam. Di industri ini terdapat beberapa unit bagian, antara lain
bagian penerimaan ayam hidup, menyembelih, scalding, pemotongan anggota tubuh, packing
dan labeling, pengelupasan kulit dan tulang, penyimpanan, tahap sekunder dan labeling dan
tahap muat produk. Masing-masing bagian dan seluruh kegiatan operasional yang dilakukan
di industri pemotongan ayam tersebut memiliki berbagai macam potensi bahaya keselamatan
dan kesehatan kerja karena melibatkan berbagai macam bahan, peralatan tajam, alat
pengelupas bulu ayam, ruang penyimpanan dengan suhu dingin, serta banyaknya interaksi
kenyamanan dalam bekerja, dan menghindari kelelahan saat bekerja. Faktor yang
memengaruhi ergonomi diantaranya sikap tubuh dalam bekerja, gerakan mengangkat,
mengangkut, repetitive dan lingkungan kerja. Sikap tubuh karyawan PT Phalosari Unggul
Jaya pada semua unit kerja dari penerimaan ayam hidup hingga tahap muat selalu berdiri, dan
tidak disediakan tempat duduk. Mereka melakukan pekerjaan tersebut secara kontinyu selama
8 jam. Hal ini mengakibat tidak tercapainya ergonomi saat berkerja, sehingga karyawan dapat
mengeluhkan musculoskeletal disorder, seperti LBP, neck pain, shoulder pain, hingga
muscular weakness. Hal ini sesuai dengan masalah kesehatan yang ada pada pabrik potong
ayam di Taiwan bahwa 90% karyawannya mengalami musculoskeletal disorder, dimana 34%
LBP, dan 41% shoulder pain, wrist pain 41%, elbow pain 33%. Kebanyakan dari mereka
kursi, memberikan alas kaki yang nyaman, empuk dan sesuai kepada karyawan.
Masalah ergonomi lain yang dapat tejadi adalah carpal tunnel syndrome, hal ini dapat
terjadi pada penderita yang melakukan gerakan berulang terutama pada pekerja bagian
produksi pengemasan dan pemotongan ayam terlihat pekerja melakukan gerakan tangan
berlebihan secara terus menerus. CTS yang berhubungan dengan pekerjaan meliputi kegiatan
yang membutuhkan kekuatan, penggunaan berulang atau lama pada tangan dan pergelangan
tangan. Hal ini sejalan dengan masalah kesehatan yang ada pada pabrik potong ayam di
Taiwan, dimana 41% pekerja bagian pengemasan produk menderita CTS akibat gerakan
Masalah lain yang dapat timbul adalah trauma akibat panas, terutama pada pekerja
yang bekerja di bagian scalding, dimana ayam akan dimasukkan ke dalam alat pemanas untuk
kemudian dilakukan pencabutan bulu ayam, sehingga pekerja berisiko untuk mengalami
trauma panas yang diakibatkan oleh mesin tersebut. Alat pelindung diri yang digunakan oleh
para pekerja kurang memadai dan minimal, tanpa menggunakan alat pelindung diri yang
Selain itu kesehatan pada pekerja pada pekerja PT Phalosari Unggul Jaya juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik yaitu kebisingan. Pada Pabrik terdapat beberapa
lingkungan kerja yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dapat menyebabkan efek pada
pendengaran maupun pada bukan pendengaran. Dampak yang paling parah adalah ketulian
secara permanen atau disebut Noise Induced Hearing Loss (NIHL). Kebisingan yang terjadi
di tempat kerja dapat bersumber dari aktivitas pekerja maupun mesin yang beroperasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Jamal pada tahun 2016 yang dikutip oleh Syah PB
mengatakan bahwa pada pekerja industri mobil di Pakistan menunjukkan hasil bahwa
semakin meningkatnya intensitas bising maka semakin meningkat kasus NIHL. Pekerja yang
terpapar bising 85–90 dBA dan mengalami NIHL adalah sebanyak 15 pekerja sedangkan
pada intensitas bising > 90 dB, sebanyak 28 pekerja mengalami NIHL (Picard et al, 2017).
Pada pabrik pemotongan ayam , banyak ditemukan para pekerja yang tidak menggunakan
alat pelindung telinga selama berkerja menggunakan mesin-mesin yang mengeluarkan bising.
a. Proses Kerja
dengan pisau
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak lengkap
Solusi:
Pada karyawan dengan pekerjaan yang mengharuskan posisi berdiri dalam waktu
disediakan tempat duduk agar pekerja dapat beristirahat. Pada pekerja yang dalam
Perlunya edukasi akan bahaya trauma yang terjadi apabila anggota tubuh pekerja
resiko para pekerja yang masih mengerjakan proses produksi secara manual.
Pemberian tanda atau gambar apabila dalam proses produksi terdapat kegiatan yang
Penyediaan APD yang lengkap kepada setiap karyawan yang disesuaikan dengan
bagian produksinya.
b. Lingkungan Kerja
Pada beberapa bagian proses produksi ventilasi udara yang kurang memadai
Belum adanya tanda bahaya pada setiap alat produksi bahwasanya dapat
membahayakan pekerja
Solusi:
Pada karyawan dengan pekerjaan yang mengharuskan posisi berdiri dalam waktu
Disediakan sistem ventilasi yang sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengecekan
Disediakan penampungan khusus untuk air yang berasal dari proses produksi agar
Penyediaan APD yang lengkap kepada setiap karyawan yang disesuaikan dengan
bagian produksinya.
Pemberian tanda atau gambar himbauan yang mengingatkan pekerja akan bahaya
c. Kondisi Karyawan
Solusi:
Penyediaan APD yang lengkap kepada setiap karyawan yang disesuaikan dengan
bagian produksinya.
Diharapkan tenaga medis tersedia selama pabrik beroperasi, karena kecelakaan kerja
dapat terjadi sewaktu-waktu sehingga apabila hal tersebut terjadi, dapat dilakukan
pabrik tersebut
pekerja
Solusi:
penggunaan masker, sarung tangan, dan ear plug dimana sebagian besar
a. Proses produksi
Solusi:
Promotif
Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan APD dan cara
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Bagi karyawan yang mengalami penyakit akibat kerja bisa diberikan waktu
cuti atau dipertimbangkan untuk dirotasikan atau beralih pada bidang lain
b. Lingkungan Kerja
Solusi
Promotif:
perusahaan
Noise dosimeter
keberihan saat berada di lingkungan kerja, seperti cara mencuci tangan yang
Melakukan evaluasi sirkulasi udara dan ventilasi yang ada secara berkala
Preventif:
Meletakkan alat-alat, meja, tempat duduk sesuai dengan posisi ergonomis bagi
karyawan
Menggunakan APD yang telah disediakan dengan baik dan benar seperti
Kuratif
Melakukan pengobatan dengan segera ke klinik perusahaan, puskesmas, atau
Rehabilitatif
Bagi karyawan yang mengalami penyakit akibat kerja bisa diberikan waktu
cuti atau dipertimbangkan untuk dirotasikan atau beralih pada bidang lain
a. Promotif:
c. Kondisi Karyawan (ketidak
● Memberikan penyuluhan cara penggunaan, dan
patuhan menggunakan
fungsi APD
APD, melakukan satu
● Memberikan penyuluhan posisi ergonomis saat
posisi yang sama terus
bekerja
menerus, tidak melakukan
● Memberikan penyuluhan tentang penyakit akibat
posisi ergonomis saat
kerja seperti DES, NIHL, LBP, dan dermatitis
bekerja)
b. Preventif:
perusahaan
c. Kuratif
c. Rehabilitatif
kerja
a. Promotif:
d. Kebijakan Manajemen
● Memberikan penjelasan mengenai peraturan
(Tidak adanya klinik
perundang-undangan yang terkait dengan
kesehatan, evaluasi bising
ketenagakerjaan, seperti lamanya jam kerja,
dan sirkulasi udara belum
asuransi kesehatan, dan hak-hak yang didapatkan
jelas)
oleh pekerja seperti perlunya pemakaian APD
b. Preventif:
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
perusahaan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil observasi dan analisa dari video tentang proses produksi di ban di PT.
1. Penanganan kebakaran dan emergency response sudah meliputi fire detector, APAR,
hydrant, dan jalur evakuasi serta tim evakuasi. Tim evakuasi dibagi sesuai dengan
warna kode kebakaran yaitu helm merah (pemadam api), biru (mengevakuasi
(mengamankan alat-alat).
2. Program keselamatan kerja dilihat dari aspek perilaku kerja didapatkan kurangnya
sikap dan kesadaran pekerja dalam penggunaan APD standard. Selain itu terdapat
dapat dilakukan dengan lux meter dengan nilai idealnya 300 lux. Hal ini menunjukkan
3. Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
4. Faktor fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja adalah
5. Faktor biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja adalah
6. Faktor ergonomi kurang baik pada karyawan karena posisi pengerjaan berdiri dan
membungkuk, gerakan tangan yang berulang dan cepat, pengangkatan beban berat,
dan alat kerja yang penempatannya tidak ergonomis. Ergonomi pekerja dapat
7. Penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi meliputi LBP, combutio/burn injury,
8. Kurangnya sistem managemen dalam hal pengadaan alat kerja yang ergonomis, klinik
4.2 Saran
1. Penggunaan APD oleh pekerja sebaiknya lebih didisiplinkan kembali pada setiap
bagian. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan cara membuat sistem reward and
punishment, seperti surat teguran dan intensif, sehingga akan memacu pekerja untuk
2. Pihak evaluator hendaknya memberi contoh penggunaan APD yang lengkap dan
benar kedepannya serta memberi himbauan dan peringatan jika pekerja tidak disiplin
3. Perlu dilakukan edukasi mengenai penyakit akibat kerja yang dapat diakibatkan dari
faktor biologi, kimia, maupun fisika dimana meliputi penyakit infeksius maupun non
4. Pengecekan secara rutin atau kegiatan inspeksi rutin dan maintenance sarana dan
prasarana dilakukan sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan di setiap instansi
pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barnes, B., et al. (2019) ‘Modelling high pathogenic avian influenza outbreaks
3. Dyal, J. W., et al. (2020) ‘COVID-19 Among Workers in Meat and Poultry
occupational exposure-A German pilot study’, PLoS ONE, 15(6), pp. 1–12.
doi: 10.1371/journal.pone.0232326.
8. Wu, J., et al. (2019) ‘Transmission risk of avian influenza virus along poultry
doi: 10.1016/j.jinf.2019.05.006.