MAKALAH K3 Kel 2
MAKALAH K3 Kel 2
DISUSUN
OLEH:
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan masukan dan
dukungan. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah K3. Selain itu, makalah ini
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
2. Dosen pembimbing, Ns. Vania Aresti Yendrial, M.Kep selaku dosen mata kuliah
3. Dan teman-teman anggota kelompok 2 yang telah ikut dalam proses pembuatan
Bagi kami sebagai penulis dan penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bertujuan untuk
membangun kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini di masa yang akan datang .
Padang,19-03-24
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
KATA PENGANTAR II
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Pengertian K3 3
2.2 Kecelakaan Kerja 5
2.3 Sistem Manajemen K3 10
2.4 Tenaga Kerja 14
2.5 Indikator K3 17
2.6 Fungsi K3 18
2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi K3 19
2.8 Kedisiplinan Kerja 21
3.1 Simpulan 26
3.2 Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan yang dirancang untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perawat berisiko terhadap kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan. Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya dan
paling lama kontak dengan pasien, sehingga sangat berisiko dengan pekerjaannya, namun
banyak perawat yang tidak menyadari terhadap risiko yang mengancam dirinya, melupakan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Rumah sakit juga merupakan tempat kerja yang
berpotensi tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Karena terdapat banyak bahan mudah
terbakar, gas medis, radiasi pengion, dan bahan kimia. Membutuhkan perhatian serius
terhadap keselamatan pasien, staf dan umum. Untuk mengendalikan, meminimalisasi dan
meniadakannya bahaya di rumah sakit dapat dilakukan melalui K3RS. Sistem Manajemen
K3RS ini merupakan sesuatu yang baru dan menjadi sasaran penilaian akreditasi rumah sakit.
Selain itu Sistem Manajemen K3 merupakan faktor yang secara tidak langsung berhubungan
dengan pasien, tetapi memegang peran penting dalam pelayanan rumah sakit.
Pelaksanaan Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak hanya
menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian materi bagi pekerja atau perusahaan. Tetapi
berdampak luas pada lingkungan dan masyarakat luas. Perilaku perawat juga merupakan
peranan penting dalam mengakibatkan suatu kecelakaan, sehingga cara yang efektif untuk
mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan menghindari terjadinya perilaku tidak aman.
Pelaksanaan keselamatan pasien di Indonesia masih belum optimal, terbukti dari banyaknya
1
kasus mal praktik yang dilaporkan oleh media massa. Keselamatan pasien dilaksanakan demi
tercapainya 6 tujuan antara lain: ketepatan identifikasi pasien; peningkatan komunikasi yang
efektif peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; keamanan tindakan bedah;
pencegahan risiko infeksi; dan pencegahan risiko pasien jatuh. Perawat juga merupakan
bagian dari suatu tim, yang didalamnya terdapat berbagai profesional lain seperti dokter.
tersebut menempatkan peran perawat sebagai komponen penting dalam pelaporan kesalahan
pelayanan dalam pengembangan program keselamatan pasien di rumah sakit. Oleh karena itu
perlu digali berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perawat dalam melaporkan kesalahan
keperawatan.
1.3 TUJUAN
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur
yang berada dalam aktifitas kerja. Diantaranya melibatkan orang yang melakukan pekerjaan,
bahan kerja seperti benda-benda atau barang-barang yang dikerjakan, alat-alat kerja yang
digunakan berupa mesin dan peralatan lainnya. Selain itu K3 juga menyangkut lingkungan
Ditinjau dari sudut keilmuan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah ilmu yang
diterapkan untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan susunan usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang baik,aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja berlaku disetiap tempat kerja yang
mencakup 3 (tiga) unsur pokok (tenaga kerja, bahaya kerja, dan usaha baik
1) Tenaga kerja
3) Lingkungan
4) Proses produksi
5) Sifat pekerjaan
3
6) Cara kerja
Tujuan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja yaitu jika kecelakaan kerja dapat
menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan
dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya,
perusahaan akan semakin efektif. Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
Menurut Moekijat (2010) Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik juga akan
menunjukan manajemen dan kepemimpinan yang baik diperusahaan, karena keselamatan dan
kesehatan kerja dapat menurunkan kerugian yang timbul akibat kecelakaan dan karyawan
akan terlatih dalam menghadapi resiko kerja. Sasaran dari program keselamatan kerja adalah
1. Mencegah dan mengurangi adanya bahaya kecelakaan yag mungkin timbul pada
alat-alat kerja dipelihara dan bertanggung jawab. Adapun tujuan dari program
pencegahan kecelakaan ini adalah mewujudkan suasana kerja yang mengembirakan, salah
4
satu faktor yag sangat penting dalam memberikan rasa tentram,semangat kerja karyawan
kerja.
C. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN
berbagai pihak yang saling keterkaitan, baik karyawan, perusahaan maupun pemerintah. Oleh
sebab itu pihak perusahaan beserta karyawan harus mengetahui syarat-syarat Keselamatan
Kerja sesuai dengan Undang-undang No 1 Tahun 1970 yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, yaitu:
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
Mencegah para karyawan terkena aliran listrik yang dapat membahayakan karyawan.
Pencegahan kecelakaan kerja dalam industri tidak hanya terpusat pada keahlian, kita harus
mengetahui bagaimana cara bekerja tanpa melukai diri sendiri atau membahayakan rekan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki,
yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
5
kerugian baik korban manusia maupun harta benda.Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
tiba-tiba yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta
konsentrasi waktu kerja, dan sikap mental kerja. Faktor kedua penyebab kecelakaan
adalah faktor lingkungan kerja seperti alat dan mesin perkakas yang berbahaya, sistem
kerja yang tidak aman, bahan dan material yang berbahaya, dan bahaya dari panas dan
1) Usia
lebih sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga
kerja berusia sedang atau muda. Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung jawab,
2) Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara
sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang
diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih
3) Masa Kerja
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai masuk
hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal
6
waktu yang agak lama dimana seorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah
tempat usaha sampai batas waktu tertentu. Untuk masa kerja sendiri sering yang
yang rendah dan tidak mengetahui selak seluk perusahaan itu sendiri.
4) Tingkat Pendidikan
sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
optimal.
b. Faktor lingkungan
1) Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi
benda-benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan
kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk
menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan
2) Lantai Licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan
bahan kimia yang merusak. Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak
7
Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar
3) Letak Mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia
pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman
4) Suhu Udara
Dari suatu penelitian diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu
dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.
Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan
keefektifan pencapaian tujuan SMK3 dengan melakukan peninjauan secara berkala dan
tinjauan ulang SMK3 dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang
termasuk juga dampak terhadap kinerja perusahaan. Peninjauan ulang SMK3 dilakukan
berdasarkan pertimbangan:
2) Incident data (cidera, sakit akibat kerja, rekomendasi hasil investigasi kecelakaan
kerja);
8
5) Perubahan organisasi yang dapat mempengaruhi SMK3;
8) Tuntutan pasar
Kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang terlihat dari besarnya
biaya kecelakaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung meliputi biaya atas
pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja, kompensasi
cacat, biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan, mesin, seperti berhentinya
operasi perusahaan oleh karena pekerja lainnya menolong korban, biaya yang harus
diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan sedang sakit serta
berada dalam perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja pada pekerjaan di
alat, terganggunya lingkungan kerja, hilangnya waktu kerja, cacat bagi karyawan, meninggal
dengan baik oleh setiap orang ditempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui bahaya dari
bahan dan peralatan yang mereka tangani, semua bahaya dari operasi perusahaan serta cara
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja atau dijadikan satu paket dengan pelatihan lain.
9
2.3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
1. Pengertian SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain,
dengan kata lain mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan sumber daya
manusia.
2. Manfaat SMK3
perusahaan adalah :
kerugiankerugian lainnya.
10
Untuk menekankan tentang pentingnya SMK3 maka pemerintah mengeluarkan
PP No 50 th 2012.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas
3. Tujuan SMK3
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan. kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
1) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
mungkin.
pegawai.
11
6) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan dan
kondisi kerja.
Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dapat menurunkan tingkat dan beratnya
kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu
4) Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena
5) Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
6) Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
kerja
terbagi menjadi beberapa poin. Poin-poin tersebut yaitu belum adanya persyaratan
12
dari konsumen mengenai pembuktian penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. Tidak terdapat konsekuensi bagi perusahaan yang menunda dan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja antara lain, telah diterapkan beberapa
manajemen puncak atau perusahaan induk, melakukan studi banding, adanya tenaga
ahli.
dalam pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja sudah dibangun. Tuntutan dari
dan keselamatan kerja yang telah tersertifikasi. Terpacunya suatu perusahaan dalam
dan kesehatan kerja mampu bekerja dengan baik dari binaan kawasan perusahaan
perusahaan, sehingga perusahaan dapat bertahan dalam kondisi yang sangat baik
jikalau perusahaan mampu menjalankan SOP dengan baik namun sesuai dengan
aturan yang telah dimuat dalam sebuah peraturan perundang-undangan dan sesuai
13
2.4 TENAGA KERJA
Salah satu faktor di perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan
adalah faktor tenaga kerja/karyawan. Tenaga kerja (ketenaga kerjaan) adalah sumber daya
manusia yang memiliki potensi, kemampuan, yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi
dalam kategori tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan, sehingga
Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan, baik
swasta maupun pemerintah, dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku, baik bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang
biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan, dan pendapat lain juga dikemukakan
oleh Musanef yang mengemukakan bahwa tenaga kerja atau karyawan adalah orang-orang
yang bekerja pada suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan-
perusahaan atau pada usahausaha sosial dengan mana ia memperoleh suatu balas jasa
tertentu.
Dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa tenaga kerja adalah
tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja
A. PENGAWASAN KERJA
proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan itu diselesaikan sebagaiman
dimana pimpinan ingin megetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
bawahanya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah
ditentukan.
14
Menurut Ali Imron (2013:139) pengawasan kerja adalah suatu aktivitas yang selalu
direncanakan.
pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang di lakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengetahui bahwa pelaksanaan,
hasil kerja atau kinerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga
pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil - hasil.
Pengelolaan waktu merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena manajemen
Suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada peruisahaan. Hasil pengukuran tersebut
15
digunakan sebagai umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi,
pelaksanaan suatu rencana dan apa yang diperlukan perusahaan dalam penyesuaian-
pengawasan kerja itu dapat berjalan dengan baikberdasarkan standar pengawasan dan metode
yang sesuai maka diperoleh berbagai manfaat atau keuntungan bagi perusahaan antara lain :
1. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam perusahaan
desentralisasi kekuasaan;
pengawasan.
16
1. Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
2. Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.
3. Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan, sedang atau
Kesehatan Kerja (K3), dimana indikator-indikator tersebut harus dapat menjadi perharian
sebagai berikut:
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat kerja agar
ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak
menyebabkan sakit atau membahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Penggunaan peralatan kerja adalah perlengkapan yang harus dipakai oleh seseorang
17
Lingkungan kerja yang baik akan memastikan kita tetap dalam kondisi sehat baik
secara jasmani ataupun rohani. Bekerja yang sehat tidak hanya didukung oleh badan
yang sehat, namun juga lingkungan kantor yang menjadi tempat bekerja juga sehat.
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan
Menurut Sama’mur (2012) Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak
dan bermanfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan
lingkungan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
18
2.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN DAN
1. Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat utama bagi pegawai agar tetap sehat, dan
ruangan hendaknya tetap dalam keadaan bersih. Penumpukan abu dan kotoran tidak
boleh terjadi dan karenanya semuaruang kerja, gang dan tangga harus dibersihkan tiap
hari. Perlu disediakan tempat sampah dalam jumlah yang cukup, bersih dan bebas
hama, tidak bocor dan dapat dibersihkan dengan mudah. Bahan buangan dan sisa
kesehatan.
Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa dan
kemungkinan kecelakaan. Jika jalan sempit dan tidak bebas dari tumpukan bahan dan
hambatan lain, maka waktu akan terbuang untuk menggeser hambatan tersebut
sewaktu bahan dibawa ke dan dari tempat kerja atau mesin. Tempat penyimpanan
harus diberi tanda dan bahan disusun dalam tempat tertentu, serta diberi tanda
pengenal seperlunya
19
Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa keserasian para pegawai,
oleh karenanya merupakan faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara
panas dan akibatnya dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena pegawai tiap
kali harus pergi ke luar akibat “keadaan kerja yang tidak tertahan”.
Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika baginya tidak tersedia cukup tempat untuk
bergerak tanpat mendapat gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin
ataupun dari tumpukan bahan. Dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja dapat
berakibat buruk bagi kesehatan pegawai, tetapi pada umumnya kepadatan termaksud
salah satu sebab merasa letih yang pada umumnya dapat dihindari.
6. Pencegahan kecelakaan
sebab itu merupakan sebab teknis atau sebab yang datan dari manusia. Upaya ke arah
itu terlampau beraneka ragam untuk dibahas, yakni mencakup upaya memenuhi
peraturan dan standar teknis, antara lain meliputi pengawasan dan pemeliharaan
tingkat tinggi.
7. Pencegahan kebakaran
Kebakaran yang tidak terduga, kemungkinan terjadi di daerah beriklim panas dan
kering serta lingkungan industri tertentu. Pencegahan kebakaran merupakan salah satu
masalah untuk semua yang bersangkutan dan perlu dilaksanakan dengan cepat
mudah timbul kebakaran dan lain-lain. Pencegahan senatiasa lebih baik daripada
20
keadaan baik. Manajemen dan pengawas hendaknya diberitahu tentang apa yang
8. GIZI
Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat lepas tanpa menyinggung tentang masalah
jumlah dan nilai gizi makanan para pegawai. Di beberapa negara jumlah makanan
pegawai tiap hari hanya sedikit melebihi yang diperlukan badannya, jadi hanya cukup
untuk hidup dan sama sekali kurang untuk dapat mengimbangi pengeluaran tenaga
Kebisingan di tempat kerja merupakan faktor yang perlu dicegah atau dihilangkan
A. DEFINISI
Menurut Edy Sutrisno (2016:89) kedisiplinan kerja adalah prilaku seseorang yang sesuai
dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku, dan
perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut Singodimedjo didalam Edy Sutrisno (2016) kedisiplinan kerja adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang
berlaku di perusahaan.
Menurut Hasibun (2016) kedisiplinan kerja adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuan tujuannya. Disiplin merupakan fungsi penting dalam sebuah
organisasi karena semakin baik kedisiplinan karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapainya. Sebaliknya, tanpa disiplin, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil
21
yang optimal. Kedisiplinan harus diterapkan dalam suatu perusahaan karena akan berdampak
perusahaan.
Menurut Rivai dan Sagala (2013) Kedisiplinan kerja adalah suatu alat yang digunakan
para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku dan untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan seseorang agar menaati
Menurut Wulantika dan putri (2018:287) Disiplin adalah sikap kemauan dan kemauan
yang berasal dari seseorang untuk mematuhi, mematuhi norma peraturan di sekitarnya, dan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan kerja adalah perilaku seorang
karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan dan kesediaan untuk mengubah perilaku ke
Pada dasarnya ada banyak indikator yang memepengaruhi tingkat kedisiplinan kerja suatu
organisasi, dalam Edy Sutrisno (2016:94) kedispilinan kerja dibagi dalam empat indikator di
antaranya adalah :
1. Taat terhadap aturan waktu Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang dan jam istirahat
2. Taat terhadap peraturan perusahaan peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan
22
4. Taat terhadap peraturan lainnya Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak
Menurut Simamora dalam Sinambela (2012) tujuan utama tindakan kedisiplinan kerja
ditetapkan oleh organisasi. Berbagai aturan yang disusun oleh organisasi adalah tuntunan
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Pada saat suatu aturan dilanggar,
efektivitas organisasi berkurang sampai pada tingkat tertentu, tergantung pada kerasnya
pelanggaran.
Tujuan berikutnya adalah menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling
percaya diantara atasan dan bawahannya. Disiplin yang diberlakukan secara tidak tepat dapat
menciptakan masalah-masalah seperti moral kerja yang rendah, kemarahan, dan kemauan
buruk di antara pengawas dan bawahanbawahannya. Dalam kondisi seperti ini semua
perbaikan dan perilaku pegawai hanya akan berlangsung singkat, dan pengawas harus
mendisiplinkan kembali pegawai dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal
sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan
23
dan bagaimana ia dapat menggendalikan dirinya dari ucapkan, perbuatan, dan
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. Pembinaan disiplin
tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang
terhadap pelanggaran disiplin, sesuai dengan sangsi yang ada, maka semua
karyawan akan merasa terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat
5. Ada tidaknya pengawasan pemimpin. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan. Karyawan adalah manusia yang
mempunyai perbedaan karakter antara satu dengan yang lain. Seorang karyawan
tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang
menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari
pimpinannya sendiri.
kebiasaan positif itu antara lain: - Saling menghormati, bila bertemu dilingkungan
pekerjaan.
24
- Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepeda rekan sekerja, dengan
sekalipun.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut
perusahaan dan karyawannya. Penerapan K3 ini juga harus memiliki prosedur yang benar
yang harus diikuti sesuai dengan aturan perundangundangan, karena apabila K3 tidak
terlaksana, tentu akan memberikan dampak buruk terhadap perusahaan dan karyawannya
sendiri. Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PT Waskita Beton Precast adalah sebagai berikut:
Adanya kendala dalam proses penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang
dilakukan oleh pihak perusahaan khususnya pada tahapan pengunaan alat pelindung diri dan
tahapan dalam pemantauan atau pengawasan yang berdampak buruk bagi para pekerja
Lingkungan kerja yang kurang aman merupakan salah satu ancaman bagi para karyawan
pada saat bekerja oleh karena itu, kurangnya pengetahuan dan pelatihan yang diberikan
perusahan terhadap Karyawan menyebabkan karyawan lalai dan tidak patuh terhadap
peraturan dalam menggunakan alat pelindung diri (APD) dikarenakan karyawan merasa tidak
nyaman dalam penggunaan alat pelindung diri dari segi bentuk dan ukuran sehingga masih
manajemen terhadap para pekerja dan kondisi lingkungan kerja sehingga masih adanya para
karyawan yang acuh dan tidak menaati peraturan dengan baik. Oleh sebab itu diperlukannya
usaha-usaha yang lebih maksimal lagi yang harus dilakukan perusahaan dalam
26
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
dan berbagai pihak terkait mengenai pembahasan makalah diatas demi penyempurnaan
makalah ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
28