Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELOMPOK 1

KONSEP DASAR K3
SEHAT, KESEHATAN KERJA, RISIKO DAN HAZARD DALAM
PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (SOMATIK, PERILAKU,
LINGKUNGAN, ERGONOMIK, PENGORGANISASIAN PEKERJAAN,
BUDAYA KERJA)

Nama Kelompok
1. BELLA RARA WAHYUDI (P27820820 009)
2. FEBRIYAN ARIYADI (P27820820 018)
3. IS NANING TIYAS N. S. SKM (P27820820 027)
4. PUTRI ALVIANITA (P27820820 043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Dasar K3: Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko Dan Hazard Dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan (Somatik, Perilaku, Lingkungan, Ergonomik,
Pengorganisasian Pekerjaan, Budaya Kerja)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu Dr. Siti Nur Kholifah, M.Kep, Sp.Kom pada mata kuliah Keselamatan
Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Siti Nur Kholifah,
M.Kep, Sp.Kom  selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 10 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Depan ...............................................................................................


DAFTAR ISI .................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar K3 ................................................................................3
2.2 Sehat ...................................................................................................5
2.3 Keselamatan Kerja ..............................................................................8
2.4 Risiko dan Hazard dalam pemberian asuhan keperawatan .................10
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus ...................................................................................................12
3.2 Analisis ...............................................................................................12
3.3 Upaya Pencegahan Kasus ...................................................................13
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .........................................................................................15
4.2 Saran ...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................16

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting pada saat
ini karena keselamatan kerja merupakan pencegahan atau memperkecil
terjadinya penyakit atau kecelakaan, maupun kerugian – kerugian lainnya
yang mungkin terjadi. Menurut Milyandra (2009) istilah keselamatan dan
kesehatan keja dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian
yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific
approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau
suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Keselamatan dan kesehatan
kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya
mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)
terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainnya yang
mungkin terjadi.
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran
dan ketenangan dalam menangani pasien yang sedang menderita sakit. sebagai
seorang perawat penerapan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sangat
penting untuk melindungi diri sendiri dan pasien. Banyak kasus dilapangan
yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja perawat menandakan
bahwa penerapan kesehatan dan keselamatan kerja masih belum maksimal,
sehingga diperlukan kembali penerapan kesehatan dan keselamatan kerja
dalam segala tindakan yang dilakukan perawat saat bertugas.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep dasar K3 : sehat, kesehatan kerja, risiko, dan hazard dalam
pemberian asuhan keperawatan

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep dasar K3 dalam penerapan asuhan keperawatan

1
2

1.3.1 Tujuan Khusus


a. Memahami dan mengetahui konsep dasar K3
b. Memahami dan mengetahui penerapan K3 dalam asuhan keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar K3

Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan


terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab
kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan
kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian
lainnya. Terdapat faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain : penyebab
langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan
penyebab dasar kecelakaan kerja.

Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar
penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia
yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan
properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.

3
4

2.1.1 Syarat K3
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada pasal tersebut disebutkan 18
(delapan belas) syarat penerapan keselamatan kerja di tempat kerja di
antaranya sebagai berikut:
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan &
getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara& proses kerja
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang,
tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang
resikonya bertambah tinggi.
5

2.1.2 Ruang Lingkup K3 dalam Keperawatan


Ruang lingkup hiperkes dapat dijelaskan sebagai berikut
(Rachman, 1990) :
Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja
yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya
akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.

2.2 Sehat
2.2.1 Definisi Sehat
Definisi Sehat menurut UU No. 23 Tahun 1992 dan dimuat lagi pada
UU No. 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
2.2.2 Komponen Sehat
1. Sehat jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat
seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata
bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidur nyenyak, dan
seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain
dalam pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat”.
Atribut seseorang yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai
berikut:
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah
menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan
menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
6

b. Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak
mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap
kebutuhan emosi orang lain
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut,
cemburu, benci serta dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah
secara cerdik dan bijaksana.
3. Kesejahteraan sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau Negara
sulit diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan, dan tingkat
kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki,
kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman
damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan
masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai
kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
4. Sehat spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Setiap individu perlu mendapatkan pendidikan formal maupun informal,
kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan music, siraman
rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa
yang dinamis dan tidak monoton.
2.2.3 Kesehatan Kerja
1. Definisi
Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah
antara pekerjaan dan kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan
antara efek lingkungan kerja dengan kesehatan pekerja, tetapi hubungan
antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan untuk melakukan
tugas yang harus dikerjakan.
2. Tujuan
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial
yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan,
7

pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh


kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
3. Fokus utama
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya
dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan kerja , yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung
keselamatan dan kesehatan
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang
mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat kerja juga
meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar
serta meningkatkan produktivitas perusahaan.
4. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Kesehatan kerja mencakup kegiatan yang bersifat
komprehensif berupa upaya promotif yang berupa penyuluahan ,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif berupa penyuluahan,
pelatihan dan peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat
dalam bekerja. Upaya preventif yakni kegiatan pencagahan terhadap
resiko kesehatan. Upaya kuratif lebih menekankan pada angka absensi
karena sakit dan angka kesakitan. Upaya rehabilitatif lebih menekankan
upaya penyembihan dan pemeliharaan kesehatan setelah sakit. Dalam
disiplin kesehatan kerja upaya promotif dan prepentif lebih mengemuka
dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
5. Komponen yang mempengaruhi kesehatan pekerja
Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seorang pekerja sangat di
pengaruhi oleh :
8

a. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan social, sehingga upaya
penempatan kerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan
pengalaman, ketermapilan, motivasi dan lainnya.
b. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keteramapilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan
sebagianya.
c. Lingkungan kerja sebagai bebna tambahan, baik berupa factor fisik,
kimia, biologi, ergonomic, maupun aspek psikososial
6. Berbagai potensial bahaya kesehatan dan kemungkinan dampaknya
antara lain ;
a. Faktor mesin / perlatan: Cidera, kecelakaan kerja
b. Faktor Psikologik dan beban kerja: gangguan musculo skeletal,
low back pain, kelelahan.
c. Faktor fisik : nois induced hearing loss, gangguan neuro vascular, efek
radiasi
d. Faktor kimia : intoksikasi, alergi, kangker.

e. Faktor biologic: infeksi, alergi.


f. Faktor psikologik : strees psikis, depresi, ketidakpuasan.
g. Faktor psikososial: konflik, monotoni, kualitas kerja.

2.3 Keselamatan Kerja


2.3.1 Definisi
Keselamatan yaitu mengendalikan kerugian dari kecelakaan. Keselamatan
juga bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan resiko yang tidak bisa diterima.
Keselamatan kerja mempunyai makna upaya mengurangi dan atau
menekan sejauh mungkin kecelakaan akibat kerja dengan cara mencegah
kecelakaan dan mengawasi pemaparan bahan berbahaya yang
menimbulkan kecelakaan kerja.
2.3.2 Tujuan
9

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan


pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berasa di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efesien.

2.3.3 Simbol-simbol Peringatan Keselamatan Kerja


1. Bio Hazard
Adalah zat biologis yang menimbulkan
ancaman bagi kesehatan makhluk hidup,
terutama manusia. Biasanya dipasang di Lab
Kimia.
2. Korosif
Adalah zat (misal asam dan basa kuat) yang
dapat menyebabkan benda lain hancur atau merusak
jaringan hidup jika bersentuhan. Biasanya dipasang
di lab kimia.
3. Tegangan Sangat Tinggi
Adalah suatu tempat atau benda yang memiliki
tegangan yang sangat tinggi. Biasanya di pasang di
lab komputer, Telkom, atau PLN.
4. Environmental
Adalah zat yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup. Biasanya dipasang di lab kimia 

5. Explosive
Adalah zat yang mudah meledak (misal
campuran hidrogen dan oksigen) apabila terkena
gesekan, benturan, panas, atau kontak dengan api.
Terdapat di lab kimia dan pertamina 
6. Flammable
Adalah zat - zat yang mudah terbakar, terdapat di
lab, kimia, SPBU.
7. Radioaktif
10

Adalah bahan (misal uranium, plutonium) yang


dapat memancarkan sinar berbahaya yang dapat
menimbulkan efek racun sehingga merusak jaringan
tubuh. 

8. Harmfull Iritant
Adalah zat (misal kloroform) mempunyai sifat
peka terhadap tubuh manusia, dapat membakar kulit,
selaput lendir, membuat kulit kehilangan pigmen,
melepuh atau mengganggu pernapasan. 
9. Toxic/Beracun
Adalah suatu zat/ bahan yang berbahaya (misal
mercury, sianida) yang dapat menimbulkan kecelakaan,
sakit, bahkan kematian jika tertelan, terhirup, atau
terserap melalui permukaan kulit.
10. Radiasi Sinar Laser
Sangat berbahaya apabila mengenai mata 

2.4 Risiko dan Hazard Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan


2.4.1 Definisi
Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada
manusia atau kerusakan pada alat atau lingkungan.
Risk (resiko) didefinisikan sebagai peluang terpaparnya seseorang atau
alat pada suatu hazard (bahaya).
2.4.2 Faktor Resiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan
1 Somatik
Hazard yang sudah ada di dalam tubuh pekerja, yaitu kapasitas kerja
dan status kesehatan. Contohnya : hipertensi, diabetes mellitus,
obesitas, asma. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara pola
hidup yang sehat (diet seimbang, olahraga, tidak merokok)
2 Perilaku
Hazard yang terkait dengan perilaku pekerja. Perilaku tersebut seperti
merokok, olahraga, minum-minuman beralkohol, pola makan.
3 Lingkungan
11

a. Fisik :
Bising > tuli, Getaran (vibrasi) > gangguan pendengaran, Suhu
ekstrim dingin > hiportemia, Radiasi > karsinogenik,
b. Biologi : AIDS, Hepatitis A/B/C, TBC
c. Kimia :
Larutan korosif > asam sulfida, karbon monoksida, kerusakan kulit,
gas sianida, uap logam
4 Ergonomik
Terkait dgn kondisi pekerjaan dan peralatan yang digunakan oleh
pekerja termasuk work-station. Contohnya : duduk terlalu lama, berdiri
terlalu lama, pemakaian sepatu hak tinggi yang lama
5 Pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja
Stress kerja, pekerjaan menumpuk, pekerja single, fasilitas tidak
memadai
12
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus
“Tertular Pasien, 4 Perawat RSUD Klungkung Positif Covid-19”
Sebanyak lima perawat di RSUD Klungkung, Bali, terkonfirmasi positif
Covid-19. Direktur RSUD Klungkung, Nyoman Kesuma menduga, 4 perawat
tertular saat menangani pasien Covid-19. Mulai dari kebutuhan dasar pasien
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil/besar dan sebagainya dibantu
oleh perawat. Kesuma mengatakan, empat perawat yang tertular dari pasien
ini kemungkinan karena kelelahan. Sebab, mereka bertugas selama enam jam
merawat pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. Sementara, satu
perawat lainnya tertular di lingkungan keluarganya.

3.2 Analisis
Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa management ruangan kurang
memperhatikan kondisi perawat di ruang ICU. Seperti yang diketahui
bahwa perawat yang merawat pasien Covid-19 menggunakan APD
lengkap, seperti Baju Hazmat, Kacamata Goggles, sepatu boot anti air,
handcoon berlapis-lapis, masker N95, masker medis berlapis-lapis, Face
Shield, penutup sepatu dan Apron.
Berbeda halnya dengan APD yang digunakan pada saat menangani pasien
gangguan pernafasan lainnya, seperti TB paru yang minimal menggunakan
masker N95. Banyak perawat yang mengeluhkan bahwa menggunakan
APD lengkap sangat tidak nyaman karena terasa sulit untuk bernafas dan
panas. Selain itu, perawat dituntut untuk selalu menggunakan APD
lengkap ketika bekerja di ruang ICU selama 6 jam. Sehingga hal ini dapat
menyebabkan risiko besar terjadinya penularan penyakit Covid-19 karena
kelelehan dan penurunan kekebalan tubuh perawat.

13
14

3.3 Upaya Pencegahan Kasus


3.3.1 Upaya Pencegahan dari Rumah Sakit atau Tempat Kerja
1. Pihak rumah sakit memberikan kelonggaran waktu pada perawat yang
bertugas menangani pasien Covid-19
Alasan : penggunaan APD lengkap menyebabkan perawat merasa
tidak nyaman. Hal ini berkaitan dengan ergonomik perawat yang
merupakan faktor risiko dan hazard dalam pemberian asuhan
keperawatan. Adanya kelonggaran waktu pada perawat yang merawat
pasien Covid-19 dapat meningkatkan produktivitas perawat dalam
bekerja dikarenakan perawat dapat menyimpan tenaga lebih apabila
terdapat waktu untuk istirahat sejenak.
2. Pihak rumah sakit memperhatikan kondisi perawat yang menangani
pasien Covid-19 dengan memberikan suplemen atau vitamin pada
perawat.
Alasan : bekerja di ruang perawatan pasien Covid-19 selama 6 jam
dengan menggunakan APD lengkap menyebabkan pasien tidak
nyaman, karena kesulitan bernafas, panas dan kelelahan. Selain itu,
lama waktu pemakaian APD lengkap juga mempengaruhi beban kerja
perawat yang dimana beban kerja merupakan komponen yang dapat
mempengaruhi kesehatan perawat. Sehingga, penrunan kesehatan
dapat mempengaruhi kekebalan tubuh perawat. Maka, perlu untuk
diberikannya suplemen atau vitamin pada perawat untuk mencegah
penurunan kekebalan tubuh.
3. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di ruang
perawatan pasien Covid-19 secara intensif
Alasan : penerapan K3 secara intensif sangat diperlukan di ruang
perawatan pasien Covid-19 karena berkaitan dengan upaya
pencegahan penularan penyakit Covid-19. Semakin baik penerapan
K3, maka semakin baik pula upaya pencegahan penularan penyakit
karena Covid-19 sangatlah berbahaya.
15

3.3.2 Upaya Pencegahan pada Perawat


1. Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptic
seperti mencuci tangan dan memakai APD
Alasan : agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien yang di
tangani dan memakai APD adalah salah satu SOP Rumah Sakit.
2. Perawat mematuhi standar Operatinal Prosedure yang sudah ada RS

Alasan : dengan mematuhi SOP yang ada perawat dapat menciptakan


dan menjaga keselamatan tempat kerja supaya dalam tindakan
keperawatan terhindar dari tertularnya penyakit pasien dan pasien juga
merasa aman.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kecelakaan dapat terjadi melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari
beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan,
sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat
kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya. Terdapat faktor-faktor
penyebab kecelakaan kerja antara lain : somatik, perilaku, lingkungan,
ergonomik dan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja. Faktor-faktor
tersebut dapat mengakibatkan kecelakaan kerja terhadap tenaga medis dan
pasien. Dalam hal ini perlu bagi tenaga medis untuk lebih memperhatikan
prinsip K3dalam melakukan asuhan keperawatan baik untuk diri sendiri
maupun pasien. Selain itu, bantuan dan dukungan dari pihak rumah sakit atau
penyedia lapangan kerja juga sangat dibutuhkan dalam menjaga kesehatan
dan keselamatan bagi pekerja.
4.2 Saran
1. Perawat mengetahui pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja guna
melindungi diri dari risiko bahaya yang dapat terjadi ketika memberikan
asuhan keperawatan pada pasien. Hal ini guna menciptakan pelayanan
asuhan keperawatan yang baik dan tepat sesuai dengan prosedur yang
tersedia.
2. Bagi perawat yang khususnya bekerja di ruang penyakit menular sangat
disarankan untuk selalu menjaga kebersihan diri, menjaga sistem
kekebalan tubuh dan juga selalu menerapkan protokol kesehatan yang
berlaku di setiap ruangan.
3. Dalam mencegah penularan penyakit menular, perawat sangat dianjurkan
untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
prosedur/SOP yang berlaku di ruangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Fery,Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hardjodisastro, Daldiyono, Prof.Dr.dr. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran:
bagaimana dokter berpikir, bekerja, dan menampilkan diri. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
http://diegoalfariz.blogspot.com/2013/06/konsep-dasar-kesehatan-keselamatan-
kerja.html diakses pada tanggal 09 September 2020
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/penyebab-
kecelakaan-kerja-domino-effect.html diakses pada tanggal 10
September 2020
https://lilianmarantina.blogspot.com/2019/04/keselamatan-kerja.html diakses pada
tanggal 10 September 2020
Murwani Anita, Skep. 2003. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta.
Fitramaya.
Mahendra ,Rendi.2016. Pengertian Hazard & Risk dalam DIS/ISO 45001.
Diakses dari https://isoindonesiacenter.com/pengertian-hazard-risk-
dalam-disiso-45001, 08 September 2020.
Sarwono, Solita. 1993. Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta
Aplikasinya. Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Siregar, Charles J.P, Lia Amalia. 2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori Dan
Penerapan. Jakarta : Buku kedokteran EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai