K3 Dalam Keperawatan
K3 Dalam Keperawatan
Dosen Pengampu:
Ns. Ema Julita, M. Kes
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarrakatuh
Demikian kata pengantar dari kami sebagai penulis, harapan kami agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan diterima sebagai
perwujudan dalam dunia kesehatan. Dan dapat digunakan sebagaimana mestinya,
semoga kita semua mendapat faedah dan diterangi hatinya dalam setiap menuntut
ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
Padang, 18 September
2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………………2
A. K3 dalam Keperawatan …………………………………….2
B. Ruang Lingkup K3 dalam Keperawatan ……………………………..5
C. Kebijakan K3 yang Berkaitan dengan Keperawatan di Indonesia ………….7
D. Konsep dasar K3 : sehat, kesehatan kerja, risiko dan hazard dalam pemberian
asuhan keperawatan (somatik, perilaku, lingkungan, ergonomik,
pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja ………………………………9
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………….12
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak
pasien, yang masuk kedalam program patient safety.
Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia
secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia
menempati posisi yang buruk jatuh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina,
dan Thailand. Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu
tenaga kerjanya karena perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Faktor Keselamatan Kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawam dan ada gilirannya pada kinerja perusahaan.
Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
1
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami K3 dalam Keperawatan
2. Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup K3 dalam Kepeawatan
3. Mahasiswa mampu memahami kebijakan K3 yang berkaitan dengan
Keperawatan di Indonesia
4. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar K3 : sehat, kesehatan kerja,
risiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatik,
perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya
kerja
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami K3 dalam Keperawatan
2. Mahasiswa dapat memahami ruang lingkup K3 dalam Kepeawatan
3. Mahasiswa dapat memahami kebijakan K3 yang berkaitan dengan
Keperawatan di Indonesia
4. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar K3 : sehat, kesehatan kerja,
risiko dan hazard dalam pemberian asuhan keperawatan (somatik,
perilaku, lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya
kerja
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. K3 dalam Keperawatan
1. Pentingnya K3 dalam keperawatan
K3 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja
dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi
khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan
kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau
memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan
kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting
perusahaan berkewajiban menjalankan prinsip K3 di lingkungan
perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah ada
sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja dan
perusahaan yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan
kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut.
Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3 adalah sesuatu yang
mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja.
Untuk menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang
telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.
2. Tujuan
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.
a. Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :
1) Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan sehat dan selamat
2) Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa
adanya hambatan
3
b. Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat
1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu :
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3) Memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
4) Memberikan pertolongan pada kecelakaan
5) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
6) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
4
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit
3. Manfaat
Manfaat diberlakukannya K3 Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
a. Bagi Rumah Sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2) Mempertahankan kelangsungan operasional Rumah Sakit
(pendapatan meningkat)
3) Meningkatkan citra Rumah Sakit secara keseluruhan
b. Bagi Karyawan Rumah Sakit
1) Melindungi karyawan dari terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
2) Mencegah terjadinya terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
c. Bagi pasien dan pengunjung
1) Mendapatkan Mutu layanan yang baik
2) Kepuasan dan kenyamanan pasien dan pengunjung
4. Etika
Kode Etik Profesi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Etika
Ahli Kesehatan Kerja merupakan seperangkat perilaku anggota profesi
Ahli Kesehatan Kerja dalam hubungannya dengan klien/ pasien, teman
sejawat dan masyarakat pekerja serta merupakan bagian dari keseluruhan
proses kesehatan kerja ditinjau dari segi norma dan nilai moral. Masalah-
masalah kecelakaan, penyakit akibat kerja, keluhan-keluhan tenaga kerja,
kehilangan waktu bekerja, banyaknya angka absensmenurunnya angka
produktifitas tenaga kerja, dan sebagainya, memerlukan perhatian penuh
pihak profesi Ahli Kesehatan Kerja, hukum, agama dan masyarakat luas.
Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah Etika
Terapan (applied ethics) yang biasanya menyangkut suatu profesi, dimana
5
didalamnya membicarakan tentang pertanyaan-pertanyaan etis dari suatu
individu yang terlibat.Sehingga pada masing-masing profesi telah
dibentuk suatu tatanan yang dinamakan Kode Etik Profesi.
Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran
sendiri masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan,
mengaplikasikan, menghayati, memahami, kode etik profesinya. Karena,
etika profesi lebih bersifat moral, maka kesalahan yang terjadi apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan kerja, sanksi yang diberikan bersifat
moral dan yang paling dirugikan adalah para kliennya (tenaga kerja),
sehingga untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku
pelayanan agar tidak terlalu merugikan pengguna pelayanan, dibentuklah
suatu Majelis Kode Etik Profesi yang berlandaskan pada Etika dan
Hukum yang berlaku.
Fungsi Kode Etik Profesi K3
Etika tenaga kesehatan kerja yang di dalamnya diikuti adanya
kesadaran akan pilihan dari pihak manajemen, pihak tenaga kerja, dan
dari masyarakat sekitar perusahaan
Peranan Ahli Kesehatan Kerja pada Etika Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bisa dikatakan sangat bermakna, mengingat tugas
fungsional tenaga kesehatan dalam K3 begitu luas. Bisa dikatakan bahwa
fokus utama etika profesi kesehatan kerja adalah semua tindakan yang
dilakukan tenaga kesehatan kerja yang lebih mengutamakan pihak yang
lebih menderita dalam hal ini adalah (tenaga kerja) dengan penekanan
pada pencegahan terjadinya penyakit dan cedera.
6
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun social
2. Menurut WHO
a. Penyelengaraan pelayanan kesehatan kerja
b. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
c. Pelaksanaan P3K (petugas, kotak P3K dan isi kotak P3K)
d. Pelaksanaan gizi kerja
e. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomic
f. pelaksanaan pelaporan (pelayanan kesehatan kerja, pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja dan penyakit akibat kerja)
7
C. Kebijakan K3 yang Berkaitan dengan Keperawatan di Indonesia
1. Dalam bidang pengorganisasian
Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen yaitu Departemen
Kesehatan dan departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pada
Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan
Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur :
a. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan
b. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
c. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit :
1) Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan
2) Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan penangkal petir
3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan
ketenagakerjaan
d. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit
1) Kasubdit Kesehatan tenaga kerja
2) Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja
3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja.
8
e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan
Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja.
2. Kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja / masyarakat memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, serta
sosial, dengan usaha usaha preventif dan kuratif, terhadap berbagai
9
penyakit / berbagai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit- penyakit
umum (Rizal. L. K, 2019).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur, serta menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan (Sucipto, 2014).
10
dan lebih focus pada keselamatan manusia dan pencegahan timbulnya
kerugian terutama pada area tempat kerja.
b. Risiko Kesehatan (Health Risk)
Risiko ini memiliki cirri-ciri antara lain memiliki probabilitas yang
tinggi (High probability), tingkat pemajanan yang rendah (low level
exposure), konsekuensi yang rendah (low-consequence), memiliki
masa laten yang panjang (long-latency), delayed effect (efek tidak
langsung terlihat) dan bersifat kronik. Hubungan sebab akibatnya
tidak mudah ditentukan. Risiko ini focus pada kesehatan manusia
terutama yang berada di luar tempat kerja atau fasilitas.
c. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Environmental and Ecological Risk)
Risiko ini memiliki ciri-ciri antara lain melibatkan interaksi yang
beragam antara populasi dan komunitas ekosistem pada tingkat mikro
maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan
akibat, risiko ini focus pada habitat dan dampak ekosistem yang
mungkin bisa bermanifestasi jauh dari sumber risiko.
d. Risiko Kesejahteraan Masayarakat (public Welfare/Goodwill Risk)
Ciri dari risiko ini lebih berkaitan dengan persepsi kelompok atau
umum tentang performance sebuah organisasi atau produk,
nilai property, estetika dan penggunaan sumber daya yang terbatas.
Fokusnya pada nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat dan
persepsinya.
e. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Ciri-ciri dari risiko ini antara lain memiliki risiko yang jangka
panjang dan jangka pendek dari kerugian property, yang terkait
dengan perhitungan asuransi, pengembalian investasi. Fokusnya
diarahkan pada kemudahan pengoperasian dan aspek financial. Risiko
ini pada umumnya menjadi pertimbangan utama, khususnya
bagi stakeholder seperti para pemilik perusahaan/pemegang saham
dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan organisasi,
dimana setiap pertimbangan akan selalu berkaitan dengan financial
dan mengacu pada tingkat efektifitas dan efisiensi.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Melihat beberapa uraian diatas mengenai pengertian keselamatan dan
pengertian kesehatan kerja diatas K3 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap
orang yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di
bidang produksi khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan
keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau
memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan
mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Pada hakekatnya keselamatan dan kesehatan (k3) merupakan suatu
keilmuan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan
kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya
dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan
kerja dll
12
DAFTAR PUSTAKA
13