Dosen Pembimbing
Oleh Kelompok 6
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Konsep Dasar K3 dalam Keperawatan” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Terima kasih
untuk ibu Dr. Yulastri Arif, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keselamatan Pasien dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Serta, kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
inspirasi terhadap pembaca maupun penulis itu sendiri.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II
KERANGKA TEORI
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sedangkan, menurut IOM,
Keselamatan Pasien (Patien Safety) didefinisikan sebagai bebas dari cidera (freedom
from accidental injury), cidera disebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu
perencnaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang
berbeda yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai
tujuan yang sama yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Istilah
Hiperkes menurut Undang – Undang tentang ketentuan pokok mengenai Tenaga
Kerja yaitu lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan-pemeliharaan
dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja,dilakukan dengan mengatur
pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yangsakit, mengatur persediaan
tempat, cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma hiperkes untuk mencegah
penyakit baik sebagai akibat pekerjaan, maupun penyakit umum serta menetapkan
syarat-syarat kesehatan bagi tenaga kerja.
2.2 Tujuan K3
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim
yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan
dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut
Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan
kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja. Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga
kerja yang sehat dan produktif. Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut
(Rachman, 1990) :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
2.3 Manfaat K3
Manfaat prosedur Kerja K3 sebagai berikut :
a) Pekerjaan medis merasa aman melakukan pekerjaannya dan rumah sakit juga
diuntungkan
b) Hemat waktu, artinya perawat tidak harus berfikir panjang dan hanya
mengikuti prosedur yang telah diterapkan
Manfaat K3 ini tidak hanya berdampak pada rumah sakit saja, tapi perawat rumah
sakit dan pasien serta pengunjung.
1. Manfaat bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit
c. Meningkatkan citras rumah sakit
2. Manfaat bagi perawat
a. Melindungi perawat dan penyakit akibat kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK)
3. Manfaat bagi pasien dan pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
2.4 Etika K3
Kode etik profesi kesehatan dan keselamatan kerja etika ahli kesehatan kerja
merupakan seperangkat perilaku anggota profesi ahli kesehatan kerja dalam
hubungannya dengan klien atau pasien, teman sejawat, dan masyarakat pekerja serta
merupakan bagian dari keseluruhan proses kesehatan kerja ditinjau dari segi norma
dan nilai norma. Masalah-masalah kecelakaan, penyakit akibat kerja, keluhan-keluhan
tenaga kerja, kehilangan waktu bekerja, banyaknya angka absens menurunnya angka
produktifitas tenaga kerja, dan sebagainya, memerlukan perhatian penuh pihak profesi
Ahli Kesehatan Kerja, hukum, agama dan masyarakat luas.
Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah Etika Terapan (applied
ethics) yang biasanya menyangkut suatu profesi, dimana di dalamnya membicarakan
tentang pertanyaan-pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada
masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang dinamakan Kode Etik
Profesi. Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran sendiri
masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan, mengaplikasikan,menghayati,
memahami, kode etik profesinya. Karena, etika profesi lebih bersifat moral, maka
kesalahan yang terjadi apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan kerja, sanksi yang
diberikan bersifat moral dan yang paling dirugikan adalah para kliennya (tenaga
kerja), sehingga untuk menangani pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku
pelayanan agar tidak terlalu merugikan pengguna pelayanan, dibentuklah suatu
Majelis Kode Etik Profesi yang berlandaskan pada Etika dan Hukum yang berlaku.
Fungsi kode etik profesi k3, yaitu etika tenaga kesehatan kerja yang di
dalamnya diikuti adanya kesadaran akan pilihan dari pihak manajemen, pihak tenaga
kerja, dan dari masyarakat sekitar perusahaan. Peranan ahli kesehatan kerja pada etika
kesehatan dan keselamatan kerja bisa dikatakan sangat bermakna, mengingat tugas
fungsional tenaga kesehatan dalam K3 begitu luas. Bisa dikatakan bahwa fokus utama
etika profesi kesehatan kerja adalah semua tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan
kerja yang lebih mengutamakan pihak yang lebih menderita dalam hal ini adalah
(tenaga kerja) dengan penekanan pada pencegahan terjadinya penyakit dan cedera.
5. Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya dan
membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6. Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-jawab pada
progran perencanaan dan pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.
7. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, mengenali
faktor – faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
8. Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup pelayanan
kesehatan pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan, mampu menjaga
kerahasiaan dokumen kesehatan tenaga kerja.
9. Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada tenaga kerja.
Perawat hiperkes yang bertanggung-jawab dalam memberikan perawatan tenaga
kerja haruslah mendapatkan petunjuk-petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter
yang ditunjuk oleh perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan
prosedur untuk merawat orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan
pegangan yang utama dalam proses perawatan yang berdasarkan nursing
assessment, nursing diagnosis, nursing intervention dan nursing evaluation adalah
mempertinggi efisiensi pemeliharaan dan pemberian perawatan selanjutnya.
2.8 Konsep dasar K3 : Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko & Hazard dalam
pemberian asuhan Keperawatan (Somatik, Perilaku, Lingkungan, Ergonomik,
Pengorganisasian pekerjaan, Budaya Kerja)
Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-
tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja disesuaikan
dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya serta disimpulkan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya (Komisi
Gabungan ILO/WHO,1995)
Risiko adalah kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan
keparahan dari cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau
paparan tersebut.13 Yang termasuk ke dalam risiko adalah perilaku bekerja, higiene
perorangan, serta kebiasaan selama bekerja yang dapat meningkatkan risiko gangguan
pada kesehatan.
Bahaya (hazard) adalah berupa sumber, tindakan atau situasi yang dapat
menyebabkan kerugian bagi manusia, baik yang bisa menyebabkan luka-luka,
gangguan kesehatan ataupun kombinasi dari keduanya. Sedangkan bahaya atau
hazard kesehatan adalah potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja, mencakup empat
komponen kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian
pekerjaan dan budaya kerja (OHSAS, 2007).
Pada kondisi tertentu hazard kesehatan dapat menjadi nyata dan
menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard kesehatan untuk
menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan. Bahaya atau
hazard dapat digolongkan berdasarkan jenisnya yaitu:
1) Hazard Tubuh Pekerja
Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal dari
dalam tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja. Contohnya
seorang pekerja yang buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh
dengan kabel listrik yang warna-warni, hazard somatiknya dapat membahayakan
dirinya maupun orang lain orang lain dikelilingnya bila ia salah menyambung
warna kabel tertentu karena tindakan ini berpotensi menimbulkan kebakaran atau
ledakan.
2) Hazard Perilaku Kesehatan
Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait dengan
perilaku pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang mesin
berputar telah mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik dalam
mesin dan hancur tubuhnya karena tergiling mesin penggiling bongkahan batu
(crusher).
3) Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik, kimia,
dan biologik.Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas
pajanannya tinggi melampaui toleransi kemampuan tubuh pekerja. Hazard di
lingkungan kerja antara lain:
a. Bahaya fisik
Berpotensi menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK). Jenis-jenis
bahaya yang termasuk dalam golongan fisik serta pekerja berisiko terpajan
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Bahaya mekanik
Yang termasuk ke dalamm bahaya mekanik antara lain terbentur, tertusuk,
tersayat, terjepit, tertekan, terjatuh, terpeleset, terkilir, tertabrak, terbakar,
terkena serpihan ledakan, tersiram, dan tertelan.
2) Bising,
Berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
menganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan
pendengaran (ketulian). Ditempat kerja bising dapat berasal dari berbagai
tempat seperti pada area produksi, area generator, area kompresor, area
dapur, area umum seperti pasar atau stasiun, hingga area perkantoran, dari
suara mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.
3) Getar atau Vibration
Getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran, muskoloskeletal,
keseimbagan, white finger dan hematuri mikroskopik akibat kerusakan
saraf tepi dan jarinagn pembuluh darah. Getaran dapat memajani seluruh
tubuh (whole body vibration) seperti pada pekerja pemotong rumput yang
membawa mesin di punggungnya dan pengemudi.
4) Suhu ekstrem panas
Merupakan tekanan panas yang melebihi kemampuan adaptasi, dapat
menimbulkan heat cramp, heat exhaustion dan heat stroke, dan kelainan
kulit. contoh peralatan kerja mengeluarkan suhu ekstrem panas adalah
tempat pembakaran (furnace), dapur atau tempat pemanasan (boiler),
mesin pembangkit listrik (generator) atau mesin lainnya.
5) Suhu ekstrem dingin
Pajanan suhu ekstrem dingin dilingkungan kerja dapat menimbulkan
frostbite (kerusakan kulit dan sel akibat suhu dingin ekstrem) yang
ditandai dengan bagian tubuh mati rasa diujung jari atau daun telinga, serta
gejala hipotermia yaitu suhu tubuh di bawah 35oC dan dapat mengancam
jiwa. Pekerja yang berisiko seperti penyelam, pekerja di cold storage, di
ruang panel yang menggunakan alat elektronik dalam suhu ekstrem
dingin, pemotong dan pengemas daging atau makanan laut yang
dibekukan.
6) Cahaya
Cahaya yang kurang atau terlalu terang dapat merusak mata. Sering
bekerja dibawah cahaya yang redup dapat menimbulkan ketidak nyamanan
pada mata berupa kelelahan mata atau kepala sakit. Adapun pencahayaan
lainnya yang dapat berisiko mengangggu kesehatan pekerja adalah mereka
yang bekerja di pantai ataupun ditengah laut sebagai akibat terkena sinar
matahari secara langsung dan berlangsung cukup lama.
7) Radiasi Pengion
Berasal dari sinar alfa, sinar beta, sinar gamma atau sinar-X, pekerja yang
berisiko yaitu radiografer di bagian radiologi di suatu klinik atau rumah
sakit, operator pembangkit tenaga nuklir atau lainnya.
b. Bahaya Kimia
Berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan yang sangat luas dari yang
ringan seperti bersin-bersin, kulit gatal sampai yang berat seperti kelainan
organ hati dan saraf, gagal ginjal atau cacat fungsi paru. Bahaya kimia di
tempat kerja dapat berupa :
1. Logam berat, seperti merkuri, krom atau cadmium
2. Solvent / pelarut organik, misalnya hidrokarbon alifatik, hidrokarbon
aromatik. Pelarut organik yang banyak digunakan di industri antara lain
asam sulfat, asam fosfat benzena, toluena, dll.
3. Gas dan Uap, di udara gas dan uap biasanya bersifat asphyxiants, iritasi
lokal pada mukosa mata dan saluran pernafasan, sensitasi dan yang
toksik. Beberapa contoh pemanfaatan dan keberadaan gas dan uap antara
lain adalah amoniak di pabrik pupuk, klorin dalam pembersih rumah
tangga, pemutih binatu atau desinfektan di kolom renang dan fasilitas
kesehatan.
c. Bahaya Biologik
Berpotensi menimbulkan penyakit infeksi akibat kerja (PAK), dari penyakit
flu biasa sampai SARS bahkan HIV/AIDS bagi pekerja kesehatan. Jenis
mikroorganisme yang termasuk dalam golongan faktor biologik serta pekerja
berisiko terpajan antara lain virus (Hepatitis B/C, HIV/AIDS), bakteri
(tuberkulosis, leptospirosis), jamur (coccidiomycosis, aktinomikosis) serta
parasit (malaria).
4) Hazard Ergonomik
Hazard ergonomik yang dimaksud terkait dengan kondisi pekerjaan yang
dilakukan serta peralatan kerja yang digunakan oleh pekerja termasuk work
station. Contoh pekerja yang mengalami hazard ergonomik adalah pengemudi,
penjahit, pembuat batik dan sebagainya.
5) Hazard Pengorganisasian Pekerjaan dan Budaya Kerja
Contohnya adalah faktor stress kerja berupa beban kerja berlebih atau
pembagian pekerjaan yang tidak proporsional, budaya kerja sampai larut malam
dan mengabaikan kehidupan sosial pekerja.
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang dikenal
sangat populer. K3 dapat mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah dan disisi
lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang
mempunyai tujuan tertentu. Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena
memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang
menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati.
Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja yang setinggi-
tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya serta disimpulkan sebagai
adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya. Bahaya
(hazard) adalah berupa sumber, tindakan atau situasi yang dapat menyebabkan
kerugian bagi manusia, baik yang bisa menyebabkan luka-luka, gangguan kesehatan
ataupun kombinasi dari keduanya. Pada kondisi tertentu hazard kesehatan dapat
menjadi nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan
3.2 Saran
Makalah ini dapat dijadikan gambaran akan sistem K3 dalam keperawatan,
sehingga cara pandang keprofesian nanti tidak sempit, dan para petugas kesehatan
mampu mengetahui cara pengendalian dari bahaya (hazard) serta lebih
memperhatikan keselamata diri maupun pasien dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_P
engendaliannya diakses pada tanggal 16 September 2020 pukul 15.40 WIB
http://sharahfadillaperanginangin.blogspot.com/2017/12/makalah-peran-perawat-dam-
k3.html diakses pada tanggal 16 September 2020 pukul 16.00 WIB
http://dedikun.blogspot.com/2014/09/makalah-konsep-dasar-keperawatan.html
diakses pada tanggal 16 September 2020 pukul 16.10 WIB
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html diakses pada tanggal 16 September 2020 pukul 18.20 WIB
http://mellyulianti07.blogspot.com/2016/01/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja.html
diakses pada tanggal 16 September 2020 pukul 18.35 WIB
https://www.academia.edu/10189223/Fungsi_Perawat_dalam_Kesehatan_dan_kesela
matan_Kerja diakses pada tanggal 16 September 2020 pukul 19.00 WIB
https://www.scribd.com/document/366801242/Tugas-Resume-Mandiri-k3-
Pertemuan-9-Tiffany-Ekki-Roitama-Putri14-10101 diakses pada tanggal 16
September 2020 pukul 19.25 WIB