Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN


Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ilmu keperawatan dasar 3
dosen pengampu Eva Supriatin, S.Kp.,M.Kep

oleh:

 Annida Fajriatul Huda (218005)


 Elvira Islahiyah Kamilah (218010)
 Eva Kristiani Br Ginting (218011)
 Indri Irmaniyanti (218017)
 Melania Nurrul Safitri Mustofa (218021)
 Nada Ismita Hawa (218024)
 Neng Milawati (218026)
 Windawati (218041)
 Wulansari Kurniasih (218043)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar
dan mempelajari lebih lanjut tentang ilmu keperawatan dasar 3 konsep kebutuhan rasa
aman dan nyaman . Penyusunan makalah ini bertujuan untuk teori kebutuhan rasa aman
dan nyaman . Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata
kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan
dalam belajar pada masa mendatang.

Bandung, 02 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3. Tujuan Makalah ............................................................................................ 1
1.4.Manfaat Makalah ........................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan rasa aman dan keselamatan ......................... .....................................


2.2 Klasifikasi kebutuhan keselamatan atau keamanan .............................................
2.3 Lingkup kebutuhan keselamatan atau keamanan ...........................................
2.4 Kebutuhan rasa nyaman .................................................................................
2.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan ..................

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTRAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh


manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan
(Hidayat, 2009). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan,
air, keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan
hidup dan kesehatan.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori
yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan
dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh
karena itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain
(Potter & Perry, 2005).
Hirarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima
tingkatan prioritas. Kebutuhan akan keselamatan dan kenyamanan, yang
melibatkan fisik dan psikologis menjadi tingkatan yang kedua. . Berbagai teori
keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang
merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan
memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki
karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang
mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri.
Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan
keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit. Kolcaba (1992)
mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan
dasar manusia. Sehingga diharapkan perawat dapat memberi asuhan
keperawatan kepada klien diberbagai keadaan dan situasi untuk
menghilangkan nyeri atau meningkatkan kenyamanan.

1.2 Tujuan

1
 Tujuan Umum

Mengidentifikasi masalah pemenuhan kebutuhan rasa nyaman: nyeri

 Tujuan Khusus
Dari penulisan makalah ini diharapkan perawat mampu:
a. Mengidentifikasi konsep nyeri.
b. Memberi asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan
dasar gangguan rasa nyaman: nyeri.

1.3 Manfaat
1. Pendidikan
Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan
ilmu keperawatan, serta menjadi sumber informasi bagi mereka yang ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Perawat
Sebagai bahan masukan bagi perawat yang ada di rumah sakit untuk mengambil
langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan khususnya asuhan keperawatan pasien hirschprung dengan post tutup
colostomy dengan masalah keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri.

3. Pasien
Meningkatkan kemandirian dan pengalaman dalam menolong diri sendiri serta
sebagai acuan bagi keluarga untuk melakukan perawatan kepada keluarga yang
mengalami tindakan pembedahan atas riwayat hirschprung.

4. Penulis
Memperoleh pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pasien,
meningkatkan keterampilan dan wawasan peneliti.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Rasa Aman atau keselamatan


Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter &
Perry, 2006). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang
terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari
kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan
sebagai ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan akan
keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.
Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan
kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi misal,
penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya. Dalam konteks hubungan interpersonal
bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang
konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di
sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat
perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005)

2.2 Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan

1. Keselamatan Fisik

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau


mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin
penyakit, kecelakaan, bahaya, pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien
mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh karena itu bergantung
pada profesional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.

3
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil priorit2.2as
lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang
perawat atau tenaga kesehatan lain mungkin perlu melindungi klien dari
kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005).

2. Keselamatan Psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus


memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan
profesional pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahuai apa
yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang
dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman
keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal.
(Potter&Perry,2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan
keselamatan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional
pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebih
renta untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi
yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari
bahaya. (Potter&Perry, 2005).

2.3 Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan


Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengaruhi kemampuan seseorang.
a. Oksigen

4
Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan yang
tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.

b. Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika


kelembaban relatif tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan
lambat.
c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi-kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi
dan keracunan makanan.
2. Macam-macam Bahaya atau Kecelakaan
a) Di rumah
b) Di RS : Mikroorganisme
c) Cahaya
d) Kebisingan
e) Cedera
f) Kesalahan prosedur
g) Peralatan medik, dll
3. Cara Meningkatkan Keamanan pada Pasien
a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
c. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
d. Penghalang sisi tempat tidur
e. Bel yang mudah dijangkau
f. Meja yang mudah dijangkau
g. Kereta dorong ada penghalangnya
h. Kebersihan lantai
i. Prosedur tindakan.

5
2.4 Kebutuhan Rasa Nyaman
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan
atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek
yaitu:

1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.


2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam
diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna
kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan
unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan telah memberikan


kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum
dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipertermia. Hal ini disebabkan karena
kondisi nyeri dan hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi
perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien. Sifat nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari
sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.
Meningkatkan Kenyamanan dalam strategi kesehatan
1. Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan rasa sakit
2. Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat
3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi

6
4. Imajinasi terbimbing
5. Bimbingan Antisipasi
6. Distraksi atau pengalihan dari fokus terhadap nyeri.

2.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan


1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti
gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca
dapat menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi

7
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.
10. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia
anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punya.
D. Kenyamanan Lingkungan Pasien
Selain keamanan untuk pasien yang perlu dijaga, kenyamanan
lingkungan juga harus diperhatikan. Lingkungan yang nyaman karena akan
menunjang cepatnya kesembuhan pasien.
1. Menyiapkan Tempat Tidur
a. Jenis persiapan tempat tidur
1) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya
2) Closed bed (tempat tidur tertutup)
3) Open bed (tempat tidur terbuka)
4) Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
5) Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)
b. Prinsip perawatan tempat tidur antara lain :
1) Tempat tidur pasien harus selalu bersih dan rapi
2) Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu jika kotor
3) Penggunaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros.
c. Persiapan tempat tidur
1) Unoccupid bed (tempat tidur yang belum ada klien di atasnya)

8
Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien baru;
Tempat tidur yang disiapkan untuk klien yang baru masuk atau
menjalani rawat inap.
Pengertian mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya;
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien dengan memindahkan klien
kekursi atau tempat duduk.
Tujuan mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya adalah:
 Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada
pasien atau klien
 Meningkatkan mobilisasi klien
 Memelihara kebersihan dan kerapian

Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op


Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien post op adalah tempat tidur yang
disiapkan untuk klien pasca operasi yang dapat narkose (obat bius).

Tujuan menyiapkan tempat tidur pasien post op atau pasca bedah:


 Menghangatkan klien
 Mencegah penyulit/komplikasi post op/pasca bedah

Mengganti Alat Tenun dengan Pasien diatasnya (Occupied bed)


Pengertian mengganti alat tenun dengan pasien diatasnya adalah
mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan
klien.
Tujuan:
 Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada
pasien atau klien
 Mencegah terjadinya decubitus
 Memelihara kebersihan dan kerapian.

Memandikan Pasien

9
Mandi adalah membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih
dan sabun (Tim Departemen Kesehatan RI, 1994 : 38). Memandikan pasien
adalah bagian perawatan hygienis total. Keluasan mandi pasien dan metode
yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan
kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan.
Tujuan mandi
 Membersihkan kulit, Pembersihan mengurangi keringat, beberapa bakteri,
sel kulit yang mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan menguragi
kesempatan infeksi.
 Stimulasi sirkulasi, Sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air
hangat dan usapan yang lembut pada ekstermitas.
 Peningkatan citra diri, Mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar
kembali dan kenyamanan.
 Pengurangan bau badan, Sekresi keringat yang berlebihan.

Membersihkan bagian oral/mulut


Oral atau mulut adalah rongga pada bagian muka atau wajah
(makhluk hidup) tempat lidah dan gigi dengan menggosok gigi pasien.
Tujuan
 Menurunkan mikroorganisme dalam mulut dan gigi.
 Menurunkan penyakit kavitas dan gusi.
 Menurunkan pembentukan residu makanan pada gigi.
 Memperbaiki nafsu makan dan rasa pada makanan
 Merangsang sirkulasi pada jaringan oral, lidah dan gusi

10
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Nyeri merupakan suatu gejala yang bersifat objektif, hanya orang
yang merasakan yang bisa mengungkapkan. Kebutuhan dasar manusia
untuk memenuhi rasa yang tidak nyaman atau nyeri ini perawat perlu
memperhatikan dan konsep dasar nyeri pada pasien yang mengalami
gangguan keamanan.
3.2 SARAN
Semoga dengan memahami konsep dasar nyeri ini, kita semua bisa
menerapkan dan membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah
gangguan tidak nyaman ini dalam kehidupan.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai