Tentang
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN DALAM
KEPERAWATAN GIGI
DISUSUN OLEH :
RAHMA YULIA PRATIWI
195110448
IIA
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah kebutuhan dasar manusia
tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan
mulut.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen yang telah membantu penulis
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Penulis menyadari, bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 kebutuhan rasa aman dan keselamatan................................................
2.2 kebutuhan rasa nyaman.......................................................................
2.3 faktor yang mempengaruhi kebutuhan rasa aman dan nyaman...........
2.4 pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dalam keperawatan
gigi.............................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat
1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya
seperti gangguan penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca
dapat menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan
dapat diprediksi sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia
anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punya.
2.4. Pemenuhuan kebutuhan aman dan nyaman dalam keperawatan gigi
A. Ruangan klinik
1. Membersihkan dan mensterilkan ruangan klinik. Hal ini dilakukan agar
klien aman dari kontaminasi bakteri, darah atau saliva yang dapat
menimbulkan penyakit.
2. Membuka ventilasi/ jendela. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa
aman dan nyaman kepada klien agar udara yang didalam ruangan klinik
bertukar dengan udara luar.
3. Letak kompresor. Letak kompresor seharusnya diletakkan di suatu
ruangan khusus agar tidak menimbulkan suara yang dapat menggangu
kenyamanan klien.
4. Tata letak alat dan bahan. Tata letak alat dan bahan juga berpengaruh
terhadap kebutuhan rasa aman dan nyaman, seharusnya alat dan bahan
diletakkan rapi diatas meja instrument, alat dan bahan yang diletakkan
hanya alat dan bahan yang akan digunakan sewaktu perawatan , agar
menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi klien.
5. Kebersihan peralatan di klinik. Kebersihan peralatan di klinik harus perlu
diperhatikan seperti air kumur-kumur dll. Agar klien aman dan nyaman
dari kontaminasi bakteri, darah dan saliva yang dapat menimbulkan
penyakit bagi klien.
B. Sebelum Perawatan
1. Pertama temui pasien yang ada diruang tunggu, dengan ramah tamah dan
murah senyum, kemudian ajaklah berbincang-bincang sebentar mengenai
seputar masalah gigi, atau yang dialami pasien pada saat ini.
2. Selanjutnya antarkan pasien ke ruang perawatan, dan bantulah pasien
membukakan pintu karena selain aman bagi pasien hal tersebut dapat
membuat nyaman pasien, kemudian bantu pasien untuk duduk dengan
nyaman di dental unit cara duduknya dan bersandarnya yang benar.
3. Selanjutnya pasangkan slaber ke pasien yang sebelumnya kita tanyakan
terlebih dahulu apakah pasien ingin memasangnya sendiri, kalau tidak
bantu pasien untuk memasangkannya agar pasien merasa nyaman dengan
hal seperti ini.
4. Untuk mengetahui kondisi pasien yang sebenarnya dirasakan, operator
haruslah berpintar-pintar untuk mengajak ngobrol pasien, tentunya dengan
cara yang sopan santun dan operator harus fokus pada pembicaraan agar
pasien tidak merasa canggung lagi.
C. Tahap Perawatan
1. Pertama persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, disini operator
harus menyiapkan alat seperlunya saja karena dengan dengan begitu
pasien merasa nyaman dengan tidak banyaknya melih alat, dan operator
menjelaskan juga alat tersebut digunakan buat apa saja,
2. Selanjutnya pada saat mengidentifikasi masalah pasien yang sebelumnya
sudah ditanyakan langsung kepada pasien, pada saat melakukan penetesan
disclosing operator harus menjelaskan terlebih dahulu apa itu disclosing,
fungsinya untuk apa, cara kerjanya bagaimana dan efek sampingnya di
jelaskan kepada pasien.
3. Selanjutnya periksa kondisi gigi pasien dengan melihat plak dan karang
giginya, kemudian antarkan pasien untuk melakukan menyikat giginya,
disitu operator harus memberikan cara menyikat gigi yang baik tentunya
dengan meminta maaf dulu karena terkadang hal ini terkadang membuat
pasien tersinggung.
4. Selanjutnya pada saat melakukan diagnosa masalah pasien/pada saat
memeriksakan gigi pasien, operator haruslah berhati-hari dalam
menggunakan alat agar pasien tidak mendapatkan luka dari kecerobohan
kita.
5. Apabila ada pasien yang ingin dilakukan scaling, jelaskan terlebih dahulu
alat-alat yang akan digunakan dan resiko-resiko saat scaling dilaksanakan,
dan operator tidak boleh membiarkan mulut pasien terbuka terlalu lama
karena akan mengakibatkan pasien kurang nyaman.
6. Selanjutnya setelah selesai berikan antiseptik agar tidak terjadi infeksi dan
iritasi, dan untuk memberikan kenyamanan beri tahu pasien bahwa
perawatannya telah selesai dan pasien diminta untuk melihat hasilnya.
D. Setelah Perawatan
1. Setelah perawatan selesai, kembalikan posisi duduk pasien ke posisi
duduk yang semula agar tidak merasa pegal pada bagian leher dan
punggungnya.
2. Selanjutnya bantulah pasien untuk membukakan slabernya, dan jangan
lupa menanyakan kembali apakah pasien tersebut ingin melepaskan
sendiri atau dibantu oleh operator tersebut, tetapi sebaiknya untuk
memberikan rasa nyaman operator membantu membukakan slaber.
3. Selanjutnya jelaskan kepada pasien apabila ada tindakan yang harus
dilakukan kembali untuk menyelesaikan perawatan tersebut dan buatlah
waktu yang di janjikan sesuai kesepakatan bersama.
4. Berikan intruksi kepada pasien untuk memelihara giginya seperti dengan
menggosok gigi yang benar dan waktu yang tepat, dan disarankan untuk
berkunjung minimal 6 bulan sekali untuk mencegah gigi semakin parah
karena tidaknya dilakukannya perawatan.
5. Antarkan pasien sampai keluar tempat praktek dengan membukakan
pintu, dan ucapkan rasa terimakasih atas kunjungannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebutuhan rasa nyaman dalam perawatan gigi wajib diberikan kepada
pasien sebagai salah satu hak pasien dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi.
Jika kebutuhan pasien akan rasa nyaman ini tidak dipenuhi maka sudah dapat
dipastikan bahwa pasien trauma berkepanjangan dan pastinya tidak mau lagi
untuk dirawat kesehatan gigi dan mulutnya. Untuk itulah kita sebagai operator
harus memperhatikan segala tindakan yang akan kita lakukan agar tidak membuat
kesalahan kepada pasien sehingga pasien tidak merasa nyaman dalam perawatan
gigi. Kebutuhan rasa nyaman setiap pasien ini relative karena setiap karekter
pasien berbeda-beda jadi disini dibutuhkan kejelian operator untuk bisa
memposisikan diri dan tahu bagaimana caranya membuat nyaman setiap pasien
dalam perawatan gigi.
3.2 SARAN
sebagai operator harus memperhatikan segala tindakan yang akan kita
lakukan agar tidak membuat kesalahan kepada pasien sehingga pasien merasa
nyaman dalam perawatan gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika.
Wahid, IM dan Nurul, C. 2008. Buku Ajar Kebutuhan dasar Manusia, Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: Salemba Medika.