DAN MULUT
Disusun oleh:
NIM. P1337425120096/1B
2020
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Swt., yang telah
memberikan n banyak nikmat, taufik, dan hidayah sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Hukum Profesi Terapis
Gigi dan Mulut” dengan baik tanpa adanya halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
(1) Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk
lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang
bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda
registrasi dan/atau surat izin praktik.
(2) Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-
olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki
surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh peraturan
perundang-undangan.
Pada Pasal 73 Ayat (3) tersebut terlihat bahwa ada tenaga kesehatan yang
diberi kewenangan oleh peraturan perundang-undangan, pada penjelasan Pasal
73 ayat (3) disebutkan bahwa: “Tenaga kesehatan dimaksud antara lain bidan
dan perawat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan medik sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan”.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Pasal 73 Ayat (3)
menunjukkan bahwa perawat gigi yang diberi kewenangan untuk melakukan
tindakan medik terbatas di bidang kedokteran gigi, dan di dalam Permenkes
Nomor 512 Tahun 2007 Pasal 15 ada sebagian kewenangan dokter gigi yang
dapat dilimpahkan kepada perawat gigi, sehingga ke dua peraturan ini tidak
bertentangan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Kita dapat mengetahui dan memahami tentang tanggung jawab hukum
tenaga kesehatan.
2. Kita dapat mengetahui dan memahami tentang tanggung jawab hukum
pidana dan perdata yang menyangkut perawat gigi.
3. Kita dapat mengetahui dan memahami tentang tanggung jawab hukum
perawat gigi berdasarkan undang-undang kesehatan, peraturan tenaga
kesehatan, standar profesi perawat gigi, dan berdasarkan standar pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
yaitu tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat
pasien.
3) Melakukan kelalaian yaitu perbuatan yang terjadi akibat kurang hati-hati,
yaitu setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang
pengawasannya.
pengobatan. Ada perbedaan mendasar antara tindak pidana biasa dan tindak
pidana medis. Pada tindak pidana biasa yang terutama diperhatikan adalah
Walaupun berakibat fatal, tetapi tidak ada unsur kelalaian atau kesalahan
asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh seorang perawat gigi adalah mengenai
(1) Kesalahan yang dapat menimbulkan luka berat, tertuang dalam Pasal 360
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama
satu tahun”
(2) Kesalahan yang dapat menimbulkan kematian, tertuang dalam Pasal 359
KUHP :
lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
322 KUHP:
dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga berhak
meliputi tanggung jawab secara perdata dan pidana. Hal itu harus sesuai
dan mulut.
3.2.