Anda di halaman 1dari 21

DRG MINARNI, MDSC

BUKU SAKU
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI


KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi begitu banyak nikmat
dan karunia-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan Buku Saku Ilmu
Penyakit Gigi dan Mulut bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan.

Buku ajar ini disusun sesuai dengan materi kuliah Kesehatan Gigi dan Mulut
bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi. Penyusun berharap buku saku ini dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi dan
Mulut dalam melaksanakan pembelajaran Kelainan Jaringan Keras Gigi pada mata
kuliah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

Kami menyadari bahwa buku saku ini masih belum sempurna, walaupun
demikian kami berharap semoga buku saku ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kelainan jaringan keras gigi adalah terjadinya kerusakan-kerusakan pada email dentin yang
disebabkan oleh berbagai rangsang. Kelainan ini meliputi kehilangan jaringan keras gigi / keausan yang
disebabkan oleh erosi, atrisi, abrasi, dan abfraksi dan kehilangan jaringan keras disebakan oleh karies gigi.
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada
jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa
sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan
kesehatan gigi.
Penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme
kariogenik maupun trauma Contohnya: karies iritasi pulpa, hiperemia pulpa, pulpitis dan karies
rampan. Karies gigi akan menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan
pada seseorang, dan sangat perlu dilakukan pencegahan terhadap karies.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kelainan jaringan keras gigi?
2. Apa saja penyebab kelainan jaringan keras gigi?
3. Apa macam-macam kelainan jaringan keras gigi?

3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian kelainan jaringan keras gigi
2. Untuk mengetahui penyebab kelainan jaringan keras gigi
3. Untuk mengetahui macam-macam kelainan jaringan keras gigi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI


Kelainan jaringan keras gigi adalah terjadinya kerusakan-kerusakan pada email dentin yang
disebablan oleh berbagai rangsang.
2. PENYEBAB KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI
A. Fisis
1. MEKANIS
a) Trauma
- Karena kecelakaan
- Karena prosedur gigi latrogenik
b) Pemakaian patologik
c) Retak melalui badan gigi
d) Perubahan baro metric
2. THERMIS
- Panas berasal dari prevarasi kavita
- Panas eksoternik pada proses pengerasan semen
- Konduksi panas dan dingin melalui tumpatan tanpa melalui semen base
- Panas friksional (pergesekan) pada proses pemolesan
3. ELEKTRIS (arus galvanis dari tumpatan metal yang tidak sama)
B. Kimia
- Asam fosfat, monomer akrilik, dan lain-lain
- Erosi (asam)
C. Bakteriologis
- Toksin yang berhubungan dengan karies
- Invasi langsung pulpa dari karies atau trauma
- Kolonisasi microbial di dalam pulpa oleh mikroorganisme blood-borneI (anakoresis)

4
3. MACAM-MACAM KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI
1. Kehilangan Jaringan Keras Gigi / Keausan
Terdiri dari:
a. EROSI

Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi sebagai akibat dari proses kimia yang tidak
melibatkan bakteri.
Penyebabnya yaitu:
1) Erosi karena muntah
Erosi karena muntah lebih sering terjadi pada permukaan palatal gigi rahang atas serta
permukaan oklusal dan bukal gigi posterior rahang bawah, disebabkan karena adanya asam
hidroklorit yang berasal dari muntah.
2) Erosi karena diet
Erosi karena diet umumnya terjadi pada permukaan labial gigi anterior rahang atas,
disebabkan karena makanan atau minuman yang bersifat asam (pH rendah).
Contoh : makanan dan minuman yang mengandung asam seperti asinan, acar, buah yang asam,
sirup, jelly, dan lain-lain.
3) Erosi karena pekerjaan
Erosi karena pekerjaan yaitu keausan yang mengenai permukaan lanial gigi anterior
rahang atas, disebabkan karena menghisap udara yang mengandng asam dilingkungan
kerjanya.
Contoh: pekerja pabrik asam.
 Perawatan Erosi
Area erosi dapat menjadi sensitif dan harus direstorasi dengan conventional
operative procedure. Dokter gigi mengganti gigi yang erosi dengan material restorasi.
Jika erosinya ekstensif, harus dibuat crown.

5
b. ATRISI

Atrisi adalah hilangnya jaringan keras gigi pada bagian incisal dan oklusal dari
permukaan gigi yang berlawanan, dapat disebabkan karena fungsi pengunyahan ataupun karena
kebiasaan buruk (bruxism).
 Perawatan Atrisi
Pada atrisi, perawatan tidak perlu dilakukan apabila pembentukan dentin
sekunder seimbang dengan terjadinya atrisi. Ketika mahkota sudah aus dan mencapai
margin gingiva, gigi tiruan dapat dibuat untuk meningkatkan fungsi.

c. ABRASI

Abrasi yaitu hilangnya jaringan keras gigi yang disebabkan karena proses mekanis
seperti pada penggunaan sikat gigi, pemakaian tusuk gigi yang salah, pada kebiasaan
pangur/gusar.
 Perawatan Abrasi
Pada abrasi membutuhkan eliminasi kebiasaan dan restorasi apabila fungsi dan
faktor estetik menjadi masalah. Abrasi berhubungan dengan maloklusi yang dapat
membutuhkan rehabilitasi oklusal dan evaluasi periodontal secara komplit. Alat night-
guard dapat mengurangi abrasi pada pasien yang mempunyai kebiasaan bruxism.

6
d. ABFRAKSI

Abfraksi adalah hilangnya jaringan keras gigi yang terjadi pada daerah servikal labial /
bukal gii orang dewasa, penyebabnya biasanya karena fatique (kelelahan gigi), fraktur, dan
deformasi dari struktur gigi sebagai akibat dari tekanan biomekanis.
 Perawatan Abfraksi
Restorasi abfraksi membutuhkan kombinasi restorasi kedokteran gigi adhesive
dan terapi penyesuaian oklusi. Perawatan restorasi mengisi struktur akar yang terbuka
dengan komposit yang dibonding, sementara penyesuaian oklusi mengurangi gaya-gaya
lateral yang menyebabkan momen lateral terjadi secara berulang. Tanpa adanya
penyesuaian oklusi, akan mengalami kerusakan seperti abfraksi.

7
2. Kehilangan Jaringan Keras Gigi Karena Karies

a. Pengertian karies gigi


Karies adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja
mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan. Karies ditandai dengan adanya
demineralisasi mineral-mineral email dan dentin, diikuti dengan kerusakan bahan-bahan
organiknya. Ketika makin mendekati pulpa, karies menimbulkan perubahan-peubahan dalam
bentuk dentin reaksioner dan pulpitis (mungkin disertai nyeri) dan bisa berakibat terjadinya
invasi bakteri dan kematian pulpa. Jaringan pulpa mati yang terinfeksi ini selanjutnya akan
menyebabkan perubahan di jaringan periapikal.
b. Etiologi karies
4 faktor penting yang dapat menyebabkan karies adalah:
- Plak gigi (host)
- Diet (substrat ) : karbohidrat yang cocok (terutama gula)
- Email (host) : permukaan gigi yang rentan

8
- Waktu

Karies akan terjadi apabila keempat factor tesebut bekerja secara simultan.
c. Factor-faktor yang dapat membantu terjadinya karies gigi
Mudah tidaknya seseorang terserang karies gigi tidak hanya disebabkan oleh satu factor
saja tetapi ditentukan oleh bnayak factor. Orang yang bertempat tinggal pada satu daerah, belum
tentu mempunyai jumlah karies yang sama.
Beberapa factor yang dapat membantu terjadinya karies gigi:
1. Gigi :
 Campuran bahan-bahan pembentuk gigi
 Bentuk morfologi gigi
 Posisi gigi-gigi dalam deretan
2. Saliva :
 Campuran bahan-bahan yang terkandungdi dalamnya.
 Derajat keasaman
 Jumlah / volume
 Factor anti bakteri
3. Makanan :
 Macam / jumlah makanan
 Kandungan karbohidrat
 Kandungan vitamin

9
d. Letak karies gigi
1) Daerah yang sering terkena karies yaitu:
2) Permukaan email berfisur
3) Permukaan email halus
4) Pemukaan akar
5) Sekitar tumpatan
e. Kedalaman karies gigi

1. Karies Superfisialis
Diagnose : iritasi pulpa
A. Pengertian
Karies superfisialis adalah suatu keadaan dimana lapisan email telah
mengalami kerusakan sampai batas Dentino Enamel Junction yang merupakan
tempat terakhir daru ujung-ujung syaraf yang sudah dapat dirangsang.
B. Penyebab-penyebab
- Plak
- Factor mekanis, misal : cara menyikat gigi yang salah.
C. Gejala-gejala
- Linu bila terkena rangsangan dingin, manis, asam, dan bila terkena sikat gigi
- Rasa linu hiang bila rangsangan dihilangkan
D. Rencana perawatan
Tumpatan, sesuai indikasi.

10
2. Karies Media
Diagnose : hiperemi pulpa
A. Pengertian
Karies media adalah suatu keadaan dimana kerusakan sudah sampai ke lapisan
dentin, merupakan keadaan lanjut dari iritasi pulpa.
B. Penyebab
- Plak
- Trauma
C. Gejala-gejala
- Terasa linu bila kena rangsang manis, asam, dingin, panas, (kadang-kadang)
- Bila rangsang dihilangkan, rasa linu tetap bertahan ½ - 1 menit
- Kadang kadang linu bila kemasukan makanan
D. Preses terjadinya (secara Histopalogis)
Akibat masuknya toksin ke dalam kamar pulpa melalui saluran dentin, maka
pulpa memberikan reaksi berupa pelebaran pembuluh darah dalam pulpa, sehingga
siklus darah pada pulpa bertambah. Pada kasus hiperemi pulpa sering terjadi dentin
tersier (sklerotik).
E. Rencana perawatan
Tumpatan sesuai indikasi (pada kartu status ditulis pro-konservasi)
3. Karies Profunda
Diagnose: Pulpitis
A. Pengertian
Karies profunda adalah adanya keradangan pada jaringan pulpa
B. Pembagian pulpitis
1) Menurut lamanya perjalanan penyakit pulpa
- Pulpitis akut
- Pulpitis kronis
2) Menurut luas kerusakan pulpa
- Pulpitis partialis
- Pulpitis totalis
3) Pembagian karies pulpa

11
- Karies profunda stadium I : Karies telah melewati setengah dentin,
biasanya radang pulpa belum dijumpai.
- Karies profunda stadium II : Masih dijumpai lapisan tipis yang
membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah terjadi radang
pulpa.
- Karies profunda stadium III : Pulpa telah terbuka. Dijumpai
bermacam-macam radang pulpa.

4. Karies rampan

Karies rampan adalah kerusakan yang sangat cepat pada beberapa gigi, sering terjadi
pada permukaan gigi yang biasanya relatif bebas karies, terutama pada :
- Gigi-gigi sulung
- Gigi permanen pada anak usia belasan tahun
- Xerostomial / kekurangan saliva

f. Klasifikasi karies
1. Menurut system G.V Black:
a. Klas I : karies ini yang terdapat pada bagian oklusal (pits dan fissur) dari gigi
premolar dan molar (gigi posterior) terdapat pada gigi anterior di foramen
caecum.

12
b. Klas II : Kavitas yang terdapat pada permukaan aproksimal gigi posterior,
karies klas II dapat mengenai permukaan mesial dan distal atau hanya salah
satunya sehingga dapat digolongkan menjadi kavitas MO (mesio-oklusal) atau
MOD(Mesio-Oklusal_Distal).
c. Klas III : Lesi Klas III hanya mengenai gigi anterior. Lesi ini dapat terjadi
pada bagian approximal dari gigi depan, tetapi belum mencapai 1/3 incisal
gigi.
d. Klas IV: Kavitas ini adalah kelanjutan dari kavitas klas III. Lesi ini pada
permukaan proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai ke sudut insisal.
Jika karies ini luas atau abrasi hebat dapat melemahkan sudut dan
menyebabkan terjadinya fraktur.
e. Klas V : kavitas gingival adalah kavitas pada permukaan yang halus. Terlepas
dari etiologinya karies, abrasi, atau erosi tipe lesi ini disebut juga karies klas
V. Karies Klas V terjadi pada permukaan facial maupun lingual, namun lebih
dominan timbul pada permukaan yag menghadap bibir dan pipi daripada
lidah. Kavitas ini bisa mengenai sementum selain email.
f. Klas VI : tipe kavitas ini terjadi pada ujung tonjol gigi posterior dan edge
insisal gigi insisivus (Baum dkk., 1997).

2. Klasifikasi karies menurut G.J Mount and WR.Hume


a. Berdasarkan site (lokasi)
- Site 1 : karies terletak pada pit dan fissure.
- Site 2 :karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior
maupun posterior.

13
- Site 3 :karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar
yang terbuka.
b. Berdasarkan size (ukuran).
- Size 0 : lesi dini.
- Size 1 : kavitas minimal, belum melibatkan dentin.
- Size 2 : Adanya keterlibatan dentin. Perawatan dengan preparasi kavitas
dimana gigi tersebut masih kuat untuk mendukung.
- Size 3 : kavitas yang berukuran lebih besar, sehingga preparasi kavitas di
perluas agar restorasi dapat digunakan untuk melindungi strukturgigi yang
tersisa dari retak/patah.
- Size 4 : sudah terjadi kehilangan sebagian besar struktur gigi seperti
cups/sudut insisal (Graha m, 2009).
3. Klasifikasi karies menurut ICDAS (International Caries Detection and
Assessment System)
- 0 : gigi yang sehat.
- 1 : Perubahan awal pada email yang tampak secara visual. Biasa dilihat
dengan cara mengeringkan permukaan gigi, dan tampak adanya lesi putih
di gigi.
- 2 : Perubahan pada email yang jelas tampak secara visual. Terlihat lesi
putih pada gigi, walau gigi masih dalam keadaan basah.
- 3 : Kerusakan email, tanpa keterlibatan dentin.
- 4 : Terdapat bayangan dentin (tidak kavitas pada dentin). Karies pada
tahap ini sudah menuju dentin, berada pada perbatasan dentin dan email
(Dentino Enamel Junction).
- 5 : Kavitas karies yang tampak jelas dan juga terlihatnya dentin (Karies
sudah mencapai dentin).
- 6 : Karies dentin yang sudah sangat meluas (melibatkan pulpa) (Sebastian
dan Johnson, 2015).

14
g. Pencegahan karies
Mengingat penyakit ini memerlukan bakteri plak, substrat karbohidrat, dan permukaan gigi
yang rentan, maka terdapat tiga cara dalam pencegahan karies, Yaitu :
- Hilangkan substrat karbohidrat
- Meningkatkan ketahanan penjamu
- Hilangkan bakteri plak

Adapun pencegahan primer, sekunder, dan tersier adalah dengan:

a) Pencegahan primer
Yaitu dengan:
- Memilih makanan dengan cermat
- Pemeliharaan gigi
- Pemberian flour
- Pembersihan interdental
- Penggunaan alat pembersih lidah.
b) Pencegahan sekunder
Yaitu dengan penambalan gigi dan dental sealant.
c) Pencegahan tersier
Yaitu dengan dilakukan pencabutan terhadap rehabilitasi dengan
pembuatan gigi palsu.

METODE PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KARIE DENGAN MODEL MEDIS

Metode dan indikasi Rasional Tenik atau bahan

A. Membatasi substrat Mengurangi jumlah,durasi dan Tidak makan sukrosa


intensitas asam diantara waktu makan
indikasi :
utama
Mengurangi diet S.mutans
sering terpajan sukrosa
Mengurangi atau
kualitas diet tidak baik
menghilangkan sukrosa dari
diet

15
B. Modefikasi bakteri Perawatan dengan antimikroba Obat kumur bakterisidal (
yang intensif untuk mengurangi klorheksidin)
indikasi:
bakteri kariogenik dalam mulut
flour topikal
Jumlah 5 mutans tinggi
Terapi antibiotik
Jumlah lactobacillus tinggi
(vancomycin, tetrasiklin)

C. Menghilangkan plak Mencegah pembentukan plak Menyikat gigi

indikasi : Mengurangi masa plak Flusing

Indeks plak tinggi Meningkatkan buffering Fisioterapi oral lainnya

Gingiva lunak dan kemerahan

Skot pendarahan gusi tinggi

D. Memodefikasi permukaan Meningkatkab resistensi terhadap Fluoride sistemik


gigi demineralisasi mengurangi
Fluoride topikal
retensi plak
Indikasi:
Menghaluskan permukaan
Lesi insipen memiliki gigi
permukaan kasar

E. Menstimuli aliran saliva Meningkatkan aksi pembersihan Makan diet non kariogenik
substrat dan asam yang butuh pengunyahan
Indikasi:
Meningkatkan buffering Permen karet non sukrosa
Mulut kering karna jumlah
saliva berkurang Obat obatan untuk
menstimulasi aliran saliva
Mukosa merah

Obat obatan yang mengurangi


aliran saliva

16
F. Merestorasi permukaan gigi Menghilangkan tempat tenpat Tutup ceruk dan fisure
infeksi S.mutans dan dalam
Indikasi:
lactobacillus
Perbaiki semua kerusakan
Lesi dengan kavitas
Menghilangkan habitat S.mutans pada restorasi (misalnya:
Ceruk dan fisure dalam yang dapat menimbulkan tepi tambalan yang tidak
reinfeksi rata
Restorasi yang rusak

17
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kelainan jaringan keras gigi adalah terjadinya kerusakan-kerusakan pada email dentin yang
disebablan oleh berbagai rangsang. Penyebab kelainan jaringan keras gigi yaitu :
Penyebab fisis :
a. MEKANIS
1. Trauma
- Karena kecelakaan
- Karena prosedur gigi latrogenik
2. Pemakaian patologik
3. Retak melalui badan gigi
4. Perubahan baro metric
b. THERMIS
- Panas berasal dari prevarasi kavita
- Panas eksoternik pada proses pengerasan semen
- Konduksi panas dan dingin melalui tumpatan tanpa melalui semen base
- Panas friksional (pergesekan) pada proses pemolesan
c. ELEKTRIS (arus galvanis dari tumpatan metal yang tidak sama)
Penyebab Kimia
- Asam fosfat, monomer akrilik, dan lain-lain
- Erosi (asam)
Penyebab Bakteriologis :
- Toksin yang berhubungan dengan karies
- Invasi langsung pulpa dari karies atau trauma
- Kolonisasi microbial di dalam pulpa oleh mikroorganisme blood-borneI (anakoresis)

Macam-macam kelainan jaringan keras gigi yaitu kehilangan jaringan keras gigi / keausan dan
kehilangan jaringan keras gigi karena karies.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan R. Karies Gigi. Edisi 2. Jakarta: EGC; tahun 2013


Putri MH, dkk. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi.
Jakarta: EGC; tahun 2010
Kidd M. A. Edwina. Dasar – Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC;
tahun 2012
Zuniawati D. Mengenal Lebih Dekat Karies Gigi.
https://www.scribd.com/doc/294968847/MODUL-ILMU-PENYAKIT-GIGI-DAN-MULUT-pdf
http://hamzahcorner.blogspot.com/2014/01/perawatan-invasif-kelainan-jaringan.html

19
JURUSAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BUKU SAKU
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

Anda mungkin juga menyukai