Anda di halaman 1dari 6

LBM 4 MODUL 4.

FARAH AMARA D

STEP 1

- Abrasi servikal
Kerusakan jaringan keras gigi akibat proses mekanik yang abnormal, proses ini
melibatkan benda asing atau substansi yang berulang kali diaplikasikan ke gigi.
sedangkan abrasi servikal adalah abrasi yang mengenai bagian serviks gigi sebelah bukal,
gigi anterior maupun posterior
- Estetik
Kata ‘aesthetic’ berasal dari bahasa Yunani, ‘aisthetike’, yang memiliki arti ‘ilmu untuk
mengetahui sesuatu melalui panca indera’.
Estetika dalam kedokteran gigi adalah integritas harmonis dari beberapa fungsi fisiologis
oral dengan penekanan yang sama sehingga menghasilkan gigi geligi yang ideal melalui
restorasi dengan warna, bentuk, struktur dan fungsi untuk mencapai kesehatan dan daya
tahan yang optimal.
- Fungsi mekanis
Fungsi gigi untuk merobel, memotong dan mengunyah makanan.
STEP 2

1. Apa yang menyebabkan abrasi ?


 Kebiasaan Oral hygiene
Menyikat gigi yang berlebihan
 Pasta gigi yang abrasif
 Kebiasaan individu
Memasukkan benda asing ke dalam mulut
 Demastikasi
Keausan akibat mengunyah makanan
2. Selain abrasi servikal apa saja kerusakan jaringan keras gigi yang bukan disebabkan oleh
karies?
a. Atrisi
Atrisi adalah suatu kelainan jaringan keras gigi secara fisiologis karena kontak antara
gigi dengan gigi (tooth to tooth contact) ; tanpa adanya pengaruh dari makanan
ataupun material asing lainnya; atau karena adanya kelainan fungsi/ parafunction.
b. Erosi
Erosi adalah kelainan jaringan keras gigi karena adanya kontak berulang kali dalam
jangka waktu yang lama terhadap larutan asam atau larutan kimia tanpa melibatkan
bakteri. (terjadi demineralisasi gigi karena bahan kimia).
c. Abfraksi
Abfraksi adalah suatu kelainan jaringan keras gigi yang dikarenakan adanya tenaga
(compression dan tension) yang berlebihan  pada permukaan oklusal sehingga
menyebabkan adanya mikrofaktur pada permukaan bukal dan lingual. Daerah gigi
tersebut membelok pada servikal margin dan dapat menyebabkan kerusakan progresif
terhadap jaringan gigi yang rapuh. Apabila cusp tetap berada dibawah tekanan saat
awal maupun akhir siklus mastikasi, maka kemungkinan akan terjadi fleksur atau
kompresi yang akan menyebabkan dislokasi dentin atau enamel pada titik rotasi.
3. Bagaimana gambaran klinis dari abrasi servikal, erosi, atrisi, abfrkasi ?
a. Abrasi
 Biasanya terdapat di bagian servikal gigi bagian bukal
 Lesi cenderung melebar daripada dalam
 Gigi yang sering terkena adalah gigi P dan C
 Merupakan tipe abrasi yang paling sering terjadi, biasanya karena gerakan
sikat gigi yang salah dan tekanan yang terlalu besar
 Membentuk groove berbentuk V antara mahkota dan gingival ke daerah
servikal gigi. (wedged shaped)
 Daerah abrasi yang biasanya paling parah terjadi di CEJ pada permukaan
labial dan bukal (secara berurut) premolar, caninus, dan insisiv rahang atas.
 Pada orang yang menggunakan tangan kanan, lesi biasanya lebih terlihat di
sisi kiri, begitu pula sebaliknya.
 Defek pada kamar pulpa jarang terjadi karena sudah terbentuk dentin
sekunder.
b. Atrisi
 Pada daerah oklusal
 Pada gigi dengan restorasi amalgam  tumpatan terlihat
 mengkilap
 Keausan email dan dentin sama rata
 Dapat terjadi fraktur pada cusp atau restorasi
c. Erosi
 Bentuk cekungan yang luas dengan permukaan emai
halus
 Permukaan dentin terbuka pada cusp oklusal (grove i
 Translusensi insisal meningkat
 Keausan tidah hanya pada permukaan oklusal
 Restorasi amalgam akan timbul (jaringan pendukung erosi) dan bersih (tidak
ada noda pd amalgam)
 Hilangnya permukaan email  ciri khas pd anak kec
 Dentin hipersensitif
 Pada gigi susu  keterlibatan pulpa(pulpa terbuka)
.
d. Abfraksi
 Terjadi pada daerah servika
 Takik berbentuk V dalam dan sempit
 Biasa terjadi pada satu gigi
4. Bagaimana cara pencegahannya?
 Abrasi
 Menyikat gigi dan menggunakan dental floss dengan benar.
 Tidak menggunakan pasta gigi yang bersifat abrasive.
 Sebisa mungkin menggunakan gigi sesuai fungsi dan perannya.
 Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.
 Atrisi
 Memperbanyak konsumsi makanan berfluoride yang mampu memperkuat
permukaan gigi.
 Erosi
 Meminimalisasi makan makanan yang asam serta minum minuman
berkarbon
 Menggunakan obat kumur ataupun pasta gigi berfluorida.
5. Bagaimana rencana perawatan kasus pada skenario diatas?
 Mengubah kebiasaan buruk yang menggunakan gigi untuk tujuan yang salah.
 Mengubah dan memperbaiki teknik menyikat gigi dan penggunaan dental floss yang
baik.
 Jika, gigi sudah mengalam abrasi yang cukup parah, maka bisa dilakukan restorasi
dengan bahan resin komposit kombinasi sewarna gingiva untuk menutupi bagian
subgingiva dan sewarna gigi untuk restorasi gigi yang terkena abrasi.
6. Apa saja elemen yang harus dipenuhi untuk mencapai estetik pada kasus diatas?
 Potongan atau bentuk
Bentuk gigi sangat menentukan penampilan estetika mereka. Untuk mencapai
estetika gigi yang optimal, sangat penting bahwa bentuk-bentuk anatomi alami
yang dicapai. Ukuran gigi tidak hanya relevan dengan estetik dental tetapi juga
dengan estetik fasial. Sementara gigi harus proporsional satu sama lain ( vide
supra ), gigi juga harus proporsional dengan wajah, karena variasi kasar ukuran
gigi terhadap ukuran wajah berdampak buruk bagi estetika optimal. Misalnya,
dibulatkan sudut incivus, melunakkan sudut garis wajah biasanya
mengkarakteristik muda dan senyum feminim.
 Simetris dan proposionalitas
Penampilan estetika keseluruhan senyum manusia adalah sebagian besar diatur
oleh simetri dan proposionalitas dari gigi yang merupakan senyum. Asimetris
gigi atau gigi yang keluar dari proporsi gigi sekitarnya mengganggu
keseimbangan dan harmoni yang penting untuk estetika yang optimal.
 Posisi dan kesejajaran
Keharmonisan keseluruhan dan keseimbangan senyum tergantung sebagian besar
pada posisi yang tepat dari gigi dan kesejajaran di lengkungan. Malposisi atau
rotasi gigi mengganggu bentuk lengkungan dan dapat mengganggu proporsi
relatif dari gigi. Kualitas proposionalitas relatif dan sangat bervariasi tergantung
pada faktor-faktor lain (misalnya, posisi gigi, kesejajaran gigi, bentuk lengkung,
dan konfigurasi senyuman).

 Tekstur permukaan
Karakter dan individualitas gigi sebagian besar ditentukan oleh tekstur
permukaan dan karakteristik yang ada. Permukaan gigi alami biasanya memecah
cahaya dan mencerminkan dalam berbagai arah. Akibatnya, anatomi fitur
(misalnya, depresi perkembangan, prominences, facets, gingival perikyamata)
harus erat diperiksa.

 Warna
Warna merupakan hal yang paling kompleks dan paling sedikit dipahami dalam
unsur estetik. Ini adalah area di mana banyak faktor yang sering muncul, semua
hal yang diperlukan untuk hasil akhir estetik dari restorasi. Oleh karena itu,
meskipun kompleks, pengetahuan dasar warna sangat penting untuk memproduksi
estetik restorasi yang konsisten. Dokter gigi harus memahami pewarnaan alami
gigi untuk secara akurat dan konsisten memilih bahan restorasi. Gigi biasanya
terdiri dari banyak warna. Sebuah gradasi warna biasanya terjadi dari ginggiva ke
insisal, dengan wilayah gingiva yang biasanya gelap karena enamel tipis.
Penggunaan nuansa yang berbeda dari bahan restorasi mungkin diperlukan untuk
mengembalikan estetika gigi. Paparan permukaan akar sangat gelap (yaitu, dentin
berwarna) karena tidak adanya enamel. Selanjutnya, dalam sebagian besar
individu, gigi taring sedikit gelam dalam warna daripada gigi seri. Pasien muda
dengan enamel tebal khas menunjukkan gigi cerah. Selain itu, pasien dengan kulit
gelap biasanya akan memiliki gigi lebih cerah karena kontras yang ada antara gigi
dan struktur sekitar wajah. Bahkan, pasien wanita dapat meningkatkan kecerahan
gigi mereka hanya dengan menggunakan warna lipstik yang lebih gelap atau
makeup yang lebih gelap. Pemahaman tentang warna gigi yang normal
meningkatkan kemampuan dokter gigi untuk menciptakan pemulihan warna gigi
alami. Namun, faktor klinis beberapa juga harus diperhatikan untuk meningkatkan
kualitas pencocokan warna restorasi.

 Translusensi
Translusensi juga mmpengaruhi kualitas estetik dari restorasi. Tingkat
translusensi berhubungan dengan seberapa dalam cahaya menembus ke dalam
gigi atau restorasi sebelum tercermin di luar. Biasanya cahaya menembus melalui
email ke dentin sebelum tercermin di luar. Penetrasi cahaya dangkal sering
mengakibatkan hilangnya vitalitas estetik. Fenomena ini adalah masalah umum
yang dihadapi ketika merawat keparahan intrinsik gigi bernoda, seperti yang
dipengaruhi oleh tetrasiklin, dengan veneers langsung atau tidak langsung.
Meskipun buram media resin dapat menutupi noda yang mendasari, hilangnya
vitalitas estetika biasanya karena hasil penetrasi cahaya berkurang.

Anda mungkin juga menyukai