Anda di halaman 1dari 19

LESI – LESI NON KARIES

darmawangsa
ABRASI
Abrasi gigi adalah suatu keadaan dimana lapisan terluar yakni email
gigi terkikis secara mekanis, yang terjadi karena sebab-sebab
tertentu dan terjadinya pada leher gigi.
Bagian leher gigi merupakan bagian yang dekat dengan gusi. Apabila
struktur email gigi telah rusak dan kerusakannya telah mencapai
bagian dentin maka menyebabkan gigi menjadi sensitif.
Karena dentin rusak mengakibatkan saluran-saluran kecil pada
dentin yang disebut tubuli dentinalis terbuka. Tubuli dentinalis
terhubung dengan saraf dan pembuluh darah di dalam gigi. Inilah
yang menjadikan gigi menjadi sensitif oleh rangsang dingin dan
panas dari makanan. Dari sini bisa berawal terjadinya penyebab
abrasi gigi.
Abrasi gigi umumnya dialami oleh usia dewasa, namun tidak
menutup kemungkinan usia lebih muda bisa mengalaminya.
Gejala Abrasi Gigi
 Gejala fisik gigi
Secara kasat mata terlihat adanya cekungan tajam berbentuk v
kecil pada leher gigi dekat gusi.
 Hipersensitif pada gigi
Rasa nyeri dan ngilu pada mulut yang dirasakan sangat
mengganggu. Rasa nyeri bisa disebabkan oleh makanan atau
minuman yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Bahkan
hembusan angin pada gigi juga dapat menimbulkan rasa ngilu dan
nyeri. Hal ini disebabkan oleh kerusakan email gigi. Apabila abrasi
gigi sudah menyerang dentin, maka gigi anda akan menjadi lebih
sensisitf lagi, atau dikenal dengan istillah hipersensitif.
 Gigi terlihat terkikis dan tidak rata
Gejala ini bisa terlihat secara kasat mata. Apabila gigi anda
memiliki bagian-bagian yang terlihat terkikis dan tidak rata, maka
gigi anda sudah pasti mengalami abrasi. Tidak rata yang dimaksud
adalah ketinggian atau ketebalan gigi yang tidak rata, bukan
struktur atau susunan gigi yang tidak rata.
Tindakan-tindakan yang menyebabkan lapisan gigi kita terkikis
adalah:
• Cara Menyikat Gigi yang Salah
Rajin sikat gigi saja tidak cukup. Harus diperhatikan juga cara kita
melakukannya dengan benar. Menggosok gigi dengan tekanan
keras dan gerakan horizontal (arah kiri-kanan) dengan
menggunakan sikat gigi berbulu kasar dapat menyebabkan
jaringan gigi rusak dan mengikis lapisan email gigi.
• Menggunakan Pasta Gigi yang Salah
Penggunaan pasta gigi yang salah juga akan menyebabkan
lapisan gigi kita mengalami kerusakan. Jika sudah sangat
sering merasakan rasa nyeri gigi maka pilihlah pasta gigi
yang mengandung potassium sitrat untuk mengurangi gigi
yang sensitif karena abrasi. Kini sudah sangat banyak merk
pasta gigi yang menawarkan produk pasta gigi untuk
penderita gigi sensistif.
• Kebiasaan Menggigit Benda Keras
Apakah Anda sering melakukannya? kebiasaan menggigit
kuku, pulpen dan kebiasaan iseng membuka botol minuman
dengan gigi ternyata menyebabkan kerusakan email gigi.
Gesekan yang dialami gigi akan membuat lapisan gigi mudah
terkikis. Hilangkan kebiasaan menggigit benda keras agar gigi
tidak mudah terkikis.
• Menggunakan Tusuk Gigi Setelah Makan
Kebanyakan orang memiliki kebiasaan selalu menggunakan
tusuk gigi setelah makan. Kebiasaan tersebut justru akan
membuat gigi Anda mudah rusak. tusuk gigi yang berujung
runcing dapat melukai gusi. Apalagi jika tusuk gigi yang
digunakan tidak steril yang mengandung bakteri jahat yang
dapat menimbulkan infeksi pada mulut. Gantilah tusuk gigi
dengan benang gigi. Benang gigi kini menjadi terobosan
terbaru untuk membersihkan sela gigi setelah makan menjadi
lebih sehat.
• Penggunaan Kawat Gigi.
Kawat gigi cukup berpengaruh terhadap potensi abrasi gigi.
Cengkeraman kawat yang terlalu kuat pada gigi tiruan dapat
menimbulkan kerusakan pada struktur gigi.
• Pengaplikasian Gigi Palsu yang Kurang Pas
Penggunaan gigi tiruan atau gigi palsu juga dapat menambah proses
abrasi pada gigi. Sama seperti penggunaan kawat gigi, penggunaan gigi
palsu akan meperparah gesekan-gesekan pada gigi, apabila
pemasangannya tidak terpat. Hal ini yang kemudian akan menjadi
abrasi gigi.

Cara Mengatasi Abrasi Gigi


Terkikisnya email pada leher gigi menyebabkan terjadi abrasi gigi. Abrasi
gigi yang parah akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut yakni
terjadinya penurunan gusi. Penanganan abrasi gigi tergantung dari
penyebab yang dialami :
 Jika kerusakan struktur gigi tidak parah maka penanganannya dengan
pengolesan fluor pada gigi yang mengalami abrasi. Pemberian fluor
dapat mencegah pembentukan karies gigi dan menghentikan proses
terjadinya gigi berlubang.
 Jika kerusakan struktur gigi telah mencapai dentin (tulang gigi)
maka penanganannya dengan melakukan penambalan gigi
dengan bahan resin komposit yang sesuai warna gigi asli yang
berfungsi menggantikan email gigi yang rusak.
 Penanganan sederhana untuk jangka panjang, yakni:
o Menyikat gigi dengan benar menggunakan sikat gigi berbulu
halus.
o Menghilangkan kebiasaan menggigit benda keras.
o Menggunakan pasta gigi yang mengandung sitrat.
o Menggunakan benang gigi alih-alih tusuk gigi.
o Menggosok gigi dengan tekanan yang lembut.
 Bagi pengguna gigi tiruan, apabila cengkeraman kawat gigi
dirasakan terlalu mencengkeram, ada baiknya dibawa ke dokter
gigi agar memperoleh penanganan lebih lanjut.
Cara Menyikat Gigi yang Benar
• Hal sederhana seperti menyikat gigi ternyata mempunyai dampak
besar jika salah melakukannya. Cara sikat gigi yang benar dan
dianjurkan adalah:
• Melakukan gerakan vertikal (naik-turun) mengikuti arah tumbuh
gigi.
• Gerakan vertikal diikuti dengan melakukan gerakan memutar
secara halus, gunanya untuk mengeluarkan sisa makanan yang
terselip dan melakukan pemijatan ringan untuk gusi.
• Lakukan dengan lembut yang penting permukaan gigi menjadi
bersih.
• Jangan sekali-kali menekan dengan keras.
• Apabila ada kotoran yang susah dikeluarkan, gunakan benang gigi.
Dilarang menggunakan tusuk gigi.
• Hal lain yang tidak kalah penting adalah sikat gigi yang digunakan.
Pilihlah sikat gigi yang mempunyai bentuk kepala kecil yang
berbulu halus sampai sedang. Kepala sikat yang kecil
memudahkan sikat gigi mencapai daerah ujung mulut yang sulit
dijangkau.
• Selain cara menyikat gigi yang benar dan jenis sikat gigi, satu lagi
yang perlu diperhatikan, yakni pemilihan pasta gigi. Pasta gigi
yang mengandung fluoride dan potassium sitrat lebih baik
daripada yang mengandung pemutih karena mengandung bahan
abrasif (menghaluskan, mengilapkan) yang dapat merusak gigi.
ATRISI
 Definisi
- Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi. Makin sering kontak
terjadi, makin besar keausannya.

-Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi (email ataupun dentin) akibat
gesekan antar permukaan gigi

-Oleh Gelbier dan Copley (1977) serta Cawson(1978), atrisi gigi didefinisikan
sebagai keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan
dengan gerakan-gerakan pengunyahan.

Secara umum atrisi gigi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan
hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap pada permukaan oklusal dan
proksimal gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat
pengunyahan. Atrisi gigi ini dapat terjadi pada insisal, oklusal dan proksimal
dari gigi.
 Etiologi
Pada saat gigi berkontak, maka ketika itu timbul keausan gigi.
Makin sering kontak terjadi makin besar keausannya. Oleh
karena itu, lazim sekali dijumpai adanya keausan di permukaan
oklusal dan proksimal pada gigi yang telah berada dalam mulut
bertahun-tahun lamanya.
 Keausan yang disebabkan oleh kontaknya gigi disebut atrisi.
Mengingat email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling
berhadapan tidak terlalu sering berkontak karena adanya saliva
sebagai pelumas maka biasanya keausan terbatas sifatnya ,
meskipun gigi telah beberapa dekade berada di dalam mulut.
 Gambaran klinis

Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana
adalah permukaan yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang
berbatas jelas. Disana akan terdapat garis paralel yang jelas hanya
dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi. Satu
sisikan bersatu dengan sempurna dengan sisi yang lain pada
sebuah gigi di lengkungan yang berbeda dan garis yang paralel
akan terletak pada arah yang sama.

Penyebaran dari atrisi dipengaruhi oleh tipe dari oklusi, geometri


dari system stomatognathic dan pola karakteristik dari keretakan
gigi individu.

Keadaan ringan sering ditemukan berupa terbentuknya facet


pada puncak kaninus dan hilangnya tuberkel di tepi insisal.
Keadaan semacam ini tidak memerlukan perawatan apa-apa.
Keausan yang terus berlanjut akan membuka tubulus dentin dan pulpa akan
mengadakan raeksi dengan membentuk kalsifikasi pada tubulus di daerah yang
terkena dan dengan pembentukan dentin reaksioner.

Keausan yang ditimbulkan hanya oleh kebiasaan mengerotlan gigi menyebabkan


keausan yang merata pada email dan dentin. Jika dijumpai cekungan dangkal
dan dikelilingi oleh lingkaran email, maka biasanya ini terjadi karena adanya
erosi yang tumpah tindih dengan atrisi. Pada tahapnya yang masih dini,
pengamatan dan nasehat yang tepat merupakan tindakan tepat karena
kavitasnya belum bisa menerima tumpatan.

Akan tetapi kadang-kadang terlihat keausan yang hebat sekali. Sering kali hal ini
disebabkan oleh kebiasaan pasien mengerotkan giginya tanpa sadar, terutama di
waktu malam ketika saliva yang berfungsi sebagai pelumas sedang sedikit. Kalau
keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang dan jika
kecepatan keausan melebihi kecepatan pembentukan dentin reaksionernya, pulpa
mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar.Intervensi
perlu dilakukan jika keausan sudah mengganggu, pulpa dalam bahaya terbuka,
atau mengganggu oklusi
Penatalaksanaan

Jika keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang
hilang, maka pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan
perawatan saluran akar.

Jika dibutuhkan restorasi pada gigi posterior sebaiknya digunakan


mahkota tuang. Sedangkan pada gigi anterior menggunakan
mahkota metal keramik/mahkota jaket.
EROSI
Erosi gigi atau dental erosion adalah terkikisnya enamel gigi yang
disebabkan oleh asam. Enamel adalah lapisan keras pelindung gigi,
yang melindungi dentin yang sensitif. Apabila enamel terkikis, dentin
di bawahnya akan terekspos, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan
sensitivitas.

Erosi gigi dapat disebabkan oleh:


• Konsumsi minuman ringan berlebih (kadar fosfor dan asam sitrat yang
tinggi)
• Minuman dari buah (beberapa asam pada minuman dari buah lebih
erosif daripada asam baterai)
• Mulut kering atau air liur yang sedikit (xerostomia)
• Makanan (tinggi akan gula dan pati)
• Asam lambung
• Gangguan pencernaan
• Obat-obatan (aspirin, antihistamin)
• Genetik (kondisi turunan)
• Faktor lingkungan (gesekan, keausan, stress dan korosi)
Tanda-tanda & gejala erosi
• Salah satu tanda dari erosi gigi adalah terkikisnya permukaan gigi yang
menyebabkan tampilan halus dan berkilau.
• Dental erosion juga dapat menyebabkan akar gigi yang terekspos
(dentin) sensitif terhadap panas dan dingin.
• Tanda-tanda dari erosi gigi pada bagian belakang gigi meliputi
terbentuknya depresi pada permukaan penggigit gigi. Tambalan dapat
menjadi menonjol apabila permukaan gigi sekitar terkikis akibat erosi.
• Apabila enamel terkikis, gigi lebih rentan terhadap lubang atau
kerusakan. Apabila kerusakan gigi sudah mempengaruhi enamel,
kerusakan sudah dapat memasuki bagian utama dari gigi.
• Lubang kecil mungkin tidak menyebabkan masalah apapun pada
awalnya. Namun begitu lubang berkembang dan memasuki gigi,
lubang dapat mempengaruhi saraf-saraf kecil, menyebabkan abses
atau infeksi yang sangat sakit.
• Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di
atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu,
konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Bagaimana cara mengobati erosi gigi?
Jika Anda mengalami rasa sakit atau ngilu saat
makan, Anda dapat melakukan beberapa hal
berikut untuk meringankan rasa sakit:
Berkumur dengan air hangat untuk
mengeluarkan sisa makanan yang tersangkut
pada lubang. Gunakan benang gigi untuk
mengangkat makanan yang tersangkut pada
lubang atau pada sela-sela gigi.
Jangan letakan aspirin pada gigi yang sakit atau
jaringan gusi.
Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melindungi enamel gigi:
• Konsumsi makanan dan minuman asam, minuman bersoda hanya pada
saat waktu makan. Hal ini dapat mengurangi jumlah serangan asam pada
gigi.
• Minum dengan cepat, tanpa menahan minuman pada mulut atau
“berkumur”. Gunakan sedotan untuk membantu mengantarkan
minuman ke belakang mulut dan menghindari kontak yang panjang
dengan gigi.
• Akhiri makan dengan keju atau susu karena dapat mengatasi asam.
• Kunyah permen karet bebas gula setelah makan. Hal ini dapat membantu
produksi air liur untuk membilas asam yang terbentuk pada mulut
setelah makan.
• Tunggu setidaknya 1 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman
asam sebelum menyikat gigi. Hal ini dapat memberi waktu bagi gigi Anda
untuk membangun kandungan mineral kembali.
• Sikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi fluor. Gunakan sikat gigi dengan
kepala yang kecil dan bulu sedang atau halus.

Anda mungkin juga menyukai