Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

KARYA TULIS ILMIAH


Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Metodologi Keperawatan
OLEH :
NAMA : WANDA AYU CANTIKA
NIM : P00320021143
KELAS 1 C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN D – III KEPERAWATAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Gangguan kebutuhan istirahat dan tidur”. Laporan proposal ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk Mengerjakan tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Siti Mushinah, M.Kep.,Sp, KMB yang telah telah mengajarkan kita dalam
membuat Asuhan Keperawatan.

Kami menyadari proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan proposal
ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.

Kendari, 16 juli 2022

penulis

ii
DAFRTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………..…………………….i

Kata pengantar……………………………………………………..……………...…….ii

Daftar isi…………………………………………………………..……………..……..iii

Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………….....1

A. Latar belakang………………………………………………………………………….…...1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………….……..2
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….…2
D. Manfaat……………………………………………………………………………………...3

Bab II Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………………3

A. Konsep kebutuhan istirahat dan minum…………………………………………………….4


1. Definisi kebutuhan istirahat dan tidur………………………………………………….4
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirat dan tidur………….4
3. Fungsi istirahat dan tidur……………………………………………………………….6
B. Konsep Asuhan keperawatan pada pemenuhan istirahat dan tidur…………………………7
1. Pengkajian……………………………………………………………………………...7
2. Diagnosis keperawatan…………………………………………………………………9
3. Rencana Keperawatan…………………………………………………………………10
4. Implementasi keperawatan…………………………………………………………….15
5. Evaluasi keperawatan………………………………………………………………….16

Bab III Metode Studi kasus…………………………………………………………………….18

a. Definisi penelitian…………………………………………………………………..18
b. Waktu dan tempat penelitian……………………………………………………….18
c. Populasi sampel…………………………………………………………………….18
d. Fokus studi…………………………………………………………………………19
e. Definisi operasional………………………………………………………………...19
f. Instrumen……………………………………………………………………………19

Bab IV kesimpulan dan saran…………………………………………………………………..20

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..20
B. Saran…………………………………………………………………………………21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri
atas hygiene, nutrisi, tidur, kenyamanan, oksigenasi, dan eliminasi, kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial, karena ketika kebutuhan ini
tidak terpenuhi maka manusia tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
selanjutnya (Potter & Perry,2010).

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan
tiduryang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun
dalam keadaansakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu
berupaya untukmembantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.

Kualitas tidur sangat penting terhadap dunia kesehatan karena dua alasan yang utama,
pertama, keluhan terhadap kualitas tidur menjadi semakin sering.Survei epidemiologi
mengindikasi bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan
gangguan kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti gangguan memasuki tidur atau
gangguan mempertahankan tidur sehingga durasi tidur menjadi memendek.Kedua,
kualitas tidur yang buruk dapat dijadikan gejala yang penting untuk banyak penyakit tidur
dan penyakit medis lainnya, Kripke (1979 dikutip dari Ardinata, 2013).

Kelelahan dapat disebabkan oleh kelelahan fisiologis dan psikologis, kelelahan fisiologis
yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) di tempat kerja, sedangkan
kelelahan psikologis disebabkan oleh factor psikologis (konflik-konflik mental, monotoni
pekerjaan dan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk), Grandjean (1988 dikutip dari Prastyo,
2016).Tanda-tanda kelelahan berbeda pada setiap orang, studi menunjukan bahwa
kewaspadaan,konsentrasi, penilaian, mood, dan kinerja di perngaruhi oleh kelelahan serta
gangguan memori, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang menyebabkan
penurunan produktivitas dan kinerja kerja, Archer (2011 dikutip dari Yulinda,

iv
2015).Kelelahan sangat rentan terjadi pada orang yang memiliki aktifitas yang padat salah
satunya yaitu mahasiswa profesi.

B. Rumusan Masalah
Dengan melihat Latar belakang diatas, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Asuhan Keperawatan Pada klien Dengan Gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur

C. Tujuan
a)Tujuan umum

1.untuk mengetahui definisi istirahat dan tidur.

2. untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur .

3. untuk mengetuhui fungsi istirahat dan tidur

b) Tujuan khusus
1. Melakukan asuhan keperawatan pada kliean dengan gangguan kebutuhan istirahat
dan tidur
2. Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
3. Menegakkan diagnosis keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan istirahat
dan tidur
4. Menyusun intervensi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur
5. Melakukan implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur
6. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klian dengan gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur.
D. Manfaat
1. Bagi klien
Agar klien dapat mengetahui dan memahami terkait penyakit yang di alami. Dan
mendapatkan pembelajaran dari perawatan yang di berikan.
2. Bagi Peneliti

v
Dapat menjadi tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan riset
keperawatan, khususnya studi kasus pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep kebutuhan istirahat dan tidur


1. Definisi kebutuhan istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan


mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan,

vi
memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik
maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995).

Menurut Fakihan (2016) mengakatan tidur adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak
sadar karena perseptual individu terhdadap lingkungan yang menurun, pada kondisi
demikian keadaan seseorang dapat dibangunkan kembali dengan rangsangan yang
cukup. Tidur adalah aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat dijadikan indikator
tingkat kesehatan. Selain sebagai sarana untuk tubuh beristirahat, tidur merupakan
waktu untuk tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak serta membuang zat-zat berbahaya.

Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata
istirahat berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk menyegarkan
diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan
menyulitkan bahkan menjengkelkan.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Terdapat beberapa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur. Pemenuhan kebutuhan


istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan
baik, ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya status kesehatan, lingkungan,
stresspsikologis, diet, gaya hidup, dan obat-obatan. Sakit dapat mempengaruhi
kebutuhan tidur seseorang, namun banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur. Selain itu keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat mempercepat
terjadinya proses tidur. Kondisi cemas seseorang dapat meningkatkan saraf
parasimpatis sehingga mengganggu tidurnya.

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat juga mempercepat proses tidur, protein yang
tinggi mengandung tryptophan yang merupakan asam amino dari protein. Ada juga
obat-obatan yang mempengaruhi proses tidur, misalnya golongan diuretic
menyebabkan insomnia, dan antidepressant dapat menekan REM (Asmadi, 2008).

Perlu disadari bahwa hidup dengan DM dapat memberikan beban psikososial bagi
penderita maupun anggota keluarganya. Respons emosional negatif terhadap diagnosis
bahwa seseorang mengidap penyakit ini dapat berupa penolakan atau tidak mau
mengakui kenyataan, cemas, marah, merasa berdosa, dan depresi. Respons emosional

vii
negative tersebut dapat menghambat upaya penurunan glukosa darah (Djokomoeljanto,
2007).

Tidur yang cukup merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Sebaliknya,
kurang tidur mengakibatkan kelelahan dan mudah marah. Sama eratnya hubungan
antara stress dan makan, stress dan tidur juga tak terpisahkan. Manakala stress mendera,
salah satu bentuk gangguan tidur akan muncul (Khavari, 2006).

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tidur:

1). Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.
Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.

2). Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

3). Motivasi

Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.

4). Kelelahan

Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari tahap REM.

5). Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga


mengganggu tidurnya.

6). Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

7). Obat-obatan

viii
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:

Diuretik: menyebabkan insomnia

Anti depresan: supresi REM

Kafein: meningkatkan saraf simpatis

Beta bloker: menimbulkan insomnia

Narkotika: mensuspensi REM

3. Fungsi istirahat dan tidur

1). Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis

2). Melepaskan stress dan ketegangan.

3). Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.

4). Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.

5). Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

6).Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari

7). Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.

8). Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.

B. konsep Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian merupakan tahap

yang paling menentukan bagi tahap berikutnya (Rohmah & Walid, 2012). Pada tahap

pengkajian terdapat beberapa metode pengumpulan data wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.

a. Identitas pasien

Identitas pasien meliputi, nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,

ix
pekerjaan, suku, bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan

diagnosa medis.

b. Keluhan utama

Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan dan yang paling sering

mengganggu pasien pada saat itu. Keluhan utama pasien dijadikan sebagai acuan

dalam menggali informasi lebih dalam, melakukan pemeriksaan, dan pemberian

tindakan.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit sekarang merupakan rincian dari keluhan utama yang berisi

tentang riwayat perjalanan pasien selama mengalami keluhan secara lengkap.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan dahulu berisi tentang pengalaman penyakit sebelumnya,

apakah memberi pengaruh pada penyakit yang diderita sekarang dan apakah

pernah mengalami pembedahan sebelumnya.

e. Riwayat pribadi

Riwayat pribadi berisikan tentang aktifitas sehari-hari, hobi, pekerjaan,

lingkungan tempat tinggal dari pasien.

f. Riwayat keluarga

Sejarah keluarga memegang peranan penting dalam kondisi kesehatan seseorang.

Penyakit yang muncul pada lebih dari satu orang keluarga terdekat dapat

meningkatkan resiko untuk menderita penyakit tersebut.

g. Anamnesis sistem

Anamnesis sistem adalah tanya jawab yang bertujuan untuk mengetahui

gangguan lain yang terdapat dalam sistem lain dalam tubuh yang mungkin dapat

x
berpengaruh atau berhubungan dengan gangguan sistem yang diderita pasien.

Dan juga ditujukan untuk mengetahui keadaan tubuh pasien secara keseluruhan.

Anamnesis sistem meliputi:

a) Sistem kepala & leher

b) Sistem kardiovaskuler

c) Sistem respirasi

d) Sistem gastrointestinalis

e) Sistem urogenital

f) Sistem muskuloskeletal

g) Sistem nervorum

h. Pemeriksaan Fisik

Data yang didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan secara langsung pada pasien

yang terdiri dari :

a. Tanda-tanda vital

Yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu tubuh, tinggi

badan, dan berat badan.

b. Inspeksi

Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan menggunakan indra penglihatan

untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian dan fungsi

tubuh pasien. Inspeksi terdiri dari :

1) Inspeksi statis

2) Inspeksi dinamis

c. Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba, menekan, dan memegang

xi
bagian tubuh pasien untuk mengetahui adanya nyeri, spasme, suhu lokal, tonus,

bengkak, dan lain-lain.

d. Perkusi

Perkusi merupakan pemeriksaan dengan cara memberikan ketukan pada anggota

tubuh pasien yang mengalami gangguan.

e. Gerakan dasar

1) Pemeriksaan gerak aktif

Pemeriksaan gerak aktif merupakan pemeriksaan gerakan yang dilakukan oleh

pasien secara aktif untuk mengetahui adanya nyeri, LGS, dan kekuatan otot.

Terapis hanya mengamati dan memberikan aba-aba atau instruksi pada pasien.

2) Pemeriksaan gerak pasif

Pemeriksaan gerak pasif merupakan pemeriksaan gerakan yang dilakukan dengan

bantuan terapis yang menggerakkan ekstremitas pasien. Gerak pasif untuk

mengetahui adanya nyeri, LGS, dan end feel.

3) Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan

Diberikan isometrik melawan tahanan yang ringan.

f. Pemeriksaan kognitif, intra personal, & inter personal

g. Kemampuan fungsional & lingkungan aktifitas

Adanya keterbatasan fungsional pada penderita berdampak terhadap kemampuan

beradaptasi dengan lingkungan aktivitasnya baik di dalam rumah maupun di luar

rumah.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien

xii
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan .
Menurut : (SDKI, 2016) diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien

dengan gangguan pola tidur yaitu :

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan .


2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan stimulus lingkungan .

3. Rencana Keperawatan

Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan gangguan pola tidur antara lain :

1. Diagnosis : Gangguan Pola Tidur

Luaran utama : Pola tidur

Luaran tambahan : perfampilan peran, status kenyamanan, tingkat depresi, tingkat keletihan

Intervensi utama : Dukungan tidur, edukasi Aktifitas / istirahat

Intervensi pendukung : Dukungan kepatuhan program pengobatan, Dukungan meditasi,


dukungan perawatan diri : BAB / BAK, foto terapi gangguan mood tidur, Latihan otogenik,
manajemen demensia, manajemen energi, manajemen lingkungan, manajemen medikasi,
manajemen mutrisi, manajemen nyeri, manajemen penggantian hormon, pemberian obat oral,
pengatuaran posisi, promosi koping, promosi Latihan fisik, reduksi anseitas, Teknik
menegangkan, terapi aktivitas, terapi musik, terapi pemijatan, terapi relaksasi, terapi relaksasi
otot progresif.

E. . Diagnosis : Gangguan rasa nyaman


Luaran utama : Status kenyaman
Luaran tambahan : Pola tidur, tingkat agitasi, tingkat anseitas, tingkat nyeri, tingkat
keletihan.
Intervensi utama : manajemen nyeri, pengaturan posisi, terapi relaksasi.
Intervensi pendukung : Dukungan hipnotis diri, dukungan pengungkapan kebutuhan ,
edukasi aktivitas / istirahat, edukasi efek samping obat, edukasi keluarga; manajemen
nyeri edukasi kemoterapi, edukasi Kesehatan, edukasi Latihan fisik, edukasi manajemen
xiii
stress, edukasi manajemen nyeri, edukasi penyakit, eduasi perawatan kehamilan, edukasi
perawatan perineum, edukasi perawatan stoma, edukasi Teknik napas, kompres dingin,
kompres panas, konseling, Latihan berkemih, Latihan eliminasi fekal, Latihan pernafasan,
Latihan rehabilitasi, Latihan rentang gerak, manajemen efek samping obat, hipertermia,
hipotermia, manajemen kenyamanan lingkungan., manajemen Kesehatan kerja,
manajemen keselamatan lingkungan, manajemen mual, manajemen muntah, manajemen
nyeri akut, manajemen nyeri kronik, manajemen nyeri persalinan, manajemen stress,
manajemen terapi radiasi, manajemen trauma perkosaan, pemantauan nyeri, pemberian
obat, penjegahan hipertemi keganasan, penjahitan luka, perawatan amputasi, perawatan
area insisi, perawatan inkontinensia fekal, perawatan inkontnensia urine, perawatan
kehamilan, perawatan kenyamanan, perawatan pasca persalinan, perawatan perineum,
perawatan rambut, perawatan seksio serasia, Teknik Latihan penguatan otot dan sendi,
terapi pemijatan, terapi relaksasi.

N SDIK SLKI SIKI


o
1. Gangguan Setelah melakukan Dukungan tidur
Pola Tidur Tindakan keperawatana Observasi
3 x 24 jam maka - Identifikasi pola
gangguan pola tidur aktivitas dan tidur
membaik dengan kriteria - Identifikasi faktor
hasil : pengganggu tidur
1. Keluhan tidur ( fisik dan / atau
menurun. psikologis)
2. Keluhan sering - Identifikasi makanan
terjaga menurun dan minuman yang
3. Keluhan tidak menggangu tidur ( mis.
puas tidur Kopi, teh, alcohol,
menurun makanan mendekati
4. Keluhan pola waktu tidur , minum
tidur berubah banyak air).
menurun. - Identifikasi obat tidur

xiv
5. Keluhan istirahat yang dikonsumsi
tidak cukup Terapiutik
menurun - Modifikasi lingkungan
( mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur).
- Batasi waktu tidur
siang, jika perlu.
- Fasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur.
- Tetapkan jadwal rutin.
- Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
- ( mis. Pijat, pengaturan
posisi,
- Terapi akupresur).
- Sesuaikan jadwal
pemberian obat / dan
atau Tindakan untuk
menunjang siklus tidur
terjaga.
Edukasi
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup salama
sakit.
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur.
- Anjurkan menghindari
makanan / minuman
yang mengganggu
tidur.
xv
- Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supersor
terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor – faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur ( mis.
Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja).
- Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
non farmakologi
lainnya.

2. Gangguan Setelah melakukan Manajemen nyeri


rasa nyaman . tidakan keperawatan Observasi :
selama 3 x 24 jam maka - Identifikasi, lokasi,
gangguan rasa nyaman karakteristik, durasi,
membaik dengan kriteria frekuensi, kualitas,
hasil : intensitas nyeri.
1. Keluhan tidak - Identifikasi skala nyeri.
nyaman menurun. - Identifikasi respons
2. Gelisah menurun. nyeri non verbal.
3. Keluhan sulit - Identifikasi faktor yang
tidur menurun. memperberat dan
4. Keluhan memperingan nyeri.
kedinginan - Identifikasi
menurun. pengetahuan dan
5. Keluhan keyakinan tentang
kepanasan nyeri
menurun - Identifikasi respon
6. Merintih

xvi
menutun . budaya tentang nyeri.
7. Suhu ruangan - Identifikasi pengaruh
membaik. nyeri pada kualitas
8. Pola tidur hidup.
membaik - Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah di berikan.
- Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapiutik
- Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi ras nyeri.
- kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri.
- Fasilitasi istirahat dan
tidur.
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri,
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
- Anjurkan
menggunakan
analgesic secara tepat.
xvii
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
menurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik jika perlu.

4 . Implementasi

Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan (intervensi). Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat pada kebutuhan
klien, faktor-fakor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan dan kegiatan komunikasi.

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien delama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru (Rohmah & Walid, 2012). Menurut Nursalam (2011) ada 3 jenis Tindakan
keperawatan :

1) Independen (Mandiri)

Tindakan keperawatan Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat
tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

2) Interdependen (kolaborasi)

Adalah suatu tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu
kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan
dokter.

3) Dependen (ketergantungan atau rujukan)

Adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan
ini menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.

xviii
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam
rencana keperawatan..Tujuan evaluasi menurut Rohmah & Walid (2016) adalah untuk
mengakhiri rencana tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan,
meneruskan rencana tindakan keperawatan. Menurut Rohmah & Walid (2016) evaluasi
dibagi menjadi 2 macam yaitu :

1) Evaluasi proses (Formatif)

a) Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan

b) Berorientasi pada etiologi

c) Dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang dilakukan tercapai.

2) Evaluasi hasil (Sumatif)

a) Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna.

b) Berorientasi pada masalah keperawatan.

c) Menjelaskan keberhasilan/tidak keberhasilan

d) Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka

waktu yang ditetapkan.

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien,

dugunakan SOAP. Pengertian SOAP adalah sebagai berikut :

S : Subyektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan
keperawatan.

O : Objektif

Data objektif adalah data berdarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
kepada klien, data yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

A : Assesment

xix
Interpretasi dari data subjektif dan data objektif. Assesment merupakan suat
masalahdiagnosis keperawatan yang masih terjadi akibat perubahan status Kesehatan klien
yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.

P : Perencanaan

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambahkan


dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan yang telah
menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak memerlukan tindakan ulang pada umumnya
dihentikan. Tindakan yang perlu dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk
menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk mencapai keberhasilannya.
Tindakan yang perlu dimodifikasi adalah tindakan yang dirasa dapat membantu
menyelesaikan masalah klien, tetapi perlu ditingkatkan kualitasnya atau mempunyai alternatif
pilihan yang lain diduga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Sedangkan,rencana tindakan yang perlu baru atau sebelumnya tidak ada yang ditentukan bila
timbul masalah baru atau rencana tindakan yang ada sudah tidak kompeten lagi untuk
menyelesaikan masalah yang ada.

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain penelitian
Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Desain penelitian
studi kasus merupakan rancangan penelitian dengan cara meneliti suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini dapat berarti satu
orang, kelompok pendudukyang terkena suatu masalah. Desain studi kasus pada
penelitian ini adalah studi kasus deskriptif, di mana peneliti bertujuan
untukmenggambarkan masalah pada pasien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur tepatnya gangguan istirahat dan tidur .

xx
B. Waktu dan tempat penelitian
a). waktu
waktu penelitian ini akan di lakukan setelah melakukan ujian proposal tepatnya
pada bulan juni tahun 2022.
b). tempat
tempat penelitian ini akan di lakukan di Rumah sakit Bahteramas Kota kendari.

C. Populasi Sampel

1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien di Rumah Sakit Bahteramas Kota
Kendari.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah orang dewasa dengan gangguan istirahat dan tidur.
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. pasien yang telah ditetapkan oleh perawat dan juga melalui rekam medik, yaitu
pasein yang memiliki masalah keperawatan dengan gangguan istirahat dan tidur di
Rumah Sakit bahteramas Kota Kendari.
b. Kategori orang dewasa
2. Kriteria Eksklusi
Pasien berusia 24 tahun
D. Fokus Studi
Fokus studi dalam kasus ini yaitu :
1. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan istirahat dan tidur di Rumah
Sakit behateramas
Kota Kendari.
2. Gangguan istirahat dan tidur di Rumah sakit bahteramas Kota Kendari.

E . Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang semua variabel dan istilah yang
akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah
pembaca
dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2013). Studi kasus asuhan

xxi
pada pasien anak dengan gangguan istirahat dan tidur :
1. Studi kasus dalam penelitian ini adalah studi yang digunakan dalam penelitian
dengan gangguan istirahat dan tidur.
2. Gangguanistirahat dan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami kelainan
pada tidurnya dan memengaruhi kualitas tidur. Meski penyebabnya beragam,
gangguan istirahat dan tidur pada umumnya disebabkan oleh stres atau beberapa
kondisi medis yang menyebabkan seseorang sulit untuk mengatur pola tidurnya.

F. Instrumen

Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri dalam melakukan penelitian kualitatif
dimana peneliti itu sendiri sebagai human instrument. Kita ketahui bahwa sumber data
yang digunakan dalam studi kasus adalah data primer dan data sekunder, dimana data
primer diperoleh dengan cara melakukan pengkajian terhadap responden. Sedangkan
untuk data sekunder yaitu yang berhubungan dengan penelitian ini, diperoleh dari
status
pasien dan rekam medik. Adapun instrument lain di antaranya :
1. Rekam medik
2. Wawancara
3. Observasi
4. Lembar askep.

xxii
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Gangguan istirahat dan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami
kelainan pada tidurnya dan memengaruhi kualitas tidur. Meski penyebabnya beragam,
gangguan
tidur pada umumnya disebabkan oleh stres atau beberapa kondisi medis yang
menyebabkan seseorang sulit untuk mengatur pola tidurnya.
Asuhan Keperawatan atau askep adalah proses atautahapan kegiatan dalam
perawatan yang diberikan langsung kepada pasien dalam berbagaitatanan pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan askep dilakukan berdasarkan kaidah-kaidahkeperawatan
sebagai suatu profesi yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
bersifathumanistic, dan berdasarkan kebutuhan objektif pasien untuk mengatasi
masalah yang dihadapi pasien serta dilandasi kode etik dan etika keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
B. SARAN
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan istirahat
dantidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu,
perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat
dantidur. Sehingga proses pemulihan pasien dapat berjalan dengan optimal.

xxiii
xxiv

Anda mungkin juga menyukai