i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Gangguan kebutuhan istirahat dan tidur”. Laporan proposal ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk Mengerjakan tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Siti Mushinah, M.Kep.,Sp, KMB yang telah telah mengajarkan kita dalam
membuat Asuhan Keperawatan.
Kami menyadari proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan proposal
ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.
penulis
ii
DAFRTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………..…………………….i
Kata pengantar……………………………………………………..……………...…….ii
Daftar isi…………………………………………………………..……………..……..iii
Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………….....1
A. Latar belakang………………………………………………………………………….…...1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………….……..2
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….…2
D. Manfaat……………………………………………………………………………………...3
a. Definisi penelitian…………………………………………………………………..18
b. Waktu dan tempat penelitian……………………………………………………….18
c. Populasi sampel…………………………………………………………………….18
d. Fokus studi…………………………………………………………………………19
e. Definisi operasional………………………………………………………………...19
f. Instrumen……………………………………………………………………………19
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..20
B. Saran…………………………………………………………………………………21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri
atas hygiene, nutrisi, tidur, kenyamanan, oksigenasi, dan eliminasi, kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan dasar yang paling penting dan esensial, karena ketika kebutuhan ini
tidak terpenuhi maka manusia tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
selanjutnya (Potter & Perry,2010).
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan
tiduryang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun
dalam keadaansakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu
berupaya untukmembantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.
Kualitas tidur sangat penting terhadap dunia kesehatan karena dua alasan yang utama,
pertama, keluhan terhadap kualitas tidur menjadi semakin sering.Survei epidemiologi
mengindikasi bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan
gangguan kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti gangguan memasuki tidur atau
gangguan mempertahankan tidur sehingga durasi tidur menjadi memendek.Kedua,
kualitas tidur yang buruk dapat dijadikan gejala yang penting untuk banyak penyakit tidur
dan penyakit medis lainnya, Kripke (1979 dikutip dari Ardinata, 2013).
Kelelahan dapat disebabkan oleh kelelahan fisiologis dan psikologis, kelelahan fisiologis
yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) di tempat kerja, sedangkan
kelelahan psikologis disebabkan oleh factor psikologis (konflik-konflik mental, monotoni
pekerjaan dan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk), Grandjean (1988 dikutip dari Prastyo,
2016).Tanda-tanda kelelahan berbeda pada setiap orang, studi menunjukan bahwa
kewaspadaan,konsentrasi, penilaian, mood, dan kinerja di perngaruhi oleh kelelahan serta
gangguan memori, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang menyebabkan
penurunan produktivitas dan kinerja kerja, Archer (2011 dikutip dari Yulinda,
iv
2015).Kelelahan sangat rentan terjadi pada orang yang memiliki aktifitas yang padat salah
satunya yaitu mahasiswa profesi.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat Latar belakang diatas, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Asuhan Keperawatan Pada klien Dengan Gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur
C. Tujuan
a)Tujuan umum
2. untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur .
b) Tujuan khusus
1. Melakukan asuhan keperawatan pada kliean dengan gangguan kebutuhan istirahat
dan tidur
2. Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
3. Menegakkan diagnosis keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan istirahat
dan tidur
4. Menyusun intervensi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur
5. Melakukan implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur
6. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klian dengan gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur.
D. Manfaat
1. Bagi klien
Agar klien dapat mengetahui dan memahami terkait penyakit yang di alami. Dan
mendapatkan pembelajaran dari perawatan yang di berikan.
2. Bagi Peneliti
v
Dapat menjadi tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan riset
keperawatan, khususnya studi kasus pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vi
memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik
maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995).
Menurut Fakihan (2016) mengakatan tidur adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak
sadar karena perseptual individu terhdadap lingkungan yang menurun, pada kondisi
demikian keadaan seseorang dapat dibangunkan kembali dengan rangsangan yang
cukup. Tidur adalah aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat dijadikan indikator
tingkat kesehatan. Selain sebagai sarana untuk tubuh beristirahat, tidur merupakan
waktu untuk tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak serta membuang zat-zat berbahaya.
Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata
istirahat berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk menyegarkan
diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan
menyulitkan bahkan menjengkelkan.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat juga mempercepat proses tidur, protein yang
tinggi mengandung tryptophan yang merupakan asam amino dari protein. Ada juga
obat-obatan yang mempengaruhi proses tidur, misalnya golongan diuretic
menyebabkan insomnia, dan antidepressant dapat menekan REM (Asmadi, 2008).
Perlu disadari bahwa hidup dengan DM dapat memberikan beban psikososial bagi
penderita maupun anggota keluarganya. Respons emosional negatif terhadap diagnosis
bahwa seseorang mengidap penyakit ini dapat berupa penolakan atau tidak mau
mengakui kenyataan, cemas, marah, merasa berdosa, dan depresi. Respons emosional
vii
negative tersebut dapat menghambat upaya penurunan glukosa darah (Djokomoeljanto,
2007).
Tidur yang cukup merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Sebaliknya,
kurang tidur mengakibatkan kelelahan dan mudah marah. Sama eratnya hubungan
antara stress dan makan, stress dan tidur juga tak terpisahkan. Manakala stress mendera,
salah satu bentuk gangguan tidur akan muncul (Khavari, 2006).
1). Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.
Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
2). Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3). Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
4). Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari tahap REM.
5). Kecemasan
6). Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7). Obat-obatan
viii
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian merupakan tahap
yang paling menentukan bagi tahap berikutnya (Rohmah & Walid, 2012). Pada tahap
a. Identitas pasien
ix
pekerjaan, suku, bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan
diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan dan yang paling sering
mengganggu pasien pada saat itu. Keluhan utama pasien dijadikan sebagai acuan
tindakan.
Riwayat penyakit sekarang merupakan rincian dari keluhan utama yang berisi
apakah memberi pengaruh pada penyakit yang diderita sekarang dan apakah
e. Riwayat pribadi
f. Riwayat keluarga
Penyakit yang muncul pada lebih dari satu orang keluarga terdekat dapat
g. Anamnesis sistem
gangguan lain yang terdapat dalam sistem lain dalam tubuh yang mungkin dapat
x
berpengaruh atau berhubungan dengan gangguan sistem yang diderita pasien.
Dan juga ditujukan untuk mengetahui keadaan tubuh pasien secara keseluruhan.
b) Sistem kardiovaskuler
c) Sistem respirasi
d) Sistem gastrointestinalis
e) Sistem urogenital
f) Sistem muskuloskeletal
g) Sistem nervorum
h. Pemeriksaan Fisik
Data yang didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan secara langsung pada pasien
a. Tanda-tanda vital
Yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu tubuh, tinggi
b. Inspeksi
untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian dan fungsi
1) Inspeksi statis
2) Inspeksi dinamis
c. Palpasi
xi
bagian tubuh pasien untuk mengetahui adanya nyeri, spasme, suhu lokal, tonus,
d. Perkusi
e. Gerakan dasar
pasien secara aktif untuk mengetahui adanya nyeri, LGS, dan kekuatan otot.
Terapis hanya mengamati dan memberikan aba-aba atau instruksi pada pasien.
rumah.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien
xii
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan .
Menurut : (SDKI, 2016) diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien
3. Rencana Keperawatan
Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan gangguan pola tidur antara lain :
Luaran tambahan : perfampilan peran, status kenyamanan, tingkat depresi, tingkat keletihan
xiv
5. Keluhan istirahat yang dikonsumsi
tidak cukup Terapiutik
menurun - Modifikasi lingkungan
( mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur).
- Batasi waktu tidur
siang, jika perlu.
- Fasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur.
- Tetapkan jadwal rutin.
- Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
- ( mis. Pijat, pengaturan
posisi,
- Terapi akupresur).
- Sesuaikan jadwal
pemberian obat / dan
atau Tindakan untuk
menunjang siklus tidur
terjaga.
Edukasi
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup salama
sakit.
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur.
- Anjurkan menghindari
makanan / minuman
yang mengganggu
tidur.
xv
- Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supersor
terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor – faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur ( mis.
Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja).
- Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
non farmakologi
lainnya.
xvi
menutun . budaya tentang nyeri.
7. Suhu ruangan - Identifikasi pengaruh
membaik. nyeri pada kualitas
8. Pola tidur hidup.
membaik - Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah di berikan.
- Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapiutik
- Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi ras nyeri.
- kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri.
- Fasilitasi istirahat dan
tidur.
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri,
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
- Anjurkan
menggunakan
analgesic secara tepat.
xvii
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
menurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik jika perlu.
4 . Implementasi
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan (intervensi). Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat pada kebutuhan
klien, faktor-fakor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan dan kegiatan komunikasi.
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien delama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru (Rohmah & Walid, 2012). Menurut Nursalam (2011) ada 3 jenis Tindakan
keperawatan :
1) Independen (Mandiri)
Tindakan keperawatan Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat
tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
2) Interdependen (kolaborasi)
Adalah suatu tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu
kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan
dokter.
Adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan
ini menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.
xviii
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam
rencana keperawatan..Tujuan evaluasi menurut Rohmah & Walid (2016) adalah untuk
mengakhiri rencana tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan,
meneruskan rencana tindakan keperawatan. Menurut Rohmah & Walid (2016) evaluasi
dibagi menjadi 2 macam yaitu :
S : Subyektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
O : Objektif
Data objektif adalah data berdarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
kepada klien, data yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
A : Assesment
xix
Interpretasi dari data subjektif dan data objektif. Assesment merupakan suat
masalahdiagnosis keperawatan yang masih terjadi akibat perubahan status Kesehatan klien
yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
P : Perencanaan
BAB III
A. Desain penelitian
Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Desain penelitian
studi kasus merupakan rancangan penelitian dengan cara meneliti suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini dapat berarti satu
orang, kelompok pendudukyang terkena suatu masalah. Desain studi kasus pada
penelitian ini adalah studi kasus deskriptif, di mana peneliti bertujuan
untukmenggambarkan masalah pada pasien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur tepatnya gangguan istirahat dan tidur .
xx
B. Waktu dan tempat penelitian
a). waktu
waktu penelitian ini akan di lakukan setelah melakukan ujian proposal tepatnya
pada bulan juni tahun 2022.
b). tempat
tempat penelitian ini akan di lakukan di Rumah sakit Bahteramas Kota kendari.
C. Populasi Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien di Rumah Sakit Bahteramas Kota
Kendari.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah orang dewasa dengan gangguan istirahat dan tidur.
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. pasien yang telah ditetapkan oleh perawat dan juga melalui rekam medik, yaitu
pasein yang memiliki masalah keperawatan dengan gangguan istirahat dan tidur di
Rumah Sakit bahteramas Kota Kendari.
b. Kategori orang dewasa
2. Kriteria Eksklusi
Pasien berusia 24 tahun
D. Fokus Studi
Fokus studi dalam kasus ini yaitu :
1. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan istirahat dan tidur di Rumah
Sakit behateramas
Kota Kendari.
2. Gangguan istirahat dan tidur di Rumah sakit bahteramas Kota Kendari.
E . Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang semua variabel dan istilah yang
akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah
pembaca
dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2013). Studi kasus asuhan
xxi
pada pasien anak dengan gangguan istirahat dan tidur :
1. Studi kasus dalam penelitian ini adalah studi yang digunakan dalam penelitian
dengan gangguan istirahat dan tidur.
2. Gangguanistirahat dan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami kelainan
pada tidurnya dan memengaruhi kualitas tidur. Meski penyebabnya beragam,
gangguan istirahat dan tidur pada umumnya disebabkan oleh stres atau beberapa
kondisi medis yang menyebabkan seseorang sulit untuk mengatur pola tidurnya.
F. Instrumen
Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri dalam melakukan penelitian kualitatif
dimana peneliti itu sendiri sebagai human instrument. Kita ketahui bahwa sumber data
yang digunakan dalam studi kasus adalah data primer dan data sekunder, dimana data
primer diperoleh dengan cara melakukan pengkajian terhadap responden. Sedangkan
untuk data sekunder yaitu yang berhubungan dengan penelitian ini, diperoleh dari
status
pasien dan rekam medik. Adapun instrument lain di antaranya :
1. Rekam medik
2. Wawancara
3. Observasi
4. Lembar askep.
xxii
BAB IV
A. KESIMPULAN
Gangguan istirahat dan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami
kelainan pada tidurnya dan memengaruhi kualitas tidur. Meski penyebabnya beragam,
gangguan
tidur pada umumnya disebabkan oleh stres atau beberapa kondisi medis yang
menyebabkan seseorang sulit untuk mengatur pola tidurnya.
Asuhan Keperawatan atau askep adalah proses atautahapan kegiatan dalam
perawatan yang diberikan langsung kepada pasien dalam berbagaitatanan pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan askep dilakukan berdasarkan kaidah-kaidahkeperawatan
sebagai suatu profesi yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
bersifathumanistic, dan berdasarkan kebutuhan objektif pasien untuk mengatasi
masalah yang dihadapi pasien serta dilandasi kode etik dan etika keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
B. SARAN
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan istirahat
dantidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu,
perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat
dantidur. Sehingga proses pemulihan pasien dapat berjalan dengan optimal.
xxiii
xxiv