Anda di halaman 1dari 22

TIDUR CUKUP BAGI KESEHATAN

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA

Diajukan Oleh:
Firanda Novalia
NIM P17210203091

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


URUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
OKTOBER 2020
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA
Dosen Mata Kuliah: Dr. Susi Milwati, S.Kp.,M.Pd.

Diajukan Oleh:
Firanda Novalia
NIM P17210203091

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


URUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
OKTOBER 2020
ABSTRAK
Firanda Novalia (2020). Tidur Cukup Bagi Kesehatan. Karya Tulis Ilmiah Bahasa
Indonesia, Program Studi D-III Keperawatan Malang. Jurusan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang. Pembimbing Dr.Susi Milwati, S. Kp., M.Pd.
Mengapa tidur cukup bagi kesehatan? Karena Pada dasarnya makhluk hidup butuh
istirahat berupa tidur, baik itu hewan, tumbuhan, dan manusia. Tidur biasa dilakukan
pada malam hari dan siang hari, akan tetapi pada hewan tertentu ada yang tidur pada
pagi hari, pada tumbuhan pun waktu tidur hanya pada musim – musim tertentu atau
biasa disebut dengan dorminasi tumbuhan, dan pada manusia tidur dilakukan pada
malam hari dan terkadang ada yang menambah waktu tidur mereka di siang hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut Tidur merupakan
keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif terhadap rangsang internal. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur yaitu : penyakit, latihan dan kelelahan, stres psikologis,
obat, nutrisi, lingkungan, motivasi. Gangguan teror tidur : Teror tidur (night terrors)
adalah keadaan menakutkan yang muncul selama tidur, disertai dengan teriakan,
keluarnya keringat, memukul-mukul, menangis, atau bahkan halusinasi. Penyebab teror
tidur : Gangguan tidur tersebut diatas biasanya berkaitan dengan pengalaman-
pengalaman yang menimbulkan tegangan dalam pola hidup atau kegiatan individu
sehari-hari. Mungkin kedua macam gangguan tidur itu secara tidak teratur sebagai
respon terhadap peristiwa tertentu yang mengganggu atau mungkin juga terjadi
berulang-ulang dan rupanya berputar sekitar konflik atau keadaan emosi tertentu.

Kata kunci: tidur, cukup, kesehatan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul
“Tidur Cukup Bagi Kesehatan” saya menyadari bahwa keberhasilan untuk menyusun
karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak-pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Susi Milwati, S. Kp., M.PD. selaku dosen
Bahasa Indonesia.
Teriiring doa tulus semoga segala bantuan dan amal baik yang telah di berikan
mendapat ridho dan imbalan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Aamiin yaarobbal
aalamiin.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini saya berusaha memberikan yang terbaik
dengan mencari bahan dari berbagai sumber seperti buku, jurnal dan artikel. Namun tak
lepas dari itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saya menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saya
berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Malang Prodi D-III Keperawatan Malang.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Malang,13 Oktober 2020

Firanda Novalia.
DAFTAR ISI
COVER

ABSTRAK............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar
Belakang .....................................................................................................
..... 1
2. Rumusan
Masalah............................................................................................. 2
3. Tujuan Penelitian.............................................................................. 2
4. Manfaat
Penelitian ....................................................................................................
...... 2

BAB II LANDASAN TEORI

1. Kajian
Teori ..........................................................................................................
3
2. Kerangka
Berfikir ........................................................................................................
.. 6
3. Hipotesis .....................................................................................................
..... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian................................................................................... 8
2. Lokasi dan Tempat
Penelitian............................................................................................ 8
3. Teknik Pengumpulan
Data ..........................................................................................................
8
4. Variabel Fokus-
Penelitian ....................................................................................................
...... 8
5. Definisi
Operasional........................................................................................ 8
6. Analisis
Data.................................................................................................... 9
7. Etika Penelitian................................................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Penelitian ....................................................................................................
...... 10
2. Pembahasan Hasil
Penelitian........................................................................................... 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan .................................................................................................
......... 13
2. Saran.................................................................................................. 13
DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya semua makhluk hidup butuh istirahat berupa tidur, baik itu
hewan, tumbuhan, dan manusia. Tidur biasa dilakukan pada malam hari dan siang hari,
akan tetapi pada hewan tertentu ada yang tidur pada pagi hari, pada tumbuhan pun
waktu tidur hanya pada musim – musim tertentu atau biasa disebut dengan dorminasi
tumbuhan, dan pada manusia tidur dilakukan pada malam hari dan terkadang ada yang
menambah waktu tidur mereka di siang hari. Biasanya orang jarang tidur pada siang
hari karena kesibukan yang mereka jalani.Padahal tidur sangat bermanfaat bagi
seseorang karena tidur siang akan memulihkan tenaga tubuh setelah digunakan dalam
aktivitas dan dapat memulihkan tenaga tubuh untuk aktivitas yang akan mereka jalani.
Tidur merupakan sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan dan juga suatu keadaan dibawah sadar dimana
seseorang itu masih dapat untuk dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau
dengan rangsang lainnya.Manusia normal pada umumnya melakukan aktivitas ini,
meskipun hanya satu jam tiap hari. Pola tidur yang sehat tentunya kita butuhkan dalam
kehidupan sehari – hari.Baik itu dalam hal kualitas tidur yang baik maupun kwantitas
tidur yang baik pula.
Dengan kita berpola pada tidur yang sehat maka tidur yang kita lakukan dapat
bermanfaat bagi kesehatan.Aktivitas tidur yang kita lakukan bukan hanya sebagai suatu
bentuk istirahat saja namun juga dapat sebagai bentuk menjaga kesehatan tubuh
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1.Mengapa tidur sangat penting bagi kesehatan seseorang?
2.Bagaimana proporsi tidur yang baik bagi kesehatan seseorang?
3.Bagaimana jika seseorang kekurangan tidur ditinjau dalam hal kesehatan?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui apa saja manfaat tidur cukup bagi kesehatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat betapa pentingnya tidur yang cukup
bagi kesehatan itu, sehingga masyarakat dapat menambah pola kebiasaan tidur bagi
yang sering kurang tidur tepatnya di malam hari dan siang hari, karena istirahat itu
sangat penting untuk tubuh dan agar tubuh bisa bekerja dengan normal dan tidak mudah
terkena penyakit.

BAB II
TINJAUAN MATERI

2.1 Pengertian Tidur

Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif terhadap
rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar lainnya adalah pada
keadaan tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang respons terhadap rangsangan
eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi kurang responsif terhadap rangsang visual,
auditori dan rangsangan lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang
dimulai dari input sensoric walaupun mekanismeinisiasi aktif juga mempengaruhi
keadaan tidur. Faktor homeostatik (faktor S) maupun faktor sirkadian (faktor C) juga
berinteraksi untuk menentukan waktu dan kualitas tidur.

2.2 Fungsi Tidur

Fungsi tidur adalah restorative (memperbaiki) kembali organ – organ tubuh.


Kegiatan memperbaiki kembali tersebut berbeda saat Rapid Eye Movement (REM) dan
Nonrapid Eye Movement (NREM). Nonrapid Eye Movement akan mempengaruhi
proses anabolik dan sintesis makromolekul ribonukleic acid (RNA). Rapid Eye
Movement akan mempengaruhi pembentukan hubungan baru pada korteks dan sistem
neuroendokrin yang menuju otak. Selain fungsi di atas tidur, dapat juga digunakan
sebagai tanda terdapatnya kelainan pada tubuh yaitu terdapatnya gangguan tidur yang
menjadi peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di tubuh. Tidur adalah suatu
periode istirahat bagi tubuh berdasarkan atas kemauan serta kesadaran dan secara utuh
atau sebagian fungsi tubuh yang akan dihambat atau dikurangi. Tidur juga digambarkan
sebagai suatu tingkah laku yang ditandai dengan karakteristik pengurangan gerakan
tetapi bersifat reversible terhadap rangsangan dari luar.

Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu:

1. fase rapid eye movement (REM) disebut juga active sleep.

2. fase nonrapid eye movement (NREM) disebut juga quiet sleep.

Non Rapid Eye Movement merupakan keadaan aktif yang terjadi melalui osilasi
antara talamus dan korteks. Tiga sistem utama osilasi adalah kumparan tidur, delta
osilasi, dan osilasi kortikal lambat. Kumparan tidur merupakan sebuah cirri tahap tidur
NREM yang dihasilkan dari hiperpolarisasi neuron GABAnergic dalam nukleus
retikulotalamus. Hiperpolarisasi ini menghambat proyeksi neuron kortikotalamus.
Sebagai penyebaran diferensiasi proyeksi kortikotalamus akan kembali ke sinkronisasi
talamus. Gelombang delta dihasilkan oleh interaksi dari retikulotalamus dan sumber
piramidokortikal sedangkan osilasi kortikal lambat dihasilkan di jaringan neokorteks
oleh siklus hiperpolarisasi dan depolarisasi.

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti
oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari,
anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun
dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.

Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

1) tidur stadium satu

Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan
kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan
kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran
EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta
dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan
kompleks K.
2) tidur stadium dua

Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang,
tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG

terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle,
gelombang verteks dan komplek K

3) tidur stadium tiga

Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih
banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep
spindle.

4) tidur stadium empat

Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi
oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur NREM,
ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke
fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan
menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM
ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila
dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi
bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan relaksasi
yang dalam. Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode
neonatal bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur. Periode neonatal ini
pada EEG-nya masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan
pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai
dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk ke periode awal tidur yang
didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan distribusi
fase tidur sebagai berikut:

o NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 :
13%

o REM; 25 %.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur

Di antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah :


a. penyakit

Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat
memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama
infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya
membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit
yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.

b. Latihan dan kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada
seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya
diperpendek.

c. Stres psikologis

Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga
sulit untuk tidur.

d. Obat

Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi
proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan
dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan
narkotik dapat menekan RF:M sehingga mudah mengantuk.

e. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.


Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses
tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan yang

merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu
mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
memengaruhi prosca tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

f. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi
seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses
tidur.

2.4 Gangguan Teror Tidur

Teror tidur (night terrors) adalah keadaan menakutkan yang muncul selama tidur,
disertai dengan teriakan, keluarnya keringat, memukul-mukul, menangis, atau bahkan
halusinasi.

Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai


karakteristik klinis dan patofisiologis yang sama. Individu jarang sadar secara spontan
dan bahkan ketika setengah sadar ia tidak mengenal keadaan disekitarnya dan tidak
dapat ditenangkan selama serangan itu masih berlangsung.

Gambaran klinis teror tidur sebagai berikut:

a. Gejala utamanya yaitu satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan
berteriak karena panic, disertai anxietas (kecemasan) yang hebat, seluruh tubuh
bergetar dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar-debar, napas cepat,
pupil melebar dan berkeringat.

b. Episode ini dapat berulang dan lamanya setuap episode berkisar 1-10 menit, dan
biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam.

c. Relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi
keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun
biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.

d. Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada sangat minimal (biasanya terbatas pada
satu atau dua bayangan yang terpilah-pilah).

e. Tidak ada bukti gangguan organik.

f. Penyebab teror tidur

Gangguan tidur tersebut diatas biasanya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman


yang menimbulkan tegangan dalam pola hidup atau kegiatan individu sehari-hari.
Mungkin kedua macam gangguan tidur itu secara tidak teratur sebagai respon terhadap
peristiwa tertentu yang mengganggu atau mungkin juga terjadi berulang-ulang dan
rupanya berputar sekitar konflik atau keadaan emosi tertentu.

2.5 10 Macam Teror Yang Selalu Menghantui Tidur

Di dalam sehari 24 jam kita sudah melakukan banyak hal misalnya bekerja atau
kegiatan lainnya. Dan suatu kewajaran jika kita merasa lelah. Dan senjata yang paling
ampuh pastinya adalah tidur yang nyenyak. Ya, seperti yang telah kita ketahui tidur
semestinya bisa membuat kita tenang dan rileks setelah seharian bekerja. namun tak
selamanya tidur itu berjalan dengan mulus. Tak sedikit gangguan bahkan teror yang
masih sering menghantui tidur kita. dan tak jarang teror tersebut sering hadir dalam
tidur kita berupa mimpi buruk atau hal sangat mengganggu lainnya. Dan ternyata tidak
sedikit bentuk teror tersebut. untuk lebih jelasnya, mari kita simak beberapa

Macam Teror Yang Selalu Menghantui Tidur dbawah ini yang juga menjadi hal yang
perlu anda waspadai

a. Gangguan Mimpi Buruk

Orang dengan gangguan mimpi buruk sering terbangun dengan keringat dingin dan
kenangan buruk dalam mimpi yang mengerikan. Hal ini juga akan mengganggu kualitas
hidupnya. Karena sebagian dari mereka mungkin takut untuk tidur.

Stres dan kurang tidur adalah pemicu utama mimpi buruk. Menurut American Sleep
Association (ASA) beberapa obat juga dapat memicu mimpi buruk. Pada kasus yang
berat, konseling atau obat penenang mungkin diperlukan untuk meredakan kecemasan
yang mendasari mimpi buruk.

b. Tidur Sambil Berjalan (Sleepwalking)

Sekitar 15 persen orang dewasa kadang-kadang terbangun dan berjalan seenaknya di


sekitar rumah masih dalam keadaan tidur. Pada anak-anak, jumlahnya bahkan lebih
tinggi.

Sleepwalking bisa dipicu oleh stres, tidur tidak nyenyak, dan genetika. Orang yang tidur
sambil berjalan dapat melakukan apa saja. Mereka mengerti arah, dapat memindahkan
perabot atau membuka pintu.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2003 dalam jurnal Molecular Psychiatry,
menemukan bahwa 19 persen orang dewasa yang berjalan dalam tidur terluka saat
melakukan serangan malam mereka.
Jatuh merupakan bahaya terbesar, jadi jika Anda punya kebiasaan mengigau dan
berjalan saat tidur, para ahli menyarankan Anda memindahkan kabel listrik dan jauhkan
tempat tidur dari tangga

c. Teror Malam

Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir adalah gejala orang yang


mengalami teror malam. Tidak seperti mimpi buruk yang terjadi selama tidur, teror
malam terjadi biasanya terjadi di awal malam. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak.
Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba akan duduk tegak, mata terbuka,
meskipun sebenarnya mereka tak melakukan pandangan. Penyebab pastinya belum
diketahui. Tapi demam, tidur tidak teratur dan stres dapat memicu teror malam.
Untungnya menurutnya ASA, teror malam akan berkurang seiring usia.

d. Halusinasi Mengantuk

Kita biasa melihat hal-hal aneh dalam mimpi. Tapi bagaimana jika kita melihatnya
saat sedang tidak bermimpi? Ini disebut dengan hypnagogic hallucination yang terjadi
selama transisi dari bangun tidur. Orang yang mengalami hypnagogic hallucination
biasanya mendengar suara-suara atau melihat hal-hal aneh di kamar mereka.

e. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)

Sindrom kepala meledak tidak benar-benar meledakkan kepala. Gangguan ini terjadi
selama tidur nyenyak, ketika orang tiba-tiba bangun dengan terkejut oleh suara keras
dan tajam. Tidak ada rasa sakit atau bahaya yang terjadi pada sindrom ini. Penyebab
pasti sindrom kepala meledak pun belum diketahui, tapi diyakini hal ini terkait dengan
penyakit serius.

f. Kelumpuhan Tidur (Sleep Paralysis)

Selama tidur, aktivitas dan otot-otot tubuh menjadi tidak bergerak. Ini kelumpuhan
sementara, meskipun kadang-kadang kelumpuhan tetap ada bahkan setelah orang
terbangun. Biasanya kelumpuhan tidur diikuti dengan halusinasi. Orang yang
mengalami kelumpuhan tidur merasa ditindih dan tercekik.

g. Perilaku gangguan REM (Rapid-Eye-Movement)

Gangguan perilaku tidur REM terjadi paling sering pada orang dewasa yang lebih
tua, dan dapat merupakan gejala penyakit Parkinson, gangguan neurologis degeneratif.
h. Gangguan tidur yang berhubungan dengan makanan

Orang dengan gangguan ini akan makan pada saat malam hari. Biasanya orang yang
mengalami ini akan kehilangan sedikit memori di keesokan harinya. Beberapa kasus
cukup membahayakan, karena mereka bisa saja menggunakan pisau atau menyalakan
kompor.

i. Seksomnia

Seksomnia atau atau Sexual Behaviour in Sleep (SBS) adalah kebiasaan seksual
yang terjadi ketika seseorang sedang tidur. Seksomnia dapat mengganggu (erangan
seksual yang keras), berbahaya (masturbasi merugikan) atau bahkan kriminal
(kekerasan seksual atau pemerkosaan).

j. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan atau ketidakmampuan untuk tidur nyenyak. Hal ini dapat
menyebabkan iritasi dan kurangnya konsentrasi pada siang hari, dan jangka panjang
kurang tidur dapat benar-benar berbahaya. Kurang tidur telah dikaitkan dengan obesitas,
tekanan darah tinggi dan serangan jantung, di antara gejala buruk lainnya.

2.6 Dampak Kurang Tidur

a. Kurang tidur dapat menyebabkan terganggunya konsentrasi

hal ini dikarenakan otak kita mengalami kelelahan sehingga memacu mata dan
mempengaruhi tubuh menjadi lemas.

b. Kurang tidur membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit.

Hal ini terjadi akibat dari melemahnya sistem kekebalan tubuhsehingga penyakit dapat
dengan mudah menyerang.

2.7 Manfaat tidur cukup

a. Meningkatkan konsentrasi

b. Meningkatkan daya tahan tubuh

c. Mengingatkan energi

2.8 Tips Agar Tidur Nyenyak

a. Berolahraga
b. Membuat jadwal tidur

c. Jangan mengonsumsi makanan berat sebelum tidur

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif. Yang dimaksud


dengan penelitian deskriptif adalah penelitian dengan cara menggambar suatu hasil
penelitian secara spesifik. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif survei.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan pada hari selasa, 13 Oktober 2020

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data penulis menggunakan kuisioner. Dalam


kuisioner tersebut berisi pertanyaan analisi tidur cukup bagi kesehatan. Dengan
kuisioner penulis dapat menyimpulkan melalui jumlah responden yang menjawab
pertanyaan.

3.4 Variabel Fokus Penelitian

1. Variabel indepen

Variabel independent dari penelitian ini adalah tidur

2. Variabel dependent

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah manfaat tidur cukup bagi kesehatan
3.5 Definisi Operasional

1. Tidur adalah proses istirahat untuk mengembalikan energi yang hilang.


2. Kesehatan adalah keadaan yang menggambarkan tubuh terhindar dari segala
penyakit

3.6 Analisis Data

Dari kuisioner tersebut terkumpul jawaban dari 30 mahasiswa yang di kirim melalui
media sosial. Setelah terkumpul jawaban-jawaban tersebut penulis melakukan analisis
data dari jawaban kuisioner tersebut.

3.7 Etika Penelitian

1. Menjaga kerahasiaan identitas responden sehingga tidak terjadi kerugian dalam


penelitian ini
2. Berharap penelitian ini memberi manfaat kepada semua pihak sesuai dengan
manfaat penelitian ini.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Orang Yang Sering Tidur Siang


Sering tidur siang Frekuensi (%)
Pernah 7 20,6%
Tidak pernah 27 79,4%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 1 di dapatkan hasil dari 34 responden yang tidur sering tidur siang
adalah sebanyak 7 responden (20,6%).

Tabel 2 Distribusi frekuensi mahasiswa mengetahui manfaat tidur cukup bagi


kesehatan yang benar
Mengetahui manfaat tidur frekuensi (%)
cukup bagi kesehatan yang
benar.
Tahu 3 8,8%
Tidak tahu 31 91,2%
Jumlah 34 100%

Berdasarkan tabel 2 di dapatkan hasil dari 34 orang yang mengetahui manfaat tidur
cukup bagi kesehatan yang benar.

Tabel 3. Distribusi frekuensi faktor orang yang melakukan pola tidur cukup
Faktor Frekuensi (%)
mempunyai banyak suatu 24 80%
aktivitas
Sudah terbiasa 10 20%
jumlah 34 100%

Berdasarkan tabel 3 di atas di dapatkan hasil dari 34 responden faktor orang yang
melakukan pola tidur cukup karena mempunyai banyak aktivitas yaitu sebanyak 24
responden (80) dan yang karena sudah terbiasa adalah sebanyak 10 responden (80%)

Tabel 4. Distribusi persepsi orang yang berdampak baik dan buruk terhadap pola tidur
yang cukup
Dampak Frekuensi (%)
Baik 30 80%
Buruk 4 20%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan tabel 4 di dapatkan hasil dari 34 responden, persepsi dampak baik adalah
sebanyak 30 (80%) dan yang berdampak buruk adalah sebanyak 4 (20%)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data kuisioner yang di dapat bahwa mayoritas responden adalah tidak
banyak yang melakukan pola tidur cukup karena biasanya orang jarang tidur pada siang
hari karena kesibukan yang mereka jalani. Padahal tidur sangat bermanfaat bagi
seseorang, karena tidur siang akan memulihkan tenaga tubuh setelah digunakan dalam
aktivitas dan dapat memulihkan tenaga tubuh untuk aktivitas yang akan mereka jalani.
Tidur merupakan sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan dan juga suatu keadaan dibawah sadar dimana
seseorang itu masih dapat untuk dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau
dengan rangsang lainnya. Manusia normal pada umumnya melakukan aktivitas ini,
meskipun hanya satu jam tiap hari. Pola tidur yang sehat tentunya kita butuhkan dalam
kehidupan sehari – hari. Baik itu dalam hal kualitas tidur yang baik maupun kwantitas
tidur yang baik pula. Dengan kita berpola pada tidur yang sehat maka tidur yang kita
lakukan dapat bermanfaat bagi kesehatan. Aktivitas tidur yang kita lakukan bukan
hanya sebagai suatu bentuk istirahat saja namun juga dapat sebagai bentuk menjaga
kesehatan tubuh manusia.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif terhadap
rangsang internal.
 Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu fase rapid eye
movement (REM) disebut juga active sleep, fase nonrapid eye movement
(NREM) disebut juga quiet sleep.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu : penyakit, latihan dan kelelahan,
stres
psikologis, obat, nutrisi, lingkungan, motivasi.

 Gangguan teror tidur : Teror tidur (night terrors) adalah keadaan menakutkan
yang muncul selama tidur, disertai dengan teriakan, keluarnya keringat,
memukul-mukul, menangis, atau bahkan halusinasi.
 Penyebab teror tidur : Gangguan tidur tersebut diatas biasanya berkaitan dengan
pengalaman-pengalaman yang menimbulkan tegangan dalam pola hidup atau
kegiatan individu sehari-hari. Mungkin kedua macam gangguan tidur itu secara
tidak teratur sebagai respon terhadap peristiwa tertentu yang mengganggu atau
mungkin juga terjadi berulang-ulang dan rupanya berputar sekitar konflik atau
keadaan emosi tertentu.
 Perawatan : Beberapa ahli klinik berpendapat bahwa penyebab utama mimpi
yang mengerikan adalah hipoglisemia (hypoglycemia) --- kadar gula rendah
dalam darah --- dan melaporkan keberhasilan dalam perawatannya dengan
menambah karbohidrat pada makan malam atau sebelum pergi tidur.

5.2 Saran

Biasanya orang jarang tidur pada siang hari karena kesibukan yang mereka
jalani. Padahal tidur sangat bermanfaat bagi seseorang, karena tidur siang akan
memulihkan tenaga tubuh setelah digunakan dalam aktivitas dan dapat memulihkan
tenaga tubuh untuk aktivitas yang akan mereka jalani tidurlah dengan teratur agar
kesehatan kita masih tetap terjaga

DAFTAR PUSTAKA

Styawan. 28 November 2011. Pebedaan REM dan NREM.


http://styawan.mhs.unimus.ac.id/

2011/11/28/perbedaan-rem-dan-nrem/. Diunduh pada tanggal 20 desember 2015 Pukul


18:00 WIB
Scribd.Skripsi Full.http://www.scribd.com/doc/45480624/Skripsi-Full. Diunduh pada
tanggal

20 Desember 2015 Pukul 17:50 WIB


Psychology mania. Fungsi tidur bagImanusia.

http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-tidur-bagi-manusia.html.
Diunduh pada tanggal 20 Desember 2015 Pukul 17:55 WIB.
Hidayat,A. Azis Alimul dan Uliyah.2009.Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk

Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.

http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-dan-tidur4ns/
HIDAYAT, A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:Salemba

Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Uliyah.2006.Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk

Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

LAMPIRAN

No. Unique Plagiarisme


1. Abstrak 100% 0%
2. Kata pengantar 100% 0%
3. Bab I pendahuluan 50% 50%
4. Bab II Tinjauan Materi 68% 32%
5. Bab III Metode Penelitian 100% 0%
6. Bab IV Hasil Dan Pembahasan 73% 27%
7. Bab V Kesimpulan Dan Saran 70% 30%

1.Abstrak
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
2.Kata Pengantar
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
3.Bab I Pendahuluan
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
4.Bab II Metode Penelitian
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
5.Bab III Tinjauan Materi
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
6.Bab IV Hasil dan Pembahasan
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
7.Bab V Penutup
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/

Anda mungkin juga menyukai