Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENCEGAHAN HAZARD PSIKOSOSIAL

Nama Kelompok:

1. Aisyah 142011915001

2. Alriza Endri Saputra 142011915002


3. Andela Pitaloka 142011915003
4. Chintya Ditha Natasyah 142011915007
5. Cindy Ratnasari 142011915008
6. Yunita Sari 142011915032

Mata kuliah : Keselamatan Kesehatan Kerjan II

Prodi : Ilmu Keperawatan ( Semster 5 )

Dosen Pembimbing : Ns. Abdul Syafe’I,S.Kep.,M.Kes

ILMU KEPERAWATAN STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

0
2021/2022

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
karunia-Nya kami dapat meyelesaikan makalah ini yang berjudul “UPAYA PENCEGAHAN
HAZARD PSIKOSOSIAL”, walau masih banyak kekurangan, kritik dan saran sangat kami
harapkan agar dapat lebih baik lagi dikemudian hari.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah kami ini bermanfaat,
kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan.

Palembang, 29 Desember 2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................2

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................3

1.1........................................................................................................................................Latar
Belakang........................................................................................................................3
1.2........................................................................................................................................Rumusa
n Masalah.......................................................................................................................4
1.3........................................................................................................................................Tujuan
.......................................................................................................................................4
1.4........................................................................................................................................Manfaat
.......................................................................................................................................4

BAB 2. PEMBAHASAN....................................................................................................5

2.1. Definisi Hazard.............................................................................................................5

2.2. Bahaya Psikososial.......................................................................................................5

2.3. Kategori Hazard Psikososial.........................................................................................6

2.4. Pengenalan Potensi Bahaya di Tempat Kerja ..............................................................8

2.5. Potensi Bahaya Psiko-Sosial........................................................................................8

2.6. Upaya Pencegahan Hazard...........................................................................................10

BAB 3. PENUTUP..............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11

2
3.2 Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin
keselamatan pasien, melalui penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya kesalahan,
mengurangi rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan
pelayanan yang optimal (canadian nursing association, 2004). International council nurse (2002)
mengatakan bahwa keselamtan pasien merupakan hal mendasar dalam mutu pelayanan
keperawatan. Peningkatan keselamatan pasien meliputi tindakan nyata dalam rekrukmen,
pelatihan dan retensi tenaga profesional, pengembangan kinerja, menejemen resiko dan
lingkungan yang aman, pengendalian infeksi, penggunaan obat-obatan yang aman, peralatan dan
lingkungan perawatan yang aman serta akumulasi pengetahuan ilmiah yang terintegrasi serta
berfokus pada kesekamatan pasien yang di sertai dengan dukungan infrastruktur terhadap
pengembangan yang ada.Menurut international of medicine keselamatan pasien yang di
definisikan sebagai freedom from accidential injury di sebabkan karena erorr yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.

Penulis berpendapat keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang aman yang di lakukan
oleh setiap tenaga kesehatan yang di mulai dari asessment, identifikasi sampai dengan analisis
kejadian yang bertujuan untuk menngkatkan mutu pelayanan kesehatan.

3
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit menurut meliputi terciptanya budaya keselamatan
pasien di rumah sakit,meningkatnya akuntalitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat,menurunnya kejadian tidak di harapkan (KTD) di rumah sakit,dan terlaksananya
program-program pencengahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapakan.

Menurut institusi of medicine (IOM) (2008) tujuan keselamatan pasien ini diantaranya
pasien aman (terhindardari cedera),pelanayanan menjadi lebih efektif dengan adanya bukti yang
kuat terhadap terapi yang perlu atau tidak perlu diberikan ke pasien,berfokus pada nilai dan
kebutuhan pasien,pengurangan waktu tunggu pasien dalam menerima pelayanan dan efisien
dalam penggunaan sumber-sumber yang ada.

Penulis berpendapat tujuan keselamatan pasien antara lain terciptanya budaya keselamatan
pasien,menurunnya kejadian yang tidak aman bagi pasien (menurunnya KTD,KNC,kejadian
sentinel).memberikan kepuasan bagi pasien maupun pihak internal rumah sakit sendiri,dan mutu
pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.tujuan keselamatan pasien sebagai arah dalam mencapai
visi kedepan yaitu terciptanya penerapan keselamatan pasien.

1.2. RumusanMasalah
2. Apa Definsisi Hazard ?
3. Apa yang Dimaksud Bahaya Psikososial ?
4. Apa Saja Kategori Hazard Psikososial ?
5. Jelaskan Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja ?
6. Bagaimana Potensi bahaya Psiko-sosial ?
7. Bagaimana Upaya Pencegahan Hazard ?
1.3. Tujuan
2. Untuk Mengetahui Definsisi Hazard
3. Untuk Mengetahui Bahaya Psikososial
4. Untuk Mengetahui Kategori Hazard Psikososial
5. Untuk Mengetahui Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
6. Untuk Mengetahui Potensi bahaya Psiko-sosial
7. Untuk mengetahui Upaya Pencegahan Hazard
1.4. Manfaat

4
Membuat kita mengetahui dan menambah wawasan baru dalam mengetahui Definsi Hazard,
Bahaya Psikososial, Kategori Hazard Psikososial, Pengenalan Potensi Bahaya di Tempat Kerja,
dan Potensi Bahaya Psiko-sosial. Sehingga, mahasiswa mampu memahami dan membuat resume
setelah proses pembelajaran kelengkapan materi dan mahasiswa mampu memahami dan
membuat resume setelah ketepatan jawaban dalam resume.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Hazard

Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazards adalah sesuatu yang berpotensi menjadi
penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari
lingkungan kerja.

Menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazards” yang sering disebut potensi
bahaya merupakan sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian baik material,
lingkungan maupun manusia.

Safety Engineer Career Engineer Career Workshop (2003) mendefinisikan Hazard


sebagai kondisi fisik yang berpotensi menyebabkan kerugian / kecelakaan bagi manusia atau
lingkungan. Ketika hazard timbul, maka peluang terjadinya efek-efek yang buruk tersebut akan
muncul.

2.1. Bahaya Psikososial

Banyak peneliti yang mengobservasi bahwa kondisi kerja tidak hanya menimbulkan
penyakit akibat kerja tetapi juga memegang peranan penting dalam hal kesehatan pekerja. Aspek
psikologi dari pekerjaan telah menjadi subjek penelitian sejak 1950 ( Jonhson, 1996; sauter at al.,
1998 ). Awalnya psikologi hanya ditujukan pada hambatan pekerja untuk beradaptasi terhadap
aturan kerja daripada terhadap potensi bahaya dari karakteristik lingkungan kerja yang mungkin

5
dirasakan pekerja ( Gardell, 1982). Tetapi dengan penelitian tentang lingkungan kerja
psikososial dan psikologi kerja pada tahun 1960 ( Johnson & Hall, 1996 ) fokus pembahasan
telah beralih dari perspektif individu ke arah pengaruh dari aspek lingkungan kerja terhadap
kesehatan.

Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja,
organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan
sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi
pekerja (Cox & Griffiths, 2002) dalam Research on Work-Related Stress 2002.

Bahaya psikososial dapat disimpulkan menjadi beberapa aspek berdasarkan kategori


karakteristik kerja, organisasi dan lingkungan kerja dimana dapat menyebabkan bahaya
( hazardous ). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kerja dapat digunakan untuk
menggambarkan bahaya kaitannya dengan hubungan kerja ( context to work ) atau isi dari
pekerjaan ( content of work ). Kondisi yang tak pasti dari aspek kerja ini dapat menimbulkan
stress dan berbahaya bagi kesehatan. Banyak dari berbagai kejadian penyakit berhubungan
dengan psikologi kesehatan dan berisiko terkena penyakit jantung.

Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam keluarganya, kemudian ketika dia
sedang bekerja, dia selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak fokus, sehingga ada
kemungkinan dia akan mendapatkan kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan.

Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
seperti :

1. Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,
temperamen atau pendidikannya.
2. Sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai.
3. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat
kurangnya latihan kerja yang diperoleh.
4. Hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
5. Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja adalah agar produktivitas
kerja dapat tetap terjaga.

6
2.3. Kategori Hazard Psikososial

Kategori kondisi yang menggambarkan bahaya Context to work fungsi dan budaya
organisasi komunikasi yang buruk, rendahnya dukungan untuk pemecahan masalah dan
pengembangan pribadi, kurangnya pemahaman terhadap tujuan organisasiPeran dalam
organisasiAmbiguitas dan konflik peran, tanggung jawab terhadap orang lainPengembangan
karir ketidakpastian dan stagnasi karir, underpromotion atau overpromotion, insentif yang buruk,
rendahnya nilai sosial terhadap pekerjaan latitude keputusan/ pengendalian partisipasi yang
rendah pada pembuatan keputusan, kurangnya pengendalian terhadap pekerjaan (pengendalian,

khususnya pada bentuk partisipasi, termasuk juga konteks dan wider organizational
issue). Hubungan interpersonal pada pekerjaan Isolasi sosial atau fisik, buruknya hubungan
dengan atasan, konflik interpersonal, kurangnya dukungan sosial Home-work interface konflik
demand of work and home, dukungan rendah dari rumah, masalah dualisme karir lingkungan
kerja dan perlengkapan kerja masalah yang berkaitan dengan reliabilitas, ketersediaan,
kesesuaian, serta pemeliharaan atau perbaikan terhadap peralatan dan fasilitas desain tugas
kurangnya keragaman dari siklus singkat kerja, fragmented atau meaningless work, underuse of
skills, tingginya ketidakpastianBeban kerja/ workpace beban kerja lebih atau kurang, kurangnya
pengendalian terhadap over pacing, tingginya tingkat tekanan waktu jadwal kerja waktu gilir
kerja, jadwal pekerjaan yang tidak fleksibel, waktu kerja yang tidak dapat diprediksi, waktu yang
panjang atau unsocial.

Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik
fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini
dengan baik maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan
mengalami gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja keryawan.

Gejala stress :

1. Kepuasan kerja rendah.


2. Kinerja yang menurun.
3. Semangat dan energi menjadi hilang.
4. Komunikasi tidak lancer.

7
5. Pengambilan keputusan jelek.
6. Kreatifitas dan inovasi kurang.
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
8. Pengelolaan stress dapat dilakukan melalui.
9. Pendekatan individu dann organisasi.

Gangguan emosional yang timbul :

1. Cemas
2. Gelisah
3. Gangguan kepribadian
4. Penyimpangan seksual
5. Ketagihan alkohol dan psikotropika, Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah
potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa
stress
.
2.4. Pengenalan Potensi Bahaya di Tempat Kerja

Merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit
akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal
atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :

1. Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri

2. Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan,
yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil
akhir

3. Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang
melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik
maupun psikis.

2.5. Potensi Bahaya Psiko-sosial

8
Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenaga kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja
yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam
organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

Faktor psikososial utama yang berperan adalah stress, dimana stressor kerja dapat berupa
hubungan antar pekerja maupun beban kerja (secara kuantitatif atau kualitatif).

Hasil studi di Jepang menunjukkan bahwa:

Kelelahan fisik akibat kerja sebesar 70 – 74%

Kelelahan mental akibat kerja sebesar 73 – 75% (lebih tinggi)

Penderita jantung koroner memiliki waktu kerja lebih dari 60 jam per minggu tinggi)

Di Indonesia, stress akibat kerja juga dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti
jantung koroner, gangguan mental emosional, gangguan haid, gangguan tidur, abortus, dsb.

Seorang manusia pada hakikatnya akan selalu menerima rangsangan (baik fisik, kimia,
biologis, maupun psikis) dan menimbulkan reaksi atas hal tersebut. Pengalaman ini akan direkam
dalam memori, kemudian nantinya akan menentukan reaksi seseorang dalam menghadapi
masalah serupa atau lainnya. Tentunya, pengalaman yang berbeda akan membuat orang bereaksi
secara berbeda pula. Bentuk reaksi ini dapat timbul dalam 2 pilihan: distress atau stress.

Stress merupakan suatu sindrom berupa respon non-spesifik dari organisme terhadap
rangsangan dari luar dirinya. Sementara itu, stress kerja merupakan reaksi terhadap suatu stressor
(pemicu/sumber stress) yang ada di tempat kerja, umumnya merupakan hasil akumulasi.

Yang dapat menjadi sumber stress di pekerjaan antara lain:

Lama waktu bekerja (sekian tahun), posisi (jabatan), tugas, kewajiban, tanggung jawab sebagai
pengawas, dsb.

9
Faktor intrinsik dalam pekerjaan: kesesuaian lingkungan/orang dan kepuasan kerja, peralatan,
pelatihan, shift kerja, kerja overload atau underload, bahaya fisik, harga diri terkait pekerjaan

Peranan dalam organisasi: ambiguitas peran, konflik peran, tanggung jawab orang-orang, batas-
batas organisasional

Perkembangan karir: dipromosikan/tidak, kurangnya keamanan kerja, ambiguitas pekerjaan di


masa yang akan datang, status congruency, kepuasan terhadap bayaran.

Hubungan / dukungan sosial: dengan kolega, supervisor, bawahan

Struktur dan iklim organisasional: politik, konsultasi/komunikasi, partisipasi dalam membuat


keputusan, dsb.

2.6. Pengontrolan Bahaya Psikososial

Upaya pegendalian atau pencegahan bahaya resiko, terhadap stress kerja padakaryawan ,
kegelisahan, depresi , penghargaan diri yang kurang sampai meningkatnyagejala penyakit
jantung.

1. Elimination adalah menghilangkan semua faktor risiko dari process kerja yangmenjadi
sumber bahaya.
2. Substitution adalah Mengganti hal-hal yang mempunyai pengaruh berbahayaterhadap
psikis dan fisik pekerja
3. Minimasi adalah Memperkecil kemungkina timbulnya bahaya
4. Engineering Control adalah pendekatan secara teknik misalnya : penilaiankinerja pekerja,
5. Administrative Control adalah pengawasan terhadap keputusan atau peraturan- peraturan
yang telah disepakati bersama.
6. Supervisi atau bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja sehinggafaktor resiko
timbulnya bahaya dapat dikurangi
7. PPE atau APD : Sebagai pelindung antara pekerja dan hal-hal pencetus bahaya dengan
pemahaman pekerja yang baik dan pendekatan diri terhadap

10
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keselamatan pasien adalah bebas dari cideran fisik dan psikologis yang menjamin
keselamatan pasien, melalui penetapan system operasional, meminilisasi terjadinya kesalahan,
mengurangi rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan
pelayanan yang optimal (canadian nursing association, 2004)

Suardi R. (2005) menyatakan bahwa hazards adalah sesuatu yang berpotensi menjadi
penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari
lingkungan kerja.

Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja,
organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan
sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi
pekerja ( Cox & Griffiths, 2002 ) dalam Research on Work-Related Stress 2002.

Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik
fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini
dengan baik maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan
mengalami gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja keryawan.

Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui


pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya
pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi.

Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenaga kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan

11
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja
yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam
organisasi kerja.

3.2. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang dapat di pertanggung jawabkan.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami sendiri
sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini rekan mahasiswa
Perawat lebih memahami tentang Upaya Mencegah Hazard Psikososial serta untuk lebih
menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa yang akan datang.

12
Daftar Pustaka

Hadi, Irwan. 2016. Manajemen Keselamtan Pasien ( Teori& Aplikasi ). Yogyakarta:Deepublish,


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/IV_FAKTOR_ERGONOMI_PSIKOLOGI.pdf

http://okleqs.wordpress.com/category/identifikasi-bahaya/Diakses12 Desember 2013

http://hanosen.com/pemahaman-tentang-bahaya-hazard/Diakses12 Desember 2013

http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/penelitian/210603031/5153BAB2.pdf/.

http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/.

13

Anda mungkin juga menyukai