Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENERAPAN TEORI SELF

CARE OREM PADA ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH

NAMA : Cindy Ratnasari

NIM : 142011915008

PRODI : Ilmu Keperawatan

SEMESTER :5

MATA KULIAH : Keperawatan Medical Bedah III

DOSEN PEMBIMBING : NS. M. Rahmadani Firmansyah, M.Kep

STIK SITI KHADIJAH

TAHUN AJARAN 2021/2022


JUDUL TUJUAN POPULASI METODE HASIL PEMBAH ANALISIS
ASAN THINKING
ANALISIS keperawatan Jumlah Penelitian Karakteristi Diagnostic Penerapan
PENERAPAN yang bertujuan seluruh deskriptif k pasien operations model Self Care
TEORI SELF meningkatkan diagnosa eksploratif pada tabel 1 merupakan Orem pada
CARE OREM kemampuan keperawatan dengan menunjukan proses gangguan sistem
PADA ASUHAN pasien baik pada 35 populasi bahwa untuk muskuloskeletal
KEPERAWATA fisiologis pasien dalam sebagian menentukan mampu
N PASIEN maupun kelolaan penelitian besar masalah meningkatkan
DENGAN psikologis, adalah 22 ini adalah berjenis dan kemampuan
GANGGUAN wholly diagnosa 35 pasien kelamin diagnosa melakukan
SISTEM compensatory keperawatan yang laki- laki keperawata asuhan
MUSKULOSKE sewajarnya dengan menjalani sebanyak n. Diagnosa keperawatan
LETAL hanya dalam jumlah 181 perawatan 28 pasien keperawata terutama dalam
beberapa hari diagnosa. di RS (80%) dan n hal
(Bromley, Diagnosa dengan pendidikan ditentukan meningkatkan
1980; dalam keperawatan gangguan pasien berkaitan kemandirian
Mentro, 1999). pada pasien sistem paling dengan self pasien dengan
Hambatan gangguan muskulosk banyak care memperhatikan
untuk sistem eletal yang SMA demand. unsur fisiologis,
meningkatkan muskuloskel menjalani berjumlah Penentuan psikologis, dan
kemampuan etal dapat rawat inap. 15 orang self care budaya secara
pasien adalah dilihat pada Variabel (42,9%). demand menyeluruh.Mo
kesadaran tabel 2. penelitian Informasi dilakukan del self care
pasien dan Berdasarkan ini adalah umum yang dengan Orem dapat
keluarga. tabel 2 asuhan pada tabel 1 dasar digunakan
Pasien masih menggambar keperawata menunjukan pengkajian dalam
harus kan bahwa n bahwa pada basic menerapkan
diarahkan diagnosa berdasarka sebagian conditionin asuhan
untuk keperawatan n teori self besar kasus g factor keperawatan
melakukan yang paling care Orem. gangguan yang yang dapat
beberapa banyak Sub sistem dilanjutkan dimodifikasi
kegiatan adalah nyeri variabel muskuloske universal, sesuai
intervensi. dimana penelitian letal adalah developmen kebutuhan
Keluarga semua kasus adalah fraktur tal, dan ruangan dengan
masih kelolaan diagnostic ekstemitas deviation bentuk yang
membantu mengalami operation, bawah self care. lebih mudah
pasien nyeri prescriptiv sebanyak Refleksi dipahami.
walaupun sebanyak 35 e 17 orang data
sebenarnya orang operation, (48,6%), dilakukan
pasien dapat (100%), regulation sementara dengan
melakukannya apabila operation, tindakan melihat
secara mandiri berdasarkan dan control ortopedi keadekuata
sehingga jumlah operation. yang n dari self
bantuan seluruh Metode dilakukan care sebagai
keluarga diagnosa penarikan paling proses akhir
merupakan kasus sampel banyak dari tahap
bentuk kelolaan dengan adalah ini untuk
ketergantunga nyeri mengguna ORIF menetukan
n secara sosial. sebanyak 35 kan kuota sejumlah 7 self care
Keterbatasan diagnosa sampling orang deficit
didefinisikan (19,34%). sebanyak (20%) serta (Alligood &
sebagai Diagnosa 35 pasien. traksi dan Tomay,
ketergantunga keperawatan ORIF 2006).
n secara sosial kedua yang Penerapan sebanyak 7 Diagnosa
terhadap orang paling asuhan orang keperawata
lain untuk banyak keperawata (20%). n
ketercapaian ditegakan n Diagnosa menggamba
kehidupan dan selanjutnya berdasarka keperawata rkan akan
kesehjateraan adalah n teori self n ketidakadek
yang keterbatasan care Orem menggamba uatan
dipengaruhi mobilitas dilakukan rkan akan pemenuhan
persepektif fisik dari ketidakadek self care
fungsional dan sebanyak 34 pengkajian uatan terhadap
sosial (Orem, diagnosa sampai pemenuhan universal
1991 dalam (18,78%), evaluasi. self care self care
Schmidt, yang Pengkajian terhadap requisites,
2008). Theory ditemukan dilakukan universal developmen
nursing system pada 34 berdasarka self care tal self care
merupakan kasus n basic requisites, requisites,
usulan kelolaan conditionin developmen dan health
tindakan (97,14%). g factor, tal self care deviation
perawatan Diagnosa perumusan requisites, self care
pada manusia, keperawatan diagnosa dan health requisites.
sistem ketiga yang keperawata deviation
tindakan yang paling n self care
ditampilkan banyak berdasarka requisites.
(didesain dan ditegakkan n Jumlah
dihasilkan) selanjutnya diagnostic seluruh
oleh perawat adalah operation, diagnosa
dimana gangguan serta keperawata
perawat integritas intervensi n pada 35
sebagai agen jaringan merujuk pasien
untuk melatih sebanyak 31 pada kelolaan
seseorang diagnosa Nursing adalah 22
dengan (17,13%), Interventio diagnosa
kesenjangan yang n keperawata
kesehatan, ditemukan Classificati n dengan
atau kesehatan pada 31 on dimana jumlah 181
diasosiakan kasus setiap diagnosa.
keterbatasan kelolaan aktivitas Diagnosa
dalam self care (88,57%). dalam keperawata
atau dependen intervensi n pada
care. Nursing dikelompo pasien
system kan sesuai gangguan
merupakan method of sistem
rangkaian dari helping. muskuloske
tindakan letal dapat
praktik secara dilihat pada
sengaja/hati- tabel 2.
hati sebagai Berdasarka
penampilan n tabel 2
perawat dalam menggamba
suatu waktu rkan bahwa
saat koordinasi diagnosa
tindakan pada keperawata
pasien dengan n yang
tujaun untuk paling
mengetahui banyak
dan adalah nyeri
menemukan dimana
komponen semua
therapeutik kasus
self care kelolaan
demand pasien mengalami
dan untuk nyeri
melindungi sebanyak
dan mengatur 35 orang
latihan atau (100%),
perkembangan apabila
sebagai pasien berdasarkan
self care jumlah
agency. seluruh
Nursing diagnosa
system kasus
dihasilkan kelolaan
untuk nyeri
individu, sebanyak
seseorang 35 diagnosa
dimana (19,34%).
merupakan Diagnosa
suatu keperawata
dependent care n kedua
unit, anggota yang paling
kelompok banyak
yang memiliki ditegakan
therapeutik selanjutnya
self care adalah
demand keterbatasa
dengan n mobilitas
komponen fisik
atau memiliki sebanyak
keterbatasan 34 diagnosa
yang sama, (18,78%),
sebagai yang
ketentuan ditemukan
dalam self care pada 34
atau dependent kasus
care atau kelolaan
untuk unit (97,14%).
keluarga atau Diagnosa
multipersonal keperawata
(Alligood & n ketiga
Tomay, 2007). yang paling
banyak
ditegakkan
selanjutnya
adalah
gangguan
integritas
jaringan
sebanyak
31 diagnosa
(17,13%),
yang
ditemukan
pada 31
kasus
kelolaan
(88,57%).

Anda mungkin juga menyukai