Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Mata Kuliah : Dr.Sestu Retno D A,S.Kp.,M.Kes

OLEH

ANIK PUJI WIYANTI

NIM 200611001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

TAHUN 2021
TUGAS 1

1. TOPIK : Penatalaksanaan terapi nonfarmakolgi pada pasien hipertermi


dalam keperawatan medikal bedah
2. JUDUL : Pengaruh Kompres Air Dingin Terhadap Perubahan Suhu
Tubuh Pada Pasien Typoid Fever Dengan Hipertermi Di Rumah Sakit
Airlangga Jombang
3. VARIABEL
Variabel Independent : Kompres Air Dingin
Variabel Dependent : Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Typoid Fever
Dengan Hiperterm

TUGAS 2

Revisian tugas 1: disuruh Bu sestu mencari/ganti judul yang baru

1. TOPIK : aktivitas fisik dengan kepercayaan diri pada pasien dibates


mellitus untuk control kadar gula darah
2. Revisi JUDUL : Hubungan Self efficacy dengan aktivitas fisik penderita
Diabetes Mellitus di Poli Dalam RS Airlangga
3. VARIABEL
Variabel Independent : Self Efficacy
Variabel Dependent : aktivitas fisik

Varibel counfonding
1.self efficacy
2.aktivitas fisik
3.penderita diabetes mellitus
TUGAS 3
1. Revisi JUDUL : Hubungan Self efficacy dengan aktivitas fisik penderita Diabetes
Mellitus di Poli Dalam RS Airlangga
2. VARIABEL
Variabel Independent : Self Efficacy
Variabel Dependent : aktivitas fisik
3. KERANGKA TEORI

Model teori orem dalam aplikasi pelayanan keperawatan manusia memiliki


kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Tujuan dari model teori orem membantu
klien merawat dirinya sendiri. Pelayanan keperawatan sangat penting dan dibutuhkan
saat klien tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan atau
social (Aini, 2018). Model konsep keperawatan Orem dikenal sebagai Model Self Care
(perawatan diri) dengan memandang setiap individu mempunyai kemampuan untuk
merawat diri sendiri (self care) untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit (Widyanto, 2014).
Dalam konsep model keperawatan Orem mengembangkan bentuk teori self care,
diantaranya :
1. Perawatan Diri (Self Care)
Menurut Orem self care meliputi :
a) Self Care,
merupakan aktivitas dan inisiatif individu dilaksanakan untuk memenuhi
serta mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan (Widyanto, 2014).
b) Self Care Agency,
merupakan kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri sendiri
dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan, dan lain
sebagainya (Widyanto, 2014).
c) Therapeutic Self Caredemand,
merupakan tuntutan atau permintaan dalam waktu tertentu untuk perawatan
diri menggunakan metode dan alat yang tepat (Widyanto, 2014). d) Self Care
Requisites, merupakan tindakan perawatan diri yang ditujukan untuk
aktivitas sehari-hari (activity daily living) dan secara langsung berhubungan
dengan proses kehidupan manusia dalam upaya mempertahankan fungsi
tubuh. Self care requisites terdiri dari tiga kelompok yaitu universal
(kebutuhan fisiologis dan psikososial), developmental (kebutuhan
perkembangan), dan health deviation (kebutuhan saat individu mengalami
penyimpangan dari keadaan sehat) (Widyanto, 2014).
2. Defisit Perawatan Diri (Self Care Deficit)
Self care deficit merupakan bagian penting dalam segala perencanaan yang
diberikan saat melakukan perawatan. Seseorang sangat 28 membutuhkan
keperawatan saat tubuh tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self care
(Aini, 2018). Dalam pemenuhan self care deficit, Orem membagi bantuan
perawatan yang diberikan menjadi tiga kategori (gambar 2.1), yaitu :
a. System bantuan penuh (wholly compensatory system)
yaitu bantuan yang diberikan secara menyeluruh kepada klien yang tidak
mampu dalam memenuhi kebutuhan mandiri seperti pergerakan,
pengontrolan, ambulasi, serta dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya klien dengan penurunan kesadaran, stroke, fraktur vertebra, dan
klien lain yang tidak mampu mengurus dirinya sendri (Widyanto, 2014).
b. System bantuan sebagian (partially compensatory)
yaitu bantuan yang diberikan secara sebagian kepada klien yang memiliki
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan. Misalnya klien dengan
fraktur femur atau tibia, klien mampu melakukan aktivitas seperti makan,
minum namun membutuhkan bantuan untuk melakukan hal lain seperti
ambulasi (Widyanto, 2014).
c. System pendukung dan edukatif (supporative educative)
yaitu dukungan pendidikan yang diberikan kepada klien yang
memerlukan bantuan belajar, dengan tujuan agar klien mampu melakukan
asuhan keperawatan mandiri. Misalnya klien yang tidak tahu diet untuk
diabetes mellitus sehingga membutuhkan bantuan belajar mengenai diet
tersebut guna mempertahankan bahkan meningkatkan kesehatan
(Widyanto, 2014).29
3. Nursing System
Nursing system didesain perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care deficit, self care
agency dan kebutuhan self care therapeutic maka keperawatan akan diberikan.
Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang diberikan untuk orang-
orang yang di didik dan dilatih sebagai perawat dapat melakukan, mengetahui
dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care therapeutic
mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency (Harmoko, 2016).
4. Agen Keperawatan Agen
keperawatan terdiri dari kemampuan yang dikembangkan dari orang-orang
yang dididik sebagai perawat untuk menjalin hubungan interpersonal meliputi
tindakan, pengetahuan, dan membantu orang-orang dalam memenuhi tuntutan
perawatan diri mereka dan untuk mengatur serta pelaksana dari agen perawatan
diri mereka. Agen keperawatan menggabungkan kemampuan perawat dalam
membantu orang-orang yang ketergantungan perawatan untuk melaksanakan
perawatan yang dijalani mereka (Alligood, 2017)

Perawatan diri

Permintaan Perawatan
Agen Perawatan diri diri

defisit

Agen keperawatan

Gambar Kerangka teori Keperawatan Orem (Alligood,2017)


4. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Perawatan diri :
Self care agency
Therapeutic self and demand
Self care reuqsites

Agen Perawatan Aktivitas fisik


diri : Permintaan Perawatan Diri :
Self efficacy: Cara melakukan perawatan
Level diri dengan menggunakan
Generaliy aktivitas
streght

Defisit Perawatan diri:


Penurunan Kadar Gula darah

agen keperawatan :
1.ASKEP
2.Promosi Kesehatan

Keterangan
: Diteliti
: tidak diteliti

: berhubungan
: berpengaruh

Gambar 2.3 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Self Efficacy dengan


Aktivitas Fisik pada Penderita Diabetes mellitus Di Poli RS Airlangga
Jombang
6.DESAIN PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah dengan model cross sectional yaitu jenis penelitian
yang dapat dilakukan dengan sekali penelitian (Juliansyah Noor, 2015)
7.POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Hidayat, 2014) Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pendertia diabetes mellitus di poli dalam RS Airlangga Jombang pada tanggal 12 Juli
-24 Juli 2021 sebanyak 170 pasien.
8. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Dengan menggunakan rumus
(Nursalam, 2015) : n= 𝑁
1+𝑁 (𝑑)²
Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat signifikansi (p) Jadi : n =
𝑁/ 1+𝑁 (𝑑) 2 n = 170 /1+170(0,05) 2 n = 119 sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang menderita
diabetes mellitus di poli dalam RS Airlangga Sejumlah 119 sampel
9. SAMPLING
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2015). Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah
menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Simple random
sampling adalah jenis pemilihan sampel dengan cara propability yang paling sederhana
yang di seleksi secara acak jika sampling frame kecil nama bisa di tulis di kertas,
diletakkan di kotak di aduk dan diambil secara acak setelah semuanya terkumpul
(Nursalam, 2015).
10. KRITERIA SAMPEL
Kriteria inklusi dalam penelitan ini adalah :
a. Pasien yang bersedia menjadi responden
b. Pasien yang bisa membaca dan menulis
c. Pasien diabetes mellitus usia lebih dari 20 keatas
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Pasien yang tidak sadarkan diri
TUGAS 4
1. Revisi JUDUL : Hubungan Self efficacy dengan aktivitas fisik penderita Diabetes
Mellitus di Poli Dalam RS Airlangga
2. VARIABEL
Variabel Independent : Self Efficacy
Variabel Dependent : aktivitas fisik
3. KERANGKA TEORI

Model teori orem dalam aplikasi pelayanan keperawatan manusia memiliki


kemampuan untuk melakukan perawatan diri. Tujuan dari model teori orem membantu
klien merawat dirinya sendiri. Pelayanan keperawatan sangat penting dan dibutuhkan
saat klien tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan atau
social (Aini, 2018). Model konsep keperawatan Orem dikenal sebagai Model Self Care
(perawatan diri) dengan memandang setiap individu mempunyai kemampuan untuk
merawat diri sendiri (self care) untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit (Widyanto, 2014).
Dalam konsep model keperawatan Orem mengembangkan bentuk teori self care,
diantaranya :
5. Perawatan Diri (Self Care)
Menurut Orem self care meliputi :
d) Self Care,
merupakan aktivitas dan inisiatif individu dilaksanakan untuk memenuhi
serta mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan (Widyanto, 2014).
e) Self Care Agency,
merupakan kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri sendiri
dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan, dan lain
sebagainya (Widyanto, 2014).
f) Therapeutic Self Caredemand,
merupakan tuntutan atau permintaan dalam waktu tertentu untuk perawatan
diri menggunakan metode dan alat yang tepat (Widyanto, 2014). d) Self Care
Requisites, merupakan tindakan perawatan diri yang ditujukan untuk
aktivitas sehari-hari (activity daily living) dan secara langsung berhubungan
dengan proses kehidupan manusia dalam upaya mempertahankan fungsi
tubuh. Self care requisites terdiri dari tiga kelompok yaitu universal
(kebutuhan fisiologis dan psikososial), developmental (kebutuhan
perkembangan), dan health deviation (kebutuhan saat individu mengalami
penyimpangan dari keadaan sehat) (Widyanto, 2014).
6. Defisit Perawatan Diri (Self Care Deficit)
Self care deficit merupakan bagian penting dalam segala perencanaan yang
diberikan saat melakukan perawatan. Seseorang sangat 28 membutuhkan
keperawatan saat tubuh tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self care
(Aini, 2018). Dalam pemenuhan self care deficit, Orem membagi bantuan
perawatan yang diberikan menjadi tiga kategori (gambar 2.1), yaitu :
d. System bantuan penuh (wholly compensatory system)
yaitu bantuan yang diberikan secara menyeluruh kepada klien yang tidak
mampu dalam memenuhi kebutuhan mandiri seperti pergerakan,
pengontrolan, ambulasi, serta dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya klien dengan penurunan kesadaran, stroke, fraktur vertebra, dan
klien lain yang tidak mampu mengurus dirinya sendri (Widyanto, 2014).
e. System bantuan sebagian (partially compensatory)
yaitu bantuan yang diberikan secara sebagian kepada klien yang memiliki
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan. Misalnya klien dengan
fraktur femur atau tibia, klien mampu melakukan aktivitas seperti makan,
minum namun membutuhkan bantuan untuk melakukan hal lain seperti
ambulasi (Widyanto, 2014).
f. System pendukung dan edukatif (supporative educative)
yaitu dukungan pendidikan yang diberikan kepada klien yang
memerlukan bantuan belajar, dengan tujuan agar klien mampu melakukan
asuhan keperawatan mandiri. Misalnya klien yang tidak tahu diet untuk
diabetes mellitus sehingga membutuhkan bantuan belajar mengenai diet
tersebut guna mempertahankan bahkan meningkatkan kesehatan
(Widyanto, 2014).29
7. Nursing System
Nursing system didesain perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care deficit, self care
agency dan kebutuhan self care therapeutic maka keperawatan akan diberikan.
Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang diberikan untuk orang-
orang yang di didik dan dilatih sebagai perawat dapat melakukan, mengetahui
dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care therapeutic
mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency (Harmoko, 2016).
8. Agen Keperawatan Agen
keperawatan terdiri dari kemampuan yang dikembangkan dari orang-orang
yang dididik sebagai perawat untuk menjalin hubungan interpersonal meliputi
tindakan, pengetahuan, dan membantu orang-orang dalam memenuhi tuntutan
perawatan diri mereka dan untuk mengatur serta pelaksana dari agen perawatan
diri mereka. Agen keperawatan menggabungkan kemampuan perawat dalam
membantu orang-orang yang ketergantungan perawatan untuk melaksanakan
perawatan yang dijalani mereka (Alligood, 2017)

Perawatan diri

Permintaan Perawatan
Agen Perawatan diri diri

defisit

Agen keperawatan

Gambar Kerangka teori Keperawatan Orem (Alligood,2017)


4. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Perawatan diri :
Self care agency
Therapeutic self and demand
Self care reuqsites

Agen Perawatan Aktivitas fisik


diri : Permintaan Perawatan Diri :
Self efficacy: Cara melakukan perawatan
1.Level diri dengan menggunakan
2.Generaliy aktivitas
3.streght

Defisit Perawatan diri:


Penurunan Kadar Gula darah

agen keperawatan :
1.ASKEP
2.Promosi Kesehatan

Keterangan
: Diteliti
: tidak diteliti

: berhubungan
: berpengaruh

Gambar 2.3 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Self Efficacy dengan


Aktivitas Fisik pada Penderita Diabetes mellitus Di Poli RS Airlangga
Jombang
6.DESAIN PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah dengan model cross sectional yaitu jenis penelitian
yang dapat dilakukan dengan sekali penelitian (Juliansyah Noor, 2015)
7.POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Hidayat, 2014) Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pendertia diabetes mellitus di poli dalam RS Airlangga Jombang pada tanggal 12 juli -24
juli 2021 sebanyak 170 pasien.
8. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Dengan menggunakan rumus
(Nursalam, 2015) : n= 𝑁
1+𝑁 (𝑑)²
Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat signifikansi (p) Jadi : n =
𝑁/ 1+𝑁 (𝑑) 2 n = 170 /1+170(0,05) 2 n = 119 sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang menderita
diabetes mellitus di poli dalam RS Airlangga Sejumlah 119 sampel
9. SAMPLING
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2015). Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah
menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Simple random
sampling adalah jenis pemilihan sampel dengan cara propability yang paling sederhana
yang di seleksi secara acak jika sampling frame kecil nama bisa di tulis di kertas,
diletakkan di kotak di aduk dan diambil secara acak setelah semuanya terkumpul
(Nursalam, 2015).
10. KRITERIA SAMPEL
Kriteria inklusi dalam penelitan ini adalah :
a. Pasien yang bersedia menjadi responden
b. Pasien yang bisa membaca dan menulis
c. Pasien diabetes mellitus usia lebih dari 20 keatas
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Pasien yang tidak sadarkan diri
11.DESAIN PENELITIAN
Tabel Definisi operasional penelitian hubungan self efficacy dengan aktivitas fisik pada penderita
diabetes mellitus di poli dalam RS Airlangga
Variable Definisi parameter Alat ukur Skala Skala kriteria
operasional
Variable keyakinan 1. Magnitude Kuisioner Ordinal Kriteria
independent individu (Level)  Baik : jawaban benar
: self terhadap 2. Generality terjawab 14-18 pertanyaan
efficacy kemampua (Keluasan) (76-100%)
n untuk 3. Strength  Cukup : jawaban benar
sembuh (Kekuatan terjawab 10- 13 pertanyaan
dalam ) (56-75%)
menghadap  Kurang : jawaban benar
i terjawab 1-9 pertanyaan (≤
penyakitny 55%
a
Variabel setiap 1. Pekerjaan Kuesioner Ordinal Sangat sering : 5
Dependent gerakan 2. Olarga Sumber : Sering : 4
:Aktivitas tubuh dari 3. Waktu (Baecke Kadang–kadang : 3
Fisik otot rangka luang et al., Jarang : 2
untuk 1982) Tidak pernah : 1
pengeluara
n energy Kriteria
 Aktivitas ringan : < 7,5
 Aktivitas sedang : 7,5 – 10
 Aktivitas berat : > 10

Anda mungkin juga menyukai