Anda di halaman 1dari 33

PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN

“DOROTEA ELIZABETH OREM”


DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Dedep Nugraha, M.Kep


DOROTHEA ELIZABETH OREM
 Dorothea Elizabeth Orem lahir pada
tahun 1914 di Baltimore, Maryland
 Lulus Sarjana Muda tahun 1930.
 Lulus Master tahun 1939 pendidikan
keperawatan.
 Tahun 1945 bekerja di Universitas
Katolik di Amerika sebagai asisten
direktur
 Tahun 1976 mendapat gelar Doktor
Honoris Causa.
 Tahun 1985 mempublikasikan buku
kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu : Theory self care, theory self care
deficit, theory system keperawatan.
 Meninggal pada 22 Juni 2007
PARADIGMA KEPERAWATAN
1. Manusia
2. Kesehatan
3. Lingkungan
4. Keperawatan
1.MANUSIA
 Individu sebagai kesatuan unit yang menjalankan fungsi
biologis, simbolik dan sosial dengan melakukan aktifitas
self care
 Memerlukan self care untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri
 Pada keadaan normal dan maturitas individu bertindak
sebagai agen self care untuk dirinya.
 Pada bayi, orang tua bertindak sebagai agen self care
 Pada individu yang sakit atau cacat, maka keluarga dan
perawat menjadi agen self care bagi mereka
 Dipengaruhi usia, mental, sosial, budaya masyarakat dan
status emosi individu
2. KESEHATAN
 sehat merupakan suatu keadaan yang ditandai
dengan perkembangan struktur tubuh dan
fungsi mental secara terintegrasi dan
menyeluruh termasuk aspek fisik, psikologis,
interpersonal dan sosial
 Memandang bahwa sehat merupakan tanggung
jawab individu untuk mencapainya, bila
individu dapat memenuhi kebutuhan self care-
nya secara baik dan optimal maka individu
tersebut dapat dikatakan sehat
3. LINGKUNGAN
 Lingkungan merupakan segala sesuatu yang
berada di sekitar pasien yang menpengaruhi
dan berinteraksi dengan individu
 Lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial
yang dapat mempengaruhi individu memenuhi
kebutuhan self care secara optimal
 Lingkungan posistif dan lingkungan negatif
4. KEPERAWATAN
 Keperawatan menurut Orem merupakan
rangkaian aktifitas yang bersifat therapeutik
didasari oleh teori keperawatan
 Adapun tujuan keperawatan menurut orem,
adalah:
 Mempertahankankebutuhan self care sesuai
kemampuan klien dan meminimalkan dari self care
deficit.
Meningkatkan kemampuan pasien dalam
pemenuhan self care.
Membantu orang lain untuk memberikan
bantuan self care jika pasien tidak mampu
”SELF CARE DEFICIT TEORI”.
 Keperawatan mandiri (self care) menurut
Orem’s adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat
maupun sakit”
 Teori Self Care, Self Care Deficit, Dan Teori
Nursing System.
A. Teori Self Care
 Perawatan diri adalah aktivitas dimana individu-
individu memulai dan menampilkan kepentingan
mereka dalam mempertahankan, kesehatan dan
kesejahteraan individu.
 Universal self care requisites, Developmental self
care requisites, Health deviation self care
requisites
UNIVERSAL SELF CARE REQUISITES
 Pemenuhan kebutuhan udara
 Pemenuhan kebutuhan air
 Pemenuhan kebutuhan makanan
 Pemenuhan kebutuhan eliminasi
 Pemenuhan kebutuhan aktifitas dan istirahat
 Pemenuhan kebutuhan menyendiri dan
interaksi sosial
 Pemenuhan kebutuhan pencegahan dari bahaya
 Pemenuhan kebutuhan pengenalan fungsi
mahluk hidup (Promotion of Normality)
DEVELOPMENTAL SELF CARE
REQUISITES
 Adalah bagaimana mempelajari proses-proses
kehidupan, pendewasaan, dan pencegahan
terhadap kondisi-kondisi yang merusak
kedewasaan atau dapat mengurangi efek-efek
tersebut
 Perkembangan dari fetal termasuk kehamilan
dan kelahiran, neonatal, infant, anak-anak dan
remaja, dewasa
HEALTH DEVIATION SELF CARE
REQUISITES
 Yaitu kebutuhan yang diakibatkan karena
adanya suatu penyakit, injury, kondisi sakit
maupun perawatannya
 Penyakit atau luka tidak hanya berpengaruh
pada fisiologis tetapi juga psikologis manusia
B. TEORI SELF CARE DEFICIT
 Setiap klien memiliki  Inti dari teori ini
kemampuan untuk menggambarkan klien
memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara
sebagai penerima
mandiri, tetapi ketika klien perawatan yang tidak
mengalami mampu memenuhi
ketidakmampuan untuk kebutuhan perawatan
melaksanakan kemampuan dirinya dan memiliki
merawat diri secara mandiri,
maka situasi inilah yang di berbagai keterbatasan-
sebut dengan berkurangnya keterbatasan dalam
kemampuan merawat diri mencapai taraf
(Deficit self care). kesehatannya.
DEFISIT PERAWATAN DIRI DIPENGARUHI FACTOR
 Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta
membantu dalam proses penyelesaian masalah,
Orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya:
1. Bertindak atau berbuat sesuatu untuk orang lain,
2. Sebagai pembimbing orang lain,
3. Sebagi pendidik
4. Memberi support
5. Meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau
mendidik orang lain
C. THEORY OF NURSING SYSTEM
 Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan
dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri atau
kedua–duanya
1. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan
Penuh)
2. Partially Compensatory System (system
bantuan sebagian)
3. Supportif-Educative System
BASIC NURSING SISTEM
Menyelesaikan self-care
terapeutik klien

Tindakan Kompensasi terhadap


Perawat ketidakmampuan klien terlibat
dalam self-care

Dukung dan lindungi klien

Wholly Compensatory system

Melakukan beberapa tindakan


self-care untuk klien
Tindakan Kompensasi terhadap
Perawat keterbatasan self-care klien

Bantu klien sesuai kebutuhan

Melakukan beberapa tindakan


self care
Mengatur self-care agency Tindakan
klien
Menerima asuhan dan bantuan
dari perawat
Partial Compensatory System

Menyelesaikan Self-care
Tindakan
Tindakan Mengatur latihan dan klien
Perawat perkembangan Self-care

Sistem Dukungan-Pendidikan
MODEL KONSEPTUAL OREM DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN
 Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan
pengumpulan data berdasarkan enam area yang
ditentukan oleh Orem yaitu:
1. Status kesehatan perorangan
2. persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang,
3. persepsi pasien/individu berkaitan kesehata dirinya
sendiri
4. tujuan kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat
kesehatan
5. gaya hidup dan status kesehatan
6. kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-
care
 Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan
dan perencanaan
 Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan
perawatan pada pasien dan membuat nursing
system yang efisien dan efektif dan menentukan
cara-cara yang benar dalam membantu self care
pasien.
 Wholly compensatory, Partly compensatory,
Supportive-educative.
 Tahap 3: Memproduksi dan manajemen
sistem keperawatan
 Didalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk
menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan
 Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: Membatu,
menuntun, mengarahkan, menstimulus minat,
mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan
memonitor tugas self-care sehingga sistem
perawatan dapat berjalan dengan optimal.
COMPARISON OF OREM’S NURSING PROCESS AND
THE NURSING PROCESS
OREM’S MODEL AND THE NURSING PROSES
TINJAUAN KASUS
 Tn. D (48 th), pekerjaan sopir. Klien sudah menikah selama 20 tahun dan sejak 6 bulan yang lalu
klien menduda. Klien Pasien masuk RS pada tanggal 2 Maret 2012 dengan keluhan utama
Pasien mengeluh sesak nafas dan mual. Sebelum masuk RS, klien mengatakan nyeri pinggang
dirasakan selama 1 minggu, BAK sedikit, warna urine kuning keruh, kedua kaki bengkak. Klien
mengeluh mual, nafsu makan turun, hanya menghabiskan ½ porsi makan. Klien mengatakan
belum pernah dirawat di rumah sakit. Dalam keluarga yaitu bapak klien meninggal karena
memiliki riwayat penyakit ginjal. Klien mengatakan sebelum sakit memiliki kebiasaan makan
jeroan tiap 4 hari sekali, jarang minum air putih dan sering minum kopi 4 gelas/ hr. Sebelum
sakit klien memiliki kebiasan sering menahan BAK, karena aktivitasnya sebagai sopir bis dan
jarang dirumah kumpul dengan keluarga dan tetangga.

 Selama dikaji, klien BAK warna kuning keruh sebanyak 800cc/hr (urine tampung). Pemeriksaan
fisik : kesadaran : composmentis Keadaan umum: lemah, TD : 140/90 mmHg N : 92 x/mnt S :
36,5oC RR: 28 x/mnt BB : 55 kg TB: 150 cm LILA: 30 cm IMT : 24,4 kg/m 2. Pemeriksaan
fisik : auskultasi paru terdengar ronci di daerah lapang paru

 Hasil laborat: Hb : 9 gr/dl Natrium : 149 Kalium : 3,9 Clorida : 118 gr/dl Albumin : 1,6
gr/dl, Ureum : 90 mg/dl Creatinin : 3,36 mg/dl, Urine : BJ : 1.010 mg/dl, Protein : 20 mg/dl.
Hasil BGA : PH : 7 L, PCO2 : 50mm Hg, PO2: 85%, HCO3 19 mmol/l

 USG abdomen : proses cronis pada kedua ginjal.


TAHAP 1: PERSEPSI DAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Basic Conditioning Factor
Indicator Result
Umur 48 th
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan  smp
Pekerjaan Sopir
Suku bangsa Jawa, Indonesia
Status Duda
Tinggal Dengan keluarga
Sumber informasi Pasien
2. Universal Self Care Requisites
Indicator Result
Kebutuhan Udara RR: 28 x/mnt, Auskultasi paru terdengar ronci, Pasien
mengeluh sesak nafas, BGA : PH : 7 L, PCO2 : 50mm
Hg, PO2: 85%, HCO3 19 mmol/l
Kebutuhan Air TD : 140/90 mmHg, N : 92 x/mnt S : 36,5 0 C, Natrium :
149 Kalium : 3,9 Clorida : 118 gr/dl, PH : 7, Pasien
jarang minum air putih dan sering minum kopi 4 gelas/ hr

Kebutuhan Makanan Pasien mengeluh mual, nafsu makan turun, hanya


menghabiskan ½ porsi makan BB : 55kg TB: 150cm
LILA: 30 cm IMT : 24,4 kg/m2, Hb : 9 gr/dl, Protein : 20
mg/dl
Kebutuhan Elimination BAK sedikit, warna urine kuning keruh, 800cc/hr,
Kebutuhan Aktifitas dan Kesadaran : composmentis Keadaan umum: lemah,
Istirahat
Kebutuhan Interaksi Sosial Karena aktivitasnya sebagai sopir bis dan jarang dirumah
kumpul dengan keluarga dan tetangga,
Kebutuhan pencegahan dari Klien mengatakan nyeri pinggang dirasakan selama 1
bahaya minggu, kedua kaki bengkak,
Kebutuhan pengenalan fungsi Tidak terkaji
hidup (Promotion of
Normality)
3. Developmental Self Care Requisites

Indicator Result

Riwayat perkembangan Tidak terkaji


 Fetal :
 Neonatal :
 Infant :
 Anak-anak :
 Remaja :
 Dewasa :

Riwayat Penyakit Keturunan Dalam keluarga yaitu bapak klien meninggal


karena memiliki riwayat penyakit ginjal

Genogram Tidak terkaji


4. Health Deviation Self Care Requisites

Indicator Result Problem

Persepsi terhadap penyakitnya Tidak terkaji  

Pengetahuan terhadap penyakit Tidak terkaji  

Tindakan preventif yang dilakukan Tidak terkaji  


untuk mengatasi masalah

Halangan untuk melakukan tindakan Tidak terkaji  


preventif
ANALISA DATA

NO DATA FOKUS PROBLEM

1. DS: Pasien mengeluh sesak nafas Gangguan pertukaran gas

DO: RR: 28 x/mnt, Auskultasi paru terdengar


ronci, , BGA : PH : 7 L, PCO2 : 50mm
Hg, PO2: 85%, HCO3 19 mmol/l,
tampak lemah

2. DS: Pasien mengatakan jarang minum air Kelebihan volume cairan


putih dan sering minum kopi 4 gelas/ hr

DO: TD : 140/90 mmHg, N : 92 x/mnt S :


36,5 0 C, Natrium : 149 Kalium : 3,9
Clorida : 118 gr/dl, PH : 7, kedua kaki
bengkak,

3. DS: Pasien mengeluh mual, nafsu makan Perubahan nutrisi kurang


turun, dari kebutuhan tubuh

DO: Pasien hanya menghabiskan ½ porsi


makan BB : 55kg TB: 150cm LILA: 30
cm IMT : 24,4 kg/m2, Hb : 9 gr/dl,
Protein : 20 mg/dl

4. DS: Klien mengatakan nyeri pinggang Nyeri akut


dirasakan selama 1 minggu
nyeri serasa ditusuk paku hilang timbul
dan bertambah bila dibuat bergerak, skala
4
DO: TD : 140/90 mmHg, N : 92 x/mnt , RR:
28 x/mnt, tampak lemah
TAHAP 2 : MENDISAIN SISTEM KEPERAWATAN
DAN PERENCANAAN

 INTERVENSI
TAHAP 3: MEMPRODUKSI DAN MANAJEMEN SISTEM
KEPERAWATAN
Hari/Tgl DIAGNOSE IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Bertindak atau S:
berbuat sesuatu O:
untuk orang lain, A: 1. Terpenuhi
2. Sebagai kebutuhan
pembimbing self-care
orang lain, 2. Menurunnya
3. Sebagi pendidik selfcare
4. Memberi deficit
support 3. Masih/tetap
fisiologis terjadi
5. Memberi selfcare
support deficit
psikologis P:
6. Meningkatkan
pengembangan
lingkungan
untuk
pengembangan
pribadi serta
mengajarkan
atau mendidik
pada orang lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai