Menyelesaikan Self-care
Tindakan
Tindakan Mengatur latihan dan klien
Perawat perkembangan Self-care
Sistem Dukungan-Pendidikan
MODEL KONSEPTUAL OREM DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN
Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan
pengumpulan data berdasarkan enam area yang
ditentukan oleh Orem yaitu:
1. Status kesehatan perorangan
2. persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang,
3. persepsi pasien/individu berkaitan kesehata dirinya
sendiri
4. tujuan kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat
kesehatan
5. gaya hidup dan status kesehatan
6. kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-
care
Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan
dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan
perawatan pada pasien dan membuat nursing
system yang efisien dan efektif dan menentukan
cara-cara yang benar dalam membantu self care
pasien.
Wholly compensatory, Partly compensatory,
Supportive-educative.
Tahap 3: Memproduksi dan manajemen
sistem keperawatan
Didalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk
menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: Membatu,
menuntun, mengarahkan, menstimulus minat,
mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan
memonitor tugas self-care sehingga sistem
perawatan dapat berjalan dengan optimal.
COMPARISON OF OREM’S NURSING PROCESS AND
THE NURSING PROCESS
OREM’S MODEL AND THE NURSING PROSES
TINJAUAN KASUS
Tn. D (48 th), pekerjaan sopir. Klien sudah menikah selama 20 tahun dan sejak 6 bulan yang lalu
klien menduda. Klien Pasien masuk RS pada tanggal 2 Maret 2012 dengan keluhan utama
Pasien mengeluh sesak nafas dan mual. Sebelum masuk RS, klien mengatakan nyeri pinggang
dirasakan selama 1 minggu, BAK sedikit, warna urine kuning keruh, kedua kaki bengkak. Klien
mengeluh mual, nafsu makan turun, hanya menghabiskan ½ porsi makan. Klien mengatakan
belum pernah dirawat di rumah sakit. Dalam keluarga yaitu bapak klien meninggal karena
memiliki riwayat penyakit ginjal. Klien mengatakan sebelum sakit memiliki kebiasaan makan
jeroan tiap 4 hari sekali, jarang minum air putih dan sering minum kopi 4 gelas/ hr. Sebelum
sakit klien memiliki kebiasan sering menahan BAK, karena aktivitasnya sebagai sopir bis dan
jarang dirumah kumpul dengan keluarga dan tetangga.
Selama dikaji, klien BAK warna kuning keruh sebanyak 800cc/hr (urine tampung). Pemeriksaan
fisik : kesadaran : composmentis Keadaan umum: lemah, TD : 140/90 mmHg N : 92 x/mnt S :
36,5oC RR: 28 x/mnt BB : 55 kg TB: 150 cm LILA: 30 cm IMT : 24,4 kg/m 2. Pemeriksaan
fisik : auskultasi paru terdengar ronci di daerah lapang paru
Hasil laborat: Hb : 9 gr/dl Natrium : 149 Kalium : 3,9 Clorida : 118 gr/dl Albumin : 1,6
gr/dl, Ureum : 90 mg/dl Creatinin : 3,36 mg/dl, Urine : BJ : 1.010 mg/dl, Protein : 20 mg/dl.
Hasil BGA : PH : 7 L, PCO2 : 50mm Hg, PO2: 85%, HCO3 19 mmol/l
Indicator Result
INTERVENSI
TAHAP 3: MEMPRODUKSI DAN MANAJEMEN SISTEM
KEPERAWATAN
Hari/Tgl DIAGNOSE IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Bertindak atau S:
berbuat sesuatu O:
untuk orang lain, A: 1. Terpenuhi
2. Sebagai kebutuhan
pembimbing self-care
orang lain, 2. Menurunnya
3. Sebagi pendidik selfcare
4. Memberi deficit
support 3. Masih/tetap
fisiologis terjadi
5. Memberi selfcare
support deficit
psikologis P:
6. Meningkatkan
pengembangan
lingkungan
untuk
pengembangan
pribadi serta
mengajarkan
atau mendidik
pada orang lain.
TERIMA KASIH