Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SELF CARE (DOROTHEA OREM )

Standar
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Keperawatan Menurut Orem

Pada umumnya keperawatan didefinisikan sebagai pelayanan yang membantu


manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagai pada bayi,anak
dan orang dewasa,ketika mereka wali atau orang dewasa lainya yang bertanggung
jawab terhadap pengasuhan atau perawat pada mereka tidak lagi mampu merawat,
mengasuh atau mengawasi mereka.
Teori deficit perawat diri dari Dorothea Orem(1971) berfokus pada pelayanan
diri klien.Orem mendefinisikan pelayanan ini sebagai suatu yang di
pelajari,kegianatan yang bertujuan membantu diri untuk mengelola kehidupan
yang di inginkan,kesehatan,perkembangan,dan kesejahteraan.Tujuan teori Orem
adalah untuk membantu klien untuk merawat dirinya sendiri.pelayanan
keperawatan penting saat klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
biologis,psikologis,perkembangan,atau sosial. Perawat mencari tahu mengapa
klien tidah dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan
supaya klien mendapatkan kebutuhannya, dan seberapa banyak perawatan diri
yang dapat dilakukan klien. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan
kemampuan klien untuk mendapatkan kebutuhannya (Orem, 2001).
2.2 Teori Self Care Menurut Orem
1. Teori Self Care
Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep
self care (perawatan diri), self care agency (kemampuan perawatan diri), basic
conditioning factor (factor pengkodisian perawatan diri) dan kebutuhan self care
therapeutic. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal
tersebut akan membantu membentuk integritas stuktur dan fungsi manusia yang
erat kaitannya dengan perkembangan manusia.
Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self
care.Kemampuan individu untuk melakukan self care di pengaruhi oleh basic
conditioning factors seperti:umur,jenis kelamin,status perkembangan,status
kesehatan,orientasi sosial budaya,system keluarga,pola kehidupan,lingkungan serta
ketersediaan sumber.
Kebututuhan self care therapeutic(Therapeutic self care demand) adalah
merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan di bentuk untuk
memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang
berhubungan dengan teori self care adalah self
care requisite.Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite:
a. Universal meliputi:udara,air,makanan dan eliminasi,aktifitas dan
istirahat,solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup,kesejahteraan
dan peningkatan fungsi manusia.
b. Developmental,lebih khusus dari universal di hubungan dengan kondisi yang
meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti: pekerjaan
baru,perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut.
c. Perubahan kesehatan(Health Deviation)berhubungan dengan akibat terjadinya
berubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan self
care akibat suatu penyakit atau injury.
2. Teori Self Care Deficit
Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori
ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan)
tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapet terpenuhi atau
adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan
dalam self care :
1. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.
2. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
3. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
4. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal.
5. Pendidikan.
Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua
metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan
diantara konsep yang telah dikemukakannya. Tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan oleh perawat pada saat memberikan pelayanan keperawatan dapat
digambarkan sebagai domain keperawatan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima
area aktifitas keperawatan, yaitu :
i. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu,
keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.
ii. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
iii. Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan
untuk kontak dan dibantu perawat.
iv. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam bentuk
keperawatan.
v. Mengkoordinasikan dan mengintregasi keperawatan dengan kehidupan sehari-
hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial
dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.
3. Teory Nursing System
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien untuk melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care
agency dan kebutuhan self care terapeutik maka keperawatan akan diberikan.
Nursing agency adalah atribut lengkap yang diberikan untuk orang orang yang
telah dididik dan telah dilatih sebagai seorang perawat. Perawat yang dapat
melakukan, mengetahui dan membantu orang lain atau klien untuk menemukan
kebutuhan self care terapeutik mereka , melalui pelatihan dan pengembangan self
care agency. Dalam hal ini , Orem mengidentifikasikan tiga klasifikasi nursing
system, antara lain:
1. Wholly Compensatory system
Perawat memberikan bantuan penuh kepada pasien. Ada tiga kondisi yang
menyebabkan individu termasuk dalam katagori ini yaitu ; tidak dapat melakukan
tindakan self cere misalnya koma , dapat membut keputusan , observasi atau
pilihan tentang self care tetapi tidak dapat membuat ambulasi dan pergerakan
manipulatif, tidak mampu membuat keputusan tentang self carenya.
2. Partly Compensatory Nursing system
Perawat memberikan bantuan secara sebagian kepada pasien.Contoh pasien post
operasi abdomen.
3. Supportive educative system
Pasien mandiri.Contoh penyuluhan dan pendidikan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang


memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Pada
proses keperawatan terdapat 5 tahap yaitu pengkajian,diagnose keperawatan,
perencanaan tindakan, implementasi, dan tahap evaluasi.
Kelima proses keperawatan tersebut berkaitan erat dengan teori self care. Berikut
merupakan aplikasi self care pada tahap-tahap proses keperawatan:
3.1 Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatanklien.Pada tahap pengkajian,perawat mengumpulkan data berdasar
konsep sentral orem yaitu meliputi:
1. Manusia
Pengkajian dengan konsep sentral manusia di dasari oleh tingkat kebutuhan self
care pasien yang meliputi:
a. Universal self care requisites(kebutuhan perawat dari universal (kebutuhan
perawat dari universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus
kehidupan.Kebutuhan perawat diri universal meliputi kebutuhan
udara,air,makanan,eliminasi,aktifitas,istirahat,dan lain-lain.Sehingga,dari
kebutuhannya di butuhkan,perawat perlu mengkaji kebutuhan yang belum dapat
terpenuhi oleh pasien sendiri.Misalnya pasien menderita patah tulang sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan aktifitasnya.
b. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri dan pengembangan).
Kebutuhan yang berhubungan dengan proses pertumbuhan manusia dan proses
perkembangannya. Misalnya , pada ibu hamil meskipun kondisinya sehat namun
tetap masih memerlukan perawatan karena adanya manusia baru dalam rahimnya
yang membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak yang berguna untuk pertumbuhan
bayi tersebut.
c. Health Deviation Selfcare Requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan)
Merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh orang sakit. Kebutuhan
perawatan diri penyimpangan kesehatan berhubungan dengan faktor genetik,
kerusakan struktur manusia , kerusakan atau penyimpangan struktur atau fungsi
dan peran organ tubuh yang dapat menggangu kempuan seseorang untuk
melakukan self care. Peran perawat disini adalah dapat menggumpulkan data data
dari pasien mengenai masalah atau keluhan yang dialami. Cara cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu dengan wawancara , observasi ,
pemeriksaan fisik , dan studi dokumentasi . contohnya kompres untuk pasien
hipertermi.
2. Lingkungan
a. Lingkungan fisik
Merupakan segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi
perubahan status kesehatan seseorang , seperti daerah yang terjangkit wabah dan
pemukiman kumuh.
Disini perawat melakukan pengkajian tentang lingkungan daerah tinggal pasien.
Caranya bisa melalui wawancara terhadap pasien sendiri ataupun melalui
keluarganya.
b. Lingkungan Psikologis
Merupakan keadaan yang mempengaruhi terganggunya psikologis seseorang.
Disini perawat mengkaji tentang kondisi lingkungan tempat tinggal pasien seperti
lingkungan yang kurang nyaman yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan.
Misalnya pada pasien yang mengalami masalah kejiwaan yang di akibatkan oleh
lingkungan keluarga yang kurang nyaman dan sering terjadi pertengkaran yang
menimbulkan kecemasan dan ketakutan pasien.

c. Lingkungan Sosial
Merupakan lingkungan masyarakat dimana individu tumbuh dan berkembang serta
mempengaruhi status kesehatan seseoramg. Disini perawat perlu mengkaji
lingkungan pasien seperti lingkungan pemabuk, lingkungan PSK, Dll. Misalnya
pada pasien penderita PMS ( Penyakit menular Seksual) yang ternyata tinggal
dilingkungan PSK.

d. Lingkungan Budaya
Merupakan lingkungan yang memiliki adat istiadat dan tradisi yang berbeda-beda
dengan daerah yang lain. Misalnya pasien yang berasal dari daerah Bali yang
menderita ginjal yang karena kebudayaan minum Toah yang berlebihan.

e. Lingkungan Spiritual
Hal ini mempengaruhi tindak lanjut dalam proses keperawatan karena berkaitan
dengan kepercayaan yang dianut oleh pasien sehingga perawat mengkaji untuk
menghargai privasi pasien dalam melakukan tindakan keperawatan selanjutnya.

3. Sehat Sakit
Sehat dimana individu mampu memnuhi kebutuhan perawatan dirinya sendiri.
Sehat bukan berarti sehat fisiknya saja namun sehat jiwanya sehat meliputi aspek
fisik, psikologis, interpersonal, interpersonal dan social.
Sakit merupakan pergeseran status individu dari selfcare agency menjadi pasien
atau penerima asuhan
Disini perawat perlu mengkaji keluhan, masalah yang dialami pasien.
4. System Keperawatan
a. Wholly Compensatory Nursing System
Merupakan system keperawatan yang membantu pasien dalam pemenuhan
kenutuhan selfcarenya secara keseluruhan. Misalnya pada pasien yang menderita
lumpuh total yang membutuhkan bantuan secara penuh dalam pemenuhan
kebutuhan selfcare.
b. Partial Compensatory Nursing System
Merupakan sistem keperawatan yang membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan self carenya secara sebagain. Misalnya pasien yang menderita penyakit
diabetes mellitus yang membutuhkan bantuan hanya sebagian dalam pemenuhan
kebutuhan self carenya karena pasien masih bias melakukan aktivitas lainnya
seperti makan dan mandi.
c. Surportive-Education Compensatory Nursing System
Merupakan system keperawatan yang membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan self carenya dengan dukungan dan pendidikan. Misalnya pasien yang
menderita diabetes dan tidak dirawat di Rumah Sakit dianjurkan untuk tidak
mengkonsumsi.
3.2 Tahap Diagnosa Keperawatan
Pada tahap diagnosa perawat mendiagnosa klien berdasarkan pengkajian yang
diperoleh berdasarkan teori selfcare. Nursing Agency terjadi pada situasi defici
(antara selfcare agency dan selfcare demands tidak seimbang).
Diagnosa dilakukan dengan tahapan –tahapan :
1. Mengesuaikan dengan lingkungan keperawatan
2. Kejelasan permasalahan
3. Akurat atau tidaknya permasalahan yang dialami pasien
4. Akurat atau tidak penyebab masalah pasien
5. Validasi masalah
Diagnosa keperawatan didapat setelah data yang terkumpul dianalisa. Pada
dasarnya diagnosa keperawatan adalah kesimpulan dari masalah kesehatan yang
dialami pasien.
Masalah dapat dikatakan sebagai kesenjangan pada apa yang terjadi dengan apa
yang diinginkan atau yang seharusnya.
Rumusan diagnosa keperawatan menurut Gordon (1976) adalah sebagai berikut:
1. Diagnosa keperawatan yang bersifat nyata/aktual
Problem (P) sehubangan dengan Etiologi (E) yang ditandai oleh tanda-tanda dan
gejala-gejala (S)
2. Diagnosa keperawatan yang bersifat potensial/resiko
Problem (P) sehubungan dengan Etiologi (E)
3. Diagnosa keperawatan yang bersifat wellness
Problem (P)

3.3 Tahap Perencanaan Tindakan


Perencanaan berdasarkan pada teori selfcare harus melihat dan mempertimbangkan
tindakan-tindakan nursing sistem yang berdasarkan tingkat ketergantungan
seseorang, diantaranya:
1. Wholly Compensatory Nursing System
Pembarian asuhan keperawatan secra menyeluruh, biasa diberikan pada klien yang
lumpuh , atau tidak melakukan sama sekali,Rencana tindakan yang harus
dilakukan pada Wholly contohnya :
a. Memandikan pasien
b. Mengganti baju pasien
c. Memberi suapan makan
d. Membersihkan mulut pasien dengan kondisi yang tidak sadar
2. Party Compensatory Nursing System
Pemberian asuh 1an keperawatan pada pasien dengan kadar ketergantungan
sebagian, contoh perencanaan tindakanya yaitu:
a. Kolaborasi pada tim kesehatan lain dengan memberikan obat sesuai dengan
penyakitnya
b. Mengkaji tingkat nyeri, berat skala (0-10)
c. Observasi TTV tiap 24 jam : TD : 140/80 mmHg, ND : 90x per menit, S=37°C
d. Membersihkan luka pasien yang mengalami luka bersih,dan pasien dapat
melakukan sebagian tindakan keperawatan
3. Supportive-Educative
Pembarian asuhan keperawatan secara menyeluruh, biasanya diberikan pada klien
yang sudah bisa mandiri dalam melakukan selfcare.Contohnya:
a. Mengajarkan teknik relaksasi
b. Menganjurkan klien untuk makan 3x sehari
c. Menganjurkan untuk senam atau olahraga bila sembuh
d. Memberikan dukungan mental terhadap penyakitnya
e. Menganjurkan klien untuk berdoa demi kelancaran pengobatan
f. Memberi penyuluhan untuk hidup sehat dan bersih
3.4 Tahap Implementasi
Pada saat ini aplikasi implementasi terhadap teori selfcare menuruit orem adalah
melakukan dengan baik tahap keperawatan yang sudah direncanakan. Dalam
pelaksanaan tindakan didasari oleh teori nursing system yang terdiri dari 3
tingkatan diantaranya:
1. Wholly Compensatory Nursing System
2. Partly Compensatory Nursing System
3. Supportive- education Compensatory Nursing System
3.5 Tahap Evaluasi
Adalah tahap akhir pada proses keperawatan pada tahap evaluasi aplikasi teori
selfcare harus mengevaluasi semua tahap proses keperawatan dari tahap
pengkajian sampai tahap evaluasi. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu:
1. Evaluasi berjalan :
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan
dengan berorientasi pada masalah yang dialami pasien.
2. Evaluasi akhir:
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antar tujuan yang akan
dicapai dengan hasil nyata yang dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara
keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali,
agar didapatkan data –data, masalah, atau rencana yang perlu dimodifikasi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Masalah self care defisit ditemukan karena klien tidak mempunyai kemauan ,
kemampuan diri dan ketidaktahuan mengenai perawatan diri.
2. Peran perawat adalah membantu yang tidak mampu, memberi motivasi bagi
yang tidak mau dan memberikan pengetahuan kepada klien yang memang tidak
mengetahui tentang self care sebelumnya , sehingga akan tampak peran perawat
sebagai pelaksana, pendidik dan pengelola asuhan keperawatan.
3. Teori Orem sangat mungkin untuk di kembangkan karena masalah keperawatan
sekarang semakin kompleks dan bantuan keperawatan sangat dibutuhkan ,
sehingga klien diharapkan mampu melakukan tindakan perawatan diri dan tidak
selalu tergantung pada perawat dalam self care.

4.2 Kritik dan Saran


Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Yuningsih, Ns Yuyun (2009). Buku Kedokteran EGC : proses keperawatan:


Aplikasi model konseptual.Jakarta: Penerbit EGC
Putra, Siti Atava Rizema. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan
Ilmiah. Jogjakarta:Penerbit D-Medika
Imelda, Rina. (2009). Panduan Kehamilan dan Perawatan Bayi. Surabaya: Victory

Anda mungkin juga menyukai