Anda di halaman 1dari 18

https://kumpulangudangilmublog.wordpress.

com/2017/10/05/teori-dan-model-konsep-
keperawatan-orem/

TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN OREM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu
bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan,
Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi
dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga
mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.

1.2       RUMUSAN MASALAH

1.2.1   Bagaimana biografi Dorothea E. Orem?

1.2.2   Bagaimana definisi keperawatan menurut Orem?


1.2.3   Bagaimana keyakinan dan nilai-nilai dalam teori Orem?

1.2.4   Apa saja konsep utama dari teori Orem?

1.2.5   Apa saja asumsi dasar mengenai teori Orem?

1.2.6   Apa saja pernyataan-pernyataan teoritis dalam teori Orem?

1.2.7   Apa saja yang terdapat dalam proses keperawatan?

1.3       TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah IKD (Ilmu
Keperawatan Dasar) II, yang berjudul “Teori dan Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem”.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
di rumuskan dirumusan masalah dan agar pembaca dapat memahami dan mengerti tentang teori
dan konsep keperawatan menurut Orem.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       BIOGRAFI  DOROTHEA E. OREM

 
2.2       DEFINISI KEPERAWATAN

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan
klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan
cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus
dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau
cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-anak.
Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian.
Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus
menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat
membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi
tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien dengan
memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.

2.3       KEYAKINAN DAN NILAI-NILAI

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

2.3.1       Individu/Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care
untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

2.3.2       Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

2.3.3       Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

2.3.4       Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup, integritas
struktural, fungsi dan perkembangan.

Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya
hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

2.4       KONSEP UTAMA

2.4.1.   Universal Self – Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat diri
dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam
memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran
kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :

 Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara


 Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
 Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
 Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social sesuai
dengan potensinya

2.4.2      Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka
tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal
yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:

 Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri


 Terlibat dalam pengembangan diri
 Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan yang mungkin
mempengaruhi perkembangan manusia.

2.4.3     Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami
gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang
dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep
diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau
autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun sementara.
Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan
diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang
merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas
dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya
jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.

2.4.4        Therapeutic self-care demand


Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan tujuan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh
pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

 Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pasien dan
cara pemberian ke pasien
 Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti promosi
dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar
pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

 Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang mengarah
pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
 Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumber daya yang ada disekitar pasien untuk
memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.

2.4.5        Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat yang
memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan
manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

2.4.6        Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien adalah
perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

2.4.7        Dependent Care Agent


Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan
dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan
lain-lain.

2.4.8        Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya pada
pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan
rehabilitatif.

2.4.9        Nursing Agency

Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus menerus
untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka
mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa
memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan
selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan
intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa
memberikan pelayanan yang profesional.

2.4.10      Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang bisa
memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu
berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.

2.4.11      Sistem Keperawatan


Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk
kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi
komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta
mengetahui perkembangan perawatan diri klien

2.5       ASUMSI DASAR

Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait kebutuhan
dasar manusia :

 Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari faktor
dari dalam pasien ataupun dari lingkungan.
 Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan
dasarnya.
 Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien secara professional.

2.6       PERNYATAAN-PERNYATAAN TEORISTIS

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.
Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di
antaranya

 Theory of nursing system

Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri atau
kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang yang mengalami keterbatasan dalam
pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai berikut :

1. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi
gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

1. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan
pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri.
Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai
indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak,
dan lain-lain

1. Supportif-Educative System

Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan
dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan
agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh:
pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.

 Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada
saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care
defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
 Teori Self Care

Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care agency
yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic
self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan
perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.

1. Nursing Agency (Agen keperawatan)

Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam
kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak
atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat memiliki
kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan
menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain. Kemampuan
khusus yang merupakan agen keperawatan.

1. Self care agency (Agen perawatan diri)

Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial
operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.

1. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)

Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang ditampilkan untuk
beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara menggunakan
metode–metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi atau
penanganan.

2.7       PROSES KEPERAWATAN


Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat profesional dituntut mampu menjalin
komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan. Berikut merupakan tahap
komunikasi terapeutik:

 Pre Interaksi / Persiapan

1. Mengeksplorasi perasaan dan kesiapan diri perawat.


2. Mengumpulkan data pasien.
3. Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.

 Orientasi

1. Memberikan salam pada pasien.


2. Memperkenalkan diri.
3. Melakukan validasi data.
4. Menjelaskan peran perawat dan pasien.
5. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
6. Menjelaskan tujuan.
7. Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat.
8. Mempersiapkan pasien

 Tahap Kerja

1. Melakukan aplikasi proses keperawatan dengan tepat.


2. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya

 Terminasi

1. Melakukan evaluasi tujuan.


2. Memberikan reinforcement positif.
3. Merencanakan tindak lanjut dengan pasien.
4. Melakukan kontrak berikutnya.
5. Mengakhiri kegiatan dengan baik.
6. Berpamitan
Adapun proses keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu:

1. TAHAP PENGKAJIAN

 Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan, orientasi sosio-
kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem keluarga), Pola hidup, Faktor
lingkungan.
 Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self-care
defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan
klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total
Care.
 Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci pengembangan teori Orem
mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen.


2. Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.
3. Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.
4. Perawatan proses eliminasi dan ekskresi.
5. Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.
6. Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
7. Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.
8. Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan sosial.
9. TAHAP DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit  yang dialami oleh klien. Mengacu pada
diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih
berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai
hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan Maslow.

3. TAHAP INTERVENSI
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan meningkatkan
kemampuan self care. Membuat nursing system yaitu Wholly compensatory, Partly 
compensatory, atau  supportive-educative.Membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.

4. TAHAP IMPLEMENTASI

Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat
dalam bantuan keperawatan. Membimbing dan mengarahkan.Memberi dukungan fisik dan
psikologis. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
individu. Pendidikan berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak
bantuan keperawatan. Kalaborasi, pelimpahan wewenang. Melibatkan anggota masyarakat dan
lingkungan

5. TAHAP EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah dilakukan
sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum. Menilai
keefektifan tindakan perawatan dalam meningkatkan kemampuan self care, memenuhi
kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya.

 
 

BAB III

PENUTUP

3.1       KESIMPULAN                   

Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling bertentangan,
melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan
keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan
haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya.

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada kemampuan
keluarga  untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Model Konseptual Orem mengembangkan
Teori Self Care melalui 3 teori yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing
System.

3.2       SARAN

Penerapan teori Orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus terus dikembangkan dan
ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan yang penerapannya sesuai dengan kondisi
pasien. Model teori Orem dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan pada semua unit
pelayanan kesehatan baik dirumah sakit, klinik, puskesmas dan sasaran pasiennya. Pada
pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukan adanya sel-care agent yang membantu
pasien tidak mampu sehingga kebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam
kondisi sakit.

LAMPIRAN

KASUS

An.Z umur 20 tahun dengan Td 120/90 mmHg, RR 18 x/menit, suhu 36 C. Masuk ke ruang UGD
dengan keluhan nyeri di daerah lukanya. Pada saat di lakukan pengkajian, An.Z menjelaskan
proses terjadinya luka di daerah kaki bagian dekstra di karenakan tabrakan, setelah itu perawat
melakukan pemeriksaan fisik terkait, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, setelah selesai
pemeriksaan. An.Z dipindahkan di ruang rawat inap bedah khususnya bangsal laki-laki.
Perawatan pun dilakukan di ruang tersebut. Nursing agency di ruang melakukan salah satu
konsep keperawatan terkait dengan self-care deficit theory of nursing.

Jelaskan konsep keperawatan yang dipakai dan berikan contoh-contoh dari self-care deficit
theory of nursing.

 
STEP 1   KLARIFIKASI ISTILAH

 Dekstra à Bagian tubuh sebelah kanan.


 Inspeksi àPemeriksaan dengan menggunakan indra penglihatan untuk mendeteksi normal atau
tidaknya bagian tubuh.
 Palpasi à Pemeriksaan fisik dengancara perabaan.
 Nursing Agency à Orang yang di didik sebagai perawat untuk mencapai kemandirian kebutuhan
individu.
 Perkusi à Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara ketokan menggunakan jari atau tangan pada
permukaan tubuh.
 Auskultasi à Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendengar menggunakan stetoskop.
 RR à Frekuensi pernafasan dalam satuan waktu per menit.
 Suhu à Besaran yang menyatakan temperatur suatu benda.
 Self care deficit theory of nursing à Teori yang menggambarkan kapan keperawatan itu
dibutuhkan.

STEP 2   IDENTIFIKASI MASALAH

 Bagaimana cara perawat mengaplikasikan pemeriksaan fisik tersebut pada luka pasien dikasus?
 Apa tujuan pengkajian?
 Bagaimana cara perawat melakukan pengkajian?
 Apa tujuan pemeriksaan fisik dengan cara palpasi?
 Apa tujuan self care deficit theory of nursing?
 Berapa TD normal orang dewasa?

STEP 3    ANALISIS MASALAH

 Cara melakukan pemeriksaan fisik :


1. Inspeksi, yaitu melihat langsung seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu yang diperlukan
untuk melihat kondisi klien.
2. Palpasi, yaitu meraba bagian atau daerah tubuh tertentu dengan menggunakan jari untuk
mendeteksi nyeri tekan dan kelainan lainnya.

 Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi atau data klien, mengenali masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan bagi klien.
 Cara perawat melakukan pengkajian :

1. Wawancara
2. Observasi (pengamatan)
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi dokumentasi

 LO
 Untuk mengembalikan kemandirian pasien dalam upaya perawatan dirinya untuk proses
kesembuhan dari sakitnya.
 Tekanan darah normal untuk orang dewasa yaitu 120/80 mmHg

STEP 4   HIPOTESA

Berdasarkan hasil diskusi dan kasus yang ada, kami sepakat mengambil kesimpulan bahwa teori
keperawatan yang diminta pada kasus adalah konsep teori keperawatan Dorothea E. Orem.
Didalam teorinya Orem membahas tentang kebutuhan Self care dan kemampuan klien dalam
menampilkan aktivitas self care. Dan didalam teorinya menurut Orem peran perawat adalah
sebagai konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai Self care agen dan hal tersebut
sesuai dengan skenario.

STEP 5   LO (LEARNING OBJECT)


 

 Soal no.4

Jawab : Tujuan pemeriksaan fisik secara palpasi yaitu untuk mengumpulkan data, misalnya
untuk mendeteksi suhu tubuh (temperature), adanya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi,
dan ukuran.

Anda mungkin juga menyukai