Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FUNDAMENTAL OF NURSING

“HAPPY GRANDMA IN HAPPY VILLAGE”

DI SUSUN OLEH :

Yulviana Dwi Oktavia (145070200131007)

Muslim Aditia Rahman (145070200131010)

Hanik Purnomowati (145070201131001)

Puji Ariyani (145070201131002)

Velinda Claudia (145070201131005)

Nur Annisa Ilmiatun (145070207131001)

Alfian Noor Rahmat (145070207131002)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pribadi yang utuh dan unik
mempunyai aspek bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual. Manusia sebagai sistem terbuka
yang selalu berinteraksi dan merespon terhadap lingkungan, mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi. Adaptasi yaitu arti proses
dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam merespon terhadap stress. Ada
banyak bentuk adaptasi; adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis, namun
demikian mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya.
Menurut Timmreck (2005) penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan
terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal. Penyakit
merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia.
Usia lanjut merupakan usia yang paling rentan terkena penyakit karena menurunnya kekuatan
motorik yang menyebabkan terbatasnya untuk melakukan sesuatu. Penurunan fungsi organ
juga sangat berpengaruh timbulnya suatu penyakit.
Dalam penyembuhan penyakit yang menyerang masa lanjut usia, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi antara lain lingkungan yang nyaman, perawatan yang diberikan terus-
menerus dan motivasi diri untuk terus sehat. Menurut Nightingale (1959) lingkungan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi penyembuhan pasien, lingkungan yang dapat
menunjang kesembuhan pasien yaitu lingkungan yang nyaman, bersih dan sehat serta
keseimbangan beberapa faktor pendukung, menjadi hal yang sangat diperlukan dalam proses
penyembuhan. Faktor kedua adalah perawatan yang diberikan dari berbagai pihak mulai dari
keluarga pasien serta perawat sebagai tenaga medis secara terus-menerus. Perawat harus bisa
memberikan apa yang pasien butuhkan selama masa penyembuhan, sesuai dengan proses
perawatan dan juga dapat melakukan pendidikan kepada keluarga agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien. Faktor yang terakhir adalah motivasi diri untuk terus sehat. Motivasi dari
dalam diri pasien dapat menumbuhkan kepercayaan diri untuk terus sehat. Disini perawat
memberikan kata-kata motivasi yang dapat membangun juga meningkatkan kepercayaan diri
pasien untuk melakukan hidup sehat agar terhindar dari penyakit serta membuat hidupnya
lebih bahagia karena sehat.
Kasus : Seorang perempuan berusia 70 tahun hidup sendiri dan mengalami penyakit kronis
sejak 30 tahun yang lalu. Tetapi bisa melakukan pekerjaan rumah dan perawatan dirinya
sendiri secara mandiri. Dari sinilah, perawat mempunyai tugas untuk melakukan perawatan
pada pasien sesuai dengan proses asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
Bagaimana cara perawat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan pasien,
cara perawat untuk terus memberikan perawatan yang teratur dan bagaimana cara perawat
agar pasien dapat termotivasi untuk lebih sehat dari hari ke hari.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Triger :
“Happy Grandma in Happy Village”

Seorang perempuan usia 70 tahun hidup sendiri di rumahnya yang sederhana. Klien
mengalami penyakit kronis sejak 30 tahun yang lalu. Klien mengerjakan pekerjaan rumah
dan perawatan dirinya secara mandiri. Tiga hari yang lalu, klien pulang dari rumah sakit.
Perawat melakukan kunjungan rumah untuk mengevaluasi kondisi kesehatannya. Klien
tampak bahagia dan dalam kondisi yang sehat. Perawat juga mengidentifikasi bahwa
penduduk di Happy Village sangat peduli terhadap perempuan tua itu.
Keyword :
a) Nenek usia 70 tahun (lansia)
b) Penyakit kronis sejak 30 tahun yang lalu
c) Hidup sendiri
d) Perawatan kesehatatan diri secara mandiri dan melakukan tugas-tugas rumah sendiri
e) Penduduk peduli terhadap nenek

A. Pendekatan Profesional Keperawatan Berdasarkan Triger


Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Doheny (1982) perawat
profesional mempunyai beberapa elemen, meliputi :
1. Care giver : Perawat memberikan perawatan sesuai dengan penyakit yang
diderita klien dengan memperhatikan emosi dan sosial klien.
2. Advocate : Perawat melindungi klien dengan mencegah injuri fisik atau kimia,
serta perawat memberikan pengertian kepada klien tentang haknya (bila perlu) terkait
legal dan etik keperawatan.
3. Teacher/Educator : Perawat memberikan informasi tentang kesehatan, perawatan atau
terapi dan perubahan pola hidup pada klien dan keluarga, dan juga perawat mendorong
klien untuk belajar tentang kesehatan dan mengevaluasi kemajuan klien.
4. Communicator : Perawat harus mampu berkomunikasi yang baik dengan pasin untuk
memberikan perawatan, rehabilitasi, pendidikan, rasa nyaman dan melindungi klien.
5. Researcher : Perawat peneliti harus selalu menggali permasalahan klien untuk
meningkatkan kesehatan klien dan pelayanan kesehatan.
6. Conselor : Perawat memberikan saran atau nasehat pada pasien tentang
perawatan diri untuk selalu menjaga kondisinya.
7. Leader : Perawat harus mampu menjadi pemimpin yang baik dalam proses
keperawatan dan juga asuhan keperawatan.

B. Teori Model yang Tepat dan Alasannya Berdasarkan Triger


1. DOROTHEA OREM
a. Self Care
“SELF-CARE” adalah penampilan atau aktivitas praktek berdasarkan keinginan
individu dan dilaksanakan untuk mempertahankan hidup, sehat dan kesejahteraan. Dalam hal
ini perawat membantu klien melakukan perawatan diri sendiri. Model Orem didasarkan pada
tiga konstruk utama: keharusan perawatan diri, perawatan diri dan sistem keperawatan. Yang
menjadi sentral dari teori Orem adalah keyakinan bahwa individu berfungsi dan
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan dengan merawat diri mereka sendir.
Jika individu atau kelompok tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka (keharusan
perawatan diri), maka terjadi defisit perawatan diri dan timbul tuntutan oerawatan diri
terapeutik, yang mengarah pada bantuan keperawatan.
Penekanan teori self care secara umum :
a. Pemeliharaan intake udara
b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.
b. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan
kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan
yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak
mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif. Teori self care deficit
diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan
datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
Nursing system adalah teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan ataupun
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1. The Wholly Compensatory System
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol
dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2. The Partly Compensantory System
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena
sakit atau kecelakaan
3. The Supportive - Educative System
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4. Metode Bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :
 Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
 Mengajarkan klien
 Mengarahkan klien
 Mensupport klien
 Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal Self Care Requisite adalah suatu keperluan self care universal dan yang ada
pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan,
biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan
adalah :
c. Pemeliaharaan kecukupan intake udara
d. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
e. Pemeliaharaan kecukupan makanan
f. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
g. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
h. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
i. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.
2. Developmental Self Care Requisite ditandai dengan terjadinya berhubungn dengan
tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health Deviation Self Care Requisite adalah kebutuhan yang timbul karena kesehatan
yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit
atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

1. FLORENCE NIGHTINGALE
Florence Nightingale menekankan pada interaksi klien/pasien terhadap
lingkungannya, ia melihat penyakit sebagai pergantian atau perbaikan (reparative process).
Upaya membantu proses perbaikan atau perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan
memanipulasi lingkungan eksternal dimana pasien/klien tinggal. Lingkungan adalah semua
kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan klien dan
kemampuan untuk preventif. Konsep Florence Nightingale yaitu fisik, emosi dan sosial.
Lingkungan yang nenek tinggali memiliki udara, air, efisiensi drainase, kebersihan dan
cahaya
Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk
penanganan perawatan yang layak. Dia memfokuskan teorinya ini pada aspek lingkungan,
dari sinilah teori yang ia buat dikenal sebagai teori keperawatn modern (nursing modern).
Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain :
a. Udara segar
b. Air bersih
c. Saluran pembuangan yang efisien
d. Kebersihan
e. Cahaya

Ventilasi yang cukup bagi klien menjadi dasar aspek lingkungan yang diungkapkan
Nightingale di dalam teorinya. Karena ketersediaan udara yang segar, bersih, dan
berlangsung secara terus-menerus merupakan prinsip utama yang diterapkan Nightingale
dalam perawatan. Oleh sebab itu, perawat harus menjaga kebersihan udara yang dihirup oleh
klien, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya dingin. Selain itu, cahaya matahari juga
merupakan komponen yang tidak kalah penting dalam melakukan perawatan pada klien.
Nightingale berkeyakinan bahwa cahaya matahari memiliki manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Maka dari itu, perawat juga perlu mengajak klien berjalan-jalan keluar untuk
dapat merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi. Fokus perawatan klien
menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat bahwa kebersihan pada klien,
perawat, dan lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan klien.

Nightingale mengartikan kesehatan sebagai kondisi dimana seseorang merasa


sejahtera dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada sampai batas maksimal,
sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan untuk membebaskan diri
dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat mencapai titik sehatnya kembali. Prinsip
perawatan adalah menjaga agar proses reparatif ini tidak terganggu.Selain kelima komponen
lingkungan di atas, seorang perawat juga harus memerhatikan kehangatan, ketenangan, dan
makanan klien.

2. BETTY NEUMAN
Neuman meyakini bahwa keperawatan memerhatikan manusia secara utuh, tujuannya
yaitu membantu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan
tingkat kesehatan yang optimal (Neuman dan Young, 1972 dalam Potter & Perry). Bagi
Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi yang kompleks yang dianamis dari
fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka.
Manusia yang diibaratkan sebgai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan
dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai stressor (Chin dan Jacobs, 1995).
Perawat mengakaji, mengatur dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada
variabel-variabel yang mempengaruhi respons klien terhadap stressor (Chin dan Jacobs,
1995). Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan
primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-faktor resiko
yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Pencegahan sekunder berfokus pada
penguatan pertahanan dan sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana
pengobatan pada gejala-gejala yang tampak. Sedangkan pencegahan tersier berfokus pada
proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan
pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam
mencegah terjadinya masalah yang sama.

3. HILDEGARD E. PEPLAU
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
yang menghasilkan hubuingan antara perawat dengan klien yang bersifat terapeutik. Teori
yang dikembangkan oleh Peplau adalah keperawatan Psikodinamik (Psychodynamic
nursing), yang dipengaruhi oleh hubungan interpersonal, khusunya model psikonalitik.
Menurut Peplau, keperawatan adalah therapeutic yang mempunyai seni penyembuhan dalam
membantu orang yang sakit atau orang yang membutuhkan perawatan kesehatan.
Keperawatan dapat dianggap sebagai proses interpersonal sebab melibatkan interaksi antara 2
atau lebih individu dengan tujuan tertentu.
Peplau mengenali 4 fase dalam hubungan interpersonal perawat-klien yang meliputi :
a. Fase Orientasi
Fase orientasi ini lebih berfokus pada penentuan dan penemuan masalah. Pertama kali
perawat dan pasien bertemu masih sebagai orang asing satu sama lain, pasien , keluarganya
memeliki perasaan butuh bantuan profesional walaupun kebutuhan ini kadang-kadang tidak
dapat dikenali atau dimengti oleh mereka. Pada fase ini yang paling penting adalah perawat
bekerjasama seacara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam menganalisis situasi
yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan menentukan masalah yang ada.
Setelah dilakukan analisis, diambil keputusan bersama untuk menentukan tipe/jenis bantuan
apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang sesuai
dengan kebutuhan.
b. Fase Identifikasi
Pada fase identifikasi ini, memilihh bantuan profesional apa yang sesuai. Pasien
merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya, setiap pasien
mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini. Respons pasien terhadap keperawatan antara
lain :
1. Berpartisipasi dan interdependen dengan perawat
2. Otonomi dan independen dari perawat
3. Pasif dan dependen pada perawat
c. Fase Eksploitasi
Fase eksploitasi ini menggunakan bantuan profesional untuk alternatif pemecahan
masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari pasien, pasien
muali merasa sebagian bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai
menerima informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhan terhadap
dirinya, mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat,
mendengarkan penjelasan dari perawat dan sebagainya.
d. Fase Resolusi/Terminasi
Ini adalah fase untuk mengakhiri hubungan profesional. Pasien dan perawat dalam
fase ini perlu untuk mengakhiri hubungan terapeutik. Komponen utama keperawatan Peplau :
1. Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan,
bersiafat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrumen edukatif, kekuatan
yang mendewasakan dan mendorong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif,
konstruktif, produktif, personal dan kehidupan komunitas. Perawat merespons kebutuhan
klien akan bantuan melalui proses interpersonal. Proses interpersonal merupakn hubungan
humanistik anatar individu yang sakit atau memerlukan layanan kesehatan. Konsep utama
dalam proses interpersonal ini adalah perawat, klien, hubungan terapeutik, tujuan, kebutuhan
manusia, kecemasan, ketegangan dan frustasi.
2. Individu
Menurut Peplau, Individu adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan. Peplau mendefinisikan
individu sebagai manusia sebab manusia adalah organisme yang hidup dalam ekulibrium
yang tidak stabil.
3. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai simbol yang menyatakan secara tidak
langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus-
menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam lingkungan
kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4. Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam keperawatan, ia mendorong perawat untuk memerhatikan kebudayaan
dan adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.
Menurut Peplau, lingkunagn merupakan kekuatan yang berada diluar organisme dan berada
dalam konteks kultural. Peplau tidak memandang secara luas lingkungan yang memengaruhi
status kesehatan seseorang, tetapi lebih berfokus pada kondisi psikologis dalam diri orang
tersebut.

2. Penerapan Konsep Sehat Sakit dan Stress Adaptasi


1. Konsep Sehat-Sakit
Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya
bebas dari penyakit. Menurut Smith sehat adalah keadaan diamana terbebas dari penyakit.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelmen dan Mandle, 1994 dalam Potter dan Perry):
- Memperhatikan individu sebagai sebuah sisitem yang menyeluruh
- Memandang sehat dengan mengidentifikasikan lingkungan internal dan eksternal
- Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Perawat dapat memiliki definisi yang berbeda-beda tentang sehat. Perawat membuat
rencana perawatan berdasarkan pada definisi sehat dan standar pelayanan kesehatan yang
diterapkan. Sehat dalam pengertian paling luas adalah suatu keadaan yang dianamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal
untuk mempertahankan keadaan kesehatannya. Linkungan internal terdiri dari beberapa
faktor yang mempengaruhi yaitu antara lain psikologis, dimensi intelektual dan spiritual, dan
proses penyakit. Lingkunagn eksternal terdiri dari faktor-faktor diluar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan anatar lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Karena kedua lingkungan ini perubahan secara terus-menerus, maka individu harus mampu
beradaptasi untuk mempertahankan keadaan kesehatannya.
Definisi Sehat Pender (1982). Sehat adalah sebuah perwujudan dari seorang individu
yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).
Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
Definisi Sehat Paune (1983). Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care
actions) secara adekual.
Self Care Resouces mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self Care
Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. Sakit yaitu
defiasi/penyimpangan dari status sehat.
BAB III
PEMBAHASAN (DISKUSI KELOMPOK)
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Soejoeti, Sunanti Z. 2008. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial
Budaya. Jakarta: Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
(http://www.academia.edu/6708925/Konsep_Sehat_Sakit_dan_Penyakit_dalam_Konteks_Sos
ial_Budaya diakses pada 1 Desember 2014, pukul 16.00 WIB)
Parker, Marilyn E. 2005. Nursing Theorist and Nursing Practice. Second Edition.
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Potter, P. A. & Perry, Anne Graffin. 2005. Fundamental Keperawatan, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Christensen, Paula J. & Kenney, Janet W. 1995. Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual. Terjemahan Yuyun Yuningsih dan Yasmin Asih. 2009. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai