PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
MAULANA.A.R.D.PATTY 211FK05001
SUSI SEPIANI 211FK05003
UYAN SUPIAN 211FK05011
PENDAHULUAN
berkontribusi pada beban penyakit dunia dengan angka kematian sebesar 1,19
juta jiwa per tahun (Global Burden of Disease, 2020). Di Indonesia, kasus
Tahun 2018, di Indonesia terdapat 66.433 orang pasien baru dengan gagal
dengan berbagai macam penyebab, akibat dari perubahan fungsi nefron yang
mengalami kerusakan secara terus menerus dalam waktu yang lama hingga
menjadi stadium akhir (Nur, 2019). Masalah yang muncul pada pasien
Dampak yang bisa terjadi akibat gagal ginjal kronik seperti kekurangan sel
pada fungsi otot, syaraf, irama jantung dan mengakibatkan kematian (Price
1
2
yang paling banyak dilakukan dan cara ini dilakukan apabila PGK sudah
mengalami stadium akhir gagal ginjal yaitu ginjal tidak mampu menjalankan
Melalui proses difusi molekul dalam darah dapat berpindah ke dialisat. Proses
perpindahan air dari tekanan tinggi (darah) ke tekanan yang lebih rendah
penyakit ginjal atau endokrin yang dilaksanakan oleh ginjal dan dampak dari
gagal ginjal serta terapi terhadap kualitas hidup pasien. Oleh karena itu pada
memiliki dampak yang besar terhadap menurunnya kualitas hidup selain dari
itu pasien PGK akan mengalami adanya pembatasan cairan, hipotensi, emboli
udara, nyeri dada, pruritus, gangguan keseimbangan dialisis, kram dan nyeri
2018). Berbagai dampak yang muncul dari PGK, seperti pembatasan cairan,
hipotensi, emboli udara, nyeri dada, pruritus semuanya sudah ada penanganan
3
pengetahuan, namun selain dari itu, menurut peneliti perlu adanya intervensi
lain yang bisa mengatasi masalah kecemasan yang dialami oleh pasien PGK.
Akibat dari timbulnya kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik bisa
sehari-hari.
latihan relaksasi lainnya (Potter & Perry, 2018; Proverawati, 2019). Dari
berbagai intervensi tersebut, terapi autogenik menjadi salah satu terapi yang
dilakukan. Relaksasi autogenik bisa menjadi salah satu intervensi yang tepat,
autogenik yaitu lebih mudah dilakukan dan diajarkan pada responden dan
intervensi.
dengan kata-kata positif atau sugesti positif pada diri sendiri dalam upaya
Unit Rumah Sakit Pusri Palembang didapatkan hasil bahwa Terapi relaksasi
BARAT, jumlah pasien PGK yang dilakukan hemodialisis pada tahun 2019
sebanyak 42 orang, tahun 2020 sebanyak 53 orang dan pada tahun 2021
gelisah, merasa takut, tidak bisa istirahat dengan tenang dan kadang pusing
merasa tidak terlalu takut atas kondisi yang dialami dikarenakan merasa
mengenai gagal ginjal kronis dan hemodialisis. Lebih lanjut didapatkan hasil
dengan keluarga.
2) Bagi Perawat
hemodialisis.
yang terjadi yaitu adanya kecemasan pada pasien hemodialisis akibat rutinitas
yang harus dilakukan untuk bertahan hidup. Penelitian dilakukan pada bulan
Oktober 2022 sampai Juli 2023 dan dilakukan di RSUD PAPUA BARAT.
yaitu 43,55 dan rata-rata kecemasan post-test yaitu 36,6 dengan nilai p =
2.2.1 Pengertian
8
9
gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan suatu kondisi klinis yang ditandai
Selain itu penyakit ginjal kronik bisa dikatakan juga sebagai terjadinya
kerusakan ginjal (renal damage) dan terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan dalam komposisi darah atau urin serta adanya kelainan pada tes
pencitraan (imaging tests) serta laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari
uremia atau terjadi retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
(Smeltzer & Bare, 2019). Penyakit penyakit ginjal kronik terjadi bila
metabolit atau toksik uremik, hal ini menyebabkan ginjal tidak dapat
fungsi ginjal yang mengakibatkan uremia atau terjadi retensi urea dan
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Patofisologi
darah glomerulus.
ginjal (renal reserve), dimana basal Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) masih
normal atau dapat meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar
terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum sampai pada LFG
dalam urin, menjadi tertimbun dalam darah. Kondisi seperti ini dinamakan
antara lain natrium dan kalium. LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan
ginjal, pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal
(Sudoyo, 2019):
sampai koma.
berikut:
2.3.1 Pengertian
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
ginjal stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang
adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah
metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal
14
ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup pasien (Brunner & Suddarth,
2019).
2.3.2 Tujuan
suasana cairan ekstra dan intrasel yang sebenarnya merupakan fungsi dari
terlarut seperti urea dari darah ke dialisat. dan dengan memindahkan zat
terlarut lain seperti bikarbonat dari dialisat ke dalam darah. Konsentrasi zat
terlarut dan berat molekul merupakan penentu utama laju difusi. Molekul
kecil, seperti urea, cepat berdifusi, sedangkan molekul yang susunan yang
albumin, dan zat terlarut yang terikat protein seperti pcresol, lebih lambat
berdifusi. Disamping difusi, zat terlarut dapat melalui lubang kecil (pori-
15
konsentrasi zat terlarut; tujuan utama dari ultrafiltrasi ini adalah untuk
membuang kelebihan cairan tubuh total. Sesi tiap dialisis, status fisiologis
untuk mencapai laju dan jumlah keseluruhan pembuangan cairan dan zat
artificial berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus dan
Pertukaran limbah dari darah ke dalam cairan dialisat akan terjadi melalui
melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang memiliki
(Lavey, 2019). Cairan dialisat tersusun dari semua elektrolit yang penting
dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih
all, 2019).
to side (dihubungkan antara ujung dan sisi pembuluh darah). AV. Shunt
siap digunakan (Brruner & Suddart, 2019). Waktu ini diperlukan untuk
agar cukup banyak aliran darah yang akan mengalir melalui dializer.
(Anita, 2020).
agar tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang
urin yang ada ditambah insensible water loss. Asupan natrium dibatasi 40-
pasien untuk minum. Bila asupan cairan berlebihan maka selama periode
untuk memastikan agar kadar obat-obatan ini dalam darah dan jaringan
timbulnya efek toksik akibat obat harus dipertimbangkan (Hudak & Gallo,
2020).
2.3.6 Komplikasi
Masing – masing dari point tersebut (hipotensi, emboli udara, nyeri dada,
otonomik, dan kelebihan berat cairan. Emboli udara terjadi jika udara
memasuki sistem vaskuler pasien (Hudak & Gallo, 2020). Nyeri dada
uremia yang berat. Pruritus terjadi selama terapi dialisis ketika produk
kalasemia dan juga kecemasan (Brunner & Suddarth, 2019, Isroin, 2019).
dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis
emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik dan kondisi ini dialami
dikutip oleh Purba, dkk. (2018), takut mempunyai sumber penyebab yang
jelas.
4. Gejala somatic : rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak
respon yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga
rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana individu sudah tidak
1. Teori Psikoanalitik
2. Teori Interpersonal
3. Teori Perilaku
kenyamanan.
4. Teori Keluarga
5. Teori Biologis
keseluruhan.
yaitu menurut alat ukur kecemasan yang disebut HADS . Hospital Anxiety
Remein (2020) dan dimodifikasi oleh Made (2020). Instrumen ini terdiri
penjumlahan seluruh hasil jawaban adalah normal (skor 0-7), ringan (skor
8-10), sedang (skor 11-15) dan berat (skor 16-21) (Made, 2020).Indikator
1. Ketegangan
Sub variabel mengenai rasa sakit hati, kebingungan, adanya rasa sesak,
Sub variabel mengenai tidak bisa diam dan tidak bisa istirahat dengan
tenang.
(Made, 2020).
(Purwanto, 2018).
2. Relaksasi autogenik
3. Terapi musik
memiliki tempo 60-80 ketukan per menit, tanpa lirik, mengalun, dapat
4. Pernapasan berirama
mengatur irama secara baik dan benar, sehingga pemusatan pikiran dan
2019).
2.5.1 Pengertian
dan stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Teknik
relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit
(misalnya, tangan merasa hangat dan berat) yang difasilitasi oleh sugesti
bersumber dari diri sendiri berupa kata-kata atau kalimat pendek yang bisa
(Asmadi, 2018).
bergejola pada dirinya baik pada saraf pusat maupun pada saraf otonom.
Setelah diajarkan teknik ini, seseorang tidak lagi tergantung pada ahli
mengatakan dalam diri “saya merasakan lengan kanan saya berat” dan
“saya rasakan lengan kanan saya panas dan rileks”. Kemudian, latihan
mengatakan dalam diri “pernapasan saya lebih tenang dan denyut jantung
saya berdetak lebih lamba”’. Serta latihan untuk merasakan panas atau
dingin pada perut dan dahi, dengan mengatakan dalam diri “dahi dan perut
30
saya lebih dingin”. Latihan ini dapat meningkatkan perasaan segar dan
jantung serta suhu tubuh. Imajinasi visual dan mantra-mantra verbal yang
membuat tubuh merasa hangat, berat dan santai merupakan standar latihan
relaksasi autogenik.
sebagai berikut:
31
terpejam.
2) Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher, dan kaki.
dan tenang’.
1) Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut.
dan tenang’.
nyaman dilakukan pada pagi hari maupun sore hari. Hasil dari relaksasi
mulai terasa jika penderita melakukannya selama 3 kali atau lebih secara
(Saunders, 2018).
dan non-farmakologis. Ada banyak jenis tehnik non farmakologis yang bisa
latihan relaksasi lainnya (Potter & Perry, 2019). Relaksasi autogenik yaitu
dan kortisol di dalam darah. Penurunan kadar adrenalin dan kortisol dapat
Bagan 2.1.
Kerangka Konseptual
Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang
Menjalani Takut
Hemodialisis
Penanganan :
Cemas
Relaksasi Autogenik
Dampak
Psikologis Depresi
Stres
Rasa bersalah
Menarik diri
Cemas berkurang
sebanyak dua kali, yaitu observasi sebelum eksperimen disebut pretest, dan
Ada banyak jenis tehnik non farmakologis yang bisa digunakan untuk
lainnya (Potter & Perry, 2019). Relaksasi autogenik yaitu relaksasi nafas
kecemasan dengan adanya keyakinan dan juga pola mengatur napas yang bisa
35
36
dalam darah yang bisa menurunkan denyut jantung dan tekanan darah yang
akhirnya memberikan rasa nyaman dan tenang ataupun dengan kata lain
pase
Bagan 3.1
Kerangka Pemikiran
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen.
adalah:
1. Relaksasi Autogenik
bersumber dari diri sendiri berupa kata-kata atau kalimat pendek yang
2. Kecemasan
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Relaksasi Pemberian - - - -
autogenik relaksasi
autogenik kepada
responden selama
15-20 menit
dilakukan
sebanyak 3x
pertemuan
orang.
39
(t – 1) (r – 1 ) > 15
Keterangan :
r = jumlah sampel
t = banyaknya kelompok
(t-1)(r-1)>15
(1-1)(r-1)>15
(1)(r-1)>15
r>15+0
r=15
15x10%
15+1,5=16,5
=17 orang
Jadi jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu sebanyak 17
1. Kriteria inklusi
c. Mengalami kecemasan
2. Kriteria Eklusi
responden dalam penelitian ini dan penggunaan data tersebut hanya untuk
perlakuan yang sama dari peneliti tanpa memandang keyakinan, suku, ras,
Penelitian ini tidak merugikan responden, hasil setelah penelitian tidak ada
DESAIN PENELITIAN
Scale (HADS).
berikut:
1
2
6. Pengambilan data dilakukan dengan cara per orang (one by one) dan
3. Studi kepustakaan.
4. Menyusun proposal.
5. Menyusun instrumen.
6. Seminar proposal.
3. Melakukan penelitian
3
1. Editing
2. Coding data
3. Tabulating
intervensi (pre test) dan tabel hasil kecemasan setelah intervensi (post
test)
4. Entry data
dibuat.
4
5. Cleaning
kesalahan atau tidak. Hasil didapatkan tidak ada kesalahan hasil data
rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian dan desain
1. Analisis Univariat
sebagai berikut:
Σf
P= x 100 %
n
Keterangan :
P = Prosentase
f = Frekuensi.
n = Jumlah responden.
dengan kriteria:
1 % - 25 % = sebagian kecil .
26 % - 49 % = hampir setengahnya.
50 % = setengahnya.
80 % - 99 % = sebagian besar.
100 % = seluruhnya.
2. Analisis Bivariat
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
Keterangan :
x = rata-rata data
Jika nilai p > 0,05 maka Ha ditolak dan H O diterima atau tidak ada