Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PSIKOEDUKASI UNTUK MENURUNKAN

KECEMASAN DENGAN INSOMNIA PADA PASIEN GAGAL


GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISIS RSUD UNDATA PALU

Tugas Mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :

MILTA (202201275 )

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


PRODI KEPERAWATAN NONREG 2022
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kelainan ginjal yang bersifat ireversibel
dengan kelainan struktur maupun fungsi ginjal,yang mana tubuh tidak dapat lagi
menjaga metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
menyebabkan uremia. Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan rusaknya ginjal
melebihi kurun waktu 3 bulan, abnormalitas struktur maupun fungsi ginjal. Tanda
Gangguan fungsi ginjal yaitu meningkatnya kadar ureum & kreatinin, kelainan
sedimen urin, elektrolit, histologi, dan struktur ginjal. (Eka Cahyani et al., 2022)
Penanganan GGK dapat dilakukan dengan dua metode yaitu pertama
transplantasi ginjal dan kedua Hemodialisa atau cuci darah. Hemodialisis adalah
proses pembersihan darah dengan mengumpulkan limbah. Pada penderita gagal
ginjal kronik, hemodialisis dapat mencegah kematian. Teknik utama yang digunakan
dalam dialisis ialah hemodialisis yaitu proses pemisahan makromolekul dari ion dan
senyawa berat molekul rendah dalam larutan dengan memanfaatkan perbedaan
tingkat difusinya melalui membran semipermeab

Pada tahun 2016, Penyakit ginjal kronis terdapat pada sekitar 753 juta orang
di seluruh dunia yang meliputi 336 juta pada pasien laki-laki dan 417 juta pada
pasien perempuan. Penyebab tersering penyakit ginjal kronis adalah Hipertensi pada
550 ribu pasien, diabetes melitus pada 418 ribu pasien, dan glomerulonephritis pada
238 ribu pasien. perawatan penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan
terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung (Kher et al., 2016).

Insomnia adalah suatu kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur,


atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih di mana keadaan sulit
tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang signifikan.1 Insomnia merupakan
gangguan tidur yang paling sering diderita masyarakat di dunia, baik secara primer
maupun dengan adanya kondisi yang komorbid, sebagai contohnya: penelitian
terhadap insomnia di Amerika menyebutkan empat puluh hingga tujuh puluh juta
penduduk amerika mengalami insomnia intermiten dan 10% hingga 20% penduduk
amerika terkena insomnia kronis.2 Konsekuensi dari penyakit insomnia sangat
banyak bahkan hingga menimbulkan kerugian secara ekonomi. Hal inilah yang
mendasari insomnia sebagai masalah yang serius pada tingkat pelayanan kesehatan
primer (rosembrina,hellena deli, 2021)

Penderita gagal ginjal kronik yang akan melakukan hemodialisa sering


mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Kring et al (2009)
menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa yang
mengalami kecemasan sebanyak 61% responden. Kecemasan yang dirasakan pasien
muncul karena pasien belum mengetahui bagaimana prosedur dan efek samping dari
hemodialisa. Perubahan yang dialami oleh pasien gagal ginjal kronik yang
mengalami kecemasan menimbulkan perubahan drastis bukan hanya fisik tetapi juga
psikologis pada pasien. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang
sangat menekan kehidupan seseorang yang berlangsung tidak lama. Proses dari
hemodialisis menimbulkan stress psikologis (kecemasan) dan fisik yang mengganggu
sistem neurologi sebagai contoh kecemasan, diorientasi tremor, penurunan
konsentrasi (Damanik, 2020)

Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah


kecemasanadalah psikoedukasi. Psikoedukasi merupakan sebuah terapi modalitas
yang dilakukan secara profesional dengan mengintegrasikan dan menyinergikan
psikoterapi dan intervensi edukasi.(Wowor et al., 2019) Psikoedukasi bukan
merupakan suatu pengobatan, namun hal ini dirancang untuk menjadi bagian dari
rencana perawatan secara keseluruhan. Misalnya, pengetahuan tentang penyakit
seorang sangat penting bagi individu dan keluarga mereka untuk dapat merancang
rencana perawatan dan pengobatan yang optimal (Supratiknya, 2011). Knowes
(1985) dalam Rachmaniah (2012) pelaksanaan psikoedukasi ini dapat diberikan oleh
penyedia kesehatan seperti dokter, psikolog, perawat, dan bidan. Beberapa penelitian
membuktikan psikoedukasi berpengaruh dalam menurunkan kecemasan pada pasien
GGK yang menjalani HD. (Wowor et al., 2019)

RSUD Undata merupakan salah satu rumah sakit yang terdapat instalasi
hemodialisis. Pasien diberikan rekomendasi untuk melakukan hemodialisa oleh
dokter dengan menyertakan diagnosis penyakit pasien.

Rumah Sakit Umum daerah Undata Palu merupakan Rumah Sakit Propinsi
Sulawesi Tengah yang menjadi Rumah Sakit rujukan dan banyak mendapatkan
pasien rujukan gagal ginjal. Jumlah pasien gagal ginjal yang diterima di Rumah Sakit
Umum daerah Undata Palu dari tahun ke tahun semakin meningkat dngan presentase
kenaikan setiap tahunnya.
Dari uraian tersebut, penulis inggin menggunakan psikoedukasi untuk
menurunkan kecemasan dan insomnia pada pasien hemodialisis sehingga penelitian
menggangkat judul “pengaruh psikoedukasi untuk menurunkan kecemasan dengan
insomnia pada pasien gagal ginjal kronik di unit hemodialisis RSUD Undata Palu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah


yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh psikoedukasi untuk
menurunkan kecemasan dan insomnia pada pasien gagal ginjal kronik di unit
hemodialisis RSUD Undata Palu”.

1.3 Tujuan

1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi untuk
menurunkan kecemasan dan insomnia pada pasien gagal ginjal kronik di unit
hemodialisis.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui kecemasan pasien GGK di unit HD sebelum intervensi (pre-test)
dan setelah intervensi (post-test) pada kelompok intervensi dan kontrol.
b. Mengetahui insomnia pasien GGK di unit HD sebelum intervensi (pre-test)
dan setelah intervensi (post-test) pada kelompok intervensi dan kontrol.
c. Membandingkan kecemasanpasien GGK di unit HD sebelum intervensi (pre-
test) dan setelah diberikan psikoedukasi (post-test) pada kelompok
intervensi dan kontrol.
d. Membandingkan insomnia pasien GGK di unit HD sebelum intervensi (pre-
test) dan setelah intervensi (post-test) pada kelompok intervensi dan kontrol.
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, H. (2020). Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam


Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Imelda, 6(1), 80–85.
https://doi.org/10.52943/jikeperawatan.v6i1.365
Eka Cahyani, A. A., Prasetya, D., Abadi, M. F., & Prihatiningsih, D. (2022).
Gambaran Diagnosis Pasien Pra-Hemodialisa Di Rsud WangayaTahun 2020-
2021. Jurnal Ilmiah Hospitality, 11(1), 32–40.
Kher, K. K., Greenbaum, L. A., & Schnaper, H. W. (2016). Clinical pediatric
nephrology: Third edition. In Clinical Pediatric Nephrology: Third Edition
(Issue 1902611187). https://doi.org/10.1201/9781315382319
rosembrina,hellena deli, rismadefi. (2021). Insomnia Dan Hubungannya Terhadap
Faktor Psikososial Pada Pelayanan Kesehatan Primer. JOM FKn., 8.No.1, 237–
253.
Wowor, M. D., Widani, N. L., & Tjitra, E. (2019). Psikoedukasi Efektif Menurunkan
Kecemasan dan Meningkatkan Kepatuhan Diet Cairan Paien Pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik Selama Menjalani Hemodialisa. Juiperdo, 6(2), 66–81.

Anda mungkin juga menyukai