Anda di halaman 1dari 6

Vol.1 Edisi.

1 Juni 2016

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT


KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT
DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³


SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
iloveiche@gmail.com, imeldaladjar@gmail.com,

ABSTRAK

Masalah yang sering muncul pada pasien gangguan kardiovaskuler adalah kecemasan.
Kecemasan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.Sedangkan
komunikasi terapeutik dianggap sebagai salah satu yang dapat menurunkan kecemasan pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan metode komunikasi yang dilakukan perawat untuk
membantu penyembuhan pasien, melalui teknik komunikasi yang terencana sehingga
terbentuknya rasa saling percaya antara perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik bertujuan
agar kecemasan dapat terkendali, dan pasien dapat mengembangkan konsep diri dengan baik,
sehingga pasien kooperatif terhadap tindakan perawatan. Mengetahui hubungan komunikasi
terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien gangguan kardiovaskular yang dirawat
diruangan Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2015. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah pasien yang dirawat diruangan Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin, Menggunakan teknik purposive sampling dan menggunakan uji korelasi
Spearman Rank. Hasil menunjukan komunikasi terapeutik perawat di ruangan Alamanda
sebesar 52,6% baik. Kecemasan Pasien diruangan Alamanda sebesar 63,2 cemas sedang, Hasil
statistik menunjukan hasil adanya korelasi lemah (rs=0,330) dengan nilai probabilitas p= 0,043,
yang berarti terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada
pasien kardiovaskular dengan korelasi lemah. Sehingga disarankan kepada Perawat untuk
mempertahankan komunikasi terapeutik yang efektif kepada pasien.

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Tingkat Kecemasan Pasien, Gangguan


Kardiovaskular.
Jumlah : 195 Kata

1
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

PENDAHULUAN Komunikasi perawat – pasien yang


Kemajuan Perekonomian dan perubahan terapeutik menjadikan suatu kewajiban,
pola hidup pada negara-negara berkaitan dengan petugas perawat itu
berkembang menyebabkan pola penyakit sendiri, agar interaksi tersebut memfasilitasi
berubah dari penyakit infeksi dan rawan proses penyembuhan Pasien (Nurjannah,
gizi ke penyakit - penyakit degenerative, 2005). Komunikasi yang baik diantara
diataranya adalah penyakit jantung dan tenaga kesehatan dan pasien akan
pembuluh darah (Kardiovaskular). Penyakit menentukan tahap tindakan medis
kardiovaskuler merupakan masalah selanjutnya dan meningkatkan keberhasilan
kesehatan masyarakat di negara maju dan dari proses perawatan pasien. Kelemahan
berkembang. Penyakit kardiovaskular dalam komunikasi merupakan masalah
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu serius bagi perawat maupun bagi pasien.
gangguan fungsi jantung, gangguan struktur Perawat yang enggan berkomunikasi
jantung, infeksi dan non inflamasi, serta dengan pasien biasanya hanya
gangguan system vascular (Smeltzer, 2006). menunjukkan bahasa tubuh yang
berdampak sangat serius bagi pasien
Menurut WHO (2011) bahwa penyakit misalnya dengan menunjukkan raut wajah
jantung merupakan penyebab kematian yang tegang.
nomor satu didunia dan 60% dari seluruh
penyebab kematian penyakit jantung adalah Berdasarkan hasil wawancara yang
penyakit jantung iskemik dan sedikitnya dilakukan pada pasien dengan penyakit
17,5 juta atau setara dengan 30,0% jantung di RSUD Ulin Banjarmasin
kematian di seluruh dunia disebabkan oleh mengemukakan bahwa untuk komunikasi
penyakit jantung. Diperkirakan tahun 2030 terapeutik pada tahap orientasi perawat
bahwa 23,6 juta orang di dunia akan tidak mengucapkan salam saat masuk
meninggal karena penyakit kardiovaskular ruangan dan tidak memperkenalkan diri
(Sumarti, 2010). saat pertama kali bertemu pasien. Pada
tahap terminasi mengemukakan perawat
Secara umum, perawatan pasien gangguan ketika pergi tidak memberitahu kapan akan
kardiovaskular bertujuan untuk kembali. Pada tahap kerja pasien
memperbaiki hemodinamik, meningkatkan mengemukakan perawat menanyakan
konsep diri, menghilangkan rasa nyeri, keluhan yang dialami pasien dan
mencukupi kebutuhan oksigen, menjaga pembicaraan mudah dipahami. Untuk
kenormalan pola eliminasi, mengurangi kecemasannya sebagian besar pasien
kecemasan, dan mencegah kematian. Pada mengemukakan susah tidur dan merasa
pasien dengan diagnosa penyakit jantung cemas, takut mati, mudah tersinggung,
yang menjadi pembunuh nomor satu sudah kepikiran keluarga yang dirumah, selama di
merupakan beban berat bagi pasien itu rumah sakit tidak bisa melakukan apa-apa,
sendiri. Perasaan takut dengan penyakit, merasa sendiri karena pasien sering
dijauhi keluarga, merasa tidak berharga dan ditinggalkan, sedangkan pasien lainnya
takut akan kematian dirasakan pasien mengemukakan merasa tenang karena
menjadi suatu beban psikologis bagi diri sudah sering keluar masuk rumah sakit,
pasien tersebut. Apalagi ditambah dengan sehingga sudah mulai menerima kondisi
masalah tindakan medis dan keperawatan yang dialami.
yang menurut pasien sangat asing tanpa
adanya informasi yang jelas dari perawat Dampak bagi pasien apabila komunikasi
maupun dokter, sehingga komunikasi tidak dilaksanakan dengan baik yaitu pasien
sangat diperlukan antara tenaga kesehatan menjadi kurang percaya dengan perawat,
dengan pasien. pasien menolak untuk dilakukan tindakan
yang berkaitan dengan proses

2
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

penyembuhan, pasien menjadi enggan Sampel Penelitian dan Teknik Sampling


untuk bertemu perawat, dan masa Sampel dalam penelitian ini adalah
perawatan pasien menjadi bertambah sebagian pasien di Ruangan Alamanda
karena terhambatnya proses penyembuhan. Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Dampak bagi perawat apabila komunikasi Banjarmasin. Jumlah sampel yang diteliti
tidak dilaksanakan dengan baik yaitu adalah sebanyak 38 responden.
asuhan keperawatan yang sudah disusun
patut dipertanyakan, dan perawat dinilai Waktu dan Tempat Penelitian
menjadi tidak berkualitas dan tidak Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12
bertanggungjawab atas kewajiban yang Juni – 1 Juli di ruang Alamanda Rumah
seharusnya perawat lakukan. Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.

Berdasarkan permasalahan yang telah Instrumen Penelitian


dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik Instrumen yang digunakan pada penelitian
untuk melakukan penelitian mengenai ini yaitu kuisioner dengan metode checklist
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat (√) untuk mengumpulkan data mengenai
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien komunikasi terapeutik perawat, dan untuk
Gangguan Kardiovaskular yang Dirawat variabel kecemasan menggunakan
Diruangan Alamanda Rumah Sakit Umum Instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale
Daerah Ulin Banjarmasin. (HARS) yaitu mengukur aspek kognitif dan
afktif.
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitias
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini instrument untuk variabel
penelitian kuantitatif dengan rancangan komunikasi terapeutik perawat telah
penelitian deskriptif korelasional dengan melalui validitas dan reliabilitas dengan
metode pendekatan cross sectional. hasil uji valid untuk komunikasi terapeutik
Penelitian ini untuk melihat korelasi antara perawat > 0.468 dan Hamilton Anxiety
variabel bebas dan terikat, data akan Rating Scale (HARS) adalah instrument
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan yang sudah baku.
atau (point time approach).
Teknik Analisa Data
Variabel Penelitian Analisis Univariat, pada penelitian ini
Variabel Independent dilakukan pada semua variabel penelitian
Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu komunikasi terapeutik perawat dan
yaitu Komunikasi Terapeutik Perawat kecemasan dengan menggunakan distribusi
Variabel Dependent frekuensi
Variabel Dependen dalam penelitian yaitu
Kecemasan Pasien Analisis Bivariat, pada penelitian ini
digunakan untuk mengetahui hubungan
Populasi Penelitian yang signifikan antara komunikasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh terapeutik perawat dengan kecemasan
pasien yang dirawat diruang Alamanda menggunakan rumus Spearman Rank.
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin diambil dari 3 bulan terakhir HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah populasi sebanyak 115 pasien. Analisa Univariat
Penelitian dilakukan satu bulan saja Distribusi frekuensi karakteristik responden
sehingga rata-rata pasien dalam satu bulan sebagai berikut:
± 42 pasien. Distribusi frekuensi variabel penelitian
sebagai berikut:

3
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

Komunikasi Terapeutik Perawat kali bertemu dengan pasien untuk mulai


membina hubungan saling percaya melalui
Komunikasi penunjukan sikap positif, komunikasi
F %
Terapeutik terbuka, sikap jujur, ikhlas, menerima
Sangat Baik 11 28,9 pasien apa adanya, menepati janji, dan
Baik 20 52,6 menghargai pasien.
Kurang Baik 7 18,4
Tidak Baik 0 0 Tingkat Kecemasan Pasien Gangguan
Total 38 100 Kerdiovaskular

Dari hasil penelitian diatas sebagian besar Tingkat


F %
komunikasi terapeutih perawat di ruang Kecemasan
alamnda dalam kategori Baik yaitu Ringan 9 23,7
sebanyak 20 orang (52,6%). Apabila Sedang 24 63,2
dikaitkan dengan karakteristik responden Berat 5 13,2
berdasarkan jenis kelamin diruangan Total 38 100
alamanda terbanyak adalah laki-laki
sebanyak 21 (55,3%) responden. Laki-laki Berdasarkan hasil pelitian diatas didapatkan
lebih menggunakan akal dan berpikir sebagian besar Tingkat Kecemasan Pasien
rasional dari pada perempuan sehingga laki- Gangguan Kardiovaskular dalam kategori
laki lebih mudah untuk memahami kecemasan sedang sebanyak 24 orang
komunikasi yang dilakukan perawat. (63,2%). Perasaan cemas yang dialami
Karakteristik responden berdasarkan lama pasien dengan gangguan kardiovaskular
perawatan 3 - 5 hari sebanyak 33 (86,8%) banyak pada kecemasan sedang hal ini
juga mempengaruhi, Hal ini dikarenakan dikarenakan penyakit jantung merupakan
komunikasi terapeutik terjadi selama penyakit pembunuh nomor satu yang sudah
perawatan yang dijalani pasien, responden merupakan beban berat bagi pasien itu
banyak memberikan penilaian yang baik sendiri, yang menimbulkan Perasaan takut
pada perawat yang ada diruangan. dengan penyakit, dijauhi keluarga, merasa
tidak berharga dan takut akan kematian
Komunikasi terapeutik merupakan sarana dirasakan pasien menjadi suatu beban
berkomunikasi yang dilakukan perawat psikologis bagi diri pasien tersebut. Apalagi
untuk membantu penyembuhan pasien, ditambah dengan masalah tindakan medis
melalui teknik yang terencana sehingga dan keperawatan yang menurut pasien
terbentuknya rasa saling percaya antara sangat asing tanpa adanya informasi yang
perawat dengan pasien. Pada saat dilakukan jelas dari perawat maupun dokter.
penelitian diruangan alamanda khusus
perawatan penyakit jantung, perawat yang Pasien yang memiliki kecemasan sedang
bertugas saat itu dinilai telah menerapkan mempunyai gejala seperti cemas mudah
komunikasi terapeutik dengan baik. tersinggung, merasa tegang, tidak dapat
Perawat yang bertugas saat itu mampu istirahat tenang, mudah terkejut, ketakutan
membina hubungan saling percaya, ditinggal sendiri, sukar masuk tidur,
sehingga pasien dapat bekerjasama dengan terbangun malam hari, daya ingat menurun,
perawat untuk proses penyembuhan. kurangnya kesenangan pada hobi, terasa
Perawat bersikap ramah, sopan santun dan nyeri pada otot, kaku, telinga berdenging,
caring kepada pasien. nyeri dada, jantung berdebar-debar, sering
menarik napas panjang, susah buang air
Hasil penelitian didukung teori Ramses besar, sering kencing, mudah berkeringat
Lalongkoe (2014) yang mengatakan tahap serta napas pendek dan cepat. Pada saat
orientasi merupakan tahap awal pertama berkomunikasi pasien nampak pucat, muka

4
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

terlihat tegang. Pasien yang memiliki sehingga pasien kooperatif terhadap


kecemasan sedang rata-rata pasien yang tindakan perawatan.
sudah dirawat 3 hari.
Hubungan komunikasi terapeutik perawat
Berdasarkan Teori Singgih D. Gunarsa dengan tingkat kecemasan pasien gangguan
(2008) Kecemasan yang berlarut-larut dan kardiovaskular yang dirawat diruangan
tidak terkendali dapat mendorong terjadinya alamanda Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
respon defensif sehingga menghambat tahun 2015 dengan menggunakan
mekanisme koping yang adaptif, sehingga perhitungan korelasi Spearman rank,
bisa menurunkan kondisi kesehatan pasien diperoleh hasil untuk tingkat significancy
jantung. Respon pasien yang tidak pada penelitian ini dapat dilihat dari ρ
kooperatif dapat menghambat rencana Value pada tingkat significancy 5% maka
tindakan keperawatan. diperoleh hasil statistik 0,043. Bila
dibandingkan dengan nilai alpha (α) yaitu
Analisa Bivariat 0,05 maka diketahui bahwa nilai ρ ≤ 0,05
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat artinya H0 ditolak dan dapat disimpulkan
dengan Tingkat Kecemasan Pasien bahwa terdapat adanya hubungan yang
Gangguan Kardiovaskular bermakna antara komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kecemasan pasien
gangguan kardiovaskular yang dirawat
diruangan alamanda tahun 2015. Korelasi
ini terjadi apabila terdapat komunikasi
terapeutik perawat yang baik maka tingkat
kecemasan pasien gangguan kardiovaskular
akan menurun.

Hal ini sejalan dengan teori yang


dikemukakan oleh Rakhmat (2007) bahwa
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa komunikasi yang terjalin baik dapat
dari 11 (28,9%) responden dengan penilaian membuat pasien mempercayai perawat,
komunikasi terapeutik kategori sangat baik menurunkan kecemasan serta menciptakan
terdapat 3 (7,9%) responden yang kenyamanan dengan keberadaan perawat
mengalami cemas ringan, 7 (18,4%) yang akan melakukan tindakan,
responden yang mengalami cemas sedang, kenyamanan, kepercayaan merupakan point
1 (2,6%) responden yang mengalami cemas penting dalam menyamakan suatu persepsi.
berat. Hal ini menunjukan bahwa apabila Pernyataan ini juga sejalan dengan
dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik pendapat Kaplan dan Sadock (1997) bahwa
perawat menerapkan dengan sangat baik komunikasi terapeutik yang baik diantara
maka tingkat kecemasan pasien gangguan perawat dan pasien akan menentukan tahap
kardiovaskular bisa menurun dan tindakan medis selanjutnya dan
sebaliknya apabila perawat tidak keberhasilan dari proses perawatan pasien
menerapkan komunikasi terapeutik dengan penyakit jantung.
sangat baik maka tingkat kecemasan pasien
akan meningkat. Berdasarkan nilai coefficient corelation
menunjukan nilai sebesar 0,330, angka ini
Hal ini sejalan dengan pernyataan Perry dan menunjukan tingkat hubungan lemah.
Potter (2005) yang menyatakan bahwa Artinya bahwa masih ada faktor-faktor lain
tujuan komunikasi terapeutik antara yang mempengaruhi tingkat kecemasan
perawat dengan pasien agar kecemasan yaitu faktor intrinsik yang meliputi usia
dapat terkendali, dan pasien dapat pasien, pengalaman pasien menjalani
mengembangkan konsep diri dengan baik,

5
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

pengobatan, konsep diri dan peran, faktor Smeltzer,S.C. (2001). Buku Ajar
ekstrinsik yang meliputi kondisi medis, Keperawatan Medikal Bedah.
tingkat pendidikan, akses informasi, proses Jakarta: EGC.
adaptasi, tingkat sosial ekonomi, jenis
tindakan, dan komunikasi terapeutik
(Kaplan dan Sadock, 1997).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
a. Komunikasi terapeutik perawat di
ruangan alamanda sebagian besar dalam
kategori baik sebanyak 52,6 %.
b. Kecemasan Pasien diruangan alamanda
sebagian besar termasuk dalam ketegori
sedang sebanyak 63,2%
c. Ada hubungan yang bermakna antara
komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kecemasan pasien gangguan
kardiovaskular yang dirawat diruangan
alamanda Rumah Sakit Umum Daerah
Ulin Banjarmasi tahun 2015 dengan
tingkat hubungan lemah.

DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi
Perawatan. Jakarta: Gunung
Mulia.
Lalongkoe.R.M, Thomas.A.E. (2014).
Komunikasi Terapeutik
Pendekatan Praktis Praktisi
Kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Nurjannah, I. (2005). Komunikasi
Keperawatan Dasar-Dasar
Komunikasi Bagi Perawat.
Yogyakarta: Moco Medika.
Potter, A. P & Perry, A. G. (2005).
Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik Volume I Edisi 4.
Jakarta: EGC
Rakhmat. (2007). Psikologi
Komunikasi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai