1,2,3
Prodi Keperawatan dan Pendidikan Ners, Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock
*Corresponding author: Fitrianola Rezkiki Email: fitrianola.rezkiki@fdk.ac.id
Abstrak
Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu permasalahan kesehatan
secara global. Peningkatan kejadian hipertensi di masyarakat mengindikasikan adanya permasalahan manajemen
diri pada pasien hipertensi dalam pengontrolan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran komunikasi terapeutik perawat di komunitas dalam meningkatkan manajemen diri pasien hipertensi.
Metode: Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan populasi sebanyak 608 orang. Pengambilan sampel
menggunakan teknik random sampling dengan besaran sampel sebanyak 241 responden. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran dari setiap pernyataan dalam kuesioner. Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43,2% pasien menyatakan komunikasi terapeutik perawat dikategorikan
kurang baik. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa masih adanya komunikasi terapeutik perawat di komunitas yang
kurang baik dalam meningkatkan management diri pasien hipertensi. Diharapkan kepada perawat komunitas
untuk selalu membangun komunikasi terapeutik yang baik dengan pasien hipertensi agar tercipta hubungan
saling percaya dan mampu menciptakan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dalam penerapan
management diri pasien hipertensi.
Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Manajemen Diri, Hipertensi
Abstract
Background: Hypertension is a non-communicable disease which is a global health problem. The increase in the
incidence of hypertension in the community indicates that there are self-management problems in hypertensive
patients in controlling blood pressure. This study aims to describe the therapeutic communication of nurses in the
community in improving self-management of hypertensive patients. Methods: This type of research is descriptive
analytic with a population of 608 people. Sampling using random sampling technique with a sample size of 241
respondents. Data analysis used descriptive analysis to see an overview of each statement in the questionnaire.
Results: The results showed that 43.2% of patients stated that nurse therapeutic communication was categorized as
poor. Conclusion: It was concluded that there is still a lack of good therapeutic nurse communication in the
community in improving self-management of hypertensive patients. It is expected that community nurses will always
build good therapeutic communication with hypertensive patients in order to create a relationship of mutual trust
and be able to create changes in behaviour towards a better implementation of self-management of hypertensive
patients.
Keywords: Therapeutic Communication, Self Management, Hypertension
63
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) 2018 saja yang dapat membantu pasien dalam
hipertensi terus terjadi peningkatan sebanyak perawatan mandiri yang diberikan. Perlu
839 juta kasus penderita hipertensi pada tahun menggali lebih dalam tentang kepatuhan pasien
2018 dan diperkirakan akan meningkat pada terhadap perawatan mandiri hipertensi, apa saja
tahun 2025 menjadi 1,5 miliar atau sekitar 29% yang bisa menjadi hambatan dalam
dari total penduduk seluruh dunia, kenaikan meningkatkan kepatuhan dan apa saja yang bisa
kasus hipertensi banyak terjadi khususnya di membantu dalam meningkatkan kepatuhan
Manajemen diri diduga telah menyebabkan perawat harus memastikan bahwa pasien yang
peningkatan besar kasus kasus penyakit tidak dikelolanya mampu untuk memahami kondisi
kematian akibat hipertensi dapat dikendalikan profesional. Lebih jauh lagi diharapkan pasien
dengan melakukan suatu manajemen diri untuk mampu melakukan pengelolaan diri dan
terhadap tekanan darah (Simanullang, 2019). (manajemen diri) ketika di rumah (Warsito,
Penelitian (Marwah, 2017) bahwa edukasi yang 2018). Dalam hal ini peran perawat komunitas
diberikan oleh petugas puskesmas saat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
komunikasi terapeutik berperan sangat besar pasien yang berada di rumah atau di masyarakat
terhadap perilaku latihan dan diet sehat yang adalah sebagai konselor untuk mengarahkan
dilakukan responden dalam kehidupan sehari- pasien dalam mengoptimalkan manajemen diri,
hari. karena itu dibutuhkan interaksi dan komunikasi
Oleh karena itu, maka diperlukan interpersonal yang baik antar tenaga kesehatan
komunikasi terapeutik dalam upaya untuk dan pasien yaitu ramah, menghargai pasien, dan
keuntungan dalam jangka waktu lama terapeutik tentang manajemen diri yang berisi
(Manoppo et al., 2018). Perlu digali lebih edukasi pengelolaan penyakit kronis diharapkan
mendalam apa yang dibutuhkan oleh pasien dapat membangun persepsi positif melalui
untuk meningkatkan kepatuhan, dan hal-hal apa learning process, sehingga menghasilkan
64
pemahaman untuk mengubah tingkat awarness
pasien terhadap kesehatan (Juliana et al., 2023).
masih terdapat perawat di komunitas yang meningkatkan manajemen diri pasien hipertensi
masih belum melakukan komunikasi terapeutik di komunitas.
65
Etika Penelitian meningkatkan manajemen diri pasien hipertensi.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik dan Kategori Komunikasi Terapeutik Perawat (N=241)
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas adalah laki-laki dengan persentase sebesar
dapat diketahui bahwa dari 241 orang 51,0%. Dan pada umumnya (44,0%) responden
responden, tercatat rata-rata usia anak remaja bekerja sebagai Buruh/tani. Diketahui dari tabel
adalah 53,5 (9,41) tahun, yakni berada pada bahwa 46,2% responden menyatakan
rentang usia dewasa akhir. Jenis kelamin yang komunikasi terapeutik perawat di komunitas
didapatkan pada responden paling banyak dalam kategori kurang baik.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Item Pernyataan Pada Kuesioner Komunikasi
66
No
Variable Mean SD a*
Pertanyaan
P1 Apakah pada awal bertemu dengan Bapak/Ibu, perawat 0.85 0.357
11
menyapa/tersenyum kepada Bapak/Ibu?
P2 Apakah pada awal bertemu dengan Bapak/Ibu, perawat 0.60 0.490 15
memperkenalkan diri kepada Bapak/Ibu?
P3 Apakah pada awal bertemu dengan Bapak/Ibu, perawat menjelaskan 1.00 0.000 2
kegiatan yang akan dilakukan kepada Bapak/Ibu?
P4 Apakah pada awal bertemu dengan Bapak/Ibu, perawat 1.00 0.000 3
membuat kontrak waktu untuk pelaksanaan kegiatan yang akan
dilakukan kepada Bapak/Ibu?
P5 Apakah pada awal bertemu dengan Bapak/Ibu, perawat menjelaskan 1.00 0.000 4
tujuan dari suatu tindakan kepada Bapak/Ibu?
P6 Apakah perawat memberi kesempatan berdiskusi kepada Bapak/Ibu 1.00 0.000 5
tentang manajemen diri hipertensi dan tindakan yang akan dilakukan
untuk meningkatkan manajemen diri kepada Bapak/Ibu?
P7 Apakah perawat menanyakan terkait penyebab kecemasan yang 1.64 0.478 1
dirasakanBapak/Ibu dalam mengontrol tekanan darah?
P8 Apakah dalam melakukan komunikasi terapeutik, perawat 1.00 0.000 6
berupaya menciptakan situasi/suasana yang meningkatkan percaya
diri Bapak/Ibu untuk mampu mengontrol diri dalam diet hipertensi
?
P9 Apakah dalam melakukan Tindakan keperawatan, perawat selalu 1.00 0.000 7
memperhatikan tekanan darah Bapak/?
P10 Apakah dalam melakukan komunikasi terapeutik, perawat berupaya 1.00 0.000 8
mengatasi kecemasan Bapak/Ibu dalam beraktivitas dan berolahraga
?
P11 Apakah perawat menyimpulkan informasi yang telah disampaikan 1.00 0.000 9
kepadaBapak/Ibu?
P12 Apakah perawat menanyakan bagaimana perasaan Bapak/Ibu 0.73 0.442 12
setelah mendapat informasi terkait penyakit yang Bapak/Ibu alami?
P13 Apakah perawat memberikan saran kepada Bapak/Ibu, tentang 1.00 0.000 10
tindak lanjutyang akan dilakukan terhadap keadaan kesehatan
Bapak/Ibu?
P14 Apakah perawat membuat kesepakatandengan Bapak/Ibu, yaitu 0.67 0.468 13
menentukan waktu selanjutnya melakukan percakapan?
P15 Apakah perawat menawarkan topik yang akan dibicarakan dengan 0.67 0.468 14
Bapak/Ibu pada kunjungan perawat selanjutnya?
*a = ranking variabel
perawat di komunitas dengan skor rata-rata terendah sebesar (0,60) ditunjukkan pada
tertinggi sebesar (1,64) ditunjukkan pada indikator P2 yang menanyakan bahwa apakah
indikator P7 yang menanyakan bahwa apakah pada awal bertemu dengan Bapak/Ibu, perawat
perawat menanyakan tentang penyebab memperkenalkan diri kepada Bapak/Ibu.
67
PEMBAHASAN komunikasi terapeutik menurut (Sibiya, 2018)
Komunikasi Terapeutik Perawat di Komunitas juga terdiri dari tiga fase, yaitu: Orientasi
dalam Meningkatkan Manajemen Diri Pasien (Orientation), pada fase ini hubungan yang
sebagian besar responden (56,8%) menyatakan perawat dan pasien. Fase ini dicirikan oleh lima
komunikasi terapeutik perawat di komunitas kegiatan pokok yaitu testing, building trust,
termasuk kategori sesuai atau baik. identification of problems and goals, clarification
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi of roles dan contract formation. Fase kerja
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan (working), pada fase ini perawat dituntut untuk
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan bekerja keras agar dapat memenuhi tujuan yang
pasien. Komunikasi terapeutik termasuk telah ditetapkan pada fase orientasi. Bekerja
komunikasi interpersonal dengan titik tolak sama dengan pasien untuk berdiskusi tentang
dengan pasien Persoalan mendasar dan tujuan, Fase ini terdiri dari dua kegiatan pokok
komunikasi ini adalah adanya saling yaitu menyatukan proses komunikasi dengan
membutuhkan antara perawat dan pasien, tindakan perawatan dan membangun suasana
komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, (Rezkiki et al., 2022). Dan fase penyelesaian
perawat membantu dan pasien menerima (Termination), Pada fase ini perawat mendorong
Komunikasi terapeutik merupakan yang telah dicapai, agar tujuan yang tercapai
komunikasi profesional bagi perawat yang adalah kondisi yang saling menguntungkan dan
direncanakan dan dilakukan untuk membantu memuaskan, kegiatan pada fase ini adalah
penyembuhan atau pemulihan pasien. Dengan penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan.
yang baik, perawat akan lebih mudah menjalin dilakukan oleh (Rafli & Simamora, 2022)tentang
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri - penderita hipertensi di Puskesmas Karang Satria
ciri komunikasi terapeutik menurut Arwani hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
dalam (Musliha. & Fatmawati, 2019) sebagai besar responden (89,9%) menyatakan
berikut: Ikhlas (genuiness), empati (empathy), dan komunikasi terapeutik perawat termasuk
68
diterapkan oleh perawat terlihat dari hasil
Penelitian lain yang dilakukan oleh penelitian ini, yaitu lebih dari separuh responden
(Manoppo et al., 2018) tentang hubungan peran menyatakan bahwa perawat di Puskesmas
menyatakan bahwa sebagian besar (74,8%) melayani responden dengan ramah dan senyum,
adalah baik dan hal ini mengindikasikan baiknya perawat menjelaskan jenis dan tujuan dari
komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh tindakan yang akan dilakukan, dalam
dilakukan oleh (Yusriani et al., 2021) tentang kepercayaan diri pada pasien, melakukan diskusi
komunikasi petugas kesehatan mempengaruhi dengan pasien terkait permasalahan yang
perilaku ibu hamil dalam mencegah hipertensi, berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien,
hasil penelitian ini menyatakan bahwa 53,19% serta menyimpulkan dari keseluruhan informasi
Asumsi peneliti bahwa secara umum Hal yang sama disampaikan oleh (Rezkiki et
komunikasi terapeutik yang dibangun oleh al., 2022) bahwa perawat yang berusaha hadir
perawat di komunitas sudah termasuk baik setiap saat untuk pasien, merespon cepat
karena penerapan komunikasi terapeutik terhadap kebutuhan pasien, bahasa yang dapat
dengan baik merupakan suatu keharusan dan dimengerti, mendengarkan secara aktif dan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap empatik, tenang dan ramah terhadap pasien
itu, komunikasi yang baik merupakan langkah maka segala informasi yang diberikan perawat
awal dalam pemberian pelayanan kesehatan saat edukasi pasien tentang manajemen diri
yang berkualitas kepada masyarakat, karena hipertensi akan lebih mudah dipahami dan
komunikasi yang baik akan memenuhi diaplikasikan oleh pasien (Sumarni &
kebutuhan pasien atau masyarakat terhadap Setyaningsih, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan yang baik dan ramah (Rezkiki et al., semakin efektif komunikasi terapeutik yang
69
Item komunikasi terapeutik terendah perawat dapat meningkatkan self management
terlihat pada tindakan perawat untuk pasien hipertensi, hal ini dikarenakan komunikasi
memperkenalkan diri, dimana lebih dari terapeutik memberikan edukasi pada pasien
sebagian responden menyatakan perawat tidak hipertensi dalam upaya pengontrolan tekanan
salah satu strategi komunikasi terapeutik yaitu terapeutik yang baik akan menimbulkan
volunteer dimana perawat menawarkan diri hubungan saling percaya antara petugas
untuk hadir bersama pasien dan keluarga, dengan dengan pasien sehingga proses edukasi
seperti menyapa, memperkenalkan diri yang diberikan tentunya akan memberikan
menanyakan kabar, dan menunjukkan sikap dampak positif sehingga pasien dapat
dapat mempercepat proses asuhan keperawatan Penelitian ini menyimpulkan bahwa masih
pasien. Rendahnya kesadaran perawat dalam adanya komunikasi terapeutik perawat di
fase memperkenalkan diri kepada pasien komunitas yang kurang baik dalam
disebabkan oleh beban kerja, waktu yang meningkatkan manajemen diri pasien hipertensi.
singkat berkomunikasi dengan pasien, dan Diharapkan kepada perawat komunitas untuk
budaya perawat yang belum terbiasa dengan selalu membangun komunikasi terapeutik yang
fase komunikasi terapeutik (Boyd & Dare, 2014). baik dengan pasien hipertensi agar tercipta
komunikasi terapeutik yang dibangun oleh menciptakan perubahan perilaku ke arah yang
perawat sudah dilaksanakan dengan baik lebih baik dalam penerapan manajemen diri
kepada pasien untuk berdiskusi dalam seluruh responden yang bersedia mengisi
70
pada pihak LPPM Universitas Fort De Kock yang Manoppo, erick johans, Masi, gresty m, &
Silolonga, W. (2018). Hubungan Peran
telah memfasilitasi penelitian ini
Perawat Sebagai Edukator Dengan
DAFTAR PUSTAKA Kepatuhan Penatalaksanaan
Hipertensi Di Puskesmas Tahuna
Boyd, C., & Dare, J. (2014). Communication Timur. Jurnal Keperawatan, 6(1), 1–8.
Skills For Nurses. In John Wiley & Sons, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php
Ltd (1st ed.). Library of Congress /jkp/article/viewFile/19476/19027
Cataloging. Marwah. (2017). Hubungan Komunikasi
Febrianti, T., & Rahman, L. O. A. (2020). Terapeutik Dengan Kesadaran Diet
Pengembangan Sistem Informasi Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi
Keperawatan Kesehatan Komunitas di Poli Umum Puskesmas Umbulsari.
Berbasis Aplikasi Pada Ponsel Untuk 5(1), 323–328.
Manajemen Diri Pasien Diabetes Musliha., & Fatmawati, S. (2019). Komunikasi
Melitus: Tinjauan Literatur. Jurnal Keperawatan Plus Materi Komunikasi
Mitra Kesehatan, 2(2), 103–110. Terapeutik. In Modul komunikasi
https://doi.org/10.47522/jmk.v2i2.38 terapeutik ... [Ahmad Sanusi] (1st ed.).
Juliana, N., Nisa, E. Z., Tinggi, S., & Kesehatan, Nuha Medika.
I. (2023). Hubungan Dukungan Musliha, S. F. (2017). Komunikasi Keperawatan
Keluarga Dengan Self Care (A. Setiawan (ed.); 3rd ed.). Nuha
Management Pada Penderita Medika.
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Rafli, M., & Simamora, R. S. (2022). Hipertensi
Alue Bilie Tahun Assistance for Family Di Puskesmas Karang Satria Tahun
Assistance with Self Care Management 2022. Jurnal Keperawatan, 1(1), 1–9.
for Hypertension Sufferers in the Work Rezkiki, F., Utami, D., & Nugraita, T. W. (2022).
Area of the Alue Bilie Health Ce. 2(3), Komunikasi Perawat Dalam
5–10. https://doi.org/10.51849/j- Menurunkan Kecemasan Anak Selama
bikes.v Hospitalisasi : Mixed Method Study.
Juwita, L., Rezkiki, F. N., Kartika, I. R., Safitri, Y., REAL in Nursing Journal, 5(3), 198.
Prabowo, D. Y. B., Febrina, W., Laksmi, https://doi.org/10.32883/rnj.v5i3.2152
I. G. A. P. S., Raharjo, R., Switaningtyas, Sibiya, M. N. (2018). Effective Communication
W., Fadlilah, M., Albyn, D. F., Hamu, A. in Nursing. Nursing.
H., & Dewi, R. (2022). Ilmu https://doi.org/10.5772/intechopen.74
Keperawatan Dasar. Dotplus. 995
https://winifit6.blogspot.com/2018/11 Simanullang, S. M. P. (2019). Self Management
/telenursing.html Pasien Hipertensi Di Rsup H. Adam
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Malik. Journal Hipertensi, 1–10.
Indonesia 2018. In Health Statistics. Sukendra, I. K., & Atmaja, I. K. S. (2020).
https://www.kemkes.go.id/downloads/ Instrumen Penelitian. In Journal
resources/download/pusdatin/profil- Academia.
kesehatan-indonesia/profil- Sumarni, T., & Setyaningsih, R. D. (2019).
kesehatan-indonesia-2018.pdf Edukasi Tata Laksana Non
Kusumawardhani. (2019). Analisis Pengaruh Farmakologi Untuk Pencapaian
Komunikasi Terapeutik Perawat Tekanan Darah Terkontrol Pada
Terhadap Kepuasan Pasien Di Rawat Penyandang Hipertensi Di Posbindu
Jalan Rsud Karanganyar. Kepuasan Ptm Desa Dukuhwaluh Kembaran.
Pasien Rawat Ianap, 199–213. Jurnal Pengabdian Kepada
Mahendro. (2018). Pengaruh Komunikasi Masyarakat, 25(2), 64.
Terapeutik Perawat terhadap https://doi.org/10.24114/jpkm.v25i2.1
Kepuasan Pasien Rawat Jalan RSUD 4269
JOGJA. Warsito, B. E. (2018). Peningkatkan
71
Kemampuan pasien dalam Self
Manajemen. Prosinding Seminar
Nasional Keperawatan, 6–10.
http://eprints.undip.ac.id/69064/
Yusriani, Y., Alwi, M. K., & Agustini, T. (2021).
Komunikasi Petugas Kesehatan
Mempengaruhi Perilaku Ibu Hamil
Dalam Mencegah Hipertensi. An-
Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
8(2), 196.
https://doi.org/10.31602/ann.v8i2.571
1
72