Anda di halaman 1dari 41

CASE MANAGER

NS. URAY FRETTY HAYATI, M.Kep


EMAIL: frettyh@gmail.com
IG/FB: frettyh uray
Patient Center Care
NS. URAY FRETTY HAYATI, M. KEP
PATIENT CENTER CARE

 The Institute Of Medicine (IOM) mendefinisikan patient center care adalah


bentuk pelayanan kesehatan yang menciptakan hubungan kerjasama
yang baik antara praktisi kesehatan, pasien dan keluarganya (jika
diperlukan) untuk menjamin keputusan yang dibuat untuk menghormati
keinginan, kebutuhan, pilihan pasien serta menjamin pasien mendapatkan
pengetahuan juga mendukung pasien untuk mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam perawatan mereka sendiri (National Healthcare
Disparities Report, 2010).
UNSUR PATIENT CARE

Ada beberapa unsur inti dalam kerangka kerja dalam PCC sebagaimana yang dikemukan
oleh Goodrich and Comwell (2008) :
 Pendidikan dan pengetahuan bersama dalam perawatan pasien yang akan
meningkatkan pemahaman dan peran serta aktif pasien dan keluarga dalam perawatan
pasien
 Keterlibatan keluarga dan teman yang meningkatkan kerjasama klien dan kelurga dalam
mendukung kesembuhan klien yang menjalani perawatan
 Kolaborasi dan tim manajemen dalam pengelolaan pearawatan pasien
 Kepekaan terhadap dimensi nonmedis dan perawatan spiritual
 Menghormati kebutuhan dan preferensi pasien selama pasien dirawat yang akan
meningkatkan kenyamanan klien dan keluarga atas penghormatan pada martabat
pasien sebagai manusia seutuhnya.
 Aksebilitas informasi yang akan memudahkan pasien dan keluarga dalam mendapatkan
penjelasan terhadap hal-hal yang memerlukan keterangan dari perawat dan tim medis
FUNGSI PCC

 Patient Center Care mempunyai fungsi dasar dalam pemberian informasi


pada pasien, memberikan jaminan, dukungan, kenyamanan, penerimaan,
legitimasi dan kepercayaan diri (Fulford, 1996).

 karena pasien sebagai centre dalam pemberian perawatan juga diikut


sertakan dalam mengambil keputusan terhadap pemberian pelayanan
kesehatan sehingga akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan
kesehatan pasien (Robinson, 2008)
MODEL PATIENT CENTER CARE

PCC membutuhkan komunikasi terbuka


antara petugas kesehatan dan pasien
sebagai penerima pelayanan kesehatan.
(Shaller, 2007).
PCC menempatkan pasien sebagai pusat
dari sistem pelayanan kesehatan dan
mengakui pasien sebagai manusia
seutuhnya baik fisik, psikologis dan
kebutuhan sosial.
 Model sistem terdiri dari hirarki konstruksi yang menciptakan lingkungan
yang berpusat pada pasien (pada gambar sebelumnya) yang dianggap
kerangka kerja pelaksanaan PCC. Penekanan diberikan untuk memenuhi
pasien secara individual terhadap perawatan dengan mengorganisir staf
dan layanan kesehatan yang dibutuhkan pasien (Shaller, 2007).
 Pada dasarnya, model sistem menekankan penciptaan lingkungan
berpusat pada pasien agar berhasil menerapkan PCC dalam sistem
kesehatan, sedangkan proses model menggambarkan berbagai kegiatan
penting untuk PCC.
DIMENSI PATIENT CANTER CARE
LANJUTAN

Respect for patients’


preferences and values EMOTIONAL SUPPORTS
 Preferensi pasien dibentuk oleh teori  intervensi yang dapat dilakukan untuk
keputusan. Ada 2 teori keputusan mengurangi kecemasan sehingga
yaitu: keputusan analisis dan dapat meningkatkan dukungan
emosional pasien diantaranya membuat
keputusan normatif. Keduanya nursing stations, hal tersebut
membantu preferensi pasien untuk meningkatkan perawat dalam
terlibat dalam pengambilan mengawasi lima hingga enam pasien
keputusan klinis. Keputusan analisis yang berada didalam ruang tunggu
membantu pemilihan terhadap sehingga dapat dengan segera
satu diantara beberapa tindakan memenuhi kebutuhan pasien akan
yang ada. Hal ini menjadikan pelayanan. System ini dapat
pasien memiliki independensi memberikan respon yang cepat oleh
perawat dalam kondisi gawat darurat
terhadap apa yang dijalaninya pada pasien, sehingga dapat
dalam perawatan kesehatan. memberikan pelayanan yang prima
LANJUTAN

Information, communication
Physical comfort and education
 Tingkat kenyamanan pasien sangat  Komunikasi yang efektif akan
mempengaruhi pengalaman mendukung proses penyembuhan
pasien. Pasien akan mampu
pasien. Ada tiga hal yang perlu mendeskripsikan kondisi dan
diperhatikan dalam member keninginannya terkait jenis layanan
kenyamanan pasien yaitu: kesehatan yang diinginkan.

 Manajemen nyeri  Pasien harus mendapatkan edukasi


yang cukup terkait dengan kondisi
 Membantu aktifitas dan dirinya sehingga keputusan yang
diambil sesuai regimen pemulihan
pemenuhan kebutuhan harian yang ada. Selain itu, komunikasi
pasien bertujuan untuk kemajuan prognosis
dan proses perawatan, untuk
 Memberikan kenyamanan menfasiliatsi otonomi perawatan diri
lingkungan sekitar rumah sakit dan promosi kesehatan.
LANJUTAN

Continuity and transition Coordination of care


 Kontinuitas atau kesinambungan Ada 2 cara supaya pasien terkoordinasi
berarti pelaksanaan proses yaitu menggunakan pendekatan yang
pelayanan yang sesuai urutan serta luas yang biasa digunakan untuk
dilakukan berulang ulang sesuai meningkatkan kualitas pelayanan,
kebutuhan pasien untuk misalnya:teamwork, manajemen
pencapaian pelayanan paripurna. perawatan, manajemen medikasi,
Kesinambungan dimulai dari teknologi informasi kesehatan, dan rumah
perencanaan sampai dengan perawatan berbasis pasien. Selanjutnya
evaluasi yang senantiasa dengan menggunakan pendekatan
dikoordinasikan dengan pasien. spesifik, contohnya: membangun
Kontinuitan yang dilengkapi
akuntabilitas dan tanggungjawab,
dengan informasi akan membatu
komunikasi/pertukaran pengetahuan,
perawatan pasien.
membantu transisi perawatan, mengkaji
kebutuhan dan tujuan pasien,
menciptakan rencana perawatan yang
proaktif, pemantauan dan pengendalian
termasuk perubahan terhadap
LANJUTAN

The involvement of family and friends


 Pasien sangat memerlukan keluarga dan teman dalam mengungkapkan
pengalamannya dan rasa sakitnya. Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan terhadap keluarga dan teman pasien:
 Memberikan cukup informasi tentang penyakit pasien
 Melibatkan keluarga dan teman dekat dalam pengambilan keputusan
 Menghormati dan mengakui dukungan anggota keluarga dan teman-
teman dalam perawatan pasien
 Menyadari perlunya keluarga dan teman.
LANJUTAN

Access to care.
 Akses menjadi bagian penting pada pelayanan kesehatan maupun hak
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Dimensi spesifik dalam proses
akses ini tediri dari ketersediaan, kemudahan, akomodasi, keterjangkauan
serta penerimaan.
LANJUTAN
 Konsep sebelumnya merupakan kerangka manfaat dari akses. Akses
memungkinkan orang-orang membuat tahapan dalam mendapatkan
kontak pelayanan kesehatan. Tahapan yang berbeda dapat mejadi
pengalaman berarti bagi pasien dalam mengungkapkan berbagai
hambatan dalam proses akses. Akses berkaitan dengan suatu proses
dalam mencari perawatan kesehatan yang dimulai dengan mencari
perawatan dan bagaimana memulai perawatan. Selain itu, penggunaan
akses dalam beberapa layanan tergantung penggunaan layanan lain
(misalnya penggunaan penyedia perawatan primer atau manajer kasus
untuk mengakses perawatan yang lebih spesialis pada professional
kesehatan). Aspek-aspek kepercayaan, harapan terhadap system
kesehatan, pencarian kesehatan, pengetahuan tentang layanan dan
kegunaan merupakan sebuah domain yang mencakup penundaan
dalam perawatan.
 Dimensi ini sangat terkait dengan kemampuan berkomunikasi serta mengerti
tentang konsep kesehatan, manajemen diri dan self efficacy disamping
pentingnya menerima perawatan yang benar-benar sesuai untuk orang
tersebut. Akses perawatan yang optimal pada akhirnya mengharuskan individu
untuk terlibat penuh dalam perawatan dan berinterakksi bahwa layanan yang
ditawarkan dan disediakan benar-benar sesuai.
 Akses terhadap pelayanan perawatan kesehatan dihasilkan dari interaksi
determinan yang berkaitan dengan karakteristik individu (misalnya tempat
dimana mereka tinggal, sumber daya ekonomi dan status social mereka) dan
jasa (kuantitas, misalnyalokasi, fasilitas dan biaya. Hal ini tidak hanya biaya jasa
sendiri yang menentukan apakah layanan tersebut terjangkau, tetapi juga
kemampuan seseorang untuk membayar layanan yang diterima. Demikian
pula dengan lokasi fasilitas kesehatan yang akan berdampak pada akses ke
perawatan kesehatan yang tergantung pada pola pemukiman penduduk
yang dilayaninya dan kapasitas masyarakatnya untuk mencapai ke layanan
kesehatan.
Lima dimensi yang merupakan
aksesibilitas layanan
Pengetahuan dan Kemampuan
Mendukung Patient Center Care
 Dalam pelaksanaan PCC sangat diperlukan para staf professional,
berpengalaman dan berpengetahuan di bidang klinik, didukung oleh
kemampuan dalam membuat data yang sesuai dengan kondisi pasien,
kemampuan membuat laporan klinik, serta berkemampuan dalam
melakukan prosedur tindakan dan komunikatif
 Selain itu, mampu mengembangkan hubungan dengan pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan lainnya, sehingga akan berpengaruh terhadap
keberhasilan perawatan pasien
Keuntungan dari Model Perawatan
Pasien Center Care
 Model perawatan yang berpusat pada pasien menempatkan pasien sebagai
pusat dari layanan kesehatan, sehingga dapat menciptakan pekerjaan yang
tepat dan efektif yang dilakukan oleh orang tepat dan waktu yang tepat pula.
 PCC meningkatkan kesinambungan kolaborasi perawatan yang terintegrasi
antar professional kesehatan, dengan meminimalkan pergerakan pasien
didalam rumah sakit, memberikan otonomi pasien, serta memberdayakan
anggota staf untuk merencanakan pekerjaannya yang lebih responsive
terhadap kebutuhan pasien.
 PCC memberikan perawatan yang lebih holistic, meningkatkan kemampuan
komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan, menekankan pada
pergeseran dari perawatan yang berfokus pada tubuh menjadi perawatan
keseluruhan, memfasilitasi pendekatan antartim kesehatan, dan mempelajari
dan membagi kemampuan antara professional kesehatan
Faktor –faktor yang Berkontribusi
Dalam Patient Center Care
1. Leadership  3. Involvement of patients and families
 Pada tingkat CEO dan dewan direksi,  Keterlibatan keluarga dalam berbagai
mempunyai komitmen dan ikut terlibat aspek tidak hanya dalam proses
dalam penyatuan dan perawatan tetapi juga berkontribusi
mempertahankan organisasi sesuai misi. dalam pengumpulan informasi, proses
perencanaan kesehatan, dan berperan
serta dalam menentukan kebijakan
2. A clearly communicated strategic vision guna pemberian pelayanan yang
berkualitas
 Pengembangan visi harus jelas dan
harus dikomunikasikan dengan anggota  4. Care for the caregivers through a
dalam organisasi dengan harapan akan supportive work environment
meningkatkan komunikasi dan  Lingkungan kerja yang mendukung
memperkuat visi secara realistis, memerlukan keterlibatan karyawan
sehingga tujuannya dapat tercapai disegala aspek dengan memperlakukan
pasien dan keluarga dengan hormat
dan bermartabat
lanjutan

 5. Systematic measurement and  7. Supportive technology


feedback
 Adanya tekhnologi yang
Pengukuran yang sistematik dan adanya mendukung seperti health
umpan balik harus dipantau terus-
menerus agar berdampak pada information technology (HIT)
perubahan intervensi dan strategi yang membantu pasien dan keluarga
lebih baik. Evaluasi yang dilakukan berhubungan langsung dengan
meliputi beberapa ukuran kinerja, seperti pemberi pelayanan mereka. HIT
survey pengalaman pasien, keluhan, dapat berupa email yang
tindakan kepuasan pasien, dan sederhana antara pasien dan
pemberian praktek, yang dikenal untuk perawat, atau portal web pasien
meningkatkan kualitas perawatan pasien yang memungkinkan pasien
melalui perubahan praktek.
untuk berinteraksi dengan
 6. Quality of the built environment catatan medis elektronik pemberi
Yang meliputi lingkungan fisik bagi perawatan mereka
pasien,keluarga dan karyawan
Kebijakan Terkait Patient Center Care
di Indonesia
 sekumpulan aturan, arahan, atau sistem yang di bangun untuk menjamin
tercapainya PCC. Kebijakan di keluarkan oleh pihak yang memiliki otoritas
dalam hal ini pemerintah yang harus di dukung oleh penetapan standar
yang harus dipenuhi terkait pelaksanaan PCC. Dalam undang undang No.
44/2009 dijelaskan bahwa rumah sakit harus menyelenggarakan jasa
layanan kesehatan sesuai dengan kepentingan pasien.
 Namun, Pemerintah belum menyusun atau mengeluarkan sistem kebijakan
ysng spesifik terkait PCC, sehingga setiap unit penyelenggara jasa layanan
kesehatan di Indonesia harus menyusun sebuah sistem terkait
penyelenggaraan PCC yang di formulasikan dalam bentuk standar
operasional prosedur (SOP) dengan tetap memperhatikan 8 dimensi PCC.
CASE MANAGEMENT

 Case management dirancang untuk merumuskan rencana yang


memungkinkan pasien di lakukan perawatan dengan baik melalui sistem
kesehatan. Untuk mencapai hal ini, case manager bekerja sama dengan
banyak pihak : pasien, anggota keluarga, tim kesehatan, administrasi dan
komunitas.
 Case manajemen bukanlah profesi tersendiri tetapi praktik yang
mencakup banyak disiplin ilmu. Keperawatan merupakan profesi utama
dari case management, sementara itu social worker dan tenaga
kesehatan lainnya bergabung untuk membentuk pelayanan yang dinamis
yang tujuannya berfokus pada sistem dan memfasilitasi dalam memberi
perawatan.
DEFINISI

Definis case management menurut CMSA


(2010) menyebutkan case management
merupakan proses kolaboratif pengkajian,
perencanaan, fasilitasi, care coordination,
evaluasi dan advokasi memilih pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
individu dan keluarga melalui komunikasi
dan sumber daya yang tersedia untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
CASE MANAGEMENT

 Menilai kebutuhan psikososial, dan masalah kesehatan lainnya, membuat


rencana case management secara kolaboratif dengan semua pengambil
keputusan.
 Membuat perencanaan dengan semua pengambil keputusan untuk
memaksimalkan respon kesehatan, kualitas dan penghematan biaya
 Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara pemangku kepentingan,
dengan melibatkan pasien dalam mengambil keputusan untuk
meminimalkan layanan fragmentasi.
 Memberikan edukasi kepada pasien dan pemangku kepentingan untuk
memilih pengobatan, manfaat asuransi, dan kekhawatiran psikososial
sehingga tepat waktu dan memberitahu keputusan dapat dibuat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai