Anda di halaman 1dari 25

Referat IKM

PATIENT CENTERED CARE

Oleh:
Agung Setiawan
G99152089

Periode : 25 Desember 2016 4 Februari 2017

Pembimbing:
Balqis, dr., M.Sc., CM.FM

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-


KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2016

Patient Centered Care

A. Pendahuluan

Pasien merupakan seseorang yang perlu mendapatkan perawatan, bukan

sekumpulan kondisi medis yang harus diobati. Menurut Institute for Patient Centered

1
Care (2012), pelayanan yang berpusat pada pasien adalah suatu pendekatan dalam

perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan kesehatan yang berbasis pada

kemitraan yang saling memberikan manfaat antara penyedia pelayanan, pasien,. Para

klinisi dan penyedia pelayanan lainnya yang memiliki orientasi berpusat pada pasien

dan keluarga meyakini bahwa keluarga mempunyai peran vital dalam masalah

kesehatan bayi, anak-anak, remaja, dan berbagai usia anggota keluarganya.

The Institute for Patient- and Family-Centered Care (IPFCC) menyatakan

bahwa patient-centred care telah menjadi model bisnis untuk Medical College of

Georgia (MCG) Sistem Kesehatan di Augusta, Georgia, karena berpengaruh positif

terhadap masing-masing bisnis metric MCG ini (keuangan, kualitas, keamanan,

kepuasan dan pangsa pasar).

Penyedia pelayanan menempatkan dukungan emosional, sosial dan dukungan

lainnya sebagai bagian utama pelayanan kesehatan serta berpartisipasi aktif dalam

meningkatkan kesehatan individual pasien dan keluarga. Prinsip pelayanan yang

berpusat pada pasien dan keluarga menjadi dasar dalam pengembangan kebijakan,

program, desain fasilitas, interaksi antar penyedia pelayanan, staf dan antara

penyedia pelayanan dengan pasien. Prinsip ini meningkatkan outcome klinis dan

alokasi sumber daya yang bijak, serta meningkatkan kepuasan pasien dan

keluarganya.

Laporan ini menetapkan beberapa aturan untuk mendesain ulang dan

meningkatkan patient-centred care, termasuk memastikan perawatan yang

didasarkan pada terus menerus, hubungan terhadap proses penyembuhan; dilakukan

perawatan berdasarkan kebutuhan dan nilai-nilai pasien; memastikan pasien bahwa

2
ia merupakan sumber yang dapat dikontrol; berbagi pengetahuan dan informasi

secara bebas; dan menjaga transparansi.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada banyak manfaat untuk patient-

centred care, dikategorikan sebagai pengalaman perawatan, klinis dan keuntungan

operasional. Studi menunjukkan bahwa ketika administrator kesehatan, penyedia,

pasien dan keluarga bekerja sama, kualitas dan keamanan dari perawatan kesehatan

meningkat, biaya menurun, dan penyedia dan pasien kepuasan meningkat.

B. Definisi

Patient-centered care adalah mengelola pasien dengan merujuk dan

menghargai individu pasien meliputi preferensi, keperluan, nilai-nilai, dan

memastikan bahwa semua pengambilan keputusan klinik telah mempertimbangkan

dari semua nilai-nilai yang diingini pasien1.

Patient-centred care didefinisikan sebagai sebagai 'perawatan yang

menghormati dan responsif terhadap individu preferensi pasien, kebutuhan dan nilai-

nilai, dan memastikan bahwa nilai-nilai pasien memandu semua keputusan klinis 6.

C. Prinsip Patient Centered Care

Pelayanan dokter keluarga yang berpusat pada pasien pada prinsipnya adalah

memberikan pelayanan multidimensi pada manusia yang menderita sakit atau

berisiko sakit dengan tujuan menyelesaikan permasalahan pasien dalam pola

kemitraan.2

Patient Centered Care setelah sekian lama dilupakan, kini menjadi concern

serius dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dahulu, dokter adalah captain

3
of the ship yang menjadi center dalam segala hal yang terkait dengan pengambilan

keputusan dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan kepada pasien.

Perubahan paradigma ini tidak lain bertujuan untuk

mendapatkan outcomes pelayanan kesehatan yang lebih baik, pegalokasian

semberdaya yang tepat, dan mencapai kepuasaan pasien dan keluarga yang lebih

besar 2,3.

Hal ini dimungkinakan karena Patient Centered Care adalah pendekatan yang

melibatkan pasien, keluarga pasien dan staf dalam pembuatan kebijakan, program

kesehatan, fasilitas yang didapatkan, dan program perawatan dari hari ke hari 2,3.

Hal penting dari Patient Centered Care adalah sebagai berikut 3 :

a. Martabat dan kehormatan

Tenaga kesehatan mendengarkan dan menghormati pilihan pasein.

Pengetahuan, nilai-nilai yang dianut, dan background budaya pasien ikut

4
berperan penting selama perawatan pasien dan menentukan outcome

pelayanan kesehatan kepada pasien.

a. Information Sharing:

Tenaga kesehatan mengkomunikasikan dan menginformasikan secara

lengkap mengenai kondisi pasien dan hal- hal yang berkaitan dengan pasien,

maupun program perawatan dan intervensi yang akan diberikan kepada

pasien. Memberikan Informasi secara lengkap dapat membantu dalam

perawatan pasien dan pembutan keputusan.

Dokter sebagai guru dan pendidik

American Medical Association merekomendasikan 6 langkah untuk

meningkatkan komunikasi dokter-pasien 7 :

Slow down, slow down, slow down

Menciptakan lingkungan bebas malu bertanya

Berikan informasi yang lengkap

Gunakan bahasa non medis

Penjelasan kepada pasien dengan gambar agar mudah

dipahami

5
Gunakan metode teach-back

Metode teach- back adalah metode untuk menilai apakah pasien sudah

mengerti mengenai informasi yang diberikan. Berikut contoh pertanyaan yang bisa

digunakan dokter kepada pasien 8 :

Kita sudah banyak berbagi informasi hari ini mengenai pengobatan anda,

bisakah anda menjelaskan kembali kepada saya mengenai pengobatan yang

akan saya lakukan sehingga saya bisa yakin dengan apa yang akan saya

lakukan terhadap pengobatan anda ?

Apa yang akan Anda katakan kepada istri Anda (suami / partner / anak / dll)

tentang perubahan yang kami buat untuk pengobatan anda ?

Metode teach-back harus selalu dilakukan setiap kali memberikan informasi

baru kepada pasien. Sehingga tenaga kesehatan bisa menilai apakah komunikasinya

sudah efektif 9.

6
Pasien sebagai guru dan peserta didik

Dalam pertanyaan mengenai kesehatan dan komunikasi dokter-

pasien, tenaga kesehatan cenderung menempatkan pasien sebagai penerima

informasi, tetapi seperti yang kita lihat dari model patient centered care dan

adanya penggunaan metode teach back peran tersebut harus dipikirkan

kembali. Tentu saja, dari pasien kita semua harus banyak belajar. Mereka

tidak ahli dalam ilmu kedokteran namun mereka pasti ahli dalam pengalaman

dan nilai-nilai pribadi mereka 10.

b. Participant :

Pasien dan keluarga termotivasi berpartisipasi dalam perawatan dan

pengambilan keputusan sesuai dengan esepakatan yang telah mereka buat.

7
c. Collaborative:
Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien dalam

membuat kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan program,

implementasi dan evaluasi program yang akan didapatkan oleh pasien.

D. Strategi Penerapan Patient Centered Care

Dalam penerapan Patient Centered Care, perawatan harus melibatkan semua

aspek yang terkait rumah sakit. Dimulai dari pimpinan, dokter, perawat, sampai

tenaga non-medis. Strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam implementasi

Patient Centered Care yaitu 4:

1. Organization Level:

Tingkat organisasi berhubungan dengan tingkat sistem klinis mikro,

bahwa organisasi terdiri dari berbagai layanan, departemen dan program.

Pada tingkat ini, pasien dan keluarga harus berpartisipasi sebagai anggota

penuh komite organisasi utama untuk mata pelajaran seperti keselamatan

pasien, desain fasilitas, peningkatan kualitas, pendidikan pasien atau

keluarga, etika dan penelitian.

a. Pelatihan Leadership

Dengan pelatihan Leadership diharapkan semua pihak dapat bekerjasama

dan dapat saling membantu dalam peran masing masing dalam

meningkatkan kualitas hidup dari pasien tersebut.

b. Pemberian reward dan insentif

8
Insentif keuangan bagi penyedia yang mencapai ukuran tinggi dari

patient centredness

c. Pelatihan untuk quality improvement

Tenaga kesehatan dalam melaksanakan Patient Ceneterd Care akan

menunjukkan kinerja yang lebih baik dikarenakan adanya iklim dan

suasana kerja yang baik dengan adanya diskusi pengambilan keputusan

bersama dalam perawatan dan komunikasi yang baik antara perawat,

klien dan keluarga. Perawat juga mendapatkan metode penugasan dan

pelatihan dalam menghadapi klien. Sehingga hal ini akan berpengaruh

pada kinerja yang lebih baik (Improve job performance), dan berpengaruh

pada turunnya perilaku perawat dan staf yang pindah ke pekerjaan atau

tempat yang lain karena sudah merasa nyaman di tempatnya bekerja

(Less staff turnover).


Pelatihan profesional kesehatan untuk memberikan informasi tentang

obat-obatan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien.

Konsultasi dalam perawatan primer dapat meningkatkan kepercayaan

pasien untuk mengambil tindakan dalam kaitannya dengan kesehatan

mereka. Materi pendidikan dapat bermanfaat bagi wali ataupun keluarga

lainnya 4, 11.

2. Sistem Level :

Tingkat sistem mengacu pada layanan, departemen atau program tingkat

kepedulian. Pada tingkat ini, pasien dan penasehat keluarga harus

9
berpartisipasi dalam desain keseluruhan layanan, departemen atau program;

misalnya, sebagai anggota penuh dari peningkatan kualitas dan tim desain

ulang dan partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi

perubahan.

a. Pendidikan publik dan keterlibatan pasien

Informasi publik yang memungkinkan konsumen untuk memilih antara

penyedia layanan

b. Sistem pelapporan dan pengukuran penilaian patient-centered

Persyaratan pemerintah wajib dilaksanakan bagi penyedia layanan untuk

mengumpulkan dan mempublikasikan data pengalaman pasien

c. Pelengkaapan persyaratan akreditasi dan sertifikat-sertifikat lainnya

E. Penerapan Patient Centered Care

Dalam metode asuhan pasien, dokter pun wajib melakukan edukasi, bukan hanya

berorientasi pada pengobatan. Namun, dokter tentunya harus memahami bahwa

pasiennya sangat heterogen, baik itu dalam pengetahuannya, tingkat pendidikan

hingga latar belakang ekonomi. Langkah-langkahnya adalah, metode assessment

untuk mengetahui kedalaman pengetahuan pasien, lalu setelah diberi tahu kemudian

konfirmasi kembali apakah mereka sudah paham atau belum4.

10
F. Konsep Patient Centered Care

11
Terdapat dua model kerangka kerja konseptual layanan kesehatan yang

berpusat pada pasien yaitu :

1.
Model Stewart et al dan Mead & Bower (gambar 1).5

Dimensi pertama pasien sebagai pribadi (Mead & Bower) atau penyakit dan

pengalaman dengan sakit bermakna bahwa yang menjadi perhatian adalah penyakit

yang diderita sekaligus pribadi yang menderita sakit. Tugas dokter keluarga

menentukan diagnosis penyakit yang diderita, dengan menilai juga aspek reaksi

pasien terhadap sakit yang dialami seperti reaksi coping atau hubungan interpersonal
5
.

12
Dimensi ke dua perspektif biopsikososial (Mead & Bower) atau pribadi yang

utuh bermakna konteks lingkungan biopsikososial meliputi keluarga, lingkungan

kerja, masyarakat sebagai habitat pasien sehari-hari.4,5

Dimensi ke tiga aliansi terapetik (Mead & Bower) atau kemitraan dokter-

pasien artinya pasien berpartisipasi dengan dokter dalam membuat keputusan

terapetik yang berkaitan dengan masalah kesehatannya.4,5

Dimensi ke empat adalah berbagi wewenang dan tanggung jawab (Mead &

Bower) atau berbagi latar belakang secara bersama artinya dalam eksekusi program

penatalaksanaan pasien dan keluarga juga dibebani tanggungjawab meningkatkan

kepatuhan terhadap program yang telah dibangun secara bersama antara dokter dan

pasien beserta keluarganya. 4,5

Salah satu konsep atau model desain yang berfocus pada pasien adalah Planetree

model yang mempunyai konsep4,5 :

1. Pasien memiliki hak untuk membuka dan komunikasi yang jujur dalam

kepedulian dan kehangatan lingkunganya


2. Para pasien, keluarga mereka, dan staf profesional mempunyai peran yang

unik dan vital dalam tim


3. Pasien adalah bukan unit yang di isolasikan namun anggota dari keluarga,

komunitas dan sebuah budaya


4. Pasien adalah seorang individu dengan hak, tanggung jawab, dan

pilihan tentang gaya hidup dan kesehatan.


5. Sebuah lingkungan yang mendukung, ramah, dan peduli adalah komponen

penting

yang memberikan kesehatan berkualitas tinggi.


6. Lingkungan fisik sangat penting untuk proses penyembuhan dan

harus dirancang untuk mempromosikan penyembuhan dan pembelajaran,

13
serta

Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam perawatan.

2. Model Picker Institute and Harvard Medical School

a. Menghormati nilai-nilai, preferensi dan kebutuhan pasien

Praktisi keperawatan mendengarkan dan menghormati pandangan dan

pilihan pasien, pengetahuan, nilai, kepercayaan dan latar belakang budaya

pasien dan keluarga bergabung dalam encana dan intervensi keperawatan

Pasien butuh diperlakukan sebagai individu oleh staf rumah sakit.

Mereka prihatin dengan penyakit dan kondisi mereka dan ingin terus

diinformasikan mengenai kondisinya 2,3,12.

1. Fokus pada kualitas hidup pasien.

14
2. Libatkan pasien dalam keputusan medis.

3. Menyediakan pasien dengan menghormati martabat dan otonomi

pasien

b. Koordinasi dan Integrasi

Koordinasi perawatan spesialis, termasuk sistem yang memantau apakah

arahan yang direkomendasikan, umpan balik yang cepat dari laporan

konsultasi spesialis untuk dokter dan pasien, informasi tentang ketersediaan

dan kualitas pelayanan khusus dan sumber daya masyarakat; sistem untuk

mencegah kesalahan yang terjadi ketika beberapa dokter atau situs yang

terlibat dalam perawatan; pasca sakit tindak lanjut dan dukungan; pelacakan

tes, hasil tes, prosedur, dan mengisi resep untuk memantau kepatuhan pasien

terhadap disepakati rencana diagnostik dan pengobatan saling; dan komunikasi

antara penyedia layanan kesehatan yang merawat pasien tetapi melakukannya

di lokasi geografis yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.

Pasien merasa putus asa dan tidak berdaya dalam menghadapi penyakitnya.

Koordinasi yang baik dari perawatan dapat meringankan perasaan-perasaan

itu. Terdapat tiga hal di mana koordinasi perawatan dapat mengurangi perasaan

tersebut 2,12:

1. Koordinasi perawatan klinis

2. Koordinasi layanan tambahan dan dukungan

3. Koordinasi perawatan pasien lini pertama

c. Informasi dan Edukasi

15
Informasi dimana pasien bisa memilih dokter atau praktek yang

paling mungkin untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan direktori dokter

rapat melalui National Committee for Quality Assurance (NCQA) (misalnya

membahas mengenai, informasi tentang identitasnya, lokasi kantor, jam

praktek, usia, jenis kelamin, ras, kualitas perawatan, pengalaman pasien

dengan dokter, dan penilaian sejawat praktek).

Pasien menutupi ketakutan mereka tentang penyakitnya dan tenaga kesehatan

tidak benar-benar jujur tentang kondisi dan prognosis mereka. Berdasarkan

wawancara pasien, terdapat fokus pada tiga item komunikasi untuk

mengurangi ketakutan ini 4.12:

1. Informasi tentang status klinis, kemajuan dan prognosis

2. Informasi tentang proses perawatan

3. Informasi untuk perawatan diri dan promosi kesehatan.

d. Kenyamanan fisik

Tingkat kenyamanan fisik memiliki dampak besar untuk pengobatan mereka.

Tiga hal yang sangat penting untuk pasien12:

1. Manajemen nyeri

2. Bantuan dalam kegiatan dan kebutuhan hidup sehari-hari

3. Rumah Sakit dan lingkungan.

e. Dukungan emosional dan pengendalian ketakutan dan kecemasan

Ketakutan dan kecemasan yang terkait dengan penyakit dapat berefek terhadap

fisik. Tenaga kesehatan harus memberi perhatian khusus untuk 3,6,12:

1. Kecemasan atas status fisik, pengobatan dan prognosis

16
2. Kecemasan atas dampak penyakit pada diri mereka sendiri dan

keluarga; dan

3. Kecemasan atas dampak keuangan dari penyakit.

f. Keterlibatan keluarga dan teman-teman

Berikut beberapa alasan mengapa keluarga harus dilakukan kerjasama dalam

perawatan 15 :

1. Disfungsi dalam satu anggota keluarga akan mempengaruhi yang lain.

2. Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatannya.

3. Melalui perawatan bersama dengan keluarga yang berfokus pada

peningkatan, perawatan diri, pendidikan kesehatan dan konseling

keluarga dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan

bahaya lingkungan.

4. Upaya menemukan masalah

5. Keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-

individu

Peranan keluarga dan teman-teman sangat penting dalam hidup pasien.

Dimensi keluarga pada patient centered care diidentifikasi sebagai

berikut12:

1. Menyediakan akomodasi untuk keluarga dan teman-teman

2. Melibatkan keluarga dan teman dekat dalam pengambilan keputusan;

3. Mendukung anggota keluarga sebagai pengasuh

4. Menyadari kebutuhan keluarga dan teman-teman.

g. Continuity and transition

17
Pasien sering mengungkapkan kecemasan tentang kemampuan mereka untuk

merawat diri mereka sendiri setelah perawatan dirumah sakit. Untuk

memenuhi kebutuhan pasien tersebut dibutuhkan staf untuk 2,12:

1. Menyediakan informasi rinci mengenai obat-obatan, dll

2. Mengkoordinasikan dan merencanakan pengobatan dan layanan yang

sedang berlangsung setelah perawatan dirumah sakit

3. Memberikan informasi mengenai akses ke dukungan klinis, sosial, fisik

dan keuangan secara berkelanjutan.

h. Akses ke perawatan

Pasien perlu tahu bahwa mereka dapat mengakses perawatan bila diperlukan.

Berfokus terutama pada pelayanan rawat jalan, bidang-bidang berikut adalah

penting bagi pasien12:

1. Akses ke lokasi rumah sakit, klinik dan praktek dokter;


2. Ketersediaan transportasi
3. Kemudahan janji penjadwalan
4. Ketersediaan janji bila diperlukan
5. Aksesibilitas ke spesialis atau layanan khusus ketika rujukan dibuat
6. Petunjuk yang diberikan jelas tentang kapan dan bagaimana untuk

mendapatkan perawatan
7. Waktu tunggu yang singkat;
8. Respon yang tepat untuk e-mail dan panggilan telepon;
9. Efisiensi penggunaan waktu dokter dan waktu pasien
10. Menerima kunjungan melalui e-mail dan telepon; dan layanan yang

membuat perawatan primer mudah diakses pada malam, akhir pekan,

dan hari libur.

G. Pelayanan Primer Berbasis Patient Centered Care

18
Pelayanan primer berbasis Patient Centered Care mengutamakan kualitas dan

keselamatan pada sistem perawatan kesehatan dengan reorganisasi pada perawatan

primer meliputi pengumpulan dan merespon pengalaman pasien dalam memberikan

perawatan. .

Untuk tercapainya kualitas pelayanan primer dapat dilakukan dengan cara

berkomunikasi dengan pasien tentang tentang prinsip patient centred care pada

pelayanan primer, peran pasien dan penyedia, dan harapan dari model baru

perawatan yang akan dilakukan sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien

dengan memberikan akses pasien ke catatan medis mereka sehingga dapat

mendeteksi dan mencegah kesalahan dan dengan melibatkan pasien di berbagai

bidang seperti penggunaan obat yang aman, inisiatif pengendalian infeksi, dan

pelaporan komplikasi atau kesalahan. Patient-centered medical home (PCMH)

adalah bentuk pelayanan primer di Amerika 16.

19
H. Keuntungan Patient Centered Care
a. Menurunkan angka malpraktik

Penelitian yang dilakukan oleh Johnson, B et. all sejak tahun 2001-2006

dalam penerapan Patient Centered Care dapat menurunkan angka malpraktik sebesar

62%. Malpraktik pada hakikatnya adalah kesalahan dalam menjalankan dalam

menjalankan profesi yang timbul sebagai akibat adanya kewajiban-kewajiban yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Berbagai upaya akan dilakukan oleh Fasilitas

Pelayanan Kesehatan dan tenaga kesehaan untuk mengurangi dan mencegah

terjadinya malpraktek. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain membuat berbagai

macam prosedur baku dan upaya-upaya lainnya, salah satunya adalah merepakan

Patient Centered Care. 5

20
b. Meningkatkan kepuasan pasien

Komunikasi pasien dan pemberi pelayanan akan meningkat, sehingga

kepuasan terhadap pelayanan meningkat. 5

c. Meningkatkan financial dan hasil perawatan

Meningkatkan financial dan hasil perawatan yang berkualitas juga

merupakan keuntungan dari Patient-Centered Care dengan terhindarnya

lebih banyak uang untuk pembayaran perawatan jika tercipta kolaborasi

antara pasien dan pemberi pelayanan dalam perawatan, perawatan

21
terkoordinasi, mengurangi duplikasi dan kesalahan medis, mengelola dan

mencegah terjadinya penyakit kronis, mengurangi pemanfaatan layanan

dengan biaya mahal 5

d.
Penurunan angka kematian
Angka kematian menggambarkan status gizi dan kesehatan, kondisi

lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan Angka kejadian malpraktek

menurun dan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan penyakit bisa di

pahami sehingga angka kesakitan dan kematian menurun14.


e.
Mengurangi kecemasan

Ketakutan dan kecemasan yang terkait dengan penyakit dapat berefek

terhadap fisik. Sehingga mereka membutuhkan informasi mengenai kondisi

mereka dan prognosis dari penyakit yang mereka derita12.

f.
Meningkatkan kualitas hidup
Dalam pelayanan berbasis pasien, semua pihak dapat bekerjasama dan dapat

saling membantu dalam peran masing masing dalam meningkatkan kualitas

hidup dari pasien tersebut 13.


g.
Penggunaan tes diagnostik yang lebih sedikit
Dengan komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dengan pasien

diharapkan tenaga kesehatan mampu menggali lebih dalam mengenai

penyakit pasien sehingga penggunan tes diagnostik lebih sedikit 13.


h.
Mengurangi tingkat kehadiran rumah sakit

22
Pasien diberikan informasi untuk merawat diri mereka sendiri setelah

perawatan dirumah sakit. Petunjuk yang diberikan jelas tentang kapan dan

bagaimana untuk mendapatkan perawatan 13.

DAFTAR PUSTAKA
1. McWhinney IR, Freeman T. Textbook of family medicine 3rd ed, Oxford

University Press, Inc, 2009. pp 13 16


2. Frampton S, et all, 2008, Patient Centered Care Improvement Guide. Inc. and

Picker Institute
3. Bev Johnson, et all, 2008, Partnering with Patients and Families to design a

Patient- and Family-Centered health Care system, Institute for Patient- and

Family-Centered Care 20814

23
4. Hudon C, Fortin M, Haggerty JL, Lambert M, Poitras ME. Measuring

Patients Perceptions of Patient-Centered Care: A Systematic Review of

Tools for Family Medicine, Ann. Fam. Med. 2011;9(2) www.annfammed.org


5. Australian Commission on Safety and Quality in Health Care, Patien centred

care: Improving quality and safety through partnerships with patients and

consumers, ACSQHC, Sydney. 2011


6. Institute of Medicine, 2001. Crossing the Quality Chasm: A New Health

System for the Twenty-first Century. Washington: National Academies Press


7. Weiss, B.D. (2007). Health literacy and patient safety: help patients

understand. A Manual for Clinicians, 2nd ed. Chicago, IL: American

Medical Association Foundation and American Medical Association


8. North Carolina Program on Health Literacy. (n.d.) The teach back method.

Retrieved from http://www.nchealthliteracy.org/toolkit/tool5.pdf


9. Schillinger, D., Piette, J., Grumbach, K., Wang, F., Wilson, C., Daher, C.,

Leong-Grotz, K., Castro, C., & Bindman, A. (2003). Closing the loop:

physician communication with diabetic patients who have low health literacy.

Archives Internal Medicine, 163 (1), 83-90.


10. Stewart MA. (1995). Effective physician-patient communication and health

outcomes: a review. Canadian Medical Association Journal, 152(9),1423-

1433
11. Review of Evidence for Consumer Engagement website. Picker Institute

Europe. (Accessed 14 October, 2014, at www.investinegagment.info )


12. Longtin Y, Sax H, Leape LL, Sheridan SE, Donaldson L, Pittet D., 2010.

Patient Participation: Current Knowledge and Applicability to Patient Safety.

Mayo Clinic Proceedings; 85(1):53-62.


13. Bauman A, Fardy H, Harris P. Getting it right: why bother with patient-

centred care? Medical Journal of Australia 2003;179:253-256.

24
14. US Department of Health and Human Services, 2008. Personalized Health

Care: Pioneers, Partnerships, Progress. Washington DC: US Department of

Health and Human Services,:1-302.


15. Friedman, MM, (1998), Keperawatan Keluarga; Teori dan Praktik; Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC


16. American Academy of Family Physicians, American Academy of Pediatrics,

American College of Physicians, American Osteopathic Association. Joint

principles of a patient-centered medical home. Mar 2007

25

Anda mungkin juga menyukai