Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat
penyelenggaraan upaya kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan
selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang
dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Asuhan gizi rawat inap merupakan serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet
pasien rawat inap. Asuhan gizi rawat inap ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada pasien rawat inap agar memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit,
dalam upaya percepatan penyembuhan (Depkes RI, 2006)
Semakin tinggi tingkat kecerdasan dan sosial ekonomi masyarakat, maka
pengetahuan mereka terhadap penyakit, biaya, administrasi maupun upaya
penyembuhan semakin baik. Masyarakat akan menuntut penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak
terlepas dari peran tenaga medis dan non medis.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI)., Pedoman
Sistem Pencatatan Rumah Sakit, rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis
1

maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa


segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan
pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan
lainnya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang
rekam medis dalam pasal 3 menyebutkan butir-butir minimal yang harus dimuat untuk
pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat : (a) identitas
pasien, (b) tanggal dan waktu, (c) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya
keluhan dan riwayat penyakit, (d) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic, (e)
diagnosis, (f) rencana penatalaksanaan, (g) pengobatan dan/atau tindakan, (h)
persetujuan tindakan bila diperlukan, (i) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan,
(j) ringkasan pulang (discharge summary), (k) nama dan tanda tangan dokter, dokter
gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan, (l)
pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, dan untuk pasien kasus
gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
Kualitas rekam medis yang menjadi salah satu permasalahan rumah sakit
disebutkan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI bahwa rekam medis yang lengkap dan
akurat dapat digunakan sebagai referensi pelayanan kesehatan dasar hukum (medico
legal), menunjang informasi untuk meningkatkan kualitas medis, riset medis dan
2

dijadikan dasar menilai kinerja rumah sakit Ketidaklengkapan dokumen rekam medis
menjadi salah satu masalah karena rekam medis seringkali merupakan satu-satunya
catatan yang dapat memberikan informasi terinci tentang apa yang sudah terjadi
selama pasien dirawat di Rumah Sakit. Kelengkapan pengisian rekam medis juga
merupakan salah satu dari 12 indikator kinerja rumah sakit.
Dokumen rekam medis dikatakan lengkap apabila memenuhi indikator dalam
kelengkapan pengisian, keakuratan, ketepatan waktu sehingga dapat dipercaya dan
lengkap maka perlu di tinjau kelengkapannya (Shofari,B. 2002)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumastuti dan Adjie tentang Tinjauan
Kelengkapan Pengisian Asuhan Gizi Pada Rekam Medis Pasien di IRNA I RSUP Dr.
Sardjito pada Tahun 2014 di ruang anggrek 1, bougenvile 1, cendana 1, 2, 4 dan
dahlian 1, 4 menunjukkan bahwa ketidaklengkapan asuha gizi terdapat 17,50% form
pengkajian awal, 77,50% form rencana penatalaksanaan terintegritasi, 20,0% form
cacatan perkembangan daftar instruksi dan implementasi terintegritas dan 32,50%
form pemberian pendidikan kesehatan pasien/keluarga inter disiplin (PFE). Penelitian
serupa di IRNA I dan INSKA (melati) terdapat ketidaklengkapan rekam medis sebesar
32% pada form pemberia pendidikan kesehatan pasien/keluarga inter disiplin (PFE)
dan cacatan perkembangan daftar instruksi dan implementasi terintegritas sebesar
77,3%
Berdasarkan permasalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tinjau
kelengkapan asuhan gizi pada rekam medis pasien di INSKA RSUP Dr. SARDJITO
tahun 2014

B. Rumusan Masalah
Apakah ada ketidaklengkapan pengisian asuhan gizi pada rekam medis pasien di
INSKA RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi kelengkapan pengisian asuhan gizi pada rekam medis
pasien di INSKA RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014
2. Tujuan Khusus
Mengetahui kelengkapan pengisian asuhan gizi padarekam medis di
INSKA RSUP Dr. Sardjito Tahun 2014
D. Hipotesis penelitian
Terdapat ketidaklengkapan pengisian asuhan gizi pada rekam medis pasien INSKA
RSUP Dr. Sardjito
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang kelengkapan
pengisia asuhan gizi pada rekam medis pasien di INSKA RSUP Dr. Sardjito
2. Manfaat praktis
a. Bagi instalasi gizi
Memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan gizi terhadap pasien rawat inap
b. Bagi rumah sakit
Sebagai masukan bagi pihak rumah sakit tentang kelengkapan pengisian
asuhan gizi pada rekam medis pasien di INSKA RSUP Dr. Sardjito
F. Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan ruang lingkup penelitian gizi klinik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan gizi
Asuhan gizi merupakan sarana dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhan zat
gizi pasien. Pelayanan gizi rawat inap sering disebut juga dengan terapi gizi medik.
Pelayanan kesehatan paripurna seorang pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan,
secara teoritis memerlukan tiga jenis asuhan (care) yang pada pelaksanaannya dikenal
sebagi pelayan (service). Ketiga jenis asuhan tersebut adalah : asuhan medik, asuhan
keperawatan dan asuhan gizi (Depkes, 2006).
Tujuan utama asuhan gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara
optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling
gizi pada pasien rawat jalan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama
tim yang terdiri dari unsure terkait untukmelaksanakan urutan kegiatan, yang
dikelompokan menjadi lima kegiatan, yaitu (Anggraeni, 2010) :
1. Membuat diagnosis masalah gizi
2. Menentukan kebutuhan terapi gizi
5

3. Memilih dan mempersiapkan bahan/makanan/formula khusus (oral,

enteral dan

parenteral) sesuai kebutuhan.


4. Melaksanakan pemberian makanan
5. Evaluasi/pengkajian gizi dan pemantauan
Tim asuhan gizi merupakan tim fungsional yang mengkoordinasikan
penyelenggaraan asuhan gizi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi. Tim ini dipimpin oleh seorang dokter dengan anggota yang terdiri dari
dokter, nutrionis atau dietsien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tim asuahn gizi
bertugas menyelenggarakan pelayanan gizi paripurna kepadaklien/pasien, terutama
yang membutuhkan terapi gizi pada pasien rawat jalan (Depkes, 2006).
B. Asuhan Gizi Rawat Inap
Asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet
pasien di ruang rawat inap (Depkes, 2006).
Tujuannya untuk memberikanpelayanan kepada pasien rawat inap agar
memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan.Pelayanan gizi rawat inap merupakan serangkaian kegiatan
selama perawatan yang meliputi (Anggraeni, 2010) :
1. Pengkajian status gizi
2. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya
3. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakitnya dan cara pemberian
makanan
4. Konseling gizi
5. Evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi
C. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis merupakan berkas/dokumen penting bagi setiap instansi rumah
sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008:1), rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang


rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Sedangkan menurut Huffman dalam Fajri (2008:5) rekam medis adalah fakta
yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu
serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
pasien tersebut.
Dengan melihat ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas
rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya sekedar catatan biasa,
karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang
pasien yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada
pasien.
D. Kegunaan Rekam Medis
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989 menyebutkan
bahwa Rekam Medis memiliki 5 manfaat, yaitu :
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pesien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
E. Nilai yang Terkandung dalam Rekam Medis
Rekam medis mengandung 2 (dua) macaminformasi yaitu :
1. Informasi Yang Mengandung Nilai Kerahasiaan

Informasi yang mengendung nilai kerahasiaan merupakancatatan yang


mengenai hasil pemeriksaan, diagnosis,pengobatan pengamatan dan seterusnya
mengenai penderitayang bersangkutan. Mengenai hal ini ada kewajiban
simpanrahasia kedokteran, sehingga tidak boleh disebar luaskan tanpaijin penderita
tersebut.
2. Informasi Yang Tidak Mengandung Nilai Kerahasiaan
Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan yaitu mengenai
identitas pasien (nama, alamat, dan lain-lain) sertainformasi lain yang tidak
mengandung nilai medis. Berkas rekammedis asli tetap harus disimpan dirumah
sakit dan tidak bolehdiserahkan kepada pengacara atau siapapun, yang berhak
atasrekam medis adalah rumah sakit. Pengisian danpenyelesaiannya adalah
tanggung jawab penuh dokter yangmerawat dimana catatan harus cermat, singkat
dan jelas (Soeparto, 2006).
F. Asuhan gizi pada rekam medik RSUP Dr. Sardjito
1. Form pengkajian awal
Form pengkajian awal pasien rawat inap terdiri dari pengkajian
keperawatan, pengkajian sosial dan psikologi, skrining nutrisi, penilaian tingkat
nyeri dan pengkajian resiko decubitus. Skrining gizi dilakukan untuk menentukan
apakah pasien beresiko malnutrisi atau tidak. Ahli gizi bertugas untuk mengontrol
skrining nutrisi yang telah diisi secara terintegritasi oleh perawat. Skrining nutrisi
meliputi empat indikator penilaian malnutrisi yaitu :
a.
b.
c.
d.

z-score apakah <2 SD atau 2 SD


apakah pasien kehilangan berat badan 5% dalam 3 bulan terakhir
apakah asupa makan pasien kurang dalam 1 minggu terakhir
apakah pasien menderita penyakit berat

jika ada jawaban ya sebanyak 1 atau >1 maka harus dikonsultasikan ke ahli
gizi.
2. Form catatan perkembangan daftar instruksi dan implementasi terintegritas terdiri
dari kolom tanggal dan jam, profesi, perkembangan pasien dengan format SOAP
(Subyektif, Obyektif,Assesment dan Planning), daftar instruksi dan verifikasi serta
implementasi. Ahli gizi bertanggung jawab mengisi form ini dengan format
SOAP, jika pasien mengalami malnutrisi. Jika tidak beresiko ahli gizi tidak perlu
mengisi form tersebut.
3. Form rencana penatalaksanaan terintegritas
Form rencana penatalaksanaan terintegritas meliputi kolom tanggal dan jam,
masalah, kebutuhan pasien, rencana penatalaksanaan dan tujuan terukur, nama dan
tanda tangan serta tanggal masalah teratasi. Ahli gizi bertugas untuk mengisi jika
pasien beresiko malnutrisi meliputi masalah yang berkaitan dengan gizi serta
rencana dan target pemberian diet hingga masalah teratasi
4. Form pemberian pendidikan kesehatan pasien/keluarga inter disiplin, terdiri dari
kolom hambatan, penerima pendidikan, bahasa, metode, jenis pendidikan, isi
pendidikan kesehatan, evaluasi respon, nama dan tanda tangan pemberi serta
penerima pendidikan. Ahli gizi bertanggung jawab untuk mengisi form pemberian
pendidikan kesehatan pasien/keluarga terintegrasi dengan dokter dan perawat.
Pendidikan kesehatan diisi oleh ahli gizi meliputi menjelaska atau edukasi dan
motovasi diet yang akan di jalani, menanyakan adanya alergi makanan, edukasi
makanan dari luar rumah sakit.

G. Kerangka Teori
Rekam medis

Asuhan gizi rawat jalan


9

Asuhan gizi

Sarana pemulihan gizi pasien


Asuhan gizi rawat inap

Sumber : Depkes RI (2006)

H. Kerangka Konsep
Form pengkajian awal
Form Rencana
Penatalaksanaan Terintegrasi
Asuhan gizi pada
rekam medis

Form catatan perkembangan


daftar instruksi dan
implementasi terintegrasi
Pemberian pemndidikan
kesehatan pasien/ keluarga
inter disiplin

BAB III
METODE PENELITIAN

10

LENGKAP

TIDAK LENGKAP

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan menggunakan
desain penelitian Cross Sectional.
B. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasipenelitian ini adalah semua berkas rekam medis pasien di INSKA ruang
melati 1,2,3 dan 4 RSUP Dr. Sardjito.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian berkas rekam medis pasien di INSKA
ruang melati 1,2,3 dan 4 RSUP Dr. Sardjito berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Pasien yang sedang rawat inap di INSKA ruang melati 1,2,3 dan 4 sebanyak 40
rekam medis
b. Berkas rekam medis pasien yang sedang dirawat 3 hari.
C. Tempat dan waktu penelitian
Tempat
: INSKA Ruang Melati 1,2,3 dan 4 RSUP Dr. Sardjito
Waktu
: 14-16 April 2014
D. Variabel penelitian
Kelengkapan Pengisian Asuhan Gizi Rekam Medis
E. Definisi operasional
Kelengkapan pengisian form asuhan gizi rekam medis adalah kelengkapan
pengisian form asuhan gizi pada rekam medis pasien yang sedang dirawat inap 3
hari.

Parameter :
a. Lengkap bila pengisian form pengkajian awal dan form PFE pada pasien tidak risiko
malnutrisi terisi lengkap, dan form rencana penatalaksanaan terintegrasi, form
catatan perkembangan daftar instruksi dan implementasi terintegrasi, dan form
pemberian pendidikan kesehatan pasien/keluarga inter disiplin pada pasien dengan
risiko malnutrisi terisi lengkap.

11

b. Tidak lengkap bila form pengkajian awal, form PFE, form rencana penatalaksanaan
terintegrasi, form catatan perkembangan daftar instruksi dan implementasi
terintegrasi, dan form pemberian pendidikan kesehatan pasien/keluarga inter disiplin
terisi tidak lengkap
c. Cara ukur
: Observasi.
d. Alat ukur
: Formulir observasi kelengkapan asuhan gizi.
e. Hasil ukur : 0) Tidak lengkap (<100%).
1) Lengkap (100%).
Sumber : Depkes RI, (2006).
f. Skala ukur : Ordinal.
F. Jenis dan cara pengumpulan data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi dua adalah sebagai
berikut:
a. Data primer
Data sekunder meliputi jumlah dan catatan rekam medis yang ada di INSKA
RSUP Dr. Sardjito.

2. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data menggunakan studi dukumen. Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang telah berlalu(Sugiyono. 2008). Studi dokumen dilakukan
dengan meninjau Kelengkapan pengisian asuhan gizi pada rekam medis di INSKA
RSUP Dr. Sardjito menggunakan lembar observasi.
G. Pengolahan dan analisis data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer,
meliputi:
a. Editing
Editing adalah memeriksa kelengkapan lembar observasi
b. Coding
Setelah data diteliti, kegiatan selanjutnya yaitu coding. Coding adalah kegiatan
untuk memberi kode pada data, sehingga memudahkan untuk entry data,
membuat tabel data dan menganalisis data.
c. Entry data
Entry data adalah suatu kegiatan untuk pemasukan data yang sudah di kode
terlebih dahulu dalam master data.
12

d. Cleaning
Kegiatan cleaning adalah melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data
masuk. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan
ketika pemasukan data.
e. Tabulating
Nilai yang dimasukkan kedalam master tabel dicari distribusi frekuensinya dan
disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
a.Analisis Univariat
Bertujuan untuk mengetahui proporsi variabel yang di teliti yaitu kelengkapan
pengisian asuhan gizi pada rekam medis.
H. Etika penelitian
Peneliti akan senantiasa menjaga kerahasiaan dari data yang diperoleh,dan
hanya akan disajikan kepada kelompok tertentu yang berhubungan dengan penelitian,
sehingga rahasia subyek penelitian benar-benar terjaga.

13

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
a. Tanggal penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi sampel tanggal penelitian
lebih banyak tanggal penelitian di 15-04-2014 , untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 1
Tabel 1. Distriusi tanggal penelitian
Tanggal Penelitian
14-04-2014
15-04-2014
16-04-2014
Total

n
12
22
3
37

%
32,5
59,4
8,1
100

b. Form Pengkajian Awal


Berdasarkan tabel di atas form pengkajian awal pasien seluruhnya terisi
lengkap yaitu 100% (n=37).
Tabel 2. Form Pengkajian Awal
Ruang
Perawatan
Melati 1
Melati 2
Melati 3
Melati 4
Total

Pengkajian Awal
Lengkap
Tidak Lengkap
n
%
n
%
4
10,8
0
0
15
40,5
0
0
11
29,7
0
0
7
19,0
0
0
37
100
0
0

14

Total
n
4
15
11
7
37

%
10,8
40,5
29,7
19,0
100

c. Penatalaksanaan Terintegritas
Berdasarkan tabel di atas

form Penatalaksanaan Terintegrasi pasien

seluruhnya terisi lengkap yaitu 100% (n=37).


Ruang
Perawatan
Melati 1
Melati 2
Melati 3
Melati 4
Total

Penatalaksanaan Terintegrasi
Lengkap
Tidak Lengkap
n
%
n
%
4
10,8
0
0
15
40,5
0
0
11
29,7
0
0
7
19,0
0
0
37
100
0
0

Total
n
4
15
11
7
37

%
10,8
40,5
29,7
19,0
100

d. Perkembangan Daftar Instruksi Implementasi


Berdasarkan tabel di atas form Perkembangan Daftar Instruksi Implementasi
seluruhnya terisi lengkap yaitu 100% (n=37).
perkembangan Daftar Instruksi Implementasi
Lengkap
Tidak Lengkap
n
%
n
%
4
10,8
0
0
15
40,5
0
0
11
29,7
0
0
7
19,0
0
0
37
100
0
0

Ruang
Perawatan
Melati 1
Melati 2
Melati 3
Melati 4
Total

Total
n
4
15
11
7
37

%
10,8
40,5
29,7
19,0
100

e. Form Pemberian Pendidikan Kesehatan


Berdasarkan tabel form Pemberian Pendidikan Kesehatan sebanyak 10,9%
(n=4) dalam kategori tidak lengkap.
Ruang
Perawatan
Melati 1
Melati 2
Melati 3
Melati 4
Total

Pemberian Pendidikan Kesehatan


Lengkap
Tidak Lengkap
n
%
n
%
3
8,1
1
2,7
13
35,1
2
5,4
11
30,0
0
0
6
16,2
1
2,7
33
89,1
4
10,9

15

Total
n
4
15
11
7
37

%
10,8
40,5
30,0
20
100

B. Pembahasan
Asuhan gizi merupakan sarana dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhan zat
gizi pasien. Dokumentasi asuhan gizi dimasukkan dalam rekam medik sebagai
cacatan atau dokumen tentang diagnosa gizi.
Asuhan gizi pada rekam medik di RSUP Dr. Sardjito terdapat dalam form
Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap, Form Rencana Penatalaksanaan Terintegrasi,
Form Cacatan Perkembangan Daftar Instruksi dan Implementasi Terintegrasi, dan
Form Pemberian Pendidikan Kesehatan Pasien/Keluarga Inter Disiplin (PFE).
Dari hasil yang diperoleh untuk form Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap
seluruhnya terisi lengkap yaitu Ada empat indikator penilaian malnutrisi yang terisi
lengkap oleh ahli gizi pada kolom skrining gizi begitu pula Form Rencana
Penatalaksanaan Terintegrasi dan Form Cacatan Perkembangan Daftar Instruksi dan
Implementasi Terintegrasi. Sedangkan untuk Form Pemberian Pendidikan Kesehatan
Pasien/Keluarga Inter Disiplin (PFE) masih terdapat 10,9% (n=4) yang belum terisi
Ketidaklengkapan form ini terletak pada 3 rekam medik yang tidak diisinya bagian isi
pendidikan kesehatan pada pasien atau keluarga pasien yang meliputi penjelasan diet,
riwayat alergi makanan dan bahan makanan dari luar, sedangkan 1 rekam medik tidak
terdapat lembar PFE.

16

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Adanya ketidaklengkapan pengisian asuhan gizi pada rekam medik pasien rawat
inap di IRNA I RSUP Dr. Sardjito yaitu pada form pemberian pendidikan kesehatan
pasien/keluarga inter disiplin (PFE) terintegrasi berisi tidak lengkap sebesar 10,9 %
dan lengkap sebesar 89,1%.
B. Saran
1. Adanya monitoring dan evaluasi kelengkapan pengisian asuhan gizi pada pasien
rawat inap.
2. Ahli gizi ruangan membawa lembar PFE tersendiri.

17

Anda mungkin juga menyukai