Anda di halaman 1dari 8

G99161001

2. M. Alip Wildan
G99151067
3. Luthfi Saiful A
G99161006
4. Angga S.
5. Alexander
G99151068
Adi AU
RESILIENSI
Oleh :
G99161011 PADA
6. Hanif Nugra P
G99151069 KELUARGA
7. Anis Azizah R.
G99161016 PASCA
TRAUMA
8. Syarifah Aini K
G99151070
9. Atika Iffa
G99161021
Syakira
BENCANA
10.Basofi
G99161026
Ashari M
ALAM
11.Carko
G0007049
Budianto
DITINJAU
Pembimbing : OLEH: DARI ASPEK
Istar Yuliadi, dr., M.Si, FIAS
PSIKIATRI
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa (Undang-Undang No.1 Tahun 1974 bab 1 pasal 1)
Keluarga merupakan suatu kelompok yang
berhubungan kekerabatan, tempat tinggal atau
hubungan emosional yang sangat dekat yang
memperlihatkan empat hal (yaitu interdepensi intim,
memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk
beradaptasi dengan perubahan dan memelihara identitas
sepanjang waktu, serta melakukan tugas-tugas keluarga.
(Mattessich dan Hill, 2013)
Karena adanya pernikahan maka akan
terbentuk relasi pasangan suami-istri
baru kemudian juga akan terbentuk
relasi antara menantu dengan mertua.
Secara psikologis, konflik antara mertua dan menantu
sangat rentan terjadi yang bisa timbul disebabkan
karena
1. Orang tua yang belum sepenuhnya percaya bahwa
anak-anaknya sudah mampu mengurus keluarga
sendiri.
2. Dari pihak keluarga muda itu sendiri yang kadang
resah akan campur tangan orang tua mereka yang
menimbulkan reaksi berbalik yang kadang agak keras
bahkan lebih.
3. Karakter mertua ataupun menantu yang sama-sama
keras yang seringkali mempertahankan ego masing-
masing dan tidak dapat mengontrol
Intervensi mertua sering diartikan sebagai
suatu hal yang negatif., namun pada
dasarnya intervensi mertua memiliki tujuan
dan latar belakang yang perlu dipahami.
Intervensi mertua umumnya disebabkan
karena rasa memiliki yang sebenarnya wajar
dirasakan oleh seorang mertua sebagai
orang yang telah melahirkan dan merawat
anaknya, namun rasa memiliki ini membuat
orang tua merasa memiliki hak untuk
mengatur kehidupan anaknya walaupun
01 Mengetahui tentang pernikahan dan hal-hal
yang mempengaruhi resiliensi pernikahan.
TUJUAN

02 Mengetahui penyesuaian antara anak,


menantu dan mertua serta konflik-konflik
yang sering terjadi diantaranya

03 Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan


sebagai akibat intervensi mertua terhadap
resiliensi pernikahan
Bagi
MANFAAT Mahasiswa
Dapat memperkaya informasi dan
pengetahuan tentang dampak
intervensi mertua terhadap
bertahannya suatu pernikahan
yang telah dibangun, sehingga
dapat memberikan pelayanan
terutama konseling masalah
bagaimana komunikasi
interpersonal antara menantu dan
mertua
Bagi Institusi
Mengukur pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa
dalam menyusun suatu
makalah
RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian pernikahan menurut undang-
undang?

Apakah yang dimaksud dengan resiliensi dalam


suatu pernikahan?

Apakah saja yang mempengaruhi resiliensi


pernikahan?

Apakah pengertian dari intervensi mertua?

Bagaimana penyesuaian diri dan jenis


hubungan antara menantu dan mertua?

Bagaimana dampak dari intervensi mertua


terhadap resiliensi pernikahan anak?

Anda mungkin juga menyukai