KELAS 1A
KELOMPOK 9 :
1.ERLITA BR. KARO
2.RIKANAH
3.WARDAH
Salah satu model desain dari patient centered care adalah Planetree model
yang mempunyai konsep ( Dewi,2011) :
d. Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang
kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.
a) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan,
b) Menyusun rencana kerja pelatihan
c) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
d) Mengolah dan menafsirkan data hasil investigasi
e) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
Tanggung jawab bidan menurut Mayasari adalah :
a. Konseling yang meliputi remaja putri, pranikah, prahamil, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, klimakterium, dan menopause.
b. Pelayanan kebidanan normal yang meliputi kehamilan, persalinan,
nifas, pemeriksaan fisik, senam hamil, pengendalian anemia,
amniotomi, uterotonika, dan ASI ekslusif.
c. Pelayanan kebidanan abnormal yang meliputi :
(1) Hamil yang terdiri dari abortus imminens, hiperemisis tingkat I,
preeklamsi, anemia, dan suntikan penyulit,
(2) Persalinan yang terdiri dari letak sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP,
laserasi, dan distonia,
(3) Pertolongan nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjat
dan infeksi, plasenta manual, jaringan konsepsi, kompresi bimanual;
utorotenik kala III dan IV, dan
(4) Ginekologi yang terdiri dari keputihan, penundaan haid dan rujuk.
d. Pelayanan kebidanan pada anak yang meliputi intranatal,
hipotermi, kontak dini, ASI eksklusif, perawatan tali pusar,
resusitasi pada bayi asfiksia, minum sonde dan pipet, stimulasi
tumbuh kembang, imunisasi lengkap dan pengobatan ringan pada
penyakit ringan.
e. Pelayanan KB yang meliputi penanganan efek samping,
pemberian alat kontrasepsi sesuai pilihan, suntik KB, pasang
AKBK, melepas AKBK tanpa penyulit, serta penyuluhan IMS dan
narkoba.
f. Pelayanan kesehatan masyarakat meliputi pembinaan peran serta,
pelayanan kebidanan komunitas, deteksi dini, pertolongan I rujuk,
IMS, narkoba dan pertolongan I narkoba.
6. Inform choice dan inform consent
1. Inform Choice
a. Pengertian
Inform choice yaitu membuat pilihan setelah mendapat penjelasan
dalam pelayanan kebidanan tentang alternatif asuhan yang akan
didapatkannya.
b. Peran bidan dalam inform choice
Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen
asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih
asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik
internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus
menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong
wanita untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.
Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform choice kepada klien
harus:
a) Memperlakukan klien dengan baik
b) Berinteraksi dengan nyaman
c) Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat
serta tidak berlebihan.
d) Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat
pilihan yang sesuai dengan kondisinya Mendorong wanita
memilih asuhannya
Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses inform
choice:
1) Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
2) Bidan wajib memberikan informasi secara rinci, jujur dan
dimengerti klien
3) Bidan harus belajar untuk membantu klien melatih dari dalam
menggunakan
4) haknya dan menerima tanggungjawab untuk keputusan yang
mereka ambil.
5) Asuhan berpusat pada klien
6) Tidak perlu takut pada konflik tetapi menggapnya sebagai
suatu kesempatan
7) untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang
objektif,
8) bermitra dengan klien dan suatu tekanan positif terhadap
perubahan.
c. Prinsip Inform choice
Hal yang harus diingat dalam inform choice:
1) Inform choice bukan sekedar mengetahui berbagai pilihan
namun mengerti manfaat dan risiko dari pilihan yang ditawarkan
2) inform choicetidak sama dengan membujuk/memaksa klien
mengambil keputusan yang menurut orang lain baik
(“...biasanya saya/rumah sakit ...”).
d. contoh Inform choice dalam pelayanan kebidanan
1) Pemeriksaan laboratorium dan screening antenatal
2) Tempat melahirkan dan kelas perawatan
3) Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan
4) Pendamping waktu melahirkan
5) Metoda monitor denyut jantung janin
6) Percepatan persalinan/augmentasi
7) Diet selama proses persalinan
8) Mobilisasi selama proses persalinan
9) Pemakaian obat penghilang sakit
10) Pemecahan ketuban secara rutin
11) Posisi ketika melahirkan
12) Episiotomy
13) Keterlibatan suami waktu bersalin
14) Cara memberikan minum bayi.
2. Inform consent
a. Pengertian
Persetujuan penting dilihat dari sudut pandang bidan, karena
berkaitan dengan askep hukum yang memberikan otoritas untuk
semua prosedur yang akan dilakukan oleh bidan. Ada beberapa
pengertian inform consent yaitu:
1) Secara etimologis: inform (sudah diberikan informasi) dan
consent (persetujuan atau izin)
2) Persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap tindakan
medik yang akan dilakukan terhadap dirinya atau keluarganya
setelah mendapapenjelasan yang adekuat dari dokter/tenaga
medis.
3) Menurut D. Veronika Komalawati, SH, “inform consent”
dirumuskan sebagai “suatu kesepakatan/persetujuan pasien
atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya
setelah memperoleh informasi dari dokter mengenai upaya
medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai
informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.
Disebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama 1 tahun.
Pada suatu hari dating seorang klien bernama Ny. A usia kehamilan 38 minggu, di dapatkan hasil
pembukaan 3cm dan ternyata dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan
agar dirujuk ke rumah sakit untuk melahirkan secara operasi ( SC ). Namun keluarga klien
terutama suami menolak untuk dirujuk dengan alasan tidak mempunyai biaya untuk membayar
operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk menjelaskan bahwa tujuan dirujuk untuk
keselamatan janin dan juga ibunya tetap tidak mau dirujuk, akan sangat membahyakan janin
maupun ibunya. Tetapi keluarga bersih keras agar bidan mau menolong persalinan tersebut.
Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan dengan keadaan
letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum mendalam selain
itu juga dirujuk agar persalinan berjalan dengan lancer dan bukan wewenang bidan untuk
menolong persalinan.
Keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong
persalinan tersebut. Persalinan berjalan dengan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar,
setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan
bahwa bidan tidak bisa bekerja secara professional dan dalam masyarakat pun juga tersebar
bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.
Konflik
Suami dan keluarga menolak untuk dirujuk ke rumah sakit dan melahirkan secara SC dengan
alasan tidak mempunyai biayauntuk membayar operasi.
Isu
Dimata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesuai
prosedur dan tidak professional. Selain itu juag masyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam
menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda – bedakan antara
pasien yang ekonomi atas dan ekonomi rendah.
Dilemma
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong persalinan
resiko tinggi, dalam hal iniletak sungsang seharusnya tidak boleh di lakukan oleh bidan sendiri
dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh dokter obgyn, tetapi
dalam hal ini diputuskan untuk menolong persalinan itu sendiri dengan alasan desakan dari
keluarga klien sehingga dalam hatinya kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur.
Penyelesaian
Penyelesaian dalam kasusu ini sebaiknya keluarga pasien tidak menyalahkan bidan, karena
terlebih dahulu bidan sudah menjelaskan bahwa bayi yang dikandung oelh Ny. A mengalami
gangguan letak sungsang dan segera ditolong oleh dokter obgyn. Tetapi keluarga pasien
bersikerasuntuk tetap ditolong oleh bidan tersebut, dan akhirnya dengan segala keterbatasan alat
dan kemampuan bidan maka anak yang di kandung oleh Ny. A meninggal.
Dan untuk bidan itu sendiri sebaiknya disediakan lembar persetujuan (Inform Consent) bahwa
pasien tersebut tetap ingin ditangani oleh bidan, agar bidan tersebut terhindar dari hal yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA