Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KEPERAWATAN

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN IMAKS CARE

Disusun oleh:
Desti Amni Kurnianingsih
Poniyem
Maria Ulfa
Wahyu Disa Pratama
Parida

Dosen Pengampu: Abbasiah, SKM, M. Kep

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Model praktek keperawatan professional di Indonesia mengalami
perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, di era
sekarang golongan masyarakat yang berpendidikan dan menguasai informasi
semakin bertambah, sehingga mereka dapat memilih dan menuntut untuk
memperoleh pelayanan Kesehatan yang berkualitas. Sehingga pelayanan
Kesehatan yang berkualitas menjadi indicator keberhasilan dari manajemen
rumah sakit.
Manajemen adalah proses bekerja melalui upaya orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga
atau masyarakat (Gillies, 1996).
Proses manajemen asuhan keperawatan meliputi kegiatan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian (Suni 2018). Manajemen keperawatan merupakan suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan baik.
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan pada klien, sangat ditentukan
pada pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Asuhan
keperawatan merupakan kinerja perawat dalam menerapkan suatu konsep
pelayanan Kesehatan dapat dirasakan oleh rumah sakit dan juga pasien (SNARS,
2018). Asuhan pasien dalam standar akreditasi rumah sakit versi 2018 harus
dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien atau Patient
Centered Care ( PCC ), asuhan diberikan berbasis kebutuhan pelayanan pasien.
The Institute Of Medicine (IOM) mendefinisikan Patient Centered Care
adalah suatu bentuk pelayanan Kesehatan yang menciptakan hubungan kerja
sama yang baik diantara praktisi Kesehatan, pasien, dan keluarganya (jika
diperlukan) untuk menjamin bahwa keputusan yang dibuat menghormati
keinginan pasien, kebutuhan pasien, pilihan pasien, menjamin pasien
mendapatkan pengetahuan secara mendukung pasien untuk mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam perawatan mereka sendiri (Shaller, D, 2007).
Konsep PCC memberikan pelayanan tidak hanya dengan berbicara
dengan pasien tetapi memberikan informasi dan edukasi pada setiap pasien,
lebih memperhatikan kebutuhan pasien sebagai individu pendekatan dengan
sentuhan yakni meberikan dukungan emosional dan memberikan kenyamanan
fisik, mulai dari masuk rumah sakit sampai dengan perawtan lanjutan yang
diperlukan. Penelitian Steward, et all (2010) dan Anderson EB (2002)
menunjukkan bahwa pendekatan PCC dalam perawatan telah terbukti untuk
meningkatkan status pasien. Pendekatan ini mengandalkan pondasi hubungan
antara penyedia layanan dan pasien, peningkatan komunikasi membina iklim
positif, dan mendorong pasien untuk berpartisipasi secara aktif antara keduanya.
Interaksi pasien – perawat selama proses perawatan secara konsisten
dengan prinsip PCC efektif terhadap peningkatan pemberian asuhan
keperawatan, dan untuk memastikan PCC diterapkan dalam proses perawatan,
perawat seharusnya melakukan penilaian secara berkelanjutan kepada kebutuhan
pasien yang berhubungan dengan proses perawatan mereka dan mendorong
kesempatan pasien untuk berpartisipasi. Interaksi yang dilakukan secara
berkesinambungan dapat meningkatkan komunikasi antara perawat dan pasien
sehingga dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diaharapkan, seperti
kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cidera (KNC), kejadian
potensial cidera (KPC), bahkan sentinel (KTD Fatal ).
Dengan demikian manajemen asuhan keperawatan berbasis Patient
Centered Care, sangat ditentukan pada pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan professional. Metode system pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efisien. Mac Laughin, Thomas, dan Batrem (1995) mengidentifikasi
8 model pemberian asuhan keperawatan tetapi, model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan
primer. Tetapi setiap unit keperawatan mempunyai Riwayat dalam menyeleksi
model dalam pengelolaan asuhankeperawtan berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana, dan prasarana dan kebijakan rumah sakit.
B. Tujuan
1. Menerapkan model asuhan dengan konsep PPJA dengan pendekatan Patient
Centered Care
2. Menerapkan standar asuhan keperawatan dari admisi hingga pemulangan
dengan pendekatan Patient Centered Care
3. Menerapkan Patient Safety dengan pendekatan Patient Centered Care
4. Menerapkan mutu pelayanan keperawtan dengan penekatan Patient Centered
Care
C. Manfaat
1. Menumbuhkan sikap caring dalam memberikan pelayana
2. Memberi informasi secara lengkap
3. Meningkatkan partisipasi pasien dalam mengambil keputusan
4. Membangun system interkolaborasi anatar tim Kesehatan
5. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
6. Meningkatkan citra pelayanan keperawatan
BAB II
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN IMAKS-CARE

A. Konsep Patient Cantered Care (PCC)


Menurut Institute for Patient-Family Centered Care (2012) Pelayanan yang berpusat
pada pasien dan keluarga adalah suatu pendekatan dalam perencanaan, pemberian dan
evaluasi pelayanan kesehatan yang berbasis pada kemitraan yang saling memberikan
manfaat antara penyedia pelayanan, pasien, dan keluarga.
Menurut Australian Commision on Safety and Quality in Health Care (ACSQHC)
Patient Centered Care adalah suatu pendekatan inovatif terhadap perencanaan,
pemberian, dan evaluasi atas pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kemitraan yang
saling menguntungkan antara pemberi layanan kesehatan, pasien dan keluarga. Patient
Centered Care diterapkan kepada pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan
dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan (Lumenta, 2012).
a. Core Concept dari Patient Centered Care dari Perspektif Pasien
1. Martabat dan Respek.
a) Profesional Pemberi Asuhan mendengarkan, menghormati & menghargai
pandangan serta pilihan pasien & keluarga.
b) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien &
keluarga dimasukkan dlm perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan
kesehatan
2. Berbagi informasi.
a) Profesional Pemberi Asuhan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara
lengkap pasien & keluarga.
b) Pasien & keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
c) Dengan 3 asesmen: metode, substansi/kebutuhan edukasi, konfirmasi
3. Partisipasi.
a) Pasien & keluarga didorong dan didukung utk berpartisipasi dlm asuhan,
pengambilan keputusan & pilihan mereka
4. Kolaborasi / kerjasama.
Pimpinan pelayanan kesehatan bekerjasama dgn pasien & keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program;
b. Core Concepts of Patient Centered Care dari Perspektif PPA
1. Berpartner dengan Pasien
a) Keputusan klinis berdasarkan (juga) nilai-nilai pasien
b) BPIS : Bila Pasien Itu Saya
c) Komitmen
2. PPA merupakan Tim Interdisiplin dengan Kolaborasi Interprofesional
a) Profesional Pemberi Asuhan diposisikan mengelilingi pasien bekerja sebagai
Tim dengan Kolaborasi Interprofesional
b) Tugas Mandiri, Kolaboratif, Delegatif
c) Kompetensi Profesi dan Kompetensi Kolaborasi Interprofesional yang
memadai
3. DPJP adalah Clinical Leader.
DPJP menyusun kerangka asuhan, melakukan koordinasi, kolaborasi, sintesis,
interpretasi, review dan mengintegrasikan asuhan pasien
4. Asuhan Pasien Terintegrasi
Asuhan pasien terintegrasi oleh PPA dgn DPJP sbg Clinical Leader

Ada 4 Konsep inti yang ada dalam konsep PCC (Patient Centered Care) dalam
PFCC 2007, Benchmarking Project, Executive Summary and Strategy Map yaitu :
martabat dan respek, berbagi informasi, partisispasi, dan kolaborasi.
(Nico Lumenta, Sintesis berbagai referensi, 2015)

Planetree, pemimpin patient centered care yang diakui secara internasional


telah menunjukkan langkah besar dalam memajukan konsepnya. Model
perawatan planetree adalah pendekatan holistic berpusat pada pasien yang
mempromosikan penyembuhan mental, emosional, spiritual, social, dan fisik,
sebagian dengan memberdayakan pasien dan keluarga melalui pertukaran
informasi (Cliff,2012).
Salah satu model desain dari patient centered care adalah Planetree model
yang mempunyai konsep (Dewi, 2011):
1. Pasien memiliki hak untuk membuka dan komunikasi yang jujur dalam
kepedulian dan kehangatan lingkungannya.
2. Para pasien keluarga dan staf professional mempunyai peran yang vital dalam
tim.
3. Pasien bukan unit yang diisolasikan namun anggota dari keluarga, komunitas
dan sebuah budaya.
4. Pasien adalah seorang individu dengan hak, tanggungjawab, dan pilihan
tentang gaya hidup.
5. Sebuah lingkungan yang mendukung, ramah dan peduli adalah komponen
penting yang memberikan kesehtan berkualitas tinggi.
6. Lingkungan fisik sangat penting untuk proses penyembuhan dan harus
dirancang untuk mempromosikan penyembuhan dan pembelajaran, serta
pasien dan keluarga berpartisipasi dalam perawatan.
c. Sistematika pikir asuhan keperawatan base on asuhan pasien / patient care dalam
SNARS Edisi 1.1 :
1. Tata kelola rumah sakit :
Tatakelola rumah sakit, tatakelola klinis dan tatakelola pasien yang baik
sesuai dengan UU 44/2009 pasal 38.
Kepala Bidang Keperawatan:
a) Mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
b) Sesuai Persyaratan& Tugas Pokok: Mengelola Pelayanan dan Asuhan
Keperawatan: Perawat
c) Menyusun Regulasi (Regulasi Asuhan: Asesmen Pasien (IAR),
Implementasi dan Monitoring dan Dokumentasi Keperawatan
d) Harus melakukan Pengawasan implementasi regulasi
e) Mempunyai Jiwa Leadership dan Menguasai Manajemen Risiko

2. Level Ruangan
a) Kualifikasi, mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang:
Kepala Ruangan, Perawat Penanggung Jawab Asuhan dan Perawat
Pelaksana
b) Sesuai Persyaratan& Tugas Pokok: Kepala Ruang Mengelola Pelayanan
dan Asuhan Keperawatan
c) Harus melakukan Pengawasan implementasi regulasi
d) Punya Leadership dan Manajemen Risiko
3. Kepemimpinan
a) Leadership
b) Budaya dan etika
4. Manajemen risiko rumah sakit
a) Asessmen dan pengelolaan risiko
b) Pelayanan berfokus pada pasien-PCC
c) Sesuai pada WHO PCC dan Care Concept
5. Asuhan pasien terintegrasi
B. Konsep Metode Primer dan Metode Tim
1. Metode Tim
Model pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif dan
kolaboratif (Dougglas, 1992).
Metode Tim merupakan pengorganisasian pelayanan asuhan keperawatan
dengan menggunakan tim yang terdiri dari kelompok klien dan kelompok perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah minimal D3 keperawatan dan
berpengalaman kerja, serta memiliki pengetahuan di bidangnya.
Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 grup yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu. Perawat tim merespon kebutuhan pasien dan
staf. Anggota tim distimulasi oleh ketua tim untuk belajar dan mengembangkan
keterampilan yang baru. Ketua tim memberi instruksi pada anggota tim, mensupervisi
mereka dan memberikan penugasan yang memungkinkan perkembangan / kemajuan
mereka.
Tim memberikan pelayanan keperawatan pada kelompok klien yang dikaji oleh
anggota tim berdasarkan kompleksitas kebutuhan klien. Ketua tim bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan semua aspek dan mendelegasikan perawatan pasien tertentu
pada anggota tim yang lain.
Kelebihan dari metode tim yaitu memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan
komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan
kepada anggota tim. Adapun kelemahan dari metode ini yaitu, membutuhkan keahlian,
pimpinan tim harus berpengalaman, membutuhkan staf yang memadai dan
membutuhkan gabungan keahlian yang sesuai.

Struktur Penugasan Metode Tim

Kepala Ruang

Kepala Tim Kepala Tim

PP PP PP PP PP
PP

Pasien / Klien Pasien / Klien

Diagram Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ”Team Nursing”


(Marquis & Huston, 1998,p.1149)

2. Metode Primer
Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan,
dengan perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam atas pelaksanaan asuhan
keperawatan secara holistic, mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi hasil
asuhan terhadap satu atau beberapa klien, yang dimulai dari sejak klien masuk rumah
sakit sampai dengan klien dinyatakan pulang. Pada umumnya, setiap PP merawat 4-5
klien, bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan klien, serta menginformasikan
keadaan klien kepada kepala ruangan, dokter, dan staf keperawatan.
Selama jam kerja, perawat primer memberikan perawatan langsung secara total
untuk klien. Ketika perawat primer tidak sedang bertugas, tugas perawatan dapat
diberikan atau didelegasikan kepada perawat associate (perawat pelaksana) yang
mengikuti rencana keperawatan yang telah disusun oleh perawat primer. Pada model
ini, klien, keluarga, staf medic, dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa klien
tertentu akan menjadi tanggung jawab perawat primer tertentu.
Perlu kehati-hatian dalam menetapkan seseorang untuk menjadi perawat
primer. Dengan alas an, perawat primer memerlukan beberapa kriteria yang berkaitan
dengan kemampuannya, antara lain kemampuan asersif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai perawatan klinik, akuntable, serta
mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu.
Karakteristik sebagai modalitas seorang perawat primer dalam pelaksanaan
perawatan primer diuraikan sebagai berikut.
a. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan klien
selama 24 jam sehari, mulai dari penerimaan sampai dengan pasien pulang.
b. Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi
dengan klien dan profesi kesehatan lain, serta menyusun tindakan keperawatan.
c. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan kepada perawat pelaksana
selama shift lain.
d. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia
e. Otoritas, tanggung gugat, dan otonomi ada pada peraat primer.

Struktur Penugasan Metode Primer


Dokter

Perawat
Assosiet Karu
Malam

Primer

Perawat Sumber
Assosiet Daya
Sore

Perawat
Assosiet
Pagi

C. Konsep IMAKS-Care dalam Manajemen Asuhan Keperawatan


1. Definisi IMAKS-Care
IMAKS-Care adalah singkatan dari Implementasi Manajemen Asuhan
Keperawatan berbasis Patient Centered Care Yaitu suatu model penerapan
manajemen asuhan keperawatan dengan pendekatan modifikasi metode Primer yang
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan menerapkan prinsip-prinsip Patient Centered
Care (PCC).
2. Nilai-nilai IMAKS-Care
a. Asuhan yang diberikan berfokus pada pasien (Patient Centered Care)
Asuhan keperawatan diberikan merupakan bagian integrasi dari asuhan kepada
pasien sebagai pusat pelayanan kesehatan, dimana DPJP sebagai clinical leader
dan perawat (PPJA) sebagai anggota tim.
b. Profesionalisme SDM Keperawatan
Penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas menuntut SDM Keperawatan
herus memenuhi kualifikasi standar Perawat Profesional, dimana PPJA selain
memiliki kualifikasi Ners juga memiliki keilmuan terkait dengan keilmuan
keperawatan.
c. Caring sebagai prinsip dalam asuhan
1. Sikap peduli terhadap pemenuhan kebutuhan klien
2. Bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan klien
3. Ramah dalam melayani klien
4. Sikap tenang dan sabar dalam melayani klien
5. Selalu siap sedia memenuhi kebutuhan klien
6. Memberi motivasi kepada klien dalam memberikan pelayanan
7. Sikap empati terhadap klien dan keluarga
Menghindari perilaku tidak caring :
1. Komunikasi tidak terapeutik
2. Sikap kurang tulus dalam melayani klien yang membutuhkan
3. Kurang terampil
3. Ciri IMAKS-Care
a. Kepala Ruangan sebagai leader dalam manajemen di unit perawatan
Tugas Pokok:
1) Membuat Perencanaan SDM dan Sarana Prasarana Unit
2) Mengorganisasikan Elemen dalam unit pelayanan
3) Melaksanakan dan menggerakan SDM di Unit Pelayanan
4) Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan
b. PPJA sebagai leader dalam manajemen asuhan keperawatan
Tugas pokok:
a. Melakukan Asesmen
b. Merumuskan Diagnosa Keperawatan
c. Merencanakan Asuhan Keperawatan
d. Mengimplementasikan Tindakan (Mandiri, Kolaboratif (Delegatif dan Mandat)
e. Melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan

Struktur Manajemen Unit Struktur Manajemen Asuhan Keperawatan

Kepala PPJA
Ruangan

Pj. Mutu Pj. SD Pj. Shift Pj. Shift


Pelayanan Pelayanan
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Kelompok Staf
Perawat
c. PPJA sebagai anggota tim kolaboratif

DPJP
(Clinical
Leader)

PPJA Farmacist

PPA
Dietician
Lainnya

4. Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang (UTW) Kepala Ruangan


a. Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :
a) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
b) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di
ruang rawat yang bersangkutan
c) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan Kepala
Perawat Instalasi/ Ka. Instalasi
2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang
rawatnya
b) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
c) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang
akan kerja di ruang rawat
d) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek
e) Memberikan orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi : penjelasan
tentang peraturan Rumah Sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada
dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
f) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai standar
g) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf keperawatan
dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
h) Memberikan kesempatan/izin kepada staf keperawatan untuk mengikuti
kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi Kepala Instalasi/ Kepala
Bidang Keperawatan
i) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijakan Rumah Sakit
j) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai
k) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila
ada perubahan program pengobatan pasien
l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan
m) Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
n) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat
o) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
p) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut kebagian
medical record bila pasien keluar/pulang dari ruang rawat tersebut
q) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan lainnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasannya
r) Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek
s) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan
dasar dalam batas wewenangnya
t) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas

3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi :


a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan
b) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah
ditentukan
c) Melkukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya
d) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan
e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang
berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian Mutu
Asuhan keperawatan

b. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada
Kepala Instalasi Perawatan/Kepala Instalasi terhadap hal-hal
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan
3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5) Kebenaran dan ketepatan Protap/SOP pelayanan keperawatan
6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan
7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program Bimbingan siswa/mahasiswa
institusi pendidikan keperawatan
c. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang sebagai
berikut:
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staff keperawatan
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruangan
5) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi/ Kepala Bidang untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan

Contoh Kegiatan Harian Kepala Ruangan


Hari /
No Jam Kegiatan
Tanggal
1 07.00  Datang, chek kebutuhan pasien secara umum, fasilitas,
logistik
07.30  Pre Conference, hundle semua Staff: Informasi
kebijakan, aturan dan rencana harian
07.45  Karu koordinir Bed management dan administrasi
pasien yg akan pulang bersama CNL dan PPJA
08.15  Karu koordinir Manager multidisiplin Round
09.45  Karu koordinasi, control dan directing at Nursing Bed
site Round
10.30  DRK & Pengembangan Staf
11.00  Karu sebagai Konsultan
12.30  lunch
13.30  Karu control updated asuhan the day
14.40  Karu control data mutu dan keselamatan pasien
15.00  Karu chek dan fasilitasi perencanaan renpra untuk Sore
dan Malam
15.15  Karu koordinir evaluasi kegiatan harian
16.00  Pulang

5. Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang (UTW) PPJA


a. Uraian Tugas
1) Penerimaan Pasien Baru
2) Memberikan informasi umum tentang Rumah Sakit
3) Melakukan asesmen awal dan lanjutan
4) Merumuskan diagnosa keperawatan
5) Membuat rencana asuhan
6) Memberikan instruksi keperawatan dalam CPPT
7) Melakukan monitoring asuhan
8) Melakukan evaluasi asuhan
9) Melakukan pendelegasian kepada penanggung jawab shift atau perawat
pelaksana
10) Bekerjasama dengan DPJP, MPP, dan PPA lainnya dalam kolaborasi asuhan
interprofesional (Ronde Interdisiplin)
11) Melakukan edukasi kesehatan
12) Melaksanakan perencanaan pemulangan pasien (P3) / discharge plan dan
bekerja sama dengan MPP
13) Melaksanakan proses rujukan pasien
14) Memimpin ronde keperawatan
15) Memimpin Diskusi Refleksi Kasus (DRK)
16) Memimpin Hand Over (operan shift) / Kompre

b. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab penuh terhadap asuhan keperawatan selama 24 Jam
2) Bertanggung jawab terhadap kelanjutan (kontuinitas) asuhan untuk
diserahterimakan ke PPJA lain jika berhalangan atau pindah ruangan (transfer)
3) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan berkas rekam medis
c. Wewenang
1) Merevisi instruksi yang telah diberikan
2) Membuat keputusan tentang asuhan keperawatan pasien
Contoh Kegiatan Harian PPJA
Hari /
No Jam Kegiatan
Tanggal
1 07.00  Datang, chek dokumen
07.00  Review asuhan dari Pj. Shift / PP
07.30  Pre Conference, hundle PP
08.00  Mengkoordinasikan semua kebutuhan pasien yg jadi
tanggung jawab, update renpra termasuk pasien yang
akan pulang
08.15  ADL activity
09.45  Multidiciplin round/doctor visiting
10.30  nursing intervention
12.00  lunch
12.30  nursing intervention
13.30  dokumentasi dan perencanaan renpra u Sore dan Malam
13.40  Timbang Terima
14.00  Pulang

6. Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang (UTW) Penanggung Jawab Shift
a. Uraian Tugas
1) Melakukan hand over
2) Menerima pasien baru
3) Melakukan asesmen
4) Menegakkan diagnose keperawatan
5) Membuat perencanaan asuhan keperawatan
6) Melaksanakan tindakan keperawatan (Mandiri, kolaboratif)
7) Melakukan evaluasi keperawatan
8) Melakukan konsultasi dengan PPA lainya
9) Melakukan koordinasi dengan PPJA tentang asuhan keperawatan
b. Tanggung Jawab
1) Memimpin shift pada saat bertugas
2) Membuat laporan shift

c. Wewenang
1) Mewakili Kepala Ruangan dalam mengambil keputusan yang terkait dengan
pelayanan unit diluar jam kerja
2) Menangani komplain yang terkait dengan pelayanan di unit sesuai dengan
prosedur

7. Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Perawat Pelaksana


a. Uraian Tugas
1) Mengikuti hand over
2) Menerima pasien baru bersama Pj. Shift dan atau PPJA
3) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan instruksi Pj. Shift atau PPJA
4) Mengukuti kegiatan di unit seperti RDK, Supervisi, Ronde dan lainnya
b. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah diberikan kepada pasien
2) Bertanggung jawab terhadap inventaris yang telah digunakan

c. Wewenang
1) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga yang berhubungan
pelayanan keperawatan

Contoh Kegiatan Harian Perawat Pelaksana


No Hari/Tanggal Jam Kegiatan
1 Senin, 24-2- 07.00  Datang, persiapan dinas
2020 07.30  Ikut Pre Conference, dan menerima NCP
08.00  melaksanakan semua kebutuhan pasien yg
jadi tanggungjawab dibawah supersivi
08.15 PPJA
09.45  ADL activity
 multidiciplin round / doctor visiting (jika
10.30 diperlukan)
 nursing intervention dibawah supervise
12.00 PPJA / Pj Shift
12.30  PP Lunch
 nursing intervention dibawah supervise
13.30 PPJA
14.00  dokumentasi
 Timbang Terima

8. Metode Penugasan Imaks-Care


STRUKTUR METODE PENUGASAN

Kepala Ruangan

Perawat
\ Penanggung Perawat Penanggung Perawat Penanggung Perawat Penanggung
Asuhan (PPJA) Jawab Asuhan (PPJA) Jawab Asuhan (PPJA) Jawab Asuhan (PPJA)

(PJ) Shift Pagi* (PJ) Shift Sore dan (PJ) Shift Malam
dan Perawat Pelaksana dan
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

5 - 10 5 - 10 5 - 10 5 - 10 5 - 10
BAB III
PENUTUP

Pelayanan yang berpusat pada pasien dan keluarga adalah suatu pendekatan dalam
perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan kesehatan yang berbasis pada kemitraan yang
saling memberikan manfaat antara penyedia pelayanan, pasien, dan keluarga. Patient Centered
Care adalah suatu pendekatan inovatif terhadap perencanaan, pemberian, dan evaluasi atas
pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kemitraan yang saling menguntungkan antara
pemberi layanan Kesehatan, pasien dan keluarga. Patient Centered Care diterapkan kepada
pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan dalam setiap bentuk layanan
Kesehatan.
IMAKS-Care adalah singkatan dari implementasi manajemen asuhan keperawatan
berbasis Patient Centered Care yaitu suatu model penerapan manajemen asuhan keperawatan
dengan pendekatan modifikasi metode primer yang dalam pelaksanaan asuhan keperawtan
menerapkan prinsip-prinsip Patient Centered Care (PCC).
Agar pelaksanaan program Imaks Care dapat berjalan dengan sesuai pedoman yang
telah disusun maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dengan
melibatkan semua unsusr dalam manajemen. Agar kepala instalasi rawat inap selalu
melakukan edukasi, monitoring terhadap ruangan rawat inap yang menerapkan program
Imaks Care agar selalu bersikap profesional dalam melakukan asuhan keperawatan berbasis
Patient Centered Care dan selalu melakukan update ilmu khususnya keperawatan.
Demikianlah pedoman implementasi manajemen asuhan keperawatan berbasis Patient
Centered Care (IMAKS-care) untuk dijadikan pedoman di RSUD Raden Mattaher.

Anda mungkin juga menyukai