Anda di halaman 1dari 136

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan

tenaga kesehatan dan penelitian (Depkes RI, 2001). Sebagai penyedia

pelayanan kesehatan rumah sakit bersaing dalam memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu, rumah sakit yang mampu bertahan dalam

persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai di dalam pemberian

pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu

berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan

yang dinamis dalam melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan

kesehatan. Perawat salah satu dari sekian tenaga kesehatan yang bekerja di

Rumah Sakit yang merupakan “The caring profession” mempunyai

kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di

rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan

bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan

selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri

dibanding pelayanan lainnya (Depkes RI 2001; Joeharno & Natsir, 2008).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang mempunyai peranan besar terhadap


pencapaian efisiensi, mutu dan citra rumah sakit di mata masyarakat.

Perawat merupakan salah satu tenaga profesional yang jumlahnya terbanyak

di rumah sakit, sehingga perlu upaya peningkatan mutu pelayanan rumah

sakit melalui upaya peningkatan pelayanan keperawatan (Ditjen BPMD RI,

2008).

Manajemen pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari

manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mendukung

peningkatan kinerja pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan sebagai

salah satu pelayanan yang profesional dituntut untuk dapat menghasilkan

pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan harapan masyarakat. Kondisi ini

mengharuskan manajemen keperawatan mampu memberikan kontribusi

besar dalam menata pelayanan keperawatan kearah yang lebih baik serta

perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan kemasa depan.

Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang terbesar di rumah sakit, perawat

harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai

tuntutan masyarakat yang merupakan fokus utama pelayanan keperawatan

dalam proses profesionalisme. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang

dominan dirumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat

(Praptianingsih, 2006).

Proses profesionalisme keperawatan merupakan proses pengakuan

terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh

masyarakat dalam memperoleh pelayanan keperawatan. Oleh karena itu

diperlukan kemampuan seorang manajer keperawatan yang memiliki

2
wawasan dan menguasai kaidah pelayanan keperawatan profesional dan

memiliki akuntabilitas dalam pengelolaan manajemen pelayanan

keperawatan. Menurut Swansburg (2000) manajemen keperawatan

berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf,

kepemimpinan dan pengendalian aktifitas-aktifitas upaya keperawatan.

Rumah Sakit Mega Buana Palopo merupakan Rumah Sakit baru yang

berdiri di Kota Palopo. Untuk bersaing dengan Rumah Sakit lain yang sudah

terlebih dahulu ada di Kota Palopo, maka diperlukan suatu pembeda atau

terobosan yang dapat dianggap sebagai nilai plus oleh pelanggan baik

pasien, keluarga maupun Dokternya, dengan harapan nantinya Rumah Sakit

Mega Buana Palopo dapat menjadi salah satu Rumah Sakit terkemuka di

Kota Palopo.

3
BAB II

PROSES MANAGEMEN KEPERAWATAN DI RS MEGA BUANA

A. Planning (Perencanaan)

Perencanaan dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,

kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek

dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.

1. Perencanaan jangka pendek :

a. Penentuan visi keperawatan, misi keperawatan, filosofi keperawatan.

b. Penentuan model asuhan keperawatan.

c. Penentuan SDM Keperawatan : jumlah perawat, spesifikasi perawat.

d. Perencanaan pendidikan/pelatihan berkelanjutan bagi SDM

keperawatan.

2. Perencanaan jangka panjang

a. Rencana strategik, program dan arah pengembangan keperawatan

untuk jangka waktu lima tahun kedepan.

b. Program pengembangan mutu dan perbaikan pelayanan keperawatan.

c. Pusat pendidikan/pelatihan perawat di Indonesia bagian timur.

B. Organizing (Pengorganisasian).

1. Tenaga

a. Siapa melakukan apa (uraian tugas/SPO)

b. Siapa bertanggung jawab kepada siapa (struktur dan tata kerja)

4
c. Apa yang dipertanggung jawabkan

2. Shifting dan scheduling

a. Pengaturan sekelompok dalam jadwal.

3. Alat

a. Berapa jumlah dan jenisnya.

b. Dimana tempatnya

c. Bagaimana pemeliharaannya.

4. SPO

a. Dimana kelompoknya

b. Bagaimana distribusi dan sosialisasnya.

C. Actuating (Pelaksanaan).

Menggerakkan orang agar melaksanakan sesuatu. Dengan cara pengarahan,

perintah,motivasi,coaching.

D. Controlling (Kontrol/Evaluasi).

Pengawasan mutu.

5
BAB III

VISI DAN MISI KEPERAWATAN

A. VISI DAN MISI KEPERAWATAN

1. VISI : Excellent Service pada Caritas Pelayanan Keperawatan dan

menjadi Icon pelayanan keperawatan di wilayah Luwu Raya.

2. MISI :

a. Membudayakan produk excellent service meliputi caring pada

personal hygiene dan terapi massage meliputi baby spa.

b. Melaksanakan transcultural nursing.

c. Perawat sebagai care provider yang mengutamakan nurse patient

relationship.

d. Budaya Caritative Caring.

B. PENJELASAN MISI

 TRANSCULTURAL NURSING (Teori Madeleine Leiniger).

1. Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dikembangkan oleh

Madeleine Leiniger yang dikenal dengan teori Leininger’s Sunrise untuk

menggambarkan teori asuhan keperawatan yang diberikan pada berbagai

budaya.

2. Sunrise Model yang dikemukakan oleh Leinenger merupakan teori yang

sangat memiliki kesesuaian dengan penerapan proses keperawatan karena

merepresentasikan dari proses pemecahan masalah.

6
3. Fokus proses keperawatan adalah klien sebagai penerima layanan

kesehatan, sedangkan klien dalam pandangan Sunrise model difokuskan

pada pengetahuan dan pemahaman akan budaya yang dimiliki oleh klien

sebagai suatu kekuatan utama.

4. Culture shock dapat dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana klien

tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan

kepercayaan, sehingga memunculkan perasaan ketidaknyaman,

ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.

5. Pemahaman perawat tentang Sunrise Model membantu perawat untuk

mencegah terjadi culture shock dan culture imposition (shock dan

pemaksaan budaya).

6. Dalam penerapan proses keperawatan, pengetahuan budaya harus dimiliki

sebelum mengideintifikasi kondisi klien.

7. Pada level satu dikaji pengetahuan dan informasi tentang struktur sosial

dan pandangan dunia terhadap budaya klien. Selanjutnya dibutuhkan

informasi tentang bahasa dan lingkungan, teknologi, agama, filosophi dan

kebangsaan, sosial struktur, nilai budaya dan kepercayaan, politik, legal

sistem, ekonomi dan pendidikan.

8. Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan

apresiasi terhadap perbedaan kultur. Hal ini berarti perawat yang

professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur

secara konsep perencanaan dan untuk praktek.

9. Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya

ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya termasuk

7
sosial struktur, pandangan dunia, nilai kultural, konteks lingkungan,

ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.

10. Paradigma keperawatan transkultural adalah cara pandang, keyakinan,

nilai-nilai dan konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan

yang sesuai latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral yaitu :

manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Leininger, 1984 dalam

Barnum, 1998; Andrew & Boyle, 1995).

APLIKASI TEORI PADA PELAYANAN KEPERAWATAN RS

MEGA BUANA (sipakatau, sipakainge, sipakalebbi).

1. Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan meningkatkan kemampuan

klien memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya.

Untuk memilih budaya yang sesuai dengan status kesehatannya, dicapai

melalui belajar dengan lingkungannya. Sehat yang dicapai adalah kesehatan

yang holistic dan humanistic, karena melibatkan peran serta klien.

2. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai latar belakang

budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan sesuai dengan

budaya klien. Asuhan keperawatan diberikan sesuai dengan karakteristik

ruang lingkup keperawatan, dikelola secara profesional dalam konteks budaya

klien dan kebutuhan asuhan keperawatan.

3. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan

/mempertahankan budaya, mengakomodasi/menegosiasi budaya dan

mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1984).

8
4. Mempertahankan budaya (cara I) dilakukan bila budaya pasien tidak

bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan

diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien

sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status

kesehatannya.

5. Negosiasi budaya (cara II) yaitu intervensi dan implementasi keperawatan

untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih

menguntungkan kesehatannya. Perawat membantu klien agar dapat memilih

dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,

misalnya klien yang sedang hamil mempunyai pantangan makan yang berbau

amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

6. Restrukturisasi budaya klien (cara III) dilakukan bila budaya yang dimiliki

merugikan status kesehatannya. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya

hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Seluruh

perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai latar belakang

budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik

setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih

menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

7. Dalam memberikan asuhan keperawatan transkultural, perawat perlu

memahami landasan teori dan praktik keperawatan. Keberhasilan perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan sangat tergantung pada

kemampuannya mensintesis berbagai ilmu dan mengaplikasikannya ke dalam

bentuk asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya klien (Andrew

& Boyle, 1995).

9
8. Culture shock dapat dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana klien tidak

mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan, sehingga

memunculkan perasaan ketidaknyaman, ketidakberdayaan dan beberapa

mengalami disorientasi. Pemahaman perawat tentang Sunrise Model

membantu perawat untuk mencegah terjadi culture shock dan culture

imposition (shock dan pemaksaan budaya).

 CARE PROVIDER YANG MENGUTAMAKAN NURSE

PATIENT RELATIONSHIP (Teori Peplau).

1. Hildegard E. Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses

interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan

teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan

adalah proses interpersonal dan terapeutik.

2. Peran Perawat : Mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan

pasien yg bersifat partisifatif, perawat memiliki 6 peran yaitu sebagai mitra

kerja, nara sumber, pendidik, kepemimpinan, pengasuh pengganti dan

konselor.

3. Proses interaksi: Hubungan interpersonal perawat dan klien dimana

didalamnya ada proses terapeutik.

10
APLIKASI TEORI PADA PELAYANAN KEPERAWATAN RS

MEGA BUANA

Hubungan Interpersonal :

1) Fase Orientasi

 Perawat & klien melakukan kontrak awal untuk menjalin

trust

 Terjadi proses pengumpulan data

2) Fase Identifikasi

 Perawat sebagai fasilitator untuk memfasilitasi expresi

perasaan klien

 Melaksanakan Askep

3) Fase Eksplorasi

Perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran

kondisi klien.

4) Fase Resolusi

Perawat berusaha secara bertahap untuk membebaskan klien dari

ketergantungan terhadap nakes & menggunakan kemampuan yang

dimilikinya.

 CARITATIVE CARING (Teori Katie Erickson)

1. Caritative caring mengandung makna; cinta dan kemurahan hati. Caritas

merupakan motif dasar dari ilmu caring, artinya bahwa keyakinan, harapan

dan cinta dicapai dengan perantaraan caring melalui tindakan pemeliharaan,

11
pelaksanaan (playing), dan pembelajaran. kehangatan, keakraban, ketenangan,

ketanggapan, kejujuran dan toleransi.

2. Etika caring menitik beratkan pada hubungan dasar antara pasien dan perawat,

dimana saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-batasan etika yang

jelas. Sikap yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan- pendekatan

yaitu tanpa ada prasangka dan tetap melihat manusia sebagai makhluk yang

bermartabat.

12
BAB IV

MODEL TIM ASUHAN KEPERAWATAN RS MEGA BUANA.

Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan


profesional dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi
dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu
asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja
serta memiliki pengetahuan dibidangnya (Regestered Nurse). Pembagian tugas
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua group dan ketua
group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group / tim. Selain itu
ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim
melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan / asuhan
keperawatan terhadap klien. Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun
1950-an, saat berbagai pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan
tim dapat menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksana dan sebagai
upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model
fungsional.
Pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan
keperawatan untuk sekelompok pasien di bawah arahan/pimpinan seorang
perawat profesional (Marquis & Huston, 2000). Dibawah pimpinan perawat
professional, kelompok perawat akan dapat bekerja bersama untuk memenuhi

13
sebagai perawat fungsional. Penugasan terhadap pasien dibuat untuk tim yang
terdiri dari ketua tim dan anggota tim.
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan
konsep berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.

1. Tujuan Metode Tim :


a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
c. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

2. Kelebihan :
a. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif.
b. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.
c. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar.
d. Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
e. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda secara efektif.
f. Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan
g. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan

14
h. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas

3. Kelemahan :
a. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik
sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik
b. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila
konsepnya tidak diimplementasikan dengan total
c. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar angota tim terganggu.
d. Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu.
e. Akuntabilitas dari tim menjadi kabur.
f. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

3. Tanggung jawab Kepala Ruang :


a. Perencanaan
1) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing- masing.
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/ penjadualan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
8) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

15
9) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keparawatan.
10) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
11) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk RS.
12) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
13) Membantu membimbing terhadap peserta didik keprawatan.
14) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada
ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Membrikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3) Memberikan motivasi dlam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.

16
4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien.
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
7) Meningkatkan kolaburasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervisi:
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/
mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
d) Audit keperawatan.

4. Tanggung jawab ketua tim :


a. Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala
ruangan,
b. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.
c. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan
keperawatan bersama-sama anggota timnya,
d. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.

17
e. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan
bimbingan melalui konferens.
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya.
g. Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan,
h. Menyelenggarakan konferensi
i. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan,
j. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab
timnya,
k. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,

5. Tanggung jawab anggota tim


a. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.
b. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah
diberikan berdasarkan respon klien.
c. Berpartisipasi dalam setiap memberiikan masukan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan
d. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.
e. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.
f. Memberikan laporan

18
Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien Pasien Pasien

Gambar 1 : Sistem pemberian asuhan keperawatan “ Team Nursing “


(Marquis dan Huston, 1998)

19
TUPOKSI KEPALA RUANGAN (KA RU)

No Kegiatan Laporan
.
1. Organisasi, uraian tugas, Jenis dan kedudukan jabatan KEPALA RUANGAN:
tanggung jawab dan Struktural.
wewenang Atasan langsung: MANAGER KEPERAWATAN.
a. Mengetahui Atasan tidak langsung: Direktur RS Mega Buana.
kedudukan Bawahan langsung : KA TIM
KEPALA Bawahan tidak langsung : PA (PERAWAT
RUANGAN dalam PELAKSANA).
organisasi RS Mega
Buana.
b. Mengetahui uraian - Menerima laporan dari KA TIM dan menindak
tugas, tugas pokok, lanjuti permasalahan baik medis atau umum.
tanggung jawab. - Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
keperawatan/kebidanan yang baru atau tenaga lain
yang akan bekerja diruang rawat.
- Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien
agar tercapai pelayanan yang optimal.
- Melihat kemampuan atau kompetensi KA TIM dan
PA saat dinas.
- Mengontrol penjadwalan PA.
- Mengatur dan mengkoordinasikan ketenagaan
dengan KA TIM.
- Melakukan bimbingan dan pengawasan dll.
- Mengenal potensial komplain dan melakukan
alternative pemecahan masalah.
- Mengikuti Morning meeting dan briefing lainnya.
- Memastikan kesiapan ruangan dan fasilitas yang
diperlukan.
- Mengawasi jalannya pre conference, post
conference, penerimaan pasien, ronde
keperawatan.
- Bekerja sama dengan KA TIM dalam
membimbing perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan dengan mengikuti standar prosedur
operasional yang sudah ditetapkan.
- Melaporkan kepada SUPERVISOR ON DUTY
apabila ada KNC, KTD,dan sentinel saat bertugas.
- Mengontrol kebersihan ruangan.
- Memelihara hubungan yang baik dengan pasien,
keluarga, dokter dan seluruh karyawan RS Mega
Buana.
- Membuat laporan.

c. Wewenang dan - Melakukan Supervisi ke KA TIM dan PA

20
hubungan kerja. (Perawat Pelaksana).
- Mengingatkan ke KA TIM, PA (Perawat
Pelaksana) dan dokter bila tidak mengikuti
keputusan Komite medik dan peraturan RS Mega
Buana.

d. Fungsi Sebagai penanggung jawab pasien di ruang


pelayanan.

2. Fungsi manajemen dan


leadership

a. Perencanaan - Membuat perencanaan harian, mingguan, bulanan.


- Menetapkan biaya.
- Merencanakan ketenagaan, logistik, sarana dan
prasarana.

b. Fungsi Mengatur pekerjaan dari berbagai orang kedalam


pengorganisasian tatanan, tersedia suplai dan sistem.

- Membentuk struktur untuk melaksanakan


perencanaan dan tugas.
- Menetapkan metode pemberian asuhan kepada
pasien.
- Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan
alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang
rawat.
- Mengartur dan mengkoordinasikan pemeliharaan
peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
- Mengelompokkan dan membagi kegiatan untuk
mencapai tujuan pelayanan
- Melaksanakan kordinasi agar semua pekerjaan
dilakukan secara serasi
- Penggunaan power dan wewenang dengan tepat.

c. Pengarahan Malaksanakan semua pekerjaan yang ada dengan


menggunakan sumber-sumber yang tersedia
- Melakukan supervisi ke KA TIM agar pekerjaan
dilaksanakan sesuai standar yang ditentukan.
- Memberi motivasi agar staf merasa senang dan
puas dengan pekerjaannya
- Melaksanakan komunikasi yang efektif agar
informasi lancar dan tepat
- Tersedia standar prosedur kerja

d. Pengendalian dan Mengatur dan mengevaluasi semua fungsi dan


pengawasan hasilnya

21
- Menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai rencana,
kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan
inventaris peralatan.
- Menjamin mutu pelayanan.
- Penilaian kinerja.

e. Pelaporan dan alur Pelaporan adalah seorang perawat/bidan yang


pelaporan ditugaskan sebagai KEPALA RUANGAN pada
setiap instalasi.
Alur pelaporan : hambatan/ permasalahan →
penanggung jawab shift → KA TIM → KA RU
MANAGER KEPERAWATAN.

f. Sistematika dan kriteria Sistematika pelaporan KEPALA RUANGAN


pelaporan - Ucapkan salam dan sebut nama instalasi.
- Sebutkan judul laporan secara lengkap.
- Pelaporan diawali laporan medis hingga selesai,
kemudaan lanjutkan dengan laporan umum.
- Masing-masing kasus harus dibacakan secara
tuntas.
Kriteria pelaporan
- Masalah medis maupun informasi medis
- Masalah umum maupun informasi umum
- Masalah yang sudah diatasi.
- Kondisi yang berpotensi masalah.

g. Menerapkan dasar- Persyaratan dan dasar seorang pemimpin


dasar kepemimpinan - Kemandirian, mempunyai hasrat untuk
memajukan diri sendiri (individualisme)
- Keinginan tahu yang besar.
- Multi terampil/memiliki keterampilan beraneka
ragam.
- Memiliki rasa humor, antusiasme yang tinggi, suka
berkawan
- Perfeksionis selalu ingin mendapatkan yang
sempurna
- Mudah menyesuaikan diri
- Sabar namun ulet
- Waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih,
realistis
- Komunikatif, pandai berbicara/pidato

h. Menerapkan Pelaksanaan komunikasi efektif


komunikasi yang - Komunikasi efektif rawat jalan
efektif - Komunikasi efektif rawat inap

22
- Komunikasi efektif dengan rekan kerja

3. Kemampuan problem
solving dan hendling
complaint Permasalahan dapat ditemukan dengan cara
a. Mampu mengumpulkan data
mengidentifikasi
masalah
b. Mengetahui langkah- Langkah-langkah pemecahan masalah
langkah pemecahan 1. Mengidentifikasi masalah
masalah - Pertanyaan masalah harus selalu jelas
- Sifat jelas dan pasti
- Faktor-faktor penunjang
- Yakin masalah dapat teratasi
2. Analisis sebab-sebab potensial
- Identifikasi semua sebab potensial
- Tentukan sebab-sebab yang paling
memungkinkan
- Identifikasi penyebab yang sesungguhnya.
3. Identifikasi kemungkinan solusi
- Buat daftar kemungkinan solusi melalui
sumbang saran
4. Pilih solusi terbaik
- Kemudahan penerapan
- Kemungkinan berhasil
- Efektifitas solusi
- Resistensi yang relatif lebih renda
5. Rencana kerja terhadap masalah
- Mengapa : latar belakang masalah
- Apa : tujuan kegiatan yang ingin di capai
- Bagai mana : siapa, apa kegiatan, isi,
frekuensi, lama, di mana dan akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah
- Evaluasi : dampak/efektifitas penyelesaian
masalah

c. Mampu Pengelompokan masalah


memprioritaskan - Berat → sulit pemecahannya tetapi tergantung
masalah dari : upaya untuk menyelesaikannya,
minat/kemauan, kemampuan, dampaknya
luas/tidak, peka terhadap situasi
- Ringan → mudah pemecahannya

d. Mengambil Pengambilan keputusan


keputusan tindakan - Disesuaikan kewenangan KEPALA RUANGAN
pemecahan masalah - Pengambilan keputusan dapat dengan
mandiri/kolaborasi
- Pertimbangan dampak saat mau melakukan

23
pengambilan keputusan

e. Melakukan tindakan Tindakan dalam melaksanakan keputusan


pengamanan - Memberi kekuatan legal (ada SK dll)
terhadap keputusan - Mengusahakan agar keputusan dapat diterima
sesuai oleh orang yang terkena keputusan
kewenangannya - Melakukan persuasi dan pengarahan bagaimana
menyalurkan hasil keputusan

f. Mengetahui Langkah-langkah menangani komplain


langkah-langkah - Cari akar permasalahan dan data kejadiannya liat
handling complaint dan dengan permasalahannya/kejadiannya untuk di
pelajari
- Beri perhatian penuh dan konsentrasi
- Bertindak dengan penuh perhatian, buatlah
pelanggan tahu bahwa anda memperhatikan

g. Mengidentifikasi Mampu mengidentifikasi resiko pada unit kerja


resiko pada unit
kerja
h. Kiat-kiat dalam Mengetahui tentang kiat – kiat dalam handling
hendling compaint complain.
4. Budidaya organisasi dan Melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai
kerja sama (koordinasi) dengan kewenangan yang dimiliki KATIM.
a. koordinasi dan kerja
sama sesuai dengan
kewenangan
b. Nilai-nilai dalam Mengetahui nilai – nilai dalam organisasi.
organisasi
5. Exit report dan evaluasi

24
TUPOKSI KETUA TIM (KA TIM)

No Kegiatan Laporan
.
1. Organisasi, uraian Jenis dan kedudukan jabatan KETUA TIM:
tugas, tanggung Fungsional.
jawab dan Atasan langsung KETUA TIM : KA Ru.
wewenang Atasan tidak langsung KETUA TIM : Manajer
a. Mengetahui Keperawatan.
kedudukan Bawahan langsung: tidak ada
KETUA TIM Bawahan tidak langsung : PA (PERAWAT
dalam PELAKSANA).
organisasi RS
Mega Buana.
b. Mengetahui - Menerima laporan dan menindak lanjuti
uraian tugas, permasalahan baik medis atau umum yang di
tugas pokok, overkan dari shif berikutnya
tanggung - Melihat kemampuan atau kompetensi perawat saat
jawab. dinas.
- Mengontrol penjadwalan PA.
- Mengatur dan mengkoordinasikan ketenagaan
dengan Ka Ru.
- Memimpin pre conference, post konfrence, serah
terima antar shift, ronde keperawatan.
- Melakukan supervisi.
- Mengenal potensial komplain dan melakukan
alternative pemecahan masalah.
- Memastikan kesiapan ruangan dan fasilitas yang
diperlukan.
- Mengawasi jalannya penerimaan pasien.
- Membimbing perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan dengan mengikuti standar prosedur
operasional yang sudah ditetapkan.
- Melaporkan kepada SUPERVISOR ON DUTY
apabila ada KNC, KTD,dan sentinel saat bertugas.
- Mengontrol kebersihan ruangan.
- Memeilhara hubungan yang baik dengan pasien,
keluarga, dokter dan seluruh karyawan RS Mega
Buana.
- Membuat laporan.
- Menjelaskan keadaan pasien kepada pasien dan
keluarganya.

c. Wewenang dan - Melakukan bimbingan, pengawasan dan


hubungan kerja pembinaan ke PA (Perawat Pelaksana).
- Mengingatkan ke PA (Perawat Pelaksana) dan
dokter bila tidak mengikuti keputusan Komite
medik dan peraturan RS Mega Buana.

25
- Memberi penjelasan ke PA (Perawat Pelaksana)
dan pasien atau keluarga pasien mengenai hasil
pemeriksaan, pengobatan yang diberikan, tindak
lanjut pengobatan, Penkes di rumah sebatas
kewenangannya.

d. Fungsi Sebagai penanggung jawab TIM di ruang pelayanan.

2. Fungsi manajemen
dan leadership

a. Perencanaan - Membuat perencanaan harian, mingguan, bulanan.


- Menetapkan biaya
- Merencanakan asuhan pasien, ketenagaan, logistik,
sarana dan prasarana.

b. Fungsi Mengatur pekerjaan dari berbagai orang kedalam


pengorganisa tatanan, tersedia suplai dan sistem.
sian
- Membentuk struktur untuk melaksanakan
perencanaan dan tugas
- Menetapkan metode pemberian asuhan kepada
pasien
- Mengelompokkan dan membagi kegiatan untuk
mencapai tujuan pelayanan
- Melaksanakan kordinasi agar semua pekerjaan
dilakukan secara serasi
- Penggunaan power dan wewenang dengan tepat.

c. Pengarahan Malaksanakan semua pekerjaan yang ada dengan


menggunakan sumber-sumber yang tersedia
- Melakukan supervisi agar pekerjaan dilaksanakan
sesuai standar yang ditentukan
- Memberi motivasi agar staf merasa senang dan
puas dengan pekerjaannya
- Melaksanakan komunikasi yang efektif agar
informasi lancar dan tepat
- Tersedia standar prosedur kerja

d. Pengendalian Mengatur dan mengevaluasi semua fungsi dan


dan hasilnya
pengawasan
- Menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai rencana,
kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
- Menjamin mutu pelayanan.
- Penilaian kinerja.

26
e. Pelaporan dan Pelaporan adalah seorang perawat/bidan yang
alur pelaporan ditugaskan sebagai KA TIM pada setiap instalasi.
Alur pelaporan : hambatan/ permasalahan →
penanggung jawab shift → Ka TIM → KA RU.

f. Sistematika Sistematika pelaporan KA TIM


dan kriteria - Ucapkan salam dan sebut nama instalasi.
pelaporan - Sebutkan judul laporan secara lengkap.
- Pelaporan diawali laporan medis hingga selesai,
kemudaan lanjutkan dengan laporan umum.
- Masing-masing kasus harus dibacakan secara
tuntas.
Kriteria pelaporan
- Masalah medis maupun informasi medis
- Masalah umum maupun informasi umum
- Masalah yang sudah diatasi.
- Kondisi yang berpotensi masalah.

g. Menerapkan Persyaratan dan dasar seorang pemimpin


dasar-dasar - Kemandirian, mempunyai hasrat untuk
kepemimpina memajukan diri sendiri (individualisme)
n - Keinginan tahu yang besar.
- Multi terampil/memiliki keterampilan beraneka
ragam.
- Memiliki rasa humor, antusiasme yang tinggi, suka
berkawan
- Perfeksionis selalu ingin mendapatkan yang
sempurna
- Mudah menyesuaikan diri
- Sabar namun ulet
- Waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih,
realistis
- Komunikatif, pandai berbicara/pidato

h. Menerapkan Pelaksanaan komunikasi efektif


komunikasi - Komunikasi efektif rawat jalan
yang efektif - Komunikasi efektif rawat inap
- Komunikasi efektif dengan rekan kerja

3. Kemampuan
problem solving
dan Permasalahan dapat ditemukan dengan cara
hendling mengumpulkan data
complaint
i. Mampu
mengidentifi
kasi masalah

27
j. Mengetahui Langkah-langkah pemecahan masalah
langkah- A. Mengidentifikasi masalah
langkah - Pertanyaan masalah harus selalu jelas
pemecahan - Sifat jelas dan pasti
masalah - Faktor-faktor penunjang
- Yakin masalah dapat teratasi
B. Analisis sebab-sebab potensial
- Identifikasi semua sebab potensial
- Tentukan sebab-sebab yang paling
memungkinkan
- Identifikasi penyebab yang sesungguhnya.
C. Identifikasi kemungkinan solusi
- Buat daftar kemungkinan solusi melalui
sumbang saran
D. Pilih solusi terbaik
- Kemudahan penerapan
- Kemungkinan berhasil
- Efektifitas solusi
- Resistensi yang relatif lebih renda
E. Rencana kerja mengatasi masalah
- Mengapa : latar belakang masalah
- Apa : tujuan kegiatan yang ingin di capai
- Bagai mana : siapa, apa kegiatan, isi,
frekuensi, lama, di mana dan akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah
- Evaluasi : dampak/efektifitas masalah

k. Mampu Pengelompokan masalah


mempriorit - Berat → sulit pemecahannya tetapi tergantung
askan dari : upaya untuk menyelesaikannya,
masalah minat/kemauan, kemampuan, dampaknya
luas/tidak, peka terhadap situasi
- Ringan → mudah pemecahannya

l. Mengambi Pengambilan keputusan


l keputusan - Disesuaikan kewenangan KA TIM
tindakan - Pengambilan keputusan dapat dengan
pemecahan mandiri/kolaborasi
masalah - Pertimbangan dampak saat mau melakukan
pengambilan keputusan

m. Melakukan Tindakan dalam melaksanakan keputusan


tindakan - Memberi kekuatan legal (ada SK dll)
pengamana - Mengusahakan agar keputusan dapat diterima
n terhadap oleh orang yang terkena keputusan
keputusan - Melakukan persuasi dan pengarahan bagaimana
sesuai menyalurkan hasil keputusan
kewenanga

28
nnya
n. Mengetahu Langkah-langkah menangani komplain
i langkah- - Cari akar permasalahan dan data kejadiannya liat
langkah dan dengan permasalahannya/kejadiannya untuk di
handling pelajari
complaint - Beri perhatian penuh dan konsentrasi
- Bertindak dengan penuh perhatian, buatlah
pelanggan tahu bahwa anda memperhatikan

o. Mengident Mampu mengidentifikasi resiko pada unit kerja


ifikasi
resiko pada
unit kerja
p. Kiat-kiat Mengetahui tentang kiat – kiat dalam handling
dalam complain.
hendling
compaint
4. Budidaya Melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai
organisasi dan dengan kewenangan yang dimiliki KATIM.
kerja sama
(koordinasi)
i. koordinasi
dan kerja
sama
sesuai
dengan
kewenanga
n
j. Nilai-nilai Mengetahui nilai – nilai dalam organisasi.
dalam
organisasi
5. Exit report dan
evaluasi

29
TUPOKSI PERAWAT PELAKSANA (PP)/ PERAWAT ASSOSIATE (PA)

No Kegiatan Laporan
.
1. Organisasi, Jenis dan kedudukan jabatan PERAWAT PELAKSANA:
uraian tugas, Fungsional.
tanggung jawab Atasan langsung PERAWAT PELAKSANA: KA RU.
dan wewenang Atasan tidak langsung KETUA TIM : KA TIM
a. Mengetahui Bawahan langsung: Tidak ada
kedudukan Bawahan tidak langsung : Tidak ada.
KETUA TIM
dalam
organisasi RS
Mega Buana.
b. Mengetahui - Melakukan anamnese kepada pasien.
uraian tugas, - Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan
tugas pokok, proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
tanggung - Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah
jawab. diberikan.
- Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan
dan repons klien pada catatan perawatan.
- Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik ,
mental, dan spiritual dari klien.
- Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
- Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa
aman, nyaman dan ketenangan.
- Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
- Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta
diagnostik.
- Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai
kemampuannnya.
- Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau
sakaratul maut.
- Sensus harian dan formulir.
- Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada
diruangan.
- Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan keindahan ruangan.
- Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara
bergantian.
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien
sehubungan dengan penyakitnya.
- Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien
baik lisan maupun tertulis.
- Membuat laporan harian.
- Mengikuti timbang terima.
- Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.

30
- Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan
pasien.
-
c. Wewenang - Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh
dan hubungan KATIM.
kerja. - Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan
KATIM.
- Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien
kepada KATIM.
d. Fungsi. Sebagai pelaksana perawatan di ruang pelayanan.

Fungsi Tidak ada


manajemen dan
leadership

a. Pelaporan Pelaporan adalah seorang perawat/bidan yang ditugaskan


dan alur sebagai PP pada setiap instalasi.
pelaporan Alur pelaporan : hambatan/ permasalahan → PP
penanggung jawab shift → Ka TIM → KA RU.

b. Sistematika Sistematika pelaporan KA TIM.


dan kriteria - Ucapkan salam dan sebut nama instalasi.
pelaporan - Sebutkan judul laporan secara lengkap.
- Pelaporan diawali laporan medis hingga selesai,
kemudaan lanjutkan dengan laporan umum.
- Masing-masing kasus harus dibacakan secara tuntas.
Kriteria pelaporan
- Masalah medis maupun informasi medis
- Masalah umum maupun informasi umum
- Masalah yang sudah diatasi.
- Kondisi yang berpotensi masalah.

31
BAB V

APLIKASI KEPERAWATAN

Dalam pelaksanaan metode Tim harus terdapat sentralisasi obat, timbang


terima, ronde keperawatan dan supervisi (Nursalam, 2002).

1. Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah
satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar – benar dapat dikontrol
oleh perawat sehingga resiko kerugian baik secara materiil maupun
secara non material dapat dieliminir.

2. Timbang Terima (Hand Over)


Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

a. Tujuan :
1) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
2) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya.
3) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
b. Langkah – langkah
1) Kedua shift dalam keadaan siap.
2) Shfti yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa
yang akan disampaikan.
3) Perawat primer menaympaikan kepada penanggung jawab
shift yang selanjutnya meliputi ; kondisi, tindak lanjut, rencana
kerja.
4) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu – buru.
5) Secara langsung melihat keadaan klien.
c. Prosedur timbang terima
1) Persiapan

32
a) Kedua kelompok sudah siap.
b) Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
d. Pelaksanaan
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang terima dengan mengkaji secara komperhensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan, rencana tindakan yang
sudah dan belum dilakukan serta hal penting lannya.
3) Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan
kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas
dan diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang
sudah dan belum dilakukan, intervensi
e. Alur timbang terima
Pasien

Diagnosa medis masalah Diagnosa Keperawatan


kolaburatif

Rencana tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan keadaan
klien

Masalah:
Teratasi
Belum
Sebagian
Baru

Skema : Alur Timbang Terima

33
3. Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.

a. Tujuan
1) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berasal dari masalah klien.
3) Meningkatkan validitas data klien.
4) Menilai kemampuan justifikasi.
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil
kerja.
6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi
rencana perawatan.
b. Peran
1) Ketua Tim dan Anggota Tim
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b) Menjelaskan masalah keperawata utama.
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan
dilakukan.
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2) Peran Ketua Tim lain dan atau konselor
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement.
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi
keperawatan serta tindakan yang rasional.
d) Mengarahkan dan koreksi.
e) Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

34
c. Persiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde.
2. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
d. Pelaksanaan
1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih
prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan
yang akan dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
yang akan ditetapkan.
e. Langkah – langkah

PP Tahap periode

Penetapan pasien Proposal

Persiapn pasien:
inform consent.
Apa yang menjadikan masalah
hasil pengkajian/ intervensi data
Cross cek data yang ada
Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
Penyajian data Bagaimana pendekatan ( proses, SAK,SOP)

Validasi data

Diskusi karu, PP, perawat konselor


Tahap ronde pada bed
pasien
Analisis data

MASALAH Aplikasi hasil analisa dan


TERATASI diskusi

35
Skema : Langkah – langkah ronde keperawatan

f. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

4. Supervisi

SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENDAHULUAN
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang
telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara
langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai
hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan
dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang
mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya.

Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan


keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah –masalah yang terjadi di
unit keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer keperawatan
melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin sangat
terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.

1. Pengertian Supervisi

Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas


keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999). Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan
sabar, adil serta bijaksana (Kron, 1987).

36
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan
suatu  cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para
perawat.
2.    Tujuan Supervisi
     Tujuan supervisi adalah :     Memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik
(Suarli, 2009).
 3.    Manfaat Supervisi
     Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat,
diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya


dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan
dan bawahan.
b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya
dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan dapat
dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam, 2007).

Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, maka sama artinya bahwa
tujuan organisasi telah tercapai dengan baik. 

4.    Prinsip Supervisi (Suyanto, 2009)


     Agar supervisi dapat dijalankan dengan baik maka seorang suprvisor harus
memahami prinsip- prinsip supervisi dalam keperawatan sebagai berikut :

37
a.    Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b.    Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.
c.    Kegiatan direncanakan secara matang.
d.   Bersifat edukatif, supporting dan informal.
e.    Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
f.     Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
staf.
g.    Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
h.   Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan
masing-masing perawat yang disupervisi.
i.    Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan.
j. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.
k.  Suprvisi dilakukan secara teratur dan berkala.
l.    Supervisi dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.

5. Cara Supervisi (suyanto, 2009)

     Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, penerapannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a.     Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara
supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
            Cara supervisi terdiri dari :

1) Merencanakan

     Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan


tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987).

38
     Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari
perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung
jawab dan anggaran (Suarli, 2009).

2) Mengarahkan

    Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang


bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi dari
supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
    Cara pengarahan yang efektif adalah :
·           Pengarahan harus lengkap
·           Menggunakan kata-kata yang tepat
·           Bebicara dengan jelas dan lambat
·           Berikan arahan yang logis.
·           Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
·           Pastikan bahwa arahan dipahami.
·           Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tindak lanjut.

3) Membimbing

Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan
suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf
dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Bimbingan yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan,
pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.

4) Memotivasi

Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai


tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi
antara lain adalah (Nursalam, 2007) :

39
·           Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan
tersebut kepada para staf.
·           Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan.
·           Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang
bermakna.
·           Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai tugas
limpah yang diberikan.
·           Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
·           Menjadi role model bagi staf.

5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya


sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka
supervisor harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf
dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.

6) Mengevaluasi

     Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan
sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah
dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.

b.    Supervisi Tidak Langsung


Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan
asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan
seperti saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung

40
dapat terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian
dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan
umpan balik dari supevisor dan staf.

6. Teknik Supervisi

Tehnik Supervisi Meliputi :

1) Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :

a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.

b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk

menetapkan pencapaian.

c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan

kualitas asuhan.

2) Area Supervisi.

a. Pengetahuan dan pengertian tentang klien.

b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.

c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati.

7. Peran Supervisor Dan Fungsi Supervisi Keperawatan

Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan

keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang

tersedia.

a. Manajemen pelayanan keperawatan.

Tanggung jawab supervisor adalah :

1) Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.

41
2) Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang

diberikan.

3) Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan

keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.

b. Manajemen Anggaran

Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan,

dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :

1) Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana

tahunan yg tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat

dicapai sesuai tujuan RS.

2) Membantu mendapatkan informasi statistik untuk perencanaan

anggaran keperawatan.

3) Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.

Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi

begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat

dijalankan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan

kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.

42
8. ALUR SUPERVISI DAN WEWENANG SUPERVISOR

Man Kep

PRA : Menetapkan kegiatan dan tujuan serta Instrumen/alat Ka Ru

PELAKSANAAN : Menilai kinerja Perawat meliputi


Responsibility, Accountability, Authority (RAA). Ka Tim

PASCA : Pembinaan (3 F)
PP
- Fair : Penyampaian penilaian
- Feed back : Umpan balik
- Follow up : Tindak lanjut, pemecahan masalah & reward
Kinerja Perawat
Dan kualitas
KETERANGAN : Pelayanan

SUPERVISI

TUGAS DAN WEWENANG

43
INSTRUMEN SUPERVISI KEPALA RUANGAN KE KETUA TIM

    TANGGAL
N
O ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1 Semua anggota tim hadir dalam Pre konferensi    
2 Semua anggota tim hadir dalam Post konferensi    
3 Ketua tim mengevaluasi hasil asuhan keperawatan    
Ketua tim memberikan reinforcement positif kepada
4 perawat pelaksana    
Ketua tim memberikan masukan/arahan untuk tindak
5 lanjut    
  TOTAL SKOR    

Keterangan: Dilakukan =1 Tidak Dilakukan =0

-Nilai = Total Score x 100%

Palopo ,...................................

( ______________________ )

Supervisor

44
INSTRUMEN SUPERVISI KETUA TIM KE PERAWAT PELAKSANA

KEGIATAN : Konferensi Awal (Pre Conference)

Nama Ruangan :

    TANGGAL
N
O ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1 Semua anggota tim hadir dalam Pre konferensi    
Ketua tim melakukan pembagian tugas
2    
Ketua tim menentukan diagnosa yang akan dikerjakan
3    
Ketua tim merencanakan tindakan untuk mengatasi
diagnosa keperawatan
4    
Menulis waktu dan perawat yang akan melakukan
tindakan
5    
Tindakan yang akan disupervisi
 6    
Semua tim menyepakati waktu konferensi akhir
7    
Menyepakati waktu istirahat
8    
TOTAL SKOR    

Keterangan: Dilakukan =1 Tidak Dilakukan =0

-Nilai = Total Score x 100%

Palopo ,...................................

( ______________________ )

Supervisor

INSTRUMEN SUPERVISI KETUA TIM KE PERAWAT PELAKSANA

45
KEGIATAN : Konferensi Akhir (Pre Conference)

Nama Ruangan :

    TANGGAL
N
O ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1 Semua anggota tim hadir dalam Pre konferensi    
Ketua tim melakukan pembagian tugas
2    
Ketua tim menentukan diagnosa yang akan
dikerjakan
3    
Ketua tim merencanakan tindakan untuk mengatasi
diagnosa keperawatan
4    
Menulis waktu dan perawat yang akan melakukan
tindakan
5    
Tindakan yang akan disupervisi
 6    
Semua tim menyepakati waktu konferensi akhir
7    
Menyepakati waktu istirahat
8    
TOTAL SKOR    

Keterangan: Dilakukan =1 Tidak Dilakukan =0

-Nilai = Total Score x 100%

Palopo ,...................................

( ______________________ )

Supervisor

BAB VI

46
PENGELOLAAN TENAGA KEPERAWATAN

1. REKRUT & SELEKSI

2. ORIENTASI & PENGHARGAAN

3. PENGEMBANGAN

4. PENJADWALAN

5. KLASIFIKASI

6. PERENCANAAN/PERHITUNGAN TENAGA

REKRUTMEN & SELEKSI

1. Pengertian Rekrutmen

Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik perawat untuk


ditugaskan dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi Rumah Sakit sebagai
langkah awal calon perawat menduduki suatu pekerjaan.

2. Pre rekrutmen
- Kondisi saat ini
- Kondisi yang ingin dicapai – Pelayanan – Keuangan – Ketenagaan
- Hitung kebutuhan tenaga
- Kualifikasi tenaga yg dibutuhkan.
3. Kualifikasi tenaga Keperawatan
- Pendidikan
- Institusi Pendidikan
- Pelatihan / Kompetensi khusus
- IPK
- Umur
- Jenis Kelamin
- Menikah/belum menikah
- Sehat jasmani dan rokhani

47
4. Seleksi dokumen
Staf SDM melakukan seleksi persyaratan sesuai dengan kriteria tersebut
diatas.
5. Test Wawancara
Test wawancara dilakukan oleh Manager Keperawatan atau perawat sebagai
tim seleksi perawat dari Sub komite kredensial komite keperawatan atau
panitia seleksi yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan direktur Rumah
Sakit yang ditunjuk.
6. Assesmen Kompetensi
- Komunikasi interpersonal dalam melakukan intervensi keperawatan.
- Implemntasi prinsip etik keperawatan.
- Implementasi prinsip infeksi nosokomial.
- Analisa, interpretasi dan dokumentasi data secara akurat.
- Menciptakan dan mempertahankan lingkungan keperawatan yang aman
melalui pengendalian mutu dan manjemen resiko.
- Memfasilitasi pengukuran tanda-tanda vital.
- Memfasilitasi pencegahan injuri /precaution.
- Memfasilitasi kebutuhan cairan dan elektrolit.
- Memfasilitasi perawatan luka.
- Memfasilitasi pemberian obat-obat yang tepat dan benar secaraa aman.
- Memfasilitasi pemberian darah secara aman.
- Memfasilitasi kebutuhan oksigen
7. Psikotest
Psiko test (bila memungkinkan) yang dilakukan pada umumnya mencakup
penilain yang meliputi:
- Kecerdasan : Intelegensi Umum, Logika.
- Sikap kerja : Kecepatan & Ketelitian, Ketekunan.
- Kepribadian : Stabilitas emosi, Kerja sama, Kepercayaan diri
8. Seleksi Kesehatan
Tim seleksi kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat yang ditetapkan
berdasarkan surat keputusan. Seleksi kesehatan pada umumnya meliputi

48
aspek : Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan darah rutin,
Ro foto torak, EKG).

49
ORIENTASI & PENGHARGAAN

1. ORIENTASI

- Orientasi institusi meliputi visi Misi , riwayat dan tujuan spesifik

RS/organisasi. Struktur dan kepemimpinan. Kebijakan personalia Evaluasi

kerja, promosi, cuti, dsb. Perilaku yang diharapkan. Pengemb. staf dan

program pembinaan yang ada Hub.antara karyawan dan hubungan dengan

pimpinan.

- Orientasi pekerjaan : Memahami tujuan keperawatan, Memahami uraian

tugas, tujuan keperawatan hubungan dengan tujuan individu, Menciptakan

hubungan interpersonal, Memperkenalkan pekerjaan, prosedur dan

kebijakan RS Orientasi tempat, fasilitas dan perlengkapan.

- Orientasi keperawatan : struktur Organisasi Bidang Pelayanan Keperawatan

visi, misis Falsafah, tujuan keperawatan kebijakan keperawatan di RSUP.

DR. Sardjito. Profesionalisme dan nilai – nilai profesional. Etika

Keperawatan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional Proses

Keperawatan Dokumentasi Keperawatan Upaya peningkatan mutu

pelayanan keperawatan.

- Materi klasikal : Alur pelayanan pasien masuk – keluar. Keselamatan pasien

Indikator mutu klinik keperawatan Basic Life Support Komunikasi

terapeutik Customer service Jenjang karir tenaga keperawatan Hak dan

Kewajiban tenaga Keperawatan, uraian tugas, Penilaian kinerja dan jadwal

dinas tenaga keperawatan. ISO dan Akreditasi Keperawatan Pengelolaan

alat alat keperawatan.

50
LEMBAR KOMPETENSI ORIENTASI PERAWAT BARU
RS MEGA BUANA

NAMA :.....................
KETERANGAN ; 1. MANDIRI / 2. ASISTENSI

TGL DAN PARAF


PEMBIMBING
TARGET KOMPETENSI
1 Melakukan pengkajian keperawatan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan menurut Nanda
3 Merumuskan perencanaan keperawatan menurut
NIC.
4 Memberikan O2 dg nasal kanul,Kateter,Simple
Mask
5 Melatih Pasien Untuk Nafas Dalam
6 Melatih Pasien Batuk Efektif
7 Melakukan Suction
8 Melakukan Resusitasi A–B –C-D-E-F-G
9 Mengambil Darah arteri
10 Mengambil darah vena
11 Melaksanakan Inhalasi/Nebulizer
12 Perekaman EKG
13 Membantu Pasien Makan Dan Minum
14 Memasang NGT
15 Memberi Makanan Melalui NGT
16 Memasang Infus
17 Melakukan Dressing Infus
18 Memberikan Transfusi Darah
19 Mengukur Keseimbangan Cairan
20 Pemasangan Infus pump/Syring Pump*
21 Menolong Kebutuhan BAB dan BAK
22 Melakukan lavamen
23 Pemasangan Kateter Tetap

51
24 Perawatan Kateter Tetap
25 Perineal hygiene
26 Mengganti Alat-Alat Tenun
27 Mencuci Rambut
28 Membersihkan Mulut
29 Memandikan Pasien
30 Mengukur Suhu Vital Sign (T,N,S,R)
31 Memberikan Obat oral
32 Memberikan Suntikan Sub Kutan
33 Memberikan Suntikan Intra Kutan
34 Memberikan Suntikan Intra Muskular
35 Memberikan Suntikan Intra Vena
36 Melakukan perawatan luka
37 Melakukan perawatan jenazah
38 Melatih pasien untuk Mobilisasi
39 Melatih ROM aktif/pasif
40 Melakukan penyuluhan kesehatan/Discarge
Planning
41 Melakukan penilaian indikator mutu klinik
keperawatan

Palopo, ............................

Mengetahui
Pengawas Ka Ruang Keperawatan

(............................................) (................................................)

52
EVALUASI ATTITUDE DAN KNOWLEDWGE PADA
ORIENTASI PERAWAT BARU
RS MEGA BUANA

Nama Perawat: Tempat Orientasi :


Asal Pendidikan/Tahun Lulus: Tanggal Orientasi :
ASPEK YANG DINILAI KURANG CUKUP BAIK SANGAT
BAIK

1. Bersikap sopan dan santun


2. Memberikan salam terlebih dahulu
3. Mampu memperkenalkan diri
4. Tanggap/peduli masalah
keperawatan,
pasien dan lingkungan
5. Datang tepat waktu
6. Keberadaannya efektif
7. Penampilan bersih dan rapi
8. Pulang setelah tanggung jawab
selesai
9. Menguasai masalah pasien secara
umum
10. Mengoperkan pasiennya secara
tepat
11. Memakai dan memelihara alat
dengan baik
12. Mampu dan cepat beradaptasi
dalam tugas
13. Keinginan untuk tahu sistem
pelayanan
yang ada
14. Melakukan pengkajian pada
pasien dengan
bimbingan perawat senior/Karu

53
15. Merumuskan diagnosa
keperawatan
dengan bimbingan PN/Karu
16. Merencanakan tindakan
keperawatan
dengan bimbingan PN/Karu
17. Melaksanakan tindakan
keperawatan
sesuai perencanaan.
18. Mendokumentasikan pada catatan
keperawatan dan ditanda
tangankan ke Perawat
senior/Karu
19. Melaksanakan transportasi pasien
20. Komunikasi kepada pasien dan
keluarga
Pasien
21. Komunikasi pada sejawat dan tim
kesehatan lain
22. Melakukan serah terima tugas
jaga
23. Berpartisipasi aktif dalam
Pre/Post
Conference
24. Memahami Protap yang berlaku
25. Melaksanakan Universal
Precaution
Palopo, ............................
Mengetahui
Pengawas Ka Ruang Keperawatan

(............................................) (................................................)

54
2. Penghargaan

a. Promosi : Kenaikan pangkat yakni Suatu reward individu yang

berprestasi Kesempatan pengembangan.

b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan

lain.

PENGEMBANGAN

Membantu perawat meningkatkan kemampuan diri melalui kegiatan pendidikan

berkelanjutan, program pelatihan, dsb.untuk keuntungan individu perawat dan

meningkatkan produktifitas /pelayanan. Pengembangan berdasar standar

kompetensi.

PENJADWALAN

- Untuk berapa lama jadwal disiapkan.

- Hari apa kalender penjadwalan dimulai.

- Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun.

- Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum

- Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mg./ cuti Berapa lama

sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf

- Berapa lama ada pergantian / rotasi shift

- Apakah tenaga extra ( part-time) ada/dimanfaatkan

- Bagaimana menciptakan komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.

55
Prinsip-prinsip penjadwalan yang efektif:

- Seimbang antara kebutuhan Kerja, kebutuhan institusi dan rekreasi.

- Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang

tidak mengenakan serta

jam kerja yang adil antara karyawan.

- Semua karyawan ditugaskan sesuai pola siklus

Macam-macam jenis dinas/jam :

- 7 jam/ shift :dengan 6 hari kerja = 40 jam / mg

- 8 jam /shift :dengan 5 hari kerja = 40 jam / mg

- 10 jam/ shift :dengan 4 hari kerja = 40 jam / mg

KLASIFIKASI

Untuk dapat menjamin mutu asuhan kep. selama 24 jam terus menerus perlu :

- Kualitas dan kuantitas SDM keperawatan yang memadahi.


- Pengaturan dan penjadwalan yang tepat.
- Organisasi yang mantap
- Disiplin & komitmen perawat yang tinggi

PERENCANAAN/PERHITUNGAN TENAGA

Perencanaan tenaga kep perlu memahami :

- Klasifikasi /kategori pasien


- Rata-rata jumlah pasien ( rawat inap: BOR x jumlah tempat tidur)
- Rata-rata jam perawatan /pasien

56
- Jam kerja perawat/hari.
- Jumlah hari libur perawat/tahun
- Jumlah hari kerja perawat/ tahun

KLASIFIKASI /KATEGORI PASIEN

Adalah penggolongan / kategori pasien berdasarkan atas tingkat ketergantungan


pasien terhadap perawat. Althaus 1982 & Kirk 1981 :

- Level I ( minimal care ) : 3,2 jam/24 jam


- Level II ( intermediate care ) : 4,4 jam/24 jam
- Level III( maksimal care ) : 5,6 jam/24 jam
- Level IV ( intensif care ) : 7,2 jam/24 jam

Hanson :

- Level I ( self care ) : 1,5 jam/24 jam


- Level II ( minimal care ) : 3,5 jam/24 jam
- Level III ( intermediate care ) : 5,5 jam/24 jam
- Level IV(modified intensif care):7,5 jam/24 jam
- Level V ( intensif care ) : 12 jam/24 jam

Douglas (1984) • Klasifikasi ada 3 kategori :

- Perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam


- Perawatyan intermediet : 3-4 jam/24 jam
- Perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam

57
Depkes (2002): • Klasifikasi ada 4 kategori :

- Asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24 jam


- Asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/24 jam
- Asuhan keperawatan agak berat : 4,15 jam/24 jam
- Asuhan keperawatan maksimal : 6,16 jam

Klasifikasi pasien menurut Douglas kriteria Sbb.:

1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, kriteria:


- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
- Ambulasi dengan pengawasan.
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2. Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam, kriteria:
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
- Folley catheter/intake output dicatat.
- Klien dng pemasangan infus,persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
3. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam,kriteria :
- Segalanya diberikan/dibantu.
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena.
- Pemakaian suction.
- Gelisah, disorientasi.

58
Depkes 2002 :

1. Asuhan keperawatan minimal :


- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
- Makan dan minum dilakukan sendiri.
- Ambulasi dengan pengawasan.
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
- Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2. Asuhan keperawatan sedang :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
- Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
3. Asuhan keperawatan agak berat :
- Sebagian besar aktifitas dibantu.
- Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
- Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
- Terpasang infuse.
- Pengobatan lebih dari sekali.
- Persiapan pengobatan perlu prosedur
4. Perawatan maksimal :
- Segala aktifitas diberikan perawat.
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
- Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
- Penggunaan suction.
- Gelisah/disorientasi

Departemen Kesehatan Filipina th. 1984 Jam perawatan rata-rata per pasien /24
jam :

59
- interna 3,4 jam
- Bedah 3,5 jam
- Campuran bedah & interne 3,4 jam
- Post partum 3 jam
- Bayi 2,5 jam
- Anak-anak 4 jam

Proporsi rata-rata perawat yang dibutuhkan : • 40 % non-profesional • 60 %


profesional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.

 Faktor klien :
1. Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
2. Tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
3. Jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)
4. Keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya
5. Harapan klien dan keluarganya

 Faktor tenaga/staf
1. Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
2. Kebijakan pengaturan dinas
3. Peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
4. Kebijakan personalia
5. Tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan
6. Kelangkaan tenaga perawat spesialis
7. Sikap ethis para profesional

 Faktor lingkungan
1. Tipe dan lokasi rumah sakit

60
2. Lay out ruang keperawatan
3. Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
4. Kelengkapan peralatan medis / diagnostik
5. Pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen,
farmasi,dll.
6. Pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI
7. Macam kegiatan yang dilaksanaka n : penyuluhan, kunjungan rumah
dll.

 Faktor Organisasi
1. Mutu pelayanan
2. Kebijakan pembinaan dan pengembangan

Rumusan Perhitungan :

1. Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 : Perbandingan


jumlah tempat tidur RS : jumlah perawat.
- Rumah sakit kelas A-B : Jumlah perawat : jumlah tempat tidur = 4 – 3
:2
- Rumah Sakit tipe C : jumlah perawat: jumlah tempat tidur = 1 : 1

2. Menurut Gillies (1982) Kebutuhan tenaga perawat rumus sebagai berikut :


TP = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan/ tahun .
Jumlah jam kerja perawat/th x jam kerja perawat/hari
Atau : Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365
(365-C) x jam kerja /hari

Keterangan :

- A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan/ klien


- B : sensus harian (jumlah pasien) → rawat inap ( BOR x Jumlah tt.)
- C : jumlah hari libur
- 365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun

61
3. Menurut Depkes (2002) Pengelompokan unit kerja di rumah sakit :
- Rawat inap dewasa
- Rawat inap anak / perinatal
- Rawat inap intensif
- Gawat Darurat (IGD)
- Kamar bersalin
- Kamar operasi
- Rawat jalan.

Rumus kebutuhan tenaga di ruang perawatan :

Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di ruangan/hari

jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga perlu ditambah (faktor koreksi):

- Menambah perawat libur (loss day)


- Tugas non keperawatan.

- Loss Day = jumlah hari minggu/ th + cuti + hari besar x keb.tenaga


Jumlah hari kerja efektif/th
Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + loss day )x 25%

Mengerjakan tugas non keperawatan diperkirakan 25% dari jumlah tenaga


keperawatan.

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi (loss day +tugas
non kep.)

62
Jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat ditetapkan berdasarkan
derajat ketergantungan pasien sesuai dengan metode Douglas (1992).
Penetapan derajat ketergantungan dilakukan berdasarkan petunjuk penetapan
derajat ketergantungan pasien. Pada uji coba MPKP di suatu ruang rawat di
RSCM, dengan jumlah tempat tidur 10 buah dan BOR ± 90%, diperlukan 25
orang perawat. Penetapan jumlah ini didahului dengan menghitung jumlah
pasien berdasarkan derajat ketergantungan selama 22 hari ( 4 minggu) di
ruang rawat tersebut. Setelah itu di hitung jumlah perawat yang dibutuhkan
pada pagi, sore dan malam sesuai dengan jumlah pasien berdasarkan derajat
ketergantungan. Jumlah kebutuhan perawat setiap hari :

Dinas pagi : 10 x 0.36 = 3,6

Dinas sore : 10 x 0,30 = 3

Dinas malam : 10 x 0,20 = 2

= 8,6 orang = 9 orang

Libur/cuti ± 5 orang

Jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 9 + 5 = 14 orang + Ka. Ruang rawat +


3 orang perawat primer = 18 orang

Berdasarkan perhitungan tersebut diruang rawat nicu dibutuhkan 18 orang


perawat

Jumlah KLASIFIKASI PASIEN

Pasien Minimal Parsial Total

  Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

1 0.17 0.14 0.07 0.27 0.15 0,10 0.36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Dst                  

Sumber : Douglas, 1992

63
Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Perawat : Disesuaikan dengan kebijakan
RS, yaitu dengan menentukan :
- Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
- Jumlah jam perawatan efektif pasien selama 24 jam.
- Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
- Penggunaan tempat tidur rata-rata.(BOR)
- Jumlah jam kerja perawat per hari

Menentukan jam perawatan ruangan


- Dilakukan perhitungan jam perawatan rata-rata/hari semua pasien/ hari
- Dilakukan 10 – 15 kali pada hari yang tidak rata-rata/hari berurutan
- Hasil untuk perhitungan dalam rumus

Kesimpulan

- Pengelolaan tenaga keperawatan merupakan suatu proses pemikiran dan


penentuan yang penting dilakukan oleh pimpinan keperawatan untuk
mencapai mutu askep yang berkualitas.
- Dalam upaya efisiensi dan efektifitas serta menjaga mutu yan.selama 24 jam
terus menerus di RS, maka semua pengelola keperawatan mampu mengelola
tenaga keperawatan terutama pada tahap seleksi awal serta perencanaan
berdasarkan analisa kegiatan dan penghitungan yang cermat.

64
BAB VII
DOKUMENTASI DAN DISCHARGE PLANNING

A. Dokumentasi Asuhan Keperawatan (Ratna Sitorus, 2006)


Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem
pelayanan kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik informasi
mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.
Disamping itu dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian
asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik dokumentasi berfungsi sebagi sarana
komunikasi antar profesi kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan
keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bukti pertanggungjawaban
dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan, dan sarana untuk pemantauan
asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat berdasarkan pemecahan masalah
pasien. Dokumentasi berdasarkan pemecahan masalah terdiri dari format
pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan dan catatan
perkembangan pasien.
Pada MPKP juga terdapat format dokumentasi seperti disebutkan
diatas, namun pada model ini dikembangkan standar rencana keperawatan
berdasarkan literatur. Penetapan standar rencana keperawatan ini diharapkan
dapat membuat efisiensi waktu bagi perawat. Catatan tindakan keperawatan
juga dibuat lebih spesifik untuk memungkinkan pendokumentasian semua
tindakan keperawatan. Catatan perkembangan pasien juga dilakukan setiap hari
yang bertujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana keperawatan
dan catatan perkembangan pasien dilakukan oleh PP dan catatan tindakan
dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya masing- masing.

B. Discharge Planning
Adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.

65
Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan
team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok
orang ke kelompok lainnya (RCP,2001). Perawat adalah salah satu anggota
team Discharge Planner, dan sebagai discharge planner perawat mengkaji
setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan
tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus
untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau
memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi
kesinambungan Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi
kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan
pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim
lain untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan
memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan
utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Tujuan Discharge Planning


Adalah meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan
kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan.
Discharge Planning dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah
kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan
menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui
Discharge Planning ( Naylor, 1990 ). Dan menurut Mamon et al (1992),
pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien,
membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum disebelum
dipulangkan, beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge
planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi
penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996)
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses
kelanjutan perawatan (Powell,1996). Discharge planning ini menempatkan

66
perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam
team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat
dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui
proses discharge planning ( Naylor,1990 ) . Perawat dianggap sebagai
seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam
melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang
baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ).

Keuntungan Discharge Planning


Bagi Pasien :
 Dapat memenuhi kebutuhan pasien
 Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai
bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
 Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
 Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh
support sebelum timbulnya masalah.
 Dapat memilih prosedur perawatannya
 Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang
dapat dihubunginya.
Bagi Perawat :
 Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
 Menerima informasi kunci setiap waktu
 Memahami perannya dalam system
 Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
 Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan
cara yang berbeda.
 Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

Justifikasi Metode Discharge Planning


Di Indonesia semua pelayanan keperawatan di Rumah Sakit , telah
merancang berbagai bentuk format Discharge Planning, namun discharge
planning kebanyakan dipakai hanya dalam bentuk pendokumentasian resume

67
pasien pulang, berupa informasi yang harus di sampaikan pada pasien yang
akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan,
jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah. Cara ini merupakan
pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk
sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah
pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat
penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bisa terjadi
kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya, untuk itu pelaksanaan
discharge planning di rumah sakit apalagi dengan penyakit kronis seperti
stroke, diabetes mellitus, penyakit jantung dan lain-lain yang memiliki resiko
tinggi untuk kambuh dan berulangnya kondisi kegawatan sangat penting
dimana akan memberikan proses deep-learning pada pasien hingga terjadinya
perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi
kesehatannya.

68
BAB VIII

INDIKATOR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

a. Indikator mutu umum :

1) Penghitungan lama hari rawat (BOR)

2) Penghitungan rata-rata lama di rawat (ALOS)

3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)

b. Indikator mutu rumah sakit :

1) Penghitungan pasien dengan decubitus

2) Penghitungan pasien infeksi saluran kemih

3) Penghitungan pasien infeksi luka operasi

4) Penghitungan pasien infeksi luka infus

c. Kondisi pasien:

1) Audit dokumentasi asuhan keperawatan

2) Survey masalah baru

3) Kepuasan pasien dan keluarga

4) Penilaian kemampuan pasien dan keluarga

d. Kondisi SDM

1) Kepuasan tenaga kesehatan: perawat dokter

2) Penilaian kinerja perawat

e. Cara menghitung Indikator mutu umum :

1) Menghitung Tempat Tidur Terpakai (BOR)

69
Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada

satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80 – 90 %

sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.

Rumus perhitungan BOR sbb :

jumlah hari perawatan


RUMUS¿ × 100%
jumlah TT × jumlah hari persatuan waktu

Keterangan :

a) Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam

satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu

b) Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka

jumlahnya 28 – 31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan

tersebut

2) Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)

Average Length of stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang

pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat

efisiensi, juga dapat memberikan gambaran untuk pelyanan, apabila

di terapkan pada diagnosa tertentu yang di jadikan tracer (yang perlu

pengamatan lebih lanjut). Secara umum AVLOS yang ideal antara 6-

9 hari.

Di SP2KP pengukuran ALOS di lakukan oleh kepala ruangan yang

di buat setiap bulan dengan rumus sbb:

Rumus: Jumlah hari perawatan pasien keluar


Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

70
Keterangan :

a) Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari pasien

keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.

b) Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) : jumlah pasien yang

pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.

3) Penghitungan TOI (Trun Over Interval)

TOI adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi

ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan ganbaran

tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur

kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.

Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang

dibuat setiap bulan dengan rumus sbb:

( Jumlah TT ×hari ) −hari perawatan RS


RUMUS=
jumlah pasienkeluar (hidup +mati)

Keterangan :

a) Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki

b) Hari perawatan : jumlah total hari perawatan pasien yang keluar

hidup dan mati

c) Jumlah pasien keluar : jumlah pasien yang dimutasikan keluar

baik pulang, mutasi lari, atau meninggal.

4) Penghitungan Angka Decubitus

Di MPKP pengukuran jumlah angka pasien decubitus dilakukan oleh

kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan menggunakan

format peta resiko ruangan.

71
5) Penghitungan Angka Infeksi Saluran Kemih

Di MPKP pengukuran angka infeksi saluran kemih dilakukan oleh

kepala ruangan yang dibuat setiap bulan

6) Penghitungan Angka Infeksi Luka Operasi

Di MPKP pengukuran angka infeksi saluran kemih dilakukan oleh

kepala ruangan yang dibuat setiap bulan.

7) Penghitungan Angka Infeksi Luka Tusukan Infus

Tabel 2.15 Rekapitulasi Mutu Umum

Decibitus ISK Phlebitis ILO


No Bulan
jmlah % jumlah % jumlah % jumlah %

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Total

f. Survey Masalah Keperawatan

72
Survey masalah Keperawatan adalah survey masalah keperawatan

dengan standar NANDA untuk pasien baru/her opname yang dilakukan

untuk satu period waktu tertentu (satu bulan).

Tabel 2.16 Survey Masalah Keperawatan


Ruangan :…………………………….
Periode/Bulan :…………………………….
Jumlah Pasien masuk :…………………………….

No Masalah Keperawatan Jmlh % Keterangan

5-10

g. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Audit Dokumentasi adalahkegiatan mengevaluasi dokumen Asuhan

Keperawatan yang yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana.

Di SP2KP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status

setiap pasien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit

dibuat rekapan dalam satu bulan.

73
RS MEGA BUANA

KUISIONER UNTUK MANAGER KEPERAWATAN

I. Penerapan Fungsi Manajemen


A. Fungsi perencanaan

Pilihan Jawaban

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 2 3 4 5
1 RS. Mega Buana mempunyai visi, misi,
falsafah, filosofi, serta tujuan yang ingin
dicapai
2 Saya memahami visi, misi, falsafah, filosofi,
serta tujuan RS tersebut
3 Visi, misi, falsafah, filosofi, tujuan RS
diketahui dan dipahami oleh seluruh anggota
perawat di RS. Mega Buana
4 Saya menyampaikan visi, misi, falsafah,
filosofi, serta tujuan RS tersebut kepada
perawat di ruangan
5 RS. Mega Buana mempunyai visi, misi,
falsafah, filosofi, serta tujuan dari bidang
keperawatan
6 Bidang keperawatan RS. Mega Buana
memerlukan, falsafah, filosofi, serta tujuan
berdasarkan visi dan misi rumah sakit
7 Proses penyusunan visi, misi, falsafah, filosofi,
serta tujuan dari keperawatan melibatkan
seluruh anggota keperawatan RS. Mega Buana
8 Visi, misi, falsafah, filosofi, tujuan dari
keperawatan RS. Mega Buana perlu diketahui
dan dipahami oleh seluruh anggota
keperawatan RS. Mega Buana
9 Ada kebijakan direktur rumah sakit terkait

74
dengan pengembangan bidang keperawatan,
misalnya :
Pilihan Jawaban

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 2 3 4 5

 Penerapan standar rekruitmen tenaga


perawat
 Penerapan tentang pendelegasian
wewenang dokter ke perawat, perawat ke
perawat
 Penerapan standar operasional prosedur

 Penerapan standar asuhan keperawatan

 Penerapan pendokumentasi asuhan


keperawatan

 Penerapan supervise keperawatan

 Penjadualan

 Sistem jenjang karier bagi tenaga perawat

 Sistem reward

 Sistem punishment

 Program pendidikan berjenjang

 Pelatihan

 Struktur organisasi keperawatan hingga


lini bawah
 Diagram alur pelayanan kesehatan

Saya membuat perencanaan strategik


10 keperawatan untuk 1 tahun kedepan

Saya mengerti dan memahami proses


11 penyusunan rencana strategik keperawatan

Saya melibatkan dalam perencanaan alat di


12 Ruangan

75
Saya membuat jadwal pertemuan rutin setiap
13 bulan dalam rangka membahas perkembangan
keperawatan di rumah sakit

14 Hasil pertemuan bulanan dapat di tindak lanjuti

RS Mega Buana memiliki standar acuan dalam


bekerja :
15 a. SOP
b. SAK

Hasil kerja staff perawat diruangan sudah


16 sesuai dengan standar.

17Ada SOP perekrutan tenaga perawat baru.

Sering terjadi komplen pasien terhadap kinerja


18 staff anda.

Saya menerima usulan anggota staff anda


19 mengenai pelayanan diruangan.

Pilihan Jawaban

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 2 3 4 5

Sistim penerimaan tenaga perawat yang baru


20 melalui prosedur tes baik tentang organisasi
rumah sakit maupun tentang keperawatan

Saya mensosialisasikan visi dan misi rumah


21
sakit kepada tenaga baru

Saya mensosialisasikan visi dan misi


22
keperawatan kepada tenaga perawat yang baru

Saya mengorientasikan lingkungan rumah


23 sakit, pelayanan keperawatan kepada tenaga
perawat yang baru

24 Saya menyusun program pendidikan dan

76
pelatihan keperawatan

Saya melakukan pertemuan berkala dengan


25 pihak manajemen rumah sakit untuk
membahas kebijakan pelayanan keperawatan

Saya merotasi tenaga perawat setiap:


a. 1 bulan

b. 3 bulan
26
c. 6 bulan

> 1 tahun

Saya bersama dengan seksi keperawatan,


27 kepala ruangan dan bagian terkait dalam
menyusun rencana kebutuhan sarana dan
peralatan keperawatan
28 Saya menyusun dan menetapkan penilaian
kinerja perawat

B. Fungsi pengorganisasian

Pilihan Jawaban

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 2 3 4 5

Ada struktur bidang keperawatan di rumah


1
sakit ini

struktur tersebut dapat menunjang bidang


2
keperawatan maupun asuhan keperawatan

Struktur bidang keperawatan telah


3
disosialisasikan

Garis koordinasi dalam struktur keperawatan


4 dapat menjelaskan alur komunikasi level atas
bidang keperawatan) hingga level bawah (unit)

Setiap level dalam struktur mempunyai


5
wewenang dan tanggungjawab yang jelas

Ada hambatan dalam melakukan koordinasi


6 dengan bidang lain
( instalasi, penunjang, dll)

77
7 Dalam struktur terdapat otonomi yang
menunjang bidang keperawatan
Perawat memerlukan wadah untuk
8 menyampaikan aspirasinya (komite, komisariat
PPNI, dll)
Ada uraian tugas yang jelas bagi bidang
9 keperawatan, kasie keperawatan, kepala
ruangan dan perawat pelaksana
Saya menggunakan ketentuan perhitungan
10 kebutuhan tenaga untuk setiap unit pelayanan
keperawatan sesuai dengan jumlah tempat tidur

C. Fungsi pengarahan

Pilihan Jawaban

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 2 3 4 5

Saya melakukan pertemuan berkala dengan


perawat di ruangan
a. Setiap minggu

1 b. Setiap bulan

c. Setiap 2 bulan

d. Setiap tiga bulan

Saya melakukan komunikasi awal tentang


2 orientasi tenaga perawat yang baru kepada :
a. Kepala ruangan

Saya melakukan komunikasi sebelum


penilaian kepatuhan terhadap SOP, SAK,
3
dokumentasi askep dilakukan , kepada :
a. Kepala ruangan

Ada kerjasama dengan institusi pendidikan di


4
rumah sakit

D. Fungsi Pengawasan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

78
STS TS R S SS

1 2 3 4 5

Saya selalu berdiskusi langsung dengan staff


perawat diruangan tentang pelayanan
keperawatan
1 a. Setiap minggu

b. Setiap bulan

Saya selalu menerima saran/masukan dari


2
a. kepala ruangan
b. perawat pelaksana
Pengawasan pelayanan asuhan keperawatan
dilakukan oleh :
a. Manager keperawatan terhadap Kepala
ruangan
3

b. Kepala ruangan terhadap perawat pelaksana


Dilakukan pertemuan segera setelah dilakukan
4 pengawasan serta pembinaan perawat
diruangan
Ada panduan/instrumen dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian pelayanan
5
asuhan keperawatan (SOP, SAK, dokumentasi
askep)
Ada aturan penerapan tata tertib bagi tenaga
6
perawat
Saya menyusun panduan penilaian kinerja
7 perawat sebagai bahan acuan dalam melakukan
penilaian pelayanan keperawatan
Saya membuat laporan tahunan tentang
pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan,
8
upaya perbaikan serta peningkatan asuhan
keperawatan

79
KUISIONER UNTUK KEPALA RUANGAN

Kuesioner A. Data Demografi

1. Umur :.................... tahun


2. Jenis kelamin : P L
3. Status perkawinan : Menikah Belum menikah
4. Pendidikan terakhir : SPK
D III Keperawatan
D III Kebidanan
S1 Keperawatan

Ners

S2 Keperawatan

Lain-lain, sebutkan.......................................

5. Lama kerja di RS BUANA : ................ tahun, sebagai kepala ruangan : ..........


tahun

80
6. Pendidikan/pelatihan terkait manajemen yang pernah diikuti selama tiga tahun
terakhir:
a. .................................................................................................................................
b. .................................................................................................................................
c. .................................................................................................................................

Keterangan untuk menjawab pertanyaan berikut;


5: Selalu (SL)
4: Sering (S)
3: Kadang-kadang (KDG)
2: Jarang (JRG)
1: Tidak Pernah (TP)

Kuesioner B. Fungsi Manajemen

A. Fungsi Perencanaan
Pilihan Jawaban

KD
No Pertanyaan TP JRG SR SL
G

1 2 3 4 5

1 Sarana Prasarana
Saya membuat dan mengajukan
perencanaan anggaran untuk di ruangan

2 Saya membuat perencanaan fasilitas dan


sarana dalam menunjang kegiatan pelayanan
keperawatan di ruangan

3 Ada sistem inventarisasi, penyimpanan dan


pemeliharaan alkes dan barang habis pakai
di ruangan saya

4 Peralatan diruangan saya sudah lengkap


untuk perawatan pasien

5 Semua perawat di ruangan saya mengerti


tentang cara menggunakan alat-alat
perawatan

6 Diruangan saya menggunakan sistim


klasifikasi pasien berdasarkan tingkat

81
ketergantungan

7 Personil perawat memahami sistim


klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungan

8 Saya merencanakan kebutuhan tenaga


perawat sesuai kebutuhan

9 Saya selalu menerima keluhan dari


pasien/keluarga mengenai pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat di
ruangan

10 Ada alur/bagan penerimaan/penanganan


pasien mulai pasien masuk diruangan rawat
inap hingga pasien dibolehkan pulang

B. Fungsi Pengorganisasian
Pilihan Jawaban

No Pertanyaan TP JRG KDG SR SL

1 2 3 4 5

1 Struktur organisasi yang ada sekarang cukup


memadai dalam memberikan dan
menjalankan pelayanan keperawatan

2 Struktur organisasi rumah sakit


memudahkan dalam koordinasi

3 Ada Struktur organisasi di ruangan saya

4 Ada uraian tugas setiap perawat di ruangan


saya

82
5 Saya mengalami kesulitan dalam
mengarahkan perawat di ruangan

6 Saya membagi tugas kepada perawat sesuai


dengan kompetensi/ pendidikannya

7 Saya mengalami kesulitan dalam pengaturan


jadwal dinas

8 Saya mengorientasikan setiap tenaga


perawat yang baru di ruangan

9 Saya memberikan bimbingan pada setiap


tenaga perawat baru di ruangan

C. Fungsi Koordinasi
Pilihan Jawaban

No Pertanyaan TP JRG KDG SR SL

1 2 3 4 5

1 Pertemuan bulanan dalam rangka


memperbaiki visi, misi, tujuan dan filosofi
keperawatan

2 Perbaikan standar prosedur operasional

3 Memberikan penjelasan kepada personel


perawat mengenai standar prosedur
operasional agar menjadi landasan dalam
bekerja

4 Memberikan penjelasan kepada personel


perawat mengenai standar asuhan
keperawatan agar menjadi landasan dalam
bekerja

5 Memberikan penjelasan kepada personel


perawat mengenai alur penerimaan pasien

6 Mensosialisasi setiap kebijakan, prosedur


dan peraturan organisasi keperawatan atau
rumah sakit

7 Saya memberikan reward kepada personel


perawat diruangan saya sesuai dengan
kesepakatan antara pihak manajemen rumah
sakit dan perawat

83
8 Bila tidak mentaati jadwal shiff, saya
memberikan sanksi pada perawat diruangan
saya sesuai dengan kesepakatan

9 Saya selalu melihat langsung setiap tindakan


pelayanan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat diruangan saya

10 Saya mensosialisasikan mengenai mutu


pelayanan keperawatan :

a. Cepat tanggap pada setiap respon pasien


b. Prosedur tindakan asuhan keperawatan
sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan
c. Dokumentasi asuhan keperawatan :
 Pengkajian, meliputi :
- Pemeriksaan fisik
- Status psikososial-spiritual
klien
- Pola hidup klien

- Dilakukan dalam waktu 24 jam


setelah klien masuk
-Dilakukan oleh perawat yg
bertanggung jawab pada saat
itu
11  Diagnosa :
- Sesuai dengan prioritas
masalah klien saat itu
- Mencakup tentang masalah
psikososial
- Mencakup masalah kurangnya
pengetahuan klien
- Dirumuskan dengan benar
 Rencana intervensi
- Dikembangkan oleh perawat
yang bertanggung jawab pada
klien tersebut
- Terdapat rumusan tujuan
keperawatan disertai kriteria
evaluasi
- Mencakup tindakan observasi
keperawatan
- Mencakup terapi keperawatan
- Mencakup tindakan pendidikan
kesehatan
- Berisi tindakan kolaborasi

84
- Menggambarkan keterlibatan
klien & keluarga
 Implementasi
- Tindakan keperawatan yang
telah dilakukan
didokumentasikan
- Tindakan terapi keperawatan
yang telah dilakukan
didokumentasikan
- Tindakan kolaborasi yang telah
dilakukan didokumentasikan
- Respon klien terhadap tindakan
keperawatan didokumentasikan
 Evaluasi
- Diagnosis keperawatan
dilakukan setiap hari sesuai
dengan SOAP
- Diagnosis keperawatan yang
sudah teratasi terlihat dalam
dokumentasi
12 d. Kejadian decubitus
13 e. Pasien jatuh
14 f. Infeksi nosokomial
Bila saya tidak dapat menyelesaikan tugas :
15
a. Atasan saya dapat membantu
menemukan solusinya
16 b. Saya dapat membicarakannya dengan
sesama teman kepala ruangan
17 c. Sesama kepala ruangan dapat
memberikan solusi
Dengan penuh perhatian, atasan saya selalu
18
mendengarkan keluhan saya

Walaupun tidak menyukainya, saya selalu


19 mendengarkan saran/pendapat perawat di
ruangan saya

Saya tidak mempunyai waktu yang lebih


20 untuk mendengarkan persoalan personel
perawat

Saya menunggu giliran untuk berbicara,


21
meminta klarifikasi

Setiap pagi saya mendampingi personel


22
perawat dalam melakukan ovoran pasien

23 Setiap pagi saya memberikan arahan tentang


apa yang harus dikerjakan terkait pelayanan

85
di ruangan

Jumlah tenaga tidak sesuai dengan beban


24
kerja

D. Fungsi Pengawasan

Pilihan Jawaban

KD
No Pertanyaan TP JRG SR SL
G

1 2 3 4 5

Saya selalu melihat langsung setiap tindakan


1 pelayanan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat diruangan saya

Saya melakukan penilaian pendokumentasian


asuhan keperawatan secara rutin :

a. Setiap hari
b. Setiap minggu
c. Setiap bulan
d. Setiap 3 bulan
2
Saya melakukan pengawasan mengenai mutu
pelayanan keperawatan yang meliputi :

a. Cepat tanggap pada setiap respon pasien


b. Dokumentasi asuhan keperawatan,
meliputi :
 Pengkajian,
- Pemeriksaan fisik
3 - Status psikososial-spiritual klien

4 - Pola hidup klien

5 - Dilakukan dalam waktu 24 jam


setelah klien masuk
 Diagnosa :
6 - Sesuai dengan prioritas masalah
klien saat itu
7 - Mencakup tentang masalah
psikososial
8 - Mencakup masalah kurangnya

86
pengetahuan klien

9 - Dirumuskan dengan benar


 Rencana intervensi
10 - Dikembangkan oleh perawat
yang bertanggung jawab pada
klien tersebut
- Terdapat rumusan tujuan
11 keperawatan disertai kriteria
evaluasi
12 - Mencakup tindakan observasi
keperawatan
13 - Mencakup terapi keperawatan
14 - Mencakup tindakan pendidikan
kesehatan
15 - Berisi tindakan kolaborasi
16 - Menggambarkan keterlibatan
klien & keluarga
 Implementasi
17 - Tindakan keperawatan yang
telah dilakukan
didokumentasikan
- Tindakan terapi keperawatan
18 yang telah dilakukan
didokumentasikan
19 - Tindakan kolaborasi yang telah
dilakukan didokumentasikan
20 - Respon klien terhadap tindakan
keperawatan didokumentasikan
 Evaluasi
21 - Diagnosis keperawatan
dilakukan setiap hari sesuai
dengan SOAP
- Diagnosis keperawatan yang
22 sudah teratasi terlihat dalam
dokumentasi
Ada pelaporan tentang patient safety :

- Pasien jatuh
23
- Dekubitus

- Infeksi Nosokomial

87
KUISIONER PERAWAT PELAKSANA

Data Demografi

1. Umur :.................... tahun


2. Jenis kelamin : P L
3. Status erkawinan : Menikah Belum menikah
4. Pendidikan terakhir : SPK
D III Keperawatan
D III Kebidanan
S1 Keperawatan

Ners

S2 Keperawatan

Lain-lain, sebutkan.......................................

5. Lama kerja di RS BUANA : ................ tahun, sebagai perawat pelaksana : ........


tahun

88
6. Pendidikan/pelatihan terkait manajemen yang pernah diikuti selama tiga tahun
terakhir:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

Keterangan untuk menjawab pertanyaan berikut;


5: Selalu (SL)
4: Sering (S)
3: Kadang-kadang (KDG)
2: Jarang (JRG)
1: Tidak Pernah (TP)

Pilihan Jawaban

KD
No Pertanyaan TP JRG SR SL
G

1 2 3 4 5

1 Saya menyiapkan fasilitas dan lingkungan


ruang perawatan untuk kelancaran pelayanan
keperawatan

2 Saya mengorientasikan pasien tentang ruang


perawatan dan lingkungannya, peraturan dan
tata tertib yang berlaku serta fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya.

3 Saya mengikuti standar prosedur operasional


dalam melakukan tindakan keperawatan
(infuse, pemberian obat, kateter, dll)

4 Tindakan keperawatan yang saya lakukan


selalu dikontrol langsung oleh kepala
ruangan

5 Perawat di ruangan sering berdiskusi tentang


bagaimana penanganan kasus pasien yang

89
baik

6 Saya mengerti dan memahami tentang mutu


tindakan keperawatan dan dokumentasi
asuhan keperawatan

7 Saya mendokumentasikan asuhan


keperawatan yang meliputi :

a. Pengkajian,
- Pemeriksaan fisik
- Status psikososial-spiritual klien

- Pola hidup klien

- Dilakukan dalam waktu 24 jam


setelah klien masuk
8 b. Diagnosa :
- Sesuai dengan prioritas masalah
klien saat itu
- Mencakup tentang masalah
psikososial
- Mencakup masalah kurangnya
pengetahuan klien
c. Rencana intervensi :
- Rumuskan tujuan keperawatan
disertai kriteria evaluasi
- Tindakan observasi keperawatan

- Tindakan pendidikan kesehatan


9
- Tindakan kolaborasi
- Respon klien terhadap tindakan
keperawatan
d. Evaluasi
- Sesuai dengan SOAP
- Tindakan keperawatan yang sudah
teratasi terlihat dalam dokumentasi
Kepala ruangan mendampingi saat
10
melakukan ovoran pasien

Sebelum aktivitas dimulai, kepala ruangan


11 memberikan arahan tentang apa yang harus
dikerjakan terkait pelayanan di ruangan

12 Saya Melaksanakan serah terima tugas


kepada pengganti secara lisan maupun
tulisan pada saat penggantian dinas

90
13 Saya menyiapkan pasien yang akan pulang
meliputi:

a. Surat izin pulang


b. Surat keterangan istirahat
c. Petunjuk diet

d. Resep obat untuk di rumah jika


diperlukan
e. Surat rujuk atau pemeriksaan ulang

14 Saya melatih pasien menggunakan alat bantu


yang dibutuhkan

15 Saya mengantar pasien yang akan pulang


sampai pintu keluar ruang rawat

16 Saya selalu menerima keluhan dari


pasien/keluarga mengenai pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat di
ruangan

Ada alur/bagan penerimaan/penanganan


17 pasien mulai pasien masuk diruangan rawat
inap hingga pasien dibolehkan pulang

18 Selalu ada komplain mengenai jadual dinas


dengan teman sejawat diruangan

19 Selalu ada pertukaran waktu dinas/pergantian


shiff
yang tiba-tiba

20 Ada pengaturan dinas diantara teman sesuai


keperluan

21 Jumlah tenaga tidak sesuai dengan beban


kerja

22 Dengan penuh perhatian, atasan saya selalu


mendengarkan keluhan saya

23 Walaupun tidak menyukainya, saya selalu


mendengarkan saran/pendapat perawat di
ruangan saya

24 Saya tidak mempunyai waktu yang lebih


untuk mendengarkan persoalan teman
sejawat

25 Saya menunggu giliran untuk berbicara,

91
meminta klarifikasi

KUISIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP


PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN RS MEGA BUANA
No PERTANYAAN Pilihan Jawaban

TP KP P CP SP

92
1 2 3 4 5

1 Perawat menerima pasien sambil


memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan
2 Perawat melayani dengan cepat, tepat dan tidak
berbelit-belit
3 Perawat menjelaskan peralatan yang tersedia di
ruang rawat inap.
4 Perawat menjelaskan tata tertib rumah sakit
dengan jelas, ramah dan sopan.
5 Sebelum melakukan pekerjaannya, perawat
menyapa dengan ramah dan sopan
6 Sebelum melakukan pekerjaannya, perawat
menyampaikan maksud serta tujuan dari tindakan
tersebut
7 Perawat menawarkan untuk keramas diatas
tempat tidur.
8 Perawat menawarkan untuk dimandikan/dilap
diatas tempat tidur.
9 Perawat menawarkan untuk potong kuku diatas
tempat tidur.
10 Perawat menawarkan untuk mengantar pasien
pulang dengan mobil Rumah sakit Mega Buana
dengan gratis.
11 Perawat segera datang bila dibutuhkan.
12 Perawat mendengarkan keluhan dengan baik.
13 Perawat memberikan kesempatan untuk
berbicara.
14 Perawat setiap saat datang mengontrol di
ruangan dan menanyakan keadaan ibu/bapak.
15 Setiap pergantian dinas pagi, sore malam,
perawat memberitahu dan memperkenalkan
penggantinya.
16 Perawat memberikan obat tepat waktu.
17 Pada saat pasien mau pulang, perawat
menjelaskan obat-obatan yang akan diminum
dirumah dan jadwal kontrol kembali di rumah
sakit.

18. Diantara seluruh rumah sakit di kota Palopo : RS AT Medika, RS Bintang Laut, RS
St Madyang, RS Mujaisyah, RS Saweriagading Rampoang, RS Tentara. Dari segi
kualitas layanan KEPERAWATAN, maka RS Mega Buana berada pada peringkat……
(1,2,3,4,5,6) dan peringkat 1 adalah RS…………………

Keterangan:

93
SP = Sangat Puas
CP = Cukup Puas
P = Puas
KP = Kurang Puas
TP = Tidak Puas

Tanggal :
Nama Pasien :
Yang mengisi Kuisioner : Pasien / Keluarga
Jika Keluarga : Nama ( )

Tanda Tangan

BAB IX

KONSEP STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

94
Pada prinsipnya kinerja perawat diukur dari terlaksananya asuhan

keperawatan. Sedangkan pendekatan asuhan keperawatan dilakukan dengan

proses keperawatan, berupa aktivitas perawat yang dilakukan secara sistematis

melalui lima tahapan, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, tindakan atau implementasi, evaluasi keperawatan.

Praktek dan penerapan proses keperawatan harus dilakukan secara tepat

dan benar yang didukung dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan

yang mengacu pada pedoman standar asuhan keperawatan. Pengertian standar

menurut sendiri, adalah pernyataan deskriptif tentang tingkat penampilan yang

dipakai untuk menilai kualitas struktur, proses, dan hasil. Sedangkan pengertian

Standar Asuhan Keperawatan merupakan penyataan kualitas yang diinginkan dan

dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Standar ini

memberikan petunjuk kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat diterima.

Manfaat penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan

tersebut antara lain dapat  meningkatkan keterampilan teknis dan prosedur

keperawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Juga untuk

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan otonomi dari perawat, disamping

meningkatkan tanggung jawab dari perawat atas tindakan serta mutu asuhan

keperawatan yang diberikan pada pasien. Penerapan asuhan keperawatan juga

bermanfaat untuk meningkatkan peran perawat dalam proses perencanaan dan

pengambilan keputusan atas hal yang berkaitan dengan perawatan pasien.

Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk

mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat

95
meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan

keperawatan. Kriteria kualitas asuhan keperawatan mencakup : aman, akurasi,

kontuinitas, efektif biaya, manusiawi dan memberikan harapan yang sama tentang

apa yang baik bagi perawat dan pasien. Standar menjamin perawat mengambil

keputusan yang layak dan wajar dan melaksanakan intervensi intervensi yang

aman dan akuntabel.

Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar

of care atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh

pasien dan standar of practice atau harapan terhadap kinerja perawat dalam

memberikan standar asuhan. Aktifitas pemantauan dan evaluasi memastikan

bahwa level perawatan pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua

macam kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari

dengan menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu

perawat dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.

Di Indonesia secara legal telah ditetapkan Standar Asuhan Keperawatan

(SAK) dan diberlakukan dan diterapkan di seluruh rumah sakit di Indonesia

melalui SK Direktorat Pelayanan Medik No. YM 00.03 .2.6.7637 tahun 1993

tentang berlakunya SAK di rumah sakit.

Alasan diberlakukannya SAK yaitu sebagai salah satu kriteria asuhan

profesional, tolok ukur mutu asuhan keperawatan, salah satu dasar hukum asuhan

profesional. Kemudian tujuan dari diberlakukan SAK antara lain, secara umum

untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan, sedangkan secara khusus untuk

mengetahui mutu asuhan keperawatan, mengetahui kemampuan perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan tingkat kepuasan pasien terhadap

96
asuhan keperawatan, dan menurunkan biaya perawatan, serta melindungi

kepentingan pasien dan perawat.

1. Pengertian Standar

Standara Asuhan keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu

pekerjaan seorang perawat, yang dianggap baik tepat dan benar yang

dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta

merupakan tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat,

(Nursalam, 2000).

2. Sumber standar

a. Organisasi PPNI : standar asuhan yang paralel dengan langkah-langkah

proses keperawatan dan standar kinerja profesionalyang terkait sikap

tindak peran profesional (Organisasi Profesi PPNI, 2001).

b. Depkes RI : SK Dirjed Yan Med No.YM.00.03.2.6.7637 tentang

berlakunya standar asuhan keperawatan di rumah sakit, 18 Agustus

1993.

c. Undang-undang No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

d. Undang-undang No.8 tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen

3. Tujuan Standar

Menurut Gillies dalam Nursalam (2000), tujuan standar adalah sebagai

berikut:

a. Meningkatkan kualitas asuhan Keperawatan

97
Perawat berusaha mencapai standar yang telah ditetapkan , termotivasi

untuk meningkatkan kualitas pelayanan, asuhan keperawatan yang

diberikan oleh perawat bersifat mendasar terhadap peningkatan kualitas

hidup pasiennya.

b. Mengurangi biaya asuhan keperawatan

Apabila perawat melakukan kegiatan yang telah dilakukan dalam

standar maka beberapa kegiatan keperawatan yang tidak perlu dapat

dihindarkan berarti perawat akan menghemat biaya baik bagi perawat

maupun bagi asiennya.

c. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan

melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.

Standar keperawatan harus dapat menguraikan prosedur-prosedur yang

harus dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga

perawat akan dapat memahami setiap tindakan yang dilakukan. Hal ini

akan dapat menghindarkan kesalahan dan kelalaian dalam melakukan

asuhan keperawatan.

Pada Pasal 24 Undang-undang nomor 36 tahun 2009 ayat 1 dijelaskan

bahwa tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus

memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan

kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

98
4. Jenis Standar

Berdasarkan SK Dirjed Yan Med No.YM.00.03.2.6.7637 tentang

berlakunya standar asuhan keperawatan di rumah sakit, 18 Agustus 1993

adalah sebagai berikut:

STANDAR I : PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan

dikupulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan

kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi

semua anggota tim kesehatan.

Komponen pengkajian keperawatan meliputi :

a. Pengumpulan Data

Kriteria:

1) Menggunakan format yang baku

2) Sistematis

3) Diisi sesuai item yang tersedia

4) Actual (baru)

5) Absah (valid)

b. Pengelompokan Data

Kriteria:

1) Data biologis dan data psikologis

2) Data sosial

3) Data spiritual

99
c. Perumusan Masalah

Kriteria:

1) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi

kehidupan

2) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan

STANDAR II : DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan

pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.

Kriteria:

1. Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan

pemenuhan kebutuhan pasien.

2. Dibuat sesuai dengan wewenag perawat

3. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab, dan gejala/tanda (PES)

atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)

4. Bersifat actual, apabila masalah kesehatan pasien sudah terjadi

5. Resiko tinggi, apa bila masalah belum terjadi tetapi klien memiliki

paparan resiko kemungkinan besar akan terjadi

6. Dapat ditanggulangi oleh perawat

STANDAR III : PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.

100
Komponen perencanaan keperawatan meliputi :

1. Prioritas masalah

Kriteria:

a. Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas

pertama

b. Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah

masalah kedua

c. Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan priritas

ketiga

2. Tujuan asuhan keperawatan

Kriteria:

a. Spesifik

b. Bisa diukur

c. Bisa dicapai

d. Realistik

e. Ada batas waktu

3. Rencana tindakan

Kriteria:

a. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan

b. Melibatkan pasien/keluarga

c. Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga

d. Menentukan alternatif tindakan yang tepat

e. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan , lingkungan sumber

daya dan fasilitas yang ada

101
f. Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien

g. Kalimat instruksi, ringkas, tegas dan bahsanya mudah dimengerti

STANDAR : IV INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang

ditentukan dengan maksud agar

kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek

peningkatan, pencegahan,

pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien

dan keluarganya.

Kriteria:

a. Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan

b. Menyangkut keadaan bio, psiko, sosio spiritual pasien

c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada

pasien / keluarga

d. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

e. Menggunakan sumber daya yang ada

f. Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik

g. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan

mengutamakan keselamatan pasien

h. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien

i. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan

pasien

j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

102
k. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan

l. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur tehnis

yang telah ditentukan

m. Intervensi Keperawatan beorientasi pada 14 komponen keperawatan

dasar

STANDAR : V EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan dilakukan secara perodik, sistematis dan berencana,

untuk menilai Perkembangan pasien. Catata asuhan keperawatan dilakukan

secara individual.

Kriteria:

1. Setiap tindakan keperawatan, dilakukan evaluasi

2. Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan yujuan

3. Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumetasikan

4. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan

5. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

6. Dilakukan selama asien dirawat nginap dan rawat jalan.

7. Dapat digunakan sebagai bahan informasi.

8. Dilakukan segera setelah tindakan dilakukan.

9. Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang

baku.

10. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan.

11. Setiap pencatatan harusmencantumkan intial/paraf/nama perawat

yang melaksanakan tindakan dan waktunya.

103
12. Menggunakan formulir yang baku.

13. Disimpan sesuai demgan peraturan yang baku.

104
BAB X
INSTRUMEN PENILAIAN MUTU

1. INSTRUEN MENGAMBIL DATA BEBAN KERJA


PERAWAT

REKAPITULASI BEBAN KERJA PERAWAT

RUANG ….RS MEGA BUANA BULAN …………. 2017

KETERGANTUNGAN PASIEN
Jml
Tgl Minimal Sedang Agak Berat Maksimal
pasien
(2 Jam) (3,5 Jam) (5-6 Jam) (7 Jam)

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

105
20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jml

Rata-rata pasien per hari

Jml
pasien

Jumlah jam perawatan per hari

Jam pwt

REKAPITULASI BEBAN KERJA PERAWAT

KEBIDANAN (KM BERSALIN) BULAN ………………… 2017

106
Jml
KETERGANTUNGAN PASIEN pasien
Tgl
Kala I Kala II Kala 3 Jam/pasien

(4 Jam)

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

107
26

27

28

29

30

31

Jml

Rata-rata pasien per hari

Jml
pasien

Jumlah jam perawatan per hari (4jam/pasien)

Jam pwt

REKAPITULASI BEBAN KERJA PERAWAT

RUANG PERINATOLOGI BULAN ………………… 2017

KETERGANTUNGAN PASIEN
Jml
Tgl Minimal Sedang Agak Berat Maksimal
pasien
(2 Jam) (3,5 Jam) (5-6 Jam) (7 Jam)

108
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

109
30

31

Jml

Rata-rata pasien per hari

Jml
pasien

Jumlah jam perawatan per hari

Jam pwt

REKAPITULASI BEBAN KERJA PERAWAT

KAMAR OPERASI RS MEGA BUANA BULAN ………………… 2017

KETERGANTUNGAN PASIEN

Tgl Kecil Sedang Berat Jml pasien

(1 Jam) (2 Jam) (5 Jam)

110
5

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jml

Rata-rata pasien per hari

111
Jml
pasien

Jumlah jam perawatan per hari

Jam pwt

REKAPITULASI BEBAN KERJA PERAWAT

INSTALASI GAWAT DARURAT BULAN ………………… 2017

KETERGANTUNGAN PASIEN Jml pasien

Darurat Mendesak Tidak mendesak


Tgl
(87mnt) (71 mnt) (34 mnt)

(1.45 Jam) (1.18 Jam) (0.57 Jam)

112
7

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jml

Rata-rata pasien per hari

Jml
pasien

113
Jumlah jam perawatan per hari

Jam pwt

2. INSTRUMEN STUDI DOKUMENTASI

PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PETUNJUK : BERI TANDA “V” BILA KEGIATAN DILAKUKAN

BERI TANDA “O” BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN

PERIODE : ............................ s/d ...................... (DUA BULAN)

KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN KET


NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Pengkajian

1 Mencatat data yang dikaji


sesuai dengan pedoman
pengkajian.

2 Data dikelompokkan (bio-


psiko- sosial-spritual).

Data dikaji sejak pasien


3
masuk sampai pulang

114
Masalah dirumuskan
berdasarkan kesenjangan
4 antara status kesehatan
dengan norma dan pola
fungsi kehidupan

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

B Diagnosa

1 Dx. Keperawatan
berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan.

2 Dx. Keperawatan
mencerminkan PE/PES.

Merumuskan diagnosa
keperawatan aktual/potensial.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN KET


NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

C Perencanaan

1 Berdasarkan Dx. Keperawatan

2 Disusun menurut urutan


prioritas

Rumusan tujuan mengandung


3 komponen pasien/subyek,
perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau kriteria waktu.

Rencana tindakan mengacu


pada tujuan dengan kalimat

115
4 perintah, terinci dan jelas.

Rencana tindakan
menggambarkan keterlibatan
5 pasien/keluarga.

Rencana tindakan
menggambarkan kerjasama
6
dengan tim kesehatan lain.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

D Tindakan

1 Tindakan dilaksanakan mengacu


pada rencana perawatan.

Perawatan mengobservasi
2 respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.

Revisi tindakan berdasarkan


hasil evaluasi.
3
Semua tindakan yang telah
4 dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN KE


T
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E Evaluasi

1 Evaluasi mengacu pada tujuan.

116
2 Hasil evaluasi dicatat.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

F Catatan Asuhan Keperawatan

1 Menulis pada format yang baku.

2 Pencatatan dilakukan sesuai


dengan tindakan yang
dilaksanakan.

Pencatatan ditulis dengan jelas,


ringkas, istilah yang baku dan
3
benar.

Setiap melakukan tindakan/ke-


giatan perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, dan tanggal
4 jam dilakukannya tindakan.

Berkas catatan keperawatan


disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

SUB TOTAL

TOTAL

PROSENTASE

117
3. INSTRUMEN EVALUASI

PERSEPSI PASIEN /KELUARGA TERHADAP MUTU


ASUHAN KEPERAWATAN
Kepada Yth.
Sdra/i. pasien rawat inap/ keluarganya
di Ruang ……………..
RS MEGA BUANA

Dengan hormat,

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS, kami mohon


partisipasi anda secara sukarela untuk menjawab pertanyaan berikut, secara jujur dan
benar. Pertanyaan terdiri dari data umum, pelayanan keperawatan serta kesan dan saran.
Anda tidak perlu mencantumkan nama untuk menjaga kerahasiaan jawaban yang
diberikan. Atas peran serta anda, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

A. DATA UMUM
Petunjuk : - beri tanda “√ ” pada kotak yang disediakan sesuai dengan jawaban anda.

1. Pendidikan anda :

a. SD

b. SLTP

c. SLTA

118
d. PT

2. Pekerjaan anda :

a. PNS

b. TNI/POLISI

c. SWASTA

d. LAIN-LAIN

3. Lama dirawat :

a. 3 – 7 hari.
b. > 7 hari.

119
B. DATA PELAYANAN KEPERAWATAN
Petunjuk :- beri tanda “ √ ” pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan jawaban
anda.

- beri tanda “-“ jika anda tak dapat menjawabnya

JAWABAN
NO DAFTAR PERTANYAAN KET
YA TIDAK

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri.

2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung


merokok diruangan.

Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana


3
nafsu makan anda

Apakah perawat pernah menanyakan pantangan


4 dalam hal makanan anda/keluarga anda

5 Apakah perawat menanyakan/memperhatikan


berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa
anda/keluarga anda habiskan.
6
Apa bila anda/keluarga anda tidak mampu makan
sendiri apakah perawat membantu menyuapinya.

7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infus,


apakah perawat selalu memeriksa cairan/tetesan
nya dan area sekitar pemasangan jarum infus.

8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan


buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum dan cukup
banyak bergerak.

9 Pada saat perawat membantu anda/keluarga anda


waktu buang air besar-buang air kecil, apakah
perawat memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela, mempersilakan pengunjung keluar
ruangan.

Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu


dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel
10
setiap hari.
11
Apakah lantai kamar mandi/wc selalu : bersih,

120
tidak licin, tidak berbau, cukup terang.

12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi


(dlm keadaan istirahat total) apakah dimandikan
oleh perawat.

JAWABAN
NO DAFTAR PERTANYAAN KET
YA TIDAK

13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika


tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut atau
mengganti pakaian atau menyisir rambut..
14
Apakah alat-alat tenun seperti seprei, selimut dll. Diganti
setiap kotor.

15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat


dari : kurang bergerak, berbaring terlalu lama.

Pada saat/anda keluarga anda masuk rumah sakit apakah


16 perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya, peraturan/tata tertib
yang berlaku di rumah sakit.

Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah


17 perawat : memanggil nama dengan benar.

Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah


perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi,
18 sore maupun malam hari.

19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah


perawat segera memberi bantuan bila diperlukan.

Apakah perawat bersikap : sopan, ramah.


20
Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang
21
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas.

Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum


22 melakukan tindakan perawatan/ pengobatan.

23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan


memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda.

Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu

121
24 menyiapkan/meminumkan obat.

25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan


penjelasan tentang perawatan/ pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah anda/keluarga anda diperbolehkan pulang.

Jumlah

C. KESAN DAN SARAN

Tuliskan kesan dan saran anda tentang pelayanan keperawatan selama pasien dirawat,
yang akan digunakan untuk perbaikan.

____________________________________________________________________
__

____________________________________________________________________
__

____________________________________________________________________
__

____________________________________________________________________
__

____________________________________________________________________
__

___________________________________________________________________

122
INSTRUMEN EVALUASI

PERSEPSI PASIEN /KELUARGA TERHADAP MUTU ASUHAN


KEPERAWATAN

Kepada Yth.
Sdra/i. pasien rawat inap/
keluarganya
di Ruang ……………..
RS MEGA BUANA

Dengan hormat,

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS MEGA BUANA, kami mohon
partisipasi anda secara sukarela untuk menjawab pertanyaan berikut, secara jujur dan benar. Pertanyaan terdiri
dari data umum, pelayanan keperawatan serta kesan dan saran. Anda tidak perlu mencantumkan nama untuk
menjaga kerahasiaan jawaban yang diberikan. Atas peran serta anda, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terima kasih.

I. DATA UMUM
Petunjuk : - beri tanda “√ ” pada kotak yang disediakan sesuai dengan jawaban anda.

1. Pendidikan anda : 4. Jenis Pembiayaan

a. Umum
a. SD
b. Askes
b. SLTP
c. Jamkesmas
c. SLTA
d. Jamkesda
d. PT

2. Pekerjaan anda :
5. No Register :…………….
a. PNS (diisi Petugas)
b. TNI/POLISI 6. Tingkat Ketergantungan (diisi Petugas)
c. SWASTA a. minimal
d. LAIN-LAIN
b. Prasial
3. Lama dirawat :
c. Maximal
a. 3 – 7 hari.
d. Total
b. > 7 hari.

123
II. KUESIONER KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN

Petunjuk : beri tanda “√” pada kolom angka

1. = STS (Sangat Tidak Setuju)


2. = TS (Tidak Setuju)
3. = B (Biasa)
4. = S (Setuju)
5. = SS (Sangat Setuju)
Pada di sebelah kri jawaban yang anda pilih

A. Reability
No Penyataan 1 2 3 4 5
1. Menurut Saya, pelayanan pada rumah Sakit ini sesuai yang saya
harapkan
2. Menurut saya, Rumah Sakit ini dalam menangani pasien dapat
dipercaya
3. Pada saat pertama kali saya di rawat di Rumah Sakit ini pelayanan
yang diberikan sesuai harapan saya.
4. RumahSakit ini dalam memberikan pelayanan sesuai dengan informasi
yang diberikan
5. Menurut saya Rumah Sakit ini dalam memberikan laporan selalu benar

B. Responsiveness
No Penyataan 1 2 3 4 5
Pada saat saya memerlukan bantuan perawat/staf Rumah Sakit, mereka
memberikan pelayanan dengan segera.
Menurut saya Rumah Sakit ini kurang dapat dipercaya dalam
menagani masalah pasien.
Selama saya di rawat saya diberikan informasi secara lengkap dan
jelas tentang kondisi kesehatan pasien.
Menurut Saya perawat/staf Rmuah Sakit selalu siap dan bertanggung
jawab terhadap perkembangan kesehatan pasien.

C. Assurance
No Penyataan 1 2 3 4 5
Menurut saya, Suasana Rumah Sakit mampu memberikan
kenyamanan pada pasien
Menurut saya, perawat/staf Rumah Sakit mempunyai kemampuan
yang cukup dalam menjawab pertanyaan pasien
Menurut saya, perawat/staf Rumah sakit mampu memberikan
kepercayaan pada pasien/keluarga.
Menurut saya, perawat/staf Rumah Sakit Kurang mampu menjaga
kesopanan dalam memberikan pelayanan

124
D. Empathy
No Penyataan 1 2 3 4 5
Menurut Saya, perhatian erawat/staf RS sangat kurang bila ada
keluhan dari para pasien/keluarga.
Menurut Saya, kepedulian perawat/staf RS terhadap masalah pasien
adalah baik.
Menurut Saya, perlakuan perawat/staf RS memberikan kesan yang
baik pada pasien/keluarga.

E. Tangible
No Penyataan 1 2 3 4 5
Menurut Saya, Fasilitas yang ada di Rumah Sakit cukup memadai
Menurut Saya, peralatan keperawatan (seprai,selimut,sarung
bantal,peralatan untuk mandi pasien) cukup memadai
Menurut Saya, Profesionalisme perawat/staf RS adalah baik
Menurut Saya, Sarana komunikasi (kotak saran) unit pengaduan yang
ada di RS ini cukup memadai.
Menurut Saya,Keamanan di RS ini cukup memadai/terjaga

III. KEPUASAN PASIEN / KELUARGA TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN


Petunjuk : beri tanda “√” pada kolom angka

1 = STS (Sangat Tidak Setuju)


2 = TS (Tidak Setuju)
3 = B (Biasa)
4 = S (Setuju)
5 = SS (Sangat Setuju)
Pada di sebelah kri jawaban yang anda pilih

No Penyataan 1 2 3 4 5
Setiap pergantian dinas perawat memperkenalkan diri
Dalam menangani pasien perawat bersikap sopan dan ramah
Perawat selalu membudayakan senyum, salam, sapa pada
pasien/keluarga
Perawat selalu menjelaskan peraturan dan tata tertib RS pada saat
pertama kali masuk RS (opname)
Perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia di RS pada setiap pasien
baru.
Perawat selalu menjelaskan di mana tempat-tempat bagian penting untuk
kelancaran perawatan (diorientasikan).
Perawat jarang menjelaskan masalah kesehatan yang saya hadapi sekarang
Kepala Ruangan selalu menjelaskan kepada pasien tentang perawat yang
bertanggung jawab setiap pergantian dinas
Perawat selalu memperhatikan keluhan pasien
Perawat selalu memberikan penjelasan bila akan melakukan tindakan

125
Setiap akan melakukan tindakan perawat menjelaskan tujuan dari tindakan
yang akan dilakukan.

Setiap akan melakukan tindakan, perawatselalu mejelaskan prosedur yang


akan dilakukan
Perawat jarang memberikan penjelasan tentang alternatif tindakan lain
termasuk resiko samping dari tindakan yang akan dilakukan
Tenaga keperawatan selalu menjaga kebersihan tempat tidur, ruangan dan
lingkungan
Semua tenaga keperawatan selalu menjaga kebersihan alat tenun (seprai
selimut dll) dan peralatan lainnya
Perawat selalu membantu tentang kebersihan diri sya (manndi, gosok gigi,
berpakaian, berhias dll)
Perawat selalu datang setiap saat pasien memerlukan bantuan
Perawat selalu menongak saya pada pagi, siang /sore dan malam
Perawat selalu mengobservasi secara rutin kedaan pasien

126
INSTRUMEN
RUANG IGD MEGA BUANA
LEVEL IGD : LEVEL II (RS Tipe C)

A. PRINSIP UMUM
NO KELAS/RUANG Ya tdk ket

1. Pelayan IGD 24 jam/hari dan 7 hari /minggu

2. Tidak boleh meminta uang muka pada saat


menangani kasus

3. Korban Gadar ditangani paling lama 5 menit


setelah di IGD (respon time)

4. Ada stuktur organisasi berdasarkan Belum ada SK


organisasi multi disiplin dengan kewenagan
penuh pada pasien gawat dipimpin oleh
dokter

B. PERSYARATAN SARANA

5. Luas bangunan IGD sudah diperhitungkan


dengan kejadian korban masal

6. Lokasi gedung di bagian depan

7. Pintu alur masuk – keluar berbeda

8. Ambulan bisa sampai pintu

9. Punya area parker khusus untuk 2 ambulance

10. Ruangan sedemikian rupa untuk menghindari


cross infection/Hn1/

11. Area dokontaminasi di tempatkan di depan


terpisah dngan IGD

12. Ruang Triase memuat 2 branchart

13. Punya R.Tunggu untuk keluaqrgapasien

14. Ada Apotik 24 jam

15. Ada ruangan untuk istirahat (dr dan perawat)

C. PERSYARATAN FASILITAS SARANA Acuan Kep Menkes RI


/PRA SARANA No.856/Menkes/SK/IX/2009,
RUANG TRIASE Standar IGD

127
16. Kit Pemerisaan sederhana

17. Brancard penerimaan

18. Form Rekam Medik

19. Label Korban Massal

RUANG TINDAKAN

R.RESUSITASI

20. NA

21. OPA

22. Laryngoscope set anak

23. Laryngoscope set dewasa

24. Naso Tracheal Tube

25. ETT

26. Suction Catheter

27. Traceostomy Tube

28. Bag Valve Mask

29. Canul Oksigen

30. Oksigen sungkup

31. Chest tube

32. Kriko

33. Ventilator transport Belum ada pelatihan


operasional ventilator

34. Vital Sign Monitor

35. Inpus PumSyringe Pumpp

36. Infusion set

37. IV transparan dressing

38. IV Needle

39. EKG

40. Vena Sectie

41. Debrilator

128
42. Gluko Stik

43. Stetoskope

44. Termometer

45. Nebulezer

46. Oksigen

47. Imubilisation set

48. Neck Collar

49. Splint

50. LongSpine Board

51. Scoopestracer

52. Urine Bag

53. Kateter/Poy/Nelaton

54. NGT

55. Wound Toilet Set

Obat –obat emergensi dan alat habis pakai

56. Cairan koloid

57. Kristaloid

58. Dextrose

59. Adrenalin

60. SA

61. Lidocain 2%

62. Dextrose 40%

63. Aminophilin

64. Trombolitik

65. Amiodaron dan Inotropic

66. Manitol

67. Furosemide

R.TINDAKAN BEDAH

129
68. Meja OP

69. Dresing Set

70. Infus Set

71. IV Needle

72. Vena Sectie

73. Toracosintesis set

74. Metalcouter

75. Tiang Infus

76. Lampu OP

77. Stetoscope

78. Suction

79. Bidai

80. Splint

81. Analgetik Selalu tersedia dalam jumlah


cukup tanpa harus diresepkan
82. Antiseptic

83. Lidocain

84. Wound dressing

85. ATS

86. ABU

87. AntiRabies

88. Benang jarum

89. APD (apron,Masker, sarung tangan, Google

RUANG TINDAKAN MEDIK

90. Gastrik Lavase Set

91. EKG

92. Kursi Periksa

93. Irigator

94. Oksigen

130
95. NGT

96. Singe Pump

97. Infus Pump

98. Infus Set

99.

100. Lampu kepala

R TINDAKAN ANAK DAN BAYI

R.TINDAKAN KEBIDANAN

R.PENUNJANG MEDIS

R.PENUNJANG NON MEDIS

101. Alat komunikasi Internal (radio medic,Fix)

102. Alat Kumunikasi eksternal

103. Alat Ruah tangga

104. Alat Administrasi

Komputer

ATK

Meubeler

Papan tulis

Time saving is live saving (waktu adalah nyawa)

Cepat, tepat, akurat, selamat

131
6. INSTRUMEN KEPUASAN KERJA PERAWAT

ST : Sangat Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan
S kondisi yang dialami perawat pelaksana saat ini

TS : Tidak Setuju, artinya pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang
dialami perawat pelaksana saat ini

S : Setuju, artinya pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami perawat
pelaksana saat ini.

SS : Sangat Setuju, artinya pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang dialami
perawat pelaksana saat ini

No Pernyataan Jawaban
ST TS S SS
S
A Budaya Organisasi
1. Rumah sakit memberikan penghargaan kepada perawat yang berprestasi
2. Rumah sakit memberikan kesempatan kepada perawat untuk memberikan
ide demi kemajuan pelayanan
3. Sejak bekerja di rumah sakit ini, semangat kerja dan produktivitas saya
semakin baik
4. Pengembangan karir perawat di rumah sakit ini tidak jelas
5. Saya merasakan ketenangan dalam bekerja di tempat ini
6. Rumah sakit memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
7. Rumah sakit memperhatikan kesejahteraan perawat
B. Kepemimpinan
8 Atasan menuntut saya bekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan
9 Atasan saya dapat mengatasi masalah yang terjadi di ruangan
10 Atasan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan
gagasan dalam memberikan asuhan keperawatan
11 Pendelegasian yang dilakukan kepada staf sesuai kompetensi yang dimiliki
12 Atasan memberikan masukan setelah melakukan penilaian terhadap
pekerjaan yang saya lakukan
13 Atasan mengawasi setiap tindakan yang dilakukan staf
14 Sebelum menetapkan keputusan, atasan saya biasanya meminta masukan
dari bawahan
C. Komunikasi
15 Sesama perawat saling berkomunikasi dengan baik dalam melakukan
pekerjaan
16 Saya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja
17 Teman sesama perawat saling membantu dalam melakukan pekerjaan
18 Diantara sesama perawat ada saling keterbukaan
19 Atasan saya memperlakukan bawahan bukan sebagai bawahan tetapi
sebagai seorang rekan

132
20 Pola komunikasi yang terjadi di unit kerja saya umumnya terbuka
21 Saya tidak dapat mengungkapkan pendapat saya tentang keputusan yang
dikeluarkan oleh atasan
22 Informasi penting yang menyangkut hak karyawan disampaikan kepada
kami
D. Aktivitas Kerja
23 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas
24 Saya melakukan tugas sesuai dengan rencana yang telah dibuat
25 Saya bekerja sesuai dengan kompetensi yang saya miliki
26 Pekerjaan saya penuh dengan tantangan yang menarik
27 Semangat kerja saya tergolong tinggi
28 Saya menyenangi pekerjaan yang saya lakukan saat ini
29 Saya melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh
30 Saya menunggu dengan tidak sabar, kapan tibanya saat cuti
E. Kompensasi
31 Gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya
32 Gaji yang saya terima sesuai dengan harapan saya
33 Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan hidup saya
34 Rekan-rekan kerja saya umumnya puas dengan gaji yang mereka peroleh
saat ini.
35 Di rumah sakit ini, perawat yang bekerja lebih keras memang memperoleh
insentif yang memadai

133
SUPERVISI HARIAN KEPALA RUANGAN

N0 Nama Pasien Memandikan Pasien Keramas Potong Kuku Jadwal


Sholat
1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

134
39
40

135
RUMAH SAKIT MEGA BUANA
KOTA PALOPO
BIDANG KEPERAWATAN

136

Anda mungkin juga menyukai