MANAJEMEN STRATEGI
Koord: Dr. Hanny Handiyani, SKp., M.Kep.
Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Strategis: Sebuah Upaya Mencapai
Visi Organisasi
Komitmen kita……..
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan holistic
(biopsikososiospiritual dan kultural).
Peranan Rencana Strategik
Perhatian terhadap
karyawan Produk/Jasa
Teknologi
Konsep Diri
Perhatian thdp :
kelangsungan hidup,
Filsafat pertumbuhan
keuntungan
PEDOMAN NILAI
Penyusunan misi dan visi bertumpu pada pedoman nilai yang diacu
oleh rumah sakit.
Nilai yang dianut dapat beranekaragam misalnya nilai kemanusiaan,
keagamaan, nilai pelayanan yang baik atau nilai keuntungan material
bila rumah sakit tersebut merupakan lembaga for profit.
Sebagai dasar filosofi
NILAI - NILAI
Djoko Wijono :
Keyakinan yang khas dan mendasar dari Organisasi
Elemen fundamental dari Visi
Lahir dalam Organisasi, jauh sebelum pernyataan Misi
atau tujuan ditetapkan
Berkaitan dengan sesuatu hal (sasaran) yang
menggerakkan hati
Reichert :
Nilai-nilai yang menggerakkan perusahaan (drive
companies) akan menciptakan kekuatan, namun kalau
sebaliknya tidak
Tujuan dan Hasil
Misi perlu diklarifikasi dengan tujuan untuk menetapkan
tujuan organisasi maupun filosofi dan nilai yang menjadi
panduan. Apabila tujuan tidak bermanfaat secara sosial serta
filosofi dan nilai tidak luhur maka organisasi tidak bisa
mempertahankan kelangsungan kegiatannya.
Nilai – Nilai yang Efektif :
Berarti
Bertahan
Dapat lama
Dipercaya(Significant)
(Durable)
(Achieveble)
Minggu 3 (18 Feb 2020)
• Presentasi individu review visi misi, diskusi
penyusunan visi-misi, nilai, tujuan dan sasaran.
• Ceramah dan diskusi langkah2 penyusunan
manstra.
• Penugasan individu membuat SWOT (luaran
PPT)
Strategi Planning Three key questions
Rarely
Vision, focus on 3 to 5 years
Often
Action, review quarterly
PENGERTIAN DAN HIRARKI
-Suatu keadaan di masa datang yang menjadi impian atau
diharapkan akan terjadi, merupakan pandangan jauh ke depan
VISI dengan landasan keyakinan yang harus dianut
-Visi yang kuat mendorong dan mengarahkan tindakan kita
Merupakan alat bantu utk mengetahui faktor2 internal organisasi berkaitan dgn
kekuatan dan kelemahan yg dianggap penting. Data dan onformasi digali dari
beberapa fungsional organisasi, misalnya:
Aspek manajemen
Keuangan
SDM
Pemasaran
Sistem informasi
Produk/operasi.
Nilai IFE < 2.5 : Nilai suatu organisasi jelek
Nilai IFE > 2.5 : Nilai suatu organisasi bagus.
Matriks IE ( Internal - Eksternal
Matriks IE dgn sumbu vertikal Y adl nilai EFE yg dibagi mjd 3 (tiga) daerah,
yaitu:
1.0 – 1.99 = EFE Rendah
2.0 – 2.99 = EFE Sedang
3.0 – 4.0 = EFE Tinggi
IE Matriks menghasilkan 3 implikasi strategi yang berbeda,
yaitu:
1. SBU yg berada pada sel 1, II, atau IV dpt digambarkan sbg Grow dan
Built. Strategi yg cocok bagi SBU ini adl strategi intensif (market
penetration, market development, dan product development) dan strategi
integratif (backward integration, forward integration dan horizontal
integration).
2. SBU yg berada pada sel III, V, VII paling baik dikendalikan dgn strategi2
hold dan maintain. Strategi yg umum dipakai adl strategi market
penetration dan product development.
3. SBU yg berada pada sel VI, VIII, IX dapat menggunakan strategi harvest
atau divestiture.
Minggu 5 (10 Maret 2020)
• Presentasi individu IE Matrix.
• Ceramah dan diskusi IE Matrix
• Penugasan individu membuat matrix TOWS dan
Balance Score (luaran PPT)
MATRIX TOWS
Matrix TOWS dapat digunakan untuk mendapatkan strategi alternatif dengan
menggabungkan faktor-faktor internal dan eksternal secara bersama.
Kekuatan dan kelemahan internal dirangkum dalam aksis horizontal dgn
menggunakan nilai hasil perkalian bobot dengan rating kelompok kekuatan dan
kelemahan dalam matrix IFE.
Peluang dan ancaman eksternal dirangkum dalam aksis vertikal dengan
menggunakan nilai dari hasil perkalian bobot dengan rating untuk peluang dan
ancaman dalam matrix EFE.
Mendapatkan strategi alternatif dengan menggabungkan faktor eksternal & internal
secara bersama.
cont...
Keterangan Gambar Matriks TOWS adalah
Kuadran 1(survival quadrant), organisasi mengalami kelemahan internal yg signifikan
dan ancaman eksternal dalam posisi yg sulit. Karena itu harus diupayakan utk
meminimalkan kelemahan ataupun ancaman.
Kuadran 2 (perbaikan internal), manajemen harus meminimalkan kelemahan
internal dan memaksimalkan peluang esternal.
Kuadran 3 (perbaikan eksternal), organisasi kekuatan yg signifikan tetapi harus
menghadapi ancaman lingkungan eksternal. Karena itu manajer harus berupaya
memaksimalkan kekuatan organisasi dan meminimalkan ancaman eksternal.
Kuadran 4 (masa depan) adalah situasi yg terbaik bagi organisasi. Organisasi
memaksimalkan kekuatan yg dimiliki dan mengambil keuntungan dari peluang
eksternal.
Tahap Lain dalam Matching Stage
TOWS Matrix
Contoh TOWS Matrix
Cont…
Contoh TOWS Matrix Cont…
Contoh TOWS Matrix Cont…
Tahapan Penentuan Strategi dengan MATRIX TOWS
Buat daftar peluang eksternal perusahaan
Buat ancaman eksternal perusahaan
Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan
Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan
Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal, dan catat hasilnya
dalam sel strategis SO
Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal, dan catat
hasilnya dalam sel strategi WO.
Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat
hasilnya dalam sel strategis ST
Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman ekstenal dan catat
hasilnya dalam sel strategi WT.
Minggu 7 (17 Maret 2020)
• Penugasan individu membuat matrix TOWS
(luaran PPT) dikirim ke email Ibu Hanny dan Ibu
Dumilah Ayuningtyas
Minggu 8 (24 Maret 2020)
• Rencana Perkuliahan By Zoom dengan Ibu
Ayuningtias.
Minggu 9 (31 Maret 2020)
• UTS By Email Koord Ibu Hanny H.
Minggu 10 (7 April 2020)
• Materi dari Ibu Roro tentang Peran Perawat
dalam manajemen Strategis.
• Penugasan Kelompok (dibagi dalam 5 kelompok)
RENCANA STRATEGIS KEPERAWATAN
Latar Belakang penyusunan renstra keperawatan adalah:
Pelayanan keperawatan tdd: generalis, spesialis, subspesialis
Perlu rumusan lingkup pelayanan keperawatan spesialis dan
subspesialis
Tantangan PCC / Patient Center Care
Tantangan Intercolaborasi Profesional
Tantangan PS / Patient Safety
Tantangan MEA, MRA
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan
Identifikasi Strategik
Formulasi Strategik
Implementasi Strategik
Implementasi Strategik
Tetapkan faktor keberhasilan organisasi
Penentuan sasaran dan inerja bidang keperawatan serta indikator keberhasilan
Imlementasi strategi ke dlm kebijakan, program dan kegiatan
Menyusun rencana kegiatan mencakup penanggung jawab, waktu, biaya, target
kegiatan
Evaluasi dan Kontrol Strategik
membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya
membuat dan menetapkan instrumen rencana monitoring dan evaluasi
alat penting untuk membantu pengambilan keputusan dan kebijakan manajemen
ANALISIS SWOT :
KEKUATAN
KELEMAHAN
PELUANG
TANTANGAN
CONTOH PERENCANAAN STRATEGIS KEPERAWATAN
CONTOH PERENCANAAN STRATEGIS KEPERAWATAN
PERAN dan FUNGSI MANAJEMEN
PERAN :
Interpersonal
Informasional
Pengambilan Keputusan
FUNGSI :
POSAC
Penugasan dari Ibu Roro untuk 5 kelompok
Minggu 11 (14 April 2020)
• Diskusi dengan Ibu Roro By Zoom dgn Topik Rencana Strategis SDM
KeperawatanPresentasi 2 kelompok:
• Kel 1: Rencana Strategis Bidang SDM Keperawatan
• Kel 2: Perencanaan SDM di Era Pandemik
RENCANA STRATEGIS SDM KEPERAWATAN
Faktor Eksternal
Identifikasi peluang dan ancaman dari
suatu organisasi
KERANGKA KONSEP SDM TENAGA KEPERAWATAN NASIONAL
CONTINUITY OF CARE (COC)
TIPE KEPERAWATAN BERKELANJUTAN (TYPES OF CONTINUITY CARE)
CARNA, 2008
PARADIGMA ASUHANPATIENT CENTER CARE DENGAN
CLINICAL PATHWAY
FORMULA / RENCANA KEBUTUHAN PERAWAT DI RSU
RASIO DISESUAIKAN DENGAN AMANDEMEN PMK 56 TAHUN 2014SUMBER: PMK 33 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBERDAYA KESEHATAN
(MSDK)PERENCANAAN KEBUTUHAN HARUS MSDK BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA (ABK),
MERUJUK PADA WORKLOAD INDIKATOR STAF NEED (WISN) & STANDAR MINIMAL KETENAGAAN
(2014).
SUMBER: PMK NO.33 TAHUN 2014 TENTANG PERENCANAAN MELIPUTI SDM JAJARAN MANAJERIAL
DAN SDM YANG MEMBERIKAN PELAYANAN LANGSUNG PERENCANAAN SDM JUGA MENGACU PMK
NO.10 TH 2015 STANDAR YAN KEP KHUSUS: SPESIALISTIK
KOMPETENSI PERAWAT (STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA, 2012 )
KEMAMPUAN KADER KESEHATAN (SUPPORT WORKER )
1. Deteksi dini
2. Menjadi Penggerak kelompok keluarga sehat
3. Menjadi Penggerak kelompok keluarga yg berisiko
4. Menjadi Penggerak pasien
5. Melaksanakan kunjungan rumah
6. Melaksanakan rujukan
7. Melaksanakan pendokumentasian
Prasyarat Menciptakan Iklim Lingkungan Praktek Professional
yang Positif Mempengaruhi Kinerja Perawat
Menurut Kast dan Rosenzweig, perencanaan strategis adalah proses memutuskan masa depan,
apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Duncan (1996) mendefenisikan rencana
strategis sebagai suatu proses yang digunakan untuk menelaah situasi dan mengembangkan tata
cara pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi.
Hani (2003) mengemukakan bahwa ada tiga alasan tentang pentingnya melakukan perencanaan
strategis, yaitu:
a. Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar dalam penyusunan perencanaan lainnya.
b. Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan
lainnya
c. Perencanaan strategis sering merupakan titik awal bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan
manajer dan organisasi.
Integrasi peran kepemimpinan dan fungsi manajemen dalam perencanaan keuangan (Marquis dan
Huston, 2015). Manajer harus memahami istilah keuangan, menyadari tanggung jawab mereka dalam
penganggaran, dan bertanggung gugat terhadap organisasi dalam mempertahankan unit efektivitas
biaya.
Peran Kepemimpinan
1. Visioner dalam mengidentifikasi atau meramalkan kebutuhan unit jangka pendek dan jangka panjang
sehingga menghasilkan perencanaan keuangan yang proaktif, bukan reaktif.
2. Mengetahui faktor politik, sosial , dan ekonomi yang mempengaruhi perencanaan keuangan dalam
pelayanan kesehatan saat ini
3. Menunjukan fleksibilitas dalam menyusun tujuan fiscal dalam perubahan sistem yang cepat
4. Mengantisipasi, menyadari, dan secara kreatif menyelesaikan masalah keterbatasan anggaran
5. Memengaruhi dan menginspirasi anggota kelompok untuk aktif dalam perencanaan keuangan jangka
pendek dan jangka panjang
6. Menyadari ketika kendala keuangan telah mengakibatkan ketidakmampuan mencapai tujuan
organisasi atau unit dan mengkomunikasikan pandangan ini secara efektif, mengikuti rantai
komando.
7. Meyakinkan bahwa klien tidak dirugikan oleh pembatasan biaya . Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2015)
Perencanaan Keuangan 9
0
Fungsi manajemen
1. Sebagai RS pertama dengan keunggulan di Pelayanan Geriatri, memiliki Visi & Misi dan didukung dengan
fasilitas Ramah Lansia yang lengkap dan memadai dan sudah bekerja sama sbg RS rusjukan BPJS
ketenagakerjaan menjadi daya tarik yang sangat bagus untuk meningkatkan antusiasme masy. agar
berkunjung ke RS BSH (S:2,3;O:1,2)
2. Dengan tingginya kebutuhan pasien dan keluarga akan perawatan Geriatri di Kota Jakarta, support
penunjang RS utk ramah Lansia dengan fasilitas yang lengkap dan dilengkapi dengan SDM yang mumpuni
di Unit2 RS, merupakan dasar yang kuat untuk menarik kepercayaan pelanggan untuk memantapkan hatinya
berkunjung ke RS BSH dan menjadi pelanggan yang loyal (S:3,5;O:1,5,4)
3. Dukungan RS sbg RS Swasta kepemilikan pribadi terhadap keputusan langsung yang berimbas terhadap
dukungan guna peningkatan mutu RS menjadikan support yang baik terhadap manajemen pusat terhadap
anggaran belanja program kerja divisi keperaweatan sehingga mendukung permintaan pelanggan akan
pelayanan yang mumpuni di RS (S:1,4,7;O:4,5)
S
Formulasi Strategik
WO 9
2
1. Sebagai RS Pertama dengan keunggulan focus pelayanan terhadap geriatric dan didukung dengan adanya
kerja sama dengan perusahaan dan asuransi dapat dijadikan daya tarik tersendiri yang dapat menarik
pelanggan sehingga mampu meningkatkan BOR RS dan akan membantu dalam penyumbang keuangan RS
(W:1;O:1,3).
2. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan geriatric dan adanya pelanggan
loyal harus segerah mungkin menjalankan kerja sama dengan pelanggan membentuk unit – unit pelanggan
dan membuat produk layanan menjadi unggul dan kompleks (W: 2,3,4,5; O:1,4,5)
S
Formulasi Strategik
ST dan WT 9
3
ST
1. Dengan adanya Visi misi yang meberikan kekuatan dan ciri khas tipe asuhan pelayanan keperawatan
geriatri yang pertama dan berkualitas dilengkapi dengan fasilitas memadai ramah lansia yang lengkap dan
terstandar dapat menjadi daya saing yang unggul dengan pesaing lainnya. (S:2,3; T:2)
2. Meningkatkan standar pelayanan dengan memahat skil SDM di RS, mutu pelayanan RS yang terjamin, dan
penyediaan fasilitas yang lengkap diharapkan mampu menarik minat pelanggan terkhusus Geriatri di RS
(S:3,6,7;T:1,2,3)
3. Meningkatkan manajemen anggaran rencana belanja program kerja divisi keperawatan dengan membuat
efectiiveness cost khusus pelayanan Geriatri sehingga dapat menekan biaya perawatan yang tidak perlu,
dapat menarik minat pelanggan untuk berkunjung ke RS BSH (S:3,4,5,6,7;T:1,2,3)
WT
1. Meningkatkan fungsi pengarahan dan membuat evaluasi kinerja serta memperkuat SPO tindakan
keperawatan yang jelas . (W:1,2,3,4,5; T:1,2,3)
2. Meningkatkan Standar Pelayanan, Standar Tenaga, Pelayanan Prima (W:1,2,3,4,5; T:1,2,3) S
Impelemntasi Strategik SO 9
4
N Sasaran Kinerja Indikator Keberhasilan
O
1 Sebagai RS pertama dengan keunggulan di Pelayanan -Meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan - Persentase indikator SPM (Standar Pelayanan
Geriatri, memiliki Visi & Misi dan didukung dengan rumah sakit Minimal) yang mencapai target: 90%
fasilitas Ramah Lansia yang lengkap dan memadai dan -Terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan geriatri - Efisiensi, efektifitas dan keselamatan : 100%
sudah bekerja sama sbg RS rusjukan BPJS yang cost efektif dan efisien sesuai prognas geriatri - Status akreditasi rumah sakit : Paripurna
ketenagakerjaan menjadi daya tarik yang sangat bagus SNARS 1.1 - Nilai survey kepuasan masyarakat : >80%
untuk meningkatkan antusiasme masy. agar berkunjung -Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan
ke RS BSH (S:2,3;O:1,2) terakreditasi dengan mengutamakan keselamatan
pasien serta kepuasan pelanggan
2 Dengan tingginya kebutuhan pasien dan keluarga akan -Memperbaiki komposisi SDM keperawatan yang -Presentase tercapainya SDM keperawatan
perawatan Geriatri di Kota Jakarta, support penunjang profesional dari pyramid shape menjadi Diamond menjadi Diamond shape sesuai dengan
RS utk ramah Lansia dengan fasilitas yang lengkap dan shape kompetensi, uraian tugas, jenjang karir dan
dilengkapi dengan SDM yang mumpuni di Unit2 RS, -Meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas remunerasi sebesar >83%
merupakan dasar yang kuat untuk menarik kepercayaan penunjang asuhan keperawatan rumah sakit -Presentase ketersediaan sarpras sesuai standar:
pelanggan untuk memantapkan hatinya berkunjung ke -Meningkatkan presentasi jumlah perolehan pasien 80%
RS BSH dan menjadi pelanggan yang loyal baru (customer acquisitor) -Presentasi peroleha pasien baru (customer
(S:3,5;O:1,5,4) -Meningkatkan presentasi jumlah perolehan pasien acquisitor): 10%
lama (customer loyality) -Presentasi perolehan pasien lama (customer
-Menurunkan presentasi jumlah keluhan pelanggan loyality) : 10%
-Presentasi keluhan pelanggan menurun
S
3 Dukungan RS sbg RS Swasta kepemilikan pribadi - Meningkatnya kualitas tata kelola rumah sakit - Cost recovery rate (CRR) : 70%
terhadap keputusan langsung yang berimbas terhadap - Menyusun rencana anggaran belanja program - Presentase peningkatan pendapatan : 25%
dukungan guna peningkatan mutu RS menjadikan tahunan divisi keperawatan meliputi; pengadaaan - Tersusunnya RAB divisi keperawatan
support yang baik terhadap manajemen pusat terhadap SIRS asuhan keperawatan terintegrasi, sarana - Program diklat dan pengembangan staf
anggaran belanja program kerja divisi keperaweatan prasarana asuhan keperawatan, perncanaan / - Program jenjang karis
sehingga mendukung permintaan pelanggan akan renovasi gedung terkait asuhan keperawatan, - Program remunerasi, reward system dan
pelayanan yang mumpuni di RS (S:1,4,7;O:4,5) pedoman / SPO, pengambangan staf (training formal, persiapan pension.
pendidikan berkelanjutan), jenjang karis, remunerasi,
persiapan program pension, dll
Impelemntasi Strategik
WO 9
5
2 Dengan meningkatnya kesadaran • Meningkatkan proporsi perawat perawat professional, baik melalui • Adanya penigkatan Income RS (>25%)
masyarakat akan pelayanan kesehatan program pendidikan dan rekrutmen tenaga agar membuat produk • Meningkatnya BOR (>60%)
geriatric dan adanya pelanggan loyal layanan menjadi unggul dan kompleks • Presentase tercapainya SDM sesuai
harus segerah mungkin menjalankan kerja • Turut serta dalam penetrasi market RS seperti program klinik dengan kompetensi: >83%
sama dengan pelanggan membentuk unit – satelit, MCU onsite corporasi, drive thrue skrining, dll • Tersusunya program pelayanan asuhan
unit pelanggan dan membuat produk • Membuat sistem informasi RS yang terintegrasi untuk asuhan keperawatan yang mendukung program
layanan menjadi unggul dan kompleks (W: keperawatan dan system pelaporan pelayanan setiap unit revenue RS
2,3,4,5; O:1,4,5) keperawatan. • Cost recovery rate (CRR) : 70%
S
• Membuat program COC (Continuity of Care) keperawatan, dimana • Adanya sistem informasi RS yang
pasien yang masuk sampai pulang dipastikan mendapatkan terintegrasi baik untuk tenaga dan
pelayanan keperawatan yang komprehensif ; program edukasi pelanggan (pasien) sehingga memudahkan
saat discharge planning, home visit program untuk pasien paska pelayanan di RS
rawat inap, membuat program member club komunitas lansia • Adanya program home visit
dengan program klinik siang yang diisi dengan kegiatan aktifitas • Adanya program klinik siang atau member
lansia, outing, farming, performance grup, dll club untuk komunitas.
Impelemntasi Strategik ST 9
6
NO Sasaran Kinerja Indikator Keberhasilan
1 Dengan adanya Visi misi yang meberikan kekuatan dan ciri - Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan pelayanan - Persentase indikator SPM
khas tipe asuhan pelayanan keperawatan geriatri yang pertama unggulan keperawatan geriatri (StandarPelayanan Minimal) yang
dan berkualitas dilengkapi dengan fasilitas memadai ramah - Terlaksananya pelayanan geriatri yang cost efektif dan efisien mencapai target: 90%
lansia yang lengkap dan terstandar dapat menjadi daya saing - Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi - Efisiensi, efektifitas dan keselamatan :
yang unggul dengan pesaing lainnya. (S:2,3; T:2) dengan mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan 100%
pelanggan - Status akreditasi rumah sakit :
Paripurna
- Nilai survey kepuasan masyarakat :
>80%
2 Meningkatkan standar pelayanan dengan memahat skil SDM di - Menyediakan SDM yang profesional , jujur dan amanah - Presentase tercapainya SDM sesuai
RS, mutu pelayanan RS yang terjamin, dan penyediaan fasilitas - Memastikan SDM Keperawatan mendapatkan training basic dengan kompetensi: >83%
yang lengkap diharapkan mampu menarik minat pelanggan geriatri - Presentase staf yang sudah mengikuti
terkhusus Geriatri di RS (S:3,6,7;T:1,2,3) - Peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit training basic geriatri nursing sebesar
- Presentasi jumlah peroleha pasien baru (customer acquisitor) 80%
- Presentasi jumlah perolehan pasien lama (customer loyality) - Presentase ketersediaan sarpras sesuai
- Presentasi jumlah keluhan pelanggan standar: 80%
- Meningkatkan proporsi perawat perawat professional, baik - Presentasi peroleha pasien baru
melalui program pendidikan dan rekrutmen tenaga agar (customer acquisitor): 10%
membuat produk layanan menjadi unggul dan kompleks - Presentasi perolehan pasien lama
- Membuat sistem informasi RS yang terintegrasi untuk asuhan (customer loyality) : 10%
keperawatan dan system pelaporan pelayanan setiap unit - Presentasi keluhan pelanggan
keperawatan.
S
3 Meningkatkan manajemen anggaran rencana belanja program Menyususn RAB divisi keperawatan setiap tahun untuk - Cost recovery rate (CRR) : 70%
kerja divisi keperawatan dengan membuat efectiiveness cost meningkatkan asuhan pelayanan keperawatan yang cost efektif - Presentase peningkatan pendapatan :
khusus pelayanan Geriatri sehingga dapat menekan biaya dan efisien 25%
perawatan yang tidak perlu, dapat menarik minat pelanggan Membuat SPO tindakan keperawatan secara lengkap dengan - Tersedia Standar Asuhan Keperawatan
untuk berkunjung ke RS BSH (S:3,4,5,6,7;T:1,2,3) memperhatikan efectiveness cost secara lengkap
- Tersedia Panduan Asuhan Keperawatan
secara lengkap
Impelemntasi Strategik
WT 9
7
2 Meningkatkan Standar Pelayanan, Standar Tenaga, Membuat Standar Asuhan Keperawatan Tersedia Standar Asuhan
Pelayanan Prima (W:1,2,3,4,5; T:1,2,3) Membuat Panduan Asuhan Keperawatan Keperawatan secara lengkap
Membuat standar kualifikasi perawat : pendidikan, pengalaman, Tersedia Panduan Asuhan
sertifikasi Keperawatan secara lengkap
Membuat level perawat /jenjang karir perawat Pola ketenagaan dan distribusi
Membuat program pelatihan pelayanan prima, services exellent perawat di setiap unit terakomodir
S
sesuai kebutuhan level PK
Attitude dan pelayanan kepada pasien
meningkat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Evaluasi Strategik
Evaluasi Strategik
Evaluasi Strategik
Kel 4: membuat rencana keuangan bisnis proses
di era pandemik untuk asuhan
PROSE
INPUT OUPUT
S
Alur pelayanan
Man,Money,Machine, atau Asuhan Produk layanan
Method dan Material pasien covid 19 Pasien sembuh dan
Regulasi: Kebijakan ICP puas dengan asuhan
Pedoman, Panduan, Monitoring dan Mutu & Keselamtan
SPO.Sistem organisasi, evaluasi Pasien.
recuitmen SDM,
teknologi, informasi dll.
2 Penyusunan SPO,
kebijakan,
pedoman/panduan
3 Penyususnan
formulir
Perencanaan Keuangan Bisnis Estimasi perencanaan Anggaran
No Uraian Jumlah Anggaran keuangan
10 Pemeriksaan penunjang : Laboratorium ( darah rutin, CRP, Rapid test, swab /RT Rp………………………….
PCR), Radiologi (Rontgen, CT Scan Thorak), EKG dll
a. Tujuan Operasional : agar tersedia barang atau bahan dalam jumlah yang tepat dan
kualitas yang memadai
b. Tujuan keuangan : agar tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-
rendahnya.
2. Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha
untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala
tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya
3. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah
Fungsi Manajemen
dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan Logistik
yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada
menjadi ada
4. Fungsi penyimpanan
Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan,
pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah:
Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan
5. Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha
untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya
6. Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan
Fungsi Manajemen Logistik barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil
laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap
langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah
berlangsung
Jenis APD yang direkomendasikan untuk disediakan dalam
penanganan
COVID-19 adalah:
2 Masker N95 Masker N95 yang sekali pakai (disposable) dapat dijadikan reuseable dengan menggunakan pelindung wajah sampai
dagu atau melapisi nya masker bedah di luar masker N95. Masker N95 dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5
kali selama 8 jam. Reuseable dapat dilakukan kecuali setelah masker N95 ini digunakan untuk tindakan aerosol
Elastrometric respirator
Powered Air-Purifying Respirators (PAPR)
3 Kaca mata (Goggles) • Kacamata(goggles) yang sekali pakai (disposable) dapat digunakan kembali (reuseable) setelah proses desinfektan
• Kacamata renang
4 Facemask / masker • Masker wajah diperpanjang lama penggunaannya yang digunakan bersama dengan pelindung wajah (face shield) kedap
wajah airyang menutup hingga ke bawah dagu
• Masker kain apabila sudah tidak ada sama sekali persediaan masker bedah atau masker N 95 yang digunakan bersama
dengan pelindung wajah (face shield) kedap air yang menutup hingga ke bawah dagu.
6 Jubah/ Gown • Coverall yang dapat terbuat dari polyester atau katun polyester yang menyediakan perlindungan 360 derajat karena
didesain untuk menutup seluruh tubuh termasuk kepala, belakang dan bawah kaki. Untuk coverall jika menggunakan
resleting didepan maka harus di lapisi dengan kain atau penutup yang dijahit
• Gaun panjang pasien yang dikenakan dengan manset atau jubah laboratorium. Keduanya harus dikombinasikan dengan
Apron Panjang
• Jas hujan sekali pakai (disposable) apabila sudah tidak ada sama sekali persediaan gaun isolasi, gaun bedah, dan coverall
7 Sepatu pelindung • Sepatu kets tertutup dengan pelindung sepatu / shoe covers
KEBUTUHAN LOGISTIK KEPERAWATAN
Screening : 2
ICU : 9/8/8
IGD :5/5/5
RANAP :
5/5/5
COVID :
8/5/5
RWJ : 11
PICU : 5/5/5
KESIMPULAN