Anda di halaman 1dari 5

PAPER

PATIENT CENTERED CARE (PCC)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan II
Dosen Pengampu : Agus Santoso, S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :
Sakinah Indirazeni
22020113130136
A.13.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

PATIENT CENTERED CARE (PCC)


A. Definisi
Patient-centered care adalah mengelola pasien dengan merujuk
dan menghargai individu pasien meliputi preferensi, keperluan, nilai-nilai
dan memastikan bahwa semua pengambilan keputusan klinik telah
mempertimbangkan dari semua nilai-nilai yang diinginkan pasien
(Committee on Quality of Health care in America, 2001).
Menurut Institute of Medicine Patient Centered Care adalah asuhan
yang menghormati dan responsive terhadap pilihan, kebutuhan dan nilainilai pribadi pasien, serta memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi
panduan bagi semua keputusan klinis (Lumenta, 2012).
Menurut Australian Commision on Safety and Quality in Health
care (ACSQHC) patient centered care adalah suatu pendekatan inovatif
terhadap perencanaan, pemberian, dan evaluasi atas pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada kemitraan yang saling menguntungkan antara
pemberi layanan kesehatan, pasien dan keluarga. Patient centered care
diterapkan kepada pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan
dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan (Lumenta, 2012).
B. Konsep Patient Centered Care
Konsep inti dari Patient Centered Care menurut Kusumaningrum
(2009) adalah:
1. Martabat dan kehormatan
Tenaga medis (praktisi) mendengarkan dan menghormati pandangan
dan pilihan pasien. Pengetahuan, nilai, kepercayaan dan latar belakang
budaya pasien dan keluarga bergabung dalam rencana intervensi
pengobatan.
2. Berbagi informasi
Tenaga medis (praktisi) berkomunikasi dalam memberitahukan
informasi yang berguna bagi pasien serta keluarga dengan benar dan
tidak memihak. Pasien dan keluarga menerima informasi setiap waktu,
lengkap, dan akurat agar mereka dapat berpartisipasi dalam
pengobatan dan pengambilan keputusan.
3. Partisipasi

Pasien dan keluarga termotivasi untuk berpartisipasi dalam perawatan


dan pengambilan keputusan sesuai dengan kesepakatan yang telah
mereka buat.
4. Kolaborasi
Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga dalam membuat
kebijaksanaan,

perencanaan

dan

pengembangan

program,

implementasi dan evaluasi program yang akan didapatkan oleh pasien.


C. Penerapan PCC dalam Kondisi Gawat Darurat dan Kritis
Pelayanan di unit gawat darurat mempunyai

keunikan

dibandingkan dengan pelayanan kesehatan yang lain dimana kondisi


dalam area tersebut memerlukan tindakan secara cepat.
Rhodes et al (2004) menyebutkan bahwa komunikasi yang
dilakukan di unit gawat darurat baik itu dokter dan perawat pada saat
resusitasi sangat minimal. Selain itu, informasi dan edukasi yang diberikan
tim kesehatan pada kondisi kritis juga terbatas.
Patient centered care pada pelayanan gawat darurat adalah
pelayanan yang memelihara, hormat, dan ditujukan pada pasien dan
keluarga, yaitu pada keinginan, kebutuhan, pilihan, kemampuan untuk
berpartisipasi aktif dan memutuskan dalam perawatan, tetap diberi
informasi dan edukasi terkait perawatan, privasi, kenyamanan dan harapan
pasien dan keluarga serta perawatan terkoordinasi dan berkelanjutan
(Govindarajaan, 2010; Pham et al. 2011).
Bentuk penerapan lain dari prinsip PCC adalah sikap untuk
menjaga keselamatan dan kenyamanan pasien. Tim tetap mempertahankan
kondisi pasien bebas cedera serta sedapat mungkin memberikan
kenyamanan pada pasien walaupun dalam kondisi gawat dan tidak sadar.
Berdasarkan literatur review dari jurnal yang berjudul Studi
Fenomenologi Penerapan Prinsip Patient Centered Care pada Saat Proses
Resusitasi di IGD RSUD Saiful Anwar Malang, dapat diketahui
bagaimana partisipasi aktif keluarga pada saat proses resusitasi. Keaktifan
keluarga selama proses resusitasi terlihat dalam tiga peran penting yaitu:
1. Sebagai penerima informasi, pendekatan PCC dalam pelayanan
gawat darurat sangat penting untuk menjaga proses komunikasi dengan

membantu keluarga memahami situasi yang rumit serta karasteristik


personal yang dihadapi di pelayanan gawat darurat tersebut.
2. Pendampingan, kehadiran keluarga pada saat resusitasi tidak hanya
memberi dukungan kepada pasien, tetapi juga dapat mengurangi
kecemasan dan ketidakpastian yang keluarga rasakan ketika harus
menunggu di luar dan tidak terlibat dalam proses resusitasi (Meyers et
al, 2000).
3. Pengambilan keputusan, hak otonomi pasien dalam menentukan
keputusan terkait tindakan yang akan dilakukan diambil alih oleh
keluarga (Gold, 2002).

Daftar Pustaka
Committee on Quality of Health Care in America: Institute of Medicine.2001.
Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the 21st Century.
Washington, DC: The National Academies Press.
Govindarajan, P., Gregory Luke Larkin, Rhodes, K. V., Piazza, G., Byczkowski,
T., Edwards, M., et al. 2010. Patient-centered Integrated Networks of
Emergency Care: Consensusbased Recommendations and Future Research
Priorities. Academic Emergency Medicine Journal; 17(12): 1322-1329.
Kusumaningrum, Arie. 2009. Aplikasi dan Strategi Konsep Patient Centered Care
Pada Hospitalisasi Anak Pra Sekolah. Palembang: Fakultas Kedokteran
Sriwijaya.
Lumenta, A. Nico. 2012. Patient Centered Care Sebagai Trend Global dalam
Pelayanan Pasien. Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko
Klinis. Ketua Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit: PERSI.
Marti, Eva., Sri, A., Retno, L. 2015. Studi Fenomenologi Penerapan Prinsip
Patient Centered Care pada Saat Proses Resusitasi di IGD RSUD Saiful
Anwar Malang. The Indonesian Journal Of Health Science; 6(1) 73-89.
Pham, J. C., Trueger, S., Hilton, J., Khare, R. K., Smith, J. P., & Bernstein, S. L.
2011. Interventions to Improve Patient-centered Care During Times of
Emergency Department Crowding. Academic Emergency Medicine; 18(12):
1289-1294.

Anda mungkin juga menyukai