Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju dan modern

menyebabkan banyaknya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan salah

satunya pada pelayanan keperawatan. Memenuhi kebutuhan pasien diperlukan

identifikasi kebutuhan yang menghasilkan menu pelayanan dalam

merencanakan asuhan keperawatan yang efektif sebagai panduan mengelola

kebutuhan serta meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis.

Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan berdasarkan kebutuhan pasien

bukan berdasarkan apa yang di miliki suatu pelayanan. Penelitian dari Guo et

al. (2021), studi masa depan harus fokus pada mengukur kebutuhan yang tidak

terpenuhi secara komprehensif dari pengalaman, serta menilai penyebab

kebutuhan yang tidak terpenuhi yang diungkapkan oleh perspektif pasien dan

mengembangkan strategi yang fleksibel untuk kebutuhan jangka panjang.

Kova et al. (2021), dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa kebutuhan

keperawatan yang tidak terpenuhi dapat mengancam keselamatan dan

keberhasilan pengelolaan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan berupa

masalah konsekuensi negatif berhubungan dengan kesehatan. Kebutuhan

perawatan yang tidak terpenuhi dapat diidentifikasi dengan menggunakan

klasifikasi dari Word Health Organisasi (WHO) yang dikategorikan berupa

kebutuhan fisik, psikososial dan spiritual. Hal ini sejalan yang diuraikan oleh

Ernestine Widenbach dalam teorinya dimana perawat harus dapat melihat

secara keseluruhan dari aspek yang terkait dalam penyelesaian masalah yang

terjadi pada pasien, terutama dalam keadaan yang memerlukan tindakan cepat

dan tepat yaitu dengan mengidentifikasi bantuan segera apa yang dibutuhkan

oleh pasien.

1
2

Perawat dapat menggunakan sumber dukungan pasien untuk memenuhi

kebutuhannya dan menilai apakah bantuan yang diberikan benar-benar

dibutuhkan oleh pasien (Pramitaresthi, 2017). Rumah sakit senantiasa dituntut

memberi pelayanan yang bermutu dan prima bagi pasien, keluarga dan

masyarakat sejalan dengan tujuan pengelolaan rumah sakit itu sendiri dalam

menghasilkan produk jasa atau pelayanan kesehatan yang benar-benar

menyentuh kebutuhan dan harapan pasien dari berbagai aspek, menyangkut

mutu (medik dan non-medik), jenis pelayanan, prosedur pelayanan, harga dan

informasi yang diterima terutama pada pasien dengan penyakit kronis dengan

kebutuhan yang banyak dan beragam. Ke et al. (2021), dalam studinya

menguraikan tentang definisi penyakit kronis menurut WHO, istilah penyakit

kronis (istilah lengkapnya adalah penyakit kronis tidak menular) mengacu pada

penyakit yang bertahan lama dan disebabkan oleh efek gabungan dari faktor

genetik, fisiologis, lingkungan, dan faktor perilaku seperti Hipertensi, Diabetes,

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Penyakit Mental Berat adalah

penyakit kronis yang paling banyak, dimana melibatkan tingkat kecacatan dan

kematian tertinggi serta beban sosial ekonomi terberat.

Pasien dengan penyakit kronis dalam penelitian dari El-Rashidy et. al. (2021),

yang mengemukakan bahwa penyakit kronis adalah kondisi fisik atau mental

seperti Hipertensi, Diabetes, Kardiovaskular, Obesitas, Stroke, dan lain-lain.

Penyakit ini merupakan sebagian besar risiko kesehatan manusia, bertanggung

jawab atas lebih dari dua pertiga kematian di seluruh Dunia. Angka kejadian

penyakit kronis semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk,

kapasitas rumah sakit tidak mencukupi untuk menampung semua pasien.

Pemenuhan kebutuhan pelayanan keperawatan pada pasien memerlukan

identifikasi pemenuhan kebutuhan untuk memaksimalkan kualitas dari

pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan yang berfokus pada pasien terutama

pasien dengan penyakit kronis.


3

Mawardika et al. (2019), mengemukakan bahwa kebutuhan asuhan

keperawatan pada pasien penyakit kronis membutuhkan asuhan keperawatan

yang lebih suportif seperti kebutuhan pada domain fisik, psikologis dan

dukungan informasi tentang kesehatan. Studi lain yang dilakukan oleh Murali et

al. (2019), menguraikan intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan

penyakit kronis berupa edukasi/kognitif yang memberikan informasi atau

pengetahuan tentang penyakit atau pengobatan kepada pasien,

konseling/intervensi perilaku yang ditujukan pada perilaku pasien atau relevansi

keterampilan untuk perawatan diri serta berpartisipasi dalam perawatan dan

intervensi psikologis/afektif. Hasil penelitian dari Wang et al. (2018), kebutuhan

yang tidak terpenuhi yang paling menonjol adalah dukungan emosional,

kelelahan, dan diinformasikan tentang manfaat dan efek samping pengobatan.

Hal ini didukung hasil penelitian dari L. et at. (2021), hirarki yang sering

dilaporkan kebutuhan perawatan suportif yang tidak terpenuhi adalah

kebutuhan informasional, emosional, fisik, kehidupan sehari-hari/praktis

(aksesibilitas, transportasi, dan masalah keuangan), dan kehidupan

keluarga/kebutuhan relasional.

Diperkirakan di Indonesia kebutuhan yang tidak terpenuhi di pelayanan

kesehatan sekitar 5,03% tahun 2021 dan kebutuhan yang tidak terpenuhi

pelayanan kesehatan menurut provinsi (persen), 2019-2021 di Provinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2021 sekitar 4,18% (Badan Statistik Pusat,

2021), sedangkan untuk data 10 (sepuluh) besar penyakit kronis yang

menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus tahun

2022 diantaranya meliputi gangguan endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya

sebanyak 3862 kasus, Anemia dan lainnya sebanyak 2855 kasus, Diabetes

Melitus sebanyak 1591 kasus, Penyakit Jantung sebanyak 1375 kasus, dan

Penyakit Sistem Pernafasan dan lainnya sebanyak 1303 kasus.


4

Identifikasi kebutuhan masih belum banyak diekplorasi oleh para peneliti

sebelumnya di wilayah Kalimantan Tengah, terutama pada kebutuhan

pelayanan kesehatan pada pasien penyakit kronis. Hingga saat ini belum ada

aplikasi menu pelayanan asuhan keparawatan pasien sesuai kebutuhan pada

pasien penyakit kronis dalam memenuhi kebutuhan yang banyak dan beragam.

Adanya aplikasi menu pelayanan asuhan keperawatan berupa identifikasi

kebutuhan sebagai upaya untuk mencari tahu apa harapan pasien untuk

menentukan jenis dan kualitas layanan yang dikehendaki yang sesuai harapan

pasien.

Berdasarkan fenomena yang diuraikan diatas, menunjukkan semakin

bertambahnya pasien yang mengalami penyakit kronis, dimana perawatan dan

pemantauan penyakit-penyakit tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan di

rumah sakit, sehingga sebagian besar pasien diharuskan untuk menjalani rawat

inap di rumah sakit. Identifikasi kebutuhan pasien, membantu penyedia layanan

kesehatan (Rumah Sakit) khususnya keperawatan untuk membuat keputusan

yang terbaik dalam merencanakan asuhan keperawatan pasien dengan

penyakit kronis sesuai kebutuhan. Berdasarkan situasi tersebut penelitian ini

berusaha mengelaborasi dan mengklarifikasi hubungan antara identifikasi

kebutuhan pelayanan kesehatan pada pasien penyakit kronis selama rawat

inap di RSUD dr. Doris Sylvanus.

1.2. Rumusan Masalah

Kebutuhan pasien dengan penyakit kronis diantaranya yaitu kebutuhan akan

asuhan keperawatan yang lebih suportif seperti kebutuhan pada domain fisik,

psikologis dan dukungan informasi tentang kesehatan berupa edukasi/kognitif

yang memberikan informasi atau pengetahuan tentang penyakit atau

pengobatan kepada pasien, konseling/intervensi perilaku yang ditujukan pada

perilaku pasien atau relevansi keterampilan untuk perawatan diri serta

berpartisipasi dalam perawatan dan intervensi psikologis/afektif. Sedangkan


5

kebutuhan yang tidak terpenuhi yang paling menonjol adalah dukungan

emosional, kelelahan, dan diinformasikan tentang manfaat dan efek samping

pengobatan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi ini sangat mempengaruhi kualitas

hidup pasien.

RSUD dr. Doris Sylvanus merupakan rumah sakit rujukan yang ada di Provinsi

Kalimantan Tengah, melayani pasien dari berbagai kabupaten khususnya

pelayanan keperawatan pada pasien penyakit kronis dengan beragam

kebutuhan dan berbagai kendala dalam memenuhi kebutuhannya. Identifikasi

kebutuhan membantu penyedia layanan kesehatan (Rumah Sakit) khususnya

keperawatan untuk membuat keputusan yang terbaik dalam merencanakan

asuhan keperawatan guna meningkatkan manajemen diri pasien dan sangat

efektif sebagai panduan mengelola kebutuhan serta meningkatkan kualitas

hidup pasien dengan penyakit kronis, ini sejalan dengan keperawatan dari

Ernestine Widenbach menilai apakah bantuan yang diberikan benar-benar

dibutuhkan oleh pasien.

Sampai saat ini belum ada aplikasi menu pelayanan asuhan keperawatan

pasien sesuai kebutuhan pada pasien dengan penyakit kronis dalam memenuhi

kebutuhan yang banyak dan beragam. Adanya aplikasi menu pelayanan

asuhan keperawatan berupa identifikasi kebutuhan sebagai upaya untuk

mencari tahu apa harapan pasien untuk menentukan jenis dan kualitas layanan

yang dikehendaki yang sesuai harapan pasien. Berdasarkan fakta tersebut,

penelitian ini untuk menjawab masalah apakah faktor hubungan identifikasi

kebutuhan pelayanan kesehatan pada pasien dengan penyakit kronis selama

rawat inap?
6

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan identifikasi kebutuhan

pelayanan kesehatan pada pasien penyakit kronis selama rawat inap.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi dan menganalisis faktor kebutuhan

kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup pada pasien

dpenyakit kronis selama rawat inap?

1.3.2.2 Mengidentifikasi dan menganalisis faktor kebutuhan

keperawatan komprehensif pada pasien penyakit kronis

selama rawat inap?

1.3.2.3 Mengidentifikasi dan menganalisis faktor kebutuhan informasi

dan edukasi pada pasien penyakit kronis selama rawat inap?

1.3.2.4 Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan akan kualitas

hidup pada pasien penyakit kronis selama rawat inap?

1.3.2.5 Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dukungan pada

pasien penyakit kronis selama rawat inap?

1.4. Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Teoritis

1.3.1.1 Memberikan gambaran pemikiran baru dalam bidang

keperawatan pada manajemen pelayanan rawat inap berupa

model asuhan keperawatan penyakit kronis yang inovatif dan

terbaru berupa aplikasi menu pelayanan dalam pembuatan

kebijakan dan manajemen keperawatan sesuai identifikasi

kebutuhan sehingga pelayanan berkualitas dan unggulan.

1.3.1.2 Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa keperawatan dalam

mempelajari asuhan keperawatan berupa manajemen sesuai

kebutuhan yang dipenuhi dan berdasarkan jurnal- jurnal

penelitian yang terbaru.


7

1.3.1.3 Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam

mengembangkan penelitian mengenai manajemen asuhan

keperawatan berupa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

layanan penyakit kronis.

1.3.2 Manfaat Praktis

1.3.2.1 Bagi Perawat

Diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi

perawat dalam membuat kerangka aplikasi menu pelayanan

asuhan keperawatan atau kebijakan manajemen berfokus

pada kebutuhan yang harus dipenuhi pada layanan penyakit

kronis sesuai yang berkualitas untuk memberikan layanan

yang melebihi harapan dari penerima layanan.

1.3.2.2 Bagi Instansi Terkait

Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan

seperti kerangka aplikasi menu asuhan keperawatan berupa

pelayanan yang sudah teridentifikasi sesuai kebutuhan

pasien tidak hanya untuk layanan penyakit kronis tapi untuk

menu pelayanan kebutuhan lainnya.

1.5. Penelitian Terkait

Penelitian ini yang membedakan dengan penelitian terkait adalah

mengeksplorasi secara mendalam berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan

pada pasien penyakit kronis yang menerima pelayanan rawat inap di RSUD dr.

Doris Sylvanus dengan metode penelitian kuantitatif. Topik ini masih belum

banyak diekplorasi oleh para peneliti sebelumnya di wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah, sehingga akan menghasilkan data baru yang dapat

memberi informasi terbaru yang diperlukan untuk memberikan solusi terbaik

bagi penyedia pelayanan kesehatan yang lebih baik di area keperawatan yang

menangani pasien dengan penyakit kronis.


8

Tabel 1.5. Penelitian Terkait

No. Penelitian Terkait Hasil


1 Tahun : 2018 Tiga puluh satu makalah
Judul : Support needs of patients with dimasukkan dalam ulasan,
COPD: a systematic literature dan 13 domain berikut
search and narrative review (area luas) kebutuhan
Peneliti : A Carole Gardener1 Gail Ewing2 dukungan diidentifikasi: 1)
Isla Kuhn3 Morag Farquhar4 memahami COPD, 2)
Tujuan : Pencarian literatur sistematis dan mengelola gejala dan
tinjauan naratif pengobatan, 3) gaya hidup
Metode : Pencarian sistematis dan tinjauan sehat, 4) mengelola
naratif literatur. Medline (Ovid), perasaan dan
EMBASE, PsycINFO, Cochrane kekhawatiran, 5) hidup
Library, dan CINAHL secara positif dengan COPD, 6)
sistematis mencari makalah yang memikirkan masa depan, 7)
mencakup data yang membahas kecemasan dan depresi, 8)
aspek kunci dari kebutuhan dukungan praktis, 9)
dukungan, seperti yang membiayai pekerjaan dan
diidentifikasi oleh pasien perumahan, 10) keluarga
PPOK. Data yang relevan dan hubungan dekat, 11)
diekstraksi, dan analisis naratif kehidupan sosial dan
dilakukan. rekreasi, 12) kemandirian,
dan 13) layanan
navigasi. Ke-13 domain
kebutuhan dukungan ini
dipetakan ke dalam tiga
dari empat kategori
kebutuhan umum yang
biasa digunakan dalam
dokumen strategi nasional
yang relevan (yaitu, fisik,
psikologis, dan
sosial); namun, kebutuhan
dukungan yang terkait
dengan kategori keempat
(spiritual) tidak ada.

2 Tahun : 2018 Lima puluh studi


Judul : Unmet care needs of advanced dimasukkan, dan kualitas
cancer patients and their informal metodologisnya umumnya
caregivers: a systematic review kuat. Prevalensi kebutuhan
Peneliti : Tao Wang1, Alex Molassiotis1*, yang tidak terpenuhi
Betty Pui Man Chung1 and Jing- bervariasi di seluruh
Yu Tan1,2 studi. Dua belas domain
Tujuan : Tinjauan sistematis ini bertujuan kebutuhan yang tidak
untuk mengidentifikasi kebutuhan terpenuhi diidentifikasi
perawatan yang tidak terpenuhi pada pasien dengan kanker
dan variabel terkait pada pasien stadium lanjut, dan tujuh di
dengan kanker stadium lanjut dan antara pengasuh
pengasuh informal, di samping informal. Tiga domain yang
meringkas alat yang digunakan paling sering dilaporkan
untuk penilaian kebutuhan. untuk pasien adalah
layanan dan informasi
Metode : Sepuluh database elektronik psikologis, fisik, dan
dicari secara sistematis dari awal kesehatan. Item yang tidak
setiap database hingga terpenuhi yang paling
Desember 2016 untuk menonjol dari domain ini
menentukan studi yang adalah dukungan
memenuhi syarat. Studi yang emosional (10,1–84,4%),
mempertimbangkan kebutuhan kelelahan (18–76,3%), dan
perawatan yang tidak terpenuhi “diinformasikan tentang
baik pasien dewasa dengan manfaat dan efek samping
kanker stadium lanjut atau pengobatan” (4–
pengasuh informal, terlepas dari 66,7%). Kebutuhan yang
desain studinya, dimasukkan. Alat tidak terpenuhi yang paling
9

Penilaian Metode Campuran sering diidentifikasi untuk


digunakan untuk penilaian pengasuh informal adalah
kualitas studi yang kebutuhan informasi,
disertakan. Analisis konten termasuk informasi
digunakan untuk mengidentifikasi penyakit dan pengobatan
kebutuhan yang tidak terpenuhi, (26-100%) dan informasi
dan analisis deskriptif diadopsi terkait perawatan (21-
untuk mensintesis hasil lainnya. 100%). Kebutuhan pasien
kanker stadium lanjut yang
tidak terpenuhi dikaitkan
dengan gejala fisik,
kecemasan, dan kualitas
hidup mereka.N  = 8) dan
Masalah dan Kebutuhan
dalam kuesioner
Perawatan Paliatif ( N  =
5). Sebagian besar studi
yang disertakan menyelidiki
kebutuhan yang tidak
terpenuhi dari perspektif
pasien atau pengasuh
dengan desain studi cross-
sectional menggunakan
penilaian titik waktu
tunggal. Selain itu,
heterogenitas yang
signifikan, termasuk
perbedaan dalam konteks
studi, metode penilaian,
instrumen pengukuran,
klasifikasi kebutuhan, dan
metode pelaporan,
diidentifikasi di seluruh
studi

3 Tahun : 2020 Hasil: 4 tema (atau


Judul : Unmet Needs of Older Adults kebutuhan yang tidak
Receiving In-Center terpenuhi) yang
Hemodialysis: A Qualitative diidentifikasi dari transkrip
Needs Assessment pasien dan personel
Peneliti : Rasheeda Hall, Jeanette adalah: (1) mobilitas, yang
Rutledge, Cathleen Colon-Emeric, mengacu pada penilaian
and Laura J. Fish mobilitas dan layanan
Tujuan : Rasional & Tujuan: Perhatian transportasi yang tidak
pada gangguan geriatri tidak memadai; (2) obat cations,
diberikan secara rutin pada lansia yang mengacu pada
yang menerima dialisis. Tujuan perhatian yang tidak
kami adalah untuk memadai untuk peresepan
mengidentifikasi perspektif pasien yang tepat dan manajemen
dan personel tentang pengobatan sendiri; (3)
pengalaman dengan masalah dukungan sosial, yang
geriatri, kebutuhan yang tidak mengacu pada dukungan
terpenuhi yang dapat yang tidak memadai untuk
mempengaruhi kemampuan aktivitas kehidupan sehari-
pasien untuk mempertahankan hari dan masalah
status fungsionalnya, dan emosional; dan (4)
preferensi untuk desain model komunikasi, yang mengacu
perawatan geriatri yang pada komunikasi
disesuaikan untuk memenuhi interprofesional dan
kebutuhan yang tidak terpenuhi penyedia pasien yang tidak
Metode : Desain Studi: Studi kualitatif memadai, termasuk
menggunakan wawancara semi transfer data lintas sistem
terstruktur dan kelompok fokus. kesehatan yang terpisah.
Meskipun peserta
umumnya mengakui bahwa
model perawatan terpadu
10

dapat menghasilkan
manfaat di semua 4 bidang
kebutuhan yang tidak
terpenuhi, mereka
mencatat bahwa desain
program perlu
meminimalkan gangguan
alur kerja saat ini dan
praktik di unit dialisis.

Anda mungkin juga menyukai