ABSTRAK
Pengobatan kusta maksimal 1 tahun, pengobatan yang panjang dapat menyebabkan penderita mengalami
kejenuhan dan mengakibatkan berhenti minum obat, sehingga dapat terjadi kecatatan secara permanen.
Penelitian bertujuanm enganalisa hubungan dukungan keluarga penderita kusta dengan kepatuhan pengobatan
pada penderita kusta. Desain penelitian menggunakan uji Spearman’s Rho dengan pendekatan cross sectional
yang diambil secara total sampling. Alat ukur yang digunakan kuesioner denganMorinsky Medication Adherence
Scale (MMAS). Didapatkan p value 0,000, p<0,05, artinya ada hubungan dukungan keluarga penderita kusta
terhadap kepatuhan pengobatan pada penderita kusta. Dukungan emosional, instrumental, informatif, dan
penghargaan memiliki hubungan yang signifikan pada kepatuhan penderita kusta dalam melakukan pengobatan
sehingga kepatuhan pengobatan pada penderita penyakit kusta harus didukung oleh keluarga.
ABSTRACT
Treatment of leprosy is a maximum of 1 year, a long treatment can cause the patient to experience burnout and
result in stopping taking medication so that permanent disability can occur. The study aims to analyze the
Relationship between family support of leprosy patients and treatment compliance in leprosy patients. The study
design used the Spearman’s Rho test with cross-sectional approach taken by Total Sampling. The measuring
instrument used was a questionnaire with the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Obtained p-value
0,000, p <0.05, meaning that there is a relationship between family support of leprosy patients and treatment
compliance in leprosy patients. Emotional support, instrumental, informative, and appreciation have a
significant relationship on leprosy compliance in treatment so that the conclusion of medication adherence in
leprosy patients must be supported by family.
berdagang, selain itu ada anggapan lain waktu yang ditetapkan), maka yang
bahwa orang Cina yang sejak dulu terkena bersangkutan dinyatakan default (putus
penyakit kusta, sehingga ikut obat), dan pasien disebut defaulter.
menyebarkannya ke wilayah Hindia Penderita kusta tidak minum obat secara
Belanda. Impor budak yang dilakukan teratur, maka kuman kusta dapat menjadi
pada masa kolonial ikut berperan dalam aktif kembali, sehingga timbul gejala –
menyebarkan penyakit ini. Penyebaran gejala baru pada kulit syaraf yang dapat
penyakit kusta juga dapat terjadi apabila di memperburuk keadaan, disinilah
dalam suatu rumah ada orang yang pentingnya pengobatan sedini mungkin
mengidap penyakit kusta menular ke dan teratur. Untuk mecapai kesembuhan
anggota keluarga yang lainnya. Jika penyakit kusta diperlukan keteraturan atau
ditinjau dari ilmu geografi merupakan kepatuhan berobat bagi penderita. Upaya
prinsip interaksi. Prinsip interaksi adalah yang dapat dilakukan tenaga kesehatan
suatu hubungan yang saling terkait antara untuk mempercepat eliminasi penyakit
suatu gejala dengan gejala lainnya atau kusta adalah dengan melakukan promosi
antara suatu faktor dengan faktor lainnya kesehatan tentang kepatuhan dan ketepatan
yang terjadi pada suatu ruang tertentu. minum obat secara konsisten dan
Dalam hal ini dapat berupa hubungan berkesinambungan. Tenaga kesehatan
antara faktor sosial dengan sosial, sosial dapat berperan sebagai care giver dan
dengan fisik. konselor yang berfungsi untuk
Tahun 1982 WHO mendampingi serta memantau pengobatan
merekomendasikan pengobatan kusta penderita kusta.
dengan Multi Drug Therapy (MDT) untuk Kepatuhan minum obat merupakan
tipe PB dan MB. Multi drug Therapy faktor yang paling menentukan
(MDT) adalah kombinasi dua atau lebih kesembuhan penderita kusta. Kepatuhan
obat anti kusta, salah satunya rifampisin minum obat penderita kusta sangat
sebagai anti kusta yang bersifat membutuhkan pengawasan agar penderita
bakterisidal kuat sedangkan obat anti kusta tidak lupa minum obat setiap harinya dan
lain bersifat bakteriostatik. Upaya tidak putus obat (default dan drop out),
penanggulangan penyakit kusta terutama mendapatkan dukungan dari
dipengaruhi oleh ketidakteraturan berobat keluarga. Melihat kondisi di Tenggarang
dan menghilangnya penderita tanpa Kabupaten Bondowoso, maka peneliti
melanjutkan program pengobatan Multi ingin melihat bagaimana kepatuhan
drug Therapy (MDT). Menurut Avianty penderita kusta mengikuti program
(2005) dalam Budiman (2010), kepatuhan pengobatan MDT (Multi drug Therapy).
adalah suatu sikap yang merupakan respon Lamanya pengobatan dan efek
yang muncul apabila individu tersebut samping obat diduga dapat menyebabkan
dihadapkan pada suatu stimulus yang penderita mengalami kejenuhan, dan
menghendaki adanya reaksi individual. mengakibatkan berhenti minum obat.
Jika individu tidak mematuhi apa yang Apabila masalah – masalah ini tidak
telah menjadi ketetapan dapat dikatakan teratasi, maka penderita tersebut akan terus
tidak patuh. Kepatuhan minum obat di menjadi sumber penularan. Waktu
pengaruhi oleh beberapa variabel yaitu pengobatan yang lama, minum obat secara
umur, pendidikan, penghasilan, teratur tiap hari dan efek samping dari obat
pengetahuan, sikap dan peran keluarga. anti tuberkulosis merupakan salah satu
Jika seorang pasien PB tidak faktor ketidakpatuhan itu sendiri. Salah
mengambil / minum obatnya lebih dari 3 satu cara untuk mengatasi hal tersebut
bulan dan pasien MB lebih dari 6 bulan ialah adanya dukungan dari lingkungan
secara kumulatif (tidak mungkin baginya dan tenaga kesehatan sebagai penyampai
untuk menyelesaikan pengobatan sesuai informasi kepada penderita. Perawat
Tabel 1.
Karakteristik dukungan keluarga penderita kusta (n=50)
DukunganKeluarga f %
Kurang 5 10
Baik 45 90
Tabel 2.
Karakteristik Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Kusta (n=50)
KepatuhanPengobatan Ff %
Tidak Patuh 10 20
Patuh 40 80
Tabel 3.
Hubungan dukungan keluarga penderita kusta dengan kepatuhan pengobatan pada penderita
kusta (n=50)
Dukungan Kepatuhan pengobatan P value
keluarga f % f %
Kurang 5 10 0 0
Baik 5 10 40 80 0,000
PEMBAHASAN dengan aktivitas dan kesibukan masing –
DukunganKeluargaPenderitaKusta masing. Berdasarkan empat aspek
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga yaitu dukungan
dukungan keluarga penderita kusta kurang emosional, dukungan penghargaan,
sebanyak 5 responden (10%) dan baik dukungan informatif dan dukungan
sebanyak 45 responden (90%). Hasil instrumental dapat disimpulkan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa rata – rata dukungan keluarga merupakan dukungan
keluarga memberikan dukungan yang baik yang penting.
pada penderita kusta, meskipun stigma
masyaraka ttentang penyakit kusta bersifat KepatuhanPengobatanPenderitaKusta
negatif, ditunjukkan dengan pemenuhan Hasil penelitian bahwa kepatuhan
keluarga dari berbagai aspek dukungan pengobatan pada penderita kusta,
baik dimana data penelitian menunjukkan responden yang tidak patuh sebanyak 10
nilai rata – rata lebih dari 70% di setiap responden (20%), dan patuh sebanyak 40
aspek dimensi dukungan sehingga bahwa responden (40%). Hal ini menunjukkan
keluarga yang baik merupakan motivasi bahwa kepatuhan penderita kusta dalam
atau dukungan yang ampuh dalam pengobatan dapat dikategorikan patuh,
mendorong pasien untuk berobat teratur. akan tetapi terdapat beberapa responden
Berdasarkan data penelitian yang tidak patuh dalam melaksanakan
didapatkan terdapat responden yang pengobatan, berdasarkan kueisoner
memiliki dukungan keluarga kurang yaitu penelitian didapatkan bahwa responden
sebanyak 5 responden (10%). Hal ini pernah kesal dengan rencana pengobatan,
menunjukkan bahwa penderita kusta hal ini tentu menjadi faktor ketidakpatuhan
merasa memiliki support system yang pengobatan penderita kusta seperti
kurang khususnya dari keluarga. Telaah lamanya pengobatan dan efek samping
lebih jauh berdasarkan data penelitian obat diduga dapat menyebabkan penderita
didapatkan bahwa dukungan keluarga pada mengalami kejenuhan, dan mengakibatkan
dimensiemosional, penghargaan dan berhenti minum obat. Ketidakpatuhan
informative dirasa kurang. Responden penderita kusta ditinjau berdasarkan
berpersepsi bahwa keluarga kurang kuesioner Morinsky Medication Adherence
mendengarkan keluh kesah, menjadi factor Scale (MMAS) yang merupakan kuesioner
kurangnya dukungan keluarga dari aspek kepatuhan yang telah teruji didapatkan
emosional. Hal ini dapat disebabkan oleh bahwa penderita kusta sering lupa untuk
anggota keluarga yang lain lebih sibuk mengkonsumsi obat secara teratur sesuaia