Anda di halaman 1dari 6

Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

DUKUNGAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN PENGOBATAN PADA


PENDERITA KUSTA

Evin Andriani*, Husnul Khotimah, Bagus Supriyadi


Program StudiKeperawatanFakultasKesehatan - Universitas Nurul Jadid
*Email: evinandrianibws@gmail.com

ABSTRAK
Pengobatan kusta maksimal 1 tahun, pengobatan yang panjang dapat menyebabkan penderita mengalami
kejenuhan dan mengakibatkan berhenti minum obat, sehingga dapat terjadi kecatatan secara permanen.
Penelitian bertujuanm enganalisa hubungan dukungan keluarga penderita kusta dengan kepatuhan pengobatan
pada penderita kusta. Desain penelitian menggunakan uji Spearman’s Rho dengan pendekatan cross sectional
yang diambil secara total sampling. Alat ukur yang digunakan kuesioner denganMorinsky Medication Adherence
Scale (MMAS). Didapatkan p value 0,000, p<0,05, artinya ada hubungan dukungan keluarga penderita kusta
terhadap kepatuhan pengobatan pada penderita kusta. Dukungan emosional, instrumental, informatif, dan
penghargaan memiliki hubungan yang signifikan pada kepatuhan penderita kusta dalam melakukan pengobatan
sehingga kepatuhan pengobatan pada penderita penyakit kusta harus didukung oleh keluarga.

Kata kunci: dukungankeluarga, kepatuhan, kusta

ABSTRACT
Treatment of leprosy is a maximum of 1 year, a long treatment can cause the patient to experience burnout and
result in stopping taking medication so that permanent disability can occur. The study aims to analyze the
Relationship between family support of leprosy patients and treatment compliance in leprosy patients. The study
design used the Spearman’s Rho test with cross-sectional approach taken by Total Sampling. The measuring
instrument used was a questionnaire with the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Obtained p-value
0,000, p <0.05, meaning that there is a relationship between family support of leprosy patients and treatment
compliance in leprosy patients. Emotional support, instrumental, informative, and appreciation have a
significant relationship on leprosy compliance in treatment so that the conclusion of medication adherence in
leprosy patients must be supported by family.

Keywords: family support, obedience, lepros

PENDAHULUAN penemuan di Bondowoso pada tahun 2017


Penyakit menular kusta dapat terdapat 45 penderita dan tahun 2018
menimbulkan gangguan saraf tepi dan sebanyak 50 penderita. Berdasarkan hasil
kelainan pada kulit. Masalah yang wawancara dengan penanggung jawab
dimaksud bukan hanya dari segi medis program kusta Dinas Kesehatan Kabupaten
tetapi meluas hingga sosial yaitu penderita Bondowoso, ditemukan 10 penderita kusta
kusta dapat dikucilkan atau dijauhi oleh yang masih pengobatan di Puskesmas
masyarakat, dari segi ekonomi yaitu tidak Tenggarang. 7 penderita ditemukan pada
dapat bekerja karena terdapat kecacatan tahun 2018, sedangkan sampai bulan
pada organ tubuh. Selain itu juga harus Februari 2019 sudah ditemukan 3
diperhatikan rehabilitasi medis dan penderita baru. Dari 10 penderita kusta
rehabilitasi sosial ekonomi untuk yang sudah pengobatan terdapat 2 orang
meningkatkan kualitas hidup pada anak yang juga pengobatan. Penderita
penderita kusta. Begitu pentingnya bagi kusta dengan klasifikasi MB (Multibasiler)
keluarga untuk mampu membantu sebanyak 7 orang, sedangkan PB
penderita kusta untuk mencapai (Pausibasiler) sebanyak 3 orang. Serta
kesembuhan. ditemukan 2 penderita yang tidak teratur
Menurut Data WHO di Indonesia mengambil obatnya dan hal ini akan sangat
jumlah kasus kusta terdaftar tahun 2017 rentan menjadi penderita drop out.
sebanyak 19.949. Sedangkan penemuan Penyakit kusta masuk ke Hindia
kasus baru kusta di Jawa Timur pada tahun Belanda bersamaan dengan kedatangan
2017 sebanyak 4.183. Sedangkan orang-orang India yang datang untuk

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 75


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

berdagang, selain itu ada anggapan lain waktu yang ditetapkan), maka yang
bahwa orang Cina yang sejak dulu terkena bersangkutan dinyatakan default (putus
penyakit kusta, sehingga ikut obat), dan pasien disebut defaulter.
menyebarkannya ke wilayah Hindia Penderita kusta tidak minum obat secara
Belanda. Impor budak yang dilakukan teratur, maka kuman kusta dapat menjadi
pada masa kolonial ikut berperan dalam aktif kembali, sehingga timbul gejala –
menyebarkan penyakit ini. Penyebaran gejala baru pada kulit syaraf yang dapat
penyakit kusta juga dapat terjadi apabila di memperburuk keadaan, disinilah
dalam suatu rumah ada orang yang pentingnya pengobatan sedini mungkin
mengidap penyakit kusta menular ke dan teratur. Untuk mecapai kesembuhan
anggota keluarga yang lainnya. Jika penyakit kusta diperlukan keteraturan atau
ditinjau dari ilmu geografi merupakan kepatuhan berobat bagi penderita. Upaya
prinsip interaksi. Prinsip interaksi adalah yang dapat dilakukan tenaga kesehatan
suatu hubungan yang saling terkait antara untuk mempercepat eliminasi penyakit
suatu gejala dengan gejala lainnya atau kusta adalah dengan melakukan promosi
antara suatu faktor dengan faktor lainnya kesehatan tentang kepatuhan dan ketepatan
yang terjadi pada suatu ruang tertentu. minum obat secara konsisten dan
Dalam hal ini dapat berupa hubungan berkesinambungan. Tenaga kesehatan
antara faktor sosial dengan sosial, sosial dapat berperan sebagai care giver dan
dengan fisik. konselor yang berfungsi untuk
Tahun 1982 WHO mendampingi serta memantau pengobatan
merekomendasikan pengobatan kusta penderita kusta.
dengan Multi Drug Therapy (MDT) untuk Kepatuhan minum obat merupakan
tipe PB dan MB. Multi drug Therapy faktor yang paling menentukan
(MDT) adalah kombinasi dua atau lebih kesembuhan penderita kusta. Kepatuhan
obat anti kusta, salah satunya rifampisin minum obat penderita kusta sangat
sebagai anti kusta yang bersifat membutuhkan pengawasan agar penderita
bakterisidal kuat sedangkan obat anti kusta tidak lupa minum obat setiap harinya dan
lain bersifat bakteriostatik. Upaya tidak putus obat (default dan drop out),
penanggulangan penyakit kusta terutama mendapatkan dukungan dari
dipengaruhi oleh ketidakteraturan berobat keluarga. Melihat kondisi di Tenggarang
dan menghilangnya penderita tanpa Kabupaten Bondowoso, maka peneliti
melanjutkan program pengobatan Multi ingin melihat bagaimana kepatuhan
drug Therapy (MDT). Menurut Avianty penderita kusta mengikuti program
(2005) dalam Budiman (2010), kepatuhan pengobatan MDT (Multi drug Therapy).
adalah suatu sikap yang merupakan respon Lamanya pengobatan dan efek
yang muncul apabila individu tersebut samping obat diduga dapat menyebabkan
dihadapkan pada suatu stimulus yang penderita mengalami kejenuhan, dan
menghendaki adanya reaksi individual. mengakibatkan berhenti minum obat.
Jika individu tidak mematuhi apa yang Apabila masalah – masalah ini tidak
telah menjadi ketetapan dapat dikatakan teratasi, maka penderita tersebut akan terus
tidak patuh. Kepatuhan minum obat di menjadi sumber penularan. Waktu
pengaruhi oleh beberapa variabel yaitu pengobatan yang lama, minum obat secara
umur, pendidikan, penghasilan, teratur tiap hari dan efek samping dari obat
pengetahuan, sikap dan peran keluarga. anti tuberkulosis merupakan salah satu
Jika seorang pasien PB tidak faktor ketidakpatuhan itu sendiri. Salah
mengambil / minum obatnya lebih dari 3 satu cara untuk mengatasi hal tersebut
bulan dan pasien MB lebih dari 6 bulan ialah adanya dukungan dari lingkungan
secara kumulatif (tidak mungkin baginya dan tenaga kesehatan sebagai penyampai
untuk menyelesaikan pengobatan sesuai informasi kepada penderita. Perawat

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 76


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

sebagai tenaga kesehatan amat berperan METODE PENELITIAN


saat menjelaskan pada klien tentang Jenis penelitian menggunakan
pentingnya berobat secara teratur sesuai metode korelasi dan observasi dengan
dengan jadwal sampai sembuh. Selain pendekatan Cross-Sectional. Penelitian ini
usaha pencegahan dan menemukan dilakukan untuk menjelaskan hubungan
penderita secara aktif-pun seharusnya juga dukungan keluarga dalam kepatuhan
perlu lebih ditingkatkan dalam rangka pengobatan pada penderita kusta.
memutuskan rantai penularan. Dukungan Penelitian dilakukan di
keluarga merupakan bagian dari dukungan KabupatenBondowoso pada bulan April
sosial. Individu yang termasuk dalam sampai dengan Mei 2019. Populasi dan
memberikan dukungan sosial meliputi sampel dalam penelitian ini sebanyak 50
pasangan (suami/istri), orang tua, anak, responden dengan tehnik total sampling.
sanak keluarga, teman, tenaga kesehatan, Alat ukur yang digunakan dalam penelitin
dan konselor. Beberapa pendapat ini adalah instrumen dengan skala
mengatakan kedekatan dalam hubungan likertdam untuk mengukur kepatuhan
merupakan sumber dukungan sosial yang kuesioner baku Morinsky Medication
penting. Adherence Scale (MMAS) dengan cut of
Penelitian oleh Ahsan dkk, point. Analisa dilakukan secara univariat
menyatakan bahwa salah satu faktor yang dan bivariat dengan menggunakan uji
dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan Spearman Rho, nilai p ≤ 0,05 berarti hasil
pada penderita dengan penyakit kronik perhitungan statistik bermakna (signifikan)
ialah adanya dukungan keluarga yang baik. atau menunjukkan ada hubungan antara
Dukungan keluarga sangat diperlukan variabel independen dengan variabel
terutama pada penderita kusta yang juga dependen.
merupakan penyakit kronik dan
mengharuskan penderita menjalani terapi HASIL PENELITIAN
dalam waktu yang lama. Keluarga Tabel 1 menunjukkan bahwa
merupakan lini pertama bagi penderita dukungan keluarga penderita kusta kurang
apabila mendapatkan masalah kesehatan. mayoritas baik. Tabel 2 menunjukkan
Merupakan salah satu fungsi keluarga bahwa mayoritas penderita kusta patuh
untuk mendukung anggota keluarga yang dalam pengobatan. Tabel 3 hasil uji
sakit dengan berbagai cara, yaitu memberi statistik Spearman’s Rho dengan derajat
dukungan dalam mengkonsumsi obat. Oleh kemaknaan p≤0,05 didapatkan p value
karena itu peneliti merasa tertarik untuk 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan
meneliti Berdasarkan hal diatas peneliti dukungan keluarga penderita kusta dengan
ambil judul “Hubungan Dukungan kepatuhan pengobatan pada penderita
Keluarga Penderita Kusta Terhadap kusta.
Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Di
Kabupaten Bondowoso”.

Tabel 1.
Karakteristik dukungan keluarga penderita kusta (n=50)
DukunganKeluarga f %

Kurang 5 10

Baik 45 90

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 77


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Tabel 2.
Karakteristik Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Kusta (n=50)
KepatuhanPengobatan Ff %

Tidak Patuh 10 20

Patuh 40 80

Tabel 3.
Hubungan dukungan keluarga penderita kusta dengan kepatuhan pengobatan pada penderita
kusta (n=50)
Dukungan Kepatuhan pengobatan P value
keluarga f % f %
Kurang 5 10 0 0
Baik 5 10 40 80 0,000
PEMBAHASAN dengan aktivitas dan kesibukan masing –
DukunganKeluargaPenderitaKusta masing. Berdasarkan empat aspek
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga yaitu dukungan
dukungan keluarga penderita kusta kurang emosional, dukungan penghargaan,
sebanyak 5 responden (10%) dan baik dukungan informatif dan dukungan
sebanyak 45 responden (90%). Hasil instrumental dapat disimpulkan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa rata – rata dukungan keluarga merupakan dukungan
keluarga memberikan dukungan yang baik yang penting.
pada penderita kusta, meskipun stigma
masyaraka ttentang penyakit kusta bersifat KepatuhanPengobatanPenderitaKusta
negatif, ditunjukkan dengan pemenuhan Hasil penelitian bahwa kepatuhan
keluarga dari berbagai aspek dukungan pengobatan pada penderita kusta,
baik dimana data penelitian menunjukkan responden yang tidak patuh sebanyak 10
nilai rata – rata lebih dari 70% di setiap responden (20%), dan patuh sebanyak 40
aspek dimensi dukungan sehingga bahwa responden (40%). Hal ini menunjukkan
keluarga yang baik merupakan motivasi bahwa kepatuhan penderita kusta dalam
atau dukungan yang ampuh dalam pengobatan dapat dikategorikan patuh,
mendorong pasien untuk berobat teratur. akan tetapi terdapat beberapa responden
Berdasarkan data penelitian yang tidak patuh dalam melaksanakan
didapatkan terdapat responden yang pengobatan, berdasarkan kueisoner
memiliki dukungan keluarga kurang yaitu penelitian didapatkan bahwa responden
sebanyak 5 responden (10%). Hal ini pernah kesal dengan rencana pengobatan,
menunjukkan bahwa penderita kusta hal ini tentu menjadi faktor ketidakpatuhan
merasa memiliki support system yang pengobatan penderita kusta seperti
kurang khususnya dari keluarga. Telaah lamanya pengobatan dan efek samping
lebih jauh berdasarkan data penelitian obat diduga dapat menyebabkan penderita
didapatkan bahwa dukungan keluarga pada mengalami kejenuhan, dan mengakibatkan
dimensiemosional, penghargaan dan berhenti minum obat. Ketidakpatuhan
informative dirasa kurang. Responden penderita kusta ditinjau berdasarkan
berpersepsi bahwa keluarga kurang kuesioner Morinsky Medication Adherence
mendengarkan keluh kesah, menjadi factor Scale (MMAS) yang merupakan kuesioner
kurangnya dukungan keluarga dari aspek kepatuhan yang telah teruji didapatkan
emosional. Hal ini dapat disebabkan oleh bahwa penderita kusta sering lupa untuk
anggota keluarga yang lain lebih sibuk mengkonsumsi obat secara teratur sesuaia

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 78


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

njuran petugas kesehatan sehingga DAFTAR PUSTAKA


berdasarkan klasifikasi penilaian Khurniawan, Agus., Maftuhah, Agus.
kepatuhan responden dikategorikan tidak (2017). Hubungan
patuh. dukungankeluarga dan petugas
kesehatan terhadap tingkat
Hubungan dukungan keluarga kepatuhan pasien tuberculosis dalam
penderita kusta dengan kepatuhan pengobatan di bkpm jawa barat,
pengobatan pada penderita kusta jurnal kesehatan,
Uji statistik Spearman’s Rho dengan
derajat kemaknaan p≤0,05. Didapatkanp Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan
value 0,000 yang ada hubungan dukungan Keluarga. Jakarta : EGC.
keluargapenderita kusta dengan kepatuhan
Anggraini, Yetti. (2011). Pelayanan
pengobatan pada penderita kusta.
Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Dukungan emosional sangatlah penting
Rohima Press
bagi penderita kusta karena penderita
membutuhkan kasih sayang dan semangat Badan Penelitian dan Pengembangan
agar penderita lebih tenang dalam proses Kesehatan. (2018). Hasil Utama
pengobatan. Responden yang tidak RISKESDAS. Kementerian
mendapat dukungan emosional dalam Kesehatan RI.
pengobatan disebabkan karena kurangnya
kasih sayang dan empati dari keluarga BasariaHutabart, 2008. Pengaruh internal
untuk penderita. Berdasarkan data dan eksternal terhadap kepatuhan
penelitian sebagian besar responden minum obat penderita kusta di
mendapat dukungan informasional dari kabupaten Asahan. Tesis.
keluarga karena dukungan ini sangatlah Pascasarjana. Universitas Sumatera
penting bagi penderita kusta. Penderita Utara. Medan
kusta membutuhkan informasi tentang
kesehatan khususnya tentang penyakit D. Pratita, Nurina. (2012). Hubungan
kusta. dukungan pasangan dan health locus
Dimensi instrumental yang pada of control dengan kepatuhan dalam
penelitian difokuskan pada dukungan menjalani proses pengobatan pada
keluarga dalam pemenuhan logistic obat penderita diabetes mellitus tipe 2.
kusta, biaya dan penyediaan obat selama Jurnal Ilmiah Mahasiswa,
dirumah serta sebagai pengawas obat Universitas Surabaya. Vol. 1, No. 5
dirumah memberikan peranan yang besar
Departemen Kesehatan RI. (2007).
terhadap kepatuhan penderita pengobatan
Pedoman pengobatan dasar di
kusta. Kepatuhan minum obat penderita
Puskesmas 2007. Diakses dari
kusta sangat membutuhkan pengawasan
http://www.depkes.go.id/downloads/
agar penderita tidak lupa minum obat
doen2008/puskesmas _2007.pdf
setiap harinya dan tidak putus obat (default
dan drop out), terutama mendapatkan Edward P. Sarafino, Health Psycologi,
dukungan dari keluarga. Biopsychosocial Interactionsedisike
7, The College of New Jersey., hlm.
SIMPULAN 98
Ada hubungan dukungan keluarga
penderita kusta dengan kepatuhan Friedman M. (2010). Buku ajar
pengobatan pada penderita kusta. keperawatan keluarga: riset, teori dan
praktik edisi 5. Jakarta: EGC.

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 79


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses


Keperawatan Keluarga. Pustaka As
Salam; Sulawesi Selatan
Kementrian Kesehatan RI., 2016. Pedoman
Nasional Program Pengendalian
Penyakit Kusta, Jakarta
Dinkes. (2019). Laporan Program kusta
Dinas Kesehatan Kabupaten
Bondowoso 2019.
M. Fahli Zatra Hadi, (2016). Pengantar
konseling perkawinan, Pekanbaru:
Riau Creative Multimedia.
Maulani Shaufatus Sara. (2017) Hubungan
dukungan keluarga terhadap
kepatuhan minum obat pada pasien
di Puskesmas Umbulharjo 1,
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kesehan Universitas
Aisyiyah, Yogyakarta.
Nursalam, (2015). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis Edisi 4, Jakarta: Salemba
Medika,
Pusat Data dan Informasi,
2018.Kementerian Kesehatan RI.
Rachmawati., S. (2010). “Penyakit Kusta
di Bangkalan Tahun 1934-1939”,
Surabaya: e – Journal
Soekidjo, Notoadmodjo. (2012). Metodogi
Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT.
Renika Cipta.
Sri Lestari. (2012). Psikologi Keluarga:
Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik dalam Keluarga, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,
2012, hlm. 3
Sinta Fitriani, 2011, Promosi Kesehatan,
Graha ilmu. Yogyakarta

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2019 80

Anda mungkin juga menyukai