Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN


KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS
RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Yugo Susanto1*, Fahma Lailani2, Riza Alfian1, Leonov Rianto3,


Dwi Rizki Febrianti1, Saftia Aryzki1, Erna Prihandiwati1,
Nurul Shadika Khairunnisa1
1
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2
RSUD Ulin Banjarmasin
3
Akademi Farmasi IKIFA Jakarta

*Email : yugo.susanto@gmail.com

Artikel diterima: 28 Februari 2019; Disetujui: 28 Maret 2019

ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. WHO memprediksi pada tahun 2030 jumlah pasien diabetes
melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta. Kepatuhan minum obat pasien sangat
diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus rawat jalan
sebelum dan setelah pemberian intervensi menggunakan media sosial whatsapp.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan kuasi-eksperimental, pengambilan
data dilakukan secara prospektif selama periode Juli - Agustus 2018. Sampel yang
mengikuti penelitian dari awal sampai akhir penelitian sebanyak 24 pasien dengan
diberi intervensi menggunakan media sosial whatsapp. Kriteria eksklusi pasien
adalah pasien kondisi tuli, buta huruf, dan pasien yang tingkat kepatuhannya tinggi.
Pengumpulan data dengan wawancara pengisian kuesioner MARS pre dan post
intervensi media sosial whatsapp.
Berdasarkan hasil penelitian, kepatuhan minum obat setelah intervensi yaitu
kepatuhan tinggi 83,33% dan kepatuhan sedang 16,67%. Terdapat perbedaan
bermakna (p=0,000) kepatuhan minum obat sebelum (22,04±1,57) dan sesudah
(24,83±0,38), rata-rata perubahan adalah 2,79±1,19. Hasil penelitian disimpulkan
bahwa pemberian intervensi menggunakan media sosial whatsapp pada pasien
diabetes melitus secara positif mengubah kepatuhan minum obat pasien. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan kepatuhan minum obat pasien diabetes melitus
(p<0,005).

Kata kunci: Kepatuhan Minum Obat, Whatsapp, Diabetes Melitus

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases with characteristic
hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both.
WHO predict that by 2030 the number of patients diabetes mellitus in Indoneisa
will reach 21,3 million. Patien t compliance is indispensable for achieve theapeutic

Yugo Susanto, dkk | 88


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

success. The purpose of this study was to determine the level of medication
adherence and differences of the level in medication adherence for outpatient
diabetes mellitus patients before and after giving intervestion using sosial media.
The sosial media use is whatsapp.
The study was conducted with a quasi-experimental design with prospective
data taking during period July to August 2018. The subjects who followed study
from the beginning to the end of the study were 24 patients with intervention using
whatsapp sosial media. Exclusion criteria patients were patients with deaf, illierate
and patienets wiht high leves of adherence. Collecting data by interviewing filing
out the MARS compliance questioning pre and post intervention on whatsapp sosial
media.
Based on the result of the study of the level of adherence to medication after
intervention were high adherence 83,33% and moderate adherence 16,67%. That
was significant adherence difference (p=0,000) of the medication adherence before
(22,04±1,57) and after (24,83±0,38). The average change is 2,79±1,19. The result
of the study concluded that the interventions using sosial media in patients with
diabetes mellitus useful can change pasient adherence in taking medicine. That is
indicated by a increase in adherence medication patients (p<0,005).

Keywords: The Adherence, Whatsapp, Diabetes Melitus.

PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman Diabetes Melitus (DM)
dan bertambahnya jumlah penduduk merupakan suatu kelompok penyakit
maka peningkatan jumlah penderita metabolik dengan karekteristik
penyakit juga semakin meningkat. hiperglikemia yang terjadi karena
Salah satu penyakit yang mengalami kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
peningkatan jumlah penderita yang atau keduanya (IDF, 2013;
cukup tinggi adalah penyakit Perwitasari et al., 2014). Munculnya
degeneratif. Penyakit degeneratif penyakit ini berkaitan dengan
merupakan penyakit kronik menahun kurangnya produksi dan ketersedian
yang banyak mempengaruhi kualitas insulin dalam tubuh. Di Indoneisa
hidup serta produktifitas seseorang. jumlah penderita diabetes selalu
Salah satu penyakit yang meningkat setiap tahunnya, WHO
dikategorikan penyakit kronik yaitu memprediksi pada tahun 2030 jumlah
Diabetes Melitus (DM) atau sering pasien diabetes mencapai 21,3 juta.
disebut dengan kencing manis (ADA, Kalimantan Selatan untuk penyakit
2015; Alfian, 2016). diabetes melitus menempati peringkat

Yugo Susanto, dkk | 89


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

ke 13 dari 33 provinsi di Indonesia seharusnya (Ann-Britt et al., 2008;


(Kemenkes, 2013). Hendrycova et al., 2013). Intervensi
Diabetes Melitus yang tidak oleh tenaga kefarmasian sangat
terkontrol dapat menimbulkan diperlukan guna untuk meningkatkan
komplikasi kronik. Pencegahan kepatuhan pasien. Berbagai macam
komplikasi tersebut dapat dilakukan intervensi yang sudah digunakan
dengan cara menjaga kestabilan gula untuk membantu meningkatkan
dengan pengobatan secara rutin kepatuhan minum obat pasien antara
seumur hidup. Diabetes Melitus lain konseling, pelayanan informasi
merupakan penyakit seumur hidup obat (PIO), pemberian leaflet edukasi,
yang tidak bisa disembuhkan secara pemberian pesan singkat pengingat
permanen sehingga banyak pasien dan motivasi dan aplikasi digital
yang jenuh dan tidak patuh dalam pillbox reminder yang berupa alarm
pengobatan (Adepu & Madhu, 2012). pengingat waktu minum obat
Keberhasilan suatu pengobatan tidak (Susanto et al., 2017).
hanya dipengaruhi kualitas pelayanan Seiring perkembangan
kesehatanan, sikap dan keterampilan teknologi yang semakin maju
petugas, sikap dan pola hidup pasien penggunaan teknologi berbasis
beserta keluarganya, tetapi juga internet atau media sosial tidak jarang
dipengaruhi oleh kepatuhan pasien digunakan. Bahkan tidak dapat
dalam mengkonsumsi obatnya dipungkiri lagi bahwa menggunakan
(Sakurai et al., 2013; Westerberg, media sosial sangat dibutuhkan dalam
2013). kehidupan sehari-hari, baik dalam
Berbagai penelitian kegiatan sosialisasi, bisnis, dan lain
menunjukkan bahwa kepatuhan lainnya. Media sosial juga dapat
pasien pada pengobatan penyakit dimanfaatkan sebagai alat untuk
yang bersifat kronis pada umumnya meningkatkan kepatuhan pasien
rendah. Penelitian yang melibatkan misalnya menjalin komunikasi
pasien rawat jalan menunjukkan dengan memberikan pesan singkat
bahwa lebih dari 70% pasien tidak kepada pasien dalam hal
minum obat sesuai dengan dosis yang mengingatkan pasien untuk minum

Yugo Susanto, dkk | 90


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

obat (Vervloet et al., 2012; Tan et al., prospektif pada bulan Juli – Agustus
2013). 2018 di RSUD Ulin Banjarmasin.
Salah satu media sosial yang Penelitian ini melibatkan 24 sampel.
paling banyak digunakan saat ini Sampel diambil dan ditentukan
yaitu Whatsapp (WA). Whatsapp dengan metode consecutive sampling.
merupakan teknologi Instant Kriteria inklusi pada penelitian ini
Messaging seperti SMS dengan adalah pasien dewasa berusia antara
bantuan data internet berfitur 18-65 tahun dengan diagnosa diabetes
pendukung yang lebih menarik. melitus rawat jalan, mendapatkan
Kelebihan dari Whatsapp yaitu dapat obat di RSUD Ulin Banjarmasin
mengetahui pesan yang dikirim telah selama kurun waktu penelitian,
dibaca oleh penerima pesan dan dapat mempunyai smartphone dan
mengetahui kapan terakhir memiliki akun whatsapp. Kriteria
penggunaan Whatsapp tersebut. Saat eksklusinya adalah pasien dengan
ini pengguna Whatsapp sebagai pesan kondisi tuli, buta huruf, dan memiliki
instan terpopuler didunia telah tingkat kepatuhan minum obat yang
mencapai 1 miliar pengguna aktif tinggi. Kepatuhan minum obat diukur
setiap harinya dan di Indonesia dengan menggunakan kuesioner
pengguna Whatsapp mencapai angka MARS. Sampel diminta untuk
58% (Wibisono, 2017). Berdasarkan mengisi kuesioner MARS pada waktu
hal tersebut, maka perlu dilakukan pre study, kemudian mendapatkan
penelitian untuk menggunakan media intervensi berupa pemberian
sosial Whatsapp sebagai salah satu informasi untuk ingat minum obat
intervensi dalam meningkatkan menggunakan media sosial whatsapp
kepatuhan minum obat pasien. selama dua minggu, satu bulan
setelah pre study pasien diminta
METODE PENELITIAN kembali mengisi kuesioner MARS
Penelitian ini menggunakan (post study). Data tingkat kepatuhan
desain kuasi eksperimental minum obat pre dan post study
randomised controlled trial. Proses dianalisis dengan menggunakan uji
pengumpulan data dilakukan secara Wilcoxon. Data ditampilkan dalam

Yugo Susanto, dkk | 91


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

bentuk persentase tingkat kepatuhan inklusi, diantaranya 1 pasien tidak ada


dan mean ± SD dengan tingkat memberi balasan atau respon, 9
kepercayaan 95%. pasien yang tidak mempunyai
smartphone, 18 pasien yang memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat kepatuhan tinggi, 4 pasien
Populasi terjangkau pada yang usianya diatas 65 tahun, 10
penelitian ini sebanyak 78 pasien pasien yang tidak bersedia untuk
diabetes melitus yang mengambil mengikuti penelitian dan 12 pasien
obat di Depo BPJS RSUD Ulin yang terlewatkan.
Banjarmasin periode penelitian. Penelitian ini diawali dengan
Sampel pada penelitian ini sebanyak pengumpulan data karakteristik
24 pasien yang memenuhi kriteria pasien yang didapatkan dari lembar
inklusi. Sampel penelitian terdiri dari kuesioner. Adapun karakteristik
7 orang laki-laki dan 17 orang pasien yaitu jenis kelamin, usia,
perempuan. Populasi terjangkau yang pendidikan, pekerjaan dan lama
tidak dapat diambil datanya adalah 54 menderita yang dapat dilihat pada
pasien yang tidak memenuhi kriteria tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Sampel


Jumlah
Karakteristik Pasien
N=24 %
Jenis Kelamin Laki-laki 7 29,17
Perempuan 17 70,83
Usia 36-45 tahun 1 4,17
46-55 tahun 17 70,83
56-65 tahun 6 25,00
Pendidikan SMP 5 20,83
SMA 5 20,83
Perguruan Tinggi 14 58,33
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 7 28,17
PNS 8 33,33
Swasta 3 12,50
Wiraswasta 4 16,67
Pensiun 2 8,33
Lama Menderita ≤ 5 Tahun 18 75,00
> 5 Tahun 6 25,00

Kepatuhan dalam pengobatan mencapai target keberhasilan terapi,


memegang peranan penting dalam terutama untuk penyakit kronis

Yugo Susanto, dkk | 92


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

seperti diabetes melitus. Rendahnya Salah satu cara untuk menilai


kepatuhan pasien terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus
pengobatan diabetes melitus dalam meminum obat adalah dengan
merupakan salah satu penyebab menggunakan kuesioner Medication
rendahnya kontrol kadar gula darah. Adherence Report Scale (MARS).
Pengukuran ketidakpatuhan pasien Kuesioner MARS untuk mengukur
rawat jalan dalam pengobatan kepatuhan minum obat pasien
diabetes melitus penting untuk diabetes melitus rawat jalan
mengetahui efektivitas pengobatan berbahasa Indonesia sudah diuji
sehingga target terapi diabetes validitas dan reliabilitasnya. Hasil
melitus dapat tercapai dengan baik penelitian Alfian & Putra (2017)
(Alfian, 2015; Pahlevi et al., 2018). menemukan bahwa kuesioner MARS
Profesional kesehatan sering telah valid dan reliabel untuk
tidak menanyakan tentang kebiasaan digunakan pada pasien diabetes
pasien minum obat, hal ini mungkin melitus rawat jalan di Indonesia.
dikarenakan mereka tidak Tingkat kepatuhan minum obat
mempunyai cukup waktu untuk sampel penelitian diukur pada saat
melakukannya. Faktor lain adalah pre dan post study dengan rentang
adanya anggapan dari profesional waktu satu bulan. Hasil pengukuran
kesehatan bahwa ketidakpatuhan tingkat kepatuhan minum obat sampel
bukanlah hal yang penting sebagai pada pre study dapat dilihat pada tabel
penyebab rendahnya kontrol kadar 2 dan post study pada tabel 3.
gula darah (Williams et al., 2014).

Tabel 2. Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pre Study


epatuhan Tinggi Kepatuhan Sedang Kepatuhan Rendah
N % N % n %
0 0 24 100 0 0

Tabel 3. Tingkat Kepatuhan Minum Obat Post Study


Kepatuhan Tinggi Kepatuhan Sedang Kepatuhan Rendah
N % n N % n
20 83,33 4 20 83,33 4

Yugo Susanto, dkk | 93


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

Pada tabel 2 dapat dilihat pada awalnya 0% menjadi 83,33%. Hal ini
pre study tingkat kepatuhan minum menunjukkan bahwa pemberian
obat sampel penelitian didominasi intervensi menggunakan media sosial
oleh tingkat kepatuhan sedang whatsapp dapat memberi dampak
(100%). Pada post study (tabel 3) positif dalam peningkatan kepatuhan
dapat dilihat bahwa terdapat minum obat pasien.
perbedaan tingkat kepatuhan minum Data skor kepatuhan minum
obat dibanding pre study. Pada post obat berdasarkan kuesioner MARS
study terjadi penurunan jumlah pada pre dan post study dianalisis
sampel pada tingkat kepatuhan dengan menggunakan Uji Wilcoxon.
minum obat sedang menjadi 16,67% Data hasil analisis dapat dilihat pada
dan terjadi peningkatan tingkat tabel 4.
kepatuhan minum obat tinggi yang

Tabel 4. Skor Kuesioner MARS Pre dan Post Study


Periode Mean±SD P Selisih
Pre 22,04±1,57
0,000 2,79±1,19
Post 24,83±0,38

Data pada tabel 4 menunjukkan obat sampel penelitian. Penggunaan


bahwa terdapat perbedaan skor media sosial whatsapp berbasis
kuesioner MARS yang signifikan smartphone sudah menjadi hal yang
pada pre dan post study. Skor lumrah bagi masyarakat, termasuk
kepatuhan minum obat berdasarkan juga pasien diabetes melitus.
kuesioner MARS sampel penelitian Penggunaan media sosial whatsapp
meningkat secara signifikan setelah berbasis smartphone oleh pasien
pemberian intevensi pengingat diabetes melitus membuka peluang
minum obat menggunakan media untuk pemberian intervensi pengingat
whatsapp. Hal ini menunjukkan minum obat. Hasil penelitian ini
bahwa penggunaan media whatsapp sejalan dengan penelitian yang
sebagai sarana pengingat minum obat dilakukan oleh Alfian (2015) dan
dapat memberikan dampak positif Susanto et al., (2017) yang
dalam peningkatan kepatuhan minum menemukan bahwa intervensi

Yugo Susanto, dkk | 94


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

pengingat menggunakan layanan penelitian setelah diberikan intervensi


pesan singkat pengingat mampu pengingat minum obat menggunakan
meningkatkan kepatuhan minum obat media sosial whatsapp berbasis
pasien diabetes melitus rawat jalan smartphone.
secara signifikan.
Metode intervensi pengingat DAFTAR PUSTAKA
minum obat menggunakan media ADA, 2015, Standards Of Medical
Care In Diabetes 2015,
sosial whatsapp berbasis smartphone
Diabetes care, 38:S8
yang diberikan pada penelitian ini Adepu., Madhu, S., 2011, Influence
of Post Discharge Counselling
merupakan gagasan inovatif.
On Health Outcomes In
Perkembangan dunia digital dan Diabetic And Hypertensive
Patients, Asian Journal of
internet menyebabkan masyarakat
Pharmaceutical and Clinical
cenderung lebih banyak Research, Vol. 4, Issue 3.
Alfian, R., 2015, Layanan Pesan
menggunakan media sosial whatsapp
Singkat Pengingat untuk
untuk berkomunikasi dibanding Meningkatkan Kepatuhan
Minum Obat dan Kontril
layanan pesan singkat pengingat.
Gikemik Pasien Diabetes
Metode intervensi pengingat minum Melitus di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin,
obat menggunakan media sosial
Media Farmasi, Vol.12, No.1
whatsapp berbasis smartphone dapat Alfian, R., 2016, Hubungan Antara
Pengetahuan Dengan
menjadi salah satu alternatif untuk
Kepatuhan Tentang
meningkatkan kepatuhan minum obat Penggunaan Insulin Pada
Pasien Diabetes Mellitus Di
pasien diabetes melitus sehingga
Poliklinik Penyakit Dalam
tujuan terapi berupa pengontrolan RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin, Jurnal
kadar gula darah dalam batas normal
Ilmiah Ibnu Sina, Vol.1 No.1
dapat tercapai. Alfian, R., Putra, A.M.P., 2017., Uji
Validitas Dan Reliabilitas
Kuesioner Medication
KESIMPULAN Adherence Report Scale
(MARS) Terhadap Pasien
Berdasarkan hasil penelitian
Diabetes Mellitus, Jurnal
dapat disimpulkan bahwa terdapat Ilmiah Ibnu Sina, Vol.2 No.2
Ann-Britt, E., Wirehn, Ostgren, C.J.,
peningkatan kepatuhan minum obat
Cartensen, J.M., 2008, Age and
yang signifikan pada sampel Gender Differences in the

Yugo Susanto, dkk | 95


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 88-96

Impact of Diabetes on the Susanto, Y., Alfian, R., Riana, R.,


Prevalence of Ischemic Heart Rusmana, I., 2017, Pengaruh
Disease: a Population-Based Layanan Pesan Singkat
Register Study, Diabetes Pengingat Terhadap Kepatuhan
Research and Clinical Practice, Konsumsi Obat Pasien DM
79:3, 497-502 Tipe 2 Di Puskesmas Melati
Hendrycova, T., Magda, V., Alena, Kabupaten Kapuas, Jurnal
S., Jiri, V., Ales, A.K., 2013, Ilmiah Manuntung, Vol.3, No.1
Adherence In Adults With Type Tan, J.X., Chan, S., Lau, C.T., A User
1 Diabetes melitus Correlates Friendly Mobile Application to
With Treatment Satisfaction Promote Medication
But Not With Adverse Events, Adherence, 2013, Proceedings
Dovepress Journal of the International Multi
IDF, 2013, IDF Diabetes Atlas Sixth Conference of Engineers and
Edition, International Diabetes Computer Scientists 2013 Vol.
Federation. II.
Kementerian Kesehatan, 2013, Riset Vervloet, M., Linn, A.J., Weert,
Kesehatan Dasar, Jakarta, J.C.M. van, Bakker, D.H. de,
Kementerian Kesehatan RI. Bouvy, M.L., Dijk, L. van. The
Pahlevi, M.R., Rahem, A., effectiveness of interventions
Metasartika, V., Alfian, R., using electronic reminders to
2018., Pengaruh Brief improve adherence to chronic
Counseling Terhadap Kadar medication: a systematic review
Gula Darah Pasien Diabetes of the literature. Journal of the
Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. H. American Medical Informatics
Moch. Ansari Saleh Association: 2012, 19(5), 696-
Banjarmasin, Jurnal Ilmiah 704
Ibnu Sina, Vol.3 No.2 Westerberg, D.P., 2013, Diabetes
Perwitasari, D.A., Adikusuma, W., Diabetic Ketoacidosis:
Rikifani, S., Supadmi, W., Evaluation And Treatment,
Kaptein, A.A., 2014, Quality of American Family Physician
Life and Adherence of Diabetic Wibisono, B.K., 2017, ‘Efektivitas
Patients in Different Treatment Penggunaan Grup Sosial Media
Regimens, Indonesian Journal Whatsapp Sebagai Media
of Clinical Pharmacy Vol. 3 Edukasi Penanganan Pertama
No. 4, hlm 107–113 Cedera Muskuloskeletal Pada
Sakurai, M., Nakamura, K., Miura, Pelatih Sepak Bola’, Skripsi,
T., Takamura, T., Yoshita, K., Universitas Negeri Yogyakarta,
Sasaki, S., Nagasawa, S.Y., Yogjakarta.
2013, Family history of Williams, J.L.S., Walker, R.J.,
diabetes, lifestyle factors, and Smalls, B.L., Campbell, J.A.,
the 7-year incident risk of type Egede, L.E., 2014, Effective
2 diabetes melitus in middle- interventions to improve
aged Japanese men and women, medication adherence in Type 2
Journal of Diabetes diabetes: a systematic review,
Investigation, 4:3 Diabetes Manage.

Yugo Susanto, dkk | 96

Anda mungkin juga menyukai