Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PELAYANAN INFORMASI OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES

MELITUS DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

DESCRIPTION OF MEDICINE INFORMATION SERVICES IN DIABETES MELITUS PATIENT


PATIENTS IN GENERAL HOSPITAL IN TANGERANG DISTRICT

Dea Maulidi Saputri1*, Meta Safitri1


1
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
*Corresponding Author E-mail : Deamaulidisaputri@gmail.com

ABSTRAK
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang
pelayanan kesehatan yang bermutu. Seluruh rumah sakit sangatlah penting menunjang akan
pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat yaitu salah satunya adalah pelayanan informasi
obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pelayanan informasi obat
dan mengetahui apakah pasien Diabetes Melitus mendapatkan informasi obat yang sesuai dengan
dosis obat, pemakaian obat, sediaan obat, indikasi/khasiat obat, efek samping obat, interaksi obat,
kontra indiksi obat, penyimpanan obat, dan stabilitas obat saat melakukan pengobatan di instalasi
farmasi RSU Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini yaitu penelitian non-eksperimental atau
observasional dengan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini menggunakan
bantuan form kuisioner sebanyak 73 responden dan didapatkan hasil berdasarkan komponen
pelayanan informasi obat yang disampaikan meliputi bentuk sediaan (100%), dosis (100%), cara
pakai(100%), indikasi (100%), kontra indikasi (23,3%), efek samping (75,5%) dan interaksi obat
(69,9%), penyimpanan (89%), stabilitas (53,4%) yang terealisasi pada pasien Diabetes Militus di RSU
Kabupaten Tangerang, dan pelayanan informasi obat menggunakan media bulletin dan majalah
dinding belum sepenuhnya terealisasikan karna belum adanya tim pengelola.
Kata Kunci : Pelayanan informasi Obat, Pasien Diabetes Melitus, Instalasi Farmasi Rawat Jalan

ABSTRACT
Hospital services are one of the activities in hospitals that support quality health services. All
hospitals are very important to support the services that must be given to the community, one of
which is drug information services. The purpose of this study was to find out how the description of
drug information services and find out whether diabetes mellitus patients get drug information in
accordance with drug dosages, drug use, drug preparations, drug indications / efficacy, drug side
effects, drug interactions, counter drug induction, drug storage , and stability of the drug when doing
treatment at a pharmacy in Tangerang Regency General Hospital. This research method is non-
experimental or observational research with descriptive research design. The results of this study
used the help of questionnaire form as many as 73 respondents and obtained results based on the
service component of the drug information delivered including dosage form (100%), dosage (100%),
method of use (100%), indication (100%), contraindications ( 23.3%), side effects (75.5%) and drug
interactions (69.9%), storage (89%), stability (53.4%) realized in patients with Diabetes Militus in
Tangerang District Hospital, and services Drug information using media bulletins and wall magazines
has not been fully realized due to the absence of a management team.

Keywords: Drug Information Services, Diabetes Melitus Patients, Outpatient Pharmacy Installation
Pendahuluan

Sekarang ini perhatian akan penyakit Metodelogi Penelitian


tidak menular sangat meningkat karena Penelitian ini merupakan jenis penelitian
frekuensi terjadinya pada masyarakat semakin non-eksperimental atau observasional dengan
meningkat. Dari (sepuluh) penyakit yang rancangan penelitian yang bersifat deskriptif.
berpotensi menyebabkan kematian, dua
diantaranya adalah penyakit tidak menular. Sampel penelitian adalah populasi
salah satunya adalah penyakit Diabetes Militus pasien rawat jalan Diabetes Militus di RSU
(DM) yang merupakan penyakit tidak menular Kabupaten Tangerang dihitung dengan rumus
yang mengalami frekuensi peningkatan yang (Notoatmodjo, 2005) dan memenuhi kriteria
sangat tinggi dan terus menerus dari tahun ke inklusi yaitu berjumlah 73 pasien.
tahun. International Diabetes Federation (IDF)
menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Alat Penelitian
Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah Lembar persetujuan penelitian,
menjadikan Diabetes Militus sebagai penyebab dipergunakan sebagai lembar persetujuan
kematian urutan ke tujuh di dunia sedangkan pasien yang bersedia menjadi responden
tahun 2012 angka kejadian Diabetes Militus selama berjalannnya penelitian yang langsung
didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana ditanda tangani oleh pasien atau saksi.
proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 Form kuisioner PIO (Pelayanan
adalah 95% dari populasi dunia yang Informasi Obat), digunakan untuk mengetahui
menderita diabetes mellitus (Fatimah, 2015). pelayanan informasi obat kepada pasien
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk Diabetes Melitus dan alat tulis (buku, pulpen,
laptop dan lain-lain).
memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat Bahan Penelitian
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Bahan penelitian merupakan bahan
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan penunjang dalam keberhasilan penelitian,
pendekatan, pemeliharaan, peningkatan bahan yang digunakan pada penelitian ini
berupa data pasien diantaranya :umur, jenis
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
kelamin, serta jawaban kuisioner responden
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), yang diambil selama penelitian.
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan Metode pengambilan data dalam
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya penelitian ini menggunakan pengisian
kuesioner pelayanan informasi obat yang diisi
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan
berdasarkan jawaban dari responden. Analisis
bagi semua fasilitas kesehatan termasuk di data dilakukan secara deskriptif dengan
rumah sakit (Kesehatan, 1992). mendeskriptifkan persentase pasien DM yang
mendapatkan pelayanan informasi obat
Pelayanan farmasi rumah sakit dengan variabel terikat. Kemudian hasil
merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram
yang menunjang pelayanan kesehatan yang yang disertai pembahasan.
bermutu. Seluruh rumah sakit sangatlah
penting menunjang akan pelayanan yang Hasil Dan Pembahasan
harus diberikan kepada masyarakat yaitu salah
satunya adalah pelayanan informasi obat. Hasil Kegiatan Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan
kewajiban farmasi yang didasarkan pada Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis
kepentingan pasien, dimana salah satu bentuk Kelain
pelayanan informasi obat yang wajib diberikan
oleh tenaga farmasi adalah pelayanan farmasi Jenis
yang berkaitan dengan penggunaan obat yang Jumlah %
No kelamin
diserahkan kepada pasien, dan penggunaan
obat secara tepat, aman, dan rasional atas 1 Laki-laki 30 41%
permintaan masyarakat. 2 Perempuan 43 59%

Total 73 100%
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui Berdasarkan Tabel 2 menunjukan
bahwa dari 73 responden sebagian besar bahwa usia 20-25 tahun berjumlah 2
adalah perempuan yaitu 43 orang dengan responden, usia 26-35 tahun berjumlah 4
persentase (59%) sedangkan responden laki- responden, usia 36-45 berjumlah 8 responden,
laki sebanyak 30 orang dengan persentase usia 46-55 berjumlah 26 responden, usia 56-
(41%). Perempuan lebih berpeluang menderita 60 berjumlah 33 responden. Dan dapat
penyakit Diabetes Militus dibandingkan laki laki disimpulkan bahwa usia >45 tahun lebih
dengan alasan faktor hormonal dan banyak terkena penyakit Diabetes Militus
metabolisme, bahwa perempuan mengalami dibandingkan dengan usia <45 tahun. hal ini
siklus bulanan dan menopouse yang menunjukan adanya hubungan antara usia
berkontribusi membuat distribusi peningkatan dengan penyakit Diabetes Militus, karena
jumlah lemak tubuh menjadi sangat mudah semankin bertambahnya usia maka semakin
terakumulasi akibat proses tersebut sehingga cepatnya proses antherosklerosis, yang dapat
perempuan lebih berisiko terkena penyakit DM menyebabkan kemampuan berbagai organ
tipe dua.. Jumlah perbandingan antara makin menurun dan cenderung melakukan
komposisi berupa estradiol akan membuat gen sedikit aktivitas tetapi suplai nutrisi tidak
Estrogen Reseptor (ER) dan Estradiol mengalami penurunan, bahkan sering kali
Reseptor (ER) teraktivasi, hal tersebut mengalami kelebihan (Alfiyah, 2011).
menyebabkan proses metabolism akan
bekerja dan kedua gen tersebut akan Hasil Kuisioner Gambaran Pelayanan
berkoordinasi dalam sensitivitas insulin Informasi Obat
(Isnaini, 2018).
Table 3 Hasil Kuisioner Pelayanan
Hasil penelitian tersebut sejalan Informasi Obat di RSU Kabupaten
dengan hasil penelitian Desy L. Allorerung, dkk Tangerang
menyatakan bahwa adanya hubungan antara Kuisioner Persentase (%)
jenis kelamin dengan faktor resiko perempuan No Pelayanan Ya Tidak
lebih besar menderita DM dibandingkan laki- Informasi Obat
laki, karena hal ini berhubungan dengan 1 Penyampaian dosis 100% 0%
kehamilan dimana kehamilan merupakan obat
faktor resiko untuk terjadinya penyakit
Diabetes Mellitus dan secara fisik wanita 2 Penyampaian cara 100% 0%
memiliki peluang peningkatan indeks masa penggunaan obat
tubuh yang lebih besar dibandingkan laki-laki
(Allorerung, dkk 2016) 3 Penyampaian 100% 0%
bentuk sediaan
Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia
4 Penyampaian 100% 0%
Tabel 2 Karakteristik Responden indikasi obat
Berdasarkan Usia di RSU
Kabupaten Tangerang 5 Penyampaian efek 75,5 % 24,5 %
No Usia Jumlah % samping
6 Penyampaian 69,9 % 30,1 %
1 20-25 2 2,74 % interaksi obat
tahun
2 26-35 4 5,48 % 7 Penyampaian 23,3 % 76,7 %
tahun kontra indikasi
3 36-45 8 10,95 % 8 Penyampaian 89 % 11 %
tahun penyimpanan obat
4 46-55 26 35,62 %
tahun 9 Penyampaian 53,4 % 46,6 %
5 56-60 33 45,21 % stabilitas obat
tahun
Total 73 100%
Berdasarkan Table 3, Pelayanan
informasi obat pada pasien rawat jalan
Diabetes Militus di RSU Kabupaten Tangerang
belum seluruhnya terealisasikan berdasarkan Tabel 4 Data Pelayanan Informasi Obat Di
komponen pelayanan informasi obat yang RSU Kabupaten Tangerang
disampaikan meliputi bentuk sediaan (100%),
dosis (100%), cara pakai(100%), indikasi
(100%), kontra indikasi (23,3%), efek samping NO Ya Tidak
(75,5%) dan interaksi obat (69,9%), Variabel Yang Diteliti
penyimpanan (89%), stabilitas (53,4%) yang 1 Menjawab pertanyaan
terealisasi di RSU Kabupaten Tangerang pada melalui √
pasien Diabetes Militus. a. Telepon √
Penyampaian informasi cara 2 b. Surat
penggunaan obat, bentuk sediaan obat,
indikasi obat, dosis obat sudah terealisasi Membuat atau
sebesar 100%. Penyampaia informasi membagikan
mengenai efek samping obat terealisasi a. Bulletin √
sebesar 75,5 % karena sebagian besar pasien b. Leaflet
Diabetes Militus adalah pasien lama yang
sudah mengetahui efek samping yang c. Label obat √
diberikan. Penyampaian informasi mengenai √
d. Poster
interaksi obat terealisasi sebesar 69,9 % √
karena waktu dan kondisi yang tidak e. Majalah dinding √
memungkinkan, akan tetapi pada pasien Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
Diabetes Militus baru akan diarahkan keruang bahwa kegiatan pelayanan informasi obat di
konseling untuk mendapatkan arahan khusus RSU Kabupaten Tangerang secara pasif dapat
penyampaian interaksi obat. Penyampaian dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya
informasi mengenai kontra indikasi obat sudah seperti menjawab pertanyaan melalui telpon
terealisasi sebesar 23,3 %, karena dan surat, akan tetapi pelayanan informasi
penyampaian kontra indikasi sangat jarang obat menggunakan telepon pada pasien jarang
disampaikan, karena pihak Dokter dan sekali dilakukan karena tidak adanya catatan
Apoteker di RSU Kabupaten Tangerang telah khusus no telpon pasien. Adapun pelayanan
meminimalisir adanya kontra indikasi pada informasi obat melalui surat tidak dilakukan di
obat yang diberikan. Penyampaian informasi RSU Kabupaten Tangerang karena sudah
mengenai penyimpanan obat sudah berkembangnya teknologi, sehingga sistem
terealisasi sebesar 89 %, Adapun menjawab pertanyaan melalui surat tidak
penyampainan informasi penyimpanan obat dilakukan dan beralih pada media internet
yang diberikan Apoteker kepada pasien seperti via whatsapp.
Diabetes Militus untuk obat yang memerlukan
penanganan khusus seperti insulin yang Pelayanan informasi obat dengan sistem
penyimpanan pada suhu dingin (2-8°C), yang membuat atau membagikan bulletin, leaflet,
apabila sisa penggunaannya bisa disimapan poster terlaksana dengan baik dan
disuhu kamar (15-30°C). terealisasikan oleh kariawan di RSU
Kabupaten Tangerang dan dibantu anggota
Penyampaian informasi stabilitas obat Praktek Kerja Propesi Apoteker (PKPA)
sudah terealisasi sebesar 53,4 % karena pada sebagai tugas pengabdian masyarakat
pelayan informasi obat di depo rawat jalan (PKMRS). Sedangkan majalah dinding di
RSU Kabupaten Tangerang penyampaian depo rawat jalan RSU Kabupaten Tangerang
stabilitas obat sangat tidak memungkinkan tidak dapat terlaksana karena tidak adanya tim
karena waktu dan kondisi yang sangat ramai. pengelola.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ‘’Gambaran


Pelayanan Informasi Obat Pada Pasien Rawat
Jalan Diabetes Militus Di RSU Kabupaten
Tangerang” maka dapat disimpulkan bahwa :

Pelayanan informasi obat pada pasien rawat


jalan Diabetes Militus di RSU Kabupaten
Tangerang belum seluruhnya terealisasikanl
berdasarkan komponen yang diteliti.
Berdasarkan komponen pelayanan informasi
obat yang disampaikan meliputi bentuk
sediaan (100%), dosis (100%), cara
pakai(100%), indikasi (100%), kontra indikasi
(23,3%), efek samping (75,5%) dan interaksi
obat (69,9%), penyimpanan (89%), stabilitas
(53,4%) yang terealisasi di RSU Kabupaten
Tangerang pada pasien Diabetes Militus.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiyah, S. W. (2011). Faktor Risiko yang


Berhubungan dengan Kejadian
Penyakit Diabetes Melitus pada Pasien
Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr.Kariadi Semarang.

Allorerung, D., Sekeon, S., & Joseph, W.


(2016). Hubungan antara Umur, Jenis
Kelamin, Tingkat Pendidikan dengan
Kejadian DM tipe 2 di Puskemas
Ranotana Weru Kota Manado tahun
2016. J Kesehatan Masyarakat.

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2.


Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.

Isnaini,N. (2018). Faktor risiko mempengaruhi


kejadian Diabetes mellitus tipe dua,
Departement of Nursing, Faculty of
Healt science, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Kemenkes RI, (1992): Kesehatan, Undang
Undang No . 23 Tahun 1992 Tentang :
Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai