STUDI LITERATUR
2.1.1 Definisi
secara benar sesuai dosis, frekuensi, dan waktunya. Pasien dilibatkan dalam
mengambil keputusan untuk menelan obat atau tidak, hal ini dilakukan untuk
praktisi kesehatan atau informasi yang diperoleh dari suatu sumber informasi
lain dalam bentuk brosur atau melalui suatu kampanye media massa (Ian dan
atau petugas kesehatan. Hal ini dilakukan karena banyaknya obat yang harus
obat dari orang terdekat bertujuan untuk mengurangi kelalaian pasien yang
Menurut WHO (2013) dalam Sari dkk. (2016) salah satu penentu
pengobatan.
6
7
dan atau kegagalan. Dampak tersebut bisa memunculkan resistensi kuman dan
ketidakpatuhan berobat dalam jangka waktu panjang secara rutin (setiap hari)
a. Pengobatan
b. Faktor komunikasi
(Smet, 1994).
8
c. Pengetahuan
TB paru dan dampak yang timbul jika tidak patuh pengobatan merupakan
salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien TB paru dan
penyakitnya semakin baik pula kepatuhan dalam berobat. Hal ini juga
2014).
d. Fasilitas kesehatan
e. Faktor idividu
2) Keyakinan
Keyakinan berasal dari diri individu itu sendiri. Keyakinan pasien TB paru
bahwa dia bisa sembuh dengan menjalankan pengobatan yang benar dapat
koefisien korelasi sebesar 0,407 yang berarti cukup erat (Sutrisna, 2017).
a. Dukungan keluarga
(OAT) pada pasien tuberkulosis. Hal ini sesuai dengan teori dari Niven
b. Dukungan social
Dukungan yang berasal dari lingkungan sosial pasien bisa dari teman,
sembuh yang tinggi. Dukungan sosial yang kurang baik, seperti stigma
Jarak rumah menuju fasilitas kesehatan bisa menjadi salah satu hal yang
rumah ke faskes yang jauh atau medan jalan yang kurang bagus akan
tempuh dari rumah ke faskes lebih dekat dan medan yang baik.
Menurut Feuerstein et all yang dikutip Niven (2008) terdapat 5 faktor yang
1. Pendidikan
2. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami cirri kepribadian pasien yang
Hal ini bearti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman.
Adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada pasien
penjelasan tentang diagnosisnya saat ini, apa penyebabnya dan apa yang dapat
berikut:
a. Rasa bosan
dalam jangka waktu yang lama pasti akan merasa bosan dengan terapi atau
b. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan masyarakat tentang TB sampai saat ini masih kurang. Hal ini
Jika jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan sangat
d. Budaya
malu untuk berinteraksi dengan orang lain dan malu untuk berobat, untuk
2005).
14
2) Kualitas interaksi
b) Ketepatan dosis
c) Ketepatan waktu
Obat yang diminum sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh
petugas kesehatan meliputi dosis, jumlah, jenis dan waktu minum obat.
1. Kemandirian pasien minum obat, pasien teratur minum obat dan tidak harus
diingatkan.
16
2. Sesuai dosis yang diberikan oleh dokter, pasien tidak boleh sembarangan
4. Ketepatan waktu minum obat, pasien harus mengkomsumsi obat sesuai jadwal
pasien. Karena hanya orang terdekat yang selalu mengetahui umtuk hal yang
kepatuhan pengobatan pasien TB paru dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
dkk., 2014).
yang dikembangkan oleh Morisky et all untuk menilai kepatuhan minum obat
pasien dengan jangka waktu panjang melalui kuisioner. MMAS pertama kali
diaplikasikan untuk mengetahui compliance pada psien hipertensi dengan pre dan
post interview. Morisky et all mempublikasikan versi terbaru pada tahun 2008
yaitu MMAS-8 dengan nilai validitas p = 0,5, nilai reabilitas = 0,83, serta
sensitivitas sebesar 93% dan spesifisitas sebesar 53% pada sebuah studi kepatuhan
minum obat pasien hipertensi (Morisky D.E, 2008). MMAS-8 terdiri dari 8 item
yang telah tervalidasi untuk menilai kepatuhan terapi jangka panjang. Pada
untuk mengukur kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes mellitus. Namun saat
kepatuhan didapatkan dari hasil total skor yang dimasukkan dalam penilaian
keseluruhan yaitu kategori tinggi dengan total skor 8, kategori sedang dengan total
skor 6-7 dan kategori rendah denga total skor <6 ( Morisky et all, 2008).
19
2.2.1 Definisi
dan manifestasi, adalah penyebab paling umum kematian akibat penyakit menular
penyakit ini menjadi lebih umum di banyak bagian dunia. Selain itu, prevalensi
2017).
ginjal, tulang, dan nodus limfe (Somantri, 2007; Smeltzer, 2002). Agen infeksius
utama Mycobacterium Tuberculosis paru adalah bakteri jenis batang aerobik yang
a. Umur
jenis kelamin, ras, asal Negara bagian, serta infeksi AIDS. Dari hasil penelitian
yang dilakukan di Negara New York panda panti penampungan orang – orang
20
(achmadi, 2007).
b. Jenis Kelamin
1996 jumlah penderita TB paru laki-laki hampir dua kali lipat dibandingkan
dengan jumlah penderita TB wanita. TB paru lebih banyak terjadi pada laki-
2007).
c. Tingkat Pendidikan
maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan
d. Pekerjaan
Jenis pekerjaan menetukan factor resiko apa yang harus dihadapi setiap
e. Kebiasaan Merokok
terkena TB paru sebanyak 2,2 kali. Prevelansi merokok pada hampir semua
Negara berkembang lebih dari 50% terjadi pada laki-laki dewasa sedengkan
wanita perokok kurang dari 5%. Dengan adanya kebiasan merokok akan
f. Status gizi
dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih. Kurangnya gizi pada
seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon
Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang
h. Perilaku
a. Kepadatan Hunian
dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan overload. Hal ini tidak
salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
b. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat
terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya
c. Ventilasi
didalam rumah tersebut tetep segar. Hal ini bearti keseimbangan oksigen yang
2011).
d. Kondisi Rumah
Kondisi rumah dapat menjadi salah satu factor resiko penularan penyakit
e. Kelembaban udara
dimana kelembaban berkisar 40%-50% denga suhu udara yang nyaman 18-30
oC. Kuman TB paru akan cepat mati apabila terkena sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan
f. Suhu
tubuh tidak terlalu banyak kehilangan panas atau sebaliknya tubuh tidak sampai
kepanasan. Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah kisaran antara 18-30
24
oC dan suhu tersebut di pengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara dan
g. Ketinggian wilayah
suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100 meter selisih suhu udara dengan
permukaan air laut sebesar 0,5 oC. Selain itu berkaitan dengan kerapatan
2007).
memiliki bentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Bakteri
M.Tuberculosis tahan terhadap asam dan zat kimia serta faktor fisik karena
komponen penyusun terbesar tubuhnya lemak (lipid). Sifat aerob dari bakteri M.
2.2.4 Patofisiologi
berkembang biak dan menyebar ke area lain paru-paru seperti lobus atas paru.
Setelah bakteri menyerang organ yang ditempati, sistem kekebalan dalam tubuh
akan mengirim respon tubuh dengan munculnya reaksi inflamasi. Proses inflamasi
limfosit yang bekerja spesifik pada tuberkulosis akan menghancurkan bakteri basil
dan jaringan normal. Selanjutnya, terjadi akumulasi eksudat didalam alveoli yang
ghon tubercle. Materi yang terdiri dari makrofag dan bakteri kemudian menjadi
nekrotik dan nampak seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi
Jika respon tidak kuat dalam melawan serangan bakteri, akan membuat
penyakit lebih parah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi berulang, atau
ulserasi yang berakhir dengan sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru
a. Batuk: batuk yang terjadi pada penderita TB tidak kunjung sembuh, bisa
dengan darah.
dibawa oleh partikel udara, yang disebut droplet nuclei, dengan diameter 1-5
penyakit tuberkulosis paru atau laring sedang batuk, bersin, berteriak, atau
bernyanyi. Bergantung pada lingkungan, partikel kecil ini bisa tetap ada di udara
saluran pernapasan bagian atas, dan bronkus untuk mencapai alveoli paru-paru.
dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang
27
terkandung dalam contoh uji ≤ dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit
dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.
c. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
percikan dahak.
2.2.7 Diagnosis
TB paru tidak dibenarkan hanya dengan pemeriksaan serologis, foto toraks, atau
pada paru. Pada pemeriksaan auskultasi dapat ditemukan masalah seperti: suara
pernapasan bronchial, amforik, suara napas yang melemah, ronchi basah, dan
inspeksi terlihat tarikan saat bernafas pada paru, diafragma, dan mediastinum
(PDPI, 20015).
28
Suspek TB
Hasil mendukung
Periksa dahak Hasil BTA
SPS diulang ---
Hasil tidak mendukung
Gambar 2.3 Alur Diagnosis TB paru Pada Orang Dewasa. (Kemenkes RI, 2014)
29
dilakukan pemeriksaan foto toraks untuk melihat kondisi paru. Pemeriksaan ini
2015), diantaranya:
1. Pemeriksaan Bactec
indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif
2. Pemeriksaan darah
spesifik untuk Tb paru. Laju Endapan Darah (LED) jam pertama dan
jam kedua dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagai indikator tingkat
digunakan untuk salah satu respon terhadap pengo batan penderita serta
tubuh penderita. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi LED
minimal 4 macam obat untuk mencegah resistensi. Pengobatan ini bersifat gratis
dan didampingi oleh PMO dalam menjalankan strategi DOTS (Kemenkes RI,
2014).
pertama yang menjadi inti rejimen pengobatan adalah (CDC, 2016; Kemenkes RI,
2014): Isoniazid (H); Rifampisin (R); Etambutol (E); dan Pirazinamid (Z);
rekomendasi WHO dan ISTC yaitu: kategori 1 (Paduan OAT ini diberikan untuk
pasien baru) terdiri dari 2(HRZE) untuk tahap awal dan 4(HR)3 untuk tahap
lanjut; kategori 2 (Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
31
pernah diobati sebelumnya) terdiri dari 2(HRZE)S/(HRZE) untuk tahap awal dan
dan minum obat sesuai aturan supaya kuman hilang. Berhenti minum obat
yang tidak berjalan baik seperti tidak patuh dalam minum obat, membuat bakteri
tuberkulosis yang masih hidup bisa menjadi kebal terhadap OAT. Tuberkulosis
yang tahan terhadap obat-obatan lebih sulit untuk menghilangkannya dan lebih
a. Tahap awal
jumlah kuman dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian
kecil kuman yang mungkin sudah resisten sejak pasien belum berobat.
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2
bulan yang diberikan setiap hari. Jika pengobatan dilakukan secara teratur dan
RI,2014):
bulan) atau 1 tablet Isoniasid (H) @300 mgr/hari (1 bulan) /hari; 1 kaplet
Etambutol (E) @250 mgr/hari (2 bulan) atau 3 tablet Etambutol (E) @250
b. Tahap lanjutan
seminggu.
radiologi, efek samping obat, dan evaluasi keteraturan berobat (PDPI, 2006).
a. Evaluasi klinik
efek samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit. Evaluasi klinis
akhir pengobatan. Bila ada fasilitas pemeriksaan biakan bisa dilakukan dan
uji resistensi.
akhir pengobatan.
hati, fungsi ginjal dan darah lengkap (DL). Pemeriksaan fungsi hati
minimal dalam jangka waktu 2 tahun pertama setelah sembuh. Hal yang
34
a. Sembuh
awal pengobatan hasilnya positif dan pada akhir pengobatan atau salah
b. Pengobatan lengkap
hal ini tidak ada bukti dari hasil pemeriksaan bakteriologi pada akhir
pengobatan.
c. Gagal
tetap positif atau kembali positif pada bulan 5/>5 atau selama pengobatan
d. Meninggal
f. Tidak dievaluasi
salah satunya pasien pindah ke kabupaten/kota lain dan tidak ada laporan
ditinggalkan.
36
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 : Kerangka Teori Studi Kasus Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
Tb Paru Di Puskesmas Keputih Surabaya.