Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN ISLAMI PADA PASIEN KANKER TERMINAL

STATE DENGAN KEMOTERAPI PALIATIF

Irvan Kasongat (2000023226), Bahrul Adhim Rahmana (2000023236), Dhimas Krisna


Arianto (2000023246)
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Abstrak
Penyakit kanker sebagai salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia.
Dengan tatalaksana penyembuhan kanker yang semakin meningkat tidak sinkron dengan
angka kematian yang dikarenakan oleh penyakit kanker. Maka dari itu, dilakukanlah program
paliatif sebagai pendekatan yang efektif bagi pasien yang penyakitnya tidak dapat
disembuhkan untuk mengurangi penderitaan dan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarganya. Asuhan kefarmasian merupakan elemen penting dalam sistem pelayanan
kesehatan yang terintegrasi dengan elemen kesehatan lainnya. Apoteker bertanggung jawab
terhadap kualitas hidup pasien terkait obat yang digunakannya sehingga melalui asuhan
kefarmasian ini dapat memberikan manfaat secara langsung kepada pasien. Sebagai
seorang farmasis Islami berperan dalam segi komunikasi kepada pihak keluarga pasien serta
pasien, dan membantu memilih obat, dosis, rute, metode yang diberikan, serta membantu
memantau terapi obat didasarkan dengan berniat untuk menolong orang lain.

Kata kunci : kanker, paliatif, asuhan kefarmasian

Abstract

Cancer is one of the leading causes of death in the world. With the treatment of
cancer healing, which is increasing, it is not in sync with the death rate caused by cancer.
Therefore, a palliative program is carried out as an effective approach for patients whose
disease cannot be cured to reduce suffering and improve the quality of life of patients and their
families. Pharmaceutical care is an important element in a health care system that is
integrated with other health elements. Pharmacists are responsible for patients' quality of life-
related to the drugs they use so that nursing care can provide direct benefits to patients. As an
Islamic pharmacist, he plays a role in communication to the patient's family and patients, and
helps choose drugs, doses, routes, methods to be given, and helps monitor drug therapy
based on the intention to help others.

Keyword : cancer, palliative, pharmaceutical care


PENDAHULUAN 1. Apa definisi asuhan kefarmasian?
Integrasi perawatan paliatif ke
2. Apa yang dimaksud dengan
dalam penatalaksanaan kanker terpadu
pasien kanker terminal state?
telah lama dianjurkan oleh Badan
Kesehatan Dunia, WHO, hal ini 3. Apa yang dimaksud kemoterapi
dikarenakan dengan meningkatnya jumlah paliatif?
pasien kanker sebagai akibat dari
4. Bagaimana panduan asuhan
meningkatnya usia harapan hidup
kefarmasian islami pada pasien
manusia. Di Indonesia, angka
kanker terminal state dengan
kesembuhan dan angka harapan hidup
kemoterapi paliatif?
pasien kanker belum seperti yang
diharapkan meskipun tatalaksana kanker
telah berkembang dengan pesat. Pasien TUJUAN
dengan kondisi tersebut mengalami 1. Mengetahui dan memahami definisi
penderitaan yang memerlukan suatu
asuhan kefarmasian.
pendekatan terintegrasi berbagai disiplin
ilmu agar pasien tersebut memiliki kualitas
2. Mengetahui dan memahami definisi
pasien kanker terminal state
hidup yang baik dan pada akhir hayatnya
meninggal secara bermartabat. 3. Mengetahui dan memahami
Program paliatif merupakan kemoterapi paliatif
pendekatan yang efektif bagi pasien yang
4. Mengetahui dan memahami
penyakitnya tidak dapat disembuhkan
bagaimana panduan asuhan
untuk mengurangi penderitaan dan
kefarmasian islami pada pasien
memperbaiki kualitas hidup pasien dan
kanker terminal state dengan
keluarganya. Hal ini untuk mengantisipasi
kemoterapi paliatif
masalah yang mungkin timbul dan
meminimalkan dampak dari progresifitas
penyakit sehingga pasien dapat berfungsi METODE
semaksimal mungkin sesuai dengan Pada penulisan artikel ilmiah ini
kondisinya sebelum akhirnya meninggal. digunakan metode studi pustaka dengan
Dengan demikian pelayanan melakukan pencarian dan pengolahan data
kefarmasian sebagai salah satu kunci menggunakan referensi buku, jurnal, dan
kesuksesan kunci sistem kesehatan telah sumber online.
berpindah orientasi dari orientasi pada
produk obat bergeser kepada pasien yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mengacu kepada Pharmaceutical care A. Asuhan Kefarmasian
(Depkes RI, 2004). Asuhan kefarmasian atau
Pharmaceutical care adalah tanggung
RUMUSAN MASALAH jawab langsung apoteker pada pelayanan
yang berhubungan dengan pengobatan obatan untuk pelayanan gawat darurat.
pasien dengan tujuan mencapai hasil 7. Pembinaan pelayanan informasi dan
yang ditetapkan untuk memperbaiki pendidikan bagi masyarakat.
kualitas hidup pasien. Asuhan
8. Partisipasi dalam penilaian penggunaan
kefarmasian tidak hanya melibatkan terapi
obat dan audit kesehatan.
obat tapi juga keputusan tentang
9. Menyediakan pendidikan mengenai
penggunaan obat pada pasien. Termasuk
obat-obatan untuk tenaga kesehatan.
keputusan untuk tidak menggunakan
terapi obat, pertimbangan pemilihan obat, Menurut Permenkes Nomor 73
dosis, rute dan metoda pemberian, Tahun 2016, pelayanan kefarmasian
pemantauan terapi obat dan pemberian adalah suatu pelayanan langsung dan
informasi dan konseling pada pasien bertanggung jawab kepada pasien yang
(ASHP, 2008). berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk
Menurut Bahfen (2006), dalam
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
memberikan perlindungan terhadap
Penyelenggaraan Standar Pelayanan
pasien, pelayanan kefarmasian berfungsi
Kefarmasian di Apotek harus didukung
sebagai :
oleh ketersediaan sumber daya
1. Menyediakan informasi tentang obat-
kefarmasian yang berorientasi kepada
obatan kepada tenaga kesehatan lainnya,
keselamatan pasien (Kemenkes, 2016).
tujuan yang ingin dicapai mencakup
Hasil terapi dapat berupa
mengidentifikasikan hasil pengobatan dan
kesembuhan dari penyakit, berkurangnya
tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan
gejala penyakit, menghambat
dapat diterima untuk terapi, agar
perkembangan penyakit, atau mencegah
diterapkan penggunaan secara rasional,
terjadinya penyakit atau gejala penyakit.
memantau efek samping obat, dan
menentukan metode penggunaan obat. Asuhan kefarmasian terdiri dari 3
proses utama, yaitu penilaian
2. Mendapatkan rekam medis untuk
(assessment), rencana perawatan (care
digunakan pemilihan obat yang tepat.
plan), dan evaluasi (evaluation). Penilaian
3. Memantau penggunaan obat apakah
pada pasien terkait dengan obat yang
efektif, tidak efektif, reaksi yang
dibutuhkannya mencakup rancangan kerja
berlawanan, keracunan dan jika perlu
farmakoterapi dan peninjauan terhadap
memberikan saran untuk memodifikasi
ada tidaknya DRPs. Semua DRPs harus
pengobatan.
masuk ke dalam satu dari empat kategori,
4. Menyediakan bimbingan dan konseling yaitu indikasi, efektivitas, keamanan, dan
dalam rangka pendidikan kepada pasien. kepatuhan. Rencana perawatan sebagai
5. Menyediakan dan memelihara serta proses lebih lanjut dilakukan untuk
memfasilitasi pengujian pengobatan bagi menemukan apa yang dibutuhkan pasien.
pasien penyakit kronis. Kategori intervensi yang dipilih adalah

6. Berpartisipasi dalam pengelolaan obat- memecahkan masalah DRPs,


memperoleh tujuan terapi, mencegah c. Pemantauan terapi obat, merupakan
munculnya DRPs, dan menjadwalkan proses yang memastikan bahwa seorang
follow-up. Adapun tipe intervensi yang pasien mendapatkan terapi obat yang
dapat dilakukan adalah memulai terapi efektif dan terjangkau dengan
obat yang baru, mengubah regimen memaksimalkan suatu efikasi dan
dosis, mengubah obat, menghentikan meminimalkan suatu efek samping.
terapi obat, menyajikan rencana d. Monitoring efek samping obat,
monitoring, memberi arahan kepada merupakan kegiatan pemantauan setiap
pasien, memberi kemudahan untuk respon terhadap Obat yang merugikan
ketersediaan obat, menyarankan cara atau tidak diharapkan yang terjadi pada
pemberian obat yang tepat, dan pasien dosis normal yang digunakan pada
yang tepat. Semua hasil intervensi manusia untuk tujuan profilaksis,
kemudian dikategorikan ke dalam bentuk diagnosis dan terapi atau memodifikasi
kesimpulan berupa masalah fungsi fisiologis.
terpecahkan, tidak ada perubahan, ada
perbaikan, kondisi membaik sebagian,
B. Pasien Kanker Terminal State
tidak membaik, semakin buruk, gagal
terapi, dan pasien meninggal dunia Menurut National Cancer Institute
(ACCP, 2017). (2009), kanker merupakan suatu istilah
Berdasarkan proses asuhan untuk penyakit dimana sel-sel membelah
kefarmasian, Apoteker dapat melakukan secara abnormal tanpa kontrol dan dapat
beberapa kegiatan sebagai berikut : menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker
merupakan salah satu penyakit mematikan
a. Pelayanan informasi obat, bertujuan
yang utama di seluruh dunia. Kanker adalah
untuk menyediakan beragam informasi
salah satu jenis penyakit yang masuk ke
terkait obat kepada pasien danjuga
dalam kondisi terminal. Kondisi terminal
tenaga kesehatan serta untuk menunjang
adalah suatu kondisi dimana seseorang
penggunaan obat yang rasional.
mengalami sakit atau penyakit yang tidak
b. Konseling obat, yaitu memberikan
mempunyai harapan untuk sembuh dan
konseling mengenai sediaan farmasi,
menuju pada proses kematian dalam 6
pengobatan dan perbekalan kesehatan
bulan atau kurang.
lainnya sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang Perawatan pada pasien terminal
bersangkutan terhindar dari bahaya bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri,
penyalahgunaan atau penggunaan obat dengan mencegah penderitaan pasien
yang salah. Untuk penderita penyakit karena penyakit yang dialaminya yang
kronis seperti kardiovaskular, diabetes, sudah tidak dapat diobati lagi. Pasien
tuberkulosis (TBC), dan asma, apoteker dengan penyakit terminal disaat
harus memberikan konseling secara menghadapi akhir kehidupannya bersama
berkelanjutan. dengan orang terdekatnya tentu
membutuhkan pendekatan yang dengan mencegah dan mengurangi
komprehensif, yaitu dari segi kedokteran, penderitaan melalui identifikasi dini,
keperawatan, psikologis, sosial, budaya penilaian yang seksama serta pengobatan
dan spiritual (Yodang & Care, 2018). nyeri dan masalah-masalah lain, baik
masalah fisik, psikososial, dan spiritual
C. Kemoterapi Paliatif
(WHO, 2002).

Kemoterapi merupakan terapi yang


Pada pelayanan paliatif, pasien
diberikan dengan menggunakan obat-
memiliki peran yang penting dalam
obatan sitostatik yang dimasukkan kedalam
membuat keputusan yang akan diambil.
tubuh melalui intravena atau oral.
Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien
Kemoterapi adalah terapi yang tepat untuk
berbeda dan dibuat dengan memperhatikan
diberikan kepada pasien dengan kondisi
hal yang ingin dicapai oleh pasien bila
kanker yang sudah terjadi metastase atau
memungkinkan. Adapun prinsip pelayanan
berada pada stadium lanjut. Kemoterapi
paliatif pasien kanker :
yang dimaksudkan adalah kemoterapi yang
bersifat paliatif, dimana kesembuhan ● Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
bukanlah tujuan utama pengobatan
● Menghargai kehidupan dan menganggap
melainkan peningkatan kualitas hidup
kematian sebagai proses normal
pasien dan meringankan gejala yang
dialami pasien akibat progresif penyakitnya ● Tidak bertujuan mempercepat atau
(Rasjidi, 2010). menghambat kematian

Penggunaan suatu obat-obatan ● Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial


kemoterapi dapat memberikan efek toksik dan spiritual
dan disfungsi sistemik hebat meskipun
bervariasi dalam keparahannya. Efek ● Memberikan dukungan agar pasien dapat
samping dapat timbul karena obat-obatan hidup seaktif mungkin
tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker
● Memberikan dukungan kepada keluarga
tetapi juga menyerang sel sehat, terutama
sampai masa dukacita
sel-sel yang membelah dengan cepat
seperti membran mukosa, sel rambut, ● Menggunakan pendekatan tim untuk
sumsum tulang dan organ reproduksi (ACS, mengatasi kebutuhan pasien dan
2014). keluarganya

Pelayanan paliatif pasien kanker Perawatan paliatif bisa


adalah pelayanan terintegrasi oleh tim mengeksplorasi individu penderita dan
paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup keluarganya bagaimana memberikan
pasien dan memberikan dukungan bagi perhatian khusus terhadap penderita,
keluarga yang menghadapi masalah yang penanggulangannya serta kesiapan untuk
berhubungan dengan kondisi pasien
menghadapi kematian. Langkah-langkah D. Panduan Asuhan Kefarmasian Islami
dalam pelayanan paliatif : pada Pasien Kanker Terminal State
dengan Kemoterapi Paliatif
1. Menentukan tujuan perawatan dan
harapan pasien Intervensi atau pendekatan paliatif
bersifat holistik meliputi empat kelompok
2. Membantu pasien dalam membuat
masalah, yaitu :
Advanced care planning (wasiat atau
keinginan terakhir) ● Fisik – gejala atau keluhan fisik seperti
nyeri, batuk, sesak nafas, letih, demam dan
3. Pengobatan penyakit penyerta dan
lain-lain
aspek sosial yang muncul
● Psikologis – khawatir, takut, sedih, marah
4. Tata laksana gejala
● Sosial – kebutuhan keluarga, isu
5. Informasi dan edukasi perawatan pasien
makanan, pekerjaan, tempat tinggal dan

6. Dukungan psikologis, kultural dan sosial hubungan interpersonal

7. Respon pada fase terminal: memberikan ● Spiritual – pertanyaan tentang arti

tindakan sesuai wasiat atau keputusan kehidupan dan kematian, kebutuhan untuk

keluarga bila wasiat belum dibuat, damai.

misalnya: penghentian atau tidak


Maka dari itu, tatalaksana paliatif
memberikan pengobatan yang
pasien kanker bertumpu pada pendekatan
memperpanjang proses menuju kematian
biopsikososial dan spiritual. Gejala fisik yang
(resusitasi, ventilator, cairan, dll).
perlu ditatalaksana meliputi nyeri, sesak

Untuk mencapai tujuan pelayanan nafas, mual/muntah, diare, konstipasi,

paliatif pasien kanker, diperlukan sebuah anoreksia, cemas, depresi,delirium,

tim yang bekerja secara terpadu. Dengan insomnia, perdarahan, luka kanker, dan

prinsip interdisipliner (koordinasi antar gejala lain.

bidang ilmu dalam menentukan tujuan yang


Sebagai seorang farmasis, asuhan
akan dicapai dan tindakan yang akan
kefarmasian Islami yang dapat dilakukan
dilakukan guna mencapai tujuan), tim
pada pasien kanker terminal state dengan
paliatif secara berkala melakukan diskusi
metode tatalaksana paliatif dengan menjalin
untuk melakukan penilaian dan diagnosis,
komunikasi dan keputusan bersama
untuk bersama pasien dan keluarga
keluarga pasien. Komunikasi antara dokter
membuat tujuan dan rencana pelayanan
dan petugas kesehatan lain dengan pasien
paliatif pasien kanker, serta melakukan
dan keluarga serta antara pasien dan
monitoring dan follow up. Komposisi tim
keluarga merupakan hal yang penting dalam
perawatan paliatif dapat terdiri dari: dokter,
perawatan paliatif.
perawat, pekerja sosial dan psikolog,
konselor spiritual, relawan, dan apoteker.
Selain itu, sebagai seorang farmasis untuk menolong orang lain. Karena selain
juga membantu menentukan obat akan mendapatkan ganjaran pahala, kita
medikamentosa golongan Analgetik seperti juga bisa merasa lebih ikhlas dalam
NSAID, Non opioid, Opioid; Adjuvant memberikan pelayanan sehingga dapat
(kortikosteroid, antidepresan, anti epilepsi, mempengaruhi kualitas pelayanan yang kita
relaksan otot, antispasmodik). Dan juga berikan. Othman dan Owen (2001)
dosis yang diberikan kepada pasien. mengembangkan pengukuran kualitas jasa
dalam perspektif Islam dengan
Islam merupakan agama yang
menambahkan dimensi Compliance
mengatur segala dimensi kehidupan. Al-
(kepatuhan) dalam SERVQUAL (Assurance,
Qur'an diturunkan Allah SWT kepada
Responsiveness, Tangibles, Empathy, dan
manusia untuk menjadi solusi atas segala
Reability) dan menempatkan Compliance
permasalahan hidup. Oleh karena itu,
sebagai landasan utama dalam mengukur
setiap aktivitas maupun permasalahan
kualitas jasa. Metode ini menambahkan
hidup terkait dalam aturan syariah.
dimensi Compliance sebagai kepatuhan
Demikian juga dalam penyampaian jasa,
terhadap syariah Islam". Sedangkan
setiap aktivitas yang terkait harus didasari
menurut Jusuf Saleh Bazed dan M.
oleh kepatuhan terhadap syariah yang
Jamaluddin Ahmad menyebutkan bahwa
dipenuhi dengan nilai-nilai moral dan etika.
"setidaknya ada 4 konsep atau karakteristik
Perkembangan organisasi syariah telah
utama dalam pelayanan Islami yaitu:
memberikan dimensi baru dalam
rabbaniyyah, akhlaqiyyah, waqi'iyyah dan
pengukuran kualitas jasa (Nurhasan, 2020).
insaniyyah (Sunawi, 2012).

Islam telah mengajarkan kita untuk


Pelayanan kefarmasian adalah
senantiasa memberikan pelayanan yang
bentuk pelayanan dan tanggung jawab
berkualitas sebagaimana firman Allah Swt :
langsung profesi apoteker dalam pekerjaan

ُ‫ل اتَّ قَ ۚ و اِن َ ْ دو‬SS‫لَّ ِ ۖ إَ ُ وا اََّّ ل‬S ‫ِد ن اََّّ ل‬SS‫ابَ قِ اْل عُ يدَ َ ش‬ kefarmasian untuk meningkatkan kualitas

‫اْل عَ ْْ ِث و َلى ْْاِل َ ُ وا ع نَ اوَ َ عََ ل تَ ٰ ۖى وَ ْ وَّ ق التَ ِ و ر‬ hidup pasien, sedangkan konsep kualitas

‫ِ َ ِب َلى اْلَ ُ وا ع نَ اوَ َ ع ت‬ pelayanan dalam pandangan Islam adalah


bentuk evaluasi kognitif dari konsumen atas
Artinya : penyajian jasa oleh organisasi jasa yang
menyandarkan setiap aktivitasnya kepada
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
nilai-nilai moral sesuai dengan yang telah
(mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan
dijelaskan oleh syariat Islam. Jadi, dapat
jangan tolong-menolong dalam berbuat
disimpulkan bahwa pelayanan kefarmasian
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
dengan karakteristik pelayanan islami
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
adalah pelayanan dalam pekerjaan
amat berat siksa-Nya (QS Al Ma’ idah: 2).
kefarmasian yang menyandarkan setiap

Ayat tersebut mengajarkan untuk aktivitasnya kepada nilai-nilai syariat Islam

memberikan pelayanan dengan berniat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.


Terdapat empat karakteristik Islami harus dilaksanakan dengan
pelayanan islami yang dapat dijadikan alat cara mengikuti kaidah-kaidah ilmu
ukur, yang pertama rabbaniyyah yakni kedokteran dan farmasi yang
keyakinan dan penyerahan segala berlaku, serta mengikuti
sesuatunya hanya kepada Allah Swt, perkembangan teknologi alat
kesadaran akan nilai-nilai religius yang kedokteran.
dipandang penting. Kedua akhlaqiyyah
DAFTAR PUSTAKA
yakni dalam pelaksanaannya
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika. ACCP. (2017). Practices and Processes of
Ketiga waqi'iyah yakni mampu Care/Organizational
menyesuaikan diri dengan perkembangan Agreements/Special Issues in
zaman, bisa bergaul secara fleksibel Pharmacy Practice. Chicago: ACCP
dengan siapa saja, tetapi tetap memelihara Update in Therapeutics.
akhlak. Dan keempat insaniyyah yakni sifat
kemanusiaan pada diri seseorang yang Departemen Kesehatan RI, 2004,
terkontrol, seimbang, bukan manusia yang Keputusan Menteri Kesehatan
serakah, dan bukan manusia yang bisa Republik Indonesia Nomor
bahagia di atas penderitaan orang lain. 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang
Standar Pelayanan Farmasi di
SIMPULAN DAN SARAN Rumah Sakit, Jakarta. National
Simpulan Cancer Institute. 2009. A snapshot of
Asuhan kefarmasian merupakan pedi- atric cancer. Diperoleh melalui
tanggung jawab langsung apoteker pada http://
pelayanan yang berhubungan dengan www.cancer.gov/aboutnci/servingpeo
pengobatan pasien dengan tujuan ple/ cancer-snapsho
mencapai hasil yang ditetapkan untuk Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Paliatif
memperbaiki kualitas hidup pasien. Kanker Pada Dewasa. 2017.
Dimana apoteker terlibat untuk keputusan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
seperti tidak menggunakan terapi obat, Pengendalian Penyakit.
pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute Nurhasan, Agus. 2020. "Pengaruh
dan metoda pemberian, pemantauan Pelayanan Kefarmasian Terhadap
terapi obat dan pemberian informasi dan Kepuasan Pasien di Ruang Farmasi
konseling pada pasien. Klinik Daqu Sehat Malang
Saran menggunakan Parameter
Karakteristik Pelayanan Islami"
1) Seorang apoteker muslim harus
[skripsi]. Malang: UIN Maulana Malik
dapat memberikan informasi yang
Ibrahim Malang
baik dan benar terkait pelayanan
kefarmasian Islami di rumah sakit. Sunawi. 2012. “Konsep Pelayanan
Kesehatan Islami di Rumah Sakit;
2) Prosedur pelayanan kesehatan
Tinjauan Aplikasi di Rumah Sakit
Islam Surakarta” [naskah publikasi].
Surakarta: Program Pemikiran Islam
Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai