Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

Dosen Pengampu : Apt. Kiki Amelia, M.Pd

Oleh :

AYU JOTANIA
NIM : 22.01.01.165
Kelas : D

PROGRAM SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BAHKTI PERTIWI
PALEMBANG

JANUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum
Komunikasi Farmasi, dengan materi yang berjudul “Pelayanan SWAMEDIKASI dan
Pelayanan Resep dokter, Pelayanan Informasi Resep Obat (PIO) serta telefarmasi” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Praktikum Komunikasi Farmasi. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana pelayanan SWAMEDIKASI dan pelayanan Informasi Resep
Obat (PIO) terhadap pasien.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu Dosen yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
pemberian Informasi dan Edukasi kepada pasien.
Dengan penuh kesadaran diri, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, saya mohon untuk di maklumi. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi yang membaca. Demikian saya ucapkan Terima Kasih.

Palembang, Januari
2024

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Swamedikasi
Swamedikasi merupakan pengobatan sendiri yang biasa dilakukan oleh
masyarakat untuk mengobati keluhan-keluhan dan penyakit ringan (Depkes RI.2007).
Pengobatan sendiri biasanya dilakukan oleh masyarakat untuk menangani keluhan-
keluhan dan penyakit ringan yang sering dialami di masyarakat seperti demam, batuk,
pusing, nyeri, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit ( kudis, kutil,
jerawat) dan lain-lain (Depkes RI.2007). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2011 diketahui sekitar 66,82% masyarakat di Indonesia melakukan
swamedikasi untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan.
Masyarakat dalam melakukan swamedikasi masih sering melakukan kesalahan
dalam pengobatannya, dikarenakan keterbatasan pengetahuan tentang obat dan faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam melakukan swamedikasi diantaranya usia, tingkat
pendidikan, pengaruh dari keluarga atau teman, periklanan obat-obatan, peraturan
perundang-undangan yang mengatur pemberian dan penjualan obat-obatan,
pengalaman sebelumnya dengan gejala atau penyakit yang sama ,dan situasi ekonomi
(Lukovic, Miletic and Pekmezovic, 2014). Penggunaan obat dalam swamedikasi yang
tidak tepat dapat mengakibatkan penggunaan obat yang irasional, meningkatkan efek
samping dan interaksi obat (Use, 2014).
Mahasiswa Farmasi harus berperan aktif dalam memberikan informasi yang
benar kepada masyarakat agar terhindar dari penyalahgunaan obat dan lebih
bertanggung jawab dalam pengobatan, Karena Farmasis adalah salah satu pemeran
utama dalam mendidik konsumennya tentang penggunaan obat-obatan yang tepat
yang ditujukan untuk pengobatan sendiri (Bennadi, 2014). Studi tentang praktik
pengobatan sendiri di kalangan mahasiswa kesehatan sangat penting karena
merupakan segmen populasi yang berpendidikan tinggi dan memiliki akses terhadap
informasi mengenai kesehatan mereka (Mehta and Sharma, 2015). Mahasiswa farmasi
di kalangan masyarakat juga sangat penting karena mereka mewakili generasi masa
depan dalam memilihkan obat dan mengedukasi tentang kesehatan (Mehta and
Sharma, 2015). Selain itu, mahasiswa farmasi nantinya akan menjadi apoteker dan
memberikan konseling pada pasien tentang penggunaan obat yang aman dan rasional
(Albusalih et al., 2017).
B. Pelayanan informasi obat

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sitem


pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan
farmasi, Alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan Farmasi klinik. Pelayanan kefarmasian
semakin berkembang, tidak terbatas hanya pada penyiapan obat dan penyerahan obat pada
pasien, tetapi perlu melakukan interaksi maupun komunikasi dengan pasien, dengan
melaksanakan pelayanan secara menyeluruh oleh petugas farmasi. Pelayanan Informasi
Obat (PIO) kepada pasien merupakan salah satu bagian dari pelayanan
kefarmasian.Pelayanan kefarmasian selain menjadi tuntutan profesionalisme juga dapat
dilihat sebagai faktor untuk mengevaluasi kepuasan pasien.

Pemberian informasi obat kepada pasien diberikan oleh Apoteker dan atau Tenaga
Teknis Kefarmasian merupakn bagian dari Pelayanan Informasi Obat (PIO), adapun fungsi
pemberian informasi obat yaitu supaya pasien lebih memahami tentang terapi yang
diperoleh, dengan begitu dapat meningkatkan kesadaran pasien akan kepatuhan minum
obat. Ada beberapa aspek dalam pemberian informasi obat yaitu meliputi meliputi dosis,
bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode pemberian, farmako kinetik,
farmakologi, terapeutik dan alternative, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan
menyusui, efek samping, inteaksi , stabilitas, ketersediaan, harga ,sifat Fisika atau kimia
dari obat dan lain-lain (Oktawilova et al., 2019)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Swamedikasi
Swamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan sendiri. Dalam
penatalaksanaan swamedikasi, masyarakat memerlukan pedoman yang terpadu agar tidak
terjadi kesalahan pengobatan (medication error). Tenaga kefarmasian sebagai salah satu
profesi kesehatan sudah seharusnya berperan sebagai pemberi informasi (drug informer)
khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam swamedikasi. Obat-obat yang termasuk
dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas relatif aman digunakan untuk pengobatan
sendiri (swamedikasi). (Kemenkes2006).

Obat- obat yang dapat digunakan untuk Swamedikasi :


 Obat Bebas : Cth. Paracetamol, Antasida, Mylanta, Polysilane.
 Bebas Terbatas : Cth. Ibuprofen, CTM, Dimenhidrinat (antimo)
 Obat Herbal : Cth. Tolak angin, Imbost, Stimuno, Antangin.
 Obat Wajib Apotek : Cth. Asam mefenamat, Antalgin, Omeprazol, Famotidin.
 Obat Keras tidak boleh diberikan tanpa resep dokter kecuali beberapa obat
keras yang dapat digunakan dalam swamedikasi yaitu obat yang termasuk
dalam kategori Obat Wajib Apotek yang diserahkan Apoteker di apotik.

Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut.
Pengobatan sendiri dalam pengertian umum adalah upaya yang dilakukan untuk mengobati
diri sendiri menggunakan obat, obat tradisional, atau cara lain tanpa nasehat tenaga
kesehatan.
Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tempat penjualan di Apotek dan Toko Obat Berijin.
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa
menggunakan resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat
menggunakannya. Tempat penjualan di Apotek dan Toko Obat Berijin.
Obat Keras adalah obat yang hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter. Tempat
penjualan di Apotek.
Obat herbal adalah obat yang dibuat dari bahan alam, baik tumbuhan, hewan atau
mineral. Definisi obat herbal seringkali dicampuradukkan dengan obat tradisional.
Peraturan menteri kesehatan nomor: 919/menkes/per/x/1993 pasal 2, tentang kriteria obat
yang dapat diserahkan tanpa resep menteri kesehatan peraturan menteri kesehatan :
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia
2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Informasi tentang obat dan penggunaan yang perlu diberikan pada pasien yaitu :
1. Indikasi obat
2. Kontraindikasi
3. Efek samping
4. Cara pemakaian
5. Dosis
6. Waktu pemakaian dan lama penggunaan
7. Cara penyimpanan yang baik
8. Terapi non farmakologi

Swamedikasi bertujuan memberikan solusi murah, cepat, dan nyaman dalam mengatasi
penyakit ringan jika dilakuan berdasarkan penggunaan obatan rasional. Swamedikasi akan
menghemat waktu dan biaya dalam mencari fasilitas kesehatan. Perilaku swamedikasi dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika dilakukan dengan tidak tepat.
Pelaksanaan swamedikasi harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional,
antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak
adanya kontraindikasi, tidak adanya interaksi obat, dan tidak adanya polifarmasi. Dalam
praktiknya kesalahan penggunaan obat dalam swamedikasi ternyata masih banyak terjadi,
terutama karena ketidaktepatan obat dan dosis obat. Apabila kesalahan tersebut terjadi
terus-menerus dalam waktu yang lama akan dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko pada
kesehatan.
B. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini kepada Dokter,
Apoteker, Perawat, Profesi Kesehatan dan Pasien agar dapat menggunakan obat dengan
baik dan mencegah terjadinya efek samping dari obat.

PIO bertujuan untuk menyediakan informasi obat di fasilitas pelayanan kesehatan, agar
dapat dibuat kebijakanterkait obat yang benar. Oleh karena itu, pemahaman yang baik
terkait pemilihan sumber informasi yang benar dan akurat sangat penting diketahui oleh
setiap tenaga kesehatan.
Sasaran Informasi Obat Sasaran Informasi Obat antara lain :
1. Pasien dan atau keluarga pasien.
2. Tenaga kesehatan : Dokter, Dokter gigi, Apoteker, Perawat, Bidan, Asisten
apoteker, dan lain-lain.
3. Pihak lain : manajemen, tim atau kepanitiaan klinik, dan lain-lain.

PMK No.35 tentang standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.


Pelayanan Informasi Obat (PIO) Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat
kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Pemberian informasi obat sangat
penting untuk dilakukan. Hal ini penting diberikan kepada pasien demi meningkatkan efek
terapetik, meningkatkan proses terapeutik, meningkatkan kepatuhan pasien, dan
menurunkan inefektivitas dan efek toksik obat yang dapat terjadi apabila diberikan dengan
tidak benar.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Klinik,
Standar Pelayanan Kefarmasian di klinik meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik yang
dilakukan meliputi pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat , konseling,
visite pasien (khusus rawat inap), monitoring efek samping obat, 9 pemantauan terapi
obat, serta evaluasi penggunaan obat.

Ada beberapa bentuk pelaksanaan kegiatan PIO yang bisa dilakukan di apotek, seperti :

1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan


2. Membuat dan menyebarkan brosur/buletin/leaflet kepada pengunjung apotek atau
masyarakat dalam rangka melakukan penyuluhan. Atau bisa juga leaflet ditempelkan
di mading apotek agar bisa dibaca oleh pengunjung apotek
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien. Ini melekat ketika apoteker
memberikan obat kepada pasien
4. Memberikan pelatihan terkait pengetahuan tentang obat-obat yang dijual di apotek
kepada karyawan di apotek. Contoh : pelatihan terkait cara menggunakan obat khusus
yang benar, pelatihan tentang obat bebas dan bebas terbatas, dll
5. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa/mahasiswa farmasi yang
sedang praktik kerja di apotek (PKL/PKPA)
6. Melakukan program jaminan mutu

ASPEK INFORMASI OBAT (PIO)

1. Nama Obat.
2. Komposisi.
3. Cara kerja obat.
4. Indikasi.
5. Posologi (aturan pakai dan dosis)
6. Rute cara pemberian obat.
7. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat alergi,
apakah pasien sedang hamil/menyusui, data laboratorium).`
8. Peringatan dan perhatian.
9. Aspek terapi non farmakologi.
10. Efek samping.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM 1
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

Kasus 1
Ny.Sister (35 tahun) datang ke apotek untuk membeli obat yang dapat mengatasi keluhan
anaknya (3 tahun 5 bulan) yaitu diare sejak kemarin akibat makan makanan pedas,
konsistensi BAB cair dengan frekuensi BAB 4 kali sehari, tidak ada demam dan BAB
tidak berdarah. Anaknya juga terlihat lemas sepertinya dehidrasi. Ny Sister juga ingin
membeli obat untuk mengatasi susah BAB yang sudah 3 hari. Pasien ingin membeli obat
yang cepat berefek.

Hasil :
Obat rekomendasi untuk anaknya (3 tahun 5 bulan),

1.

Nama obat : Guanistrep sirup


Komposisi : Kaolin pektin
Aturan pakai : Tiga kali sehari 5 ml
Cara penggunaan : Diminum
Terapi non farmakologi : Hindari penyebab diare seperti makanan terlalu
pedas, terlalu asam dan selalu menjaga
kebersihan, cuci tangan setiap mau makan atau
setelah dari toilet, makan makanan bergizi
untuk meningkatkan daya tahan

2.

Nama obat : Oralit 200 ml


Komposisi : Dekstrosa anhidrat, Natrium klorida, Natrium
sistrat dihidrat, Kalium klorida.
Aturan pakai : Oralit 200 ml diminum secara bertahap
selama 3 jam
Cara penggunaan : Diminum, 1 bungkus serbuk dilarutkan
dalam 200 ml air matang
Terapi non farmakologi : Perbanyak minum air putih dan istirahat
yang cukup

Obat rekomendasi untuk Ny sister (35 tahun),

3.

Nama obat : Dulcolax Suppositoria


Komposisi : Bisacodyl 10 mg
Aturan pakai : Satu kali sehari pada malam hari
Cara penggunaan : Dimasukkan lewat rektral
Terapi non farmakologi : Meningkatkan Kesehatan,minum air
yang cukup, menjaga kebutuhan serat
harian makan buah dan sayuran,
olahraga untuk memperbaiki metabolisme

Pembahasan

Dari hasil informasi Ny.Sister terkait keluhan yang dirasakan Ny.Sister dan anaknya.
Tenaga teknis kefarmasian apotek merekomendasikan obat untuk mengatasi keluhan anak
Ny.Sister yang mengalami diare akibat makanan pedas dengan konsistensi BAB cair
sebanyak 4 kali sehari yang disebabkan karena makan makanan pedas disertai tidak
adanya demam dan BAB tidak berdarah menggunakan obat Guanistrep sirup dengan
kandungan kaolin pektin yang berguna untuk menyerap BAB yang cair menjadi lebih
kental, obat ini diminum 3 kali sehari 5 ml menggunakan sendok takaran, efek samping
obat ini akan merasakan susah BAB jika digunakan dalam jangka waktu panjang.

Untuk mengatasi dehidrasi anaknya direkomendasikan Oralit 200 ml dengan kandungan


dextrosa anhidrat, natrium klorida, natrium sitrat dihidrat kalium klorida yang berguna
untuk mengatasi kekurangan cairan dalam tubuh karena dehidrasi akibat diare dengan efek
samping yang dirasakan jika melebihi dosis yang dianjurkan akan mengalami pusing,perut
kembung dan sakit perut. Obat ini diminum dengan cara satu bungkus oralit ini dilarutkan
dengan air hangat 200 ml dan diminum dengan cara bertahap selama 3 jam.

Kedua obat ini disimpan disuhu ruang dan dijaukan dari sinar matahari langsung. Untuk
meningkatkan keefektifan obatnya disarankan minum air yang cukup,menjaga kebutuhan
serat seperti makan sayur dan buah serta olahraga untuk meningkatkan kesehatan. Hindari
makanan terlalu pedas, asam dan selalu menjaga kebersihan.

Untuk mengatasi keluhan Ny.Sister yang susah BAB sudah 3 hari direkomendasikan obat
Dulcolax suppositoria dengan kandungan bisacodyl yang berguna untuk mengatasi susah
BAB. Obat ini dipakai 1 suppos satu kali sehari pada malam hari dengan cara seperti
gambar disamping ini,
Obat ini memiliki efek samping yang akan dirasakan seperti kram atau nyeri perut,mual
muntah. Untuk meningkatkan keefektifan obatnya disarankan minum air yang cukup,
menjaga kebutuhan serat seperti makan buah dan sayur serta olahraga yang cukup. Obat
ini disimpan disuhu ruang dan terhindari dari sinar matahari langsung.
PRAKTIKUM 2
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

Kasus 2
Ny.Silvia (38 tahun) datang ke apotek untuk membeli obat untuk dirinya. Ny.Silvia
mengeluhkan nyeri pada bagian atas perut disertai rasa mual dan kembung. Hal tersebut
dikeluhkannya setelah Ny.Silvia melewati jam makan siang dikarenakan kesibukkannya
yang padat sehingga juga membuat pandangannya terasa seperti berputar putar. Pasien
juga ingin membeli obat untuk gatal jamur dikakinya, karena sering terkena air cucian.
Hasil :

Obat rekomendasi untuk Ny.Silvia (38 tahun),

1.

Nama obat : Domperidone


Komposisi : Domperidone 10 mg
Aturan pakai : 1 – 3 kali sehari 1 tablet

Cara penggunaan : Di konsumsi saat perut kosong. Di minum

15 – 30 menit sebelum makan

Terapi non farmakologi : Banyak beristirahat, minum air yang cukup,


hindari makanan yang pedas, asam
dan berlemak.
2.

Nama obat : Omeprazole


Komposisi : Omeprazole 20 mg
Aturan pakai : 1 – 2 kali sehari
Cara penggunaan : Diminum sebelum makan)
Terapi non farmakologi : Modifikasi gaya hidup, hindari stress,
hindari makanan pedas dan minuman soda

3.

Nama obat : Canesten Cream 10 g


Komposisi : Clortrimazole 1%
Aturan pakai : 2 – 3 kali sehari
Cara penggunaan : Dioleskan tipis pada bagian infeksi jamur
Terapi non farmakologi : Menjaga kebersihan tubuh, Gunakan
pakaian yang bersih, Menjaga kulit tetap
keringminum yogurt dan memperbaiki pola
hidup.
Pembahasan

Dari hasil informasi Ny.Silvia terkait keluhan yang dirasakan Ny.Silvia. Tenaga teknis
kefarmasian apotek merekomendasikan obat untuk mengatasi keluhan Ny.Silvia yang
mengalami nyeri pada bagian atas perut disertai rasa mual dan kembung. Hal tersebut
dirasakan ketika melewati jam makan siang serta pandangannya yang terasa berputar putar,
oleh karena itu Tenaga Teknis Kefarmasian merekomendasikan dua obat, yang pertama obat
omeprazole yang berguna untuk menurunkan asam lambung. Omeprazole termasuk kedalam
golongan penghambat pompa proton (PPI) yang bekerja menghambat produksi asam
lambung pada tahap akhir, yaitu menghambat pompa ATP H+/K+ sel parietal yang
mensekresi asam. Obat ini diminum 1-2 kali sehari sebelum makan, diberi jarak 15 menit dari
pemberian obat domperidone. Efek samping obat ini yang mungkin akan dirasakan adalah
sakit kepala, perut kembung, kram/nyeri perut dan mual muntah.
Obat kedua yaitu domperidone dengan kandungan domperidone yang berguna untuk
mengatasi mual muntah. Obat ini diminum bila perlu 3 kali sehari, 30 menit sebelum makan
dengan cara ditelan menggunakan bantuan air. Efek samping obat ini akan merasakan sakit
kepala, dan mulut kering. Untuk meningkatkan keefektifan kedua obat ini dengan cara
menghindari makanan pemicu asam lambung seperti makanan pedas dan asam, dan atur
pola makan.
Untuk mengatasi keluhan Ny.Silvia yang mengalami gatal jamur dikakinya, karena sering
terkena air cucian. Tenaga Teknis Kefarmasian merekomendasikan obat canesten cream
dengan kandungan klotrimazole 2% yang berguna untuk mengobati infeksi jamur. Obat ini
dipakai 2 kali sehari minimal 2 minggu dengan cara dioleskan tipis dibagian infeksi. Efek
samping yang jarang terjadi seperti timbul iritasi, rasa panas pada kulit yang dioleskan obat.
Untuk meningkatkan efektivitas obat, hindari dari air jangan menggunakan sesuatu yang
tertutup dan ketat, pastikan kaki dalam keadaan kering serta jangan digaruk pada bagian
infeksinya.
Ketiga obat tersebut disimpan dalam suhu ruang dan terhindar dari sinar matahari langsung.
PRAKTIKUM 3
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN

Kasus 3
Tn.Yuli datang ke apotek untuk membeli obat untuk anaknya. Usia anaknya 7 tahun.
Tn.Yuli mengatakan bahwa anaknya sejak kemarin mengalami batuk, pilek, bersin-bersin,
namun tidak demam. Dahaknya seperti susah keluar ditenggorokan. Semalam sudah
diberikan sanmol sirup 5 ml sebanyak 2 kali, namun keluhan belum berkurang. Pasien
juuga ingin membeli vitamin untuk anaknya agar tidak mudah sakit.
Hasil :
Obat rekomendasi untuk anaknya Tn.yuli (Usia anaknya 7 tahun).,
1.

Nama obat : Actifed flu ( Hijau )


Komposisi : - Triprolidine hcl 1,25 mg
- Paeudophedrine 30 mg
- Guaifenesia 100 mg
Aturan pakai : Tiga kali sehari ½ Sendok Makan
Cara penggunaan : Diminum sebelum atau sesudah makan
Terapi non farmakologi : Hindari makanan tertentu saat batuk dan
flu serta perbanyak minum air putih dan
istirahat yang cukup, dan makanan yang
bergizi
2.

Nama obat : Imboost kids


Komposisi : - Echinacca purpurea 250 mg
- Zinc 5 mg
- Black elderberry 400 mg
Aturan pakai : Tiga kali sehari 5 ml
Cara penggunaan : Diminum
Terapi non farmakologi : Makan yang berprotein dan bergizi seperti buah
dan sayur serta tidur yang cukup dan
berolahraga

Pembahasan

Dari hasil informasi Tn.yuli terkait keluhan yang anaknya rasakan yang berusia 7 tahun.
Tn.Yuli mengatakan bahwa anaknya sejak kemarin mengalami batuk, pilek, bersin-bersin,
namun tidak demam serta ahaknya seperti susah keluar ditenggorokan. Tenaga Teknis
Kesehatan merekomendasikan obat Actifed flu ( Hijau ) dengan 5 kandungan yaitu
pertama, Triprolidine hcl 1,25 mg yang berguna untuk meredahkan gejala alergi. Kedua,
Paeudophedrine 30 mg yang berguna untuk mengatasi hidung tersumbat. Ketiga,
guaifenesia 100 mg, yang berguna meredakan batuk dan melancarkan pengeluaran dahak
di saluran pernapasan, pada obat Diminum Tiga kali sehari ½ Sendok Makan. Efek
samping obat ini seperti Sakit kepala,mengantuk,gangguan pencernaan dan mulut kering.

Untuk meningkatkkan keefektifan obat ini dengan cara perbanyak minum air putih,
hindari makanan/minuman saat batuk pilek seperti minum es serta istirahat yang cukup.

Memberhentikan pemakaian sanmol 5 ml yang sudah diberikan Tn. Yuli semalam


sebanyak 2 kali dikarenakan anak tersebut tidak mengalami demam. (Obat sanmol
memiliki kandungan paracetamol 500 yang berguna menurunkan demam.)
untuk vitamin anaknya agar tidak mudah sakit. Tenaga Teknis Kesehatan
merekomendasikan imboost kids dengan kandungan Echinacea purpura, zinc, black
eldeberry yang berguna meningkatkan kekebalan tubuh. Obat ini diminum 3 kali sehari
sebanyak 5 ml menggunakan sendok takar sesudah makan. Efek samping obat ini sakit
perut, mual muntah, diare, dan ruam.
Untuk meningkatan keefektifan obat ini dengan cara makan yang berprotein dan bergizi
seperti buah dan sayur serta tidur yang cukup.

Kedua obat ini disimpan disuhu ruang terhindar dari sinar matahari langsung.
PRAKTIKUM 4
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PERNAPASAN

Kasus 4

Sdr. Denny (25 tahun) mengeluhkan sesak napas, sesak timbul saat udara dingin dan
terkena debu, sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas posisi. Selain sesak nafas, terdapat
gejala batuk berdahak encer berwarna putih dan tidak ada darah serta kepala terasa pusing.
Keluhan tersebut dialaminya kurang lebih 6 jam lalu. Pasien juga mengeluhkan tidak nafsu
makan.
Hasil :
Obat rekomendasi untuk Sdr. Denny,

1.

Nama obat : Paratusin


Komposisi : - Paracetamol 500 mg
- Guafenisin 50 mg
- Noscapine 10 mg
- Phenylpropanolamine Hcl 15 mg
- Chlorampheniramine maleate 2 mg
Aturan pakai : 3 kali sehari 1 tablet
Cara penggunaan : Diminum Sesudah makan
Terapi non farmakologi : Hindari paparan debu dan udara dingin,
Menghirup uap air menthol/ air panas dan
istirahat serta minum air yang cukup.
2.

Nama obat : Curcuma Force

Komposisi : - Ekstrak curcuma xanthorrhiza rhizoma 20 mg


- Ekstrak piperin nigri fructus 2,5 mg

Aturan pakai : 3 kali sehari 1 – 2 tablet salut selaput


Cara penggunaan : Diminum
Terapi non farmakologi : Makan makanan bergizi dan berprotein
seperti buah dan sayur, Tidur yang cukup
serta berolahraga
Pembahasan

Dari hasil informasi terkait keluhan yang dirasakan Sdr.Denny (25 tahun). Tenaga teknis
kefarmasian apotek merekomendasikan untuk mengatasi keluhan Sdr. Denny yang
mengalami sesak napas pada dada saat batuk berdahak dan batuk berdahak encer berwarna
putih dan tidak ada darah serta kepala terasa pusing, yaitu obat Paratusin dengan
kandungan Paracetamol 500 mg, Guafenisin 50 mg, Noscapine 10 mg,
Phenylpropanolamine Hcl 15 mg, Chlorampheniramine maleate 2 mg. Obat ini dipakai 3
kali sehari 1 tablet dengan cara di telan dengan bantuan air putih sesudah makan. Efek
samping yang mungkin timbul setelah menggunakan paratusin adalah Mengantuk dan
Mulut kering.

Untuk mengatasi keluhan tidak nafsu makan, Tenaga Teknis Kefarmasian memberikan
obat penafsu makan yaitu Curcuma Force dengan kandungan Ekstrak curcuma
xanthorrhiza rhizoma 20 mg dan Ekstrak piperin nigri fructus 2,5 mg . Obat ini diminum 3
kali sehari 1 – 2 tablet salut selaput dengan cara di telan dengan bantuan air putih sesudah
makan.

Kedua obat ini disimpan dalam suhu ruang dan terhindar dari cahaya matahari langsung

PRAKTIKUM 5

PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Kasus
Seorang ibu datanng ke apotek ingin membeli obat yang ada diresep untuk anaknya, ibu
tersebut juga menyampaikan keluhan yang dia rasakan berupa rasa gatal dilubang telinga
sepertinya ada kotoran telinga yang sulit dikeluarkan berharap ada obat yang dapat
mengatasi keluhannya.

Hasil :

Resep zen akmal ( 5 tahun),

1.
Nama obat : Kloramfenikol tetes mata ( 1 buah )
Aturan pakai : 2 tetes sebanyak 2 kali setiap hari di mata kiri

Nama obat : Salep mata Kloramfenikol ( 1 tabung )


Aturan pakai : 1 kali setiap hari di mata kiri

Obat yang dierekomendasikan untuk ibu zen akmal,

Nama obat : Erlamycetin tetes telinga


Komposisi : Chloramphenicol 1%
Aturan pakai : 3 kali sehari sebanyak 3 tetes, selama 1 minggu.
Cara penggunaan : Diteteskan
Terapi non farmakologi : Bersihkan Setiap Hari. Telinga harus
dibersihkan 1-2 kali sehari. Untuk daun telinga
dapat dibersihkan dengan air bersih yang
dicampur dengan baby oil atau menggunakan
kain basah.

Pembahasan

Dari hasil Resep yang diberikan ibu Zen Akmal (5 tahun) Tertera diresep ada 2 obat.
Pertama obat Kloramfenikol tetes mata dengan kandungan Chloramphenicol 0.5% yang
berguna untuk mengobati infeksi mata. Obat ini dipakai 2 tetes sebanyak 2 kali selama 1
minggu di mata kiri dengan cara :
1. cuci tangan terlebih dahulu untuk mencegah penularan infeksi ke mata atau telinga
lainnya
2. Hindari kontaminasi obat dengan tidak menyentuh ujung kemasan obat atau mengenai
mata.

3. Untuk menggunakan obat tetes mata, miringkan kepala Anda ke belakang dan tarik
perlahan kelopak mata bawah dengan jari yang bersih.

4. Pegang botol di atas mata dan biarkan tetesannya jatuh ke ruang antara kelopak mata
bawah dan mata Anda. Kemudian, tutup mata Anda selama beberapa menit.

5. Pada obat salep mata, tarik perlahan kelopak mata bagian bawah dengan jari bersih
dan miringkan kepala ke belakang. Pegang tabung dengan nosel dekat mata.

6. Kemudian, tekan pelan sekitar 1 cm salep di atas ruang antara kelopak mata bawah dan
mata Anda. Tutup mata selama beberapa menit.
Efek samping obat ini meliputi sensasi terbakar, menyengat, gatal, dan peradangan pada
kulit. Mata mungkin akan menjadi lebih sensitif setelah menggunakan obat. Obat ini
disimpan disuhu ruang dan hindari cahaya matahari langsung.

Cara memberikan obat tetes mata pada anak :

1. Cuci tangan Anda.


2. Ajak anak Anda melakukan salah satu posisi berikut dengan telinga yang Anda rawat
menghadap ke atas.
3. Miringkan kepala anak Anda ke belakang, Baringkan anak Anda, Bungkus bayi atau
anak kecil Anda dengan selimut atau seprai tipis, agar lengannya tetap diam
4. Kocok botolnya.
5. Buka bagian atas botol dan buang segel plastiknya.
6. Tarik perlahan kelopak mata bawah anak Anda.

Catatan: Hindari menyentuhkan pipet ke mata, bulu mata, atau permukaan lainnya.

7. Pegang pipet di atas mata anak Anda dan teteskan satu tetes ke kelopak mata bawah,
hindari sudut matanya.
8. Lepaskan kelopak mata bagian bawah dan biarkan anak Anda berkedip beberapa kali
untuk memastikan tetesannya menyebar ke sekitar mata.
9. Pasang kembali bagian atas botol dan bersihkan sisa tetes mata dengan tisu bersih.
Catatan : Jika Anda menggunakan obat tetes mata jenis lain, tunggu beberapa menit
sebelum memberikannya. Ini akan menghentikan tetesan pertama tersapu oleh tetesan
kedua sebelum sempat bekerja.

Kedua obat Kloramfenikol salep mata dengan kandungan Chloramphenicol 1 % yang


berguna untuk mengobati infeksi mata 1 kali selama 1 minggu di mata kiri dengan cara :

1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah menggunakan
chloramphenicol ophthalmic. Pastikan untuk tidak menyentuh ujung kemasan obat
agar tidak terjadi kontaminasi.
2. Lepas lensa kontak saat akan menggunakan chloramphenicol ophthalmic. Pastikan
ada jarak 15 menit sebelum kembali menggunakan lensa kontak. Namun,
sebaiknya jangan menggunakan lensa kontak selama mengalami infeksi mata.
3. Untuk memakai chloramphenicol tetes mata, dongakkan kepala dan tarik kelopak
mata bawah agar membentuk kantung. Setelah itu, teteskan 1 tetes obat ke
dalamnya kemudian tutup mata secara perlahan. Diamkan selama 1–2 menit sambil
menekan ujung mata dekat hidung agar obat tidak mengalir keluar.
4. Jangan mengedip atau mengucek mata. Ulangi proses ini bila dosis yang
dianjurkan lebih dari 1 tetes. Jika Anda mengalami infeksi di kedua mata, lakukan
langkah-langkah di atas pada kedua mata.
5. Jika akan menggunakan chloramphenicol salep mata, tarik kelopak mata bagian
bawah hingga membentuk kantung. Tekan tube obat sampai salep keluar sekitar 1
cm dan arahkan langsung ke dalam kelopak mata bagian bawah. Setelah itu,
kedipkan mata secara perlahan dan tutup mata agar obat meresap.
Interaksi obat antara chloramphenicol dengan golongan makrolida lain, misalnya
azithromycin atau dengan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen, dapat menurunkan
efek obat. Interaksi obat antara chloramphenicol dengan warfarin atau phenytoin dapat
meningkatkan efek obat.

Efek samping obat ini seperti gatal pada mata, mata terasa perih atau panas, mata merah,
penglihatan kabur dan mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Obat ini disimpan disuhu
ruang terhindar dari cahaya matahari langsung.

Obat ini tidak boleh digunakan kedua duanya karena dapat menimbulkan infeksi atau iritas
makin parah karena overdosis. Pilih salah satu obat yang diinginkan saja karena kedua obat
ini memiliki fungsi yang sama sama mengobati mata yang terinfeksi.

Tenaga teknis kefarmasian apotek merekomendasikan untuk mengatasi keluhan ibu Zen
Akmal yang mengalami rasa gatal dilubang telinga sepertinya ada kotoran telinga yang sulit
dikeluarkan yaitu obat Erlamycetin tetes telinga yang mengandung kloramfenikol 1%.
Dipakai 3 kali sehari sebanyak 3 tetes dengan cara
1. Cuci tangan menggunakan air bersih sebelum dan sesudah menggunakan Erlamycetin
tetes telinga. Obat ini digunakan dengan cara diteteskan langsung ke dalam liang
telinga.
2. Miringkan kepala dengan posisi telinga yang hendak diobati menghadap ke atas.
Tarik daun telinga ke arah belakang atas bagi orang dewasa, atau ke belakang bawah
untuk anak-anak.
3. Teteskan obat ke dalam liang telinga dan jangan bergerak dari posisi tersebut selama
5–10 menit. Pastikan ujung botol tetes telinga tidak menyentuh permukaan apa pun
untuk menghindari kontaminasi.
4. Tutup botol dengan rapat setelah selesai menggunakan Erlamycetin tetes telinga.
5. Jika lupa menggunakan Erlamycetin tetes telinga, segera gunakan obat ini apabila
jeda dengan jadwal penggunaan berikutnya belum terlalu dekat. Bila sudah dekat,
abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
6. Jangan menghentikan penggunaan Erlamycetin tetes telinga sebelum waktu yang
ditentukan dokter walaupun keluhan sudah hilang. Hal ini dapat meningkatkan risiko
infeksi kambuh kembali dan lebih sulit untuk diobati.
7. Jangan menggunakan Erlamycetin tetes telinga lebih dari 1 minggu.

Efek samping obat ini ritasi lokal seperti gatal, rasa panas, dan dermatitis vesikuler. Obat ini
disimpan dalam suhu ruang dan terhindar dari cahaya matahari langsung.

PRAKTIKUM 6
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Kasus
Seorang pasien datang ke apotek dengan membawa resep dari dokter, pasien tersebut baru
pertama kali menggunakan obat dalam bentuk inhaler, jelaskan cara pengunaan obat
tersebut.

Hasil :

Resep Ny. Marisa ana,

1.

Nama obat : Symbicort 160/4,5 unit ( 1 buah )


Aturan pakai : 1 kali sehari 1 isapan
2

Nama obat : Ventolin inhaler ( 1 buah )


Aturan pakai : 2 kali sehari 2 isapan

Pembahasan

Dari hasil Resep yang diberikan Ny. Marisa ana. Tertera diresep ada 2 obat. Pertama obat
Symbicort 160/4,5 unit dengan kandungan Budesonide dan Formoterol fumarate yang
berguna untuk mengobati penyakit asma. Obat ini dipakai 1 kali sehari 1 isapan dengan
cara seperti dibawah ini :

1. Lepaskan tutup Turbuhaler, tarik Inhaler ke atas


2. Putar Turbuhlaer ke kanan selanjutnya ke kiri dengan cepat, kemudian akan terdengar
suara “Klik”
3. Keluarkan / buang nafas
4. Letakan alat diantara mulut dan bibir, condongkan kepala ke belakang sedikit.
5. Hisap obat dengan menarik nafas kuat dan dalam
6. Keluarkan alat dari mulut
7. Tahan napas 5-10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan
8. Tutup kembali Turbuhlaer dan berkumur dengan air hangat
Interaksi obat yang tidak boleh digunakan dengan Symbicort, antara lain: Obat-obatan
golongan MAO Inhibitor. Obat golobgan penghambat beta non selektif seperti Propanolol,
Nadolol, Pindolol, Timolol dan Oxprenolol. Obat-obatan olongan L-dopa, L-tiroksin, dan
oksitosin.

Efek samping obat ini seperti ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah
menggunakan Symbicort Turbuhaler 160/4,5 Mcg 60 Dosis, yaitu Jantung berdebar, Sakit
kepala, Tremor, Iritasi pada tenggorokan, Batuk, dan Suara serak. Disimpan di dalam suhu
ruangan. Jangan simpan di dalam kulkas atau tempat yang terpapar sinar matahari
langsung

Kedua obat Ventolin inhaler dengan kandungan Ventolin mengandung zat aktif
Salbutamol yaitu obat golongan bronkodilator (agonis selektif beta-2 adrenergik) yang
bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernafasan yang menyempit
sehingga oksigen dapat mengalis lebih lancar menuju paru-paru. Obat ini dipakai 2 kali
sehari 1 isapan dengan cara seperti dibawah ini :
1. Berdiri atau duduk tegak
2. Lepaskan tutup inhaler lalu kocok inhaler selama 5 detik
3. Miringkan kepala sedikit ke belakang, lalu tarik napas dan embuskan napas panjang
4. Masukkan inhaler di antara gigi dan tutup mulut hingga rapat
5. Tekan inhaler dengan cepat untuk melepaskan obat
6. Tarik napas segera setelah obat tersemprot keluar, lalu bernapaslah seperti biasa
selama 3–5 detik
7. Tahan napas selama 10 detik untuk membiarkan obat masuk ke dalam paru-paru
8. Tunggu sekitar 30–60 detik sebelum mengambil isapan yang kedua
9. Kumur kumur dengan air hangat setelah penggunaan

Interaksi obat Penggunaan salbutamol bersama obat-obat yang menurunkan konsentrasi


kalium, misalnya digoxin dan furosemid, dapat meningkatkan risiko terjadinya
hipokalemia.

Efek samping obat ini Takikardia, palpitasi,Mual, muntah, iritasi mulut dan tenggorokan,
Hiperglikemia, asidosis laktat,Kram otot sakit kepala, pusing, mengantuk, gelisah dan
insomnia. Obat ini disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan simpan di dalam kulkas atau
tempat yang terpapar sinar matahari langsung
PRAKTIKUM 7
PELAYANAN SWAMEDIKASI OBAT WAJIB APOTEK

Kasus
Tn. RR datang ke apotek dengan keluhan sudah beberapa hari susah BAB, ingin memeli
obat untuk melancarkan BAB.Tn RR menginginkan obat yang tidak diminum, pasien
khawatir dengan keluhan yang dirasakannya berharap ada cara yang dapat dilakukan untuk
menghindari keluahan susah BAB tersebut.

Hasil :
Obat yang direkomendasikan untuk Tn. RR

Nama obat : Dulcolax Suppositoria


Komposisi : Bisacodyl 10 mg
Aturan pakai : Satu kali sehari pada malam hari
Cara penggunaan : Dimasukkan lewat rektral
Terapi non farmakologi : Meningkatkan Kesehatan,minum air
yang cukup, menjaga kebutuhan serat
harian makan buah dan sayuran,
olahraga untuk memperbaiki metabolisme

Pembahasan

Dari hasil informasi Tn.RR terkait keluhannya. Tenaga teknis kefarmasian apotek
merekomendasikan obat untuk mengatasi keluhan susah BAB menggunakan obat yaitu
obat Dulcolax suppositoria dengan kandungan bisacodyl yang berguna untuk mengatasi
susah BAB. Obat ini dipakai 1 suppos satu kali sehari pada malam hari dengan cara seperti
gambar di bawah ini :

Obat ini memiliki efek samping yang akan dirasakan seperti kram atau nyeri perut,mual
muntah. Untuk meningkatkan keefektifan obatnya disarankan minum air yang cukup,
menjaga kebutuhan serat seperti makan buah dan sayur serta olahraga yang cukup. Obat
ini disimpan disuhu dingin dan terhindari dari sinar matahari langsung.
PRAKTIKUM 8
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Kasus
Pasien datang ke apotek membawa resep dari dokter. Pasien tersebut didiangosa diabetes
melitus tipe 2 baru pertama mengunakan obat insulin pen. Pasien khawatir terhadap tidak
dapat mengunakan obat tersebut.

Hasil :
Resep Laura,
1.

Nama obat : Levemir flexpen ( 1 buah )


Aturan pakai : 1 kali sehari 10 ui
2.

Nama obat : Metformin 500 mg ( 1 trip )

Aturan pakai : 2 kali sehari 1 tablet


Pembahasan

Dari hasil Resep yang diberikan kepada Laura. Tertera diresep ada 2 obat. Pertama obat
Levermir flexpen mengandung mengandung mengandung Insulin Aspart yang termasuk
dalam golongan insulin analog kerja cepat (Rapid-Acting). Untuk mengobati diabetes
melitus tipe 2, dipakain 1 kali sehari sebelum makan.
Cara penggunaan :
1. Cuci tangan dengan air dan sabun.
2. Siapkan pen insulin yang akan digunakan (apabila baru dikeluarkan dari
lemari pendingin, tunggu suhu insulin hingga suhu kamar baru bisa
digunakan),
dan lepaskan penutup pen insulin.
3. Jika insulin terlihat keruh, putar/gulung pen diantara kedua telapak tangan.
4. Ambil jarum dan buka kertas penutup jarum (jangan sentuh jarum dengan
tangan secara langsung), kemudian pasang pada pen insulin dengan cara
memutar jarum pada ujung (tempat meletakkan jarum) pen insulin.
5. Lepaskan kemasan plastik dan penutup jarum insulin.
6. Hilangkan gelembung udara dengan cara memutar tombol dosis
(1 atau 2 unit), kemudian arahkan pena hingga jarum mengarah tegak lurus
ke atas dan tekan tombol dosis hingga insulin muncul /terlihat di ujung
jarum. Setelah itu, posisikan dosisi ke nol (0).
7. Kemudian, putar tombol dosis sesuai dengan aturan dosis yang diberikan.
8. Pilih lokasi tubuh yang akan disuntikkan insulin (Biasanya pada bagian
perut, paha, atau lengan atas. Tidak dianjurkan untuk menyuntik pada lokasi
yang sama terus-menerus dan harus dilakukan rotasi lokasi suntik) dan
usap dengan alkohol, kemudian tunggu sampai alkohol kering.
10. Pegang pen dengan 4 jari dan jempol diletakkan pada tombol dosis, cubit
bagian kulit yang akan disuntik. Suntikkan dengan posisi 90 derajat,
lepaskan cubitan dan tekan tombol dosis dengan Djempol hingga berhenti
(klep dosis akan kembali ke nol),kemudian biarkan selama 5-10 detik agar
insulin tidak tumpah.
11. Setelah selesai, lepaskan jarum dari pen dan buang jarum pada tempat
yang aman.
Efek samping obat ini yaitu Hipoglikemia, reaksi pada tempat injeksi , untuk menjaga
kadar gula darah disarankan mengurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat
dan gula. Obat ini bila sudah digunakan disimpan di suhu ruang dan terhindar dari sinar
matahari.

Kedua yaitu obat Metfomin untuk menjaga kadar gula darah, dengan kandungan
Metformin HCL 500 mg, diminum 2x sehari sesudah makan dengan cara diminum
menggunakan bantuan air.

Efek samping obat ini seperti gangguan saluran cerna yang sementara, mual, muntah, dan
diare. Obat ini disimpan ditempat yang sejuk dan terlindungi dari sinar matahari.
PRAKTIKUM 9
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
KOMUNIKASI DENGAN DOKTER

Kasus
Seorang dokter datang ke sebuah PIO untuk menanyakan mengenai salah satu obat yang
akan di resepkan kepada seorang pasien yang sedang ia tangani. Pasien tersebut memiliki
keluhan sesak nafas ( hasil rontgen menunjukan adanya penggumpalan di paru/emboli
paru ) dan demam. Dokter tersebut akan merencanakan pemberian terapi obat warfarin dan
ibu profen, namun sebelum memberikan resep, dokter menanyakan beberapa hal kepada
petugas PIO antara lain :
a. Apakah kedua obat tersebut dapat diberikan secara bersamaan ?
b. Apakah resiko perdarahan dapat muncul dari penggunaan kedua obat tersebut ?
c. Bagaimana dosis yang seharusnya diberikan untuk kedua obatb tersebut ?
d. Adakah terapi non farmakologi yang dapat mendukung penggunaan obat tersebut ?

Hasil :
a) Interaksi obat ibuprofen berupa peningkatan risiko efek samping ibuprofen
seperti ulkus peptikum atau perforasi saluran cerna di antaranya pada
penggunaan bersama dengan antikoagulan seperti warfarin.
b) Iya dapat muncul yaitu pendaharan pada lambung
c) Dosis dan Aturan Pakai Warfarin Dosis awal warfarin adalah 5–10 mg per
hari, selama 1–2 hari pertama. Dosis perawatan 3–9 mg per hari, tergantung
hasil tes darah saat evaluasi rutin.

d) Banyak melakukan aktivitas fisik, hindari merokok, banyak minum air putih,
mengonsumsi buah dan sayur.

Pembahasan

Jadi hasil dari percakapan apoteker dan dokter, pasien tersebut tidak boleh menkonsumsi
obat warfarin dan ibuprofen secara bersamaan karena akan mengakibatkan resiko
pendaharan lambung, jadi tidak boleh diberikan bersamaan. Untuk demam pada pasien itu
sendiri di ganti dengan koolfever untuk dewasa, karena jika pun di beri obat penurun
demam yang mengandung paracetamol tetapi tidak bisa karena menurut jurnal nasional
institutes Of health pemberiaan paracetamol dan warfarin dapat menyebabkan pendarahan
dan anemia. Jadi berikan koolfever dewasa saja untuk penurun demam. Tetapi setelah di
cari dari beberapa website allodokter bole pemeriaan obat ibu profen tersebut atau obat
yang mengandung paracetamol hanya saja di jeda 1 – 3 jam setelah pemberian warfarin,
jika demam sudah turun maka berhentilah mengkonsumsi ibu profen, hanya fokus pada
warfarin saja.
BAB IV

KESIMPULAN

Swamedikasi Dan Pelayanan Informasi Obat ( PIO )

Dari hasil pratikum tentang swamedikasi kasus 1 (Swamedikasi penyakit saluran


perncernaan), kasus 2 (Swamedikasi penyakit saluran perncernan, kasus 3 (Swamedikasi
penyakit saluran pernafasan), kasus 4 (Swamedikasi penyakit saluran pernapasan), dan
kasus 7 (pelayanan swamedikasi obat wajib apotek ).
Disimpulkan bahwa kasus penyakit penyakit diatas merupakan gejala kondisi
penyakit yang ringan, umum serta tidak akut yang masih bisa dilakukan perawatan
mandiri. Diberikan pelayanan swamedikasi dengan rekomendasi dan informasi tentang
obat yang langsung dijelaskan oleh Tenaga Teknis Kesehatan di apotek seperti efek
samping, kandungan, cara penggunaan, aturan pakai, terapi non farmakologi dan interaksi
obat. Obat yang diberikan dalam pelayanan swamedikasi seperti obat bebas,obat bebas
terbatas, obat herbal, dan obat wajib apotek
Kelebihan swamedikasi adalah aman jika digunakan sesuai petunjuk, efektif untuk
keluhan ringan, biaya obat lebih murah, hemat waktu, merasakan kepuasan tersendiri
karena berperan dalam keputusan terapi, dan menghindari rasa malu jika harus
menampakkan bagian tubuh tertentu di hadapan tenaga kesehatan.

Dari hasil pratikum 5,6 dan 8 tentang Pelayanan Informasi Obat disimpulkan bahwa
resep yang diberikan dokter merupakan obat keras yang harus diberi pelayanan informasi
obat yang dijelaskan oleh farmasis kepada pasien seperti rute pemberian, waktu pemberian
atau waktu konsumsi obat, interaksi obat dengan makanan atau pun obat lain, dan cara
menggunakan obat.
Pemberian informasi obat kepada pasien sangat penting diberikan secara akurat, jelas,
dievaluasi dengan kritis dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat oleh
farmasis terkait dengan obat yang diberikan agar pasien terhindar dari kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat, aturan pakai serta cara penggunaanya.
Dari hasil pratikum 9 tentang Pelayanan Informasi Obat antara farmasis dan dokter
disimpulkan bahwa obat yang ditanyakan dokter tersebut bisa diberikan namun tidak
direkomendasikan karena obat tersebut dapat menimbulkan interaksi obat yang dapat
menyebabkan resiko pendarahan pada lambung. Farmasis menjelaskan hal tersebut sesuai
data yang akurat menurut informasi obat dari berbagai data kesehatan yang jelas dan
teridentifikasi. Pelayanan informasi obat bagi dokter dengan apoteker atau farmasis di
layanan kesehatan sangat penting untuk menghindari kesalahan pemberian obat, aturan
pakai, cara penggunaan, serta dosis yang diberikan dokter.
PIO bertujuan untuk menyediakan informasi obat di fasilitas pelayanan kesehatan,
agar dapat dibuat kebijakan terkait obat yang benar. Oleh karena itu, pemahaman yang
baik terkait pemilihan sumber informasi yang benar dan akurat sangat penting diketahui
oleh setiap tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek
Departemen Kesehatan RI, 2006. "Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas". Jakarta: Departemen Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2007.
"Dasar Penanggulangan
Widayati, A., 2013. Swamedikasi di Kalangan Masyarakat Perkotaan di Kota
Yogyakarta. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia 2, 145.
Kemenkes, R. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Kementrian Kesehatan.
Anonim. 1992. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, Bab I Pasal 1.
Anonim. Departemen Kesehatan. 1983. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan
Obat Bebas Terbatas, Pasal 1 ayat 2 & 5, Pasal 3.
Talawo, D. P. (2014). Pengaruh Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Penggunaan
Obat Swamedikasi Di Desa Tingkohubu Timur Kecamatan Suwawa. Jurnal
Penelitian Farmasi. Gorontalo: Fakultas Farmasi Universitas Negeri
Gorontalo. Hal. 1-12.
Muharni, S., Fina, A., dan Maysharah, M. (2015). Gambaran Tenaga Kefarmasian
dalam Memberikan Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di ApotekApotek
Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Jurnal Sains Farmasi & Klinis.
Satibi, Nanang M dan Machali, Penilaian Konsumen Terhadap Peran Apotek Sebagai
Tempat Pelayanan Informasi Obat di Kabupaten Sleman, Edisi April, Majalah
Ilmu Kefarmasian, Jakarta.
Kurniawan, W.K., dan Chabib.L. 2010. Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Adityawat, R., Latifah, E., dan Hapsari, W. S. 2016. Evaluasi Pelayanan Informasi
Obat Pada Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag I .
Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis.
Anggraeni, C. S., dan Rochmawati, R. Y. 2018. Gambaran Pelayanan Informasi Obat
Terhadap Pasien Oleh Petugas Farmasi Apotek X Kuningan. Jurnal Farmasi
Muhammadiyah Kuningan, Issn:2549-2381 3(1): 38-45.
Haeria. 2017. Pengantar Ilmu Farmasi. Makassar: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan.
Ansel H.C., Popovich N.G. and Allen L. V., 2011, Ansel’s Pharmaceutical Dosage
Forms and Drug Delivery Systems, Journal of Chemical Information and
Modeling, 9, 160.
Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Braddley, J.U., dan Lawrence, M. L., 2008, Obat- Obat yang Digunakan dalam
Pengobatan Asma, J.G., Hardman, Ph.D., dan L. E., Limbird, Ph.D., Edisi 10,
Vol 1, 711-726, Dasar Farmakologi Terapi, EGC, Jakarta
Anonim, 1988, Panduan Pelayanan Informasi Obat, PT Kimia Farma , Jakarta.
Alodokter. (2019). Alodokter. Diambil 30 November 2019, dari
https://www.alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai