OLEH :
YUSTINA P. M. PASCHALIA, S.Kep., Ns., M.Kes.
1. Program
Paliatif di Rumah Sakit
(Rumah Sakit tipe A, B ,C, dan D)
2. Program
Paliatif di masyarakat
(Puskesmas, hospis, perawatan di
rumah)
Etika Paliatif
1. Autonomy. Hak individu dalam membuat keputusan terhadap tindakan
yang akan dilakukan atau tidak dilakukan setelah mendapatkan informasi
dari dokter serta memahami informasi tersebut secara jelas. Pada pasien
anak, autonomy tersebut diberikan pada orangtua atau wali.
2. Beneficence. Tindakan yang dilakukan harus memberikan manfaat bagi
pasien dengan memperhatikan kenyamanan, kemandirian, kesejahteraan
pasien dan keluarga, serta sesuai keyakinan dan kepercayaannya.
3. Non-maleficence. Tindakan yang dilakukan harus tidak bertujuan
mencederai atau memperburuk keadaan kondisi yang ada.
4. Justice. Memperlakukan semua pasien tanpa diskriminasi (tidak membe-
dakan ras, suku, agama, gender dan status ekonomi)
Tindakan yang telah disetujui oleh pasien dan atau keluarga harus dituangkan
dalam “inform consent” dan ditandatangani oleh pasien dan keluarga dan
petugas kesehatan sebelum tindakan dilakukan atau tidak dilakukan.
Program Paliatif Pasien Kanker
1. Denial (Pengingkaran)
2. Anger (marah)
3. Bargaining (tawar menawar)
4. Depretion (Depresi)
5. Acceptance (Penerimaan)
Masalah Keperawatan dan Intervensi
1. Ansietas atau ketakutan (individu, keluarga) b.d. situasi yang
tidak dikenal, sifat, dan kondisi yang tidak dapat
diperkirakan; takut akan kematian dan efek negative pada
gaya hidup.
Intervensi :
1) Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya.
2) Kaji tingkat ansietas klien
3) Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan
ketakutan ketakuta mereka.
4) Berikan klien dan keluarga kesempatan dan penguatan
koping positif.
Lanjutan ...........
2. Berduka b.d. penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menarik diri dari
orang lain.
Intervensi:
1) Berikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan
2) Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang
terbukti memberikan keberhasilan pada masa lalu.
3) Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang akan
terjadi, jawab semua pertanyaan dengan jujur.
4) Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian,
menghilangkan ketidaknyamanan dan dukungan.
Lanjutan ...........
3. Perubahan proses keluarga b.d. gangguan kehidupan
keluarga, takut akan hasil (kematian) dengan
lingkungannya penuh dengan stress (tempat perawatan)
Intervensi :
1) Luangkan waktu bersama keluarga atau orang terdekat
klien dan tunjukkan pengertian yang empati.
2) Izinkan keluarga klien atau orang terdekat untuk
mengekspresikan perasaan, ketakutan, dan
kekawatiran.
3) Anjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi
dalam tindakan keperawatan.
Lanjutan ...........
4. Resiko terhadap distress spiritual b.d. perpisahan dari sistem
pendukung keagamaan, kurang privasi atau ketidakmampuan diri
dalam menghadapi ancaman kematian.
Intervesi :
1) Gali apakah klien menginginkan untuk melakanakan praktek
ritual keagamaan atau spiritual yang diinginkan saat memberi
kesempatan pada klien untuk melakukannya.
2) Ekspresikan pengertian dan penerimaan tentang pentingnya
keyakinan dan praktik religius atau spiritual klien
3) Berikan privasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai
kebutuhan klien.
4) Tawarkan untuk berdoa bersama klien lainnya atau membaca
buku keagamaan.
6. Proses Kehilangan
a. Pengertian Loss