TUGAS KELOMPOK II
OLEH
2021
2
a. Pengkajian
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kehamilan
Kurangnya antenal care yang baik. Penggunaan obat-obat yang meningkatkan
ikterus. Misalnya salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat mempercepat proses
konjugasi sebelum ibu partus.
b. Riwayat persalinan
Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan atau dokter. Lahir prematur/ kurang
bulan, riwayat trauma persalinan, hipoxin dan aspixin.
c. Riwayat postnatal
Adanya kelainan darahi,kadar bilirubin meningkat, kulit bayi tampak kuning.
e. Riwayat psikososial
Kurangnya kasih sayang karena perpisahan, perubahan peran orang tua
f. Pengetahuan keluarga
Penyebab perawatan pengobatan dan pemahaman orang tua tentang bayi yang
ikterus.
3. Kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Pada umumnya bayi malas minum (refleks mengisap dan menelan lemah)
sehingga berat badan (BB) bayi mengalami penurunan. Palpasi abdomen dapat
menunjukan pembesaran limpa, hepar.
3
b.Eliminasi
Biasanya bayi mengalami diare, urin mengalami perubahan warna gelap pekat,
hitam kecoklatan (sindrom bayi bronze) dan feses mungkin lunak/ cokelat
kehijauan selama pengeluaran bilirubin. Bising usus hipoaktif, pasase mekonium
mungkin lambat.
c. Istirahat
d. Aktifitas
e. Personal hygiene
Kebutuhan personal hygiene bayi oleh keluarga terutama ibu.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Tampak lemah, pucat, ikterus dan aktivitas menurun
b. Kepala, leher : Bisa dijumpai ikterus pada mata (sclera) dan selaput / mukosa
pada mulut. Dapat juga diidentifikasi ikterus dengan melakukan Tekanan
langsung pada daerah menonjol untuk bayi dengan kulit bersih ( kuning), dapat
juga dijumpai cianosis pada bayi yang hypoksia
c. Dada
Selain akan ditemukan tanda ikterus juga dapat ditemukan tanda peningkatan
frekuensi nafas, status kardiologi menunjukkan adanya tachicardia, khususnya
ikterus yang disebabkan oleh adanya infeksi
d. Perut
Peningkatan dan penurunan bising usus /peristaltic perlu dicermati. Hal ini
berhubungan dengan indikasi penatalaksanaan fototerapi. Gangguan Peristaltik
tidak diindikasikan fototerapi, Perut membuncit, muntah , mencret merupakan
akibat gangguan metabolisme bilirubin enterohepatik, splenomegali dan
hepatomegali dapat dihubungkan dengan Sepsis bacterial, tixoplasmosis, rubella
4
e. Urogenital
Urine kuning dan pekat, Adanya faeces yang pucat / acholis / seperti dempul
atau kapur merupakan akibat dari gangguan / atresia saluran empedu
f. Ekstremitas
Menunjukkan tonus otot yang lemah
g. Kulit
Tanda dehidrasi ditunjukkan dengan turgor jelek. Elastisitas menurun,
Perdarahan bawah kulit ditunjukkan dengan ptechia, echimosis, ikterus pada
kulit dan sklera mata.
h. Pemriksaan Neurologis
Adanya kejang, epistotonus, lethargy dan lain lain menunjukkan adanya tanda-
tanda kern – ikterus (Surasmi, 2013)
. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan skor ballard
Pengkajian usia gestasional merupakan kriteria penting karena morbiditas
perinatal sangat berhubungan dengan usia gestasional dan 59 berat badan
lahir. Metode yang sering digunakan untuk menentukan usia gestasional adalah
pengkajian usia gestasional yaitu skalla Ballard.
b. Tes kocok (shake Test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan (Maternity, anjani,
& Evrianasari, 2018).
1). Cek darah rutin, glukosa darah, jika perlu juga tersedia fasiltas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa analisa gas darah, (Maternity, Anjani, &
Evrianasari, 2018).
2).Foto dada atau babygram, diperlukan pada bayi baru lahir dengan usia
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didepan diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas (Maternity, Anjani, & Evrianasari, 2018).
c. Pemeriksaan Laboratorium untuk melakukan pengukuran kadar Bilirubin
1). Pemeriksaan Bilirubin berkala Kadar bilirubin pada bayi cukup bulan
biasanya 12mg/dL, dan pada bayi kurang bulan kadar bilirubin biasanya
15mg/dL.
2). . Pemeriksaan darah tepi
3). Skrinning Enzim G6PD
b. Diagnosa Keperawatan.
c. Intervensi Keperawatan
Terapeutik:
1.Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2.Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1.Informasikan hasil
pemantauan
2 D.0130 Hipertermi L.14134.Termoregulasi I.15506.Manajemen
berhubungan Ekspektasi: Membaik Hipertermi
dengan foto terapi Kriteria Hasil: Observasi:
Gejala dan tanda 1.Kekuatan Nadi 1.Observasi penyebab
mayor (objektif): menurun hipertermi (Penggunaan
1.Suhu tubuh di atas 2.Output Urine Inkubator)
nilai normal meningkat 2.Monitor suhu tubuh
Gejala dan tanda L.03028.Status Cairan 3.Monitor haluaran urine
minor: Ekspektasi:Membaik 4.Monitor komplikasi akibat
1.Kulit merah Kriteria Hasil: Hipertermi
2.Kejang 1.Nadi menigkat Terapeutik:
3.Takikardi 2.Turgor kulit meningkat 1.Berikan cairan oral/ASI
4.Kulit terasa hangat 3.Output Urine 2.Matikan lampu sementara
meningkat bila kenaikan suhu
4.pengisian vena Edukasi:
meningkat 1.Kolaborasi pemberian cairan
5.Berat badan membaik dan elektrolit Intra vena
6.Intake cairan membaik
7.Suhu tubuh membaik
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan perencanaan yang telah
ditetapkan pada masing-masing diagnosa keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil yang diharapkan tidak terjadi ikterus pada neonatus, tanda vital dan suhu
tubuh bayi stabil dalam batas normal, keseimbangan cairan dan elektrolit bayi
terpelihara, integritas kulit baik/utuh, bayi menunjukan partisipasi terhadap
rangsangan visual dan terjalin interaksi bayi dan orang tua (surasmi, 2013 )
8
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI